Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI FARMASI

”Asam Nukleat”

OLEH:
ANDREINA DEBORA DE ARAÚJO
KELAS FARMASI B/VI

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan. Karena berkat limpahan karunia-Nya Penulis
dapat menyelesaikan paper “Makalah Asam Nukleat”Ini dengan baik. Penyusunan
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Bioteknologi Farmasi. Dalam paper ini
diberikan berbagai penjelasan mengenai Asam Nukleat. Materi yang disajikan cukup
terperinci agar mudah dipahami oleh pembaca. Kami telah berusaha semaksimal
mungkin dalam menyelesaikan makalah ini untuk mendapatkan hasil yang sebaik-
baiknya. Namun kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami harapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah-
makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Kupang 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................................i

Daftar Isi ...................................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1-2
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
1.3 Tujuan .....................................................................................................................................3

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 Asam Nukleat........................................................................................................................... 4-5

2.2 Jenis-jenis asam nukleat.......................................................................................................... 5

2.3 Struktur DNA dan RNA............................................................................................................. 6-8

2.4 Nukleutida dan Nukleusida .....................................................................................................8-11

2.5 Sintesis RNA dan DNA .............................................................................................................11-16

2.6 Fungsi dari nukleotida..............................................................................................................16

2.7 Replikasi DNA dan RNA ...........................................................................................................17-20

2.8 Transripsi RNA .........................................................................................................................20

2.9 Mekanisme Transkripsi (Sintesis RNA).....................................................................................21-22

2.10 Transkripsi dan Translasi.........................................................................................................23-32


2.11 Struktur Molekul , Kompone-Komponen ,dan Ikatan Kimiayang Terdapat di dalam Asam Nuklea.......................33-35
2.12 sifat-sifat Asam Nukleat............................................................................................................................................................36
2.12.1 Sifat-sifat Fisika-Kimia Asam Nukleat..............................................................................36-37
2.12.2 Sifat-sifat Spektroskopik-Termal Asam Nukleat............................................................38

BAB III Penutup

3.1 Penutup ...................................................................................................................................39

3.2 Saran......................................................................................................................................... 40

Daftar Pustaka ..........................................................................................................................41

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam nukleat merupakan suatu polinukleotida, yaitu polimer linier yang
tersusundarimonomer-monomer nukleotida yang berikatan melalui ikatan fosfodiester.
Fungsiutamaasam nukleat adalah sebagai tempat penyimpanan dan pemindahan
informasigenetik.Informasi ini diteruskan dari sel induk ke sel anak melalui proses
replikasi. Sel memilikidua jenis asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat
(deoxyribonucleic acid /DNA) dan asamribonukleat.
Asam nukleat juga merupakan makromolekul biokimia kompleks, berbobot
molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi genetik.
Asam nukleat merupakan biopolimer dan monomer  penyusunnya adalah nukelotida.
Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa nitrogen heterosiklik
(purin atau pirimidin), sebuah gula pentosa, dan sebuahm gugus fosfat.
Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada asam nukleat
tersebut (misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat mengandung 2-deoksiribosa).
Selain itu, basa nitrogen yang ditemukan pada kedua jenis asam nukleat tersebut
memiliki perbedaan: adenina, sitosina, dan guanina pada RNA maupun DNA,
sedangkan timin dapat ditemukan hanya pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya pada
RNA.
Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang
mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium
Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas pembalut
luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan cara ini
diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein. Dengan menambahkan
enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan cara ekstraksi
terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam.
kemudian zat ini dinamakan ”nuclein” sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein.
Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah satu senyawa pembentuk
sel dan jaringan normal.
Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau
asamdeoksiribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. DNA oleh
seorang dokter muda Friedrich Miescher yang mempercayai bahwa rahasiakehidupan
dapat diungkapkan melalui penelitian kimia pada sel-sel.Sel yang dipilih oleh Friedrich
adalah sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajari nyadan ia mendapatkan sel-sel
tersebut dari bekas pembalut luka yang diperolehnya dari dari ruang bedah.

1
Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang sangat
penting dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada
umumnya terikatpada protein yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam inti sel
terikat padahiston. Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein ini disebut
nukleoprotein.
Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti protein, tetapi yang
menjadi monomer bukan asam amino, melainkan nukleotida.

2
1.2 Rumusan Masalah
 Apa itu Asam Nukleat?
 Apa saja fungsi dari Nukleotida?
 Apa itu sintesis RNA dan DNA?
 Apa itu Transkripsi dan Translasi?
 Bagaimana struktur molekul dan komponen-komponen asam nukleat, termasuk
macam-macam ikatan kimia yang terdapat di dalamnya?
 Apa sifat-sifat asam nukleat?

1.3 Tujuan

 Untuk mengetahui tentang Asam Nukleat.

 Untuk mengetahui fungsi dari nukleotida.

 Untuk mengetahui tentang sintesis RNA dan DNA.

 Untuk mengetahui tentang Transkripsi dan Translasi

 Mengerti struktur molekul dan komponen-komponen asam nukleat, termasuk


macam-macam ikatan kimia yang terdapat di dalamnya.
 Mengetahui sifat-sifat asam nukleat.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Nukleat


Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang
kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung
informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat (DNA)
and Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup serta pada
virus. Asam nukleat dinamai demikian karena keberadaan umumnya di dalam inti (nukleus)
sel (Aryulina, dkk. 2003). Asam nukleat merupakan polimer nukleotida yang berfungsi dalam
penyimanan serta pemindahan informasi genetik (Yuwono, 2009). Dua tipe utama asam
nukleat adalah asam dioksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA) (Fessended,
1990). Asam nukleat adalah makromolekul yang terdapat sebagai polimer yang disebut
polinukleotida. Seperti yang diindikasikan oleh namanya, setiap polinukleotida terdiri atas
monomer- monomer yang disebut nukleotida (nucleotide). Setiap nukleotida tersusun dari
tiga bagian: basa nitrogen (nitrogenous base), gula berkarbon lima (pentosa), dan gugus
fosfat. Nukleotida yang tanpa gugus fosfat disebut nukleosida (Campbell, dkk. 2008: 93).

Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit
monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup dan bertugas
untuk menyimpan dan mentransfer genetic, kemudian menerjemahkan informasi ini secara
tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-masing sel. Asam nukleat, jika unit-
unit pembangunnya deoksiribonukleotida , disebut asam deoksiribonukleotida (DNA) dan jika
terdiri- dari unit-unit ribonukleaotida disebut asam ribonukleaotida (RNA).

Asam Nukleat juga merupakan senyawa majemuk yang dibuat dari banyak nukleotida.
Bila nukleotida mengandung ribose, maka asam nukleat yang terjadi adalah RNA (Ribnucleic
acid = asam ribonukleat) yang berguna dalam sintesis protein. Bila nukleotida mengandung
deoksiribosa, maka asam nukleat yang terjadi adalah DNA (Deoxyribonucleic acid = asam
deoksiribonukleat) yang merupakan bahan utama pementukan inti sel. Dalam asam nukleat
terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda yaitu 2 purin dan 2 primidin. Baik dalm RNA maupun
DNA purin selalu adenine dan guanine. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam
DNA primidin selalu sitosin dan timin.

Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai nucleoprotein, yaitu


gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam nukleat dari
jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap nucleoprotein terlebih
dahulu menggunakan larutan garam IM. Setelah nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau
dipecah menjadi protein-protein dan asam nukleat dengan menambah asam-asam lemah
atau alkali secara hati-hati, atau dengan menambah NaCl hingga jenuh akan mengendapkan
protein (Wibowo, 2013). Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah
menggunakan enzim pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan
dengan asam triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein
dalam campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi
asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat itu mengandung pentosa, maka bila

4
dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan memberikan warna
merah dengan anilina asetat atau warna kuning dengan p- bromfenilhidrazina. Apabila
dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam, DNA akan memberikan warna biru. Pada
dasarnya reaksi-reaksi warna untuk ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan untuk
keperluan identifikasi asam nukleat.

Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan enzim
pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan asam
triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam campuran
dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat itu
sendiri. Oleh karena asam nukleat itumengandung pentosa, makabila dipanasi dengan asam
sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan memberikan warna merah dengan anilina
asetat atau warna kuning dengan p-bromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina
dalam suasana asam, DNA akan memberikan warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna
untuk ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan untuk keperluan identifikasi asam nukleat.

2.2 Jenis-jenis Asam Nukleat


Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA (deoxyribonucleic acid ) atau asam
deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. Baik DNA maupun RNA
berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein dan bersifat basa. Misalnya DNA dalam
inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara protein danasam nukleat disebut
nucleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan polimer sepertiprotein tetapi unit
penyusunnya adalah nukleotida. Salah satu contoh nukleutida asam nukleat bebas adalah ATP
yang berfungsi sebagai pembawa energy. Asam nukleat di bedakan berdasarkan senyawa gula
pentosa yang menjadi penyusunnya. Secara umum ada 2 jenis asam nukleat, yaitu:

1. Asam Deoksiribosa nukleat (DNA)


Asam Deoksiribosa nukleat adalah asam nukleat yang molekulnya terbentuk dari dua
untai polinukelotida atau biasa di sebut dengan istilah untai ganda atau double helix.
Dimana setiap polinukleutida dari DNA terdiri atas nukletida-nukleutida yang dihubungkan
oleh ikatan phospodiester. Setiap nukleotida dari DNA mengandung 3 komponen penting
yaitu:

Basa heterosiklik Purin dan Pirimidin. Dimana Purin tersusun dari basa nitrogen
adenine dan guanin, sedangkan Pirimidin tersusun dari basa nitrogen timin dan sitosin.
a. Gugus fosfat
b. Gula pentosa deoksiribosa (deoxyribose)

Karena adanya gugus gula pentosa deoksribosa inilah maka asam nukleat jenis disebut
sebagai Deoxyribonucleic acid (DNA) atau Asam Deksiribosa Nukleat (ADN).

2. Asam Ribosa nukleat (RNA)


Asam Ribosa nukleat adalah asam nukleat yang tersusun dari molekul yang merupakan

5
hasil instruksi DNA yang disintesis melalui mekanisme transkripsi DNA untuk selanjutnya
ditransfer keluar dari inti sel masuk ke dalam sitoplasma. Molekul RNA merupakan untai
tunggal polinukleutida atau yang biasa di kenal dengan single stranded. Dimana nukleotida
penyusun RNA tersusun dari beberapa komponen penting yang hampir sama dengan yang
ada pada DNA, yaitu:

Basa heterosiklik Purin dan Pirimidin. Hanya saja pada pirimidin, basa nitrogen yang
menjadi penyusunnya adalah urasil dan sitosin. Sedangkan pada Purin, basa nitrogen
penyusunnya adalah sama, yaitu Adenine dan Guanin.
a. Gugus fosfat Gula pentosa
b. Ribosa sehingga di sebut sebagai Ribonucleic acid(RNA)

2.3 Struktur DNA dan RNA


1. Deoxyribonucleic acid (DNA)
DNA tersusun atas rantai ganda (double helix) DNA tersusun atas molekul nukleotida
yang saling sambung-menyambung menjadi struktur yang sangat panjang. Bahkan bila
rantai DNA dalam satu sel manusia direntangkan dapat sangat mencapai jarak antara
bumi dan bulan. Nukleotida adalah molekul yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat,
dan basa nitrogen. Basa nitrogen akan terikat pada atom C nomor 1 gula deoksiribosa,
sedanagkan fosfat akan terikat pada atom C nomor 5 pada gula tersebut. Struktur
nukleotida adalah sebagai berikut :
Basa nitrogen penyusun DNA dapat digolongkan menjadi kelompok purin dan
pirimidin. Basa nitrogen yang masuk golongan purin adalah adenin (A) dan guanin (G),
sedangkan basa nitrogen yang masuk golongan pirimidin adalah sitosin (C) dan timin (T).
Ketika membentuk DNA, adenin selalu berikatan dengan timin melalui tebentuknya 2
ikatan hidrogan. Sedangkan guanin akan berikatan dengan sitosin melalui terbentuknya 3
ikatan hidrogen.
Ikatan antar basa nitrogen Oleh karena jumlah ikatan hidrogen yang berbeda inilah,
proses pemisahkan A-T lebih mudah daripada pemisahkan G-C. Proses pemisahan DNA ini
biasanya diaplikaikan dalam teknologi PCR (Polimerase Chain Reaction) yang akan saya
jelaskan di lain kesempatan.Karena tersusun atas banyak molekul nukleotida, DNA disebut
sebagai polinukleotida. DNA makhluk hidup memiliki jumlah A-T dan G-C yang berbeda-
beda. Ada tiga struktur DNA yang dikenal selama ini. Struktur-strukturDNA tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Struktur Primer
DNA tersusun dari monomer-monomer nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari
satu basa nitrogen berupa senyawa purin atau pirimidin, satu gula pentosa berupa 2’-
deoksi-D-ribosa dalam bentuk furanosa, dan satu molekul fosfat. Penulisan urutan basa
dimulai dari kiri yaitu ujung 5’ bebas (tidak terikat nukleotida lain) menuju ujung
dengan gugus 3’ hidroksil bebas atau dengan arah 5’ →3’ (Darnell, et al., dalam T.
Milanda, 1994).
b. Struktur Sekunder
Salah satu sifat biokimia DNA yang menentukan fungsinya sebagai pembawa informasi
genetik adalah komposisi basa penyusun. Pada tahun 1949-1953, Edwin Chargaff
menggunakan metode kromatografi untuk pemisahan dan analisis kuantitatif

6
keempat basa DNA, yang diisolasi dari berbagai organisme. Kesimpulan yang diambil
dari data yang terkumpul adalah sebagai berikut :
 Komposisi basa DNA bervariasi antara spesies yang satu dengan spesies yang
lain.
 Sampel DNA yang diisolasi dari berbagai jaringan pada spesies yang sama
mempunyai komposisi basa yang sama.
 Komposisi DNA pada suatu spesies tidak berubah oleh perubahan usia, keadaan
nutrisi maupun perubahan lingkungan.
 Hampir semua DNA yang diteliti mempunyai jumlah residu adenin yang sama
dengan jumlah residu timin (A=T), dan jumlah residu guanin yang sama dengan
jumlah residu sitosin (G=C) maka A+G = C+T, yang disebut aturan Charrgaff
 DNA yang diekstraksi dari spesies-spesies dengan hubungan kekerabatan yang
dekat mempunyai komposisi basa yang hampir sama. Pada tahun 1953, James D.
Watson dan Francis H.C. Crick berhasil menguraikan struktur sekunder DNA yang
berbentuk heliks ganda melalui analisis pola difraksi sinar X dan membangun
model strukturnya (Darnell, et al. dalam T. Milanda, 1994). Heliks ganda tersebut
tersusun dari dua untai polinukleotida secara antiparalel (arah 5’→3’ saling
berlawanan), berputar ke kanan dan melingkari suatu sumbu. Unit gula fosfat
berada di luar molekul DNA dengan basa-basa komplementer yang berpasangan di
dalam molekul. Ikatan hidrogen di antara pasangan basa memegangi kedua untai
heliks ganda tersebut (Willbraham and Matta dalam T. Milanda, 1994). Kedua untai
melingkar sedemikian rupa sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan kembali bila
putaran masingmasing untai dibuka. Jarak di antara kedua untai hanya
memungkinkan pemasangan basa purin (lebih besar) dengan basa pirimidin (lebih
kecil). Adenin berpasangan dengan timin membentuk dua ikatan hidrogen
sedangkan guanin berpasangan dengan sitosin membentuk tiga ikatan hidrogen.
Dua ikatan glikosidik yang mengikat pasangan basa pada cincin gula, tidak persis
berhadapan. Akibatnya, jarak antara unit-unit gula fosfat yang berhadapan
sepanjang heliks ganda tidak sama dan membentuk celah antara yang berbeda,
yaitu celah mayor dan celah minor (Marks, et al., 1996 ; Robert K. Murray, et al.,
2000).
c. Struktur Tersier
Kebanyakan DNA virus dan DNA mitokondria merupakan molekul lingkar. Konformasi
ini terjadi karena kedua untai polinukleotida membentuk struktur tertutup yang tidak
berujung. Molekul DNA lingkar tertutup yang diisolasi dari bakteri, virus dan
mitokondria seringkali berbentuk superkoil, selain itu DNA dapat berbentuk molekul
linier dengan ujung-ujung rantai yang bebas.
2. Ribonucleic Acid (RNA)
RNA hanya berupa rantai tunggal RNA memiliki struktur tunggal, tidak ganda seperti
DNA. RNA terbentuk atas gula ribosa, fosfat, dan basa nitrogen. (ingat bahwa gula
pembentuk DNA adalah deoksiribosa). Struktur dari molekul RNA adalah sebagai berikut.
RNA hampir sama dengan DNA, perbedannya terletak pada :
a. Basa utama RNA adalah Adenin, Guanin, Sitosin dan Urasil, dengan panjang molekul
70 sampai 10.000 pb.
b. Unit gula RNA adalah D-ribosa

7
c. Molekul RNA berupa untai tunggal, kecuali pada beberapa virus.

Struktur RNA dan DNA Basa nitrogen RNA juga digolongkan menjadi purin ydan
pirimidin. Purin tersusun atas adenin (A) dan guanin (G), sedangkan pirimidin tersusun
atas sitosin (C) dan urasil (U). Basa nitrogen timin pada DNA digandtikan oleh urasil pada
RNA. Terdapat beberapa jenis RNA dalam sel makhluk hidup. Jenis-jenis RNA adalah
sebagai berikut:

a. RNA duta (RNA d) atau messenger RNA (RNA m)


RNA d dibentuk dalam nukleus dan akan dikeluarkan menuju sitolasma sebagai
pembawa informasi dari DNA untuk membentuk protein tertentu. Dalam RNA d
terdapat rangkaian 3 basa nitrogen yang disebut kodon, yang akan berpasangan
dengan antikodon pada RNA t.
b. RNA transfer (RNA t)
RNA t terletak pada sitoplasma dan akan membawa asam amino khusus sebagai
bahan pembentuk protein. Antikodon pada RNA t akan berpasangan dengan kodon
pada RNA d. Setelah terbentuk ikatan kodon dan antikodon, asam amino akan
dilepaskan sebagai bahan baku protein.
c. RNA ribosom (RNA r)
RNA r merupakan struktur yang membentuk organel ribosom tempat terjadinya
pembentukan prtein. Ribosom terbentuk dari gabungan antara RNA r dengan protein-
protein tertentu.

2.4 Nukleotida dan Nukleosida


Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat. Molekul
nukleosida terdiri atas pentosa ( deoksiribosa atau ribose ) yang mengikat suatu basa (purin
atau pirimidin). Jadi apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis sempurna akan dihasilkan
protein, asam fosfat, pentosa dan basa purin atau pirimidin. Rumus berikut ini akan
memperjelas hasil hidrolisis suatu nukleoprotein.

8
Pentosa yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan yang berasal dari RNA ialah
ribose. Adapun basa purin dan basa pirimidin yang berasal dari DNA ialah adenin,sitosin dan
timin. Dari RNA akan diperoleh adenin, guanin, sitosin dan urasil.

Urasil terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau laktam dan bentuk enol atau
laktim.

9
Pada PH cairan tubuh, terutama urasil terdapat dalam entuk keto. Nukleosida
terbentuk dari basapurin atau pirimidin dengan ribose atau deoksiribosa. Basa purin atau
pirimidin terikat padapentosa oleh ikatan glikosidik,yaitu pada atom karbon nomor 1.
Guanosin adalah suatunukleosida yang terbentuk dari guanin dengan ribosa. Pada
pengikatan glikosidik ini sebuah molekul air yang dihasilkan terjadi dari atom hidrogen pada
atom N-9 dari basa purin dengan gugus OH pada atom C-1 dari pentosa. Untuk basa
pirimidin,gugus OH pada atom C-1 berikatandengan atom H pada atom N-1.

1. Nukleotida
Merupakan struktur pembentuk inti sel – DNA dan RNA yang penting untuk
perkembangan sel, fungsi-fungsi tubuh dan penggantian jaringan yang rusak.
Nukleotida tersebut terdapat di semua sel tubuh. Nukleotida adalah molekul yang
tersusun dari gugus basa heterosiklik, gula, dan satu atau lebih gugus fosfat. Basa
penyusun nukleotida biasanya adalah berupa purina atau pirimidina sementara
gulanya adalah pentosa (ribosa), baik berupa deoksiribosa maupun ribosa. Nukleotida
juga berperan dalam metabolisme sel. Contohnya saja nukleotida jenis Adenosin
triposphat, yang merupakan pembawa energi utama ke dalam sel tubuh. Sel tubuh
tidak akan berfungsi tanpa nukleotida ini. Nukleotida juga berfungsi untuk membantu
sintesa lemak, karbohidrat, dan protein. Secara alami terbentuk didalam tubuh,
Nuleotida khususnya terdapat di dalam jaringan tubuh yang berganti secara cepat,
misalnya: jaringan kulit, sel darah merah dan putih, dan juga dalam sistem kekebalan
tubuh. Tubuh dapat membentuk nukleotida ini di dalam hati. Selain itu juga Nukleotida
bisa didapatkan dari luar tubuh melalui makanan yang konsumsi.
2. Nukleosida
Nukleosida adalah molekul organik yang terdiri dari lima gula karbon yang melekat pada
basa nitrogen. Basa nitrogen dapat berupa basa nitrogen tergantung pada jenis
nukleosida yang akan dikembangkan. Jenis basa nitrogen yang paling umum digunakan
sebagai penyusun nukleosida adalah adenin, guanin, sitosin, timin, dll. Nukleosida dapat
dibuat menjadi nukleotida dengan hanya menempelkan satu atau lebih gugus fosfat ke
dalamnya. Analog nukleosida sangat penting dan terkenal terkait penggunaannya dalam

10
obatobatan. Mereka bekerja sebagai antikanker dan agen antivirus juga.
Sebutan lain Nukleosida merupakan bagian dari nukleotida tanpa gugus fosfat. Dengan
demikian, nukleosida tersusun dari gula ribosa atau deoksiribosa dan basa
nitrogen.Nukleosida merupakan kerangka dasar bagi terbentuknya AMP, ADP, dan ATP.
Proses pembentukan ketiga senyawa pembawa energi kimia ini biasanya terjadi di
mitokondria sebagai bagian dari reaksi katabolisme/respirasi.

2.5 Sintesis RNA dan DNA


1. Sintesis RNA
Sintesis RNA biasanya dikatalisis oleh enzim DNA-RNA polimerase- menggunakan
sebagai template, sebuah proses yang dikenal sebagai transkripsi. Inisiasi transkripsi
dimulai dengan pengikatan enzim ke urutan promotor dalam DNA (biasanya ditemukan
"upstream" dari gen).
DNA helix ganda dibatalkan oleh aktivitas helikase enzim. Enzim kemudian
berlanjut sepanjang untai template dalam arah 3 'to 5', mensintesiskan molekul RNA
komplementer dengan elongasi terjadi di 5 'ke 3' arah. Urutan DNA juga menentukan di
mana berakhirnya sintesis RNA akan terjadi. RNA sering dimodifikasi oleh enzim setelah
transkripsi. Misalnya, poli dan topi 5 'ditambahkan ke mRNA eukariotik intron pra-dan
dikeluarkan oleh spliceosome.

Ada juga sejumlah polimerase RNA RNA-tergantung yang menggunakan RNA


sebagai template mereka untuk sintesis untai baru RNA. Sebagai contoh, sejumlah virus
RNA (seperti virus polio) menggunakan jenis enzim untuk mereplikasi materi genetik
mereka. Juga, RNA-dependent RNA polimerase merupakan bagian dari jalur interferensi
RNA di banyak organisme.

Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai
cetakan atau sense, sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense. Rentangan
DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi. Informasi dari DNA
untuk sintesis protein dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan dari aktifitas enzim RNA
polimerase. Enzim polimerasi membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan
merangkaikan nukleotida RNA. Enzim RNA polimerase merangkai nukleotida-nukleotida
RNA dari arah 5‟ ? 3‟, saat terjadi perpasangan basa di sepanjang cetakan DNA. Urutan
nukleotida spesifik di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang
DNA menandai dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri.

11
Transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu: inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan),
terminasi (pengakhiran) rantai mRNA.

a. Inisiasi
Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut
sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di mana transkripsi dimulai, juga
menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.

b. Elongasi
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan heliks ganda DNA,
sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNA- nya.

c. Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang
disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang
berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi
biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu, polimerase mencapai titik
terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik polimerase
terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik yang
lebih jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari
enzim tersebut.

12
2. Sintesis DNA

Sintesis DNA disini dimaksud adalah replikasi DNA yaitu proses


perbanyakan bahan genetic. Pengkopian rangkaian molekul bahan genetik( DNA
atau RNA) sehingga dihasilkan molekul anakan yang sangat identik.

Model replikasi DNA secara semikonservatif menunjukkan bahwa DNA


anakan terdiri atas pasangan untaian DNA induk dan untaian DNA hasil sintesis
baru.

13
Model ini memberikan gambaran bahwa untaian DNA induk
berperanan sebagai cetakan (template) bagi pembentukan untaian DNA baru.
Model ini memberikan gambaran bahwa untaian DNA induk berperanan
sebagai cetakan (template) bagi pembentukan untaian DNA baru.
Komponen utama Replikasi, adalah sebagai berikut :

1. DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan direplikasi.

2. Molekul deoksiribonukleotida, yaitu dATP, dTTP, dCTP, dan dGTp.


Deoksiribonukleotida terdiri atas tiga komponen yaitu: (i) basa purin atau pirimidin,
(ii) gula 5-karbon( deoksiribosa) dan (iii) gugus fosfat.

3. Enzim DNA polimerase, yaitu enzim utama yang mengkatalisi proses polimerisasi
nukleotida menjadi untaian DNA.

4. Enzim primase, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis primer untuk memulai
replikasi DNA.

5. Enzim pembuka ikatan untaian DNA induk, yaitu enzim helikase dan enzim lain yang
membantu proses tersebut yaitu enzim girase.

6. Molekul protein yang menstabilkan untaian DNA yang sudah terbuka,yaitu


protein SSB (single strand binding protein).

7. Enzim DNA ligase, yaitu suatu enzim yang berfungsi untuk menyambung fragmen-
fragmen DNA.

14
Meknisme dasar replikasi, adalah sebagai berikut :

1. Denaturasi (pemisahan) untaian DNA induk,


2. Peng-"awal"-an( initiation, inisiasi) sintesis DNA.
3. Pemanjangan untaian DNA,
4. Ligasi fragmen-fragmen DNA, dan
5. Peng-"akhir"-an (termination, terminasi) sintesis DNA.

Sintesis untaian DNA yang baru akan dimulai segera setelah kedua
untaian DNA induk terpisah membentuk garpu replikasi Pemisahan kedua
untaian DNA induk dilakukan oleh enzim DNA helikase. Sintesis DNA
berlangsung dengan orientasi 5'-P
à 3'-OH. Oleh karena ada dua untaian DNA cetakan yang orientasinya
berlawanan, maka sintesis kedua untaian DNA baru juga berlangsung dengan
arah geometris yang berlawanan namun semuanya tetap dengan orientasi 5' à
3'.

15
Sintesis untaian DNA baru yang searah dengan pembukaan garpu
replikasi dapat berlangsung tanpa terputus (sintesis secara kontinu). Untaian
DNA yang disintesis secara kontinu semacam ini disebut sebagai untaian DNA
awal (leading strand). Sintesis untaian DNA baru yang searah dengan
pembukaan garpu replikasi dapat berlangsung tanpa terputus (sintesis secara
kontinu). Untaian DNA yang disintesis secara kontinu semacam ini disebut
sebagai untaian DNA awal (leading strand).

Pada untaian DNA awal, polimerisasi DNA berlangsung secara kontinu


sehingga molekul DNA baru yang disintesis merupakan satu unit. Pada untaian
DNA awal, polimerisasi DNA berlangsung secara kontinu sehingga molekul
DNA baru yang disintesis merupakan satu unit. Fragmen-fragmen DNA pendek
yang disintesis tersebut disebut fragmen Okazaki, karena fenomena sintesis
DNA secara diskontinu tersebut pertama kali iungkapkan oleh Reiji Okazaki
pada tahun 1968.

2.6 Fungsi dari Nukleotida


DNA mengandung gen, informasi yang mengatur sintesis protein dan RNA. DNA
mengandung bagian-bagian yang menentukan pengaturan ekspresi gen (promoter,operator,
dll.). Ribosomal RNA (rRNA) merupakan komponen dari ribosom, mesin biologis pembuat
protein Messenger RNAs (mRNA) merupakan bahan pembawa informasi genetik dari gen ke
ribosom. Transfer RNAs (tRNAs) merupakan bahan yang menterjemahkan informasi dalam
mRNA menjadi urutan asam amino RNAs memiliki fungsi-fungsi yang lain, di antaranya
fungsi-fungsi katalis. Asam nukleat merupakan molekul raksasa yang memiliki fungsi khusus
yaitu, menyimpan informasi genetik dan menurunkannya kepada keturunanya. Susunan asam
nukleat yang menentukan apakah mahluk itu menjadi hewan , tumbuhan, maupun manusia.
Begitu pula susunan dalam sel, apakah sel itu menjadi sel otot maupun sel darah. Beberapa
fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan, menstransmisi, dan mentranslasi informasi
genetik; metabolisme antara (intermediary metabolism) dan reaksireaksi informasi energi;
koenzim pembawa energi; koenzim pemindah asam asetat, zat gula, senyawa amino dan
biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi reduksi.

16
2.7 Replikasi DNA dan RNA

1. REPLIKASI DNA

Mekanisme replikasi bahan genetik sangat kompleks dan melibatkan banyak protein yang
masing-masing mempunyai peranan spesifik.. protein-protein yang terlibat di dalam
proses replikasi bahan genetik di kode oleh gen-gen yang terdapat di dalam bahan
genetik itu sendiri. Secara umum, replikasi bahan genetik merupakan proses
pengkopian/penggandaaan rangkaian molekul bahan genetik (DNA/RNA) sehingga
dihasilkan molekul anakan yang sangat identik. (Triwibowo Yuwono, 2002).

 MODEL DNA
Watson dan Crick menyatakan bahwa setiap untai DNA dapat berperan sebagai
cetakan bagi untai komplementernya. Jika heliks ganda dapat mengurai dan memisah,
maka untai-untai yang terbentuk dapat menarik basa- basa komplementernya (seperti
dalam sintesis mRNA), dengan demikian, masing-masing untai awal itu akan berasosiasi
lagi dengan komplemennya, dan dua heliks ganda yang identikpun tercipta. Peristiwa itu
disebut sebagai replikasi semikonservatif, sebab masing-masing heliks ganda yang
terbentuk mengandung satu untai ‘induk’ dan satu untai yang baru tersintesis. (George
H. Fried, 2005) Pada tahun 1958, Matthew Meselson dan Franklin Stahl berhasil
menunjukkan secara empiris bahwa replikasi DNA berlangsung dengan mekanisme secara
semikonservatif. Meselson dan Stahl melakukan eksperimen untuk mengetahui
mekanisme replikasi DNA dengan menggunakan bekteri Escherchia coli. Hasil eksperimen
Meselson dan Stahl tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa molekul DNA anakan
terdiri atas satu untai DNA induk dan satu untai DNA hasil sintesis baru sehingga sesuai
dengan model replikasi secara semikonservatif. (Triwibowo Yuwono, 2002)

 Komponen-Komponen Penting dalam Replikasi


a. DNA polimerase, yaitu enzim utama yang mengkatalis proses polimerisasi
nukleotida menjadi untaian DNA.
b. DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan di replikasi.
c. Primase, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis primer untuk memulai
replikasi DNA.
d. Helikase, enzim pembuka ikatan untaian DNA induk.
e. DNA ligase, yaitu suatu enzim yang berfungsi untuk menyambung
fragmenfragmen DNA.

17
 Mekanisme replikasi (SINTESIS DNA)
Mekanisme DNA berlangsung dalam beberapa tahap yaitu:
(1) denaturasi (pemisahan) untaian DNA induk,
(2) peng-”awal”-an/permulaan (inisiasi) sintesis DNA,
(3) pemanjangan untaian DNA,
(4) memprimerkan sintesis DNA (Ligasi fragmen-fragmen DNA), dan
(5) terminasi sintesis DNA.

a. Denaturasi (Pemisahan) Untaian DNA Induk


Sintesis untaian DNA baru akan dimulai segera setelah kedua untaian DNA
induk terpisah membentuk garpu replikasi. Pemisahan kedua untaian DNA induk
yang akan di replikasi dilakukan oleh enzim DNA Heliksase. Kedua untaian DNA
induk digunakan sebagai cetakan untuk menyintesis DNA baru. Sintesis DNA
berlangsung dengan orientasi 5 à 3. Oleh karena ada dua untaian DNA cetakan yang
orientasinya berlawanan, maka sintesis kedua untaian DNA baru juga berlangsung
dengan arah geometris yang berlawanan, namun semuanya tetap dengan orientasi
5 à 3. Keadaan semacam ini menimbulkan perbedaan dalam hal mekanisme
sintesis antara kedua untaian DNA baru. (Triwibowo Yuwono, 2002)

b. Inisiasi Sintesis DNA


Inisiasi replikasi DNA adalah proses permulaan sintesis untaian DNA yang
sebelumnya didahului oleh sintesis molekul primer. Dalam proses replikasi, garrpu
replikasi akan membuka secara bertahap dimulai dari titik awal replikasi
(ori)/pangkal replikasi (origin of replication) dan akan bergerak sepanjang DNA
cetakan sampai semua molekul DNA induk di replikasi. Seperti telah disinggung
sebelumnya, kedua untaian DNA yang baru disintesis dengan arah geometris yang
berlawanan. Salah satu untaian DNA disintesis dengan arah geometris yang searah
dengan pembukaan garpu replikasi, sedangkan untaian DNA lain di sintesis dengan
arah yang berlawanan. Oleh karena itu, sintesis untaian DNA baru yang searah
dengan pembukaan garpu replikasi akan dapat dilakukan tanpa terputus (sintesis
secara kontinu). Untaian DNA yang di sintesis secara kontinu semacam ini
disebut sebagai untaian DNA awal (leading strand). Sebaliknya, sintesis untaian
DNA yang berlawanan arah geometrinya dengan arah pembukaann garpu replikasi
dilakukan secara tahap demi tahap (sintesis secara diskontinu). Hal ini terjadi karena
proses polimerisasi pada untaian DNA ini hanya dapat dilakukan setelah DNA
cetakannya membuka seiring dengan membukanya garpu replikasi. Untaian DNA yang
disintesis secara lambat semacam ini disebut untaian DNA lambat (lagging strand).
(Triwibowo Yuwono, 2002)

18
c. Pemanjangan Untaian DNA
Pemanjangan DNA baru pada cabang replikasi di katalis oleh enzimenzim
yang disebut DNA polimerase. Saat nukleotida-nukleotida berjejer dengan basa-basa
komplementer sepanjang untaian pola cetakan DNA nukle otida ini di tambahkan
oleh polimerase satu demi satu, ke ujung yang baru tumbuh dari untai DNA
yang baru. Laju pemanjangannya kurang lebih 500 nukleotida per detik pada
bakteri dan 50 per detik pada sel- sel manusia. (Neil A. Campbell, 2002). DNA
polimerase menambahkan nukleotida hanya pada ujung 3’ yang bebas dari untai
DNA yang sedang terbentuk, tidak pernah pada ujung 5’. Jadi, untai DNA baru dapat
memanjang hanya pada arah 5’ à 3’. Disepanjang salah satu untai cetakan, DNA
polimerase dapat mensintesis untai komplementer yang kontinu dengan
memanjangkan DNA yang baru ini dengan arah 5’ à 3’ yang bersifat wajib.
Polimerase tersebut semata-mata bersarang pada cabang replikasi dan bergerak di
sepanjang untai cetakan seiring bergeraknya cabang. Untai DNA yang dibuat
dengan metode ini disebut leading strand (untai pemimpin). Untuk
memanjangkan untai baru DNA yang lain, polimerase harus bekerja di sepanjang
cetakan jauh dari cabang replikasi. Untai DNA yang disintesis dalam arah ini disebut
lagging strand. Prosesnya analog dengan metode menjahit yang disebut stik balik.
Saat gelembung replikasi terbuka, molekul polimerase dapat bekerja jauh dari
cabang replikasi dan mensintesis segmen pendek DNA. Saat gelembung
berkembang, satu segmen pendek lagging strand lainnya dapat dibuat dengan cara
yang sama. Berbeda dengan leading strand, yang memanjang terus menerus,
lagging strandpertama kali disintesis sebagai serangkaian segmen. Potongan ini
disebut fragmen Okazaki, sesuai dengan nama saintis Jepang yang menemukannya.
Panjang fragmen-fragmen ini sekitar 100-200 nukleotida. (Neil A. Campbell, 2002)

d. Memprimerkan Sintesis DNA


DNA polimerase sebenarnya tidak dapat memulai sintesis
sebuah polinukleotida, tetapi hanya dapat menambahkan nukleotida pada ujung
rantai yang sebelumnya sudah ada. Di dalam sel, rantai asli yang sebelumnya sudah
ada, primer, bukanlah DNA, tetapi potongan pendek RNA, kelas lain asam nukleat.
Suatu enzim yang disebut primase menggabungkan nukleotida- nukleotida RNA
untuk membentuk primer, yang panjangnya kurang lebih 10 nukleotida pada
eukariota. DNA polimerase Yang lain kemudian menggantikan nukleotida-nukleotida
RNA dari primer-primer ini dengan versi DNA. Hanya satu primer yang dibutuhkan
agar DNA polimerase dapat mulai mensintesis leading strand dari untai DNA baru.
Untuk lagging strand, setiap fragmen harus diprimerkan, primer-primer ini diubah ke
DNA sebelum DNA ligasemenggabungkan fragmen-fragmen tersebut menjadi satu.
(Neil A. Campbell, 2002)

19
e. Terminasi Sintesis DNA
Setelah dilakukan inisiasi dan polimerisasi, akhirnya proses replikasi DNA akan di
akhiri dengan proses terminasi atau pengakhiran replikasi. Pada prokaryot, replikasi
genom berbentuk lingkar akan berakhir pada waktu kedua garpu replikasi bertemu
pada satu titik. Titik tempat pengakhiran replikasi disebut sisi terminasi. Pada
eukariyot, keadaannya menjadi lain karena struktur genomnya linear sehingga ada
komplikasi terminasi replikasi pada ujung-ujung kromosom. (Triwibowo Yuwono,
2002)

2. Transkripsi RNA
Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan DNA
menjadi molekul RNA. Urutan nukleotida pada salah satu untaian molekul DNA digunakan
sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul RNA yang komplementer (Triwibowo
Yuwono, 2002). Transkripsi merupakan sintesis RNA berdasarkan arahan DNA. Kedua asam
nukleat menggunakan bahasa yang sama, dan informasinya tinggal di transkripsi, atau di salin,
dari satu molekul ke molekul yang lain. Transkripsi ini menyediakan suatu cetakan untuk
penyusunan urutan nukleotida RNA. (Neil A. Campbell, 2002) Molekul RNA yang disintesis
dalam proses transkripsi pada garis besarnya dapat di bedakan menjadi 3 kelompok molekul
RNA, yaitu: mRNA (messenger RNA), tRNA(transfer RNA), dan rRNA (ribosomal RNA).
(Triwibowo Yuwono, 2002) DNA membimbing sintesis mRNA dengan cara yang amat serupa
dengan cara membimbing replikasi dirinya. Enzim RNA polimerase mengikatkan diri pada situs
khusus molekul DNA dan memisahkan kedua rantai pilinan ganda. Sintesis semua molekul
RNA berlangsung menuju 5’ à 3’ perangkaian ribonukleotida membebaskan banyak sekali
energi bebas karena kedua fosfat ujung setiap prekursor nukleotida trifosfat terpisah lepas
karena nukleotida itu di tambahkan pada untaian yang bertumbuh. (John W. Kimball, 1983)

20
2.8 MEKANISME TRANSKRIPSI (SINTESIS RNA)
Terdapat 3 (tiga) tahapan transkripsi, yaitu:

1. Pengikatan RNA Polimerase dan Inisiasi Transkripsi


Daerah DNA dimana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut sebagai
promoter. Suatu promoter mencakup titik-awal (startpoint) transkripsi (nukleotida di mana
sintesis RNA sebenarnya dimulai) dan biasanya membentang beberapa lusin pasangan
nukleotida “upstream” (ke depan) dari titik-awal. Di samping menentukan dimana
transkripsi dimulai, promoter ini juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA
yang digunakan sebagai cetakan. Bagian-bagian tertentu suatu promoter sangat penting
untuk pengikatan RNA polimerase. Dalam prokariota, RNA polimerase itu sendiri secara
khusus mengenali dan mengikatkan dirinya dengan promoternya. Sebaliknya, dalam
eukariota, suatu kumpulan protein yang disebut faktor transkripsi menjadi perantara
antara pengikatan polimerase RNA dan inisiasi transkripsi. Hanya setelah faktor
transkripsi tertentu diikat pada promoter barulah RNA polimerase mengikatkan diri pada
promoter tersebut. Susunan yang lengkap antara faktor transkripsi dan RNA polimerase
yang mengikatkan diri pada promoter disebut kompleks inisiasi transkripsi. Interaksi
antara RNA polimerase eukariotik dan faktor transkripsi merupakan suatu contoh betapa
pentingnya interaksi protein-protein dalam mengontrol transkripsi eukariotik. Peran
faktor transkripsi dan suatu urutan DNA promoter yang disebut boks TATA penting dalam
membentuk kompleks inisiasi. Begitu polimerase tersebut terikat kuat pada DNA
promoter, kedua untai DNA mengulur disana, dan enzim mulai mentranskripsi untai
cetakannya. (Neil A. Campbell, 2002)

2. Elongasi (Pemanjangan) Untai RNA

Pada saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA itu terus membuka pilinan heliks ganda
tersebut, memperlihatkan kira-kira 10-20 basa DNA sekaligus untuk berpasangan
dengan nukleotida RNA. Enzim ini menambahkan nukleotida ke ujung 3’dari molekul RNA
yang sedang tumbuh begitu enzim itu berlanjut di sepanjang heliks ganda tersebut. Pada
saat sintesis RNA berlangsung, heliks ganda DNA terbentuk kembali dan molekul RNA
baru akan lepas dari cetakan DNA-nya. Transkripsi berlanjut pada laju kirakira 60
nukleotida per detik pada eukariota. Satu gen tunggal dapat di transkripsi secara
simultan oleh beberapa molekul RNA polimerase yang saling mengikuti seperti barisan
truk dalam suatu konvoi. Untai RNA yang sedang tumbuh memperlihatkan jejak dari
setiap polimerase, dengan panjang setiap untai baru yang mencerminkan sejauh mana
enzim itu telah berjalan dari titik awalnya di sepanjang cetakan tersebut. Banyaknya
molekul polimerase yang secara simultan mentranskripsi gen tunggal akan
meningkatkan jumlah molekul mRNA dan membantu suatu sel membuat protein dalam
jumlah yang lebih besar. (Neil A. Campbell, 2002)

21
3. Terminasi Transkripsi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang
disebut terminator. Terminator yang di traskripsi yakni, suatu urutan RNA berfungsi
sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Terdapat beberapa mekanisme
yang berbeda untuk terminasi transkripsi, yang perinciannya sebenarnya
masih kurang jelas. Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir
sinyal terminasi; ketika polimerase mencapai titik tersebut polimerase melepas RNA dan
DNA. Sebaliknya, pada sel eukariota, polimerase ini terus melewati sinyal terminasi,
suatu urutan AAUAAA di dalam pra-mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10-35
nukleotida, pra-mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut. (Neil A. Campbell,
2002).

22
2.9 Transkripsi dan Translasi
1. Transkripsi
Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada
urutan DNA meniadi molekul RNA. Transkripsi adalah proses yang mengawali
ekspresi sifat-sifat genetik yang nantinya akan muncul sebagai fenotipe. Urutan
nukleotida pada salah satu untaian molekul RNA digunakan sebagai cetakan
(template) untuk sintesis molekul RNA yang komptementer.

Mekanisme Dasar Transkripsi adalah sebagai berikut :

• Transkripsi (sintesis RNA) dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Faktor-faktor yang mentendalikan transkripsi menempel pada bagian promoter.

23
2. Penempelan faktor-faktor pengendali transkripsi menyebabkan terbentuknya
kompleks promoter yang terbuka (open promoter complex).

3. RNA pofimerase membaca cetakan (DNA template) dan mulai melakukan


pengikatan nukleotida yang komplementer dengan cetakannya.

4. Setelah terjadi proses pemanjangan untaian RNA hasil sintesis, selanjutnya


diikuti dengan proses pengakhiran (terminasi) transkripsi yang ditandai dengan
pelepasan RNA polimerase dari DNA yang ditranskripsi

Karakter Kimiawi Transkripsi adalah sebagai berikut :

1. Prekursor untuk sintesis RNA adalah empat macam ribonukleotida yaitu 5'-
trifosfat ATP GTP CTP dan UTP (pada RNA tidak ada thymine).

2. Reaksi polimerisasi RNA pada prinsipnya sama dengan polimerisasi DNA, yaitu
dengan arah 5' à 3'.

3. Urutan nukleotida RNA hasil sintesis ditentukan oleh cetakannya yaitu urutan
DNA yang ditranskripsi. Nukleotida RNA yang digabungkan adalah nukleotida
yang komplementer dengan cetakannya. Sebagai contoh, jika urutan DNA yang
ditranskripsi adalah ATG, maka urutan nukleotida RNA yang digabungkan
adalah UAC.
4. Molekul DNA yang ditranskripsi adalah molekul untai-ganda tetapi yang
berperanan sebagai cetakan hanya salah satu untaiannya.

5. Hasil transkripsi berupa molekul RNA untai tunggal.

24
2. Translasi
Translasi adalah proses penerjemah urutan nucleotida yang ada pada
molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu
polipeptida atau protein. Hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan
rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan)
urutan DNA yang menyusun suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame,
kerangka baca terbuka). Molekul rRNA adalah salah satu molekul penyusun
ribosom, yakni organel tempat berlangsungnya sintesis protein, tRNA adalah
pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan menjadi rantai
polipeptida.

Dalam proses translasi, rangkaian nukleotida pada mRNA akan


dibaca tiap tiga nukleotida sebagai satu kodon untuk satu asam amino, dan
pembacaan dimulai dari urutan kodon metionin (ATG pada DNA atau AUG
pada RNA).

Kodon (kode genetik)

Kodon (kode genetik) adalah urutan nukleotida yangterdiri atas 3


nukleotida yanq berurutan (sehingga sering disebut sebagai triplet codon, yang
menyandi suatu kodon asam amino tertentu, misalnya urutan ATG (AUG pada
mRNA) mengkode asam amino metionin, Kodon inisiasi translasi merupakan
kodon untuk asam amino metionin yang mengawali struktur suatu polipeptida
(protein). Pada prokaryot, asam amino awal tidak berupa metionin tetapi
formil metionin (fMet).

Ada beberapa aspek yang perlu diketahui mengenai kode genetik, yaitu:

25
• Kode genetik bersifat tidak saling tumpang-tindih (non-overlappind kecuali pada
kasus tertentu, misalnya pada bakteriofag

• Tidak ada sela (gap) di antara kodon satu dengan kodon yang lain.

• Tidak ada koma di antara kodon.

• Kodon bersifat degenerotea, buktinya ada beberapa asam amino yang


mempunyai lebih dari satu kodon.

• Secara umum, kodon bersifat hampir universal karena pada beberapa organel
jasad tinggi ada beberapa kodon yang berbeda dari kodon yang digunakan
pada sitoplasm.

• Dalam proses translasi, setiap kodon berpasangan dengan antikodon yang sesuai
yang terdapat pada molekul tRNA.

• Sebagai contoh, kodon metionin (AUG) mempunyai komplemennya dalam


bentuk antikodon UAC yang terdapat pada tRNAMet

• Pada waktu tRNA yang membawa asam amino diikat ke dalam sisi A pada
ribosom, maka bagian antikodonnya berpasangan dengan kodon yang sesuai
yang ada pada sisi A tersebut.

• Oleh karena itu, suatu kodon akan menentukan asam amino yang disambungkan
ke dalam polipeptida yang sedang disintesis di dalam ribosom.

26
Proses Translasi

Dalam proses translasi, setiap kodon berpasangan dengan antikodon yang


sesuai yang terdapat pada molekul tRNA. Sebagai contoh, kodon metionin (AUG)
mempunyai komplemennya dalam bentuk antikodon UAC yang terdapat pada
tRNAMet. Pada waktu tRNA yang membawa asam amino diikat ke dalam sisi A
pada ribosom, maka bagian antikodonnya berpasangan dengan kodon yang sesuai
yang ada pada sisi A tersebut. Oleh karena itu, suatu kodon akan menentukan
asam amino yang disambungkan ke dalam polipeptida yang sedang disintesis di
dalam ribosom.

27
Sebelum inisiasi translasi di lakukan, diperlukan molekul tRNA (aminoasil
tRNA) yang berfungsi membawa asam amino spesifik.

Inisiasi translasi (eukariyot)

• Kodon inisiasi adalah metionin

• Molekul tRNA inisiator disebut sebagai tRNAiMet.

• Ribosom bersama-sama dengan tRNAiMet dapat menemukan kodon awal


dengan cara berikatan dengan ujung 5' (tudung), kemudian melakukan
pelarikan (scanning) transkrip ke arah hilir (dengan arah 5' à 3') sampai
menemukankodon awal (AUG).

• Menurut model scanning tersebut, ribosom memulai translasi pada waktu


menjumpai sekuens AUG yang pertama kali

• Meskipun demikian, penelitian pada 699 mRNA eukaryot menunjukkan bahwa


sekitar 5-1 0% AUG yang pertama bukanlah kodon inisiasi.

• Pada kasus semacam ini, ribosom akan melewati satu atau dua AUG sebelum
melakukan inisiasi translasi.
• Sekuens AUG yang dikenali sebagai kodon inisiasi adalah sekuens yang terletak
pada sekuens konsensus CCRCCAUGG (R adalah purin: A atau G).

• Pengenalan sekuens AUG sebagai kodon inisiasi banyak ditentukan oleh tRNAiMet.

28
• Perubahan antikodon pada tRNA iMet menyebabkan dikenalinya kodon lain
sebagai kodon inisiasi

Pemanjangan polipeptida

• Proses pemanjangan polipeptida disebut sebagai proses elongation yang


secara umum mempunyai mekanisme yang serupa pada prokaryot dan
eukaryot.

• Proses pemanjangan terjadi dalam tiga tahapan, yaitu: (1) pengikatan


aminoasil-tRNA pada sisi A yang ada di ribosom,( 2) pemindahan rantai
polipeptida yang tumbuh dari tRNA yang ada pada sisi P ke arah sisi A dengan
membentuk ikatan peptida, dan (3) translokasi ribosom sepanjang mRNA ke
posisi kodon selanjutnya yang ada di sisi A.

29
Di dalam kompleks ribosom, molekul fMet- tRNAiMet menempati sisi P (peptidil).

• Sisi yang lain pada ribosom, yaitu sisi A (aminoasil), masih kosong pada saat
awal sintesis protein.

• Molekul tRNA pertama tersebut (fMet- tRNAiMet ) berikatan dengan kodon


AUG (atau GUG) pada mRNA melalui antikodon-nya.

• Tahap selanjutnya adalah penyisipan aminoasil-tRNA pada sisi A. Macam tRNA


(serta asam amino yang dibawa) yang masuk pada sisi A tersebut tergantung
pada kodon yang terletak pada sisi A.

• Penyisipan aminoasil-tRNA yang masuk ke posisi A tersebut dilakukan oleh


suatu protein yang disebut faktor pemanjangan Tu (elongotion factor Tu, EF-
Tu).

30
31
Terminasi

• Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi
(UAA, UGA, UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom.

• Dalam keadaan normal tidak ada aminoasil-tRNA yang membawa asam amino
sesuai dengan ketiga kodon tersebut.

• Oleh karena itu, jika ribosom mencapai salah satu dari ketiga kodon terminasi
tersebut, maka proses translasi berakhir

32
2.10 Struktur Molekul , Kompone-Komponen , dan Ikatan Kimia yang Terdapat di
dalamAsam Nukleat

Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan


sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi gen
etik. Asamnukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah
molekul nukleotidasebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang
terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N).

Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic


acid (DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Dilihat dari strukturnya,
perbedaan diantara kedua macam asam nukleat ini terutama terletak pada komponen
gula pentosanya. PadaRNA gula pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula
pentosanya mengalami kehilangan satu atom O pada posisi C nomor 2’ sehingga
dinamakan gula 2’-deoksiribosa .

Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa N-nya. Basa N,
baik pada DNA maupun pada RNA, mempunyai struktur berupa cincin aromatik heterosi
klik(mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu purin
dan pirimidin. Basa purin mempunyai dua buah cincin (bisiklik), sedangkan basa
pirimidin hanyamempunyai satu cincin (monosiklik). Pada DNA, dan juga RNA, purin
terdiri atas adenin (A) dan guanin (G). Akan tetapi, untuk pirimidin ada perbedaan
antara DNA dan RNA. Kalau padaDNA basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T),
pada RNA tidak ada timin dan sebagaigantinya terdapat urasil (U). Timin berbeda
dengan urasil hanya karena adanya gugus metil pada posisi nomor 5 sehingga timin
dapat juga dikatakan sebagai 5-metilurasil.

33
Gambar : komponen-komponen asam nukleat
(a.gugus fosfat , b.gula pentosa ,dan c. basa N)
 
 
Di antara ketiga komponen monomer asam nukleat tersebut di atas, hanya basa
N-lah yangmemungkinkan terjadinya variasi. Pada kenyataannya memang urutan
(sekuens) basa N pada suatumolekul asam nukleat merupakan penentu bagi
spesifisitasnya. Dengan perkataan lain, identifikasi asamnukleat dilakukan berdasarkan
atas urutan basa N-nya sehingga secara skema kita bisa menggambarkansuatu molekul
asam nukleat hanya dengan menuliskan urutan basanya saja.

Penomoran posisi atom C pada cincin gula dilakukan menggunakan tanda aksen (1’, 2’, dan
seterusnya), sekedar untuk membedakannya dengan penomoran posisi pada cincin basa. Posisi 1’ pada
gula akan berikatan dengan posisi 9 (N-9) pada basa purin atau posisi 1 (N-1) pada basa pirimidin
melaluiikatan glikosidik atau glikosilik.

Selain ikatan glikosidik yang menghubungkan gula pentosa dengan basa N, pada asam nukleat
terdapat pula ikatan kovalen melalui gugus fosfatyang menghubungkan antara gugus hidroksil (OH) pada
posisi 5’ gula pentosa dan gugus hidroksil pada posisi 3’ gula pentosa nukleotida berikutnya.
Ikatan inidinamakan ikatan fosfodiester karena secara kimiagugus fosfat berada dalam bentuk diester.

Oleh karena ikatan fosfodiester menghubungkan gula pada suatu nukleotida dengan gula pada
nukleotida berikutnya, maka ikatan ini sekaligus menghubungkan kedua nukleotida yang berurutan
tersebut. Dengan demikian,akan terbentuk suatu rantai polinukleotida yang masing-
masingnukleotidanyasatu sama lain dihubungkan oleh ikatan fosfodiester.

34
Kecuali yang berbentuk sirkuler, seperti halnya pada kromosom dan plasmid bakteri,
rantai polinukleotida memiliki dua ujung. Salah satuujungnya berupa gugus fosfat yang
terikat pada posisi 5’gula pentosa. Oleh karena itu, ujung ini dinamakan ujung P atau ujung 5’. Ujung
yang lainnya  berupa gugus hidroksil yang terikat pada posisi 3’ gula pentosa sehingga ujung ini dinamakan
ujung OH atauujung 3’. Adanya ujung-ujung tersebut menjadikan rantai polinukleotida linier
mempunyai arah tertentu.

Pada pH netral adanya gugus fosfat akan menyebabkan asam nukleat bermuatan negatif. Inilah
alasan pemberian nama ’asam’ kepada molekul polinukleotida meskipun di dalamnya juga
terdapat banyak basa N.Kenyataannya, asam nukleat memang merupakan anion asam kuat
ataumerupakan polimeryang sangat bermuatan negatif.

35
2.11 Sifat-sifat Asam Nukleat

2.11.1 Sifat-sifat Fisika-Kimia Asam Nukleat

Di bawah ini akan dibicarakan sekilas beberapa sifat fisika-kimia asam nukleat.
Sifat-sifat tersebut adalah stabilitas asam nukleat, pengaruh asam, pengaruh alkali,
denaturasi kimia,viskositas, dan kerapatan apung.

Stabilitas asam nukleat


  Ketika kita melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau pun struktur
sekunder RNA,sepintas akan nampak bahwa struktur tersebut menjadi stabil akibat
adanya ikatan hidrogen diantara basa-basa yang berpasangan. Padahal, sebenarnya
tidaklah demikian. Ikatan hidrogen diantara pasangan-pasangan basa hanya akan sama
kuatnya dengan ikatan hidrogen antara basadan molekul air apabila DNA berada dalam
bentuk rantai tunggal. Jadi, ikatan hidrogen jelastidak berpengaruh terhadap stabilitas
struktur asam nukleat, tetapi sekedar menentukan spesifitas perpasangan basa.

Penentu stabilitas struktur asam nukleat terletak pada interaksi penempatan


( s t a c k i n g i n t e r a c ti o n s )   antara pasangan-pasangan basa. Permukaan basa yang
bersifat hidrofobikmenyebabkan molekul-molekul air dikeluarkan dari sela-sela
perpasangan basa sehingga perpasangan tersebut menjadi kuat.

Pengaruh asam
  Di dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya HClO4 dengan suhu lebih dari
100ºC, asamnukleat akan mengalami hidrolisis sempurna menjadi komponen-
komponennya. Namun, didalam asam mineral yang lebih encer, hanya ikatan glikosidik
antara gula dan basa purin sajayang putus sehingga asam nukleat dikatakan bersifat
apurinik .

Pengaruh alkali
Pengaruh alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan terjadinya perubahan
status tautomerik  basa. Sebagai contoh, peningkatan pH akan menyebabkan perubahan
struktur guanin dari bentuk keto menjadi bentuk enolat karena molekul tersebut
kehilangan sebuah proton. Selanjutnya, perubahan ini akan menyebabkan terputusnya
sejumlah ikatan hidrogen sehingga pada akhirnya rantai ganda DNA mengalami
denaturasi. Hal yang sama terjadi pula pada RNA. Bahkan
pada pH netral sekalipun, RNA jauh lebih rentan terhadap hidrolisis bila dibadingkan deng
an DNA karena adanya gugus OH pada atom C nomor 2 di dalam gula ribosanya.

Denaturasi kimia
  Sejumlah bahan kimia diketahui dapat menyebabkan denaturasi asam nukleat
pada pH netral.Contoh yang paling dikenal adalah urea (CO(NH2)2) dan formamid
(COHNH2). Pada konsentrasiyang relatif tinggi, senyawa-senyawa tersebut dapat merusak
ikatan hidrogen. Artinya, stabilitasstruktur sekunderasam nukleat menjadi berkurang dan
rantai ganda mengalami denaturasi

36
Viskositas
  DNA kromosom dikatakan mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi karena
diameternyahanya sekitar 2 nm, tetapi panjangnya dapat mencapai beberapa sentimeter.
Dengan demikian,DNA tersebut berbentuk tipis memanjang. Selain itu, DNA merupakan
molekul yang relatif kaku sehingga larutan DNA akan mempunyai viskositas yang tinggi. Karena
sifatnya itulah molekulDNA menjadi sangat rentan terhadap fragmentasi fisik. Hal ini
menimbulkan masalah tersendiriketika kita hendak melakukan isolasi DNA yang utuh.

Kerapatan apung
 Analisis dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan kerapatan apung
(bouyant density)-nya. Di dalam larutan yang mengandung garam pekat dengan berat molekul
tinggi, misalnyasesium klorid (CsCl) 8M, DNA mempunyai kerapatan yang sama dengan larutan
tersebut, yaknisekitar 1,7 g/cm3. Jika larutan ini disentrifugasi dengan kecepatan yang sangat
tinggi, makagaram CsCl yang pekat akan bermigrasi kedasar tabung dengan membentuk
gradienkerapatan. Begitu juga, sampel DNA akan bermigrasi menuju posisi gradien yang
sesuaidengan kerapatannya. Teknik ini dikenal sebagai sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan
( e q u i l i b r i u m   d e n s i t y g r a d i e n t c e n t r i f u g a ti o n )  atau sentrifugasi isopiknik .
Oleh karena dengan teknik sentrifugasi tersebut pelet RNA akan berada di dasar
tabungdan protein akan mengapung, maka DNA dapat dimurnikan baik dari RNA maupun dari 
protei. Selain itu, teknik tersebut juga berguna untuk keperluan analisis DNA karena kerapatan
apungDNA (ρ) merupakan fungsi linier bagi kandungan GC-nya. Dalam hal ini, ρ = 1,66 +
0,098%(G + C).

37
2.11.2 Sifat-sifat Spektroskopik-Termal Asam Nukleat

  Sifat spektroskopik-termal asam nukleat meliputi kemampuan absorpsi sinar UV,


hipokromisitas, penghitungan konsentrasi asam nukleat, penentuan kemurnian DNA,
sertadenaturasi termal dan renaturasi asam nukleat. Masing-masing akan dibicarakan sekilas
berikut ini.

Absorpsi UV
  Asam nukleat dapat mengabsorpsi sinar UV karena adanya basa nitrogen yang bersifat
aromatik;fosfat dan gula tidak memberikan kontribusi dalam absorpsi UV. Panjang
gelombang untukabsorpsi maksimum baik oleh DNA maupun RNA adalah 260 nm atau
dikatakan λ maks = 260.

Asam deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain sehingga membentuk


rantai polinukleotida yang panjang. 
Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh ini adalah polimeryang terdiri atas
molekul-molekul ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 padamolekul
deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat. Secara kimia DNA mengandungkarakteri/sifat
sebagai berikut:
1. Memiliki gugus gula deoksiribosa.
2. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).
3. Memiliki rantai heliks ganda anti parallel
4. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan
spesifik satudengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan sitosin (G±C), dan adenidan
adenin berpasangandengan timin (A - T), sehingga jumlah guanin selalu sama dengan jumlah
sitosin. Demikian pulaadenin dan timin.

38
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asam nukleat adalah senyawa-senyawa polimer yang menyimpan semua Informasi
genetika, yaitu seperangkat “cetak biru” tentang karakteristik aktual dan potensial yang
diterima oleh suatu organism dari generasi sebelumnya, untuk kemudian diwariskan ke
generasi berikutnya.
DNA memiliki struktur, yaitu gula pentosa (deosiribosa), fosfat dan basa nitrogen
yang meliputi basa purin (guanin dan adenin) dan basa pirimidin (timin dan sitosin) dan RNA
tersusun atas molekul-molekul, yaitu gula ribosa, fosfat, dan basa nitrogen yang terdiri atas
purin (adenin dan guanin) dan pirimidin (urasil dan sitosin).
Proses replikasi DNA dan RNA dimulai ketika enzim DNA polimerase memisahkan
dua pita DNA heliks ganda. Setiap pita DNA yang “lama” sekarang berfungsi sebagai cetakan
yang menentukan urutan nukleotida di sepanjang pita DNA komplementer baru yang
bersesuain. Nukleotida baru tersebut disambung satu sama lain untuk membentuk tulang
punggung gula fosfat pita DNA baru.
Asam nukleat memiliki fungsi, yaitu menyimpan, menstransmisi, dan mentranslasi
informasi genetik; metabolisme antara(intermediary metabolism) dan reaksi-reaksi informasi
energi; koenzim pembawa energi; koenzim pemindah asam asetat, zat gula, senyawa amino
dan biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi reduksi.
Sintesis RNA biasanya dikatalisis oleh enzim DNA-RNA polimerase- menggunakan
sebagai template, sebuah proses yang dikenal sebagai transkripsi. Inisiasi transkripsi dimulai
dengan pengikatan enzim ke urutan promotor dalam DNA (biasanya ditemukan "upstream"
dari gen).
Sintesis DNA disini dimaksud adalah replikasi DNA yaitu proses perbanyakan bahan
genetic. Pengkopian rangkaian molekul bahan genetik( DNA atau RNA) sehingga dihasilkan
molekul anakan yang sangat identik.
Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan DNA
meniadi molekul RNA. Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi sifat-sifat genetik
yang nantinya akan muncul sebagai fenotipe. Urutan nukleotida pada salah satu untaian
molekul RNA digunakan sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul RNA yang
komptementer.
Translasi adalah proses penerjemah urutan nucleotida yang ada pada molekul mRNA
menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Hanya
molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Molekul mRNA
merupakan transkrip (salinan) urutan DNA yang menyusun suatu gen dalam bentuk ORF
(open reading frame, kerangka baca terbuka). Molekul rRNA adalah salah satu molekul
penyusun ribosom, yakni organel tempat berlangsungnya sintesis protein, tRNA adalah
pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan menjadi rantai polipeptida.

39
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini aku harapkan para pembaca dapat mengetahui lebih
banyak lagi tentang Asam Nukleat guna menambah wawasan untuk pembelajaran.

40
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah., dkk . 2003 .Biologi Jilid 3 .Jakarta : Erlangga Campbell, N.A., dkk. 2008.
Biologi Edisi 8 Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Campbell, Neil A. 2002. Biologi Edisi Kelima. Jakarta. Penerbit: Erlangga Fried, George
H. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta. Penerbit: Erlangga
https://www.edubio.info/2016/08/dna-dan-rna-pengertian-dan-struktur.html

Kimball, John W. 1983. Biologi. Jakarta. Penerbit: Erlangga.

Syahona,Putri Abdian. 2011.


ASAM NUKLEAT DAN NUKLEOTIDA .SUMEDANG :FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Yulianto, Rahmawan dkk. 2011.


ASAM NUKLEAT (NUCLEIC ACID).MALANG :AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Utama, Rio Fabian 2011.Struktur & Fungsi Asam Nukleat . MALANG :


FAKULTASPETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA.

41
42

Anda mungkin juga menyukai