KIMIA KUALITATIF
DOSEN PENGAMPU
Dr. Wardatul Husna Irham M.pd
DISUSUN OLEH:
AHMAD SYARBAINI
ANISHA GEBRINA
AZMI
DIRGAHAYU PURNAMA SARI
FAKHIRAH ZALIFAH
IRMAYANTI KARO – KARO
MAISARAH
MUHAMMAD RIDHA
NURUL AKLA
PUTRI RAHILLA ILFA
RISKA JULIA
FIKRI AKBAR
PENDAHULUAN
Asam nukleat dibagi menjadi dua jenis, yaitu DNA (deoxyribonucleic acid)
atau asam deoksiribonukleat dan RNA (ribinucleic acid) atau asam ribonukleat.
Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada
umumnya terikat oleh protein yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam
inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein
ini disebut nukleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti
protein, tetapi yang menjadi monomer bukan asam amino, melainkan nukleotida.
Oleh karena itu untuk mempelajari asam nukleat, perlu dipelajari terlebih dahulu
tentang nukleotida.
1.2. Tujuan Untuk mengetahui tentang asam nukleat
PEMBAHASAN
Asam nukleat adalah biopolimer yang berbobot molekul tinggi yang terdiri
atas banyak molekul nukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup dan
bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetik, kemudian menerjemahkan
informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-masing
sel. Asam nukleat, jika unit-unit pembangunnya deoksiribonukleotida , disebut
asam deoksiribonukleotida (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit ribonukleotida
disebut asam ribonukleotida (RNA). Asam nukleat juga merupakan senyawa
majemuk yang dibuat dari banyak nukleotida. Bila nukleotida mengandung ribosa,
maka asam nukleat yang terjadi adalah RNA (Ribonucleic acid = asam
ribonukleat) yang berguna dalam sintesis protein. Bila nukleotida mengandung
deoksiribosa, maka asam nukleat yang terjadi adalah DNA (Deoxyribonucleic acid
= asam deoksiribonukleat) yang merupakan bahan utama pembentukan inti sel.
Dalam asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda yaitu 2 purin dan 2
primidin. Baik dalam RNA maupun DNA purin selalu adenine dan guanine. Dalam
RNA pirimidin selalu sitosin dan urasil, sedangkan dalam DNA pirimidin selalu
sitosin dan timin.
Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan
enzim pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan
asam triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam
campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi
asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat itu mengandung pentosa, maka
3 bila dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan
memberikan warna merah dengan anilina asetat atau warna kuning dengan
pbromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam,
DNA akan memberikan warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk
ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan untuk keperluan identifikasi asam
nukleat.
- Penyimpan energi
- Sebagai ko-enzim
Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu (1) DNA (deoxyribonucleic
acid ) atau asam deoksiribonukleat dan (2) RNA (ribonucleic acid ) atau asam
ribonukleat. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat
oleh protein dan bersifat basa. Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon.
Senyawa gabungan antara protein dan asam nukleat disebut nukleoprotein.
Molekul asam nukleat merupakan polimer seperti protein tetapi unit penyusunnya
adalah nukleotida. Salah satu contoh nukleotida asam nukleat bebas adalah ATP
yang berfungsi sebagai pembawa energi.
Struktur DNA
2. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A)
4. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan
spesifik satu dengan lain.
Guanin selalu berpasangan dengan sitosin (G - C), dan adenin berpasangan dengan
timin (A – T), sehingga jumlah guanin selalu sama dengan jumlah sitosin.
Demikian pula adenin dan timin.
Struktur RNA
a) RNA umunya tersusun dari pita nukleotida tunggal sedangkan DNA merupakan
pita nukleotida ganda. b) RNA mengandung tipe molekul gula yang berbeda yaitu
ribosa sebagai pengganti molekul gula deoksiribosa pada DNA.
c) Seperti pada DNA, RNA juga mengandung 4 basa nitrogen, tetapi basa Timin
(T) diganti dengan basa Urasil (U).
e) Fungsi DNA berkaitan dengan penurunan sifat dan sintesis protein, sedangkan
RNA berkaitan dengan sintesis protein.
f) Kadar DNA tidak dipengaruhi oleh aktivitas sintesis protein sedangkan RNA
dipengaruhi oleh aktifitas sintesis protein.
g) DNA terdapat pada inti sel, sedangkan RNA terdapat pada inti sel dan
sitoplasma.
Di dalam sel terdapat 3 macam RNA sesuai dengan tempat dan fungsinya
yaitu RNA duta (RNA massanger), RNAr (RNA ribosom), dan RNAt (RNA
transfer) atau RNAp (RNA pembawa). Pembentukan RNAm oleh DNA hanya
pada saat diperlukan, jadi tidak dicetak terus menerus. Sedangkan macam RNAm
yang dicetak/dibentuk tergantung pada macam protein yang akan disintesis di
sitoplasma.
Dua jenis RNA yang lain (RNAr dan RNAt) berada di sitoplasma dan juga
ditranskripsi dari DNA. RNAt berbentuk daun semanggi, mengikat satu jenis asam
5 amino khusus, memiliki satu triplet basa yang disebut antikodon yang
komplemen dengan kodon tertentu dalam RNAm. RNA yang ketiga yaitu RNAr
(RNA Ribosomal) yaitu RNA yang terdapat di ribosom. Ketiga jenis RNA tersebut
berperan penting pada proses sintesis protein.
Pentosa yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan yang berasal dari
RNA adalah ribosa. Adapun basa purin dan basa pirimidin yang berasal dari DNA
ialah adenin,guanin, sitosin, dan timin. Dari RNA akan diperoleh adenin, guanin,
sitosin, dan urasil.
Urasil terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau laktam dan bentuk
enol atau laktim. Pada pH cairan tubuh, terutama urasil terdapat dalam bentuk keto.
Nukleosida terbentuk dari basa purin atau pirimidin dengan ribosa atau
deoksiribosa. Basa purin atau pirimidin terikat pada pentosa oleh ikatan glikosidik,
yaitu pada atom karbon nomor satu. Guanosin adalah suatu nukleosida yang
terbentuk dari guanin dengan ribosa. Pada pengikatan glikosidik ini sebuah
molekul air yang dihasilkan terjadi dari atom hidrogen pada atom N-9 dari basa
purin dengan gugus OH pada atomC-1 dari pentosa. Untuk basa pirimidin, gugus
OH pada atom C-1 berikatan dengan atom H pada atom N-1.
Pada umumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan nama basa purin atau
basa pirimidin yang membentuknya. Beberapa nukleosida berikut ialah yang
membentuk dari basa purin atau dari basa pirimidin dengan ribosa :
Dalam alam terutama nukleosida terdapat dalam bentuk ester fosfat yang
disebut nukleotida. Nukleotida terdapat sebagai molekul bebas atau berikatan
dengan sesama nukleotida membentuk asam nukleat. Dalam molekul nukleotida
gugus fosfat terikat oleh pentosa pada atom C-5. Beberapa nukleotida lain ialah
sebagai berikut : - Adenin nukleotida/ adenosinmonofosfat (AMP) - Guanin
nukleotida/ guanosinmonofosfat (GMP) - Hipoksantin nukleotida/
inosinmonofosfat (IMP) - Urasil nukleotida/ uridinmonofosfat (UMP) - Sitidin
nukleotida/ sitidinmonofosfat (SMP) - Timin nukleotida/ timidinmonofosfat (TMP)
Ada beberapa nukleotida yang mempunyai gugus fosfat lebih dari satu, misalnya
adenosintrifosfat dan uridintrifosfat. Kedua nukleotida ini mempunyai peranan
penting dalam reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Replikasi adalah peristiwa sintesis DNA. Saat suatu sel membelah secara
mitosis, tiap-tiap sel hasil pembelahan mengandung DNA penuh dan identik
seperti induknya. Dengan demikian, DNA harus secara cepat direplikasi
(diperbanyak atau dicetak ulang) sebelum proses pembelahan dimulai.
(a) Model semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru
disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing rantai DNA lama.
Akhirnya dihasilkan dua rantai DNA baru yang masing-masing mengandung satu
rantai cetakan molekul DNA lama dan satu rantai baru hasil sintesis.
(b) Model konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi
sebagai cetakan untuk dua rantaiDNA baru. Replikasi ini mempertahankan
molekul dari DNA lama dan membuat molekul DNA baru.
(c) Model dispertif, yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan
sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru. Oleh karena itu, hasil akhirnya
diperoleh rantai DNA lama dan baru yang tersebar pada rantai DNA lama dan
baru. Replikasi ini menghasilkan dua molekul DNA lama dan DNA baru yang
saling berselang-seling pada setiap untai.
Dari ketiga model tersebut, model semi konservatif merupakan model yang
tepat untuk proses replikasi DNA. Model replikasi DNA ini telah dibuktikan oleh
Maselon dan Stahl. Replikasi DNA semi konservatif berlaku bagi organisme
prokariot maupun eukariot. 8 Tahapan replikasi DNA secara umum tidak banyak
berbeda antara organisme prokariot dan eukariot. Perbedaannya ada pada jenis dan
jumlah enzim yang terlibat, serta kecepatan dan kompleksitas replikasi DNA. Pada
organisme eukariot, peristiwa replikasi terjadi sebelum pembelahan mitosis,
tepatnya pada fase sintesis dan siklus pembelahan sel. Proses sintesis DNA ada dua
tahap, yaitu transkripsi dan translasi.
1. Transkripsi
Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai
cetakan atau sense, sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense.
Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi.
Informasi dari DNA untuk sintesis protein dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan
dari aktifitas enzim RNA polimerase. Enzim polimerasi membuka pilinan kedua
rantai DNA hingga terpisah dan merangkaikan nukleotida RNA. Enzim RNA
polimerase merangkai nukleotida-nukleotida RNA dari arah 5’ - 3’, saat terjadi
perpasangan basa di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di
sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang DNA menandai
dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri. Transkripsi terdiri dari 3 tahap
yaitu: inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan), terminasi (pengakhiran) rantai
mRNA. Transkripsi mensintesis baik RNAd, RNAt, maupun RNAr. Namun hanya
basa nitrogen yang terdapat pada RNAd saja yang nantinya diterjemahkan menjadi
asam amino (protein). Inisiasi Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan
mengawali transkripsi disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di
mana transkripsi dimulai, juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks
DNA yang digunakan sebagai cetakan. Elongasi Saat RNA bergerak di sepanjang
DNA, RNA membuka pilinan heliks ganda DNA, sehingga terbentuklah molekul
RNA yang akan lepas dari cetakan DNA-nya. 9 Terminasi Transkripsi berlangsung
sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang disebut terminator.
Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi
sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi
biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu, polimerase mencapai
titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik
polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam
mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini
dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut.
2. Transalasi
Translasi adalah proses penerjemah urutan nukleotida yang ada pada molekul
mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida
atau protein. Hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA
tidak ditranslasi. Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan) urutan DNA yang
menyusun suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame, kerangka baca
terbuka). Molekul rRNA adalah salah satu molekul penyusun ribosom, yakni
organel tempat berlangsungnya sintesis protein, tRNA adalah pembawa asam-asam
amino yang akan disambungkan menjadi rantai polipeptida. Dalam proses
translasi, rangkaian nukleotida pada mRNA akan dibaca tiap tiga nukleotida
sebagai satu kodon untuk satu asam amino, dan pembacaan dimulai dari urutan
kodon metionin (ATG pada DNA atau AUG pada RNA). Translasi juga melalui
tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Inisiasi Translasi
RNAt memuat asam amino pertama dari polipeptida dan dua sub unit
ribosom. Subunit ribosom kecil mengikat diri pada RNAd dan RNAt
inisiator
Subunit ribosom kecil melekat pada tempat tertentu di ujung 5’ dari RNAd
Didekat tempat pelekatan ribosom subunit kecil terdapat kodon inisiasi
AUG,
yang memberikan sinyal dimulainya proses translasi. 10 RNAt inisiator
yang membawa asam amino metionin melekat pada kodon
AUG.
Elongasi Translasi
Asam amino-asam amino berikutnya ditambahkan satu per satu pada asam
amino pertama (metionin) Kodon RNAd pada ribosom membentuk ikatan
hidrogen pada antikodon
molekul RNAt yang komplemen dengannya. Molekul RNAr dari subunit
ribosom besar mengkatalis pembentukan ikatan
peptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba. Pada tahap ini,
polipeptida memisahkan diri dari RNAt tempat perlekatannya semula. Saat
RNAd berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan kodon
RNAt. RNAd bergerak bersama-sama dengan antikodon ini dan bergeser
pada
kodon berikutnya yang akan ditranslasi.sementara itu, RNAt sekarang tanpa
asam amino karena telah diikatkan pada polipeptida yang sedang
memanjang. RNAt keluar dari ribosom.
Siklus elongasi terus berlangsung hingga rantai polipeptidanya lengkap
Terminasi Translasi
Kodon (kode genetik) adalah urutan nukleotida yang terdiri atas 3 nukleotida
yang berurutan sehingga sering disebut sebagai triplet kodon, yang menyandi suatu
kodon asam amino tertentu, misalnya urutan ATG (AUG pada mRNA) mengkode
asam amino metionin. Kodon inisiasi translasi merupakan kodon untuk asam
amino metionin yang mengawali struktur suatu polipeptida (protein). Pada
prokariot, asam amino awal tidak berupa metionin tetapi formil metionin (fMet).
Ada beberapa aspek yang perlu diketahui mengenai kode genetik, yaitu:
Kode genetik bersifat tidak saling tumpang - tindih (non - overlapping
kecuali pada kasus tertentu, misalnya pada bakteriofag Tidak ada sela (gap)
di antara kodon satu dengan kodon yang lain.
Tidak ada koma di antara kodon.
Kodon bersifat degenerotea, buktinya ada beberapa asam amino yang
mempunyai lebih dari satu kodon. Secara umum, kodon bersifat hampir
universal karena pada beberapa organel
jasad tinggi ada beberapa kodon yang berbeda dari kodon yang digunakan
pada sitoplasma. Dalam proses translasi, setiap kodon berpasangan dengan
antikodon yang
sesuai yang terdapat pada molekul tRNA. Sebagai contoh, kodon metionin
(AUG) mempunyai komplemennya dalam
bentuk antikodon UAC yang terdapat pada tRNA Pada waktu tRNA yang
membawa asam amino diikat ke dalam sisi A pada
ribosom, maka bagian antikodonnya berpasangan dengan kodon yang sesuai
yang ada pada sisi A tersebut. Oleh karena itu, suatu kodon akan
menentukan asam amino yang disambungkan ke dalam polipeptida yang
sedang disintesis di dalam ribosom.
Dewasa ini cukup banyak organisme transgenik atau pun produknya yang
dikenal oleh kalangan masyarakat luas. Beberapa di antaranya bahkan telah
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Berikut ini akan 12
dikemukakan beberapa contoh pemanfaatan organisme transgenik dan produk yang
dihasilkannya dalam berbagai bidang kehidupan manusia.
3) mempunyai sifat-sifat khusus (misalnya tomat yang matangnya lama, padi yang
memproduksi beta-karoten dan vitamin A, kedelai dengan lemak tak jenuh rendah,
kentang dan pisang yang berkhasiat obat, dll.);
4) dapat mengambil nitrogen sendiri dari udara (gen dari bakteri pemfiksasi
nitrogen disisipkan ke tanaman sehingga tanaman dapat memfiksasi nitrogen udara
sendiri); dan
5) dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan buruk (kekeringan, cuaca dingin,
dan tanah dengan kandungan garam tinggi) Teknologi pemindahan gen atau
transformasi gen untuk mendapatkan tanaman transgenik dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu langsung dan tidak langsung. Contoh transfer gen secara langsung
adalah perlakuan pada protoplas tanaman dengan eletroporasi atau dengan
polyethyleneglycol (PEG), penembakan eksplan gen dengan gene gun atau di
vortex dengan karbit silikon. Teknik pemindahan gen secara tak langsung
dilakukan dengan bantuan bakteri Agrobacterium tumefaciens.
2- Karbid silikon (silicon carbide) Metode transfer gen lain yang kurang umum
digunakan dalam transformasi tanaman tetapi telah dilaporkan berhasil
mentransformasi jagung, dan turfgrass adalah penggunaan karbid silikon (silicon
carbide). Suspensi sel tanaman yang akan ditransformasi dicampur dengan serat
silicon carbide dan DNA plasmid dari gen yang diinginkan dimasukkan kedalam
tabung Eppendorf, kemudian dilakukan pencampuran dan pemutaran dengan
vortex. Serat karbid berfungsi sebagai jarum injeksi mikro (micro injection ) untuk
memudahkan transfer DNA kedalam sel tanaman. Metode ini telah digunakan dan
menghasilkan tanaman jagung transgenik yang fertil.
a. Kedelai Transgenik
b. Jagung Transgenik
c. Kapas Transgenik
Gen yang paling banyak digunakan adalah gen cry (gen toksin) dari Bacillus
thuringiensis, gen-gen dari bakteri untuk sifat toleransi terhadap herbisida, gen
yang menunda pematangan buah. Bagi para petani, keuntungan dengan
menggunakan kapas transgenik adalah menekan penggunaan pestisida atau
membersihkan gulma tanaman dengan herbisida secara efektif tanpa mematikan
tanaman kapas. Serangga 18 merupakan kendala utama pada produksi tanaman
kapas. Di samping dapat menurunkan produksi, serangan serangga hama dapat
menurunkan kualitas kapas.Saat ini lebih dari 50 persen areal pertanaman kapas di
Amerika merupakan kapas transgenik dan beberapa tahun ke depan seluruhnya
sudah merupakan tanaman kapas transgenik.
d. Tomat Transgenik
Tomat transgenik memiliki suatu gen khusus yang disebut antisenescens yang
memperlambat proses pematangan (ripening) dengan cara memperlambat sintesis
enzim poligalakturonase sehingga menunda pelunakan tomat. Dengan mengurangi
produksi enzim poligalakturonase akan dapat diperbaiki sifat-sifat pemrosesan
tomat. Varietas baru tersebut dibiarkan matang di bagian batang tanamannya untuk
waktu yang lebih lama sebelum dipanen. Bila dibandingkan dengan generasi tomat
sebelumnya, tomat jenis baru telah mengalami perubahan genetika, tahan terhadap
penanganan dan ditransportasi lebih baik, dan kemungkinan pecah atau rusak
selama pemrosesan lebih sedikit.
Tren baru dalam budidaya buah-buahan adalah menghasilkan buah tanpa biji
(seedless), terutama untuk buah yang harganya mahal seperti anggur, jeruk, dan
durian. Selain meningkatkan daya tarik konsumen, harga buah tanpa biji juga lebih
mahal. Secara alami, biji sebenarnya diperlukan tanaman untuk berkembang biak,
terutama bagi tanaman yang tidak bisa diperbanyak secara vegetatif. Biji biasanya
terlindung di dalam buah.
1.Pengisolasian vector dan DNA sumber gen Rangkaian DNA yang mengkode
insulin dapat diisolasi dari gen manusia yang sebelumnya telah ditumbuhkan
dalam kultur di laboratorium 20 Vektor yang digunakan berupa plasmid dari
bakteri Escherichia coli. Plasmid merupakan molekul DNA kecil, sirkuler, dapat
bereplikasi sendiri dan terpisah dari kromosom bakteri. Adapun plasmid yang
digunakan mengandung gen:
5.Identifikasi klon sel yang membawa gen yang diinginkan Setelah tumbuh
membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA rekombinan diidentifikasi
menggunakan probe asam nukleat. Probe adalah rantai RNA atau rantai tunggal
DNA yang diberi label isotop radioaktif atau bahan fluorescent dan dapat
berpasangan dengan basa nitrogen tertentu dari DNA rekombinan. Pada langkah
pembuatan insulin ini probe yang digunakan adalah RNAd dari gen pengkode
insulin pankreas manusia. Untuk memilih koloni bakteri mana yang mengandung
DNA rekombinan, caranya adalah menempatkan bakteri pada kertas filter lalu
disinari dengan ultraviolet. Bakteri yang memiliki DNA rekombinan dan telah
diberi probe akan tampak bersinar. Setelah mengidentifikasi klon sel yang
diinginkan, kemudian ditumbuhkan dalam kultur cair dalam tangki besar dan
selanjutnya dengan mudah mengisolasi gen tersebut dalam jumlah besar. Selain itu
juga dapat digunakan sebagai probe untuk mengidentifikasi gen yang serupa atau
identik di dalam DNA dari sumber lain. Pada industri pengolahan pangan,
misalnya pada pembuatan keju, enzim renet yang digunakan juga merupakan
produk organisme transgenik. Hampir 40% keju keras (hard cheese) yang
diproduksi di Amerika Serikat menggunakan enzim yang berasal dari organisme
transgenik. Demikian pula, bahan-bahan food additive seperti penambah cita rasa
makanan, pengawet makanan, pewarna pangan, pengental pangan, dan sebagainya
saat ini banyak menggunakan produk organisme transgenik
4. Bidang Lingkungan
Pada kriminalitas dengan kekerasan, darah atau jaringan lain dengan jumlah kecil
dapat tertinggal di tempat kejadian perkara atau pada pakaian atau barangbarang
lain milik korban atau penyerangnya. Jika ada perkosaan, air mani dalam jumlah
kecil dapat ditemukan dari tubuh korban. Pengujian yang digunakan biasanya
menggunakan antibodi untuk menguji protein permukaan sel yang spesifik. Namun
pengujian ini membutuhkan jaringan yang agak segar dengan jumlah yang relatif
banyak. Pengujian DNA dapat mengidentifikasi pelaku dengan derajat kepastian
yang jauh lebih tinggi karena urutan DNA setiap orang itu unik. Analisis RFLP
(Restriction Fragment Length Polymorphims) dengan Southern blotting merupakan
metode ampuh untuk pendeteksian kemiripan dan perbedaan sampel DNA dan
hanya membutuhkan darah atau jaringan lain dalam jumlah yang sangat sedikit.
Misalnya dalam kasus pembunuhan metode ini dapat digunakan untuk
membandingkan sampel DNA dari tersangka, korban, dan sedikit darah yang
dijumpai di TKP. Probe radioaktif menandai pita elektroforesis yang mengandung
penanda RFLP tertentu. Biasanya saintis forensik menguji kira-kira lima penanda,
dengan kata lain hanya 23 beberapa bagian DNA yang diuji. Akan tetapi,
rangkaian penanda dari suatu individu yang demikian sedikitpun sudah dapat
memberikan sidik jari DNA atau pola pita spesifik yang berguna untuk forensik
karena probabilitas bahwa dua orang akan memiliki rangkaian penanda RFLP yang
tepat sama adalah kecil. Autoradiografi meniru jenis bukti yang disajikan kepada
para juri dalam pengadilan percobaan pembunuhan. Seperti yang diungkapkan oleh
analisis RFLP, DNA dari noda darah pada pakaian terdakwa sama persis dengan
sidik jari DNA korban tetapi berbeda dari sidik jari terdakwa. Ini membuktikan
bahwa darah dari pakaian terdakwa berasal dari korban bukan dari terdakwa
sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asam nukleat merupakan biopolimer yang berbobot molekul tinggi yang terdiri
atas banyak molekul nukleotida. Fungsi dari asam nukleat antara lain menyimpan,
mereplikasi, dan mentranskripsi informasi genetika, turut berperan dalam proses
metabolisme, penyimpan energi, dan sebagai koenzim. Asam nukleat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu DNA dan RNA. DNA merupakan jenis dari asam nukleat
yang mempunyai pita berpilin ganda, mengandung gula deoksiribosa, basa
nitrogen adenin, sitosin, guanin, dan timin, berperan dalam penurunan sifat dan
sintesis protein, dan terdapat di inti sel. Sedangkan RNA mempunyai pita berpilin
tunggal, mengandung gula ribosa, basa nitrogen adenin, sitosin, guanin, dan urasil,
berperan dalam sintesis protein, serta berada dalam inti sel dan sitoplasma.
Nukleotida merupakan molekul yang tersusun dari gugus basa (purin dan
pirimidin), gula pentosa (ribosa atau deoksiribosa), dan satu atau lebih gugus
fosfat. Sedangkan nukleosida merupakan sebutan untuk bagian dari nukleotida
tanpa gugus 24 fosfat. Proses sintesis DNA dan RNA melalui tiga proses, yaitu
replikasi DNA, transkripsi, dan translasi. Kodon (kode genetik) yaitu urutan
nukleotida yang terdiri atas 3 nukleotida yang berurutan sehingga sering disebut
sebagai triplet kodon, yang menyandi suatu kodon asam amino tertentu.
Implementasi dari rekayasa genetika dalam kehidupan antara lain ada dalam
beberapa bidang, seperti bidang pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan,
florikultur, farmasi dan industri, lingkungan, serta dalam bidang hukum dan
forensik.
DAFTAR PUSTAKA