Anda di halaman 1dari 76

ASAM NUKLEAT

KELOMPOK DNA:
Jasmine Humaira (1706985754)
Merinda Innayah F (1706038626)
Nisa Methilda Andriana R (1706985810)
Salsabela Putri Dellyana (1706038563)
Vennycia Johan (1706038632)
idePendahuluana
Asam nukleat adalah senyawa organik kompleks yang ditemukan di semua organisme hidup. Asam
nukleat ditemukan pada tahun 1869 oleh ahli biokimia Swiss Johann Friedrich Miescher (1844-
1895). Miescher menemukan adanya senyawa organik yang tidak biasa dalam inti sel dan
memberikan senyawa yang nama nuklein. Senyawa tidak biasa karena mengandung kedua nitrogen
dan fosfor, selain karbon, hidrogen, dan oksigen. Asam nukleat merupakan polimer yang tersusun
dari monomer – monomer. Monomer dari asam nukleat disebut dengan nukletida, sehingga asam
nukleat juga disebut dengan polinukleotida. Secara umun, nukleotida terdiri dari gula pentosa (gula
dengan 5 atom karbon), basa nitrogen, dan gugus fosfat. Potongan nukleotida tanpa gugus fosfat
disebut dengan nukleosida.

Di alam, asam nukleat ditemukan dalam bentuk :


1.Asam Deoksiribosa Nukleat (DNA)
2.Asam Ribosa Nukleat (RNA)
STRUKTUR ASAM
NUKLEAT
➔ Nukleosida dan Nukleotida
Basa nitrogen,

Gula,

Fosfat

➔ DNA dan RNA

➔ Berdasarkan Tingkatan
ideNukleosida dan Nukleotidaa
Nukleosida terdiri dari basa nitrogen yang terikat secara kovalen dengan gula (ribosa atau
deoksiribosa) tetapi tanpa gugus fosfat. Sedangkan, Nukleotida terdiri dari basa nitrogen, gula
(ribosa atau deoksiribosa) dan gugus fosfat.
● Nukleosida = Basa + Gula
● Nukleotida = Gula + Basa + Fosfat

Hubungan
● Ketika nukleosida terfosforilasi oleh kinase spesifik (sejenis enzim dalam sel pada kelompok
alkohol utama gula (-CH2-OH), nukleotida diproduksi.
● Nukleotidase adalah enzim hidrolitik yang memecah nukleotida (seperti nukleotida timin)
menjadi nukleosida (seperti timidin) dan fosfat.
ideGulaa
● Deoksiribosa: Deoksiribosa, atau lebih tepatnya 2-deoksiribosa, adalah monosakarida, dan namanya
menunjukkan bahwa itu adalah gula deoksi, yang berarti berasal dari gula ribosa dengan hilangnya satu
atom oksigen. Rumus kimia gula deoksiribosa adalah C5H10O4. Merupakan gula aldopentosa karena
memiliki gugus aldehida yang melekat padanya.Massa molekul Deoksiribosa 134,13 g/mol

● Ribosa: Ribosa adalah aldo-pentosa atau, dengan kata lain, monosakarida yang mengandung lima atom
karbon. Gula ribosa adalah monosakarida biasa di mana satu atom oksigen melekat pada setiap atom
karbon dalam rantai. Pada atom karbon kedua, bukan hidrogen, gugus hidroksil terpasang. Gugus-gugus
hidroksil pada atom karbon kedua, ketiga dan kelima bebas sehingga tiga atom fosfat dapat menempel.
Massa molekul Ribosa 150,13 g / mol
idStruktur Gula

Sumber : https://www.referensibiologi.com/2018/04/asam-nukleat-basa-nitrogen-gula-pentosa.html
ideBasa Nitrogena
Ada 2 golongan basa nitrogen penyusun nukleotida, yaitu golongan
pirimidin dan purin. Basa nitrogen golongan pirimidin mempuyai 1
struktur cincin yang tersusun dari 6 atom karbon. Basa nitrogen
golongan pirimidin yang ada pada asam nukleat adalah sitosin (C),
timin (T), dan urasil (U). Basa nitrogen golongan purin mempuyai 2
struktur cincin yang menyatu, yaitu struktur cincin dengan 6 atom
karbon dan 5 atom karbon. Basa nitrogen golongan purin yang ada
pada asam nukleat adalah adenin (A) dan guanin (G).
ideBasa Nitrogena
● Adenin adalah molekul organik yang ditemukan dalam DNA, asam ribonukleat (dikenal
sebagai RNA) dan adenosine trifosfat, lebih umum dikenal sebagai ATP. Ini adalah purin,
cincin 6-anggota yang berikatan dengan 5 anggota cincin pirimidin. Dalam DNA, ikatan ini
dengan timin, membuat struktur yang akrab disebut double-helix.
● Guanin adalah basa purin ditemukan di kedua DNA dan RNA yang berikatan eksklusif
dengan sitosin membentuk ribonukleosida disebut guanosin atau deoksiribosa membentuk
deoxyguanosine.
● Timin adalah basa pirimidin ditemukan dalam DNA yang berikatan dengan adenin. Ketika
dikombinasikan dengan deoksiribosa, ia menciptakan thymadine nukleosida
● Sitosin adalah basa nitrogen berbentuk piramida yang berikatan dengan guanin di RNA dan
DNA sebagai nukleotida dan fungsi sebagai bagian dari kode genetik.
● Urasil adalah jenis pirimidin basa nitrogen yang hanya ditemukan dalam molekul RNA.
Selalu berpasangan dengan adenin.
idePasangan Basaa
Setiap basa nitrogen memiliki pasangan. Kemampuan basa untuk berpasangan berasal dari atom
nitrogen mereka .Setiap nitrogen memiliki sepasang elektron yang membuatnya sedikit negatif,
sehingga dapat tertarik ke atom hidrogen yang sedikit positif pada mitranya. Kita menyebutnya
ikatan hidrogen, dan itu digambarkan sebagai garis putus-putus.

Sumber : Wikipedia
ideFosfata
Gugus fosfat adalah gugus yang terdapat dalam asam
nukleat , dalam bentuk nukleotida. Yang memiliki rumus
HPO4. Fosfat berikatan dengan atom C5 nya, dan atom C3
dari nukleotida sebelumnya atau sesudahnya. ini disebut
sebagai ikatan fosfodiester, dimana ikatan ini
menghubungkan nukleotida 1 dengan lainnya.
ideRNAa
RNA adalah polimer asam nukleotida dari empat jenis ribonukleotida. Berdasarkan letak serta
fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi tiga macam,yaitu :
● RNA duta (m-RNA )
Merupakan asam nukleat yang berbentuk pita tunggal dan merupakan RNA terbesar atau
terpanjang yang bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida.
● RNA transfer (tRNA)
Merupakan RNA terpendek yang bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Pada
tRNA terdapat bagian yang berhubungan dengan kodon yang disebut antikodon dan bagian
yang berfungsi sebagai pengikat asam amino.
● RNA ribosom (rRNA)
Merupakan RNA dengan jumlah terbanyak dan penyusun ribosom. RNA ini berupa pita
tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel.
ideStruktur RNAa

Gambar 1.1 :(a)m-RNA (b) r-RNA (c) t-RNA


Sumber :www.kuttabku.com
ideDNAa
DNA adalah suatu asam nukleat yang menyimpan segala informasi biologis yang unik dari setiap makhluk hidup
dan beberapa virus. DNA merupakan singkatan dari deoxyribonucleic acid atau dalam Bahasa Indonesia disebut
asam deoksiribonukleat.

● B-DNA
B-DNA adalah bentuk yang umumnya diamati pada kromosom. B-DNA adalah heliks tangan kanan dengan 10
pasangan basa per putaran.

● A-DNA
A-DNA juga heliks tangan kanan. Namun, ada banyak pasangan basa per putaran. A-DNA memiliki 11 pasangan
basa per putaran. Selain struktur yang lebih kompak, A-DNA mirip dengan B-DNA.

● Z-DNA
Z-DNA adalah jenis DNA yang merupakan heliks tangan kiri. Ia juga dikenal secara biologis aktif dalam formasi
zigzag berulang urutan pasangan basa. Z-DNA memiliki 12 pasangan basa per putaran
ideStruktur DNAa

Sumber : https://www.sridianti.com/apa-saja-berbagai-jenis-dna.html
ideDNA VS RNAa
DNA
● Terdapat dalam nukleus, mitokondria, dan kloroplas
● Berupa rantai ganda
● Kadarnya tidak dipengaruhi oleh kecepatan sintesis
protein
● Basa nitrogennya adalah adenin (A), guanin (G), sitosin
(C), dan timin (T)
● Gula penyusunnya adalah deoksiribosa,
RNA
● Terdapat dalam nukleus, sitoplasma, dan ribosom
● Strukturnya berupa rantai tunggal
● Kadarnya dipengaruhi kecepatan sintesis protein
● Basa nitrogennya adalah adenin (A), guanin (G), sitosin
(C), dan urasil (U)
● Gula penyusunnya adalah ribosa
eStruktur berdasarkan Tingakatan
1. PRIMER
Struktur utama asam nukleat adalah urutan linear nukleotida, yang dihubungkan
satu sama lain dengan sambungan fosfodiester. Nukleotida terdiri dari tiga
komponen - dasar nitrogen, gula 5-karbon dan gugus fosfat

Sumber : https://usaha321.net/struktur-dan-fungsi-asam-nukleat.html
Struktur berdasarkan Tingakatan
2. SEKUNDER
Struktur sekunder adalah interaksi
antara dasar. Struktur ini menunjukkan
bagian mana helai terikat satu sama
lain. Dua untai DNA dalam double
helix DNA terikat satu sama lain
dengan batas hidrogen. Nukleotida pada
satu untai pasangan basa dengan
nukleotida untai lainnya. Struktur
sekunder DNA didominasi pasangan
dasar dua helai polinukleotida
membentuk heliks ganda.
Struktur berdasarkan Tingakatan
3. TERSIER
Struktur tersier terjadi dari lipatan
komponen struktur sekunder polipeptida
yang membentuk konfigurasi tiga dimensi.
Struktur tersier terjadi karena bermacam-
macam gaya kimiawi terutama ikatan
hidrogen antara individu asam amino dan
gaya hidrofobik yang mengatur bahwa asam
amino dengan sisi gugus non-polar harus
dilindungi dari air dengan menenpatkannya
di bagian dalam protein.
Struktur berdasarkan Tingakatan
4. KUARTER
Struktur Kuarter adalah tingkat
yang lebih tinggi dari organisasi
asam nukleat. Struktur ini mengacu
pada interaksi asam nukleat dengan
molekul lain. Tidak semua protein
membentuk struktur kuaternair.
Hanya protein yang mempunyai
fungsi kompleks yang memiliki
struktur ini termasuk beberapa
protein yang terlibat dalam ekspresi
gen.
FUNGSI ASAM
NUKLEAT
Fungsi DNA secara umum:
➔ Pembawa Informasi Genetik
➔ Mengatur Perkembangan Fenotip
Organisme
➔ Pendorong Adaptasi dan Evolusi
➔ Kumpulan Unit Informasi dan Agen
Replikasi
➔ Agen Sintesis Protein Tertentu
➔ Autokatalis
Fungsi DNA secara umum

•Pembawa Informasi Genetik •Mengatur Perkembangan Fenotip


Organisme
DNA sebagai bentuk kimiawi gen merupakan
pembawa informasi genetik makhluk hidup. DNA harus mengatur perkembangan fenotipe
DNA membawa instruksi bagi pembentukan organisme. Artinya, materi genetik harus
ciri dan sifat makhluk hidup. DNA harus mengarahkan pertumbuhan dan diferensiasi
mampu menyimpan informasi genetik dan organisme mulai dari zigot hingga individu
dengan tepat dapat meneruskan informasi dewasa.
tersebut dari tetua kepada keturunannya, dari
generasi ke generasi.
Fungsi DNA secara umum

•Pendorong Adaptasi dan Evolusi •Kumpulan Unit Informasi dan Agen


Replikasi
DNA sewaktu-waktu harus dapat mengalami
perubahan sehingga organisme yang Oleh karena DNA-A mengandung semua
bersangkutan akan mampu beradaptasi dengan informasi sifat makhluk hidup, ia juga harus
kondisi lingkungan yang berubah. memiliki informasi bagi perbanyakan diri
(replikasi). Replikasi DNA memberikan jalan
bagi DNA untuk diwariskan dari satu sel ke
sel lainnya.
Fungsi DNA secara umum

•Agen Sintesis Protein Tertentu •Autokatalis


Gen-gen membawa informasi untuk DNA juga dapat berfungsi sebagai
membentuk protein tertentu. Proses ini terjadi autokatalitik, yaitu DNA mampu membentuk
melalui mekanisme sintesis protein. Proses dirinya sendiri yang dilakukan melalui
pembentukan protein ini terjadi melalui proses replikasi, pengkopian rangkaian molekul
transkripsi DNA menjadi RNA dan translasi bahan genetik sehingga dihasilkan molekul
RNA membentuk rantai polipeptida. anakan yang sangat identik.
Jenis DNA dibedakan oleh
pembentukan dan struktur
heliks, yaitu
➔ B-DNA
➔ A-DNA
➔ Z-DNA
➔ DNA Mitokondria
➔ DNA Nukleus
➔ DNA Kloroplas
➔ DNA Plasmid
➔ DNA Polimerase
➔ DNA Ligase
Jenis DNA dibedakan oleh pembentukan dan struktur heliks

•B-DNA •Z-DNA
B-DNA direplikasi dan digunakan dalam Z-DNA berperan dalam transkripsi RNA,
transkripsi dan translasi RNA, yang yang merupakan proses sintesis protein untuk
merupakan molekul yang digunakan untuk menciptakan mRNA dari untai DNA.
sintesis protein.
•DNA Mitokondria
•A-DNA
DNA mitokondria memiliki fungsi untuk
A-DNA adalah biologis aktif dalam sel, dan mengkode enzim dan beberapa protein yang
membentuk struktur mengkristal dalam diperlukan untuk aktivitas mitokondria yaitu
percobaan laboratorium. respirasi sel.
Jenis DNA dibedakan oleh pembentukan dan struktur heliks

•DNA-Nukleus •DNA Plasmid


DNA nukleus memiliki fungsi sebagai DNA plasmid memelihara sejumlah ciri-ciri
pembawa kode untuk protein melalui proses yang stabil dari generasi ke generasi.
transkripsi dan translasi.
•DNA Polimerase
•DNA-Kloroplas
DNA polimerase memiliki fungsi yakni
DNA kloroplas memiliki fungsi untuk untuk membaca untaian DNA yang utuh
mengkode enzim dan beberapa protein yang sebagai cetakan yang kemudian digunakan
diperlukan untuk reaksi terang pada proses untuk mensintesis untaian DNA baru.
anabolisme.
Jenis DNA dibedakan oleh pembentukan dan struktur heliks

•DNA Ligase
DNA ligase memiliki peran untuk
menggabungkan fragmen yang terbentuk saat
proses replikasi, menyambungkan atau
menghubungkan potongan-potongan DNA
yang baru disintesis, dan berperan dalam
proses reparasi DNA.
Fungsi RNA:
➔ Sebagai Transfer Kode Genetik
Dalam proses ini, RNA yang
terlibat, yakni mRNA, tRNA, rRNA,
miRNA, siRNA, snoRNA, snRNA, xis
RNA , RNAP, hnRNA, ncRNA, RNA
Switches, Catalytic RNA, RNAi,
smyRNA, dan gRNA.

➔ RNA Sebagai Sistem Pertahanan


Tubuh
➔ RNA Sebagai Sistem Imun
➔ RNA Sebagai Autokatalis
➔ Pengontrol Sintesis Protein
Fungsi RNA

•Sebagai Transfer Kode Genetik •RNA Sebagai Sistem Pertahanan Tubuh


Salah satu fungsi dari RNA adalah sebagai Interferensi RNA (RNAi) adalah proses
pembawa kode genetik bagi sebagian mahkluk biologis dimana molekul RNA mengendalikan
hidup. RNA juga memiliki andil dalam hal ekspresi gen dengan cara menghancurkan
transfer kode genetik. Transfer kode genetik mRNA tertentu. Proses RNAi ditemukan di
ini dapat kita amati dalam proses sintesis sel-sel eukariotik, termasuk sel hewan. Dalam
protein. proses ini, RNA yang terlibat microRNA
(miRNA) dan small interfering RNA (siRNA).
Perbedaan keduanya hanya terletak di
transkrip primer dan bentuknya, sedangkan
fungsinya sama.
Fungsi RNA

•RNA Sebagai Sistem Imun •RNA Sebagai Autokatalis


RNAi merupakan bagian penting dari respon Ribozim (Ribonucleic acid enzyme) adalah
imun terhadap virus dan materi genetik asing molekul RNA yang mampu mengkatalis reaksi
lainnya. Contohnya pada lalat Drosophila, biokimia spesifik, sama seperti aktivitas enzim
RNAi sangatlah penting dan aktif melawan protein. Fungsi ribozim dalam ribosom
patogen seperti virus Drosphila X. (sejumlah besar ribozim terdapat pada
ribosom) adalah menyambungkan asam amino
selama sintesa protein dan sejumlah proses
reaksi RNA seperti pemotongan RNA,
replikasi viral, dan biosintesis transfer RNA.
Fungsi RNA

•Pengontrol Sintesis Protein


DNA menentukan urutan asam amino pada setiap protein yang akan disintesis. Secara garis besar,
sintesis protein dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi.
BIOSINTESIS
ASAM NUKLEAT
➔ De Novo Pathways
◆ Biosintesis Purin
◆ Biosintesis Pirimidin
➔ Salvage Pathways
◆ Degradasi Purin
◆ Degradasi Pirimidin
➔ Replikasi DNA
➔ Transkripsi RNA
1. De Novo Pathways
1.1 Biosintesis Purin

Dua molekul utama penyusun nukleotida purin :

● Adenosine 5’ monophosphate (AMP) → Basis adenin


● Guanosine 5’ monophosphate (GMP) ->Basis guanin

Diawali dengan pembentukan IMP (Inosinate) sebagai


intermediet dengan prekursor PRPP Gambar 3.1 Struktur dasar
purin
Sumber : Lehninger, 2008
Tahapan Pembentukan IMP
1. PRPP mendapatkan grup amino di atom C-1 dari
glutamin membentuk 5-phosphoribosylamine
2. Penambahan 3 atom oleh glisin. ATP mengaktifkan
grup karboksil glisin, terjadi kondensasi membentuk
GAR
3. Ditambahkan grup amino glisin oleh N10-formyl-H4
folate menjadi FGAR
4. Penambahan nitrogen oleh glutamin dengan bantuan
ATP menghasilkan FGAM
5. Terjadi reaksi dehidrasi, membentuk cincin dengan
bantuan ATP menghasilkan AIR Gambar 3.2 Sintesis IMP
Sumber : Lehninger, 2008
Tahapan Pembentukan IMP
6. Dengan bantuan ATP, terjadi karboksilasi oleh ion HCO3- membentuk N5-CAIR

7. Perpindahan gugus karboksilat dari grup exocylicamino (posisi 5) ke posisi 4 dari


cincin imidazole.

Tahap 6 dan 7 hanya terjadi pada bakteri dan fungi. Pada eukariot, AIR langsung
mengalami karboksilasi menjadi CAIR oleh CO2 dan enzim AIR karboksilase

8. Dengan bantuan ATP, terjadi donor gugus amino dari aspartate sehingga terbentuk
ikatan amida membentuk SAICAR

9. Furmate terlepas dari rangkaian karena terjadi eliminasi rangka karbon aspartate
membentuk AICAR

10. Atom C terakhir didapatkan dari N10-formyl-H4-folate membentuk FAICAR

11. Terjadi dehidrasi sehingga membentuk cincin kedua pada inti purin membentuk
IMP.
Konversi IMP menjadi AMP dan GMP
1. Konversi IMP menjadi AMP

Terjadi donor NH2 oleh aspartate dengan bantuan


GTP membentuk adenylosuccinate. Fumarate
terlepas dari rangkaian dan terbentuk AMP.

2. Konversi IMP menjadi GMP

Terjadi hidrolisis melibatkan NAD+ untuk Gambar 3.3 Konversi IMP menjadi AMP dan GMP
Sumber : Lehninger, 2008)
mengoksidasi IMP pada C2, membentuk XMP.
Penambahan NH2 oleh glutamin dengan bantuan
ATP membentuk GMP
1. De Novo Pathways
1.2 Biosintesis Pirimidin

Ribonukleotida umum dari pirimidin :

● Cytidine 5’ monophosphate (CMP) → cytosine


● Uridine 5’ monophosphate (UMP) → uracil

Prekursor : aspartate Gambar 3.4 Struktur


Dasar Pirimidin
Sumber : Jokowarino.id
Biosintesis Pirimidin :
1. Aspartate bereaksi dengan carbamoyl phosphate
membentuk N-carbamoylaspartate
2. Terjadi dehidrasi sehingga membentuk cincin tertutup L-
dihydroorotate
3. Terjadi oksidasi oleh NAD+ membentuk orotate
4. Peletakan Ribose 5-phosphate dari PRPP ke orotate
membentuk orotidylate
5. Pelepasan CO2 (dekarboksilasi) membentuk UMP
6. Terjadi fosforilasi oleh 2 ATP dan enzim kinase
membentuk UTP Gambar 3.5
Sintesis
7. Donor nitrogen dari glutamine dengan bantuan ATP dan Pirimidin
Sumber :
enzim cytidylate synthetase membentuk CTP Lehninger
2008
Pembentukan NTP
Dalam sintesis DNA dan RNA diperlukan nucleoside triphosphate (NTP) yang dibentuk
dari fosforilasi nucleoside monophosphate (NMP) dan nucleoside diphosphate (NDP)
dengan bantuan enzim kinase tertentu.

Berikut adalah reaksi pembentukkan GTP :


Sintesis Deoksiribosanukleotida
Reduksi gula ribosa di posisi C2’ pada ribosanukleotida yang berkorespondensi dengan
bantuan enzim ribonucletide reductases (RNRs).

Enzim RNRs mengganti gugus -OH pada atom C2 gula ribosa dengan -H melalui
mekanisme radikal bebas.

Gambar 3.6 sintesis deoksiribosanukleotida


Sumber : easybiologyclass.com
Sintesis dTMP
Pada DNA tidak terdapat UMP, melainkan thymidylate
(dTMP). Pembentukkan dTMP diawali dengan dUMP :

1. Reduksi CDP menjadi dCDP, terjadi fosforilasi menjadi


dCTP, terjadi deaminase menjadi dUTP
2. Reduksi UDP menjadi dUDP, terjadi fosforilasi menjadi
dUTP
3. Terjadi defosforilasi, dUTP diubah oleh enzim dUTPase Gambar 3.7 Sintesis dTMP (1)
Sumber : Lehninger 2008
menjadi dUMP.
Sintesis dTMP
Proses konversi dUMP menjadi dTMP dilakukan dengan
katalis enzim thymidylate synthase, dengan tahapan :

1. Donor atom karbon dari N5,N10-


Methylenetetrahydrofolate ke dUMP dan direduksi
menjadi CH3 membentuk dTMP
2. N5,N10-Methylenetetrahydrofolate berubah menjadi 7,8-
Dihydrofolate
3. 7,8-Dihydrofolate digunakan untuk regenerasi N5,N10-
Methylenetetrahydrofolate
Gambar 3.8 sintesis dTMP (2)
Sumber : Lehninger, 2008
2. Salvage Pathways
2.1 Degradasi Purin

Proses degradasi purin dan pirimidin menghasilkan asam urat dan


urea. Proses degradasi purin :

1. Defosforilasi AMP menjadi adenosine


2. Deaminase adenosine oleh enzim adenosine deaminase menjadi
inosine
3. Hidrolisis inosine menjadi hypoxanthine (free base) dan gula
ribosa dilepas
4. Oksidasi hypoxanthine menjadi xanthine
5. Oksidasi xanthine menjadi asam urat

Jika purin : GMP, hidrolisis GMP menjadi guanosine, hidrolisis


Gambar 3.9 Degradasi Purin
guanosine menjadi guanine (free base) dan gula ribosa dilepas, Sumber : Lehninger, 2008
hidrolisis guanine NH3 dilepas menjadi xanthine
Ekskresi produk akhir purin :

● Asam urat diekskresi oleh primata, burung,


reptil, serangga
● Allantoin, degradasi asam urat oleh urate oxidase
diekskresi oleh sebagian besar mamalia
● Allantoate diekskresi oleh ikan bertulang
● Urea diekskresi oleh amfibi, ikan bertulang
rawan
● NH4+ oleh invertebrata laut

Gambar 3.10 ekskresi produk akhir


purin
Sumber : lehninger, 2008
2. Salvage Pathways
2.2 Degradasi Pirimidin

Degradasi pirimidin mengarah ke produksi NH4+ dan


sintesis urea

1. NH4+ dan CO2 masuk siklus urea


2. Degradasi cytosine dan urasil membentuk beta-
alanine dan diekskresikan
Gambar 3.11 Degradasi pirimidin
3. Degradasi thymine menjadi beta-aminoisobutyrate Sumber : Library.med.utah.edu

dan dieksresikan
3. Replikasi DNA
Replikasi DNA terjadi di dalam nukleus. Sumber energinya
berasal dari nukleosida trifosfat. Mekanisme replikasi DNA :

1. Enzim helikase membuka heliks ganda DNA induk


2. Protein pengikat untai tunggal menstabilkan DNA induk
yang terbuka
3. Untai utama (leading strand) disintesis secara terus
menerus pada arah 5’-3’ oleh DNA polimerase.
Pembentukan leading strand dimulai dari satu primer Gambar 3.12 Replikasi DNA
Sumber : edubio.info
RNA yang disintesis oleh enzim primase. Primer RNA
bukanlah DNA tetapi potongan pendek RNA yang
kemudian dihubungkan oleh enzim DNA polimerase
menjadi DNA.
3. Replikasi DNA
4. Untuk memanjangkan untaian baru DNA yang lain,
DNA polimerase harus bekerja di sepanjang cetakan
yang jauh dari cabang replikasi, untaian DNA ini
disebut lagging strand (untaian lamban). Lagging
strand disintesis secara diskontinu. Enzim primase
menyintesis primer-primer RNA pendek yang
kemudian diperpanjang oleh DNA polimerase
Gambar 3.12 Replikasi DNA
membentuk fragmen okazaki Sumber : edubio.info

5. Setelah primer RNA diganti menjadi DNA oleh


DNA polimerase, DNA ligase menyambungkan
fragmen okazaki ke untai yang sedang tumbuh
4. Transkripsi RNA
Transkripsi RNA : sintesis kimia RNA dari template DNA. Proses ini
terjadi di dalam nukleus, mitokondria, dan plastida.

Transkripsi pada prokariot :

1. Inisiasi : Enzim RNA polimerase menempel pada bagian


promoter, membuka rantai DNA dan memungkinkan terciptanya
RNA dari salah satu rantai DNA yang digunakan sebagai
cetakan
2. Elongasi : RNA polimerase menggabungkan nukleotida bebas
menjadi rantai RNA sesuai dengan cetakan
Gambar 3.13 Transkripsi RNA
3. Terminasi : setelah RNA terbentuk sempurna, RNA polimerase prokariot
Sumber : edubio.info
akan sampai pada bagian terminator, di mana RNA dan RNA
polimerase akan terlepas dari DNA tersebut.
4. Transkripsi RNA
Transkripsi pada eukariot :

1. Inisiasi : faktor transkripsi menempel pada promoter,


disusul dengan RNA polimerase dan membentuk
kesatuan kompleks inisiasi transkripsi, lalu RNA
polimerase membuka rantai ganda DNA
2. Elongasi : RNA dibuat sepanjang cetakan DNA oleh
RNA polimerase Gambar 3.14 Transkripsi RNA eukariot
Sumber : edubio.info
3. Terminasi : terbentuk urutan nukloetida AAUAAA di
akhir RNA, enzim memotong sepanjang 10-35
nukleotida setelahnya sehingga RNA, RNA
polimerase dan faktor transkripsi terlepas
ANALISIS ASAM
NUKLEAT
1. Analisis Kualitatif
2. Analisis Kuantitatif
ANALISIS KUALITATIF

1. Elektroforesis Gel
● Definisi: Teknik pemisahan fragmen DNA berdasarkan ukuran
dan muatan fragmen menggunakan media gel yang akan dialiri
arus listrik
● Pemisahan DNA berukuran kecil (< 200 bp) menggunakan gel
poliakrilamida, sementara pemisahan DNA berukuran besar
menggunakan gel agarosa
Gambar 4.1 Skema Kerja Elektroforesis Gel ● Prinsip Kerja:
Sumber: khanacademy.orgcc
1. Gel ditempatkan di boks gel pada alat elektroforesis Ujung
boks gel tempat dimana wells berada dihubungkan dengan
elektroda negatif sedangkan ujung lainnya dihubungkan dengan
elektroda positif. Larutan buffer yang mengandung garam yang
mampu memicu arus listrik kemudian dituangkan di atas gel
2. Sampel DNA yang telah dicampurkan dengan dye dimasukkan
satu persatu dengan bantuan pipet ke dalam wells. Satu buah
wells disisakan untuk tempat DNA ladder yang mana
mengandung fragmen-fragmen DNA dengan panjang masing-
masing yang telah diketahui sebagai standar
Gambar 4.2 Penampakan Hasil Elektroforesis Gel
Sumber: khanacademy.org
ANALISIS KUALITATIF

1. Elektroforesis Gel (cont’d)

3. Power dinyalakan, dan arus listrik mulai mengalir melewati


gel. Fragmen DNA yang memiliki muatan negatif (akibat
keberadaan struktur fosfat pada strukturnya) akan bergerak ke
Gambar 4.1 Skema Kerja Elektroforesis Gel kutub positif. Fragmen DNA berukuran pendek akan bermigrasi
Sumber: khanacademy.orgcc
lebih cepat daripada fragmen DNA berukuran panjang.
Kecepatan migrasi fragmen DNA ini bergantung pada berat
molekul fragmen DNA sebab DNA mempunyai rasio
muatan/massa yang konstan

4. Untuk melakukan analisis fragmen DNA, gel perlu


ditempatkan di bawah sinar UV sehingga fragmen-fragmen
DNA bisa menyala (Gambar 3.2) dan kita mampu memprediksi
panjang tiap fragmen DNA sesuai dengan posisi DNA ladder
pada titik bp tertentu
Gambar 4.2 Penampakan Hasil Elektroforesis Gel
Sumber: khanacademy.org
ANALISIS KUALITATIF

2. Insituhibridization
● Tujuan: penentuan letak spesifik sekuen DNA atau mRNA
dalam organisme
● Teknik ini disebut insitu karena dalam kerjanya melibatkan
penggabungan rantai DNA yang disintesis sendiri pada wadah
tertentu ( di laboratorium)
● Prinsip kerja:
1. Denaturasi DNA double strand
2. Probeyang telah disinteiss sebelumnya dan dilabeli dengan
fluorescent dye atau isotop radioaktif ditambahkan ke sekuens
Gambar 4.3. Penampakan probe yang telah terikat pada sekuens DNA yang telah berupa rantai tunggal dan terjadilah hibridisasi.
DNA target dari pendaran fluoresens Perlu diingat, probe hanya akan berikatan pada sekuens DNA
Sumber: researchgate. net
komplementernya
3. Probe berlebih dihilangkan, dan keberadaan sekuends DNA
target dari pendaran fluoresens probe dalam genom dapat
dideteksi
ANALISIS KUALITATIF

3. Uji Murexide

● Tujuan: mengidentifikasi keberadaan purin atau turunannya


dalam suatu samel
● Prosedur:
1. Sampel alkaloid dicampur dengan sedikit kalium klorat dan
setetes asam hidroklorik
2. Sampel dikeringkan, kemudian residunya dipaparkan dengan
uap amonia
3. Alkaloid akan menghasilkan warna merah muda dan murexide
dengan warna ungu

Gambar 4.4 Hasil Uji Murexide


Sumber: youtube.com
ANALISIS KUALITATIF

4. Blotting

● Teknik lanjutan dari elektroforesis gel dimana DNA atau RNA akan
dipindahkan ke membran nilon nitroselulosa yang bermuatan positif untuk
dipisahkan
● Untuk analisis asam nukleat, Blotting dibagi menjadi 2 jenis sesuai objek
analisis:
a. Southern Blotting - Analisis DNA

Prinsip Kerja:

1.Membran nilon/nitroselulosa diletakkan di atas gel agarosa. Pada kondisi


vakum, membran diletakkan di bawah gel. Tekanan diberikan secara merata pada
gel untuk memastikan terjadinya kontak antara gel dan membran
Gambar 4.5 Skema Southern Blotting
Sumber:
https://www.mybiosource.com/learn/southern-blotting/ 2. Proses pemindahan fragmen DNA dari gel ke membran kemudian terjadi
dengan memanfaatkan daya kapilaritas.

3. Setelah fragmen DNA berpindah ke gel, membran nilon/nitroselulosa kemudian


dipanaskan dengan suhu tinggi dan diberi radiasi UV sehingga dapat terbentuk
ikatan kovalen permanen antara pita-pita fragmen DNA dan membran.
ANALISIS KUALITATIF

4. Blotting

4. Membran dicampur dengan probe yang merupakan sekuens DNA komplementer dengan
sekuens DNA target dan telah berlabel radioaktif/fluoresens yang dapat berpendar.

5. Probe diinkubasi dengan membran agar dapat berhibdrisasi dengan fragmen DNA

6. Setelah hibridisasi selesai, probe yang tidak terikat dicuci dari membran

7. Deteksi pola hibridisasi kemudian dapat divisualisasikan menggunakan film x ray /


autorafdiografi

B. Nothern Blotting - Analisis RNA

Teknik untuk mempelajari ekspresi gen dengan mendeteksi RNA/ mRNA terisolasi. Prinsip
Gambar 4.5 Skema Southern Blotting
Sumber: kerja Nothern Blotting mirip dengan Southern Blotting. Namun pada Nothern Blotting, jika
https://www.mybiosource.com/learn/southern-blotting/ sekuens target kita adah mRNA, maka sampel terlebih dahulu perlu diisolasi dengan
menggunakan teknik kromatografi oligoselulosa. Selain itu perbedaannya adalah pada
Nothern Blotting,digunakan gel agarosa formal dehid
ANALISIS KUALITATIF

5. DNA Profiling/fingerprinting

● Definisi: teknik untuk mengidentifikasi suatu individu dengan mengambl


profile atau pola DNA tertentu dari seseorang ataupun sampel jarignan
tubuh dan membandingkannya dengan profile DNA terkait, semisal
keluarga individu.
● Prosedur:
1. Sampel DNA diambil dari darah, air liur, rambut, dll
2. Sampel DNA diampifikasi dengan PCR untuk mendapatkan DNA
berjumlah cukup untuk membentuk profile
3. Sampel DNA kemudian dineaturasi dengan enzim restriksi spesifik untuk
dihasilkan fragmen. Panjang fragmen spesifik untuk tiap organ sebab tiap
orang memiliki panjang STR (short tandem repeats) yang bervariasi
4. Fragmen-fragmen DNA kemudian dibagi menjadi sejumlah band dengan
elektroforesis gel
5. Selanjutnya, proses blotting dilakukan. Pada tahap ini, probe DNA akan
berikatan dengan sekuens DNA. Kemudian, probe DNA dicuci dan film X
ray diletakkan pada membran untuk deteksi radioaktif. Pola dari band
inilah yang disebut dengan DNA fingerprint
Gambar 4.6 Skema DNA Profiling
Sumber: yourgenome.org
ANALISIS KUALITATIF

5. DNA Sequencing

● Tujuan: menentukan sekuens nukleotida (A,T, C, G) dalam sekuens DNA


● Terdapat dua metode sekuensing DNA yaitu Metode Sekuensing Sanger dan Next
Generation, namun metode yang lebih populer adalah Sekuensing Sanger
● Material untuk Sekuensing Sanger:
1. Enzim polimerase DNA
2. Primer
3. Nukleotida DNA (dATP, dTTP, dCTP, dGTP)
4. Template DNA yang akan disekuens
5. dideoxy/chain terminating nukelotida (ddATP, ddTTP, ddCTP, ddGTP) yang
masing-masing dilabeli dengan warna berbeda
● Prinsip kerja Sekuensing Sanger:
1. Mencampurkan sampel DNA yang akan disekuens dengan semua material yang
telah dipaparkan dalam tube
2. Campuran tersebut kemudian dipanaskan untuk mendenaturasi template DNA dan
didinginkan sehingga primer dapat berikatan dengan template DNA
Gambar 4.7 Skema DNA sequencing
Sumber: khanacademy.org
5. DNA Sequencing

3.Setelah primer terikat dengan template DNA, temperatur dinaikkan kembali sehingga
DNA polimerase dapat mensintesis DNA yang dimulai dari primer

4.DNA polimerasi akan terus menerus menambahkan nukleotida hingga akhirnya dideoxy
nukelotidaterikat sehingga tidak ada lagi gugus nukleotida yang dapat ditambahkan.
Tahapan ini berlangsung terus menerus sehingga nanti kita dapat melihat dideoxy
nukleotida terikat pada ujung nukleotida tertentu pada tiap fragmen DNA

5. Fragmen-fragmen DNA ini kemudian dielektroforesis gel. Ketika fragmen-fragmen


DNA yang mampu mencapai finish line telah habis, fragmen-fragmen DNA tersebut
kemudian ditembakkan laser sehingga kita dapat melakukan deteksi berdasarkan warna
fragmen. Nantinya, kita mampu membaca sekuens nukleotida melalui puncak-puncak
dengan warna spesifik pada kromatogram

6. Reverse Transcription
Gambar 4.8 Skema DNA sequencing
Sumber: khanacademy.org ● Definisi: teknik sintesis DNA dari template RNA atau proses transkripsi untai
tunggal RNA menjadi DNA komplemennya )cDNA) dengan katalisator enzim
reverse transcriptase, primer dNTP dan enzim RNAse inhibitor
● Alasan mengapa dilakukan konversi mRNA menjadi DNA sebab DNA bersifat
lebih stabil dari RNA
2. ANALISIS KUANTITATIF

1. Microarrays
● Prinsip kerja: hibridisasi sampel DNA pada chip DNA. Chip inilah yang disebut microarray. Lebih lanjut, microarray terbuat dari
lempengan kaca yang berisi ribuan hingga puluhan ribu macam gen dalam bentuk fragmen DNA yang berasal dari penggandaan
cDA
● Prosedur:
1. Isolasi mRNA dari sel yang akan dianalisis
2. mRNA ditranskripsi menjadi cDNA. Untuk membandingkan ekspresi gen dua sampel berbeda, digunakan labeling terpisah yaitu
Cy3 dan Cy5 untuk kedua sampel.
3. Sampel cDNA kemudian ditambahkan ke chip microarray. Terjadilah hibridisasi cDNA dengan DNA chip. Scanner kemudian
mendeteksi ekspresi gen dari panjang gelombang spesifik Cy3 dan Cy5 yang ditunjukkan
● Kelebihan: mampu melakukan kuantifikasi ribuan hingga puluh ribuan gen atau DNA sehingga analissi perbandingan ekspresi gen
semisal dalam eksperimen antara kelompok kontrol dan yang terjangkit penyakit dapat dilakukan
ANALISIS KUANTITATIF

2. PCR (Polymerase chain reaction)


PCR adalah teknik replikasi DNA secara enzimatik. PCR dikatakan merupakan teknik yang memiliki sensitivitas tinggi dalam
deteksi asam nukleat. Hal ini dikarenakan produk PCR terampifikasi secara eksponensial, sebagaimana dipaparkan dalam rumus
berikut:

Nn = N0 × (1 + E)n

Nn = jumlah molekul DNA setelah n siklus

No = jumlah molekul DNA sebelum PCR

E = efisiensi amplifikasi (0<E<1 merupakan efisiensi optimum)


ANALISIS KUANTITATIF

Terdapat dua teknik PCR yaitu:

a. Real time PCR


● Prinsip kerja: Real time PCR merupakan teknik kuantifikasi DNA berdasarkan kinetik. Dalam teknik ini, umlah produk
PCR setelah tiap siklus PCR dihitung, kecuali pada siklus-siklus pertama PCR dimana produk PCR masih sangat sedikit
untuk dikuantifikasi secara akurat.
● Menurut Tagman system, real time PCR memiliki mekanisme sebagai berikut:

Tiga oligonukelotida digunakan untuk mengkuantifikasi tiap sekuens dimana dua oligonukelotida pertama adalah primer
untuk ampifikasi PCR sementara oligonukleotida ketiga adalah probe yang ditujukan untuk menghibridisasi sekuens
teramplifikasi spesifik. Probe ini memiliki fluorescent dye (R) pada 5’ dan quencher dye (Q) pada 3’. Ketika probe ini berada
dalam keadaan utuh, warna fluorescent dye akan hilang akibat quenching oleh quncher dye (ketika Q berdekatan dengan R).
Pada proses ekstensi primer dengan adanya PCR, DNA polimerase akan memutus probe dengan aktivitas enzim
eksonukleasenya. Banyaknya warna fluoresens yang terdeteksi dianalisis sebagai akumulasi produk PCR dan dapat
digunakan untuk memonitor produk PCR seiring waktu.
ANALISIS KUANTITATIF

B. Real competitive PCR

● Pada real competitive PCR, DNA standar dengan synthetic point mutation dispike ke dalam sampel cDNA dan diamplifikasi
bersamaan dengan target gen. Sebab targen gen dan DNA standar identik dalam sekuens, maka mereka teramplifikasi dengan
kinetik yang sama. Namun, dengan adanya mutasi yang ditambahkan, maka enzim restriksi dapat dibuat atau dieliminasi
sehingga target gen dan DNA standar dapat dibedakan. Meskipun begitu, DNA heterodupleks yang dihasilkan target gen dan DNA
standar bersifat resitan terhadap enzymatic digestion sehingga perlu dicari metode yang mampu memisahkan sekaligus
mengkuantifikasi produk PCR. Metode yang dimaksud salah satunya ialah MALDI-TOF MS (Flight mass spectrometry).
● Prosedur MALDI TOF MS:
1. PRC kompetitor, basa tunggal dan MALDI-TOF MS digabung
2. Setelah RNA diisolasi dan ditranskripsi balik, DNA displike dengan oligonukleotida sintesis sebagai kompetitor yang memiliki
sekuens identik kecuali satu basa tunggal yang terdapat pada tengah cDNA
3. Kompetitior dan cDNA target diamplifikasi bersamaan
4. dNTP berlebih dihilangkan dengan treatment menggunakan shrimp alkaline phosphate
5. Reaksi base extension dijalankan dengan mengkombinasikan primer base extension, dNTP dan ddNTP serta ThermoSequenase. Pada
reaksi ini, primer base extension akan berhibridisasi di sebelah tempat mutai berada dan antara satu atau dua basa ditambahkan
untuk kompetitor maupun cDNA sehingga dihasilkan dua produk oligonukleotida yangmemiliki berat molekul berbeda
6. Produk reaksi base extension ini kemudian dipisah dan rasio konsentrasinya dikuantifikasi dengan MALDI-TOF MS
ANALISIS KUANTITATIF

3. Differential Display

● Prosedur:
1. mRNA dari sel berbeda- beda ditranskripsi balik menjadi cDNA dengan menggunakan tiga primer oligo (dT) yang berbeda satu
sama lain
2. Tiga cDNA kemudian diamplifikasi dengan menambahkan sepasang second primer yang berukuran pendek (sekitar 13 bp).
3. Kombinasi primer oligo (dT) dan second primer kemudian digunakan untuk mengamplifikasi sekitar 50-100 mRNA.
4. Produk PCR kemudian dilabeli dengn isotop atau fluorescent dye dan dipisah dengan elektroforesis gel
5. Pola cDNA kemudian ditampilkan di atas gel. Ketika kedua sampel cDNA ditampilkan bersebelahan, perubahan ekspresi keduanya
dapat dideteksi dan dibandingkan

Untuk mencapai produk transkprisi secara keseluruhan maka banyak reaksi berbeda harus dilangsungkan. Hal inilah yang menjadi
kekurangan dari Differential Display
ANALISIS KUANTITATIF

4. SAGE (Serial Analysis of Gene Expression)

● Definisi: teknik sekuensing berdasrkan analisis ekspresi gen


● Prosedur:

Tahap Preparasi DNA dan Purifikasi cDNA

1. mRNA diisolasi dan ditranskripsi balik menjadi cDNA dengan


menggunakan primer biotin dan enzim reverse transcriptase
2. cDNA dicampur dengan streptavidin beads. Beads ini akan
mengikat pada kompleks biotin-cDNA
3. Pembelahan cDNA dilakukan dengan menggunakan enzim
restriksi endonukelase. Hasil dari pembelahan ini ialah beads
akan terikat pada fragmen cDNA pada panjang yang berbeda-
beda dengan sekuens yang sama pada akhir fragmen. cDNA yang Gambar xx. Skema SAGE
tidak terikat pada beads dicuci dan cDNA yang terikat pada beads Sumber:
dibagi menjadi dua larutan uji https://bitesizebio.com/30076/serial-analysis-
of-gene-expression-sage-part-1/
Tahap Ligasi cDNA

1. Oligonukleotida A ataupun B ditambahkan ke tiap larutan uji, Oligonukleotida ini


memiliki fitur diantaranya, 1. Attachment site yaitu cut site dari enzim restriksi 2)
Recognition site untuk tipe enzim restriksi yang lain bernamakan tagging enzymes 3)
Sekuens primer yang dapat terikat pada adaptor A maupun B
2. Tagging enzyme kemudian akan membelah cDNA sehingga cDNA akan terpisah dari
beads dan ‘tag’ yang meliputi sekitar 11 nukelotida terbentuk
3. Tag ini memiliki attachment side, namun kondisi ini dapat diperbaiki dengan DNA
polimerasesehingga pada akhirnya kita mendapatkan fragmen yang memiliki blunt end

Tahap Ligasi tagged cDNA

4. Blunt-end tags diligasi bersamaan untuk mendapatkan ditags. Produk ligasi kemudian
diamplifikasi dengan PCR dengan menggunakan primer A dan B
5. Enzim restriksi digunakan kembali untuk membelah ditags untuk menyingkirkan
oligonukleotida A dan B sehingga ditags dapat membentuk rantai panjang cDA yang
disebut dengan cDNA concatemer

Tahap Purifikasi dan Sekuensing cDNA terligasi


Gambar xx. Skema SAGE
6. Concatemers diisolasi Sumber:
7. Kuantifikasi tiap individual tag kemudian dilakukan dengan menggunakan teknik DNA https://bitesizebio.com/30076/s
erial-analysis-of-gene-expressi
Sequencing on-sage-part-1/
8. Akhirnya, profil ekpresi gen terhadap sampel asli mRNA dapat dibuat
ANALISIS KUANTITATIF

5. Spektrofotometri UV-VIS

● Spektrofotometri UV VIS memanfaatkan kemampuan DNA murni yang dapat menyerap cahaya ultraviolet karena keberadaan
basa-basa purin dan purimidin
● Pada spektrofotometri UV VIS, material yang perlu digunakan selain alat spektrofotometer dan sinar UV adalah kuvet dan
larutan DNA terpurifikasi.
● Pembacaan absorbansi DNA dilakukan pada 260 nm sebab pada panjang gelombang tersebut, DNA menyerap sinar UV
paling maksimum. Absorbansi tersebut kemudian dimasukkan dalam rumus untuk mencari konsentrasi DNA dalam sampel:

Setelah mendapatkan konsentrasi DNA, kita dapat mencari yield DNA:

Selain itu, kita dapat mencari puritas DNA:

● DNA berkualitas baik memiliki rasio A,260 / A280 = 1.7-2. Semakin rendah rasio A,260 / A280 maka menandakan semakin banyak
kontaminan pada sampel DNA
APLIKASI ASAM
NUKLEAT

Source: futurity.org
Golden Rice
October 2014 October 2015 October 2015
Latar Belakang Cara Pembuatan Kerugian

OUTLINE

August 2015 November 2015


Pengertian Keuntungan
Latar Belakang
士 3 juta jiwa Dikembangkan beras emas
(golden rice), yang
Beras merupakan makanan
pokok hapir seluruh penduduk
mengandung provitamin A.
dunia, sehingga dapat dijadikan
Kebutaan disebabkan oleh Melaui rekayasa gentika,
sebagai asupan vitamin A yang
kekurangan vitamin A dilakukan biosintesis β-karoten
praktis.
terbesar di Asia. ke endosperm beras.
Rekayasa Genetika
● Teknik DNA rekombinan adalah rekayasa genetika untuk menghasilkan sifat baru
dengan cara mengkombinasikan gen tertentu.

● Rekayasa genetika mempelajari pembentukan kombinasi materi genetik yang baru


dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga terjadi
integrasi dan perbanyakan dalam suatu sel inang

● Setelah DNA rekombina terbentuk dilakukan proses transformasi ke host sel daan
dilakukan inkubasi sel bakteri dengan DNA rekombinan.

● Dilakukan purifikasi untuk mengisolasi gen yang direplika.


Pembuatan Golden Rice
Untuk pembentukannya digunakan dua -Isolasi gen penyandi pembentuk karotenoid
gen dari luar padi yaitu ctr 1 dan psy

GGPD merupakan prekursor untuk


biosintesis beta-karoten pada padi.

Biosintesis GGPD menjadi pitoen


dilakukan pada genom padi

Bakteri yang digunakan adalah Erwinia


uredovora ( penghasil Ctr 1)
MANFAAT KERUGIAN
● Dikhawatirkan adanya
Golden rice mampu zat penyebab alergi,
menyediakan akibat autocrossing
rekomendasi harain yang ● Menimbulkan
dianjurkan dari vitamin monopoli dagang
A dalam 100-200 gram akibat produksi berada
beras. ditangan perusahaan
multinasional
Referensi

Anonim. (2015). Pengertian dan Proses Transkripsi RNA. [online] Available at:
https://www.edubio.info/2017/08/pengertian-dan-proses-transkripsi-dna.html [Accessed 7 Apr. 2019].
Anonim. (2018). Nucleotide Biosynthesis (De Novo and Salvage Synthesis of Purine and Pyrimidine Nucleotides in the Cells
[online] Available at: https://www.easybiologyclass.com/nucleotide-biosynthesis-de-novo-salvage-purine-pyrimidine-
nucleotides-cells/l [Accessed 7 Apr. 2019].
Anonim. (2019). Referensi Biologi: Asam Nukleat : Basa Nitrogen, Gula Pentosa, Struktur DNA dan RNA. [online] Available
at: https://www.referensibiologi.com /2018/04/asam-nukleat -basa-nitrogen-gula-pentosa.html [Accessed
13 Apr. 2019].
Askabiologist.asu.edu. (2019). Southern
Blotting Technique I Ask a Biologist. [online] Available at: https://askabilogist,asu.edu/southern-blotting [Accessed 7 Apr 2019]
Bayer, P., et al. 2002. Golden rice : Intoducing the beta-carotene biosynthesis pathway into rice endosperm by genetic
engineering to defeat vitamin A deficiency. American socienty for nutrional science.
Bitesize Bio. (2019). Learn Serial Analysis of Gene Expression or SAGE. [online] Available at:
https://bitesizebio.com/30076/serial-analysis-of-gene-expression-sage-part-1/ [Accessed 14 Apr. 2019].
Budisma.net. (2019). Perbedaan Deoksiribosa dan Ribosa – Perbedaan. [online] Available at:
https://perbedaan.budisma.net/perbedaan- deoksiribosa -dan- ribosa.html [Accessed 13 Apr. 2019].
Referensi
Cantor, Charles R., Ding, Chunning. (2004) Quantitative
Analysis of Nucleic Acids- the Last Few Years of Progress. Journal of
Biochemistry and Molecular Biology, Vol 37, No 1, pp. 1-6
Hisham.id. (2019). Perbedaan ribosa dan deoksiribosa | Hisham.id. [online] Available at: https:// hisham.id/2015/07/perbedaan-
ribosa-dan-deoksiribosa.html
[Accessed 13 Apr.2019].
Irnangtyas. (2013). Biologi. Jakarta: Erlangga.
Jacinda, V. 2013. Golden Rice
KhanAcademy. (2019). DNA Sequencing. Available
at: khanacademy.org [Accessed 7 April 2019]
KhanAcademy. (2019). Gel electrophoresis. Available at: khanacademy.org [Accessed 7 April 2019]
Kuttabku.com. (2019). Struktur, Fungsi, Susunan Kimia Penyusun dan Macam -Macam Jenis RNA Serta Perbandingan Dengan
DNA. [online] Available at: http://www.kuttabku.com/
2017/10/struktur-fungsi-susunan-kimia-penyusun-dan-macam-macam-jenis-rna-serta-per
bandingan-dengan-dna.html [Accessed 13 Apr. 2019].
Lehninger, Nelson, David L., and Cox, Michael M.
(2008). Principles of Biochemistry Fifth Edition. USA : W. H. Freeman Company.
Sridianti.com. (2019). Mengenal Empat Jenis Basa Nitrogen – Sridianti.com. [online] Available at:
https://www.sridianti.com/mengenal- empat-jenis-basa -nitrogen.html [Accessed 13 Apr. 2019].
Worldwide. promega .com (2019). How do I
determine concentration, yield, and purity of a DNA sample. Available at:
worldwide.promega.com [Accessed 7 April 2019]

Anda mungkin juga menyukai