OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
KENDARI
2019
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah kepada Tuhan yang maha esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan serta pengetahuan kepada kita ,
sehingga makalah yang berisi tentang materi kimia dasar yaitu DNA
(Deoxyribonucleic Acid) dan RNA (Ribonucleic Acid) serta metabolisme ini dapat
selesai pada waktunya.
Makalah ini berisi tentang informasi mengenai kimia dasar organik dan
anorganik,yang di dalamnya membahas tentang pengertian serta bagian-bagian dari
kimia anorganik dan kimia organik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalh ini.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala urusan kita.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada rantai asam nukleat
tersebut (misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat mengandung 2-
deoksiribosa). Selain itu, basa nitrogen yang ditemukan pada kedua jenis asam
nukleat tersebut memiliki perbedaan: adenina, sitosina, dan guanina dapat
ditemukan pada RNA maupun DNA, sedangkan timina dapat ditemukan hanya
pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan jenis serta fungsi dari DNA dan RNA ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan jenis serta fungsi dari DNA dan RNA.
A.Kesimpulan .................................................................................................
B.Saran ............................................................................................................
PEMBAHASAN
Struktur kimia DNA yang ada membuatnya sangat cocok untuk menyimpan
informasi biologis setiap makhluk hidup. Rantai punggung DNA resisten terhadap
pembelahan kimia, dan kedua-dua unting dalam struktur unting ganda DNA
menyimpan informasi biologis yang sama. Karenanya, informasi biologis ini akan
direplikasi ketika dua unting DNA dipisahkan. Sebagian besar DNA (lebih dari
98% pada manusia) bersifat non-kode, yang berarti bagian ini tidak berfungsi
menyandikan protein.Dalam sel, DNA tersusun dalam kromosom. Semasa
pembelahan sel, kromosom-kromosom ini diduplikasi dalam proses yang disebut
replikasi DNA. Organisme eukariotik (hewan, tumbuhan, fungi, dan protista)
menyimpan kebanyakan DNA-nya dalam inti sel dan sebagian kecil sisanya dalam
organel seperti mitokondria ataupun kloroplas.Suatu molekul RNA terdiri atas satu
untai tunggal dan secara kimiawi serupa dengan DNA, hanya saja pada RNA
ribosa- lah sebagai gulanya dan basa nitrogen timin (T) diganti dengan urasil (U).
Basa RNA disusun pada cetakan DNA maka dalam pengkodean digunakan urasil
(U) untuk menentukan kodon dari himpunan basa nukleotida {A, C, G, U} yang
diurutkan berdasarkan perbedaan sifat kimiawi nukleotida (purin dan pirimidin) dan
ikatan hidrogen basa komplementer (Robersy Sanchez et al., 2007). DNA
merupakan suatu asam nukleat yang menyimpan segala informasi biologis yang
unik dari setiap makhluk hidup dan beberapa virus. Struktur kimianya berupa
makromolekul kompleks yang terdiri atas tiga macam molekul, yaitu gula pentosa
(deoksiribosa), asam fosfat, dan basa nitrogen. Dalam pembentukan DNA, terdapat
berbagai proses yaitu sintesis protein, replikasi DNA, dan proses hibridisasi. Untuk
membentuk suatu ikatan antara DNA dengan DNA, diperlukan proses hibridisasi.
Proses hibridisasi adalah pembentukan ikatan dupleks stabil antara dua rangkaian
nukleotida yang saling komplementer melalui perpasangan basa
nitrogen.Komponen nukleotida DNA adalah satu gula sederhana (deoksiribosa
yaitu ribose yang kehilangan satu atom oksigen). Molekul DNA pertama kali
diisolasi oleh F. Miescher pada tahun 1869 dari sel spermatozoa. Ia tidak dapat
mengenali sifat zat kimia tersebut secara pasti, kemudian menyebutnya sebagai
nuklein. Nuklein ini berupa senyawa kompleks yang mengandung unsur fosfor
sangat tinggi. Nuklein selanjutnya dikenal sebagai gabungan asam nukleat dan
protein sehingga sering disebut nukleoprotein. Dalam kedua jenis asam nukleat ini
(DNA dan RNA) terdapat dua basa nitrogen yaitu purin dan pirimidin. Keduanya
ditemukan oleh Fischer pada tahun 1880. Pada penelitian selanjutnya, Kossel
menemukan dua jenis pirimidin, yaitu sitosin dan timin serta dua jenis purin, yaitu
adenin dan guanin. Selain basa purin dan pirimidin, dalam asam nukleat Levine
pada tahun 1990 mengenali gula berkarbon lima, yaitu ribose dan deoksiribosa. Ia
juga menyatakan adanya asam fosfat dalam asam nukleat.
DNA merupakan sebuah polimer yang terdiri dari satuan-satuan berulang yang
disebut nukleotida.[3][4][5] Tiap-tiap nukleotida terdiri dari tiga komponen utama,
yakni gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan basa nitrogen (nukleobasa)[6]. Pada
DNA, nukleobasa yang ditemukan adalah Adenina (A), Guanina (G), Sitosina (C)
dan Timina (T). Nukleobasa yang terhubung dengan sebuah gugus gula disebut
sebagai nukleosida, dan nukleosida yang terhubung dengan satu atau lebih gugus
fosfat disebut sebagai nukleotida. Polimer yang terdiri dari nukleotida yang saling
terhubung menjadi satu rantai disebut sebagai polinukleotida.[7] Sehingga DNA
termasuk pula ke dalam polinukleotida.
Rantai punggung unting DNA terdiri dari gugus fosfatdan gula yang berselang-
seling.[8] Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-
deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester
antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula
lainnya. Ikatan yang tidak simetris ini membuat DNA memiliki arah atau orientasi
tertentu. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu unting
berlawanan dengan orientasi nukleotida unting lainnya. Hal ini disebut sebagai
antiparalel. Kedua ujung asimetris DNA disebut sebagai 5' (lima prima) dan 3' (tiga
prima). Ujung 5' memiliki gugus fosfat terminus, sedangkan ujung 3' memiliki
gugus hidroksi terminus. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula
penyusunnya, yakni gula 2-deoksiribosa pada DNA digantikan gula ribosa pada
RNA.[9]
Dalam organisme hidup, DNA biasanya ditemukan dalam bentuk berpasangan dan
terikat kuat.[9][10] Dua unting DNA saling berpilin membentuk heliks ganda.
Heliks ganda ini distabilisasi oleh dua ikatan hidrogen antar nukleotida dan
interaksi tumpukan antar nukleobasa aromatik.[11] Dalam lingkungan sel yang
berair, ikatan π konjugasi antar basa nukleotida tersusun tegak lurus terhadap
sumbu pilinan DNA. Hal ini meminimalisasi interaksi dengan cangkang solvasi,
dan sehingganya menurunkan energi bebas Gibbs.
Susunan kimia DNA adalah sebuah makromolekul yang kompleks. Molekul DNA
disusun oleh dua rantai polinukleotida yang amat panjang. Satu rantai
polinukleotida terdiri atas rangkaian nukleotida. Sebuah nukleotida tersusun atas:
a. Gugus gula deoksiribosa (gula dengan lima atom karbon atau pentosa)
b. Gugus asam fosfat (fosfat terikat pada C kelima dari gula)
c. Gugus basa nitrogen (gugus ini terikat pada C pertama dari gula)
Basa nitrogen dapat digolongkan menjadi dua, yaitu basa purin dan basa pirimidin.
Basa purin terdiri atas adenin (A) dan Guanin (G), sedangkan basa pirimidin terdiri
atas sitosin (S) dan timin (T). Rangkaian kimia antara deoksiribosa dengan purin
dan pirimidin disebut nukleosida (deoksiribonukleosida). Nukleosida tersebut akan
berikatan dengan fosfat membentuk nukleotida (deoksiribonukleotida). Gabungan
dari nukleotidanukleotida akan membentuk suatu DNA. Jadi, molekul DNA
merupakan polimer panjang dari nukleotida yang dinamakan polinukleotida.
Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat herediter
pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap materi genetik (DNA)
yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi kromosom. DNA manusia
dapat diisolasi melalui darah. Darah manusia terdiri atas plasma darah, globulus
lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan gas (oksigen,
nitrogen dan karbon dioksida). Plasma darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih) dan trombosit (platelet). Komponen darah yang diisolasi
yaitu sel darah putih. Sel darah putih dijadikan pilihan karena memiliki nukleus,
dimana terdapat DNA di dalamnya (Faatih,2009). RNA merupakan polimer
nukleotida yang masing masing nukleotida tersusun atas satu gula ribose,satu gugus
fisfat dan satu basa nitrogen. Selain DNA, terdapat asam nukleat lain yang juga
sangat penting, yakni asam ribonukleat (ribonucleic acid, RNA). Seperti halnya
DNA, RNA terdiri atas tiga macam molekul, yakni gula pentosa, asam pospat, dan
basa nitrogen. Perbedaan DNA dan RNA salah satunya terletak pada basa
primidinnya. Basa pirimidin pada DNA terdiri atas sitosin dan timin sedangkan
basa pirimidin pada RNA terdiri atas sitosin dan urasil. Menurut (Aisah,2017)RNA
dibedakan dalam tiga kategori. Ketiga kategori tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. RNA duta (RNA-d). RNA duta atau RNA-d terletak di dalam nukleus dan
dibuat (dicetak) oleh DNA dalam suatu proses yang dinamakan transkripsi. RNA-
d berfungsi membawa keterangan genetik yang diterimanya dari DNA, yakni
sebuah informasi untuk membentuk protein
2. RNA transfer (RNA-t). RNA transfer atau RNA-t dicetak di dalam nukleus
dan sebelum menempatkan diri di dalam sitoplasma. RNA-t mempunyai tugas
mengikat asam amino di dalam sitoplasma.
Dalam genetika, dikenal beberapa istilah seperti DNA, RNA, dan sintesis protein.
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, DNA) merupakan persenyawaan
kimia yang sangat penting bagi makhluk hidup. DNA membawa keterangan genetik
dari sel khususnya atau makhluk hidup dalam keseluruhannya (Aisah,2017). DNA
terdiri atas tiga macam molekul, yaitu
2. asam pospat,
3. basa nitrogen, dibedakan atas primidin yang terdiri atas cytosine (C) dan
thymine (T) serta purin yang terdiri atas adenine (A) dan guanine (G).
Hibridisasi Southern adalah proses perpasangan antara DNA yang menjadi sasaran
dan DNA pelacak. Hibridisasi southern biasa digunakan untuk melacak adanya
DNA yang sesuai dengan pelacak,misalnya untuk mengetahui integrasi transgen di
dalam organisme transgenik. Menurut Suharsono dan Widyastuti (2006).
berdasarkan prinsipnya, hibridisasi southern dibagi ke dalam empat tahap, yaitu (1)
fiksasi DNA di membran (nitroselulosa ataunilon); (2) pelabelan pelacak; (3)
prehibridisasi dan hibridisasi; dan (4) deteksi hasil hibridisasi.
Hibridisasi Nothern atau RNA Blot secara umum sama seperti Suothern Blot yang
membedakan adalah sampel yang digunakan yaitu RNA.
B. Metabolisme
Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh enzim-enzim. Lebih
jauh, metabolisme bukanlah suatu proses acak malainkan sangat terintegrasi dan
terkoordinasi. Mempunyai tujuan dan mencakup berbagai kerjasama banyak sistem
multi enzim. Apa saja yang mengkoordinasi dan mengintergrasi proses tersebut?
Faktor ini dapat dilihat dari visi makro dan mikroekologi di mana reaksi tersebut
berlangsung (Wahjuni,2013).
1. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan yang kaya energi
dari lingkungan atau dari energi solar.
2. Untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun bagi makro
molekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun makro molekul sel.
x Metabolisme Primer: melibatkan ratusan enzim, tetapi jika dicermati lebih lanjut,
sebenarnya memiliki lintasan tertentu umumnya sama dengan pada semua makhluk
hidup. Contoh : lintasan glikolisis yang memecah molekul glukosa menjadi asetil
koenzim A.(wahjuni,2013).
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik:
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut
sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik,
penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia
disebut katalis.
Metabolisme Protein
Protein dalam sel hidup terus menerus diperbaharui melalui proses pertukaran
protein, yaitu suatu proses berkesinambungan yang terdiri atas penguraian protein
yang sudah ada menjadi asam amino bebas dan resintesis selanjutnya dari asam-
asam amino bebas menjadi protein. Dalam tubuh sekitar 1-2 % protein mengalami
peruraian setiap hari. Sekitar 75- 80 % dari asam amino yang dibebaskan akan
digunakan kembali untuk sintesis protein yang baru. Nitrogen sisanya akan
dikatabolisasi menjadi urea (pada mamalia) dan kerangka karbon bagi senyawa-
senyawa amfi bolik (Wahjuni,2013).
Protein mempunyai struktur yang sangat kompleks. Protein ini terbentuk dari urutan
asam amino dengan karakteristik berbeda-beda. Secara hierarki, struktur protein
dapat dikelompokkan menjadi 4 struktur utama yaitu struktur primer, struktur
sekunder, struktur tersier dan struktur kuartener [1]. Struktur primer merupakan
urutan asam amino yang dihasilkan dari ikatan peptida. Struktur sekunder adalah
rangkaian asam amino yang membentuk struktur membelit, melingkar, dan melipat.
Bentuk struktur ini dikelompokkan menjadi struktur alpha-helix (H), beetha-sheet
(B), dan coil (C). Adapun struktur tersier merupakan gabungan dari berbagai
struktur sekunder yang terjadi setelah proses pelipatan (folding) (Haryanto dan
Ardi,2015).
Peranan protein ini terlihat jelas setelah rangkaian asam amino melakukan pelipatan
dalam bentuk 3 dimensi (3D) sebagai struktur tersier. Namun struktur tersier (3D)
tersebut ditentukan oleh struktur sebelumnya baik struktur primer maupun struktur
sekundernya. Oleh karena itu penentuan struktur sekunder protein menjadi salah
satu kajian yang banyak dilakukan di bidang bioinformatika (Haryanto dan
Ardi,2015).
30-60 g protein setiap hari atau ekivalen dalam bentuk asam amino bebas. Secara
umum metabolisme protein dapat dilihat pada Gambar 2.1. Asam-asam amino yang
berlebih tidak akan disimpan, tetapi diuraikan dengan cepat. Di dalam sel, protein
akan diuraikan menjadi asam-asam amino oleh protease dan peptidase. Protease
intrasel akan memutus ikatan peptida internal protein sehingga terbentuk senyawa
peptida (Wahjuni,2013).
Struktur Protein
Protein (asal kata protos dalam bahasa Yunani yang memiliki arti “yang paling
utama) merupakan salah satu dari biomakromolekul elemen penyusun utama
makhluk hidup yang dibentuk dari asam amino (monomer) [1]. Protein dibentuk
dari proses sintesis protein yang dilakukan melalui tahapan transkripsi dan translasi.
Protein merupakan rangkaian biomolekul raksasa yang sangat penting peranannya
untuk makhluk hidup. Untuk mendapatkan protein harus melalui proses translasi
dari RNA. Proses untuk mendapatkan RNA melalui proses transkripsi dari DNA
(Haryanto dan Ardi,2015).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. RNA adalah molekul polimer yang terlibat dalam berbagai peran biologis
dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi gen. RNA dan DNAadalah asam
nukleat, dan, bersama dengan proteindan karbohidrat, merupakan empat
makromolekulutama yang penting untuk semua bentuk kehidupanyang diketahui.
B. Saran
Saran saya bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena
masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari
sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai DNA,RNA metabolisme.
DAFTAR PUSTAKA