Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

KIMIA KUALITATIF
DOSEN PENGAMPU
Dr. Wardatul Husna Irham M.pd

DISUSUN OLEH:

AHMAD SYARBAINI
ANISHA GEBRINA
AZMI
DIRGAHAYU PURNAMA SARI
FAKHIRAH ZALIFAH
IRMAYANTI KARO – KARO
MAISARAH
MUHAMMAD RIDHA
NURUL AKLA
PUTRI RAHILLA ILFA
RISKA JULIA
FIKRI AKBAR

PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS SAINS CUT NYAK DHIEN LANGSA
TAHUN 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang


mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, di
laboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada
nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer
dan dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein.
Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja
dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam
basa tetapi tidak larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan ”nuclein” sekarang
dikenal dengan nama nukleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat
merupakan salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.

Asam nukleat dibagi menjadi dua jenis, yaitu DNA (deoxyribonucleic acid)
atau asam deoksiribonukleat dan RNA (ribinucleic acid) atau asam ribonukleat.
Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada
umumnya terikat oleh protein yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam
inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein
ini disebut nukleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti
protein, tetapi yang menjadi monomer bukan asam amino, melainkan nukleotida.
Oleh karena itu untuk mempelajari asam nukleat, perlu dipelajari terlebih dahulu
tentang nukleotida.
1.2. Tujuan Untuk mengetahui tentang asam nukleat

1. Untuk mengetahui tentang nukleotida beserta fungsinya


2. Untuk mengetahui tentang sintesi DNA dan RNA
3. Untuk mengetahui tentang Transkripsi dan Translasi
4. Untuk mengetahui implementasi asam nukleat dalam kehidupan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Asam Nukleat

Asam nukleat adalah biopolimer yang berbobot molekul tinggi yang terdiri
atas banyak molekul nukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup dan
bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetik, kemudian menerjemahkan
informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-masing
sel. Asam nukleat, jika unit-unit pembangunnya deoksiribonukleotida , disebut
asam deoksiribonukleotida (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit ribonukleotida
disebut asam ribonukleotida (RNA). Asam nukleat juga merupakan senyawa
majemuk yang dibuat dari banyak nukleotida. Bila nukleotida mengandung ribosa,
maka asam nukleat yang terjadi adalah RNA (Ribonucleic acid = asam
ribonukleat) yang berguna dalam sintesis protein. Bila nukleotida mengandung
deoksiribosa, maka asam nukleat yang terjadi adalah DNA (Deoxyribonucleic acid
= asam deoksiribonukleat) yang merupakan bahan utama pembentukan inti sel.
Dalam asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda yaitu 2 purin dan 2
primidin. Baik dalam RNA maupun DNA purin selalu adenine dan guanine. Dalam
RNA pirimidin selalu sitosin dan urasil, sedangkan dalam DNA pirimidin selalu
sitosin dan timin.

Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai nukleoprotein,


yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam
nukleat dari jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap
nukleoprotein terlebih dahulu menggunakan larutan garam IM. Setelah
nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-protein dan
asam nukleat dengan menambah asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati, atau
dengan menambah NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein.

Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan
enzim pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan
asam triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam
campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi
asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat itu mengandung pentosa, maka
3 bila dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan
memberikan warna merah dengan anilina asetat atau warna kuning dengan
pbromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam,
DNA akan memberikan warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk
ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan untuk keperluan identifikasi asam
nukleat.

Fungsi asam nukleat antara lain:

- Menyimpan, mereplikasi dan mentranskripsi informasi genetika

- Turut dalam metabolism

- Penyimpan energi

- Sebagai ko-enzim

2.2. Jenis-jenis Asam Nukleat

Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu (1) DNA (deoxyribonucleic
acid ) atau asam deoksiribonukleat dan (2) RNA (ribonucleic acid ) atau asam
ribonukleat. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat
oleh protein dan bersifat basa. Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon.
Senyawa gabungan antara protein dan asam nukleat disebut nukleoprotein.
Molekul asam nukleat merupakan polimer seperti protein tetapi unit penyusunnya
adalah nukleotida. Salah satu contoh nukleotida asam nukleat bebas adalah ATP
yang berfungsi sebagai pembawa energi.

2.3. Struktur DNA dan RNA

Struktur DNA

Asam ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul


deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain sehingga membentuk rantai
polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan
antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan
perantaraan gugus fosfat. Secara kimia, DNA mengandung karakteristik/ sifat
sebagai berikut:

1. Memiliki gugus gula deoksiribosa

2. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A)

3. Memiliki rantai heliks ganda anti paralel 4

4. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan
spesifik satu dengan lain.

Guanin selalu berpasangan dengan sitosin (G - C), dan adenin berpasangan dengan
timin (A – T), sehingga jumlah guanin selalu sama dengan jumlah sitosin.
Demikian pula adenin dan timin.
Struktur RNA

Selain DNA, pada umunya sel-sel organisme prokariotik dan eukariotik


mengandung asam nukleat lain yang penting yaitu RNA. RNA merupakan polimer
nukleotida. Masing-masing nukleotida tersusun atas satu gula ribosa, satu gugus
fosfat dan satu basa nitrogen. Perbedaan antara RNA dengan DNA yaitu :

a) RNA umunya tersusun dari pita nukleotida tunggal sedangkan DNA merupakan
pita nukleotida ganda. b) RNA mengandung tipe molekul gula yang berbeda yaitu
ribosa sebagai pengganti molekul gula deoksiribosa pada DNA.

c) Seperti pada DNA, RNA juga mengandung 4 basa nitrogen, tetapi basa Timin
(T) diganti dengan basa Urasil (U).

d) Molekul DNA berbentuk rantai rangkap (double helix), sedangkan RNA


berbentuk rantai tunggal. Ukuran molekul DNA lebih besar dari pada RNA.

e) Fungsi DNA berkaitan dengan penurunan sifat dan sintesis protein, sedangkan
RNA berkaitan dengan sintesis protein.

f) Kadar DNA tidak dipengaruhi oleh aktivitas sintesis protein sedangkan RNA
dipengaruhi oleh aktifitas sintesis protein.

g) DNA terdapat pada inti sel, sedangkan RNA terdapat pada inti sel dan
sitoplasma.

Di dalam sel terdapat 3 macam RNA sesuai dengan tempat dan fungsinya
yaitu RNA duta (RNA massanger), RNAr (RNA ribosom), dan RNAt (RNA
transfer) atau RNAp (RNA pembawa). Pembentukan RNAm oleh DNA hanya
pada saat diperlukan, jadi tidak dicetak terus menerus. Sedangkan macam RNAm
yang dicetak/dibentuk tergantung pada macam protein yang akan disintesis di
sitoplasma.

Dua jenis RNA yang lain (RNAr dan RNAt) berada di sitoplasma dan juga
ditranskripsi dari DNA. RNAt berbentuk daun semanggi, mengikat satu jenis asam
5 amino khusus, memiliki satu triplet basa yang disebut antikodon yang
komplemen dengan kodon tertentu dalam RNAm. RNA yang ketiga yaitu RNAr
(RNA Ribosomal) yaitu RNA yang terdapat di ribosom. Ketiga jenis RNA tersebut
berperan penting pada proses sintesis protein.

2.4. Nukleotida dan Nukleosida

Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat.


Molekul nukleosida terdiri atas pentosa ( deoksiribosa atau ribose ) yang mengikat
suatu basa (purin atau pirimidin). Jadi apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis
sempurna akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa dan basa purin atau
pirimidin.

Pentosa yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan yang berasal dari
RNA adalah ribosa. Adapun basa purin dan basa pirimidin yang berasal dari DNA
ialah adenin,guanin, sitosin, dan timin. Dari RNA akan diperoleh adenin, guanin,
sitosin, dan urasil.

Urasil terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau laktam dan bentuk
enol atau laktim. Pada pH cairan tubuh, terutama urasil terdapat dalam bentuk keto.
Nukleosida terbentuk dari basa purin atau pirimidin dengan ribosa atau
deoksiribosa. Basa purin atau pirimidin terikat pada pentosa oleh ikatan glikosidik,
yaitu pada atom karbon nomor satu. Guanosin adalah suatu nukleosida yang
terbentuk dari guanin dengan ribosa. Pada pengikatan glikosidik ini sebuah
molekul air yang dihasilkan terjadi dari atom hidrogen pada atom N-9 dari basa
purin dengan gugus OH pada atomC-1 dari pentosa. Untuk basa pirimidin, gugus
OH pada atom C-1 berikatan dengan atom H pada atom N-1.

Pada umumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan nama basa purin atau
basa pirimidin yang membentuknya. Beberapa nukleosida berikut ialah yang
membentuk dari basa purin atau dari basa pirimidin dengan ribosa :

1. Adenin nukleosida (adenosin)


2. Guanin nukleosida (guanosin)
3. Urasil nukleosida (uridin)
4. Timin nukleosida (timidin)
5. Sitosin nukleosida (sitidin)

Apabila pentosa yang diikat adalah deoksiribosa, maka nama nukleosida


diberi tambahan deoksi di depannya. Sebagai contoh deoksiadenosin, deoksititidin,
dan sebagainya. Di samping lima jenis basa purin atau basa pirimidin yang biasa
terdapat pada asam nukleat, ada pula beberapa basa purin dan pirimidin lain yang
membentuk nukleosida. Hipoksantin dengan ribosa akan membentuk hipoksantin
nukleosida atau inosin. DNA pada bakteri ternyata mngandung
hidroksimetilsitosin. Demikian pula tRNA mengandung derivat metil basa purin
atau pirimidin, misalnya 6-N-dimetiladenin atau 2-N-dimetilguanin.

Dalam alam terutama nukleosida terdapat dalam bentuk ester fosfat yang
disebut nukleotida. Nukleotida terdapat sebagai molekul bebas atau berikatan
dengan sesama nukleotida membentuk asam nukleat. Dalam molekul nukleotida
gugus fosfat terikat oleh pentosa pada atom C-5. Beberapa nukleotida lain ialah
sebagai berikut : - Adenin nukleotida/ adenosinmonofosfat (AMP) - Guanin
nukleotida/ guanosinmonofosfat (GMP) - Hipoksantin nukleotida/
inosinmonofosfat (IMP) - Urasil nukleotida/ uridinmonofosfat (UMP) - Sitidin
nukleotida/ sitidinmonofosfat (SMP) - Timin nukleotida/ timidinmonofosfat (TMP)
Ada beberapa nukleotida yang mempunyai gugus fosfat lebih dari satu, misalnya
adenosintrifosfat dan uridintrifosfat. Kedua nukleotida ini mempunyai peranan
penting dalam reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

2.5. Sintesis DNA

Replikasi adalah peristiwa sintesis DNA. Saat suatu sel membelah secara
mitosis, tiap-tiap sel hasil pembelahan mengandung DNA penuh dan identik
seperti induknya. Dengan demikian, DNA harus secara cepat direplikasi
(diperbanyak atau dicetak ulang) sebelum proses pembelahan dimulai.

Hipotesis mengenai replikasi DNA dikemukakan setelah muncul model


DNA heliks ganda. Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai
nukleotida baru dari rantai nukleotida lama. 7 Proses komplementasi pasangan
basa menghasilkan suatu molekul DNA baru yang sama dengan molekul DNA
lama sebagai cetakan. Kemungkinan terjadinya replikasi dapat melalui tiga model,
yaitu konservatif, semikonservatif, dan dispersif.

(a) Model semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru
disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing rantai DNA lama.
Akhirnya dihasilkan dua rantai DNA baru yang masing-masing mengandung satu
rantai cetakan molekul DNA lama dan satu rantai baru hasil sintesis.
(b) Model konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi
sebagai cetakan untuk dua rantaiDNA baru. Replikasi ini mempertahankan
molekul dari DNA lama dan membuat molekul DNA baru.

(c) Model dispertif, yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan
sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru. Oleh karena itu, hasil akhirnya
diperoleh rantai DNA lama dan baru yang tersebar pada rantai DNA lama dan
baru. Replikasi ini menghasilkan dua molekul DNA lama dan DNA baru yang
saling berselang-seling pada setiap untai.

Dari ketiga model tersebut, model semi konservatif merupakan model yang
tepat untuk proses replikasi DNA. Model replikasi DNA ini telah dibuktikan oleh
Maselon dan Stahl. Replikasi DNA semi konservatif berlaku bagi organisme
prokariot maupun eukariot. 8 Tahapan replikasi DNA secara umum tidak banyak
berbeda antara organisme prokariot dan eukariot. Perbedaannya ada pada jenis dan
jumlah enzim yang terlibat, serta kecepatan dan kompleksitas replikasi DNA. Pada
organisme eukariot, peristiwa replikasi terjadi sebelum pembelahan mitosis,
tepatnya pada fase sintesis dan siklus pembelahan sel. Proses sintesis DNA ada dua
tahap, yaitu transkripsi dan translasi.

1. Transkripsi

Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai
cetakan atau sense, sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense.
Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi.
Informasi dari DNA untuk sintesis protein dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan
dari aktifitas enzim RNA polimerase. Enzim polimerasi membuka pilinan kedua
rantai DNA hingga terpisah dan merangkaikan nukleotida RNA. Enzim RNA
polimerase merangkai nukleotida-nukleotida RNA dari arah 5’ - 3’, saat terjadi
perpasangan basa di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di
sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang DNA menandai
dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri. Transkripsi terdiri dari 3 tahap
yaitu: inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan), terminasi (pengakhiran) rantai
mRNA. Transkripsi mensintesis baik RNAd, RNAt, maupun RNAr. Namun hanya
basa nitrogen yang terdapat pada RNAd saja yang nantinya diterjemahkan menjadi
asam amino (protein). Inisiasi Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan
mengawali transkripsi disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di
mana transkripsi dimulai, juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks
DNA yang digunakan sebagai cetakan. Elongasi Saat RNA bergerak di sepanjang
DNA, RNA membuka pilinan heliks ganda DNA, sehingga terbentuklah molekul
RNA yang akan lepas dari cetakan DNA-nya. 9 Terminasi Transkripsi berlangsung
sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang disebut terminator.
Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi
sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi
biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu, polimerase mencapai
titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik
polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam
mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini
dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut.

2. Transalasi

Translasi adalah proses penerjemah urutan nukleotida yang ada pada molekul
mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida
atau protein. Hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA
tidak ditranslasi. Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan) urutan DNA yang
menyusun suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame, kerangka baca
terbuka). Molekul rRNA adalah salah satu molekul penyusun ribosom, yakni
organel tempat berlangsungnya sintesis protein, tRNA adalah pembawa asam-asam
amino yang akan disambungkan menjadi rantai polipeptida. Dalam proses
translasi, rangkaian nukleotida pada mRNA akan dibaca tiap tiga nukleotida
sebagai satu kodon untuk satu asam amino, dan pembacaan dimulai dari urutan
kodon metionin (ATG pada DNA atau AUG pada RNA). Translasi juga melalui
tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.

Inisiasi Translasi

 RNAt memuat asam amino pertama dari polipeptida dan dua sub unit
 ribosom. Subunit ribosom kecil mengikat diri pada RNAd dan RNAt
inisiator
 Subunit ribosom kecil melekat pada tempat tertentu di ujung 5’ dari RNAd
 Didekat tempat pelekatan ribosom subunit kecil terdapat kodon inisiasi
AUG,
 yang memberikan sinyal dimulainya proses translasi. 10 RNAt inisiator
yang membawa asam amino metionin melekat pada kodon
 AUG.

Elongasi Translasi

 Asam amino-asam amino berikutnya ditambahkan satu per satu pada asam
 amino pertama (metionin) Kodon RNAd pada ribosom membentuk ikatan
hidrogen pada antikodon
 molekul RNAt yang komplemen dengannya. Molekul RNAr dari subunit
ribosom besar mengkatalis pembentukan ikatan
 peptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba. Pada tahap ini,
polipeptida memisahkan diri dari RNAt tempat perlekatannya semula. Saat
RNAd berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan kodon
 RNAt. RNAd bergerak bersama-sama dengan antikodon ini dan bergeser
pada
 kodon berikutnya yang akan ditranslasi.sementara itu, RNAt sekarang tanpa
asam amino karena telah diikatkan pada polipeptida yang sedang
memanjang. RNAt keluar dari ribosom.
 Siklus elongasi terus berlangsung hingga rantai polipeptidanya lengkap

Terminasi Translasi

 Elogansi berlanjut hingga ribosom mencapai kodon stop.


 Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, atau UGA.
 Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai
 sinyal unttuk menghentikan translasi.
2.6 Kodon (Kode Genetik)

Kodon (kode genetik) adalah urutan nukleotida yang terdiri atas 3 nukleotida
yang berurutan sehingga sering disebut sebagai triplet kodon, yang menyandi suatu
kodon asam amino tertentu, misalnya urutan ATG (AUG pada mRNA) mengkode
asam amino metionin. Kodon inisiasi translasi merupakan kodon untuk asam
amino metionin yang mengawali struktur suatu polipeptida (protein). Pada
prokariot, asam amino awal tidak berupa metionin tetapi formil metionin (fMet).
Ada beberapa aspek yang perlu diketahui mengenai kode genetik, yaitu:
 Kode genetik bersifat tidak saling tumpang - tindih (non - overlapping
kecuali pada kasus tertentu, misalnya pada bakteriofag Tidak ada sela (gap)
di antara kodon satu dengan kodon yang lain.
 Tidak ada koma di antara kodon.
 Kodon bersifat degenerotea, buktinya ada beberapa asam amino yang
 mempunyai lebih dari satu kodon. Secara umum, kodon bersifat hampir
universal karena pada beberapa organel
 jasad tinggi ada beberapa kodon yang berbeda dari kodon yang digunakan
pada sitoplasma. Dalam proses translasi, setiap kodon berpasangan dengan
antikodon yang
 sesuai yang terdapat pada molekul tRNA. Sebagai contoh, kodon metionin
(AUG) mempunyai komplemennya dalam
 bentuk antikodon UAC yang terdapat pada tRNA Pada waktu tRNA yang
membawa asam amino diikat ke dalam sisi A pada
 ribosom, maka bagian antikodonnya berpasangan dengan kodon yang sesuai
yang ada pada sisi A tersebut. Oleh karena itu, suatu kodon akan
menentukan asam amino yang disambungkan ke dalam polipeptida yang
sedang disintesis di dalam ribosom.

2.7. Implementasi Asam Nukleat dalam Kehidupan

Penerapan Rekayasa Genetika Dalam Kehidupan Manusia Teknologi DNA


rekombinan atau rekayasa genetika telah melahirkan revolusi baru dalam berbagai
bidang kehidupan manusia, yang dikenal sebagai revolusi gen. Penerapan rekayasa
genetika dalam kehidupan manusia menghasilkan berbagai produk yang dapat
meningkatkan kesejahteraan umat manusia sesuai dengan kebutuhannya. Produk
teknologi tersebut berupa organisme transgenik atau organisme hasil modifikasi
genetik (OHMG), yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Genetically Modified
Organism (GMO). Namun, sering kali pula aplikasi teknologi DNA rekombinan
bukan berupa pemanfaatan langsung organisme transgeniknya, melainkan produk
yang dihasilkan oleh organisme transgenik.

Dewasa ini cukup banyak organisme transgenik atau pun produknya yang
dikenal oleh kalangan masyarakat luas. Beberapa di antaranya bahkan telah
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Berikut ini akan 12
dikemukakan beberapa contoh pemanfaatan organisme transgenik dan produk yang
dihasilkannya dalam berbagai bidang kehidupan manusia.

1 Bidang Pertanian dan Peternakan

Teknik bioteknologi tanaman di bidang pertanian telah dimanfaatkan


terutama untuk memberikan karakter atau sifat baru pada berbagai jenis tanaman.
Teknologi rekayasa genetika tanaman memungkinkan pengintegrasian gen-gen
yang berasal dari organisme lain untuk perbaikan sifat tanaman. Beberapa contoh
aplikasi rekayasa genetika di bidang pertanian adalah mengembangkan tanaman
transgenik yang memiliki sifat:

1) toleran terhadap zat kimia tertentu (tahan herbisida);

2) tahan terhadap hama dan penyakit tertentu;

3) mempunyai sifat-sifat khusus (misalnya tomat yang matangnya lama, padi yang
memproduksi beta-karoten dan vitamin A, kedelai dengan lemak tak jenuh rendah,
kentang dan pisang yang berkhasiat obat, dll.);

4) dapat mengambil nitrogen sendiri dari udara (gen dari bakteri pemfiksasi
nitrogen disisipkan ke tanaman sehingga tanaman dapat memfiksasi nitrogen udara
sendiri); dan
5) dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan buruk (kekeringan, cuaca dingin,
dan tanah dengan kandungan garam tinggi) Teknologi pemindahan gen atau
transformasi gen untuk mendapatkan tanaman transgenik dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu langsung dan tidak langsung. Contoh transfer gen secara langsung
adalah perlakuan pada protoplas tanaman dengan eletroporasi atau dengan
polyethyleneglycol (PEG), penembakan eksplan gen dengan gene gun atau di
vortex dengan karbit silikon. Teknik pemindahan gen secara tak langsung
dilakukan dengan bantuan bakteri Agrobacterium tumefaciens.

1- Metode elektroporasi. Metode transfer DNA yang umum digunakan pada


tanaman monokotil adalah elektroporasi dari protoplas, perlakuan
polythyleneglycol (PEG) pada protoplas dan kombinasi antara dua perlakuan
tersebut diatas. PEG memudahkan presipitasi DNA dan membuat kontak lebih baik
dengan protoplas, juga melindungi DNA plasmid mengalami degradasi dari enzim
nuklease. Sedangkan elektroporasi dengan 13 perlakukan listrik voltase tinggi
meyebabkan permeabilitasi tinggi untuk sementara pada membran sel dengan
membentuk pori-pori sehingga DNA mudah penetrasi kedalam protoplas.
Integritas membran kembali membaik seperti semula dalam beberapa detik sampai
semenit setelah perlakuan listrik. Jagung dan padi telah berhasil dengan sukses
ditransformasi melalui elektorporasi dengan efisien antatar 0,1 – 1 %. Salah satu
kelemahan penggunaan protoplas sebagai eksplan untuk transformasi adalah
sulitnya regenerasi dari protoplas, dan variasi somaklonal akibat panjang periode
kultur

2- Karbid silikon (silicon carbide) Metode transfer gen lain yang kurang umum
digunakan dalam transformasi tanaman tetapi telah dilaporkan berhasil
mentransformasi jagung, dan turfgrass adalah penggunaan karbid silikon (silicon
carbide). Suspensi sel tanaman yang akan ditransformasi dicampur dengan serat
silicon carbide dan DNA plasmid dari gen yang diinginkan dimasukkan kedalam
tabung Eppendorf, kemudian dilakukan pencampuran dan pemutaran dengan
vortex. Serat karbid berfungsi sebagai jarum injeksi mikro (micro injection ) untuk
memudahkan transfer DNA kedalam sel tanaman. Metode ini telah digunakan dan
menghasilkan tanaman jagung transgenik yang fertil.

3- Penembakan partikel (Particle bombardment) Teknik paling modern dalam


transformasi tanaman adalah penggunaan metoda gene gun atau particle
bombardment. Metode transfer gen ini dioperasikan secara fisik dengan
menembakkan partikel DNA-coated langsung ke sel atau jaringan tanaman.
Dengan cara partikel dan DNA yang ditambahkan menembus dinding sel dan
membran, kemudian DNA melarut dan tersebar dalam secara independen. Telah
didemonstrasikan bahwa teknik ini efektif untuk metransfer gen pada bermacam–
macam eksplan. Penggunaan senjata genmemberikan hasil yang bersih dan aman,
meskipun ada kemungkinan terjadi kerusakan sel selama proses 14 penembakan
berlangsung. Penggunaan particle bombardment membuka peluang dan
kemungkinan lebih muda dalam memproduksi tanaman transgenik dari berbagai
spesies yang sebelumnya sukar ditransformasi dengan Agrobacterium, khususnya
tanaman monokotil seperti padi, jagung, dan turfgrass..

4- Metode transformasi yang dilakukan atau diperantara oleh Agrobacterium


tumefaciens. Dari banyak teknik transfer gen yang berkembang, teknik melalui
media vektorAgrobacterium tumefaciens paling sering digunakan untuk melakukan
transformasi tanaman, terutama tanaman kelompok dikotil. Bakteri ini mampu
mentransfer gen kedalam genom tanaman melalui eksplan baik yang berupa
potongan daun (leaf disc) atau bagian lain dari jaringan tanaman yang mempunyai
potensi beregenerasi tinggi. Gen yang ditransfer terletak pada plasmid Ti (tumor
inducing). Segmen spesifik DNA plasmid Ti disebut T-DNA (transfer DNA ) yang
berpindah dari bakteri ke inti sel tanaman dan berintegrasi kedalam genom
tanaman. Karena Agrobacterium tumefaciens merupakan patogen tanaman maka
A. tumefaciens yang digunakan sebagai vektor untuk transformasi tanaman adalah
jenis bakteri yang plasmid Ti telah dilucuti virulensinya (disarmed), sehingga sel
tanaman yang ditransformasi oleh Agrobacterium dan yang mampu beregenerasi
akan membentuk suatu tanaman sehat hasil rekayasa genetik. Teknik transformasi
melalui media vektor Agrobacterium pada tanaman dikotil telah berhasil dengan
baik tetapi sebaliknya tidak umum digunakan pada tanaman monokotil. Namun
beberapa peneliti telah melaporkan bahwa beberapa strain Agrobacterium berhasil
metransformasi tanaman monokotil seperti jagung dan padi Pada tahun 1996 luas
areal untuk tanaman transgenik di seluruh dunia telah mencapai 1,7 ha, dan tiga
tahun kemudian meningkat menjadi hampir 40 juta ha. Negara- negara yang
melakukan penanaman tersebut antara lain Amerika Serikat (28,7 juta ha),
Argentina (6,7 juta ha), Kanada (4 juta ha), Cina (0,3 juta ha), Australia (0,1 juta
ha), dan Afrika Selatan (0,1 juta ha). Indonesia sendiri pada tahun 15 1999 telah
mengimpor produk pertanian tanaman pangan transgenik berupa kedelai sebanyak
1,09 juta ton, bungkil kedelai 780.000 ton, dan jagung 687.000 ton. Pengembangan
tanaman transgenik di Indonesia meliputi jagung (Jawa Tengah), kapas (Jawa
Tengah dan Sulawesi Selatan), kedelai, kentang, dan padi (Jawa Tengah).
Sementara itu, tanaman transgenik lainnya yang masih dalam tahap penelitian di
Indonesia adalah kacang tanah, kakao, tebu, tembakau, dan ubi jalar (Krisno,
2012). Pada dasarnya rekayasa genetika di bidang pertanian bertujuan untuk
menciptakan ketahanan pangan suatu negara dengan cara meningkatkan produksi,
kualitas, dan upaya penanganan pascapanen serta prosesing hasil pertanian.
Peningkatkan produksi pangan melalui revolusi gen ini ternyata memperlihatkan
hasil yang jauh melampaui produksi pangan yang dicapai dalam era revolusi hijau.
Di samping itu, kualitas gizi serta daya simpan produk pertanian juga dapat
ditingkatkan sehingga secara ekonomi memberikan keuntungan yang cukup nyata.
Adapun dampak positif yang sebenarnya diharapkan akan menyertai penemuan
produk pangan hasil rekayasa genetika adalah terciptanya keanekaragaman hayati
yang lebih tinggi. Di bidang peternakan hampir seluruh faktor produksi telah
tersentuh oleh teknologi DNA rekombinan, misalnya penurunan morbiditas
penyakit ternak serta perbaikan kualitas pakan dan bibit. Vaksin-vaksin untuk
penyakit mulut dan kuku pada sapi, rabies pada anjing, blue tongue pada domba,
white-diarrhea pada babi, dan fish-fibrosis pada ikan telah diproduksi
menggunakan teknologi DNA rekombinan. Di samping itu, juga telah dihasilkan
hormon pertumbuhan untuk sapi (recombinant bovine somatotropine atau rBST),
babi (recombinant porcine somatotropine atau rPST), dan ayam (chicken growth
hormone). Penemuan ternak transgenik yang paling menggegerkan dunia adalah
ketika keberhasilan kloning domba Dolly diumumkan pada tanggal 23 Februari
1997.

3. Bidang Perkebunan, Kehutanan, dan Florikultur

Perkebunan kelapa sawit transgenik dengan minyak sawit yang kadar


karotennya lebih tinggi saat ini mulai dirintis pengembangannya. Begitu pula, telah
16 dikembangkan perkebunan karet transgenik dengan kadar protein lateks yang
lebih tinggi dan perkebunan kapas transgenik yang mampu menghasilkan serat
kapas berwarna yang lebih kuat dan jugaketahanan tanaman terhadap hama,
dengan mengintroduksi gen Bt yang berhubungan dengan ketahanan serangga
hama hasil isolasi bakteri tanah Bacillus thuringiensis yang dapat memproduksi
protein kristal yang bekerja seperti insektisida (insecticidal crystal protein) yang
dapat mematikan serangga hama (Macintosh et al., 1990). Bacillus thuringiensis
(Bt) adalah bakteri gram positif yang berbentuk batang, aerobik dan membentuk
spora. Banyak strain dari bakteri ini yang menghasilkan protein yang beracun bagi
serangga. Sejak diketahui potensi dari protein kristal atau cry Bt sebagai agen
pengendali serangga, semakin banyak dikembangkan isolasi Bt yang mengandung
berbagai jenis protein kristal. Dan sampai saat ini telah diidentifikasi protein kristal
yang beracun terhadap larva dari berbagai ordo serangga yang menjadi hama pada
tanaman pangan dan hortikultura. Kebanyakan dari protein kristal tersebut lebih
ramah lingkungan karena mempunyai target yang spesifik yaitu mematikan
serangga dan mudah terurai sehingga tidak menumpuk dan mencemari lingkungan
(Agus Krisno,, 2011). Di bidang kehutanan telah dikembangkan tanaman jati
transgenik, yang memiliki struktur kayu lebih baik. Selain itu Fasilitas Uji Terbatas
Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
menghasilkan tanaman sengon (Albazia falcataria) transgenik pertama di dunia
pada tahun 2010 lalu. Kayu sengon bernilai ekonomis yang digunakan untuk tiang
bangunan rumah, papan peti kemas, perabotan rumah tangga, pagar, hingga pulp
dan kertas. Akar tunggangnya yang kuat, sehingga baik ditanam di tepi kawasan
yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah
(Sengonisasi) di sekitar daerah aliran sungai (DAS). Tanaman sengon transgenik
yang mengandung genxyloglucanase terbukti tumbuh lebih cepat dan mengandung
selulosa lebih tinggi daripada tanaman kontrol. Tanaman ini berpotensi tumbuh
lebih cepat saat dipindah ke lapangan. Florikultur merupakan ilmu yang
mempelajari bagaimana cara budidaya bunga. Florikultur merupakan praktek
budidaya Hortikultura dan tumbuhan atau tanaman untuk kebun, bunga segar untuk
industri potong-Bunga dan dalam pot untuk digunakan dalam ruangan.
Hortikultura melibatkan ilmu bunga dan budidaya 17 tanaman dan di Floristry
dengan menggunakan teknik biokimia, fisiologi, pemuliaan tanaman serta berbagai
produksi hasil tanaman, Florikultur selalu mencari hal-hal baru bagaimana cara
menghasilkan tanaman dengan kualitas yang lebih baik dan meningkatkan
kemampuan mereka untuk melawan dampak lingkungan. Di bidang florikultur
antara lain telah diperoleh tanaman anggrek transgenik dengan masa kesegaran
bunga yang lama serta lebih tahan terhadap serangan hama. Demikian pula, telah
dapat dihasilkan beberapa jenis tanaman bunga transgenik lainnya dengan warna
bunga yang diinginkan dan masa kesegaran bunga yang lebih panjang. Contoh
Tanaman yang telah Menggunakan Rekayasa Genetika

a. Kedelai Transgenik

Dengan rekayasa genetika, dihasilkan tanaman transgenik yang tahan terhadap


hama, tahan terhadap herbisida dan memiliki kualitas hasil yang tinggi. Saat ini
secara global telah dikomersialkan dua jenis kedelai transgenik yaitu kedelai
toleran herbisida dan kedelai dengan kandungan asam lemak tinggi

b. Jagung Transgenik

Di Amerika Serikat, komoditi jagung telah mengalami rekayasa genetika


melalui teknologi rDNA, yaitu dengan memanfaatkan gen dari bakteri Bacillus
thuringiensis (Bt) untuk menghindarkan diri dari serangan hama serangga yang
disebut corn borer sehingga dapat meningkatkan hasil panen. Gen Bacillus
thuringiensis yang dipindahkan mampu memproduksi senyawa pestisida yang
membunuh larva corn borer tersebut.

c. Kapas Transgenik

Gen yang paling banyak digunakan adalah gen cry (gen toksin) dari Bacillus
thuringiensis, gen-gen dari bakteri untuk sifat toleransi terhadap herbisida, gen
yang menunda pematangan buah. Bagi para petani, keuntungan dengan
menggunakan kapas transgenik adalah menekan penggunaan pestisida atau
membersihkan gulma tanaman dengan herbisida secara efektif tanpa mematikan
tanaman kapas. Serangga 18 merupakan kendala utama pada produksi tanaman
kapas. Di samping dapat menurunkan produksi, serangan serangga hama dapat
menurunkan kualitas kapas.Saat ini lebih dari 50 persen areal pertanaman kapas di
Amerika merupakan kapas transgenik dan beberapa tahun ke depan seluruhnya
sudah merupakan tanaman kapas transgenik.

d. Tomat Transgenik

Tomat transgenik memiliki suatu gen khusus yang disebut antisenescens yang
memperlambat proses pematangan (ripening) dengan cara memperlambat sintesis
enzim poligalakturonase sehingga menunda pelunakan tomat. Dengan mengurangi
produksi enzim poligalakturonase akan dapat diperbaiki sifat-sifat pemrosesan
tomat. Varietas baru tersebut dibiarkan matang di bagian batang tanamannya untuk
waktu yang lebih lama sebelum dipanen. Bila dibandingkan dengan generasi tomat
sebelumnya, tomat jenis baru telah mengalami perubahan genetika, tahan terhadap
penanganan dan ditransportasi lebih baik, dan kemungkinan pecah atau rusak
selama pemrosesan lebih sedikit.

e. Buah tanpa biji

Tren baru dalam budidaya buah-buahan adalah menghasilkan buah tanpa biji
(seedless), terutama untuk buah yang harganya mahal seperti anggur, jeruk, dan
durian. Selain meningkatkan daya tarik konsumen, harga buah tanpa biji juga lebih
mahal. Secara alami, biji sebenarnya diperlukan tanaman untuk berkembang biak,
terutama bagi tanaman yang tidak bisa diperbanyak secara vegetatif. Biji biasanya
terlindung di dalam buah.

3.Bidang Farmasi dan Industri

Di bidang farmasi, rekayasa genetika terbukti mampu menghasilkan berbagai


jenis obat dengan kualitas yang lebih baik sehingga memberikan harapan dalam
upaya penyembuhan sejumlah penyakit di masa mendatang. Bahan-bahan untuk
mendiagnosis berbagai macam penyakit dengan lebih akurat juga telah dapat
dihasilkan. 19 Teknik rekayasa genetika memungkinkan diperolehnya berbagai
produk industri farmasi penting seperti insulin, interferon, dan beberapa hormon
pertumbuhan dengan cara yang lebih efisien. Hal ini karena gen yang bertanggung
jawab atas sintesis produk-produk tersebut diklon ke dalam sel inang bakteri
tertentu yang sangat cepat pertumbuhannya dan hanya memerlukan cara kultivasi
biasa. Dengan mentransfer gen untuk produk protein yang dikehendaki ke dalam
bakteri, ragi, dan jenis sel lainnya yang mudah tumbuh di dalam kultur seseorang
dapat memproduksi protein dalam jumlah besar, yang secara alami hanya terdapat
dalam jumlah sangat sedikit (Chambell et all, 2000)

1) Pembuatan insulin melalui proses rekayasa genetika Insulin adalah suatu


hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-sel β kelenjar Langerhaens
pankreas. Insulin berperan penting dalam regulasi kadar gula darah
(kadar gula darah dijaga 3,5-8,0 mmol/liter). Hormon insulin yang
diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen.
Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna
memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon
insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal
juga sebagai sebutan insulin eksogen. Kekurangan insulin dapat
menyebabkan penyakit seperti diabetes mellitus tergantung insulin
(diabetes tipe I). Insulin terdiri dari 51 asam amino. Molekul insulin
disusun oleh 2 rantai polipeptida A dan B yang dihubungkan dengan
ikatan disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri
dari 30 asam amino.
Adapun proses pembuatan insulin dengan menggunakan plasmid pada bakteri
sebagai vektor pengklon (pembawa DNA) sebagai berikut:

1.Pengisolasian vector dan DNA sumber gen Rangkaian DNA yang mengkode
insulin dapat diisolasi dari gen manusia yang sebelumnya telah ditumbuhkan
dalam kultur di laboratorium 20 Vektor yang digunakan berupa plasmid dari
bakteri Escherichia coli. Plasmid merupakan molekul DNA kecil, sirkuler, dapat
bereplikasi sendiri dan terpisah dari kromosom bakteri. Adapun plasmid yang
digunakan mengandung gen:

 Amp-R yang terbukti memberikan resistensi pada sel inang terhadap


antibiotik amphisilin
 LacZ yang mengkode enzim β-galaktosidase yang menghidrolisis gula
laktosa

Plasmid ini memiliki pengenalan tunggal untuk enzim restriksi endonuklease


yang digunakan dan urutan ini terletak dalam gen lacZ

2.Penyelipan DNA ke dalam vector

 Plasmid maupun DNA manusia dipotong dengan menggunakan enzim


restriksi yang sama dimana enzim ini memotong DNA plasmid pada tempat
restriksi tunggalnya dan mengganggu gen lacZ.
 Mencampurkan fragmen DNA manusia dengan plasmid yang telah dipotong
 Penambahan enzim ligase untuk membentuk ikatan kovalen antara keduanya

3.Pemasukan plasmid ke dalam sel bakteri

 Plasmid yang telah termodifikasi dicampurkan dalam kultur bakteri


 Bakteri akan mengambil plasmid rekombinan secara spontan melalui proses
transformasi namun tidak semua bakteri yang akan mengambil plasmid
rekombinan yang diinginkan

4.Pengklonaan sel dan gen asing

Bakteri hasil transformasi ditempatkan pada medium nutrient padat yang


mengandung amphisilin dan gula yang disebut X-gal. Amphisilin dalam medium
yang akan memastikan bahwa hanya bakteri yang mengandung plasmid yang dapat
tumbuh karena adanya resistensi dari amp-R. Sedangkan X-gal akan memudahkan
identifikasi koloni bakteri yang mengandung gen asing yang disisipkan. X-gal ini
akan dihidrolisis oleh β-galaktosidase menghasilkan produk berwarna biru,
sehingga koloni bakteri yang mengandung plasmid dengan gen β-galaktosidase
utuh akan berwarna biru. Tetapi jika suatu plasmid memiliki DNA asing yang
diselipkan ke 21 dalam gen lacZ-nya maka koloni sel yang mengandung DNA
asing ini akan berwarna putih karena sel tersebut tidak bisa menghasilkan β-
galaktosidase untuk menghidrolisis X-gal.

5.Identifikasi klon sel yang membawa gen yang diinginkan Setelah tumbuh
membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA rekombinan diidentifikasi
menggunakan probe asam nukleat. Probe adalah rantai RNA atau rantai tunggal
DNA yang diberi label isotop radioaktif atau bahan fluorescent dan dapat
berpasangan dengan basa nitrogen tertentu dari DNA rekombinan. Pada langkah
pembuatan insulin ini probe yang digunakan adalah RNAd dari gen pengkode
insulin pankreas manusia. Untuk memilih koloni bakteri mana yang mengandung
DNA rekombinan, caranya adalah menempatkan bakteri pada kertas filter lalu
disinari dengan ultraviolet. Bakteri yang memiliki DNA rekombinan dan telah
diberi probe akan tampak bersinar. Setelah mengidentifikasi klon sel yang
diinginkan, kemudian ditumbuhkan dalam kultur cair dalam tangki besar dan
selanjutnya dengan mudah mengisolasi gen tersebut dalam jumlah besar. Selain itu
juga dapat digunakan sebagai probe untuk mengidentifikasi gen yang serupa atau
identik di dalam DNA dari sumber lain. Pada industri pengolahan pangan,
misalnya pada pembuatan keju, enzim renet yang digunakan juga merupakan
produk organisme transgenik. Hampir 40% keju keras (hard cheese) yang
diproduksi di Amerika Serikat menggunakan enzim yang berasal dari organisme
transgenik. Demikian pula, bahan-bahan food additive seperti penambah cita rasa
makanan, pengawet makanan, pewarna pangan, pengental pangan, dan sebagainya
saat ini banyak menggunakan produk organisme transgenik

4. Bidang Lingkungan

Rekayasa genetika ternyata sangat berpotensi untuk diaplikasikan dalam upaya


penyelamatan keanekaragaman hayati, bahkan dalam bioremidiasi lingkungan
yang sudah terlanjur rusak. Dewasa ini berbagai strain bakteri yang dapat
digunakan untuk membersihkan lingkungan dari bermacam-macam faktor
pencemaran telah ditemukan dan diproduksi dalam skala industri. Sebagai contoh,
sejumlah pantai di 22 salah satu negara industri dilaporkan telah tercemari oleh
metilmerkuri yang bersifat racun keras baik bagi hewan maupun manusia
meskipun dalam konsentrasi yang kecil sekali. Detoksifikasi logam air raksa
(merkuri) organik ini dilakukan menggunakan tanaman Arabidopsis thaliana
transgenik yang membawa gen bakteri tertentu yang dapat menghasilkan produk
untuk mendetoksifikasi air raksa organik. Keragaman metabolisme mikroba juga
digunakan dalam menangani limbah dari sumber-sumber lain. Pabrik pengolahan
air kotor mengandalkan kemampuan mikroba untuk mendegradasi berbagai
senyawa organik menjadi bentuk nontoksik. Akan tetapi, peningkatan jumlah
senyawa yang secara potensial berbahaya yang dilepas ke lingkungan tidak lagi
bisa didegradasi oleh mikroba yang tersedia secara alamiah, hidrokarbon klorinasi
merupakan contoh utamanya. Para ahli bioteknologi sedang mencoba merekayasa
mikroba untuk mendegradasi senyawa-senyawa ini. Mikroba ini dapat digunakan
dalam pabrik pengolahan air limbah atau digunakan oleh para manufaktur sebelum
senyawa-senyawa itu dilepas ke lingkungannya (Chambell et al, 2000)

5.Bidang Hukum dan Forensik

Pada kriminalitas dengan kekerasan, darah atau jaringan lain dengan jumlah kecil
dapat tertinggal di tempat kejadian perkara atau pada pakaian atau barangbarang
lain milik korban atau penyerangnya. Jika ada perkosaan, air mani dalam jumlah
kecil dapat ditemukan dari tubuh korban. Pengujian yang digunakan biasanya
menggunakan antibodi untuk menguji protein permukaan sel yang spesifik. Namun
pengujian ini membutuhkan jaringan yang agak segar dengan jumlah yang relatif
banyak. Pengujian DNA dapat mengidentifikasi pelaku dengan derajat kepastian
yang jauh lebih tinggi karena urutan DNA setiap orang itu unik. Analisis RFLP
(Restriction Fragment Length Polymorphims) dengan Southern blotting merupakan
metode ampuh untuk pendeteksian kemiripan dan perbedaan sampel DNA dan
hanya membutuhkan darah atau jaringan lain dalam jumlah yang sangat sedikit.
Misalnya dalam kasus pembunuhan metode ini dapat digunakan untuk
membandingkan sampel DNA dari tersangka, korban, dan sedikit darah yang
dijumpai di TKP. Probe radioaktif menandai pita elektroforesis yang mengandung
penanda RFLP tertentu. Biasanya saintis forensik menguji kira-kira lima penanda,
dengan kata lain hanya 23 beberapa bagian DNA yang diuji. Akan tetapi,
rangkaian penanda dari suatu individu yang demikian sedikitpun sudah dapat
memberikan sidik jari DNA atau pola pita spesifik yang berguna untuk forensik
karena probabilitas bahwa dua orang akan memiliki rangkaian penanda RFLP yang
tepat sama adalah kecil. Autoradiografi meniru jenis bukti yang disajikan kepada
para juri dalam pengadilan percobaan pembunuhan. Seperti yang diungkapkan oleh
analisis RFLP, DNA dari noda darah pada pakaian terdakwa sama persis dengan
sidik jari DNA korban tetapi berbeda dari sidik jari terdakwa. Ini membuktikan
bahwa darah dari pakaian terdakwa berasal dari korban bukan dari terdakwa
sendiri.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asam nukleat merupakan biopolimer yang berbobot molekul tinggi yang terdiri
atas banyak molekul nukleotida. Fungsi dari asam nukleat antara lain menyimpan,
mereplikasi, dan mentranskripsi informasi genetika, turut berperan dalam proses
metabolisme, penyimpan energi, dan sebagai koenzim. Asam nukleat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu DNA dan RNA. DNA merupakan jenis dari asam nukleat
yang mempunyai pita berpilin ganda, mengandung gula deoksiribosa, basa
nitrogen adenin, sitosin, guanin, dan timin, berperan dalam penurunan sifat dan
sintesis protein, dan terdapat di inti sel. Sedangkan RNA mempunyai pita berpilin
tunggal, mengandung gula ribosa, basa nitrogen adenin, sitosin, guanin, dan urasil,
berperan dalam sintesis protein, serta berada dalam inti sel dan sitoplasma.
Nukleotida merupakan molekul yang tersusun dari gugus basa (purin dan
pirimidin), gula pentosa (ribosa atau deoksiribosa), dan satu atau lebih gugus
fosfat. Sedangkan nukleosida merupakan sebutan untuk bagian dari nukleotida
tanpa gugus 24 fosfat. Proses sintesis DNA dan RNA melalui tiga proses, yaitu
replikasi DNA, transkripsi, dan translasi. Kodon (kode genetik) yaitu urutan
nukleotida yang terdiri atas 3 nukleotida yang berurutan sehingga sering disebut
sebagai triplet kodon, yang menyandi suatu kodon asam amino tertentu.
Implementasi dari rekayasa genetika dalam kehidupan antara lain ada dalam
beberapa bidang, seperti bidang pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan,
florikultur, farmasi dan industri, lingkungan, serta dalam bidang hukum dan
forensik.
DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, Anna. 2005. Dasar-dasar Biokimia. UI press: Jakarta. Martin,D.W,dkk.


1992. BIOKIMIA ( Review of Biochemistry ). EGC Penerbit Buku Kedokteran :
Jakarta. Lehninger,A.L. 1992. Dasar-dasar Biokimia. Erlangga : Jakarta
http://systemofuniverse.blogspot.com/2012/04/i.html
http://rezkirasyak.blogspot.com/2012/10/penerapan-rekayasa-genetika-dalam.html
25

Anda mungkin juga menyukai