Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA DASAR

DNA RNA DAN METABOLISME

OLEH :

NAMA : MUHIMMATUL ULYA U.YODJO

NIM : Q1A1 19 047

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah kepada Tuhan yang maha esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan serta pengetahuan kepada kita ,
sehingga makalah yang berisi tentang materi kimia dasar yaitu DNA
(Deoxyribonucleic Acid) dan RNA (Ribonucleic Acid) serta metabolisme ini dapat
selesai pada waktunya.

Makalah ini berisi tentang informasi mengenai kimia dasar organik dan
anorganik,yang di dalamnya membahas tentang pengertian serta bagian-bagian dari
kimia anorganik dan kimia organik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalh ini.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala urusan kita.

Kendari, 11 Desember 2019

Muhimmatul Ulya U.Yodjo


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam nukleat (nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang


kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotidayang
mengandung informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah Asam
deoksiribonukleat(DNA) dan Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan
pada semua sel hidup serta pada virus.

Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada rantai asam nukleat
tersebut (misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat mengandung 2-
deoksiribosa). Selain itu, basa nitrogen yang ditemukan pada kedua jenis asam
nukleat tersebut memiliki perbedaan: adenina, sitosina, dan guanina dapat
ditemukan pada RNA maupun DNA, sedangkan timina dapat ditemukan hanya
pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.

Metabolisme (metabolismos, perubahan) adalah semua reaksi kimia yang terjadi


di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat sel.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat ditentukan rumusan


masalah dalam mkalah ini seperti:

1. Apa pengertian dan jenis serta fungsi dari DNA dan RNA ?

2. Apa pengertian dan tujuan dari metabolisme ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dan jenis serta fungsi dari DNA dan RNA.

2. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari metabolisme.


D. Manfaaat

Adapun maanfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah ini dapat


emmmengetahui apa itu DNA dan RNA serta metabolisme.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

A.Latar belakang masalah ...............................................................................

B.Rumusan masalah ........................................................................................

C.Tujuan penulisan ..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

A. Pengertian DNA daan RNA ........................................................................

B. Pengertian metabolisme dan tujuan metabolism .........................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................

A.Kesimpulan .................................................................................................

B.Saran ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian DNA dan RNA

Deoxyribonucleic acid atau DNA adalah makromolekul yang sangat berperan


dalam kehidupan semua jenis organisme hidup. DNA berfungsi mengontrol sintesis
protein melalui RNA (ribonucleic acid). Dua unting DNA ini dikenal sebagai
polinukleotida karena keduanya terdiri dari satuan-satuan molekul yang disebut
nukleotida. Dua unting DNA bersifat anti-paralel, yang berarti bahwa keduanya
berpasangan secara berlawanan. Pada setiap gugus gula, terikat salah satu dari
empat jenis nukleobasa. Urutan-urutan empat nukleobasa di sepanjang rantai
punggung DNA inilah yang menyimpan kode informasi biologis. Melalui proses
biokimia yang disebut transkripsi, unting DNA digunakan sebagai templat untuk
membuat unting RNA. Unting RNA ini kemudian ditranslasikan untuk menentukan
urutan asam amino protein yang dibangun.

Struktur kimia DNA yang ada membuatnya sangat cocok untuk menyimpan
informasi biologis setiap makhluk hidup. Rantai punggung DNA resisten terhadap
pembelahan kimia, dan kedua-dua unting dalam struktur unting ganda DNA
menyimpan informasi biologis yang sama. Karenanya, informasi biologis ini akan
direplikasi ketika dua unting DNA dipisahkan. Sebagian besar DNA (lebih dari
98% pada manusia) bersifat non-kode, yang berarti bagian ini tidak berfungsi
menyandikan protein.Dalam sel, DNA tersusun dalam kromosom. Semasa
pembelahan sel, kromosom-kromosom ini diduplikasi dalam proses yang disebut
replikasi DNA. Organisme eukariotik (hewan, tumbuhan, fungi, dan protista)
menyimpan kebanyakan DNA-nya dalam inti sel dan sebagian kecil sisanya dalam
organel seperti mitokondria ataupun kloroplas.Suatu molekul RNA terdiri atas satu
untai tunggal dan secara kimiawi serupa dengan DNA, hanya saja pada RNA
ribosa- lah sebagai gulanya dan basa nitrogen timin (T) diganti dengan urasil (U).
Basa RNA disusun pada cetakan DNA maka dalam pengkodean digunakan urasil
(U) untuk menentukan kodon dari himpunan basa nukleotida {A, C, G, U} yang
diurutkan berdasarkan perbedaan sifat kimiawi nukleotida (purin dan pirimidin) dan
ikatan hidrogen basa komplementer (Robersy Sanchez et al., 2007). DNA
merupakan suatu asam nukleat yang menyimpan segala informasi biologis yang
unik dari setiap makhluk hidup dan beberapa virus. Struktur kimianya berupa
makromolekul kompleks yang terdiri atas tiga macam molekul, yaitu gula pentosa
(deoksiribosa), asam fosfat, dan basa nitrogen. Dalam pembentukan DNA, terdapat
berbagai proses yaitu sintesis protein, replikasi DNA, dan proses hibridisasi. Untuk
membentuk suatu ikatan antara DNA dengan DNA, diperlukan proses hibridisasi.
Proses hibridisasi adalah pembentukan ikatan dupleks stabil antara dua rangkaian
nukleotida yang saling komplementer melalui perpasangan basa
nitrogen.Komponen nukleotida DNA adalah satu gula sederhana (deoksiribosa
yaitu ribose yang kehilangan satu atom oksigen). Molekul DNA pertama kali
diisolasi oleh F. Miescher pada tahun 1869 dari sel spermatozoa. Ia tidak dapat
mengenali sifat zat kimia tersebut secara pasti, kemudian menyebutnya sebagai
nuklein. Nuklein ini berupa senyawa kompleks yang mengandung unsur fosfor
sangat tinggi. Nuklein selanjutnya dikenal sebagai gabungan asam nukleat dan
protein sehingga sering disebut nukleoprotein. Dalam kedua jenis asam nukleat ini
(DNA dan RNA) terdapat dua basa nitrogen yaitu purin dan pirimidin. Keduanya
ditemukan oleh Fischer pada tahun 1880. Pada penelitian selanjutnya, Kossel
menemukan dua jenis pirimidin, yaitu sitosin dan timin serta dua jenis purin, yaitu
adenin dan guanin. Selain basa purin dan pirimidin, dalam asam nukleat Levine
pada tahun 1990 mengenali gula berkarbon lima, yaitu ribose dan deoksiribosa. Ia
juga menyatakan adanya asam fosfat dalam asam nukleat.

W.T. Atsbury merupakan orang pertama yang mengemukakan gagasan tentang


struktur tiga dimensi DNA. Ia menyimpulkan bahwa DNA sangat padat,
polinukleotida penyusunnya berupa timbunan nukleosida pipih yang teratur tegak
lurus terhadap sumbu memanjang.

DNA merupakan sebuah polimer yang terdiri dari satuan-satuan berulang yang
disebut nukleotida.[3][4][5] Tiap-tiap nukleotida terdiri dari tiga komponen utama,
yakni gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan basa nitrogen (nukleobasa)[6]. Pada
DNA, nukleobasa yang ditemukan adalah Adenina (A), Guanina (G), Sitosina (C)
dan Timina (T). Nukleobasa yang terhubung dengan sebuah gugus gula disebut
sebagai nukleosida, dan nukleosida yang terhubung dengan satu atau lebih gugus
fosfat disebut sebagai nukleotida. Polimer yang terdiri dari nukleotida yang saling
terhubung menjadi satu rantai disebut sebagai polinukleotida.[7] Sehingga DNA
termasuk pula ke dalam polinukleotida.

Rantai punggung unting DNA terdiri dari gugus fosfatdan gula yang berselang-
seling.[8] Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-
deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester
antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula
lainnya. Ikatan yang tidak simetris ini membuat DNA memiliki arah atau orientasi
tertentu. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu unting
berlawanan dengan orientasi nukleotida unting lainnya. Hal ini disebut sebagai
antiparalel. Kedua ujung asimetris DNA disebut sebagai 5' (lima prima) dan 3' (tiga
prima). Ujung 5' memiliki gugus fosfat terminus, sedangkan ujung 3' memiliki
gugus hidroksi terminus. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula
penyusunnya, yakni gula 2-deoksiribosa pada DNA digantikan gula ribosa pada
RNA.[9]

Dalam organisme hidup, DNA biasanya ditemukan dalam bentuk berpasangan dan
terikat kuat.[9][10] Dua unting DNA saling berpilin membentuk heliks ganda.
Heliks ganda ini distabilisasi oleh dua ikatan hidrogen antar nukleotida dan
interaksi tumpukan antar nukleobasa aromatik.[11] Dalam lingkungan sel yang
berair, ikatan π konjugasi antar basa nukleotida tersusun tegak lurus terhadap
sumbu pilinan DNA. Hal ini meminimalisasi interaksi dengan cangkang solvasi,
dan sehingganya menurunkan energi bebas Gibbs.

Susunan kimia DNA adalah sebuah makromolekul yang kompleks. Molekul DNA
disusun oleh dua rantai polinukleotida yang amat panjang. Satu rantai
polinukleotida terdiri atas rangkaian nukleotida. Sebuah nukleotida tersusun atas:

a. Gugus gula deoksiribosa (gula dengan lima atom karbon atau pentosa)
b. Gugus asam fosfat (fosfat terikat pada C kelima dari gula)

c. Gugus basa nitrogen (gugus ini terikat pada C pertama dari gula)

Basa nitrogen dapat digolongkan menjadi dua, yaitu basa purin dan basa pirimidin.
Basa purin terdiri atas adenin (A) dan Guanin (G), sedangkan basa pirimidin terdiri
atas sitosin (S) dan timin (T). Rangkaian kimia antara deoksiribosa dengan purin
dan pirimidin disebut nukleosida (deoksiribonukleosida). Nukleosida tersebut akan
berikatan dengan fosfat membentuk nukleotida (deoksiribonukleotida). Gabungan
dari nukleotidanukleotida akan membentuk suatu DNA. Jadi, molekul DNA
merupakan polimer panjang dari nukleotida yang dinamakan polinukleotida.
Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat herediter
pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap materi genetik (DNA)
yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi kromosom. DNA manusia
dapat diisolasi melalui darah. Darah manusia terdiri atas plasma darah, globulus
lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan gas (oksigen,
nitrogen dan karbon dioksida). Plasma darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih) dan trombosit (platelet). Komponen darah yang diisolasi
yaitu sel darah putih. Sel darah putih dijadikan pilihan karena memiliki nukleus,
dimana terdapat DNA di dalamnya (Faatih,2009). RNA merupakan polimer
nukleotida yang masing masing nukleotida tersusun atas satu gula ribose,satu gugus
fisfat dan satu basa nitrogen. Selain DNA, terdapat asam nukleat lain yang juga
sangat penting, yakni asam ribonukleat (ribonucleic acid, RNA). Seperti halnya
DNA, RNA terdiri atas tiga macam molekul, yakni gula pentosa, asam pospat, dan
basa nitrogen. Perbedaan DNA dan RNA salah satunya terletak pada basa
primidinnya. Basa pirimidin pada DNA terdiri atas sitosin dan timin sedangkan
basa pirimidin pada RNA terdiri atas sitosin dan urasil. Menurut (Aisah,2017)RNA
dibedakan dalam tiga kategori. Ketiga kategori tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. RNA duta (RNA-d). RNA duta atau RNA-d terletak di dalam nukleus dan
dibuat (dicetak) oleh DNA dalam suatu proses yang dinamakan transkripsi. RNA-
d berfungsi membawa keterangan genetik yang diterimanya dari DNA, yakni
sebuah informasi untuk membentuk protein
2. RNA transfer (RNA-t). RNA transfer atau RNA-t dicetak di dalam nukleus
dan sebelum menempatkan diri di dalam sitoplasma. RNA-t mempunyai tugas
mengikat asam amino di dalam sitoplasma.

3. RNA ribosom (RNA-r). RNA-r dibuat dalam nukleus dan berlokasi di


dalam ribosom. RNA-r merupakan tempat pertemuan antara RNA-d dan RNA-t
pada saat sintesis protein (Aisah,2017).

Dalam genetika, dikenal beberapa istilah seperti DNA, RNA, dan sintesis protein.
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, DNA) merupakan persenyawaan
kimia yang sangat penting bagi makhluk hidup. DNA membawa keterangan genetik
dari sel khususnya atau makhluk hidup dalam keseluruhannya (Aisah,2017). DNA
terdiri atas tiga macam molekul, yaitu

1. gula pentosa, yang dikenal dengan deoksiribosa,

2. asam pospat,

3. basa nitrogen, dibedakan atas primidin yang terdiri atas cytosine (C) dan
thymine (T) serta purin yang terdiri atas adenine (A) dan guanine (G).

Sebuah kompleks basa-gula disebut sebagai sebuah nukleosida. Sebuah nukleosida


dan pospat disebut sebagai nukleotida (Elrod dan Stansfield, 2007 : 53). DNA
hanya ditemukan di dalam nukleus. Struktur DNA adalah semacam pita yang
berpilin ganda yang kemudian disebut heliks ganda. Heliks ganda merupakan
struktur berdimensi tiga DNA yang ditemukan oleh Watson dan Crick. “Basa-basa
bernitrogen pada heliks ganda dipasangkan dalam kombinasi yang spesifik :adenine
(A) dengan thymine (T), dan guanine (G) dengan cytosine (C)” (Aisah,2017).

Hibridisasi adalah pembentukan ikatan dupleks stabil antara dua rangkaian


nukleotida yang saling komplementer melalui perpasangan basa nitrogen.
Hibridisasi dapat menunjukkan suatu keseragaman sekuens. Pasangan DNA–
DNA, DNA–RNA atau RNA–RNA dapat terbentuk melalui proses ini (Oliver and
Ward, 1985). Hibridisasi DNA terbagi dalam dua kategori, yaitu
1. Hibridisasi Southern.

Hibridisasi Southern adalah proses perpasangan antara DNA yang menjadi sasaran
dan DNA pelacak. Hibridisasi southern biasa digunakan untuk melacak adanya
DNA yang sesuai dengan pelacak,misalnya untuk mengetahui integrasi transgen di
dalam organisme transgenik. Menurut Suharsono dan Widyastuti (2006).
berdasarkan prinsipnya, hibridisasi southern dibagi ke dalam empat tahap, yaitu (1)
fiksasi DNA di membran (nitroselulosa ataunilon); (2) pelabelan pelacak; (3)
prehibridisasi dan hibridisasi; dan (4) deteksi hasil hibridisasi.

2. Hibridisasi Nothern Blot.

Hibridisasi Nothern atau RNA Blot secara umum sama seperti Suothern Blot yang
membedakan adalah sampel yang digunakan yaitu RNA.

B. Metabolisme

Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh enzim-enzim. Lebih
jauh, metabolisme bukanlah suatu proses acak malainkan sangat terintegrasi dan
terkoordinasi. Mempunyai tujuan dan mencakup berbagai kerjasama banyak sistem
multi enzim. Apa saja yang mengkoordinasi dan mengintergrasi proses tersebut?
Faktor ini dapat dilihat dari visi makro dan mikroekologi di mana reaksi tersebut
berlangsung (Wahjuni,2013).

Metabolisme memiliki empat fungsi spesifi k, yaitu:

1. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan yang kaya energi
dari lingkungan atau dari energi solar.

2. Untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun bagi makro
molekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun makro molekul sel.

3. Untuk menggabungkan unit-unit pembangun ini menjadi protein, asam nukleat,


lipid, polisakarida, dan komponen sel lainnya.

4. Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan di dalam


fungsi khusus sel.
Walaupun melibatkan ratusan reaksi enzimatik yang berbeda, lintas metabolisme
yang utama yang menjadi perhatian kita, hanya sedikit, lintas-lintas ini sama pada
hampir semua bentuk kehidupan. Lintas metabolik dijalankan oleh sistem enzim
yang bertahap(wahjuni,2013).

Metabolisme juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

x Metabolisme Primer: melibatkan ratusan enzim, tetapi jika dicermati lebih lanjut,
sebenarnya memiliki lintasan tertentu umumnya sama dengan pada semua makhluk
hidup. Contoh : lintasan glikolisis yang memecah molekul glukosa menjadi asetil
koenzim A.(wahjuni,2013).

x Metabolisme sekunder: lintasan/jalur yang terjadi bukan dalam kehidupan


tertentu misal: mikroba dan tanaman. Contoh: pembentuk alkaloid pada tanaman
dan pembentukkan molekul karbohidrat khusus pada Inulin (polimer fruktosa
linear),dengan pada semua makhluk hidup (wahjuni,2013)

Tiga tujuan utama metabolisme yaitu:

• Konversi makanan menjadi energi untuk menjalankan proses seluler.

• Konversi makanan/bahan bakar menjadi bahan penyusun protein, lipid,


asam nukleat dan beberapa karbohidrat.

• Pembuangan limbah nitrogen. Reaksi yang dikatalisis oleh enzim ini


memungkinkan organisme untuk tumbuh dan berkembang biak, mempertahankan
strukturnya, dan merespons lingkungannya.

Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik:

• katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekulsenyawa organik, seperti


pemecahan glukosa menjadi piruvat oleh respirasi seluler;

Katabolisme adalah serangkaian proses metabolisme yang memecah molekul-


molekul besar, termasuk juga memecah dan mengoksidasi molekul makanan.
Tujuan dari reaksi katabolik adalah untuk menyediakan energi dan komponen yang
dibutuhkan oleh reaksi anabolik dalam rangka membangun molekul.

• anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai (sintesis) senyawa organik seperti


protein, karbohidrat, lipid, dan asam nukelat dari molekul-molekul tertentu. Jalur
anabolisme yang membentuk senyawa-senyawa dari prekursor sederhana
mencakup: Glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa.Glukoneogenesis,
pembentukan glukosa dari senyawa organik lain.Jalur sintesis porfirin.Jalur HMG-
CoA reduktase, mengawali pembentukan kolesterol dan isoprenoid.Metabolisme
sekunder, jalur-jalur metabolisme yang tidak esensial bagi pertumbuhan,
perkembangan, maupun reproduksi, namun biasanya berfungsi secara ekologis,
misalnya pembentukan alkaloid dan terpenoid.FotosintesisSiklus Calvin dan fiksasi
karbon

Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut
sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik,
penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia
disebut katalis.

Metabolisme Protein

Protein dalam sel hidup terus menerus diperbaharui melalui proses pertukaran
protein, yaitu suatu proses berkesinambungan yang terdiri atas penguraian protein
yang sudah ada menjadi asam amino bebas dan resintesis selanjutnya dari asam-
asam amino bebas menjadi protein. Dalam tubuh sekitar 1-2 % protein mengalami
peruraian setiap hari. Sekitar 75- 80 % dari asam amino yang dibebaskan akan
digunakan kembali untuk sintesis protein yang baru. Nitrogen sisanya akan
dikatabolisasi menjadi urea (pada mamalia) dan kerangka karbon bagi senyawa-
senyawa amfi bolik (Wahjuni,2013).

Protein mempunyai struktur yang sangat kompleks. Protein ini terbentuk dari urutan
asam amino dengan karakteristik berbeda-beda. Secara hierarki, struktur protein
dapat dikelompokkan menjadi 4 struktur utama yaitu struktur primer, struktur
sekunder, struktur tersier dan struktur kuartener [1]. Struktur primer merupakan
urutan asam amino yang dihasilkan dari ikatan peptida. Struktur sekunder adalah
rangkaian asam amino yang membentuk struktur membelit, melingkar, dan melipat.
Bentuk struktur ini dikelompokkan menjadi struktur alpha-helix (H), beetha-sheet
(B), dan coil (C). Adapun struktur tersier merupakan gabungan dari berbagai
struktur sekunder yang terjadi setelah proses pelipatan (folding) (Haryanto dan
Ardi,2015).

Peranan protein ini terlihat jelas setelah rangkaian asam amino melakukan pelipatan
dalam bentuk 3 dimensi (3D) sebagai struktur tersier. Namun struktur tersier (3D)
tersebut ditentukan oleh struktur sebelumnya baik struktur primer maupun struktur
sekundernya. Oleh karena itu penentuan struktur sekunder protein menjadi salah
satu kajian yang banyak dilakukan di bidang bioinformatika (Haryanto dan
Ardi,2015).

Untuk mempertahankan kesehatan, manusia memerlukan

30-60 g protein setiap hari atau ekivalen dalam bentuk asam amino bebas. Secara
umum metabolisme protein dapat dilihat pada Gambar 2.1. Asam-asam amino yang
berlebih tidak akan disimpan, tetapi diuraikan dengan cepat. Di dalam sel, protein
akan diuraikan menjadi asam-asam amino oleh protease dan peptidase. Protease
intrasel akan memutus ikatan peptida internal protein sehingga terbentuk senyawa
peptida (Wahjuni,2013).

Selanjutnya, oleh peptidase, peptida tersebut akan diuraikan menjadi asam-asam


amino bebas. Endopeptidase akan memutus ikatan peptida internal sehingga
terbentuk peptida-peptida yang lebih pendek, selanjutnya ammopeptidase dan
karboksipeptidase akan membebaskan asam-asam amino masing-masing dalam
gugus terminal-N dan -C pada peptida-peptida tersebut. Penguraian protein seperti
yang disebutkan di atas adalah untuk protein ekstrasel dan intrasel yang mana
penguraiannya tidak memerlukan ATP (Gb. 2.2). Untuk protein yang berusia
pendek dan yang abnormal penguraiannya terjadi pada sitosol dan memerlukan
ATP atau ubikuitin. Asam amino yang terbentuk dari katabolisme protein ini akan
dimetabolisasi menjadi ammonia dan kerangka karbon. Selanjutnya kerangka
karbon akan ikut dalam siklus asam sitrat (TCA) dan glukoneogenesis. Sedangkan
ammonia akan mengalami sintesis membentuk urea atau membentuk asam amino
baru (Wahjuni,2013).

Struktur Protein

Protein (asal kata protos dalam bahasa Yunani yang memiliki arti “yang paling
utama) merupakan salah satu dari biomakromolekul elemen penyusun utama
makhluk hidup yang dibentuk dari asam amino (monomer) [1]. Protein dibentuk
dari proses sintesis protein yang dilakukan melalui tahapan transkripsi dan translasi.
Protein merupakan rangkaian biomolekul raksasa yang sangat penting peranannya
untuk makhluk hidup. Untuk mendapatkan protein harus melalui proses translasi
dari RNA. Proses untuk mendapatkan RNA melalui proses transkripsi dari DNA
(Haryanto dan Ardi,2015).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. DNA adalah sejenis biomolekul yang menyimpan dan menyandi instruksi-


instruksi genetika setiap organisme dan banyak jenis virus. Instruksi-instruksi
genetika ini berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi
organisme dan virus. DNA merupakan asam nukleat; bersamaan dengan proteindan
karbohidrat, asam nukleat adalah makromolekulesensial bagi seluruh makhluk
hidup yang diketahui.

2. RNA adalah molekul polimer yang terlibat dalam berbagai peran biologis
dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi gen. RNA dan DNAadalah asam
nukleat, dan, bersama dengan proteindan karbohidrat, merupakan empat
makromolekulutama yang penting untuk semua bentuk kehidupanyang diketahui.

3. Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme,


termasuk yang terjadi di tingkat sel.

B. Saran

Saran saya bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena
masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari
sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai DNA,RNA metabolisme.
DAFTAR PUSTAKA

Haryanto.,T. Ardi.,B,S.2015.Penggunaan Fitur Kimiia Fisik Dan Posisi Atom


Untuk Prediksi Struktur Sekunder Protein.Jurnal Edukasi dan Penelitian 1(2).

Suhermiati.,I.2015. Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Pokok Sintesis


Protein Ditinjau Dari Hasil Belajar Biologi Siswa.BioEdu 4(3).

Faatih.,M. Isolaso Dan Digesti DNA Kromosom Isolation.

Aisah.,I.Fadillah.,F,N.Suyadi.,M.2017.Aplikasi Logika Matematika Pada Aljabar


Untaian DNA Dalam Proses Hibridisasi.Sigma-mu 9(2).

Aisah.,I.Kurniadi.,E.Carnia.,E.Ula.,N.2015.Representasi Mutasi Kode Genetik


Standar Berdasarkan Basa Nukleotida.Jurnal Matematika Integratif 11(1).

Wahjuni.,S.2013.Metabolisme Biokimia. Denpasar : Udayana University Press.

Anda mungkin juga menyukai