DISUSUN OLEH :
ALHIKMAH FADHILAH
DEA ERZA
GITA RAHAYU
NUR SABILA
WULANDARI ZULIANTI
RAMADHANI RIZKI FAUZY
DOSEN PENGAMPUH :
AWARI SUSANTI M.SI
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmatnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan baik.Makalah “genetic dan biosintesis protein” ini
diajukan guna untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Biologi yang mana didalam nya
menjelaskan tentang embriologi dasar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Makalah genetic dan biosintesis protein ini
masih jauh dari kata sempurna, dan untuk itu kami sebagai penulis dari makalah ini
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kedepannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
KELOMPOK 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang
mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, di laboratorium
Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas pembalut
luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengancara ini diperoleh
inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein.
Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja
dan dengancara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi
tidak larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan ”nuclein” sekarang dikenal dengan
nama nukleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah satu
senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.
Asam nukleat dibagi menjadi dua jenis, yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) atau
asam deoksiribonukleat dan RNA (ribinucleic acid) atau asam ribonukleat. Asam nukleat
terdapat dalam semua sel dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam biosintesis
protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein
yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon.
Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein ini disebut nukleoprotein.
Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti protein, tetapi yang menjadi
monomer bukan asam amino, melainkan nukleotida. Oleh karena itu untuk mempelajari
asam nukleat, perlu dipelajari terlebih dahulu tentang nukleotida.
BAB II
Asam nukleat adalah makromolekul yang terdapat sebagai polimer yang disebut polinukleotida.
Seperti yang diindikasikan oleh namanya, setiap polinukleotida terdiri atas monomermonomer
yang disebut nukleotida (nucleotide). Setiap nukleotida tersusun dari tiga bagian: basa nitrogen
(nitrogenous base), gula berkarbon lima (pentosa), dan gugus fosfat. Nukleotida yang tanpa
gugus fosfat disebut nukleosida (Campbell, dkk. 2008: 93).
Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai nucleoprotein, yaitu gabungan
antara asam nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan
tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap nucleoprotein terlebih dahulu menggunakan larutan
garam IM. Setelah nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-protein
dan asam nukleat dengan menambah asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati, atau dengan
menambah NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein (Wibowo, 2013).
Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan enzim
pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan asam triklorasetat,
dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam campuran dengan asam nukleat
itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam
nukleat itu mengandung pentosa, maka bila dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural.
Furfural ini akan memberikan warna merah dengan anilina asetat atau warna kuning dengan
pbromfenilhidrazina.
Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam, DNA akan memberikan
warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan
untuk keperluan identifikasi asam nukleat
Asam nukleat di bedakan berdasarkan senyawa gula pentosa yang menjadi penyusunnya.
Secara umum ada 2 jenis asam nukleat, yaitu:
Asam Deoksiribosa nukleat adalah asam nukleat yang molekulnya terbentuk dari
dua untai polinukelotida atau biasa di sebut dengan istilah untai ganda atau double helix.
Bersama dengan RNA dan protein, DNA adalah salah satu dari tiga makromolekul utama
yang penting bagi semua bentuk kehidupan. DNA terdiri dari dua polimer panjang yang
disusun oleh unit sederhana yang disebut nukleotida, dengan tulang punggung yang
terbuat dari gula dan gugus fosfat yang digabungkan oleh ikatan ester.
Kedua unting DNA memiliki arah yang saling berlawanan. Salah satu dari empat
jenis nukleobasa menempel pada setiap gula. Urutan keempat nukleobasa di sepanjang
tulang punggung inilah yang menyandikan informasi berupa kode genetik, yang
selanjutnya menentukan urutan asam amino sebagai penyusun protein.
Pembacaan kode dilakukan dengan menyalin bentangan DNA menjadi RNA
dalam proses yang disebut transkripsi. Di dalam sel, DNA diatur menjadi struktur
panjang yang disebut kromosom. Selama pembelahan sel, kromosom ini digandakan dalam
proses replikasi DNA, sehingga masing-masing sel memiliki kromosom yang lengkap.
Organisme eukariota (hewan, tumbuhan, fungi, dan protista) menyimpan sebagian
besar DNA mereka di dalam inti sel dan sebagian kecil DNA mereka dalam organel
seperti mitokondria atau kloroplas. Sebaliknya, prokariota (bakteri dan arkea) hanya
menyimpan DNA mereka di dalam sitoplasma. Di dalam kromosom, protein kromatin
seperti histon memadatkan dan mengatur DNA. Struktur kompak ini memandu interaksi
antara DNA dan protein-protein lain, membantu mengontrol bagian mana dari DNA yang
ditranskripsi.
Dimana setiap polinukleutida dari DNA terdiri atas nukletida-nukleutida yang
dihubungkan oleh ikatan phospodiester. Setiap nukleotida dari DNA mengandung 3
komponen penting yaitu: Basa heterosiklik Purin dan Pirimidin.
Dimana Purin tersusun dari basa nitrogen adenine dan guanin, sedangkan
Pirimidin tersusun dari
Sifat pada materi DNA yang unik membuat peneliti tertarik untuk lebih
lanjut lagi mempelajari tentang DNA. Hasilnya DNA dapat digunakan untuk
membantu mengidentifikasi sebuah kasus pembunuhan, hingga kasus kematian
seseorang yang tidak diketahui identitasnya.
DNA juga membantu kinerja penegak hukum, karena dapat mengenali atau
mengetahui informasi terkait siapakah pelaku atau siapakah korban melalui tes
DNA.
Lebih jelasnya sel-sel germinal, spermatozoa dari pria dan sel telur atau
ovum dari perempuan masing-masing memasok setengah DNA kamu. Hal inilah
yang membuat DNA berperan dalam duplikasi diri dan pewarisan sifat.
DNA adalah dasar dari kehidupan. Ini adalah molekul kompleks yang
terdiri dari empat jenis basa, silang terhubung seperti tangga, dan di pelintir
menjadi spiral.
DNA memiliki peran penting dalam ilmu komputer, untuk riset dan juga
sebagai salah satu contoh bentuk cara komputasi. Contohnya saja teori database.
Teori database juga dipengaruhi oleh riset DNA yang memiliki masalah khusus
untuk menaruh dan memanipulasi urutan DNA. Database yang dikhususkan untuk
riset DNA adalah database genomik.
DNA (deoxyribonucleic acid) adalah substansi pembawa informasi genetik dari suatu
generasi ke generasi berikutnya. DNA memiliki sifat antara lain berupa makromolekul
asam nukleat, bersifat kekal karena dapat bereplikasi (mengganda) sehingga dapat
diperbanyak dan diwariskan kepada keturunannya. Dalam mekanisme replikasi DNA
terdiri dari beberapa model, salah satunya yaitu model Watson - Crick.
Model struktur molekul DNA merupakan model mekanisme replikasi DNA yang
dikemukakan oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953. DNA mempunyai
struktur heliks ganda (double helix) berpilin dan diilustrasikan sebagai tangga tali terpilin
ke arah kanan.
Struktur DNA yang double heliks adalah suatu polimer yang terdiri dari nukleotida-
nukleotida. Nukleotida yang tidak memiliki gugus fosfat disebut nukleosida atau
deoksiribonukleosida. Nukleosida merupakan prekursor dalam sintesis DNA.
DNA dapat bersifat heterokatalitik dan autokatalitik. DNA bersifat heterokatalitik karena
mampu membentuk RNA melalui sintesis protein, dan bersifat autokatalitik karena dapat
melakukan replikasi menghasilkan DNA baru.
Replikasi adalah proses penggandaan DNA utuk memperbayak diri yang terjadi pada fase
sintesis saat interfase mejelang sel akan membelah. Tujuannya agar sel anakan hasil
pembelhan mengandung DNA yang identik dengan DNA sel induknya. Kesalahan dalam
replikasi DNA dapat mengakibatkan perubahan pada sifat sel anakan.
1. Model konservatif
Kedua untai polinukleotida induk atau yag lama tidak berubah dan berfungsi
sebagai cetakan. Jadi, heliks ganda DNA baru tidak mengandung polinukleotida lama.
2. Model semikonservatif
3. Model dispersif
Beberapa bagian kedua untai polinukleotida lama secara tersebar berfungsi sebagai
cetakan, lalu masing-masing bagian membuat bagian-bagian polinukleotida baru sebagai
pelengkapnya. Jadi, diperoleh dua heliksa gada DNA yang masing-masing mengandung
molekul DNA lama dan DNA baru secara berselang-seling pada kedua untai
polinukleotida.
Pembahasan
Model struktur molekul DNA dikemukakan oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun
1953. DNA mempunyai struktur heliks ganda (double helix) berpilin dan diilustrasikan
sebagai tangga tali terpilin ke arah kanan. Struktur DNA yang double heliks adalah suatu polimer
yang terdiri dari nukleotida-nukleotida.
Purin, ada dua macam yaitu guanin (G) dan adenin (A)
Struktur heliks gada DNA dapat diilustrasikan sebagai tangga tali berpilin. Fosfat dari
suatu nukelotida akan membentuk ikatan fosfodiester degan gula dari nukleotida berikutnya.
Ikatan gula dengan fosfat diilustrasikan sebagai tulang belakang gula fosfat atau ibu tangga.
Sementara itu, basa nitrogen purin pada suatu nukleotida akan membetuk ikatan
hidrogen sebagai pasangan tetap dengan pirimidin dari nukleotida lainya. Ikatan basa purin-
pirimidin diilustrasikan sebagai anak tangga.
Ikatan hidrogen yang dibentuk adenin denga timin adalah dua ikatan hidorgen (A=T),
sedangkan guanin dengan sitosin membentuk tiga ikatan hidrogen (G≡C).
e. Replikasi AND
Untuk memanjangkan untai baru DNA yang lain, DNA polimerase herus bekerja
sepanjang cetakan yang jauh dari cabang replikasi.
Pembentukan lagging strand (untai lamban), yaitu untaian DNA yang terletak pada sisi
yeng bersebrangan dengan leading strand.
Setelah primer RNA diganti menjadi DNA oleh DNA polimerase yang lainnya, DNA
ligase menggabungkan fragmen okazaki ke untai yang sedang tumbuh.
Jadi, tahapan yang akan terjadi pada pembentukan leading strand replikasi DNA
selanjutnya adalah proses pemanjangan untai DNA baru dengan cara DNA
polimerase bekerja di sepanjang cetakan yang jauh dari cabang replikasi.
a. Garpu replikasi
Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork) adalah struktur yang terbentuk
ketika DNA bereplikasi. Garpu replikasi ini dibentuk akibat enzim helikase yang
memutus ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA, membuat terbukanya
untaian ganda tersebut menjadi dua cabang yang masing-masing terdiri dari sebuah untaian
tunggal DNA. Masing-masing cabang tersebut menjadi "cetakan" untuk pembentukan dua
untaian DNA baru berdasarkan urutan nukleotida komplementernya. DNA polimerase
membentuk untaian DNA baru dengan memperpanjang oligonukleotida yang dibentuk oleh
enzim primase dan disebut primer.
Sederetan sekuens tandem yang terdiri atas 20 hingga 50 replikon mengalami inisiasi
secara serempak pada waktu tertentu selama fase S. Deretan yang mengalami inisasi paling awal
adalah eukromatin, sedangkan deretan yang agak lambat adalah heterokromatin.
Daerah sentromer dan telomer dari DNA bereplikasi paling lambat. Pola semacam ini
mencerminkan aksesibilitas struktur kromatin yang berbeda-beda terhadap faktor inisiasi.
Seperti halnya pada prokariota, satu atau beberapa DNA helikase dan Ssb yang disebut
dengan protein replikasi A atau replication protein A (RP-A) diperlukan untuk memisahkan
kedua untai DNA. Selanjutnya, tiga DNA polimerase yang berbeda terlibat dalam elongasi.
Untai pengarah dan masing-masing fragmen untai tertinggal diinisiasi oleh RNA primer dengan
bantuan aktivitas primase yang merupakan bagian integral enzim DNA polimerase a.
Kemampuan DNA polimerase d untuk menyintesis DNA yang panjang disebabkan oleh
adanya antigen perbanyakan nuklear sel atau proliferating cell nuclear antigen (PCNA), yang
fungsinya setara dengan subunit b holoenzim DNA polimerase III pada E. coli. Selain terjadi
penggandaan DNA, kandungan histon di dalam sel juga mengalami penggandaan selama fase S.
Mesin replikasi yang terdiri atas semua enzim dan DNA yang berkaitan dengan garpu
replikasi akan diimobilisasi di dalam matriks nuklear. Mesin-mesin tersebut dapat
divisualisasikan menggunakan mikroskop dengan melabeli DNA yang sedang bereplikasi.
Pelabelan dilakukan menggunakan analog timidin, yaitu bromodeoksiuridin (BUdR), dan
visualisasi DNA yang dilabeli tersebut dilakukan dengan imunofloresensi menggunakan antibodi
yang mengenali BUdR.
Ujung kromosom linier tidak dapat direplikasi sepenuhnya karena tidak ada DNA yang
dapat menggantikan RNA primer yang dibuang dari ujung 5’ untai tertinggal. Dengan demikian,
informasi genetik dapat hilang dari DNA. Untuk mengatasi hal ini, ujung kromosom eukariota
(telomer) mengandung beratus-ratus sekuens repetitif sederhana yang tidak berisi informasi
genetik dengan ujung 3’ melampaui ujung 5’. Enzim telomerase mengandung molekul RNA
pendek, yang sebagian sekuensnya komplementer dengan sekuens repetitif tersebut. RNA ini
akan bertindak sebagai cetakan (templat) bagi penambahan sekuens repetitif pada ujung 3’.
Hal yang menarik adalah bahwa aktivitas telomerase mengalami penekanan di dalam sel-
sel somatis pada organisme multiseluler, yang lambat laun akan menyebabkan pemendekan
kromosom pada tiap generasi sel. Ketika pemendekan mencapai DNA yang membawa informasi
genetik, sel-sel akan menjadi layu dan mati. Fenomena ini diduga sangat penting di dalam proses
penuaan sel. Selain itu, kemampuan penggandaan yang tidak terkendali pada kebanyakan
sel kanker juga berkaitan dengan reaktivasi enzim telomerase.
A. KESIMPULAN
Dapat kita ketahui bahwa Sintesis Protein adalah proses pembentukan asamamino
berdasarkan kode genetik yang terdapat pada DNA, yaitu berupa urutan basanitrogen. Sintesis
Protein terdiri dari 2 tahapan, transkripsi dan translasi.
Setelah dihasilkan RNAd maka,RNAd akan dibawa keluar menuju sitoplasma untuk
mengalami proses translasi.Translasi adalah penerjemahan kode genetic pada RNA oleh
ribosom yangmenghasilkan polipeptida. Di dalam prosesnya dibantu oleh RNAt yang
bertugasuntuk membawa asam amino
B. SARAN
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan, meskipun jauh
darisempurna dan masih banyak kesalahan mohon dimaafkan. Untuk itu kamimembutuhkan kri
tik atau saran terhadap penulisan dalam menanggapi makalahyang telah di buat agar bisa
memotivasi untuk masa depan yang lebih baik darisebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/biologi/pengertian-materi
genetik-dna-dan-rna/#Macam-Macam_RNA
https://www.gramedia.com/literasi/genetik/
#Apa_yang_dimaksud_dengan_genetic
https://id.wikipedia.org/wiki/Replikasi_DNA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-
surakarta/biologi-sel/materi-genetika-rna/28628517/download/
materi-genetika-rna.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_ribonukleat
http://p2k.unkris.ac.id/ind/1-3065-2962/Replikasi_167881_unkris_p2k-
unkris.html