Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

ASAM NUKLEAT

Disusun Oleh:

NAMA : LUZVYMINDHA A. KARLANI

NIM : 194111049

KELAS : FARMASI B/VI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat
dan hadirat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Asam Nukleat” tepat
pada waktunya.
Makalah “Asam Nukleat” disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Bioteknologi Farmasi di Universitas Citra Bangsa. Selain itu, Saya juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembacanya.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak dosen mata
kuliah.Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni kami. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Kupang, 2022
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang
mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868,
dilaboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah
bekas pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan
dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein. Dengan
menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan
cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak
larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan ”nuclein” sekarang dikenal dengan
nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah
satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.
Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau
asamdeoksiribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. DNA oleh
seorang dokter muda Friedrich Miescher yang mempercayai bahwa rahasiakehidupan
dapat diungkapkan melalui penelitian kimia pada sel-sel.Sel yang dipilih oleh Friedrich
adalah sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajari nyadan ia mendapatkan sel-sel
tersebut dari bekas pembalut luka yang diperolehnya dari dari ruang bedah.
Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang sangat
penting dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada
umumnya terikatpada protein yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam inti
sel terikat padahiston. Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein ini
disebut nukleoprotein.
Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti protein, tetapi yang
menjadi monomer bukan asam amino, melainkan nukleotida.

B. Tujuan
 Untuk mengetahui tentang Asam Nukleat
 Untuk mengetahui fungsi dari nukleotida
 Untuk mengetahui tentang sintesis RNA dan DNA
 Untuk mengetahui tentang Transkripsi dan Translasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASAM NUKLEAT
Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit
monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup dan
bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic, kemudian menerjemahkan
informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-masing
sel. Asam nukleat, jika unit-unit pembangunnya deoksiribonukleotida , disebut asam
deoksiribonukleotida (DNA) dan jika terdiri- dari unit-unit ribonukleaotida disebut
asam ribonukleaotida (RNA). Asam Nukleat juga merupakan senyawa majemuk yang
dibuat dari banyak nukleotida. Bila nukleotida mengandung ribose, maka asam
nukleat yang terjadi adalah RNA (Ribnucleic acid = asam ribonukleat) yang berguna
dalam sintesis protein. Bila nukleotida mengandung deoksiribosa, maka asam nukleat
yang terjadi adalah DNA (Deoxyribonucleic acid = asam deoksiribonukleat) yang
merupakan bahan utama pementukan inti sel. Dalam asam nukleat terdapat 4 basa
nitrogen yang berbeda yaitu 2 purin dan 2 primidin. Baik dalm RNA maupun DNA
purin selalu adenine dan guanine. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam
DNA primidin selalu sitosin dan timin.
Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai nukleoprotein,
yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam
nukleat dari jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap
nukleoprotein terlebih dahulu menggunakan larutan garam IM. Setelah nukleoprotein
terlarut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-protein dan asam nukleat
dengan menambah asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati, atau dengan
menambah NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein.
Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan
enzim pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan
asam triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam
campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi
asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat itumengandung pentosa, makabila
dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan memberikan
warna merah dengan anilina asetat atau warna kuning dengan p-bromfenilhidrazina.
Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam, DNA akan memberikan
warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk ribosa dan deoksiribosa dapat
digunakan untuk keperluan identifikasi asam nukleat.

Fungsi asam nukleatantara lain:


 Menyimpan, mereplikasi dan mentranskripsi informasi genetika
 Turut dalam metabolism
 Penyimpan energy
 Sebagai ko-enzim
Sifat Fisika-Kimia Asam Nukleat:
1) Stabilitas asam nukleat Penentu stabilitas struktur asam nukleat terletak pada
interaksi penempatan (stacking interactions) antara pasangan-pasangan
basa.permukaan basa yang bersifat hidrofobik menyebabkan molekul-molekul
air dikeluarkan dari sela-sela perpasangan basa sehingga perpasangan
tersebut menjadi kuat.
2) Pengaruh asam Di dalam asam pekat dan suhu tinggi, asam nukleat akan
mengalami hidrolisis sempurna menjadi komponen-komponennya. Namun, di
dalam asam mineral yang lebih encer, hanya ikatan glikosidik antara gula dan
basa purin saja yang putus sehingga asam nukleat dikatakan bersifat apurinik.
3) Pengaruh alkali Pengaruh alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan
terjadinya perubahan status tautomerik basa. 4. Denaturasi Kimia Denaturasi
adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur
tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal
atau senyawa Nukleotida adalah satu nukleosida yang berikatan dengan
gugus fosfat. Di dalam molekul DNA atau RNA, nukleotida berikatan dengan
nukleotida yang lain melalui ikatan fosfodiester.

B. JENIS-JENIS ASAM NUKLEAT


Asam nukleat di bedakan berdasarkan senyawa gula pentosa yang menjadi
penyusunnya. Secara umum ada 2 jenis asam nukleat, yaitu:
1. Asam Deoksiribosa nukleat (DNA)
Asam Deoksiribosa nukleat adalah asam nukleat yang molekulnya
terbentuk dari dua untai polinukelotida atau biasa di sebut dengan istilah
untai ganda atau double helix. Dimana setiap polinukleutida dari DNA terdiri
atas nukletida-nukleutida yang dihubungkan oleh ikatan phospodiester. Setiap
nukleotida dari DNA mengandung 3 komponen penting yaitu: Basa
heterosiklik Purin dan Pirimidin. Dimana Purin tersusun dari basa nitrogen
adenine dan guanin, sedangkan Pirimidin tersusun dari basa nitrogen timin
dan sitosin.
• Gugus fosfat
• Gula pentosa deoksiribosa (deoxyribose)
Karena adanya gugus gula pentosa deoksribosa inilah maka asam
nukleat jenis disebut sebagai Deoxyribonucleic acid (DNA) atau Asam
Deksiribosa Nukleat (ADN).
2. Asam Ribosa nukleat (RNA)
Asam Ribosa nukleat adalah asam nukleat yang tersusun dari molekul
yang merupakan hasil instruksi DNA yang disintesis melalui mekanisme
transkripsi DNA untuk selanjutnya ditransfer keluar dari inti sel masuk ke
dalam sitoplasma. Molekul RNA merupakan untai tunggal polinukleutida atau
yang biasa di kenal dengan single stranded. Dimana nukleotida penyusun RNA
tersusun dari beberapa komponen penting yang hampir sama dengan yang
ada pada DNA, yaitu: Basa heterosiklik Purin dan Pirimidin. Hanya saja pada
pirimidin, basa nitrogen yang menjadi penyusunnya adalah urasil dan sitosin.
Sedangkan pada Purin, basa nitrogen penyusunnya adalah sama, yaitu
Adenine dan Guanin.
• Gugus fosfat
• Gula pentosa Ribosa sehingga di sebut sebagai Ribonucleic acid(RNA)

C. STRUKTUR DNA DAN RNA


Asam nukleat biasanya tersusun atas DNA dan RNA yang terdiri dari monomer
nukleotida,dimana nukleotida ini biasanya tersusun atas gugus fosfat, basa
nitrogen,dan gula pentosa serta kelompok basa purin dan piridin seperti: adenine,
guanine, sitosin, timin dan danurasil.
1. DNA (deoxyribonucleic acid)
Asam ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul
deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain sehingga membentuk rantai
polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh
ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul
deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat. Secara kimia DNA
mengandung karakteri/sifat sebagai berikut:

a. Memiliki gugus gula deoksiribosa.


b. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).
c. Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
d. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan
berpasangan spesifik satu dengan lain. Guanin selalu berpasangan
dengan sitosin (G±C), dan adenidan adenin berpasangan dengan timin
(A - T), sehingga jumlah guanin selalu sama dengan jumlah sitosin.
Demikian pula adenin dan timin.
DNA tersusun atas rantai ganda (double helix) DNA tersusun
atas molekul nukleotida yang saling sambung-menyambung menjadi
struktur yang sangat panjang. Bahkan bila rantai DNA dalam satu sel
manusia direntangkan dapat sangat mencapai jarak antara bumi dan
bulan. Nukleotida adalah molekul yang tersusun atas gula
deoksiribosa, fosfat, dan basa nitrogen. Basa nitrogen akan terikat
pada atom C nomor 1 gula deoksiribosa, sedanagkan fosfat akan
terikat pada atom C nomor 5 pada gula tersebut. Struktur nukleotida
adalah sebagai berikut :
Basa nitrogen penyusun DNA dapat digolongkan menjadi
kelompok purin dan pirimidin. Basa nitrogen yang masuk golongan
purin adalah adenin (A) dan guanin (G), sedangkan basa nitrogen yang
masuk golongan pirimidin adalah sitosin (C) dan timin (T). Ketika
membentuk DNA, adenin selalu berikatan dengan timin melalui
tebentuknya 2 ikatan hidrogan. Sedangkan guanin akan berikatan
dengan sitosin melalui terbentuknya 3 ikatan hidrogen. Ikatan antar
basa nitrogen Oleh karena jumlah ikatan hidrogen yang berbeda
inilah, proses pemisahkan A-T lebih mudah daripada pemisahkan G-C.
Proses pemisahan DNA ini biasanya diaplikaikan dalam teknologi PCR
(Polimerase Chain Reaction) yang akan saya jelaskan di lain
kesempatan.Karena tersusun atas banyak molekul nukleotida, DNA
disebut sebagai polinukleotida. DNA makhluk hidup memiliki jumlah
A-T dan G-C yang berbeda-beda. Ada tiga struktur DNA yang dikenal
selama ini. Struktur-strukturDNA tersebut adalah sebagai berikut:
1) Struktur Primer
DNA tersusun dari monomer-monomer nukleotida.
Setiap nukleotida terdiri dari satu basa nitrogen berupa
senyawa purin atau pirimidin, satu gula pentosa berupa 2’-
deoksi-D-ribosa dalam bentuk furanosa, dan satu molekul
fosfat. Penulisan urutan basa dimulai dari kiri yaitu ujung 5’
bebas (tidak terikat nukleotida lain) menuju ujung dengan
gugus 3’ hidroksil bebas atau dengan arah 5’ →3’ (Darnell, et
al., dalam T. Milanda, 1994).
2) Struktur Sekunder
Salah satu sifat biokimia DNA yang menentukan
fungsinya sebagai pembawa informasi genetik adalah
komposisi basa penyusun. Pada tahun 1949-1953, Edwin
Chargaff menggunakan metode kromatografi untuk
pemisahan dan analisis kuantitatif keempat basa DNA, yang
diisolasi dari berbagai organisme. Kesimpulan yang diambil
dari data yang terkumpul adalah sebagai berikut :
a) Komposisi basa DNA bervariasi antara spesies yang
satu dengan spesies yang lain.
b) Sampel DNA yang diisolasi dari berbagai jaringan pada
spesies yang sama mempunyai komposisi basa yang
sama.
c) Komposisi DNA pada suatu spesies tidak berubah oleh
perubahan usia, keadaan nutrisi maupun perubahan
lingkungan.
d) Hampir semua DNA yang diteliti mempunyai jumlah
residu adenin yang sama dengan jumlah residu timin
(A=T), dan jumlah residu guanin yang sama dengan
jumlah residu sitosin (G=C) maka A+G = C+T, yang
disebut aturan Charrgaff
e) DNA yang diekstraksi dari spesies-spesies dengan
hubungan kekerabatan yang dekat mempunyai
komposisi basa yang hampir sama. Pada tahun 1953,
James D. Watson dan Francis H.C. Crick berhasil
menguraikan struktur sekunder DNA yang berbentuk
heliks ganda melalui analisis pola difraksi sinar X dan
membangun model strukturnya (Darnell, et al. dalam
T. Milanda, 1994). Heliks ganda tersebut tersusun dari
dua untai polinukleotida secara antiparalel (arah
5’→3’ saling berlawanan), berputar ke kanan dan
melingkari suatu sumbu. Unit gula fosfat berada di
luar molekul DNA dengan basa-basa komplementer
yang berpasangan di dalam molekul. Ikatan hidrogen
di antara pasangan basa memegangi kedua untai
heliks ganda tersebut (Willbraham and Matta dalam
T. Milanda, 1994). Kedua untai melingkar sedemikian
rupa sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan
kembali bila putaran masingmasing untai dibuka.
Jarak di antara kedua untai hanya memungkinkan
pemasangan basa purin (lebih besar) dengan basa
pirimidin (lebih kecil). Adenin berpasangan dengan
timin membentuk dua ikatan hidrogen sedangkan
guanin berpasangan dengan sitosin membentuk tiga
ikatan hidrogen. Dua ikatan glikosidik yang mengikat
pasangan basa pada cincin gula, tidak persis
berhadapan. Akibatnya, jarak antara unit-unit gula
fosfat yang berhadapan sepanjang heliks ganda tidak
sama dan membentuk celah antara yang berbeda,
yaitu celah mayor dan celah minor (Marks, et al.,
1996 ; Robert K. Murray, et al., 2000).
3) Struktur Tersier
Kebanyakan DNA virus dan DNA mitokondria
merupakan molekul lingkar. Konformasi ini terjadi karena
kedua untai polinukleotida membentuk struktur tertutup
yang tidak berujung. Molekul DNA lingkar tertutup yang
diisolasi dari bakteri, virus dan mitokondria seringkali
berbentuk superkoil, selain itu DNA dapat berbentuk molekul
linier dengan ujung-ujung rantai yang bebas.

2. RNA (Ribonukleat acid)


Asam ribonukleat adalah salah satu polimer yang terdiri atas molekulmolekul
ribonukleotida. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya
ikatan antara atom C nomer 3 dengan atom C nomer 5 pada molekul ribosa
dengan perantaraan gugus fosfat. Dibawah ini adalah gambar struktur
sebagian dari molekul RNA :
Meskipun banyak persamaannta dengan DNA , RNA mempunyai
beberapa perbedaan dengan DNA yaitu :
a. Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA
adalah deoksiribosa.
b. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA bukan
heliks ganda, tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga
menyerupai rantai ganda.
c. RNA mengandung basa Adenin, Guanin dan Sitosin seperti DNA ,
tetapi tidak mengandung Timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung
Urasil. Dengan demikian bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan
bagian basa pirimidin DNA.
d. Jumlah Guanin adalah molekul RNA tidak perlu sama dengan Sitosin,
demikian pula jumlah adenin tidak harus sama dengan Urasil.

Ada 3 macam RNA, yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA


(messenger RNA) dan r RNA (ribosomal RNA). Ketiga macam RNA ini
mempunyai fungsi yang berbeda-beda, tetapi ketiganya secara
bersama-sama mempunyai peranan penting dalam sintesis protein.

RNA hanya berupa rantai tunggal RNA memiliki struktur tunggal, tidak ganda
seperti DNA. RNA terbentuk atas gula ribosa, fosfat, dan basa nitrogen. (ingat
bahwa gula pembentuk DNA adalah deoksiribosa). Struktur dari molekul RNA
adalah sebagai berikut. RNA hampir sama dengan DNA, perbedannya terletak
pada :
a. Basa utama RNA adalah Adenin, Guanin, Sitosin dan Urasil, dengan
panjang molekul 70 sampai 10.000 pb.
b. Unit gula RNA adalah D-ribosa
c. Molekul RNA berupa untai tunggal, kecuali pada beberapa virus.

Struktur RNA dan DNA Basa nitrogen RNA juga digolongkan menjadi
purin dan pirimidin. Purin tersusun atas adenin (A) dan guanin (G), sedangkan
pirimidin tersusun atas sitosin (C) dan urasil (U). Basa nitrogen timin pada
DNA digandtikan oleh urasil pada RNA. Terdapat beberapa jenis RNA dalam
sel makhluk hidup. Jenis-jenis RNA adalah sebagai berikut.
1) RNA duta (RNA d) atau messenger RNA (RNA m)
RNA d dibentuk dalam nukleus dan akan dikeluarkan
menuju sitolasma sebagai pembawa informasi dari DNA untuk
membentuk protein tertentu. Dalam RNA d terdapat
rangkaian 3 basa nitrogen yang disebut kodon, yang akan
berpasangan dengan antikodon pada RNA t.
2) RNA transfer (RNA t)
RNA t terletak pada sitoplasma dan akan membawa
asam amino khusus sebagai bahan pembentuk protein.
Antikodon pada RNA t akan berpasangan dengan kodon pada
RNA d. Setelah terbentuk ikatan kodon dan antikodon, asam
amino akan dilepaskan sebagai bahan baku protein.
3) RNA ribosom (RNA r)
RNA r merupakan struktur yang membentuk organel
ribosom tempat terjadinya pembentukan prtein. Ribosom
terbentuk dari gabungan antara RNA r dengan protein-protein
tertentu.

3. Nukleotida dan Nukleosida


1) Nukleotida
Merupakan struktur pembentuk inti sel – DNA dan
RNA yang penting untuk perkembangan sel, fungsi-fungsi
tubuh dan penggantian jaringan yang rusak. Nukleotida
tersebut terdapat di semua sel tubuh. Nukleotida adalah
molekul yang tersusun dari gugus basa heterosiklik, gula, dan
satu atau lebih gugus fosfat. Basa penyusun nukleotida
biasanya adalah berupa purina atau pirimidina sementara
gulanya adalah pentosa (ribosa), baik berupa deoksiribosa
maupun ribosa. Nukleotida juga berperan dalam metabolisme
sel. Contohnya saja nukleotida jenis Adenosin triposphat,
yang merupakan pembawa energi utama ke dalam sel tubuh.
Sel tubuh tidak akan berfungsi tanpa nukleotida ini.
Nukleotida juga berfungsi untuk membantu sintesa lemak,
karbohidrat, dan protein. Secara alami terbentuk didalam
tubuh, Nuleotida khususnya terdapat di dalam jaringan tubuh
yang berganti secara cepat, misalnya: jaringan kulit, sel darah
merah dan putih, dan juga dalam sistem kekebalan tubuh.
Tubuh dapat membentuk nukleotida ini di dalam hati. Selain
itu juga Nukleotida bisa didapatkan dari luar tubuh melalui
makanan yang konsumsi.
2) Nukleosida
Nukleosida adalah molekul organik yang terdiri dari lima gula
karbon yang melekat pada basa nitrogen. Basa nitrogen dapat
berupa basa nitrogen tergantung pada jenis nukleosida yang
akan dikembangkan. Jenis basa nitrogen yang paling umum
digunakan sebagai penyusun nukleosida adalah adenin,
guanin, sitosin, timin, dll. Nukleosida dapat dibuat menjadi
nukleotida dengan hanya menempelkan satu atau lebih gugus
fosfat ke dalamnya. Analog nukleosida sangat penting dan
terkenal terkait penggunaannya dalam obatobatan. Mereka
bekerja sebagai antikanker dan agen antivirus juga. Sebutan
lain Nukleosida merupakan bagian dari nukleotida tanpa
gugus fosfat. Dengan demikian, nukleosida tersusun dari gula
ribosa atau deoksiribosa dan basa nitrogen.Nukleosida
merupakan kerangka dasar bagi terbentuknya AMP, ADP, dan
ATP. Proses pembentukan ketiga senyawa pembawa energi
kimia ini biasanya terjadi di mitokondria sebagai bagian dari
reaksi katabolisme/respirasi.

Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat.


Molekul nukleosida terdiri atas pentosa ( deoksiribosa atau ribose ) yang
mengikat suatu basa (purin atau pirimidin). Jadi apabila suatu nukleoprotein
dihidrolisis sempurna akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa dan basa
purin atau pirimidin. Rumus berikut ini akan memperjelas hasil hidrolisis suatu
nukleoprotein.
Pentosa yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan yang berasal
dari RNA ialah ribose. Adapun basa purin dan basa pirimidin yang berasal dari
DNA ialah adenin,sitosin dan timin. Dari RNA akan diperoleh adenin, guanin,
sitosin dan urasil.

Urasil terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau laktam dan
bentuk enol atau laktim.
Pada PH cairan tubuh, terutama urasil terdapat dalam entuk keto.
Nukleosida terbentuk dari basapurin atau pirimidin dengan ribose atau
deoksiribosa. Basa purin atau pirimidin terikat padapentosa oleh ikatan
glikosidik,yaitu pada atom karbon nomor 1. Guanosin adalah suatunukleosida
yang terbentuk dari guanin dengan ribosa. Pada pengikatan glikosidik ini
sebuah molekul air yang dihasilkan terjadi dari atom hidrogen pada atom N-9
dari basa purin dengan gugus OH pada atom C-1 dari pentosa. Untuk basa
pirimidin,gugus OH pada atom C-1 berikatandengan atom H pada atom N-1.

Pada umumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan nama basa purin atau
basa pirimidin yang membentuknya. Beberapa nukleosida berikut ini ialah
yang membentuk dari basa purin atau dari basa pirimidin dengan ribosa ;
Adenin nukleosida atau Adenosin
Guanin nukleosida atau Guanosin
Urasil nukleosida atau Uridin
Timin nukleosida atau Timidin
Sitosin nukleosida atau Sitidin

Apabila pentose yang diikat oleh deoksiribosa,maka nama nukleosida diberi


tambahandeoksi di depanya.Sebagai contoh “deoksiadinosin,deoksisitidin”
dan sebagainya. Disamping lima jenis basa purin atau basa pirimidin yang
biasa terdapat pada asam nukleat, ada pula beberapa basa purin dan basa
pirimidin lain yang membentuk nukleosida. Hipoksantin dengan ribosa akan
membentuk hipoksantin nukleosida atau inosin. DNA pada bakteri ternyata
mengandung hidroksimetilsitosin.

Demikian pula tRNA (transfer RNA) mengandung derivat metal basa


purin atau basapirimidin, misalnya 6-N-dimetiladenin atau 2-Ndimetilguanin.

Dalam alam nukleosida terutama terdapat dalam bentuk ester fosfat


yang disebut nukleotida. Nukleotida terdapat sebagai molekul bebas atau
berikatan dengan sesama nukleotida membentuk asam nukleat.Dalam
molekul nukleotida gugus fosfat terikat oleh pentosa pada atom C-5.

Beberapa nukleotida lain ialah sebagai berikut :


Adenin nukleotida atau Adenosinmonofosfat (AMP)(asam adenilat)
Guanin nukleotida atau Guanosinmonofosfat (GMP)(asam guanilat)
Hipoksantin nukleosida atau Inosinmonofosfat (IMP)(asam inosinat)
Urasil Nukleotida atau Uridinmonofosfat (UMP) (asam uridilat)
Sitidin nukleotida atau Sitidinmonofosfat (SMP)(asam sitidilat)
Timin nukleotida atau Timidinmonofosfat (TMP)(asam timidilat)
Pentosa yang terdapat dalam molekul nukleotida pada contoh diatas
ialah ribosa. Apabila pentosanya deoksiribosa, maka ditambah deoksi di
depan nama nukleotida tersebut misalnya deoksiadenosin-monofosfat atau
disingkat dAMP.
Ada beberapa nukleotida yang mempunyai gugus fosfat lebih dari 1
misalnya adenosintrifosfat dan uridintrifosfat, kedua nukleotida ini
mempunyai peranan penting dalam reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

Pada rumus molekul ATP dan UTP, ikatan antara gugus-gugus fosfat
diberi tanda yang khas. Pada proses hidrolisis ATP akan melepaskan gugus
fosfat dan terbentuk adenosindifosfat (ADP). Pada hidrolis ini ternyata
dibebaskan energy yang cukup besar yaitu 7.000 kal/mol ATP.Oleh karena itu
ikatan antara gugus fosfat dinamakan “ikatan berenergi tinggi” dan diberi
tanda ~ .
Dalam tubuh,ATP dan UTP berfungsi sebagai penyimpan energi yang
diperoleh dariproses oksidasi senyawa-senyawa dalam makanan kita untuk
kemudian dibebaskan apabila energi tersebut diperlukan.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Fungsi Asam Nukleat


DNA mengandung gen, informasi yang mengatur sintesis protein dan RNA.
DNA mengandung bagian-bagian yang menentukan pengaturan ekspresi gen
(promoter, operator, dll.). Ribosomal RNA (rRNA) merupakan komponen dari ribosom,
mesin biologis pembuat protein Messenger RNAs (mRNA) merupakan bahan
pembawa informasi genetik dari gen ke ribosom. Transfer RNAs (tRNAs) merupakan
bahan yang menterjemahkan informasi dalam mRNA menjadi urutan asam amino
RNAs memiliki fungsi-fungsi yang lain, di antaranya fungsi-fungsi katalis.
Asam nukleat merupakan molekul raksasa yang memiliki fungsi khusus yaitu,
menyimpan informasi genetik dan menerunkannya kepada keturunanya. Susunan
asam nukleat yang menentukan apakah mahluk itu menjadi hewan , tumbuhan,
maupun manusia. Begitu pula susunan dalam sel, apakah sel itu menjadi sel otot
maupun sel darah.
Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan, menstransmisi,
dan mentranslasi informasi genetik; metabolisme antara(intermediary metabolism)
dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa energi; koenzim pemindah
asam asetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi
reduksi.

B. Sintesis RNA dan DNA


a. Sintesis RNA
Sintesis RNA biasanya dikatalisis oleh enzim DNA-RNA
polimerasemenggunakan sebagai template, sebuah proses yang dikenal
sebagai transkripsi. Inisiasi transkripsi dimulai dengan pengikatan enzim ke
urutan promotor dalam DNA (biasanya ditemukan "upstream" dari gen).
DNA helix ganda dibatalkan oleh aktivitas helikase enzim. Enzim
kemudian berlanjut sepanjang untai template dalam arah 3 'to 5',
mensintesiskan molekul RNA komplementer dengan elongasi terjadi di 5 'ke 3'
arah. Urutan DNA juga menentukan di mana berakhirnya sintesis RNA akan
terjadi. RNA sering dimodifikasi oleh enzim setelah transkripsi. Misalnya, poli
dan topi 5 'ditambahkan ke mRNA eukariotik intron pra-dan dikeluarkan oleh
spliceosome.
Ada juga sejumlah polimerase RNA RNA-tergantung yang
menggunakan RNA sebagai template mereka untuk sintesis untai baru RNA.
Sebagai contoh, sejumlah virus RNA (seperti virus polio) menggunakan jenis
enzim untuk mereplikasi materi genetik mereka. Juga, RNA-dependent RNA
polimerase merupakan bagian dari jalur interferensi RNA di banyak
organisme.
Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu
rantai cetakan atau sense, sedangkan rantai komplemennya disebut rantai
antisense. Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut
unit transkripsi. Informasi dari DNA untuk sintesis protein dibawa oleh mRNA.
RNA dihasilkan dari aktifitas enzim RNA polimerase. Enzim polimerasi
membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan merangkaikan
nukleotida RNA. Enzim RNA polimerase merangkai nukleotida-nukleotida RNA
dari arah 5‟ to 3‟, saat terjadi perpasangan basa di sepanjang cetakan DNA.
Urutan nukleotida spesifik di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida
spesifik di sepanjang DNA menandai dimana transkripsi suatu gen dimulai dan
diakhiri.

Transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu: inisiasi (permulaan), elongasi


(pemanjangan), terminasi (pengakhiran) rantai mRNA.

1) Inisiasi
Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali
transkripsi disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di
mana transkripsi dimulai, juga menentukan yang mana dari kedua
untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.
Daerah DNA dimana RNA polimerase melekat dan mengawali
transkripsi disebut sebagai promoter. Suatu promoter mencakup titik-
awal (startpoint) transkripsi (nukleotida di mana sintesis RNA
sebenarnya dimulai) dan biasanya membentang beberapa lusin
pasangan nukleotida “upstream” (ke depan) dari titik-awal. Di
samping menentukan dimana transkripsi dimulai, promoter ini juga
menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan
sebagai cetakan. Bagian-bagian tertentu suatu promoter sangat
penting untuk pengikatan RNA polimerase. Dalam prokariota, RNA
polimerase itu sendiri secara khusus mengenali dan mengikatkan
dirinya dengan promoternya. Sebaliknya, dalam eukariota, suatu
kumpulan protein yang disebut faktor transkripsi menjadi perantara
antara pengikatan polymerase RNA dan inisiasi transkripsi. Hanya
setelah faktor transkripsi tertentu diikat pada promoter barulah RNA
polimerase mengikatkan diri pada promoter tersebut. Susunan yang
lengkap antara faktor transkripsi dan RNA polimerase yang
mengikatkan diri pada promoter disebut kompleks inisiasi transkripsi.
Interaksi antara RNA polimerase eukariotik dan faktor transkripsi
merupakan suatu contoh betapa pentingnya interaksi protein-protein
dalam mengontrol transkripsi eukariotik.
Peran faktor transkripsi dan suatu urutan DNA promoter yang
disebut boks TATA penting dalam membentuk kompleks inisiasi.
Begitu polimerase tersebut terikat kuat pada DNA promoter, kedua
untai DNA mengulur disana, dan enzim mulai mentranskripsi untai
cetakannya. (Neil A. Campbell, 2002)
2) Elongasi
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan
heliks ganda DNA, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan
lepas dari cetakan DNAnya.
Pada saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA itu terus
membuka pilinan heliks ganda tersebut, memperlihatkan kira-kira 10-
20 basa DNA sekaligus untuk berpasangan dengan nukleotida RNA.
Enzim ini menambahkan nukleotida ke ujung 3’dari molekul RNA yang
sedang tumbuh begitu enzim itu berlanjut di sepanjang heliks ganda
tersebut. Pada saat sintesis RNA berlangsung, heliks ganda DNA
terbentuk kembali dan molekul RNA baru akan lepas dari cetakan
DNA-nya. Transkripsi berlanjut pada laju kirakira 60 nukleotida per
detik pada eukariota. Satu gen tunggal dapat di transkripsi secara
simultan oleh beberapa molekul RNA polimerase yang saling
mengikuti seperti barisan truk dalam suatu konvoi.
Untai RNA yang sedang tumbuh memperlihatkan jejak dari
setiap polimerase, dengan panjang setiap untai baru yang
mencerminkan sejauh mana enzim itu telah berjalan dari titik awalnya
di sepanjang cetakan tersebut. Banyaknya molekul polimerase yang
secara simultan mentranskripsi gen tunggal akan meningkatkan
jumlah molekul mRNA dan membantu suatu sel membuat protein
dalam jumlah yang lebih besar. (Neil A. Campbell, 2002)
3) Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase
mentranskripsi urutan DNA yang disebut terminator. Terminator yang
ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi sebagai
sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi
biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu, polimerase
mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya,
pada sel eukariotik polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu
urutan AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10
hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim
tersebut.
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase
mentranskripsi urutan DNA yang disebut terminator. Terminator yang
di traskripsi yakni, suatu urutan RNA berfungsi sebagai sinyal
terminasi yang sesungguhnya. Terdapat beberapa mekanisme yang
berbeda untuk terminasi transkripsi, yang perinciannya sebenarnya
masih kurang jelas. Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti
tepat pada akhir sinyal terminasi; ketika polimerase mencapai titik
tersebut polimerase melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel
eukariota, polimerase ini terus melewati sinyal terminasi, suatu
urutan AAUAAA di dalam pra-mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-
kira 10-35 nukleotida, pra-mRNA ini dipotong hingga terlepas dari
enzim tersebut. (Neil A. Campbell, 2002).

b. Sintesis DNA
Sintesis DNA disini dimaksud adalah replikasi DNA yaitu proses
perbanyakan bahan genetic. Pengkopian rangkaian molekul bahan
genetik( DNA atau RNA) sehingga dihasilkan molekul anakan yang sangat
identik.
Mekanisme replikasi bahan genetik sangat kompleks dan melibatkan
banyak protein yang masing-masing mempunyai peranan spesifik.. protein-
protein yang terlibat di dalam proses replikasi bahan genetik di kode oleh gen-
gen yang terdapat di dalam bahan genetik itu sendiri. Secara umum, replikasi
bahan genetik merupakan proses pengkopian/penggandaaan rangkaian
molekul bahan genetik (DNA/RNA) sehingga dihasilkan molekul anakan yang
sangat identik. (Triwibowo Yuwono, 2002)

MODEL DNA
Watson dan Crick menyatakan bahwa setiap untai DNA dapat
berperan sebagai cetakan bagi untai komplementernya. Jika heliks ganda
dapat mengurai dan memisah, maka untai-untai yang terbentuk dapat
menarik basabasa komplementernya (seperti dalam sintesis mRNA), dengan
demikian, masing-masing untai awal itu akan berasosiasi lagi dengan
komplemennya, dan dua heliks ganda yang identikpun tercipta. Peristiwa itu
disebut sebagai replikasi semikonservatif, sebab masing-masing heliks ganda
yang terbentuk mengandung satu untai ‘induk’ dan satu untai yang baru
tersintesis. (George H. Fried, 2005) Pada tahun 1958, Matthew Meselson dan
Franklin Stahl berhasil menunjukkan secara empiris bahwa replikasi DNA
berlangsung dengan mekanisme secara semikonservatif. Meselson dan Stahl
melakukan eksperimen untuk mengetahui mekanisme replikasi DNA dengan
menggunakan bekteri Escherchia coli. Hasil eksperimen Meselson dan Stahl
tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa molekul DNA anakan terdiri atas
satu untai DNA induk dan satu untai DNA hasil sintesis baru sehingga sesuai
dengan model replikasi secara semikonservatif. (Triwibowo Yuwono, 2002)

Model replikasi DNA secara semikonservatif menunjukkan bahwa


DNA anakan terdiri atas pasangan untaian DNA induk dan untaian DNA hasil
sintesis baru.

Model ini memberikan gambaran bahwa untaian DNA induk


berperanan sebagai cetakan (template) bagi pembentukan untaian DNA baru.
Model ini memberikan gambaran bahwa untaian DNA induk berperanan
sebagai cetakan (template) bagi pembentukan untaian DNA baru.

Komponen utama Replikasi, adalah sebagai berikut :


1) DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan direplikasi.
2) Molekul deoksiribonukleotida, yaitu dATP, dTTP, dCTP, dan dGTp.
Deoksiribonukleotida terdiri atas tiga komponen yaitu:
(i) basa purin atau pirimidin,
(ii) gula 5-karbon (deoksiribosa) dan
(iii) gugus fosfat.
3) Enzim DNA polimerase, yaitu enzim utama yang mengkatalisi proses
polimerisasi nukleotida menjadi untaian DNA.
4) Enzim primase, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis primer untuk
memulai replikasi DNA.
5) Enzim pembuka ikatan untaian DNA induk, yaitu enzim helikase dan
enzim lain yang membantu proses tersebut yaitu enzim girase.
6) Molekul protein yang menstabilkan untaian DNA yang sudah
terbuka,yaitu protein SSB (single strand binding protein).
7) Enzim DNA ligase, yaitu suatu enzim yang berfungsi untuk
menyambung fragmenfragmen DNA.

Meknisme dasar replikasi, adalah sebagai berikut :


a. Denaturasi (pemisahan) untaian DNA induk,
a. Peng-"awal"-an( initiation, inisiasi) sintesis DNA.
b. Pemanjangan untaian DNA,
c. Ligasi fragmen-fragmen DNA, dan
d. Peng-"akhir"-an (termination, terminasi) sintesis DNA.

1) Denaturasi (Pemisahan)
Untaian DNA Induk Sintesis untaian DNA baru akan dimulai
segera setelah kedua untaian DNA induk terpisah membentuk garpu
replikasi. Pemisahan kedua untaian DNA induk yang akan di replikasi
dilakukan oleh enzim DNA Heliksase. Kedua untaian DNA induk
digunakan sebagai cetakan untuk menyintesis DNA baru. Sintesis DNA
berlangsung dengan orientasi 5 à 3. Oleh karena ada dua untaian DNA
cetakan yang orientasinya berlawanan, maka sintesis kedua untaian
DNA baru juga berlangsung dengan arah geometris yang berlawanan,
namun semuanya tetap dengan orientasi 5 à 3. Keadaan semacam ini
menimbulkan perbedaan dalam hal mekanisme sintesis antara kedua
untaian DNA baru. (Triwibowo Yuwono, 2002)
2) Inisiasi Sintesis DNA
Inisiasi replikasi DNA adalah proses permulaan sintesis untaian DNA
yang sebelumnya didahului oleh sintesis molekul primer. Dalam
proses replikasi, garrpu replikasi akan membuka secara bertahap
dimulai dari titik awal replikasi (ori)/pangkal replikasi (origin of
replication) dan akan bergerak sepanjang DNA cetakan sampai semua
molekul DNA induk di replikasi. Seperti telah disinggung sebelumnya,
kedua untaian DNA yang baru disintesis dengan arah geometris yang
berlawanan. Salah satu untaian DNA disintesis dengan arah geometris
yang searah dengan pembukaan garpu replikasi, sedangkan untaian
DNA lain di sintesis dengan arah yang berlawanan. Oleh karena itu,
sintesis untaian DNA baru yang searah dengan pembukaan garpu
replikasi akan dapat dilakukan tanpa terputus (sintesis secara
kontinu). Untaian DNA yang di sintesis secara kontinu semacam ini
disebut sebagai untaian DNA awal (leading strand). Sebaliknya,
sintesis untaian DNA yang berlawanan arah geometrinya dengan arah
pembukaann garpu replikasi dilakukan secara tahap demi tahap
(sintesis secara diskontinu). Hal ini terjadi karena proses polimerisasi
pada untaian DNA ini hanya dapat dilakukan setelah DNA cetakannya
membuka seiring dengan membukanya garpu replikasi. Untaian DNA
yang disintesis secara lambat semacam ini disebut untaian DNA
lambat (lagging strand). (Triwibowo Yuwono, 2002)
3) Pemanjangan Untaian DNA
Pemanjangan DNA baru pada cabang replikasi di katalis oleh
enzimenzim yang disebut DNA polimerase. Saat nukleotida-nukleotida
berjejer dengan basa-basa komplementer sepanjang untaian pola
cetakan DNA nukleotidanukleotida ini di tambahkan oleh polimerase
satu demi satu, ke ujung yang baru tumbuh dari untai DNA yang baru.
Laju pemanjangannya kurang lebih 500 nukleotida per detik pada
bakteri dan 50 per detik pada selsel manusia. (Neil A. Campbell,
2002). DNA polimerase menambahkan nukleotida hanya pada ujung
3’ yang bebas dari untai DNA yang sedang terbentuk, tidak pernah
pada ujung 5’. Jadi, untai DNA baru dapat memanjang hanya pada
arah 5’ à 3’. Disepanjang salah satu untai cetakan, DNA polimerase
dapat mensintesis untai komplementer yang kontinu dengan
memanjangkan DNA yang baru ini dengan arah 5’ à 3’ yang bersifat
wajib.Polimerase tersebut semata-mata bersarang pada cabang
replikasi dan bergerak di sepanjang untai cetakan seiring bergeraknya
cabang. Untai DNA yang dibuat dengan metode ini disebut leading
strand (untai pemimpin). Untuk memanjangkan untai baru DNA yang
lain, polimerase harus bekerja di sepanjang cetakan jauh dari cabang
replikasi. Untai DNA yang disintesis dalam arah ini disebut lagging
strand. Prosesnya analog dengan metode menjahit yang disebut stik
balik. Saat gelembung replikasi terbuka, molekul polimerase dapat
bekerja jauh dari cabang replikasi dan mensintesis segmen pendek
DNA. Saat gelembung berkembang, satu segmen pendek lagging
strand lainnya dapat dibuat dengan cara yang sama. Berbeda dengan
leading strand, yang memanjang terus menerus, lagging
strandpertama kali disintesis sebagai serangkaian segmen. Potongan
ini disebut fragmen Okazaki, sesuai dengan nama saintis Jepang yang
menemukannya. Panjang fragmen-fragmen ini sekitar 100-200
nukleotida. (Neil A. Campbell, 2002)
4) Memprimerkan Sintesis DNA
DNA polimerase sebenarnya tidak dapat memulai sintesis
sebuah polinukleotida, tetapi hanya dapat menambahkan nukleotida
pada ujung rantai yang sebelumnya sudah ada. Di dalam sel, rantai
asli yang sebelumnya sudah ada, primer, bukanlah DNA, tetapi
potongan pendek RNA, kelas lain asam nukleat. Suatu enzim yang
disebut primasemenggabungkan nukleotidanukleotida RNA untuk
membentuk primer, yang panjangnya kurang lebih 10 nukleotida pada
eukariota. DNA polimerase yang lain kemudian menggantikan
nukleotidanukleotida RNA dari primer-primer ini dengan versi DNA.
Hanya satu primer yang dibutuhkan agar DNA polimerase dapat mulai
mensintesis leading strand dari untai DNA baru. Untuk lagging strand,
setiap fragmen harus diprimerkan, primer-primer ini diubah ke DNA
sebelum DNA ligasemenggabungkan fragmen-fragmen tersebut
menjadi satu. (Neil A. Campbell, 2002)
5) Terminasi Sintesis DNA
Setelah dilakukan inisiasi dan polimerisasi, akhirnya proses
replikasi DNA akan di akhiri dengan proses terminasi atau
pengakhiran replikasi. Pada prokaryot, replikasi genom berbentuk
lingkar akan berakhir pada waktu kedua garpu replikasi bertemu pada
satu titik. Titik tempat pengakhiran replikasi disebut sisi terminasi.
Pada eukariyot, keadaannya menjadi lain karena struktur genomnya
linear sehingga ada komplikasi terminasi replikasi pada ujung-ujung
kromosom. (Triwibowo Yuwono, 2002)
Sintesis untaian DNA yang baru akan dimulai segera setelah kedua
untaian DNA induk terpisah membentuk garpu replikasi Pemisahan kedua
untaian DNA induk dilakukan oleh enzim DNA helikase. Sintesis DNA
berlangsung dengan orientasi 5'-P  3'-OH. Oleh karena ada dua untaian DNA
cetakan yang orientasinya berlawanan, maka sintesis kedua untaian DNA baru
juga berlangsung dengan arah geometris yang berlawanan namun semuanya
tetap dengan orientasi 5' 3'
Sintesis untaian DNA baru yang searah dengan pembukaan garpu
replikasi dapat berlangsung tanpa terputus (sintesis secara kontinu). Untaian
DNA yang disintesis secara kontinu semacam ini disebut sebagai untaian DNA
awal (leading strand). Sintesis untaian DNA baru yang searah dengan
pembukaan garpu replikasi dapat berlangsung tanpa terputus (sintesis secara
kontinu). Untaian DNA yang disintesis secara kontinu semacam ini disebut
sebagai untaian DNA awal (leading strand).

Pada untaian DNA awal, polimerisasi DNA berlangsung secara kontinu


sehingga molekul DNA baru yang disintesis merupakan satu unit. Pada untaian
DNA awal, polimerisasi DNA berlangsung secara kontinu sehingga molekul
DNA baru yang disintesis merupakan satu unit. Fragmen-fragmen DNA pendek
yang disintesis tersebut disebut fragmen Okazaki, karena fenomena sintesis
DNA secara diskontinu tersebut pertama kali iungkapkan oleh Reiji Okazaki
pada tahun 1968.

C. Transkripsi dan Translasi


1. Transkripsi
Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada
pada urutan DNA meniadi molekul RNA. Transkripsi adalah proses yang
mengawali ekspresi sifat-sifat genetik yang nantinya akan muncul sebagai
fenotipe. Urutan nukleotida pada salah satu untaian molekul RNA digunakan
sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul RNA yang komptementer.

Mekanisme Dasar Transkripsi adalah sebagai berikut :


• Transkripsi (sintesis RNA) dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
a. Faktor-faktor yang mentendalikan transkripsi menempel pada bagian
promoter.
b. Penempelan faktor-faktor pengendali transkripsi menyebabkan
terbentuknya kompleks promoter yang terbuka (open promoter
complex).
c. RNA pofimerase membaca cetakan (DNA template) dan mulai
melakukan pengikatan nukleotida yang komplementer dengan
cetakannya.
d. Setelah terjadi proses pemanjangan untaian RNA hasil sintesis,
selanjutnya diikuti dengan proses pengakhiran (terminasi) transkripsi
yang ditandai dengan pelepasan RNA polimerase dari DNA yang
ditranskripsi.
Karakter Kimiawi Transkripsi adalah sebagai berikut :
1) Prekursor untuk sintesis RNA adalah empat macam
ribonukleotida yaitu 5'-trifosfat ATP GTP CTP dan UTP (pada
RNA tidak ada thymine).
2) Reaksi polimerisasi RNA pada prinsipnya sama dengan
polimerisasi DNA, yaitu dengan arah 5' 5 ' →3 ' 3'.
3) Urutan nukleotida RNA hasil sintesis ditentukan oleh
cetakannya yaitu urutan DNA yang ditranskripsi. Nukleotida
RNA yang digabungkan adalah nukleotida yang komplementer
dengan cetakannya. Sebagai contoh, jika urutan DNA yang
ditranskripsi adalah ATG, maka urutan nukleotida RNA yang
digabungkan adalah UAC.
4) Molekul DNA yang ditranskripsi adalah molekul untai-ganda
tetapi yang berperanan sebagai cetakan hanya salah satu
untaiannya.
5) Hasil transkripsi berupa molekul RNA untai tunggal.
Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan sintesis/replikasi
DNA, yaitu:
1) Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya
dengan sumber basa untuk sintesis DNA hanyalah pada molekul gula
pentosanya yang tidak berupa deoksiribosa tetapi ribosa dan tidak
adanya basa timin tetapi digantikan oleh urasil. Jadi, keempat
nukleosida trifosfat yang diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP),
guanosin trifosfat (GTP), sitidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat
(UTP).
2) Adanya untai molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah
satu di antara kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan
bagi sintesis molekul RNA. Untai DNA ini mempunyai urutan basa
yang komplementer dengan urutan basa RNA hasil transkripsinya, dan
disebut sebagai pita antisens. Sementara itu, untai DNA pasangannya,
yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA, disebut
sebagai pita sens. Meskipun demikian, sebenarnya transkripsi pada
umumnya tidak terjadi pada urutan basa di sepanjang salah satu untai
DNA. Jadi, bisa saja urutan basa yang ditranskripsi terdapat berselang-
seling di antara kedua untai DNA.
3) Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis
DNA.
4) Gugus 3’- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’-
trifosfat pada nukleotida berikutnya menghasilkan ikatan
fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat anorganik
(PPi). Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya saja
enzim yang bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA
polimerase. Perbedaan yang sangat nyata di antara kedua enzim ini
terletak pada kemampuan enzim RNA polimerase untuk melakukan
inisiasi sintesis RNA tanpa adanya molekul primer.

2. Translasi
Translasi adalah proses penerjemah urutan nucleotida yang ada pada
molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu
polipeptida atau protein. Hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan
rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan)
urutan DNA yang menyusun suatu gen dalam bentuk ORF (open reading
frame, kerangka baca terbuka). Molekul rRNA adalah salah satu molekul
penyusun ribosom, yakni organel tempat berlangsungnya sintesis protein,
tRNA adalah pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan menjadi
rantai polipeptida.
Dalam proses translasi, rangkaian nukleotida pada mRNA akan dibaca
tiap tiga nukleotida sebagai satu kodon untuk satu asam amino, dan
pembacaan dimulai dari urutan kodon metionin (ATG pada DNA atau AUG
pada RNA).
Kodon (kode genetik)
Kodon (kode genetik) adalah urutan nukleotida yangterdiri atas 3
nukleotida yanq berurutan (sehingga sering disebut sebagai triplet codon,
yang menyandi suatu kodon asam amino tertentu, misalnya urutan ATG (AUG
pada mRNA) mengkode asam amino metionin, Kodon inisiasi translasi
merupakan kodon untuk asam amino metionin yang mengawali struktur suatu
polipeptida (protein). Pada prokaryot, asam amino awal tidak berupa
metionin tetapi formil metionin (fMet). Ada beberapa aspek yang perlu
diketahui mengenai kode genetik, yaitu:
 Kode genetik bersifat tidak saling tumpang-tindih (non-overlappind
kecuali pada kasus tertentu, misalnya pada bakteriofag
 Tidak ada sela (gap) di antara kodon satu dengan kodon yang lain.
 Tidak ada koma di antara kodon.
 Kodon bersifat degenerotea, buktinya ada beberapa asam amino yang
mempunyai lebih dari satu kodon.
 Secara umum, kodon bersifat hampir universal karena pada beberapa
organel jasad tinggi ada beberapa kodon yang berbeda dari kodon
yang digunakan pada sitoplasm.
 Dalam proses translasi, setiap kodon berpasangan dengan antikodon
yang sesuai yang terdapat pada molekul tRNA.
 Sebagai contoh, kodon metionin (AUG) mempunyai komplemennya
dalam bentuk antikodon UAC yang terdapat pada tRNAMet
 Pada waktu tRNA yang membawa asam amino diikat ke dalam sisi A
pada ribosom, maka bagian antikodonnya berpasangan dengan kodon
yang sesuai yang ada pada sisi A tersebut.
 Oleh karena itu, suatu kodon akan menentukan asam amino yang
disambungkan ke dalam polipeptida yang sedang disintesis di dalam
ribosom.

Sifat-sifat kode genetik

Kode genetik mempunyai sifat-sifat yang akan dijelaskan sebagai berikut.

 Kode genetik bersifat universal. Artinya, kode genetik berlaku sama


hampir di setiap spesies organisme.
 Kode genetik bersifat degenerate atau redundant, yaitu bahwa satu
macam asam amino dapat disandi oleh lebih dari satu triplet kodon.
Sebagai contoh, treonin dapat disandi oleh ACU, ACC, ACA, dan
ACG. Sifat ini erat kaitannya dengan sifat wobble basa ketiga, yang
artinya bahwa basa ketiga dapat berubah-ubah tanpa selalu disertai
perubahan macam asam amino yang disandinya. Diketahuinya sifat
wobble bermula dari penemuan basa inosin (I) sebagai basa
pertama pada antikodon tRNAala ragi, yang ternyata dapat
berpasangan dengan basa A, U, atau pun C. Dengan demikian, satu
antikodon pada tRNA dapat mengenali lebih dari satu macam kodon
pada mRNA.
 Oleh karena tiap kodon terdiri atas tiga buah basa, maka tiap urutan
basa mRNA, atau berarti juga DNA, mempunyai tiga rangka baca
yang berbeda (open reading frame). Di samping itu, di dalam suatu
segmen tertentu pada DNA dapat terjadi transkripsi dan translasi
urutan basa dengan panjang yang berbeda. Dengan perkataan lain,
suatu segmen DNA dapat terdiri atas lebih dari sebuah gen yang
saling tumpang tindih (overlapping). Sebagai contoh, bakteriofag
фX174 mempunyai sebuah untai tunggal DNA yang panjangnya
lebih kurang hanya 5000 basa. Seandainya dari urutan basa ini
hanya digunakan sebuah rangka baca, maka akan terdapat sekitar
1700 asam amino yang dapat disintesis. Kemudian, jika sebuah
molekul protein rata-rata tersusun dari 400 asam amino, maka dari
sekitar 1700 asam amino tersebut hanya akan terbentuk 4 hingga 5
buah molekul protein. Padahal kenyataannya, bakteriofag фX174
mempunyai 11 protein yang secara keseluruhan terdiri atas 2300
asam amino. Dengan demikian, jelaslah bahwa dari urutan basa
DNA yang ada tidak hanya digunakan sebuah rangka baca, dan
urutan basa yang diekspresikan (gen) dapat tumpang tindih satu
sama lain.

Proses Translasi
Translasi merupakan proses urutan nukleotida dalam mRNA yang
diterjemahkan ke dalam urutan asam amino dari rantai polipeptida. Selama
proses ini, sel ‘membaca’ informasi pada messenger RNA (mRNA) dan
menggunakannya untuk membuat sebuah protein.
Ada setidaknya 20 macam jenis asam amino yang dibutuhkan untuk
dapat membentuk protein yang berasal dari terjemahan kodon mRNA. Pada
sebuah mRNA, instruksi untuk membuat polipeptida adalah RNA nukleotida
(Adenine, Uracil, Cytosine, Guanine) yang dibaca dalam kelompok tiga
nukleotida, kelompok tiga ini disebut kodon. Selanjutnya, beberapa dari asam
amino tersebut akan menghasilkan rantai polipeptida yang spesifik dan
nantinya akan membentuk protein yang spesifik pula.
Dalam proses translasi, setiap kodon berpasangan dengan antikodon
yang sesuai yang terdapat pada molekul tRNA. Sebagai contoh, kodon
metionin (AUG) mempunyai komplemennya dalam bentuk antikodon UAC
yang terdapat pada tRNAMet. Pada waktu tRNA yang membawa asam amino
diikat ke dalam sisi A pada ribosom, maka bagian antikodonnya berpasangan
dengan kodon yang sesuai yang ada pada sisi A tersebut. Oleh karena itu,
suatu kodon akan menentukan asam amino yang disambungkan ke dalam
polipeptida yang sedang disintesis di dalam ribosom.
Sebelum inisiasi translasi di lakukan, diperlukan molekul tRNA
(aminoasil tRNA) yang berfungsi membawa asam amino spesifik.
Inisiasi translasi (eukariyot)
 Kodon inisiasi adalah metionin
 Molekul tRNA inisiator disebut sebagai tRNAi Met .
 Ribosom bersama-sama dengan tRNAi Met dapat menemukan kodon
awal dengan cara berikatan dengan ujung 5' (tudung), kemudian
melakukan pelarikan (scanning) transkrip ke arah hilir (dengan arah 5'
to 3') sampai menemukankodon awal (AUG).
 Menurut model scanning tersebut, ribosom memulai translasi pada
waktu menjumpai sekuens AUG yang pertama kali

 Meskipun demikian, penelitian pada 699 mRNA eukaryot


menunjukkan bahwa sekitar 5-1 0% AUG yang pertama bukanlah
kodon inisiasi.
 Pada kasus semacam ini, ribosom akan melewati satu atau dua AUG
sebelum melakukan inisiasi translasi.
 Sekuens AUG yang dikenali sebagai kodon inisiasi adalah sekuens
yang terletak pada sekuens konsensus CCRCCAUGG (R adalah purin: A
atau G).
 Pengenalan sekuens AUG sebagai kodon inisiasi banyak ditentukan
oleh tRNAi Met .
 Perubahan antikodon pada tRNAi Met menyebabkan dikenalinya
kodon lain sebagai kodon inisiasi

Pemanjangan polipeptida

 Proses pemanjangan polipeptida disebut sebagai proses elongation


yang secara umum mempunyai mekanisme yang serupa pada
prokaryot dan eukaryot.
 Proses pemanjangan terjadi dalam tiga tahapan, yaitu:
a) pengikatan aminoasil-tRNA pada sisi A yang ada di ribosom,
b) pemindahan rantai polipeptida yang tumbuh dari tRNA yang
ada pada sisi P ke arah sisi A dengan membentuk ikatan
peptida, dan
c) translokasi ribosom sepanjang mRNA ke posisi kodon
selanjutnya yang ada di sisi A.
Di dalam kompleks ribosom, molekul fMet- tRNAi Met menempati sisi
(peptidil).
 Sisi yang lain pada ribosom, yaitu sisi A (aminoasil), masih
kosong pada saat awal sintesis protein.
 Molekul tRNA pertama tersebut (fMet- tRNAi Met ) berikatan
dengan kodon AUG (atau GUG) pada mRNA melalui
antikodon-nya.
 Tahap selanjutnya adalah penyisipan aminoasil-tRNA pada
sisi A. Macam tRNA (serta asam amino yang dibawa) yang
masuk pada sisi A tersebut tergantung pada kodon yang
terletak pada sisi A.
 Penyisipan aminoasil-tRNA yang masuk ke posisi A tersebut
dilakukan oleh suatu protein yang disebut faktor
pemanjangan Tu (elongotion factor Tu, EF-Tu).

Terminasi
 Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon
terminasi (UAA, UGA, UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A
pada ribosom. •
 Dalam keadaan normal tidak ada aminoasil-tRNA yang membawa
asam amino sesuai dengan ketiga kodon tersebut.
 Oleh karena itu, jika ribosom mencapai salah satu dari ketiga kodon
terminasi tersebut, maka proses translasi berakhir.

Berakhirnya polimerisasi RNA ditandai oleh disosiasi kompleks


transkripsi atau terlepasnya enzim RNA polimerase beserta kofaktor-
kofaktornya dari untai DNA cetakan. Begitu pula halnya dengan molekul
RNA hasil sintesis. Hal ini terjadi ketika RNA polimerase mencapai urutan
basa tertentu yang disebut dengan terminator.

Terminasi transkripsi dapat terjadi oleh dua macam sebab, yaitu


terminasi yang hanya bergantung kepada urutan basa cetakan (disebut
terminasi diri) dan terminasi yang memerlukan kehadiran suatu protein
khusus (protein rho). Di antara keduanya terminasi diri lebih umum
dijumpai. Terminasi diri terjadi pada urutan basa palindrom yang diikuti
oleh beberapa adenin (A). Urutan palindrom adalah urutan yang sama jika
dibaca dari dua arah yang berlawanan. Oleh karena urutan palindom ini
biasanya diselingi oleh beberapa basa tertentu, maka molekul RNA yang
dihasilkan akan mempunyai ujung terminasi berbentuk batang dan kala
(loop) .

Inisiasi transkripsi tidak harus menunggu selesainya transkripsi


sebelumnya. Hal ini karena begitu RNA polimerase telah melakukan
pemanjangan 50 hingga 60 nukleotida, promoter dapat mengikat RNA
polimerase yang lain. Pada gen-gen yang ditranskripsi dengan cepat
reinisiasi transkripsi dapat terjadi berulang-ulang sehingga gen tersebut
akan terselubungi oleh sejumlah molekul RNA dengan tingkat penyelesaian
yang berbeda-beda.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asam nukleat adalah senyawa-senyawa polimer yang menyimpan semua
Informasi genetika, yaitu seperangkat “cetak biru” tentang karakteristik aktual dan
potensial yang diterima oleh suatu organism dari generasi sebelumnya, untuk
kemudian diwariskan ke generasi berikutnya.
DNA memiliki struktur, yaitu gula pentosa (deosiribosa), fosfat dan basa
nitrogen yang meliputi basa purin (guanin dan adenin) dan basa pirimidin (timin dan
sitosin) dan RNA tersusun atas molekul-molekul, yaitu gula ribosa, fosfat, dan basa
nitrogen yang terdiri atas purin (adenin dan guanin) dan pirimidin (urasil dan sitosin).
Proses replikasi DNA dan RNA dimulai ketika enzim DNA polimerase
memisahkan dua pita DNA heliks ganda. Setiap pita DNA yang “lama” sekarang
berfungsi sebagai cetakan yang menentukan urutan nukleotida di sepanjang pita DNA
komplementer baru yang bersesuain. Nukleotida baru tersebut disambung satu sama
lain untuk membentuk tulang punggung gula fosfat pita DNA baru.
Asam nukleat memiliki fungsi, yaitu menyimpan, menstransmisi, dan
mentranslasi informasi genetik; metabolisme antara(intermediary metabolism) dan
reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa energi; koenzim pemindah asam
asetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi
reduksi.
Sintesis RNA biasanya dikatalisis oleh enzim DNA-RNA
polimerasemenggunakan sebagai template, sebuah proses yang dikenal sebagai
transkripsi. Inisiasi transkripsi dimulai dengan pengikatan enzim ke urutan promotor
dalam DNA (biasanya ditemukan "upstream" dari gen).
Sintesis DNA disini dimaksud adalah replikasi DNA yaitu proses perbanyakan
bahan genetic. Pengkopian rangkaian molekul bahan genetik( DNA atau RNA)
sehingga dihasilkan molekul anakan yang sangat identik. Transkripsi adalah proses
penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan DNA meniadi molekul RNA.
Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi sifat-sifat genetik yang
nantinya akan muncul sebagai fenotipe. Urutan nukleotida pada salah satu untaian
molekul RNA digunakan sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul RNA yang
komptementer.
Translasi adalah proses penerjemah urutan nucleotida yang ada pada molekul
mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau
protein. Hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak
ditranslasi. Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan) urutan DNA yang menyusun
suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame, kerangka baca terbuka). Molekul
rRNA adalah salah satu molekul penyusun ribosom, yakni organel tempat
berlangsungnya sintesis protein, tRNA adalah pembawa asam-asam amino yang akan
disambungkan menjadi rantai polipeptida.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini aku harapkan para pembaca dapat mengetahui
lebih banyak lagi tentang Asam Nukleat guna menambah wawasan untuk
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.a.2011. http://www.scribd.com/doc/25523953/ASAM-NUKLEAT.
Diakses tanggal 13 Mei 2011
Anonymous.b.2011. http://www.scribd.com/doc/47569664/Makalah-Asam-
Nukleat. Diakses tanggal 13 Mei 2011
Anonymous.c.2011.http://www.scribd.com/doc/41966467/Resume-Asam-
Nukleat. Diakses tanggal 13 Mei 2011
Anonymous.d.2011. http://idonkelor.blogspot.com/2009/09/asam-
nukleat.html. Diakses tanggal 13 Mei 2011
Anonymous.e.2011. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2104000-
pengertianasam-nukleat/. Diakses tanggal 13 Mei 2011
Anonymous.f.2011. http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2122803-
pengertianasam-nukleat/. Diakses tanggal 18 Mei 2011
Anonymous.g.2011. http://www.e-dukasi.net/index.php?. Diakses tanggal 18
Mei 2011
Anonymous.h.2011. http://www.news-medical.net/health/RNA-Synthesis.
diakses tanggal 18 mei 2011
Dryer, L Robert.1994.BIOKIMIA suat pendekatan berorientasi kasus.UI
press.Jakarta
Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta
Robinsson, Trevor. 1995.Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi.ITB
press.Bandung
Aryulina, Diah., dkk . 2003 .Biologi Jilid 3 .Jakarta : Erlangga Campbell, N.A.,
dkk. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil A. 2002. Biologi Edisi Kelima. Jakarta. Penerbit: Erlangga Fried,
George H. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta. Penerbit: Erlangga
https://www.edubio.info/2016/08/dna-dan-rna-pengertian-dan-struktur.html
Hisman. 2015. Perbedaan Nukleotida dan Nukleosida.
https://hisham.id/2015/07/perbedaannukleotidadan-nukleosida.html.
Diakses pada 20 November 2018.
Kimball, John W. 1983. Biologi. Jakarta. Penerbit: Erlangga. Kliksma.
2004.Pengertian Nukleotida dan Fungsinya.
https://kliksma.com/2014/10/pengertian-nukleotida-dan-fungsinya.html.
Diakses pada 20 November 2018.
Wikiwand. 2018. Nukleosida. http://www.wikiwand.com/id/Nukleosida.
Diakses pada 20 November 2018.

Anda mungkin juga menyukai