Anda di halaman 1dari 6

PRE-TEST PRAKTIKUM UOP 2: MODUL EVAPORATOR

Nisa Methilda Andriana Rodiman/ 1706985810


1. Sebutkan dan jelaskan tujuan dari praktikum evaporator!
Jawab:
 Dapat menghitung neraca energi evaporator untuk sirkulasi alami dan paksa
 Membandingkan keekonomisan untuk sirkulasi alamiah dan paksa
 Mengetahui pengaruh laju evaporasi dengan variasi perbedaan suhu sistem dengan steam.
 Mengetahui pengaruh laju evaporasi dengan variasi tekanan sistem
2. Jelaskan prinsip kerja praktikum evaporator serta garis besar metode secara singkat
Prinsip kerja praktikum evaporasi UOP 2 adalah dengan melakukan variasi suhu dan
tekanan, menghitung dan menganalisa penggunaan evaporator sirkulasi alami dan paksa dari
segi keekonomisannya. Percobaan dilakukan dengan memvariasikan tekanan P1 sebanyak 3
kali, yaitu saat tekanan P1 0, 100, dan 200. Pada masing-masing variasi, percobaan diukur
selama 10 menit dengan interval 2 menit. Dalam selang interval 2 menit, dilakukan
pencatatan dan pengamatan L1, L2, L3, T3, T5, T7, T8, P2, dan V Kondensat. Aliran pada
F1, F2, dan F3 dijaga agar tetap stabil sepanjang percobaan, karena penurunan atau
perbesaran aliran yang terjadi dapat merupakan suatu indikasi bahwa proses evaporasi
terganggu. Hasil yang didapatkan dari variasi tekanan dan suhu yaitu level kondensat
kemudian dibuat menjadi grafik waktu vs. level kondensat. Nilai slope dari grafik digunakan
untuk menghitung laju evaporasi dengan cara mengalikannya dengan faktor kalibrasi.
Setelah mendapatkan laju evaporasi, dilakukan plot grafik laju evaporasi rata-rata terhadap
tekanan system (linear) atau suhu (logaritmik) pada sirkulasi alami dan sirkulasi paksa.
Nilai keekonomisan antara sirkulasi alami dan sirkulasi paksa dapat dihitung dengan
melakukan perhitungan perbandingan antara jumlah air terhadap jumlah kondensat yang
terbentuk dengan rasio sirkulasi rata-rata adalah perbandingan antara F3 terhadap F2. Hasil
yang didaptkan kemudian diplot kedalam grafik nilai keekonomisan terhadap variasi tekanan
untuk sirkulasi alami dan sirkulasi paksa.
Untuk mengetahui neraca energi sirkulasi alami dan sirkulasi paksa dapat dihitung
dengan terlebih dahulu mencari nilai massa air masukan ke evaporator, massa air
terevaporasi, dan massa air konsentrat untuk menentukan massa steam yang terkondensasi.
Kesalahan relative dari percobaan ini juga dapat dihitung.
3. Sebutkan dan bagaimana faktor dapat mempengaruhi evaporasi!
a. Suhu evaporasi : Suhu evaporasi berpengaruh pada kecepatan penguapan, semakin tinggi
suhu evaporasi maka penguapan yang terjadi semakin cepat, namun penggunaan suhu
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan komponen.
b. Tekanan uap: suhu dan tekanan uap akan berbanding lurus, sehingga dengan
menurunkan tekanan uap maka suhu evaporasi dapat menurun. Evaporasi bergantung
pada perbedaan antara tekanan uap air dari zat cair (e w) dengan tekanan uap air dari
udara (ea) diatas permukaan air. Evaporasi proporsional akan berhenti bila dicapai
kesetimbangan ew = ea.
c. Waktru evaporasi: suhu evaporasi harus dilakukan serendah mungkin dan waktu proses
juga dilakukan sesingkat mungkin
d. Luas permukaan: semakin luas permukaan bahan, maka semakin luas permukaan zat
yang ingin diuapkan yang berhubungan langsung dengan medium pemanasan dan lebih
banyak air yang dapat keluar dengan cepat dari bahan makanan sehingga evaporasi
semakin cepat. Semakin cepat evaporasi yang terjadi maka semakin banyak air yang
hilang dari bahan pangan.
e. Sifat cairan: semakin tinggi viskositas cairan, tingkat sirkulasi akan menurun dan akan
menurunkan koefisien transfer panas sehingga akan menghambat proses penguapan.
Selama proses evaporasi, viskositas larutan akan mengalami kenaikan karena
meningkatnya konsentrasi. Cairan yang memiliki titik didih yang yang rendah akan lebih
cepat terevaporasi jika dibandingkan dengan cairan yang memiliki titik didih yang
tinggi.
f. Timbul kerak: selama proses evaporasi padatan yang tersuspensi dalam cairan akan
menimbulkan kerak pada evaporator sehingga akan menyebabkan koefisien transfer
panas mengalami penurunan dan proses penguapan terhambat.
g. Foaming: beberapa cairan dapat berbusa selama penguapan. Jika busa stabil, busa dapat
keluar bersama uap (entrainment). Foaming dapat menyebabkan koefisien perpindahan
panas berubah secara tiba-tiba
4. Jelaskan perbedaan antara evaporasi sirkulasi alami dan paksa
Evaporator Sirkulasi Alami
Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang terjadi akibat
perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada evaporator tabung, saat air mulai
mendidih, buih air akan naik ke permukaan dan memulai sirkulasi yang mengakibatkan
pemisahan liquid dan uap air di bagian atas dari tabung pemanas. Jumlah evaporasi
bergantung dari perbedaan temperatur uap dengan larutan.

Evaporator Paksa
Pada proses evaporasi dengan evaporasi sirkulasi alami sering terjadi pendidihan yang
menyebabkan system kering. Sehingga, untuk menghidari hal ini dapat digunakan sirkulasi
paksa, yaitu dengan manambahkan pompa (alat bantu untuk memaska sirkulasi pada proses)
untuk meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak terjadi.
5. Variabel data apa saja yang diperoleh dari praktikum evaporator
Variabel bebas : tekanan dan laju alir
Variabel terikat : ketinggian tangka kondensat dan suhu
6. Bagaimana cara pengolahan data praktikum evaporator
Pada percobaan evaporasi dilakuakan beberapa percobaan dan cara mengolah data sebagai
berikut:
a. Pengaruh variasi tekanan system terhadap laju evaporasi air
Langkah-langkah pengolahan data:
1. Menghitung nilai rata-rata dari P2, P1, dan T7
2. Mencari nilai suhu steam (Ts) dengan menggunakan steam table
3. Menghitung nilai ΔTE melalui persamaan berikut :
∆ T E =T s−T 7
4. Memplot waktu vs ketinggian tangki kondensat (L2) dan mencatat nilai slope (S2)
yang terbentuk dari grafik yang terbentuk.
5. Menghitung nilai laju evaporasi (E) melalui persamaan berikut :
E=60 S 2 C 2
b. Variasi laju sirkulasi dan evaporasi dengan perbedaan temperature
Pada percobaan ini akan dihitung nilai R yang merupakan nilai rasio sirkulasi dari setiap
tekanan sistem. Nilai R didapatkan dari perbandingan antara laju alir umpan dengan laju
alir sirkulasi. Untuk menghitung nilai R, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Menghitung nilai rata-rata dari P2, P1, T7
2. Mencari nilai suhu steam (Ts) dengan menggunakan steam table
3. Menghitung nilai ΔTE melalui persamaan berikut :
∆ T E =T s−T 7
4. Menghitung nilai R melalui persamaan berikut :
F3
R=
F2

5. Memplot waktu vs ketinggian tangki kondensat (L2) dan mencatat nilai slope (S2)
yang terbentuk dari grafik yang terbentuk.
6. Menghitung nilai laju evaporasi (E) melalui persamaan berikut :
E=60 S 2 C 2
7. Dengan nilai C2 faktor kalibrasi tangki kondensat, yaitu sebesar 17,6 kg/m.
8. Membuat grafik hubungan antara log dari laju penguapan rata-rata (log E) di sumbu
y terhadap log suhu (log T) di sumbu x.
9. Melakukan langkah perhitungan di atas pada semua variasi tekanan (0 kPa, 100 kPa,
200 kPa) pada 2 kondisi sirkulasi.
c. Keekonomian antara sirkulasi alami dan sirkulasi paksa
1. Menghitung nilai rata-rata dari P2, P1, T7
2. Mencari nilai suhu steam (Ts) dengan menggunakan steam table
3. Menghitung nilai ΔTE melalui persamaan berikut :
∆ T E =T s−T 7
4. Menghitung nilai R melalui persamaan berikut :
F
R= 3
F2
5. Menghitung nilai WE melalui persamaan berikut :
Wg = C2L2
6. Dengan nilai C2 merupakan faktor kalibrasi tangki kondensat, yaitu sebesar 17,6
kg/m. Nilai L2 yang digunakan pada percobaan ini adalah selisih dari ketinggian
tangki kondensat pada saat akhir perhitungan dengan pada saat awal perhitungan
pada setiap tekanan sistem .
7. Menghitung keekonomisan (EC) melalui persamaan berikut :
WE
EC =
Q

Dengan nilai Q yang digunakan adalah rata-rata nilai QC yang dinyatakan dalam
satuan kg. Untuk menyatakan QC dalam satuan massa, maka nilai QC yang
didapatkan dari percobaan dapat dibagi dengan densitas air (1 g/mL).
d. Neraca Massa dan Neraca Energi untuk Operasi Evaporator Sirkulasi Alami dan
Sirkulasi Paksa
1. Menentukan sebelumnya data-data entalpi umpan dengan menggunakan steam table,
yaitu : HF pada T5, HE pada T3, HC pada T8, dan HS dan hS pada P2.
2. Menghitung perubahan ketinggian pada tangka umpan, kondensat, dan konsentrat
degan cara mengurangkan data menit ke 0 dan data menit ke 10 (ΔL1, ΔL2, ΔL3).
Menghitung total kondensat yang terkumpul dengan persamaan :
1
Q= π d 2 ∆ L2
4

Dengan dL2, selisih antara ketinggian awal tangki dan ketinggian akhir tangki di
kondensat.
3. Menghitung neraca massa dengan menggunakan persamaan berikut :
WF = Wg + WC
4. Menghitung neraca energi dengan menggunakan persamaan berikut :
WF.hF + Q. HS = WE.hE + WC.hC + Q.hS
7. Sebutkan beberapa jenis evaporator dan prinsip perbedaan tiap jenisnya

a. Horizontal Tube Evaporator


Jenis ini digunakan untuk keperluan-keperluan skala kecil dengan penggunaan teknologi
sederhana karena harganya juga tidak mahal. Di sisi lain, evaporator jenis ini sulit untuk
dibersihkan karena pengendapan yang memicu timbulnya kerak terjadi pada permukaan
luar pipa dan koefisien perpindahan panas cukup rendah sehingga kurang efisien, hal
tersebut disebabkan karena dalam operasinya tidak memungkinkan terjadinya sirkulasi
cairan.
b. Standard-Vertical Tube Evaporator
Prinsip kerjanya adalah cairan mengalir di dalam pipa, sementara uap (steam) akan
mengalir di dalam shell. Di dalam tabung, cairan akan mendidih dan uap yang timbul
bergerak membawa cairan ke atas. Pada tahap ini, akan terjadi sirkulasi cairan yang
disebabkan oleh perbedaan fasa antara fluida yang terdiri dari campuran uap-cair dengan
cairan yang berada di bagian luar pipa. Pada bagian atas pipa terdapat bejana uap yang
berfungsi untuk memisahkan cairan dengan uap. Uap akan keluar melalui saluran atas,
sementara cairan akan keluar melalui saluran di bagian bawah bejana dan akan
bersirkulasi kembali melalui pipa-pipa.
c. Basket Evaporator
Sirkulasi cairan pada basket evaporator berlangsung secara alamiah (natural circulation)
dan transfer panas secara konveksi akan berlangsung dengan efektif dalam jumlah besar.
Natural circulation disebabkan oleh adanya perbedaan rapat massa karena pebedaan fasa
antara cairan yang terdapat di dalam pipa dengan cairan yang berada di luar pipa.
Kekurangan evaporator ini adalah dapat terbentuk kerak di bagian luar pipa yang dapat
mempersulit proses pembersihan.
d. Vertical Tube Evaporator With Forced Circulation
Vertical tube evaporator with forced circulation menggunakan pompa yang membantu
proses sirkulasi, sehingga memperbesar koefisien perpindahan panas secara konveksi
paksa dan mempercepat laju perpindahan panas antar fluida. Pompa juga digunakan
untuk mencegahterjadinya penyumbatan di dalam pipa, karena dengan menggunakan
pompa maka arus aliran akan tinggi sehingga meminimalkan timbulnya endapan
penyebab kerak. Tetapi, biaya instalasi serta biaya operation and maintenance (O&M)
dari evaporator ini relative mahal.
e. Faloing Film Evaporator
Prinsip kerja falling film evaporator adalah cairan akan mengalir ke bawah, kemudian
membentuk film pada sekeliling dinding dalam pipa. Aliran yang terjadi disebabkan oleh
adanya gaya berat serta gesekan uap. Uap yang telah terbentuk kemudian mengalir ke
bawah pula walaupun ΔT kecil tapi siklus aliran tetap berjalan baik karena adanya gaya
gravitasi. Luas permanasan jauh lebih besar dari volume cairan di dalamnya. Besarnya
luas pemanasan tersebut memungkinkan terjadi proses pemanasan yang ideal dan
perubahan bahan belum terjadi secara signifikan karena volumenya kecil. Di sisi lain,
kapasitas alat ini umumnya tidak telalu besar.
f. Climbing Film Evaporator
Prinsip kerja jenis evaporator ini sebenarnya hampir mirip dengan long tube vertical
evaporator, hanya dibedakan dari alat pemanas dan pemisah uap yang letaknya terpisah.
Nama lain evaporator ini adalah Rising Film Evaporator with external heater.

8. Sebutkan aplikasi dan fungsi dari evaporator di industry!


a. Gula Pasir
Pada pabrik gula proses prnguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa evaporator
dengan system multiple effect dengan tujuan dilakukan pemebersihan bergantian.
b. Minuman juice dalam kemasan
Proses evaporasi pada pengolahan concentarated fruit and vegetable juice menggunakan
alat penguap vakum (vacuum evaporator). Alat ini sangat baik digunakan untuk
menguapkan bahan-bahan yang peka terhadap suhu tinggi. Proses ini bertujuan untuk
memberikan mutu pada jangka waktu yang lama.
c. Kopi instan
Proses pemekatan dan pengeringan yang menggunakan panas (evaporasi vakum dan
pengeringan semprot) juga berpotensi menyebabkan hilangnya komponen aroma dan
citarasa yang volatil karena mereka ikut menguap bersama air yang dikeluarkan
sehingga menghasilkan produk kopi instan dengan aroma dan citarasa yang lebih ringan
dibandingkan dengan proses beku (pemekatan beku dan pengeringan beku).
9. Adakah metode atau proses lain yang memiliki fungsi yang sama dengan evaporator?
Vaporizer memiliki prinsip kerja yang mirip dengan evaporator yaitu, menguaokan cairan
tertentu untuk memekatkan larutan sehingga menciptakan uap.
10. Apa keunggulan metode evaporator dibandingkan dengan metode lain? Jelaskan
a. Mengurangi berat: dengan metode evoporasi dapat menguapkan cairan sehingga dapat
mengurangi berat dan mengurangi biaya penyimpanan
b. Mengawetkan makanan: dilakukan dengan mengurangi kadar air dan meningkatkan
kandungan padat ( solid content) sehingga tidak mudah busuk.
c. Proses pendinginan: Bersama dengan proses pengembunan, evaporasi sapat dimanfaatkan
oleh lemari pendingin atau pada kulkas pada proses pendingin
d. Waktu tinggal rendah : pada penggunaan evaporator pad suhu tinggi dapat memberikan
jaminan kualitas produk yang tinggi walupun produk sensitive terhadap panas.
e. Koefisien perpindahan panas besar : dengan mengurangi area perpindahan panas dapat
menurunkan biaya pada modal awal evaporator

Referensi
Tim Dosen Departemen teknik Kimia UI. 1995. Modul Petunjuk Praktikum Proses
Operasi dan Teknik II. Depok: Departemen Gas dan Petrokimia Fakultas Teknik
Proses Industri. (2015). Evaporator dan Prinsip Kerjanya. [online]
https://www.prosesindustri.com/2015/01/evaporator-dan-prinsipkerjanya.html
Hackett, Bryan W. (2018) The Essentials of Continuous Evaporation. [online]
https://www.aiche.org/resources/publications/cep/2018/may/essentialscontinuous-
evaporation

Anda mungkin juga menyukai