OLEH:
JANUARIO FREITAS
181111018
KUPANG
2021
a. Konsep Teori Sindrom Dispepsia
i. Definisi
Dispepsia merupakan istilah yang digunakan untuk suatu sindrom (kumpulan
gejala atau keluhan) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati
(daerah lambung), kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan
perut terasa penuh. Keluhan ini tidak selalu ada pada setiap penderita. Bahkan
pada seorang penderita, keluhan tersebut dapat berganti atau bervariasi, baik dari
segi jenis keluhan maupun kualitas keluhan. Jadi, dispepsia bukanlah suatu
penyakit, melainkan merupakan kumpulan gejala ataupun keluhan yang harus
dicari penyebabnya (Sofro dan Anurogo, 2013).
ii. Klasifikasi
1. Dispepsia organik
Dispepsia organik artinya disipepsia yang penyebabnya sudah pasti.
Dispepsia jenis ini jarang ditemukan pada pasien usia lebih dari
40tahun.
Penyebabnya antara lain sebagai berikut :
1. Disipepsia tukak (ulcullike dyspepsia). Gejala yang ditemukan
biasanya nyeri ulu hati pada waktu tidak makan/perut kosong
2. Dispepsia tidak tukak. Gejalanya sama denga dispepsia tukak, bisa pada
pasien gastritis, duodenum, tetapi pada pemeriksaan tidak ditemukan
tanda-tanda tukak.
3. Refluks gastroesofagus. Gejala berupa rasa panas didada dan
regurgitasi terutama setelah makan
4. Penyakit saluran empedu. Keluhan berupa nyeri dari perut kanan
atas atau ulu hati yang menjalar ke bahu kanan dan punggung
5. Karsinoma
a. Kanker esofagus. Keluhan berupa disfagia, tidak bisa makan
perasaan penuh di perut, penurunan berat badan, anoreksia,
adenopati servikal, dan cegukan setelah makan.
b. Kanker lambung. Jenis yang paling umum terjadi adalah
adenokarisinoma atau tumor epitel.keluhan berupa tidak bisa
makan, perasaan kembung setelah makan
c. Kanker pankreas. Gejala yang paling umum antara lain
penurunan berat badan, ikterik,dan nyeri daerah punggung atau
epigastrik
d. Kanker hepar. Gejala berupa nyeri hebat pada abdomen dan
mungkin menyebar ke skapula kanan, penurunan berat badan,
dan anoreksia
6. Obat-obatan. Golongan Non Steroid Inflammatory Drugs(NSID)
dengan keluhan berupa rasa sakit atau tidak enak pada ulu hati, disertai
mual muntah.
2. Dispepsia fungsional
Dispepsia ini tidak memunculkan kelainan organik melainkan kelainan
fungsi dari saluran cerna. Penyebabnya antara lain :
Faktor asam lambung pasien. Pasien biasanya sensitif pada kenaikan
produksi asam lambung dan hal tersebut menimbulkan nyeri.
Kelainan psikis, stress, dan faktor lingkungan. Stress dan faktor
lingkungan diduga berperan pada kelainan fungsional saluran cerna,
menimbulkan gangguan sirkulasi dan motilitas
Penyebab-penyebab lainnya seperti adanya kuman Helicobacterpylori,
gangguan motilitas atau gerak mukosa lambung, konsumsi banyak
makanan berlemak, kopi, alkohol, rokok, perubahan pola makan, dan
pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam
waktu yang lama. (Arif & Sari, 2011)
iii. Etiologi
1. Penyebab medis
1) Kolelitiasis.
Dispepsia dapata terjadi pada batu empedu biasanya sesudah makan
makanan berlemak. Kolik barialis, gejala umum batu empedu,
biasanya menyebabkan sakit akut yang menyebar ke punggung bahu dan
dada. Pasien juga mengalami takikardia, menggigil, demam derajat
rendah, petekie, urine berwarna gelap dan tinja berwarna dempul
2) Sirosis.
Pada sirosis, dispepsia bisa sembuh dengan konsumsi antasid.
Efeknya adalah mual, muntah, buang angin, sembelit, diare, begah
perut, dan sakit perut kuadran atas kanan. Penurunan berat badan, asites
dan kelemahan otot juga umum.
3) Tukak duodenum.
Sebagai gejala primer dari tukak duodenum, dispepsia berkisar dari
rasa kembung atau tertekan yang samara atau sensasi berdenyut atau
dibor di bagian tengah atau kanan epigastrium. Biasanya terjadi 1,5-
3 jam setelah makan, dan bisa diredakan dengan konsumsi antasid.
4) Dilatasi lambung ( akut ).
Rasa kenyang epigastrik adalah gejala awal dari dilatasi lambung,
suatu kelainan yang membahayakan jiwa. Selalin dispepsia, juga terjadi
mual dan muntah, begah perut bagian atas, dan apatis. Pasien
menunjukan tanda gejala seperti turgor kulit menurun, membran
mukosa kering, dan lemah otot.
5) Tukak lambung.
Tipikal, dispepsia nyeri ulu hati sesudah makan terjadi awal pada
tukak lambung gejala awal adalah sakit epigastrik yang terjadi bersama
muntah, rasa kenyang dan begah perut. Penurunan berat badan dan
perdarahan GI juga menjadi karakteristiknya.
6) Kanker GI.
Kanker GI biasanyan menimbulkan dispepsia kronis. Ciri lain
mencakup anoreksia, lelah, ikterus, melena, hematemasis, sembelit, dan
sakit perut.
7) Hiatus hernia.
Dispepsia adalah adalah akibat naiknya bagian bawah esofagus dan
bagian atas lambung ke dada saat tekanan lambung meningkat.
8) Tuberkulosis paru.
Dispepsia samar dapat terjadi bersama anoreksia, lemas dan penurunan
berat badan.
2. Penyebab lain
a. Obat.
Obat anti peradangan nonsteroid, khususnya aspirin, umumnya
menyebabkan dispepsia. Diuretik, antibiotik, antihipertensi,
kortikosteroid juga dapat menyebabkan dispepsia, tergantung pada
toleransi pasien terhadap dosisnya.
b. Operasi.
Sesudah operasi GI atau operasi lain, gastritis pasca operasi dapat
menyebabkan dispepsia, yang biasanya hilang dalam beberapa minggu.
(Arif & Sari, 2011)
Faktor-faktor yang menyebabkan dispepsia adalah:
1. Gangguan pergerakan (motilitas) piloroduodenal dari saluran pencernaan
bagian atas (esofagus, lambung dan usus halus bagian atas).
2. Menelan terlalu banyak udara atau mempunyai kebiasaan makan salah
(mengunyah dengan mulut terbuka atau berbicara).
3. Menelan makanan tanpa dikunyah terlebih dahulu dapat membuat lambung
terasa penuh atau bersendawa terus.
4. Mengkonsumsi makanan/minuman yang bisa memicu timbulnya
dispepsia, seperti minuman beralkohol, bersoda (soft drink), kopi.
Minuman jenis ini
dapat mengiritasi dan mengikis permukaan lambung.
5. Obat penghilang nyeri seperti Nonsteroid Anti Inflamatory
Drugs(NSAID) misalnya aspirin, Ibuprofen dan Naproven (Rani, 2011).
6. Pola makan
7. Di pagi hari kebutuhan kalori seseorang cukup banyak sehingga bila
tidak sarapan, lambung akan lebih banyak memproduksi asam. Tuntutan
pekerjaan yang tinggi, padatnya lalu lintas, jarak tempuh rumah dan kantor
yang jauh dan persaingan yang tinggi sering menjadi alasan para
profesional untuk menunda makan (Rani, 2011).
iv. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stress, pemasukan
makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan
lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-
dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi
HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga
rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake
tidak adekuat baik makanan maupun cairan
i. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala yang sering muncul menurut (Arif & Sari,
2011) yaitu sebagai berikut:\
1. Rasa nyeri ulu hati
2. Mual muntah
3. Perut kembung
4. Rasa lebih cepat kenyang
5. Perut terasa begah
6. Rasa panas pada daerah dada atau epigastrium
7. Nafsu makan menurun
8. Aktifitas dibantu
9. Lemas
ii. Pathway
DISPEPSIA
iv. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin muncul ada pada pasien dispepsia antara lain:
a. Perdarahan
b. Gastrointestinal,
c. Stenosis pilorus, dan
d. Perforasi
e. Kanker lambung
f. Ulkus peptikum
v. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dispepsia dibagi atas dua yaitu penatalaksanaan non-
farmakologi dan farmakologi.
1. Penatalaksanaan non-farmakologi
1. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2. Menghindari fktor resiko seperti alkohol, makan-makanan yang pedas,
obat-obatan yang berlebihan, nikotin, rokok, dan stres
3. Atur pola makan
2. Penatalaksanaan farmakologi
Obat-obatan yang diberikan pada klien dispepsia meliputi:
1. Antasid (menetralkan asam lambung)
2. Golongan antikolinergi (menghambat pengeluaran asam lambung)
3. Prognetik (mencegah terjadinya muntah)
i. Pencegahan
Pola makan yang normal dan teratur. Pilih makanan yang seimbang
dengan kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, tidak mengkonsumsi
makanan yang berkadar asam tinggi,makanan pedas, makanan atau
minuman yang mengandung alkohol. Gunakan obat secara wajar dan tidak
mengganggu fungsi lambung.
ii. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan untuk penderita dispepsia adalah sebagai
berikut :
a) Suportif. Pengobatan ditujukan terhadap perubahan pola kebiasaan
terutama mengenai jenis makanan yang berpengaruh
b) Farmakologis. Beberapa terapi obat yang diberikan misalnya
antibiotik (jenis ceftriaxone, cefoperazone, ampicilin ceftaridine ),
anatagonis reseptor HZ, antasida ( omeprazole ), dan prokinetik.(Arif &
Sari, 2011)
b. Konsep Asuhan Keperawatan Dispepsia Sindrom
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Menurut Doenges (2001) bahwa diagnosa keperawatan yang lazim timbul
pada klien dengan dispepsia.
1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak
setelah makan, anoreksia.
3. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
adanya mual, muntah
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya
Intervensi Keperawatan
1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
Goal : Pasien dapat mengontrol nyeri selama dalam proses keperawatan
Objektif: Nyeri pasien akan berkurang setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil :
1. Melaporkan nyeri berkurang atau hilang
2. Frekuensi nyeri berkurang
3. Lamanya nyeri berlangsung
4. Ekspresi wajah saat nyeri
5. Posisi tubuh melindungi
Intervensi :
1. Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0-10).
Rasional : Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan
penyembuhan
2. Berikan istirahat dengan posisi semifowler
Rasional : Dengan posisi semi-fowler dapat menghilangkan tegangan
abdomen yang bertambah dengan posisi telentang
3. Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat
meningkatkan
kerja asam lambung
Rasional : Mencegah terjadinya perih pada ulu hati/epigastrium
4. Observasi TTV tiap 24 jam
Rasional : Sebagai indikator untuk melanjutkan intervensi berikutnya
5. Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi
Rasional :Mengurangi rasa nyeri atau dapat terkontrol
6. Kolaborasi dengan pemberian obat analgesik
Rasional : Menghilangkan rasa nyeri dan mempermudah kerjasama
dengan intervensi terapi lain
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak
enak setelah makan, anoreksia.
Goal :Pasien dapat mempertahankan keseimbangan nutrisi selama dalam
perawatan
Objektif: Nutrisi pasien akan seimbang setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil :
Kriteria Hasil :
a) Asupan nutrisi meningkat
b) Pasien tidak mengalami hidrasi
c) Berat badan mengalami peningkatan
d) Asupan makanan tercukupi.
Intervensi :
a. Pantau dan dokumentasikan dan haluaran tiap jam secara adekuat.
Rasional : Untuk mengidentifikasi indikasi/perkembangan dari hasil
yang diharapkan
b. Timbang BB klien
Rasional :Membantu menentukan keseimbangan cairan yang tepat
meminimalkan anoreksia.
c. Berikan makanan sedikit tapi sering
Rasional : Mengurangi iritasi gaster
d. Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan,
integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus,
riwayat mual/rnuntah atau diare.
Rasional : Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan
intervensi yang tepat
e. Kaji pola diet yang disukai/ tidak disukai
Rasional : Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik,
meningkatkan intake diet klien.
3. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
adanya mual, muntah
Goal:Klien akan mempertahankan keseimbangan cairan selama dalam
perawatan
Intervensi :
1. Awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler, status membran
mukosa, turgor kulit
Rasional : Indikator keadekuatan volume sirkulasi perifer dan hidrasi
seluler
2. Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran urine dengan
akurat
Rasional : Klien tidak mengkomsumsi cairan sama sekali
mengakibatkan dehidrasi atau mengganti cairan untuk masukan kalori
yang berdampak pada keseimbangan elektrolit
3. Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan
laksatif/diuretic
Rasional : Membantu klien menerima perasaan bahwa akibat muntah
dan atau penggunaan laksatif/diuretik mencegah kehilangan cairan lanjut
4. Identifikasi rencana untuk meningkatkan/mempertahankan
keseimbangan cairan optimal misalnya : jadwal masukan cairan
Rasional : Melibatkan klien dalam rencana untuk memperbaiki
keseimbanganuntuk berhasil
5. Berikan/awasi hiperalimentasi IV
Rasional :Tindakan daruat untuk memperbaiki ketidak seimbangan
cairan elektrolik
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya
Goal :Klien tidak merasakan cemas selama dalam proses perawatan
Intervensi :
- Kaji tingkat kecemasan
Rasional :Mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dirasakan
oleh klien sehingga memudahkan dlam tindakan selanjutnya
- Berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran
dan dengarkan semua keluhannya
Rasional :Klien merasa ada yang memperhatikan sehingga klien merasa
aman dalam segala hal tundakan yang diberikan
- Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
Rasional :Klien memahami dan mengerti tentang prosedur sehingga mau
bekejasama dalam perawatannya.
- Berikan dorongan spiritual
Rasional : Bahwa segala tindakan yang diberikan untuk proses
penyembuhan penyakitnya, masih ada yang berkuasa
menyembuhkannya yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditunjukkan pada perawat untuk membuat klien dalam mencapai tujuan
yang diharapkan oleh karena itu rencan tindakan yang spesifik dilaksanakan
untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Tujuan dari pelaksaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan
pemulihan (Nursalam,2001).
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaan yang sudah berasil di capai. Melalui evaluasi memungkinkan
perawat untuk memonitor yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa data,
perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Evaluasi adalah tahap akhir dari
proses keperawatan yang menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh
intervensi yang telah direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang
diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan
(Nursalam, 2001). Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Tylor M. Cyntia & Ralph Sparks Shella (2003). Diagnosis Keperawatan Dengan
Rencana Asuhan. Edisi 10. Penerbit Buku Kedokteran. EGC
Bare & Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2 (edisi 8),
EGC : Jakarta
Brunner dan Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah vol.1. Jakarta
Guyton. 2010. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit . edisi revisi III. Jakarta:
EGC
Ruang Tamu
2 Kamar Tidur
Kamar
Mandi
Kos-
kosan Dapur
2) Keadaan lingkungan dalam rumah
h) Penerangan: Penerangan cukup baik dan terkesan redup ketika masuk ke
ruang tamu karena cahaya matahari yang masuk lewat etalase yang berada di
depan rumah
i) Luas lantai: Lantai keramik, bersih karna disapu, cukup luas
j) Ventilasi: Sirkulasi udara cukup baik karena bagian depan rumah
k) Keadaan dapur: Keadaan dapur milik Keluarga Tn. A bersih karena peralatan
makan di cuci peralatan masak cuci tersusun secara rapi.
l) Kebersihan: Kebersihan di dalam rumah Keluarga Tn. A dapat dikatakan
bersih karena Tidak ada sisa makanan yang biasanya berserakan di meja,
penataan barang-barang rapi dan semacam berceceran tidakada
m) Pembagian tempat tidur: Di rumah Keluarga Tn. A terdapat 2 kamar tidur
yaitu 1 kamar tidur untuk Tn. A dan Ny. K, sedangkan kamar tidur yang kedua
untuk anaknya.
n) Perabotan rumah: Keluarga Tn. A memiliki perabotan rumah seperi meja dan
kursi siku berbahan kayu. almari, kulkas, televisi, mesin jahit untuk disusun
dengan rapi
o) Fasilitas dan kondisi dapur: Fasilitas dapur di dalam rumah keluarga Tn. A
terdapat rak piring, wastafel, kompor gas dan perabotan untuk masak. Kondisi
tidak tersusun secara rapi
3) Keadaan lingkungan di luar rumah:
a) Pemanfaatan halaman:Keluarga Tn. A memiliki halaman di depan rumah cukup
luas dan bersih
b) Sumber air minum:Sumber air minum yang digunakan berasal dari air galong
c) Pembuangan air kotor: Keluarga Tn. A tidak memiliki saluran tempat
pembuangan air kotor, sehingga air kotor tersebut mengalir langsung ke sungai
karena rumah yang saat ini ditempati oleh Keluarga Tn. A, bagian bawahnya adalah
sungai.
d) Pembuangan sampah:Keluarga memiliki tempat pembuangan sampah sendiri.
Sampah yang ada sementara ditampung di tempat sampah yang ada di luar rumah,
kemudian setiap dua hari sekali sampah tersebut diambil oleh petugas sampah
setiap pagi.
e) Jamban: Keluarga Tn. A memiliki kamar mandi sendiri dengan WC jongkok
f) Sumber pencemaran: Tidak ada sumber pencemaran karena jauh dari pabrik
g) Sanitasi: Keluarga Tn. A tidak memiliki septic tank, sehingga sanitasi langsung ke
sungai
h) Keberadaan serangga/ hewan melata: di lingkungan sekitar rumah Tn. A tidak
terdapat keberadaan hewan melata, nyamuk tidak ada karena saat ini musim
panasbiasanya Ny. Setiap sore capu terus di halam sekitar rumah bersih
i)Kemungkinan terjadi kecelakaan/bahaya: Tn. A mengatakan belum pernah
kecelakaan atau timbah bahaya
b) Karakteristik tetangga dan komunitas
Di lingkungan RT 008 / 002 Kelurahan kayu putih penduduknya cukup padat,
jarak antar rumah tetangga berdempetan dan terlihat sesak, jarak ke jalan raya
tidak terlalu jauh, dan letak rumah berada di gang sempit serta hanya bisa dilewati
oleh motor saja. Kondisi lingkungan bersih
c) Ketersediaan Fasilitas Sosial Dan Kesehatan
1) Fasilitas Pustu/Posyandu/Puskesmas:Ny.k mengatakan hafal dengan jadwal
posyandu di RW nya sendiri karena ia berkunjung ke posyandu.
2) Rumah Sakit: RS KARTINI merupakan rumah sakit yang cukup dekat dengan
rumah keluarga Tn. A,
3) Pasar: Pasar cukup jawa dari tempat rumah Tn. A
4) Kantor Polisi:tidak jahu sedikit dari rumah Tn.A
5) Sekolah:dekat dari rumah Tn.A
6) Tempat Ibadah- Gereja/ Mesjid/Pura:
7) Komunikasi: Keluarga Tn. A mengatakan ada tempat khusus untuk pertemuan
warga yaitu di tempatkantor RT RW dan biasanya bertemu ketika ada masalah
8) Alat Transportasi: Keluarga Tn. A menggunakan kendaraan pribadi berupa
motor untuk bepergian jauh, apabila dekat biasanya cukup dengan jalan kaki saja
b) Riwayat Kesehatan
2) Riwayat kesehatan saat ini: Tn. A mengatakan ya merasa nyeri di perut kanan
sejak 3 hari yang lalu Tn. A mengatakan nyeri tidak terlalu sakithanya merasa
sedikit Tn.A mengatakan kalo yaa merasa nyeri biasah buat air hangat untuk
minum
3) Riwayat kesehatan keluarga: Tn. A mengatakan bahwa tidak ada anggota
keluarganya (tidak memiliki riwayat keturunan)
4) c) Pengkajian Fisik (Head to toe)
Kepala
- Rambut: tidak ada ketombe, rambut tidak berbau, rambut berwarna hitam
dan ada uban
- Mata: daerah sekitar mata tidak ada kotoran, konjungtiva merah muda, dan
klien tidak memakai kacamata
- Hidung: hidung klien terlihat tidak terdapat kotoran, dan tidak ada nyeri tekan
Telinga: bentuk telinga klien simetris, dan tidak ada luka ataupun kotoran
- Mulut: kondisi mulut klien bersih, tidak tercium bau mulut, dan gigi klien rata
Leher: tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid
Dada:
Inspeksi: bentuk dada simetris
Palpasi: tidak dikaji
Perkusi: tidak terkaji
Auskultasi: tidak terkaji
Perut:
Inspeksi: bentuk perut agak buncit
Auskultasi: tidak dikaji
Perkusi: tidak dikaji
Palpasi: tidak dikaji
Ekstremitas
- Atas: tangan kanan dan kiri simetris,tidakada luka di tangan sebelah kanan
- Bawah: kaki kanan dan kiri simetris, tidak terdapat luka atau bengkak pada
bagian kaki
d) Tahap Perkembangan Psikologis: Klien mengatakan selalu sabar dalam
menghadapi setiap masalah dan jarang marah-marah
e) Perilaku Kesehatan
1) Konsep sehat-sakit:Tn. A mengatakan ya kalo merasa sakit hanya nyeri di perut
biasah nya Ny. Membuat air hangat untuk di minum
2) Kegiatan sehari-hari :Tn. A yaitu pada hari sabtu belanjan perlahatan makanan di
pasar bantu Ny.E menjaga koskosan lihat tempat air isi pulsa listrik
3) Aktivitas fisik dan olahraga: Tn.A setiap hari oalaraga pada sore hari pada jam
05:00
4) Pola tidur: Klien mengatakan tidur siang pukul 15.00 WIB hingga 17.00 WIB. Tidur
malam dari pukul 20.00 WIB hingga 05.00 WIB dan tidurnya nyenyak,
5) Pola makan (frekuensi, jenis makanan pagi hingga malam, konsumsi snack,
jenis diet, dan pantangan makanan): Klien mengatakan pola makannya 3x/hari
dengan porsi sedikit. Jenis makanannya nasi jagung, sayur-sayuran yang bening dengan
lauk tahu, temped an jarang masak yang bersantan. Jenis diet klien yaitu nasi merah
dan nasi jagung, serta pantang makan nasi putih yang terlalu banyak.
6) Kebiasaan merokok, minum alcohol, kopi dan soda, vitamin, supplement,
obat-obatan dan obat tradisional: Tn. A mengatakan tidak ada
7) Kebersihan diri: Klien setiap hari mandi 2x dalam sehari dan mengganti pakaian
1x dalam sehari setiap sore
8) Pola pekerjaan (jam kerja, hubungan dnegan rekan kerja dan kepuasan
bekerja) :
9) Dukungan sosial (keluarga, kerabat, dan organisasi sosial)
Hubungan keluarga Tn. A dengan keluarga yang lain, kerabat, dan juga organisasi
sosial saling mendukung dan membantu sama lain ketika memerlukan bantuan.
10) Rekreasi
Tn. A mengatakan tidak pernah rekreasi keluarga, hanya dengan menghabiskan waktu
di rumah saja dengan menonton televisi
11) Hewan peliharaan
Tn. A mengatakan tidak memiliki hewan peliharaan apapun
12) Hobi
Tn. A dan istrinya mengatakan memiliki hobi jogging jika ada waktu senggang dan
jalan-jalan di sekitar di lingkungan rumahnya
13) Pemicu stress dan mekanisme koping
Keluarga Tn. A mengatakan bahwa ia tidak pernah merasakan stress karena Tn. A
selalu bersyukur dengan apa yang dia peroleh, tetapi istri Tn. A biasanya curhat dengan
tetangga yang dipercaya untuk mengurangi beban pikiran
14) Gambaran diri/Konsep diri
Keluarga Tn. A selalu berpikir positif dengan tetap menjaga pola hidup sehat
6. GENOGRAM
B. MASALAH KESEHATAN DAN SKORING
DO: -
Tn. A tampak sedikit
wajah meringis
sakit
Prioritas
TOTAL SKOR 7
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO URUT HARI/ TINDAKAN RESPON DAN NAMA
DX KEP TGL/JAM HASIL KLIEN DAN
PARAF
1 RAB/ 1. Lakukan
28/07/20 pengkajian nyeri
21 secara komprehensif
JAM,03:15 meliputi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
Januario
intensitas, beratnya
freitas
nyeri dan faktor
pencetus.
2 .Ajarkan prinsip-
prinsip manajemen
nyeri.
3. Dukung
istirahat/tidur untuk
menurunkan nyeri.
DOKUMENTASI
Hari ke-1
Hari ke-2