Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH BIOLOGI

“GENETIK DAN BIOSINTESIS PROTEIN”

DISUSUN OLEH :

ALHIKMAH FADHILAH
DEA ERZA
GITA RAHAYU
NUR SABILA
WULANDARI ZULIANTI
RAMADHANI RIZKI FAUZY

DOSEN PENGAMPUH :
AWARI SUSANTI M.SI

TAHUN AJARAN 2022/2023


PROGRAM STUDI GIZI
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmatnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan baik.Makalah “genetic dan biosintesis protein” ini
diajukan guna untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Biologi yang mana didalam nya
menjelaskan tentang embriologi dasar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Makalah genetic dan biosintesis protein ini
masih jauh dari kata sempurna, dan untuk itu kami sebagai penulis dari makalah ini
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kedepannya.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

KELOMPOK 7
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang
mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, di laboratorium
Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas pembalut
luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengancara ini diperoleh
inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein.
Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja
dan dengancara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi
tidak larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan ”nuclein” sekarang dikenal dengan
nama nukleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah satu
senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.
Asam nukleat dibagi menjadi dua jenis, yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) atau
asam deoksiribonukleat dan RNA (ribinucleic acid) atau asam ribonukleat. Asam nukleat
terdapat dalam semua sel dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam biosintesis
protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein
yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon.
Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein ini disebut nukleoprotein.
Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti protein, tetapi yang menjadi
monomer bukan asam amino, melainkan nukleotida. Oleh karena itu untuk mempelajari
asam nukleat, perlu dipelajari terlebih dahulu tentang nukleotida.
BAB II

2.1 Asam nukleat

A. pengertian asam nukleat

Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang


kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang
mengandung informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah asam
deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada
semua sel hidup serta pada virus. Nama asam nukleat diberikan karena awalnya ditemukan di
dalam inti (nukleus) sel eukariota. Meskipun belakangan diketahui bahwa asam nukleat juga
ditemukan di mitokondria dan kloroplas, serta di sitoplasma sel prokariota.

Asam nukleat adalah makromolekul yang terdapat sebagai polimer yang disebut polinukleotida.
Seperti yang diindikasikan oleh namanya, setiap polinukleotida terdiri atas monomermonomer
yang disebut nukleotida (nucleotide). Setiap nukleotida tersusun dari tiga bagian: basa nitrogen
(nitrogenous base), gula berkarbon lima (pentosa), dan gugus fosfat. Nukleotida yang tanpa
gugus fosfat disebut nukleosida (Campbell, dkk. 2008: 93).

Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai nucleoprotein, yaitu gabungan
antara asam nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan
tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap nucleoprotein terlebih dahulu menggunakan larutan
garam IM. Setelah nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-protein
dan asam nukleat dengan menambah asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati, atau dengan
menambah NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein (Wibowo, 2013).

Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan enzim
pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan asam triklorasetat,
dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam campuran dengan asam nukleat
itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam
nukleat itu mengandung pentosa, maka bila dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural.
Furfural ini akan memberikan warna merah dengan anilina asetat atau warna kuning dengan
pbromfenilhidrazina.

Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam, DNA akan memberikan
warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan
untuk keperluan identifikasi asam nukleat

B. Jenis jenis asam nukleat

Asam nukleat di bedakan berdasarkan senyawa gula pentosa yang menjadi penyusunnya.
Secara umum ada 2 jenis asam nukleat, yaitu:

1. Asam Deoksiribosa nukleat (DNA)


a. Pengertian asam deoksiribonuleat (DNA)

Asam Deoksiribosa nukleat adalah asam nukleat yang molekulnya terbentuk dari
dua untai polinukelotida atau biasa di sebut dengan istilah untai ganda atau double helix.
Bersama dengan RNA dan protein, DNA adalah salah satu dari tiga makromolekul utama
yang penting bagi semua bentuk kehidupan. DNA terdiri dari dua polimer panjang yang
disusun oleh unit sederhana yang disebut nukleotida, dengan tulang punggung yang
terbuat dari gula dan gugus fosfat yang digabungkan oleh ikatan ester.
Kedua unting DNA memiliki arah yang saling berlawanan. Salah satu dari empat
jenis nukleobasa menempel pada setiap gula. Urutan keempat nukleobasa di sepanjang
tulang punggung inilah yang menyandikan informasi berupa kode genetik, yang
selanjutnya menentukan urutan asam amino sebagai penyusun protein.
Pembacaan kode dilakukan dengan menyalin bentangan DNA menjadi RNA
dalam proses yang disebut transkripsi. Di dalam sel, DNA diatur menjadi struktur
panjang yang disebut kromosom. Selama pembelahan sel, kromosom ini digandakan dalam
proses replikasi DNA, sehingga masing-masing sel memiliki kromosom yang lengkap.
Organisme eukariota (hewan, tumbuhan, fungi, dan protista) menyimpan sebagian
besar DNA mereka di dalam inti sel dan sebagian kecil DNA mereka dalam organel
seperti mitokondria atau kloroplas. Sebaliknya, prokariota (bakteri dan arkea) hanya
menyimpan DNA mereka di dalam sitoplasma. Di dalam kromosom, protein kromatin
seperti histon memadatkan dan mengatur DNA. Struktur kompak ini memandu interaksi
antara DNA dan protein-protein lain, membantu mengontrol bagian mana dari DNA yang
ditranskripsi.
Dimana setiap polinukleutida dari DNA terdiri atas nukletida-nukleutida yang
dihubungkan oleh ikatan phospodiester. Setiap nukleotida dari DNA mengandung 3
komponen penting yaitu: Basa heterosiklik Purin dan Pirimidin.
Dimana Purin tersusun dari basa nitrogen adenine dan guanin, sedangkan
Pirimidin tersusun dari

 Basa nitrogen timin


 Sitosin.
 Gugus fosfat
 Gula pentosa deoksiribosa (deoxyribose)
Karena adanya gugus gula pentosa deoksribosa inilah maka asam nukleat jenis
disebut sebagai Deoxyribonucleic acid (DNA) atau Asam Deksiribosa Nukleat
(ADN).

b. Sifat Asam Deksiribosa Nukleat (ADN).

DNA merupakan sebuah polimer yang terdiri dari satuan-satuan berulang


yang disebut nukleotida. Tiap-tiap nukleotida terdiri dari tiga komponen utama,
yakni gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan basa nitrogen (nukleobasa). Pada DNA,
nukleobasa yang ditemukan adalah Adenina (A), Guanina (G), Sitosina (C)
dan Timina (T).
Nukleobasa yang terhubung dengan sebuah gugus gula disebut
sebagai nukleosida, dan nukleosida yang terhubung dengan satu atau lebih gugus
fosfat disebut sebagai nukleotida. Polimer yang terdiri dari nukleotida yang saling
terhubung menjadi satu rantai disebut sebagai polinukleotida. Sehingga DNA
termasuk pula ke dalam polinukleotida.
Rantai punggung unting DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang
berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-
deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan
fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon
kelima pada gula lainnya.
Ikatan yang tidak simetris ini membuat DNA memiliki arah atau orientasi
tertentu. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu unting
berlawanan dengan orientasi nukleotida unting lainnya. Hal ini disebut
sebagai antiparalel.
Kedua ujung asimetris DNA disebut sebagai 5' (lima prima) dan 3' (tiga
prima). Ujung 5' memiliki gugus fosfat terminus, sedangkan ujung 3' memiliki
gugus hidroksi terminus. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula
penyusunnya, yakni gula 2-deoksiribosa pada DNA digantikan gula ribosa pada
RNA.
Dalam organisme hidup, DNA biasanya ditemukan dalam bentuk
berpasangan dan terikat kuat. Dua unting DNA saling berpilin membentuk heliks
ganda. Heliks ganda ini distabilisasi oleh dua ikatan hidrogen antar nukleotida dan
interaksi tumpukan antar nukleobasa aromatik. 
Dalam lingkungan sel yang berair, ikatan π konjugasi antar basa
nukleotida tersusun tegak lurus terhadap sumbu pilinan DNA. Hal ini
meminimalisasi interaksi dengan cangkang solvasi, dan sehingganya
menurunkan energi bebas Gibbs.
Struktur DNA semua jenis spesies terdiri dari dua rantai heliks yang
berpilin dengan jarak antar putaran heliks 34 Å (3,4 nanometer) dan jari-jari 10 Å
(1.0 nanometer). Menurut kajian lainnya, ketika diukur menggunakan larutan
tertentu, rantai DNA memiliki lebar 22-26 Å (2,2-2,6 nanometer) sedangkan satu
satuan nukleotida memiliki panjang 33 Å (0,33 nm).  
Walaupun satuan nukleotida ini sangatlah kecil, polimer DNA dapat
memiliki jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom
1 yang merupakan kromosom terbesar pada manusia mengandung sekitar 220
juta pasangan basa.
c. Fungsi Asam Deksiribosa Nukleat (ADN)

1. DNA Berfungsi Sebagai Pembawa Informasi Genetik

Sifat pada materi DNA yang unik membuat peneliti tertarik untuk lebih
lanjut lagi mempelajari tentang DNA. Hasilnya DNA dapat digunakan untuk
membantu mengidentifikasi sebuah kasus pembunuhan, hingga kasus kematian
seseorang yang tidak diketahui identitasnya.

DNA juga membantu kinerja penegak hukum, karena dapat mengenali atau
mengetahui informasi terkait siapakah pelaku atau siapakah korban melalui tes
DNA.

2. Berperan dalam Duplikasi Diri dan Pewarisan Sifat

DNA dibundel ke dalam 46 kromosom. Manusia memiliki 23 masing-


masing berasal dari laki-laki dan sel germinal perempuan. Hal ini dapat terjadi
melalui proses yang kompleks.

Lebih jelasnya sel-sel germinal, spermatozoa dari pria dan sel telur atau
ovum dari perempuan masing-masing memasok setengah DNA kamu. Hal inilah
yang membuat DNA berperan dalam duplikasi diri dan pewarisan sifat.

3. Ekspresi Informasi Genetik

DNA adalah dasar dari kehidupan. Ini adalah molekul kompleks yang
terdiri dari empat jenis basa, silang terhubung seperti tangga, dan di pelintir
menjadi spiral.

Semua empat protein masing-masing terhubung dengan satu dan yang


lainnya. Dan urutan semua pasangan membentuk gen yang mendefinisikan siapa
kamu serta semua organisme lain di bumi. DNA juga mengandung semua
pengkodean genetik yang digunakan untuk mengontrol fungsi, perilaku dan
pengembangan suatu organisme.

4. Fungsi DNA untuk Forensik

Ilmuwan forensik dapat menggunakan DNA yang terletak dalam darah,


sperma, kulit, air liur, hingga rambut yang tersisa di tempat kejadian kejahatan
untuk mengidentifikasi kemungkinan tersangka. Pengidentifikasian ini biasanya
disebut dengan fingerprinting genetika atau pemrofilan DNA.
5. Fungsi DNA dalam Komputasi

DNA memiliki peran penting dalam ilmu komputer, untuk riset dan juga
sebagai salah satu contoh bentuk cara komputasi. Contohnya saja teori database.
Teori database juga dipengaruhi oleh riset DNA yang memiliki masalah khusus
untuk menaruh dan memanipulasi urutan DNA. Database yang dikhususkan untuk
riset DNA adalah database genomik.

d. Model struktur AND menurut Crick dan Watson

DNA (deoxyribonucleic acid) adalah substansi pembawa informasi genetik dari suatu
generasi ke generasi berikutnya. DNA memiliki sifat antara lain berupa makromolekul
asam nukleat, bersifat kekal karena dapat bereplikasi (mengganda) sehingga dapat
diperbanyak dan diwariskan kepada keturunannya. Dalam mekanisme replikasi DNA
terdiri dari beberapa model, salah satunya yaitu model Watson - Crick.

Model struktur molekul DNA merupakan model mekanisme replikasi DNA yang
dikemukakan oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953. DNA mempunyai
struktur heliks ganda (double helix) berpilin dan diilustrasikan sebagai tangga tali terpilin
ke arah kanan.

Struktur DNA yang double heliks adalah suatu polimer yang terdiri dari nukleotida-
nukleotida. Nukleotida yang tidak memiliki gugus fosfat disebut nukleosida atau
deoksiribonukleosida. Nukleosida merupakan prekursor dalam sintesis DNA.
DNA dapat bersifat heterokatalitik dan autokatalitik. DNA bersifat heterokatalitik karena
mampu membentuk RNA melalui sintesis protein, dan bersifat autokatalitik karena dapat
melakukan replikasi menghasilkan DNA baru.

Replikasi adalah proses penggandaan DNA utuk memperbayak diri yang terjadi pada fase
sintesis saat interfase mejelang sel akan membelah. Tujuannya agar sel anakan hasil
pembelhan mengandung DNA yang identik dengan DNA sel induknya. Kesalahan dalam
replikasi DNA dapat mengakibatkan perubahan pada sifat sel anakan. 

Terdapat tiga model mekanisme replikasi DNA, yaitu: 

1. Model konservatif

Kedua untai polinukleotida induk atau yag lama tidak berubah dan berfungsi
sebagai cetakan. Jadi, heliks ganda DNA baru tidak mengandung polinukleotida lama.

2. Model semikonservatif

Kedua untai polinukleotida berpisah, lalu masing-masing membuat untai polinukleotida


baru sebagai pelengkap. Jadi, diperoleh dua heliks ganda DNA yang masing-masing
mengandung satu untai polinukleotida lama dan satu untai polinukleotida baru.

3. Model dispersif

Beberapa bagian kedua untai polinukleotida lama secara tersebar berfungsi sebagai
cetakan, lalu masing-masing bagian membuat bagian-bagian polinukleotida baru sebagai
pelengkapnya. Jadi, diperoleh dua heliksa gada DNA yang masing-masing mengandung
molekul DNA lama dan DNA baru secara berselang-seling pada kedua untai
polinukleotida. 
Pembahasan

Model struktur molekul DNA dikemukakan oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun
1953. DNA mempunyai struktur heliks ganda (double helix) berpilin dan diilustrasikan
sebagai tangga tali terpilin ke arah kanan. Struktur DNA yang double heliks adalah suatu polimer
yang terdiri dari nukleotida-nukleotida.

Nukleotida yang tidak memiliki gugus fosfat disebut nukleosida atau deoksiribonukleosida.


Nukleosida merupakan prekursor dalam sintesis DNA. Tiap nukleotida terdiri atas 3 komponen
yaitu:

 Gula pentosa deoksiribosa (ribosa yag kehilangan satu atom oksigenya)


 Gugus fosfat (PO₄⁻)
 Basa nitrogen, yang terdiri dari dua jenis sebagai berikut:

Purin, ada dua macam yaitu guanin (G) dan adenin (A)

Pirimidin, ada dua macam yaitu timin (T) da sitosin (S/C)

Struktur heliks gada DNA dapat diilustrasikan sebagai tangga tali berpilin. Fosfat dari
suatu nukelotida akan membentuk ikatan fosfodiester degan gula dari nukleotida berikutnya.
Ikatan gula dengan fosfat diilustrasikan sebagai tulang belakang gula fosfat atau ibu tangga.
Sementara itu, basa nitrogen purin pada suatu nukleotida akan membetuk ikatan
hidrogen sebagai pasangan tetap dengan pirimidin dari nukleotida lainya. Ikatan basa purin-
pirimidin diilustrasikan sebagai anak tangga.

Ikatan hidrogen yang dibentuk adenin denga timin adalah dua ikatan hidorgen (A=T),
sedangkan guanin dengan sitosin membentuk tiga ikatan hidrogen (G≡C). 
e. Replikasi AND

Replikasi DNA adalah proses penggandaan rantai ganda DNA. Pada sel, replikasi DNA


terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus melakukan replikasi DNA.
Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA telah diatur, yaitu pada fase S siklus sel,
sebelum mitosis atau meiosis I.

Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu


pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA. Proses replikasi DNA
dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi berantai polimerase (PCR).

Replikasi DNA dikatalis oleh enzim, antara lain sebagai berikut

 Helikase, berfungsi memutuskan ikatan-ikatan hidrogen untuk membuka heliks ganda


pada DNA
 RNA primase, untuk menggabungkan nukleutida-nukleutida RNA agar dapat membentuk
primer (kelas lain asam nukleat)
 DNA polimerase, berfungsi untuk menggabungkan nukleutida-nukleutida menjadi
polimer DNA yang Panjang
 DNA ligase, berfungsi menyambungkan fragmen-fragmen DNA yang baru terbentuk
sehingga untaian DNA yang lengkap.

Berikut mekanisme replikasi DNA adalah sebagai berikut:

 Helikase membuka heliks ganda DNA induk


 Protein pengikut untai tunggal menstabilkan DNA induk yang terbuka
 Untai utama (leading strand) disintesis secara terus menerus pada arah 5’   3’ oleh DNA
polimerase. Pembentukan leading strand dimulai dari satu primer RNA yang disintesis
oleh enzim primase.

DNA polimerase kemudian mengantikan nukleutida primer RNA dengan DNA.

Untuk memanjangkan untai baru DNA yang lain, DNA polimerase herus bekerja
sepanjang cetakan yang jauh dari cabang replikasi.

Pembentukan lagging strand (untai lamban), yaitu untaian DNA yang terletak pada sisi
yeng bersebrangan dengan leading strand.

Enzim primase menyentesis primer-primer RNA pendek yang kemudian diperpanjang


oleh DNA polimerase membentuk fragmen Okazaki.

Setelah primer RNA diganti menjadi DNA oleh DNA polimerase yang lainnya, DNA
ligase menggabungkan fragmen okazaki ke untai yang sedang tumbuh.
Jadi, tahapan yang akan terjadi pada pembentukan leading strand replikasi DNA
selanjutnya adalah proses pemanjangan untai DNA baru dengan cara DNA
polimerase bekerja di sepanjang cetakan yang jauh dari cabang replikasi.

a. Garpu replikasi

Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork) adalah struktur yang terbentuk
ketika DNA bereplikasi. Garpu replikasi ini dibentuk akibat enzim helikase yang
memutus ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA, membuat terbukanya
untaian ganda tersebut menjadi dua cabang yang masing-masing terdiri dari sebuah untaian
tunggal DNA. Masing-masing cabang tersebut menjadi "cetakan" untuk pembentukan dua
untaian DNA baru berdasarkan urutan nukleotida komplementernya. DNA polimerase
membentuk untaian DNA baru dengan memperpanjang oligonukleotida yang dibentuk oleh
enzim primase dan disebut primer.

DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan menambahkan nukleotida—


dalam hal ini, deoksiribonukleotida—ke ujung 3'-hidroksil bebas nukleotida rantai DNA yang
sedang tumbuh. Dengan kata lain, rantai DNA baru disintesis dari arah 5'→3', sedangkan DNA
polimerase bergerak pada DNA "induk" dengan arah 3'→5'. Namun demikian, salah satu untaian
DNA induk pada garpu replikasi berorientasi 3'→5', sementara untaian lainnya berorientasi
5'→3', dan helikase bergerak membuka untaian rangkap DNA dengan arah 5'→3'. Oleh karena
itu, replikasi harus berlangsung pada kedua arah berlawanan tersebut.

 Pembentukan untaian awal


Pada replikasi DNA, untaian awal (leading strand) ialah untaian DNA yang disintesis
dengan arah 5'→3' secara berkesinambungan. Pada untaian ini, DNA polimerase mampu
membentuk DNA menggunakan ujung 3'-OH bebas dari sebuah primer RNA dan sintesis DNA
berlangsung secara berkesinambungan, searah dengan arah pergerakan garpu replikasi.
 Pembentukan untaian lambat
Untaian lambat (Lagging strand) ialah untaian DNA yang terletak pada sisi yang
berseberangan dengan leading strand pada garpu replikasi. Untaian ini disintesis dalam segmen-
segmen yang disebut fragmen Okazaki.  Pada untaian ini, primase membentuk primer RNA.
DNA polimerase dengan demikian dapat menggunakan gugus OH 3' bebas pada primer RNA
tersebut untuk mensintesis DNA dengan arah 5'→3'. Fragmen primer RNA tersebut lalu
disingkirkan (misalnya dengan RNase H dan DNA Polimerase I) dan deoksiribonukleotida baru
ditambahkan untuk mengisi celah yang tadinya ditempati oleh RNA. DNA ligase lalu
menyambungkan fragmen-fragmen Okazaki tersebut sehingga sintesis lagging strand menjadi
lengkap.
 Dinamika pada garpu replikasi
Bukti-bukti yang ditemukan belakangan ini menunjukkan bahwa enzim dan protein yang
terlibat dalam replikasi DNA tetap berada pada garpu replikasi sementara DNA membentuk
gelung untuk mempertahankan pembentukan DNA ke dua arah. Hal ini merupakan akibat dari
interaksi antara DNA polimerase, sliding clamp, dan clamp loader.
Sliding clamp pada semua jenis makhluk hidup memiliki struktur serupa dan mampu
berinteraksi dengan berbagai DNA polimerase prosesif maupun non-prosesif yang ditemukan di
sel. Selain itu, sliding clamp berfungsi sebagai suatu faktor prosesivitas. Ujung-C sliding
clamp membentuk gelungan yang mampu berinteraksi dengan protein-protein lain yang terlibat
dalam replikasi DNA (seperti DNA polimerase dan clamp loader). Bagian dalam sliding
clamp memungkinkan DNA bergerak melaluinya. Sliding clamp tidak membentuk interaksi
spesifik dengan DNA. Terdapat lubang 35A besar di tengah clamp ini. Lubang tersebut
berukuran sesuai untuk dilalui DNA dan air menempati tempat sisanya sehingga clamp dapat
bergeser pada sepanjang DNA. Begitu polimerase mencapai ujung templat atau mendeteksi DNA
berutas ganda (lihat di bawah), sliding clamp mengalami perubahan konformasi yang
melepaskan DNA polimerase.

Clamp loader merupakan protein bersubunit banyak yang mampu menempel pada sliding


clamp dan DNA polimerase. Dengan hidrolisis ATP, clamp loader terlepas dari sliding
clamp sehingga DNA polimerase menempel pada sliding clamp. Sliding clamp hanya dapat
berikatan pada polimerase selama terjadinya sintesis utas tunggal DNA. Jika DNA rantai tunggal
sudah habis, polimerase mampu berikatan dengan subunit pada clamp loader dan bergerak ke
posisi baru pada lagging strand. Pada leading strand,  DNA polimerase III bergabung
dengan clamp loader dan berikatan dengan sliding clamp.

b. Replikasi di prokariota dan eukariota


Replikasi DNA prokariota
Replikasi DNA kromosom prokariota, khususnya bakteri, sangat berkaitan dengan siklus
pertumbuhannya. Daerah ori pada E. coli, misalnya, berisi empat buah tempat pengikatan protein
inisiator DnaA, yang masing-masing panjangnya 9 pb. Sintesis protein DnaA ini sejalan dengan
laju pertumbuhan bakteri sehingga inisiasi replikasi juga sejalan dengan laju pertumbuhan
bakteri. Pada laju pertumbuhan sel yang sangat tinggi; DNA kromosom prokariota dapat
mengalami reinisiasi replikasi pada dua ori yang baru terbentuk sebelum putaran replikasi yang
pertama berakhir. Akibatnya, sel-sel hasil pembelahan akan menerima kromosom yang sebagian
telah bereplikasi.
Protein DnaA membentuk struktur kompleks yang terdiri atas 30 hingga 40 buah molekul, yang
masing-masing akan terikat pada molekul ATP. Daerah ori akan mengelilingi kompleks DnaA-
ATP tersebut. Proses ini memerlukan kondisi superkoiling negatif DNA (pilinan kedua untai
DNA berbalik arah sehingga terbuka). Superkoiling negatif akan menyebabkan pembukaan tiga
sekuens repetitif sepanjang 13 pb yang kaya dengan AT sehingga memungkinkan terjadinya
pengikatan protein DnaB, yang merupakan enzim helikase, yaitu enzim yang akan menggunakan
energi ATP hasil hidrolisis untuk bergerak di sepanjang kedua untai DNA dan memisahkannya.
Untai DNA tunggal hasil pemisahan oleh helikase selanjutnya diselubungi
oleh protein pengikat untai tunggal atau single-stranded binding protein (Ssb) untuk melindungi
DNA untai tunggal dari kerusakan fisik dan mencegah renaturasi. Enzim DNA primase
kemudian akan menempel pada DNA dan menyintesis RNA primer yang pendek untuk memulai
atau menginisiasi sintesis pada untai pengarah. Agar replikasi dapat terus berjalan menjauhi ori,
diperlukan enzim helikase selain DnaB.
Hal ini karena pembukaan heliks akan diikuti oleh pembentukan putaran baru berupa
superkoiling positif. Superkoiling negatif yang terjadi secara alami ternyata tidak cukup untuk
mengimbanginya sehingga diperlukan enzim lain, yaitu topoisomerase tipe II yang disebut
dengan DNA girase. Enzim DNA girase ini merupakan target serangan antibiotik sehingga
pemberian antibiotik dapat mencegah berlanjutnya replikasi DNA bakteri.
Seperti telah dijelaskan di atas, replikasi DNA terjadi baik pada untai pengarah maupun
pada untai tertinggal. Pada untai tertinggal suatu kompleks yang disebut primosom akan
menyintesis sejumlah RNA primer dengan interval 1.000 hingga 2.000 basa. Primosom terdiri
atas helikase DnaB dan DNA primase.
Primer baik pada untai pengarah maupun pada untai tertinggal akan
mengalami elongasi dengan bantuan holoenzim DNA polimerase III. Kompleks multisubunit ini
merupakan dimer, separuh akan bekerja pada untai pengarah dan separuh lainnya bekerja pada
untai tertinggal. Dengan demikian, sintesis pada kedua untai akan berjalan dengan kecepatan
yang sama.
Masing-masing bagian dimer pada kedua untai tersebut terdiri atas subunit a, yang
mempunyai fungsi polimerase sesungguhnya, dan subunit e, yang mempunyai fungsi
penyuntingan berupa eksonuklease 3’– 5’. Selain itu, terdapat subunit b yang menempelkan
polimerase pada DNA.
Begitu primer pada untai tertinggal dielongasi oleh DNA polimerase III, mereka akan
segera dibuang dan celah yang ditimbulkan oleh hilangnya primer tersebut diisi oleh DNA
polimerase I, yang mempunyai aktivitas polimerase 5’ – 3’, eksonuklease 5’ – 3’, dan
eksonuklease penyuntingan 3’ – 5’. Eksonuklease 5’ - 3’ membuang primer, sedangkan
polimerase akan mengisi celah yang ditimbulkan. Akhirnya, fragmen-fragmen Okazaki akan
dipersatukan oleh enzim DNA ligase.[11] Secara in vivo, dimer holoenzim DNA polimerase III
dan primosom diyakini membentuk kompleks berukuran besar yang disebut dengan replisom.
Dengan adanya replisom sintesis DNA akan berlangsung dengan kecepatan 900 pb tiap detik.
Kedua garpu replikasi akan bertemu kira-kira pada posisi 180 °C dari ori. Di sekitar daerah
ini terdapat sejumlah terminator yang akan menghentikan gerakan garpu replikasi. Terminator
tersebut antara lain berupa produk gen tus, suatu inhibitor bagi helikase DnaB. Ketika replikasi
selesai, kedua lingkaran hasil replikasi masih menyatu. Pemisahan dilakukan oleh
enzim topoisomerase IV. Masing-masing lingkaran hasil replikasi kemudian disegregasikan ke
dalam kedua sel hasil pembelahan.
Replikasi DNA eukariota
Pada eukariota, replikasi DNA hanya terjadi pada fase S di dalam interfase. Untuk
memasuki fase S diperlukan regulasi oleh sistem protein kompleks yang disebut siklin dan
kinase tergantung siklin atau cyclin-dependent protein kinases (CDKs), yang berturut-turut akan
diaktivasi oleh sinyal pertumbuhan yang mencapai permukaan sel. Beberapa CDKs akan
melakukan fosforilasi dan mengaktifkan protein-protein yang diperlukan untuk inisiasi pada
masing-masing ori.

Berhubung dengan kompleksitas struktur kromatin, garpu replikasi pada eukariota


bergerak hanya dengan kecepatan 50 pb tiap detik. Sebelum melakukan penyalinan, DNA harus
dilepaskan dari nukleosom pada garpu replikasi sehingga gerakan garpu replikasi akan
diperlambat menjadi sekitar 50 pb tiap detik. Dengan kecepatan seperti ini diperlukan waktu
sekitar 30 hari untuk menyalin molekul DNA kromosom pada kebanyakan mamalia.

Sederetan sekuens tandem yang terdiri atas 20 hingga 50 replikon mengalami inisiasi
secara serempak pada waktu tertentu selama fase S. Deretan yang mengalami inisasi paling awal
adalah eukromatin, sedangkan deretan yang agak lambat adalah heterokromatin.
Daerah sentromer dan telomer dari DNA bereplikasi paling lambat. Pola semacam ini
mencerminkan aksesibilitas struktur kromatin yang berbeda-beda terhadap faktor inisiasi.

Seperti halnya pada prokariota, satu atau beberapa DNA helikase dan Ssb yang disebut
dengan protein replikasi A atau replication protein A (RP-A) diperlukan untuk memisahkan
kedua untai DNA. Selanjutnya, tiga DNA polimerase yang berbeda terlibat dalam elongasi.
Untai pengarah dan masing-masing fragmen untai tertinggal diinisiasi oleh RNA primer dengan
bantuan aktivitas primase yang merupakan bagian integral enzim DNA polimerase a.

Enzim ini akan meneruskan elongasi replikasi tetapi kemudian segera digantikan oleh


DNA polimerase d pada untai pengarah dan DNA polimerase e pada untai tertinggal. Baik DNA
polimerase d maupun e mempunyai fungsi penyuntingan.

Kemampuan DNA polimerase d untuk menyintesis DNA yang panjang disebabkan oleh
adanya antigen perbanyakan nuklear sel atau proliferating cell nuclear antigen (PCNA), yang
fungsinya setara dengan subunit b holoenzim DNA polimerase III pada E. coli. Selain terjadi
penggandaan DNA, kandungan histon di dalam sel juga mengalami penggandaan selama fase S.

Mesin replikasi yang terdiri atas semua enzim dan DNA yang berkaitan dengan garpu
replikasi akan diimobilisasi di dalam matriks nuklear. Mesin-mesin tersebut dapat
divisualisasikan menggunakan mikroskop dengan melabeli DNA yang sedang bereplikasi.
Pelabelan dilakukan menggunakan analog timidin, yaitu bromodeoksiuridin (BUdR), dan
visualisasi DNA yang dilabeli tersebut dilakukan dengan imunofloresensi menggunakan antibodi
yang mengenali BUdR.
Ujung kromosom linier tidak dapat direplikasi sepenuhnya karena tidak ada DNA yang
dapat menggantikan RNA primer yang dibuang dari ujung 5’ untai tertinggal. Dengan demikian,
informasi genetik dapat hilang dari DNA. Untuk mengatasi hal ini, ujung kromosom eukariota
(telomer) mengandung beratus-ratus sekuens repetitif sederhana yang tidak berisi informasi
genetik dengan ujung 3’ melampaui ujung 5’. Enzim telomerase mengandung molekul RNA
pendek, yang sebagian sekuensnya komplementer dengan sekuens repetitif tersebut. RNA ini
akan bertindak sebagai cetakan (templat) bagi penambahan sekuens repetitif pada ujung 3’.
Hal yang menarik adalah bahwa aktivitas telomerase mengalami penekanan di dalam sel-
sel somatis pada organisme multiseluler, yang lambat laun akan menyebabkan pemendekan
kromosom pada tiap generasi sel. Ketika pemendekan mencapai DNA yang membawa informasi
genetik, sel-sel akan menjadi layu dan mati. Fenomena ini diduga sangat penting di dalam proses
penuaan sel. Selain itu, kemampuan penggandaan yang tidak terkendali pada kebanyakan
sel kanker juga berkaitan dengan reaktivasi enzim telomerase.

f. DNA adalah dasar dari


kehidupan. Ini adalah
molekul kompleks
g. yang terdiri dari
empat jenis basa, silang
terhubung seperti
tangga, dan
h. di pelintir menjadi
spiral.
i. Semua empat protein
masing-masing
terhubung dengan satu
dan
j. yang lainnya. Dan
urutan semua
pasangan membentuk
gen yang
k. mendefinisikan siapa
kamu serta semua
organisme lain di bumi.
DNA
l. juga mengandung
semua pengkodean
genetik yang digunakan
untuk
m. mengontrol fungsi,
perilaku dan
pengembangan suatu
organisme.
n. 4. Fungsi DNA untuk
Forensik
o. Ilmuwan forensik
dapat menggunakan
DNA yang terletak dalam
p. darah, sperma, kulit,
air liur, hingga rambut
yang tersisa di tempat
q. kejadian kejahatan
untuk mengidentifikasi
kemungkinan
tersangka.
r. Pengidentifikasian ini
biasanya disebut dengan
fingerprinting genetika
s. atau pemrofilan DNA
t. DNA adalah dasar dari
kehidupan. Ini adalah
molekul kompleks
u. yang terdiri dari
empat jenis basa, silang
terhubung seperti
tangga, dan
v. di pelintir menjadi
spiral.
w. Semua empat protein
masing-masing
terhubung dengan satu
dan
x. yang lainnya. Dan
urutan semua
pasangan membentuk
gen yang
y. mendefinisikan siapa
kamu serta semua
organisme lain di bumi.
DNA
z. juga mengandung
semua pengkodean
genetik yang digunakan
untuk
aa. mengontrol fungsi,
perilaku dan
pengembangan suatu
organisme.
bb. 4. Fungsi DNA untuk
Forensik
cc. Ilmuwan forensik
dapat menggunakan
DNA yang terletak dalam
dd. darah, sperma, kulit,
air liur, hingga rambut
yang tersisa di tempat
ee. kejadian kejahatan
untuk mengidentifikasi
kemungkinan
tersangka.
ff. Pengidentifikasian ini
biasanya disebut dengan
fingerprinting genetika
gg. atau pemrofilan
2. Asam Ribosa nukleat (RNA)

Asam ribonukleat (ARN,


bahasa Inggris: ribonucleic
acid, RNA)
adalah molekul polimer yang
terlibat dalam berbagai
peran biologis
dalam mengkode, dekode,
regulasi, dan ekspresi gen.
RNA dan DNA adalah asam
nukleat, dan, bersama
dengan
protein dan karbohidrat,
merupakan empat
makromolekul utama yang
penting untuk semua bentuk
kehidupan yang diketahui.
Seperti DNA,
RNA dirakit sebagai rantai
nukleotida, tetapi tidak
seperti DNA, RNA
lebih sering ditemukan di
alam sebagai untai tunggal
yang melipat ke
dirinya sendiri, daripada
untai ganda berpasangan.
Organisme seluler
menggunakan RNA duta
(bahasa Inggris: messenger
RNA, mRNA) untuk
menyampaikan informasi
genetik (menggunakan huruf
G, U, A, dan C
untuk menunjukkan basa
nitrogen guanin, urasil, adenin,
dan sitosin (bahasa Inggris:
cytosine)) yang mengarahkan
sintesis protein
spesifik. Banyak virus
mengkodekan informasi
genetik mereka
menggunakan genom RNA.
Beberapa molekul RNA
berperan aktif dalam sel
dengan
mengkatalis reaksi biologis,
mengendalikan ekspresi gen,
atau merasakan
dan mengkomunikasikan
tanggapan terhadap sinyal
seluler. Salah satu dari
proses aktif ini adalah
sintesis protein, fungsi yang
universal di mana
molekul mRNA mengarhkan
perakitan protein pada ribosom.
Proses ini
menggunakan molekul RNA
transfer (bahasa Inggris:
transfer RNA,
tRNA) untuk memberikan
asam amino ke ribosom, di
mana RNA
ribosomal (bahasa Inggris:
ribosomal RNA, rRNA)
kemudian
menghubungkan asam amino
bersama-sama untuk
membentuk protein
Asam ribonukleat (ARN,
bahasa Inggris: ribonucleic
acid, RNA)
adalah molekul polimer yang
terlibat dalam berbagai
peran biologis
dalam mengkode, dekode,
regulasi, dan ekspresi gen.
RNA dan DNA adalah asam
nukleat, dan, bersama
dengan
protein dan karbohidrat,
merupakan empat
makromolekul utama yang
penting untuk semua bentuk
kehidupan yang diketahui.
Seperti DNA,
RNA dirakit sebagai rantai
nukleotida, tetapi tidak
seperti DNA, RNA
lebih sering ditemukan di
alam sebagai untai tunggal
yang melipat ke
dirinya sendiri, daripada
untai ganda berpasangan.
Organisme seluler
menggunakan RNA duta
(bahasa Inggris: messenger
RNA, mRNA) untuk
menyampaikan informasi
genetik (menggunakan huruf
G, U, A, dan C
untuk menunjukkan basa
nitrogen guanin, urasil, adenin,
dan sitosin (bahasa Inggris:
cytosine)) yang mengarahkan
sintesis protein
spesifik. Banyak virus
mengkodekan informasi
genetik mereka
menggunakan genom RNA.
Beberapa molekul RNA
berperan aktif dalam sel
dengan
mengkatalis reaksi biologis,
mengendalikan ekspresi gen,
atau merasakan
dan mengkomunikasikan
tanggapan terhadap sinyal
seluler. Salah satu dari
proses aktif ini adalah
sintesis protein, fungsi yang
universal di mana
molekul mRNA mengarhkan
perakitan protein pada ribosom.
Proses ini
menggunakan molekul RNA
transfer (bahasa Inggris:
transfer RNA,
tRNA) untuk memberikan
asam amino ke ribosom, di
mana RNA
ribosomal (bahasa Inggris:
ribosomal RNA, rRNA)
kemudian
menghubungkan asam amino
bersama-sama untuk
membentuk protein
Asam ribonukleat (ARN,
bahasa Inggris: ribonucleic
acid, RNA)
adalah molekul polimer yang
terlibat dalam berbagai
peran biologis
dalam mengkode, dekode,
regulasi, dan ekspresi gen.
RNA dan DNA adalah asam
nukleat, dan, bersama
dengan
protein dan karbohidrat,
merupakan empat
makromolekul utama yang
penting untuk semua bentuk
kehidupan yang diketahui.
Seperti DNA,
RNA dirakit sebagai rantai
nukleotida, tetapi tidak
seperti DNA, RNA
lebih sering ditemukan di
alam sebagai untai tunggal
yang melipat ke
dirinya sendiri, daripada
untai ganda berpasangan.
Organisme seluler
menggunakan RNA duta
(bahasa Inggris: messenger
RNA, mRNA) untuk
menyampaikan informasi
genetik (menggunakan huruf
G, U, A, dan C
untuk menunjukkan basa
nitrogen guanin, urasil, adenin,
dan sitosin (bahasa Inggris:
cytosine)) yang mengarahkan
sintesis protein
spesifik. Banyak virus
mengkodekan informasi
genetik mereka
menggunakan genom RNA.
Beberapa molekul RNA
berperan aktif dalam sel
dengan
mengkatalis reaksi biologis,
mengendalikan ekspresi gen,
atau merasakan
dan mengkomunikasikan
tanggapan terhadap sinyal
seluler. Salah satu dari
proses aktif ini adalah
sintesis protein, fungsi yang
universal di mana
molekul mRNA mengarhkan
perakitan protein pada ribosom.
Proses ini
menggunakan molekul RNA
transfer (bahasa Inggris:
transfer RNA,
tRNA) untuk memberikan
asam amino ke ribosom, di
mana RNA
ribosomal (bahasa Inggris:
ribosomal RNA, rRNA)
kemudian
menghubungkan asam amino
bersama-sama untuk
membentuk protein
Asam ribonukleat (ARN, bahasa Inggris: ribonucleic acid, RNA) adalah molekul polimer
yang terlibat dalam berbagai peran biologis dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi gen.
RNA dan DNA adalah asam nukleat, dan, bersama dengan protein dan karbohidrat, merupakan
empat makromolekul utama yang penting untuk semua bentuk kehidupan yang diketahui.
Seperti DNA, RNA dirakit sebagai rantai nukleotida, tetapi tidak seperti DNA, RNA lebih
sering ditemukan di alam sebagai untai tunggal yang melipat ke dirinya sendiri, daripada untai
ganda berpasangan.
Organisme seluler menggunakan RNA duta (bahasa Inggris: messenger RNA, mRNA)
untuk menyampaikan informasi genetik (menggunakan huruf G, U, A, dan C untuk
menunjukkan basa nitrogen guanin, urasil, adenin, dan sitosin (bahasa Inggris: cytosine)) yang
mengarahkan sintesis protein spesifik.
Banyak virus mengkodekan informasi genetik mereka menggunakan genom RNA. Beberapa
molekul RNA berperan aktif dalam sel dengan mengkatalis reaksi biologis, mengendalikan
ekspresi gen, atau merasakan dan mengkomunikasikan tanggapan terhadap sinyal seluler.
Salah satu dari proses aktif ini adalah sintesis protein, fungsi yang universal di mana
molekul mRNA mengarhkan perakitan protein pada ribosom. Proses ini menggunakan molekul
RNA transfer (bahasa Inggris: transfer RNA, tRNA) untuk memberikan asam amino ke ribosom,
di mana RNA ribosomal (bahasa Inggris: ribosomal RNA, rRNA) kemudian menghubungkan
asam amino bersama-sama untuk membentuk protein.
a. ARN GENETIK
Materi genetik atau faktor hereditas adalah informasi yang dimiliki setiap sel
makhluk hidup yang dapat diwariskan kepada keturunannya. Pada suatu rangkaian DNA
terdapat perintah yang memengaruhi sifat atau yang menentukan karakteristik makhluk
hidup (disebut gen).

RNA genetik adalah RNA yang berperan dalam pewarisan sifat. RNA ini hanya


terdapat pada virus RNA. RNA nongenetik adalah RNA yang berperan dalam sintesis
protein. Nah, RNA terbagi menjadi tiga macam, yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA.

b. ARN NON GENETIK


RNA nongenetik, yaitu RNA yang hanya berperan dalam proses sintesis
protein. RNA tipe ini ada dalam organisme yang memiliki DNA. Ada tiga macam RNA
nongenetik, yaitu: RNA duta (mRNA), rantai tunggal panjang yang tersusun atas ratusan
nukleotida.
Ada tiga macam RNA nongenetik, yaitu:
 RNA duta (mRNA), rantai tunggal panjang yang tersusun atas ratusan nukleotida.
RNA ini terbentuk melalui proses transkripsi di dalam inti sel oleh DNA. Fungsi
dari mRNA adalah sebagai pembawa kode genetik (kodon) dari inti sel ke
sitoplasma.
 RNA pemindah (tRNA), rantai tunggal pendek yang dibentuk DNA di dalam inti
sel kemudian diangkut ke sitoplasma. Fungsi dari tRNA adalah sebagai
penerjemah kodon dari mRNA dan pengangkut asam-asam amino dari
sitoplasma ke ribosom.
 RNA ribosom (rRNA), rantai tunggal, tidak bercabang, serta fleksibel pada
ribosom yang dibentuk DNA di dalam inti sel. Jumlahnya lebih banyak daripada
mRNA ataupun tRNA. Fungsi dari rRNA adalah sebagai mesin perakit
polipeptida pada sintesis protein.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat kita ketahui bahwa Sintesis Protein adalah proses pembentukan asamamino
berdasarkan kode genetik yang terdapat pada DNA, yaitu berupa urutan basanitrogen. Sintesis
Protein terdiri dari 2 tahapan, transkripsi dan translasi.

Yang mana masing-masing tahapan tersebut memiliki 3 tahapan lagi, yaitu


inisiasi,elongasi dan terminasi. Transkripsi terjadi ketika materi genetic pada DNA
disalinmenghasilkan RNAd. Proses ini terjadi di nucleus.

Setelah dihasilkan RNAd maka,RNAd akan dibawa keluar menuju sitoplasma untuk
mengalami proses translasi.Translasi adalah penerjemahan kode genetic pada RNA oleh
ribosom yangmenghasilkan polipeptida. Di dalam prosesnya dibantu oleh RNAt yang
bertugasuntuk membawa asam amino

B. SARAN
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan, meskipun jauh
darisempurna dan masih banyak kesalahan mohon dimaafkan. Untuk itu kamimembutuhkan kri
tik atau saran terhadap penulisan dalam menanggapi makalahyang telah di buat agar bisa
memotivasi untuk masa depan yang lebih baik darisebelumnya
DAFTAR PUSTAKA

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/biologi/pengertian-materi
genetik-dna-dan-rna/#Macam-Macam_RNA

https://www.gramedia.com/literasi/genetik/
#Apa_yang_dimaksud_dengan_genetic

https://id.wikipedia.org/wiki/Replikasi_DNA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-
surakarta/biologi-sel/materi-genetika-rna/28628517/download/
materi-genetika-rna.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_ribonukleat
http://p2k.unkris.ac.id/ind/1-3065-2962/Replikasi_167881_unkris_p2k-
unkris.html

Anda mungkin juga menyukai