Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIOKIMIA NUTRISI

Regulasi Asam Nukleat Dalam Metabolisme Nutrien

Oleh :
Kelas A
Kelompok 5

Adytaruna Salam 200110130238


Coni sondari 200110130002
Nadia Nurjannah 200110130248

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2016
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Identifikasi Masalah


- Apa yang dimaksud dengan asam nukleat
- Bagaimana peranan asam nukleat dalam tubuh
- Bagaimana regulasi asam nukleat dalam metabolisme nutrien

1.3 Maksud dan Tujuan


- Mengetahui asam nukleat
- Mengetahui peranan asam nukleat dalam tubuh
- Mengetahui regulasi asam nukleat dalam metabolisme nutrien
II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Nukleat

Asam nukleat merupakan polimer besar tersusun dari monomer nukleotida


dari gugus fosfat, basa nitrogen, dan gula pentosa. Basa nitrogen berasal dari
kolompok purin dan pirimidin. Purin utama asam nukleat adalah
adenin dan guanin, sedangkan pirimidinnya adalah sitosin, timin dan urasil
(Amstrong, frante B, 1995).
Asam nukleat adalah suatu polimer yang terdiri dari banyak molekul
nukleotida. Ada dua macam asam nukleat yaitu RNA dan DNA. Nukleotida RNA
dan DNA terdiri dari tiga komponen, yaitu pentosa, gugus fosfat, dan basa
nitrogen. Pada RNA pentosanya merupakan ribosa, sedangkan pada DNA adalah
deoksiribosa (Poedjiadji, 2006).
Asam nukleat meliputi RNA dan DNA adalah polinukleotida di dalam
nukleus sel terdiri dari gugus fosfat, gula pentosa, dan basa
nitrogen yang memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan, mereplikasi, dan
mentranskripsi informasi genetika.

2.2 Metabolisme Asam Nukleat


Asam nukleat merupakan kelompok protein yang menyusun substansi
genetika pada organisme yaitu mencakup DNA dan RNA. Metabolisme asam
nukleat akan terjadi reaksi pemecahan dan pembentukan. Asam nukleat
merupakan senyawa kimia yang tersusun atas gugus gula pentosa, phospor, dan
basa nitrogen. Urutan basa nitrogen pada setiap individu akan berbeda satu sama
lain. Hal inilah yang membuat keragaman gen pada individu sejenis. Terdapat dua
jenis basa nitrogen dalam asam nukleat yaitu purin dan pirimidin. Basa nitrogen
purin terdiri atas adenin dan guanin, sementara basa pirimidin terdiri atas timin
(DNA) atau urasil (RNA) dan sitosin.
A. Katabolisme Asam Nukleat
Katabolisme asam nukleat merupakan jalur metabolisme pemecahan yang
menguraikan asam nukleat menjadi unsur unsur penyusunnya. Asam nukleat
merupakan penyusun materi genetik pada setiap sel makhluk hidup. Pencernaan
asam nukleat terjadi setelah makanan telah dicerna oleh enzim enzim lain
sehingga membentuk ukuran yang lebih kecil. setelah makanan dicerna di dalam
lambung, makanan akan berubah teksturnya menjadi bubur yang disebut kim.
kemudian kim akan memasuki usus dua belas jari dan akan mengalami
pencernaan secara kimiawi.
Kandungan asam nukleat yang terdapat di dalam sel sel makanan yang
masuk ke dalam usus dua belas jari akan dicerna secara enzimatis. Sekretin adalah
hormon yang dihasilkan oleh dinding sel usus dua belas jari. Hormon ini akan
merangsang sel sel dinding usus dua belas jari untuk mensekresikan enzim
pencernaan. Nuklease adalah salah satu enzim yang dihasilkan oleh dinding usus
dua belas jari. Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis perombakan asam nukleat
menjadi unsur unsur penyusunnya. Nuklease tergolong kelompok enzim
pemecah protein. Aktivitas katalitik dari nuklease pertama tama ialah akan
memecah ikatan hidrogen pada jenis asam nukleat rantai ganda seperti pada DNA.
Lalu akan memotong ikatan nukleotida kemudian nukleosida sehingga akan
dihasilkan unsur unsur penyusun asam nukleat.
Basa nitrogen hasil pemecahan asam nukleat dan unsur lainnya akan
diserap di dalam tubuh bersama nutrisi lainnya melalui usus illeum. Komponen
komponen hasil pemecahan asam nukleat akan digunakan sebagai bahan sintesis
asam nukleat dan asam amino di dalam tubuh. Tubuh kita mampu mensintesis
hanya beberapa jenis asam amino (10 asam amino non essensial). Kelompok asam
amino yang mampu disintesis oleh tubuh tergolong non essensial (karena mampu
dibentuk / dihasilkan oleh tubuh). Sementara asam amino yang tidak dihasilkan
oleh tubuh namun sangat dibutuhkan dapat diperoleh dari organisme lain dan
tergolong asam amino essensial. Adapun asam amino yang dapat disintesis oleh
tubuh antara lain: serin, prolin, alanin, asam aspartam, asam glutamat, asparagin,
glutamin, tirosin, sistein, dan glisin. Sementara asam amino essensial antara lain:
metionin, tryptofan, histidin, isoleusin, leusin, fenilalanin, arginin, valin, treonin,
dan lisin.
B. Anabolisme Asam Nukleat
Seperti yang telah diterangkan pada poin sebelumnya, asam nukleat
merupakan komponen penting bagi tubuh, karena berfungsi sebagai kode genetik
dari suatu organisme. DNA dan RNA adalah dua jenis materi genetik yang
merupakan senyawa asam nukleat. Sintesis asam nukleat akan berkaitan dengan
sintesis DNA dan juga RNA serta asam amino. DNA adalah materi genetik yang
diperoleh dari induk dan akan diwariskan kembali kepada keturunannya.
Replikasi DNA adalah jalur perbanyakan rantai DNA dengan pola cetakan yang
sama. Berkaitan dengan reproduksi sel baik sebagai regenerasi atau perbanyakan
keturunan, sel sel akan mengalami fase dimana akan mengalami penggandaan
materi genetik. Pada saat itu, DNA akan diperbanyak untuk diberikan kepada sel
baru. Bahan bahan untuk memuat cetakan DNA yang baru diperoleh dari reaksi
katabolisme asam nukleat. Dalam reaksi replikasi DNA ini akan melibatkan
banyak enzim yang berkaitan dengan reaksi tersebut seperti helikase, ligase, dan
DNA polimerase.
Sintesis asam nukleat juga terjadi untuk sintesis RNA. Berbeda dengan
DNA yang merupakan rantai ganda, RNA merupakan rantai tunggal. Terdapat tiga
jenis RNA di dalam sel tubuh yang berfungsi sebagai komponen sintesis protein.
Tiga jenis RNA di dalam tubuh yaitu mRNA yang membawa pesan dari DNA;
tRNA yang berfungsi membawa asam amino ke ribosom; dan rRNA yang
merupakan bagian struktural dari ribosom.
Seperti halnya replikasi DNA, pembentukan RNA akan melibatkan DNA
sebagai pola cetakan. RNA tersusun atas gula ribosa, phosphat, dan basa nitrogen
yang semua unsur tersebut diperoleh dari hasil perombakan asam nukleat.
2.3 Regulasi Asam Nukleat Dalam Metabolisme Nutrien

Sejauh ini diketahui bahwa pembawa energi sesungguhnya adalah ATP.


Semua orang memahami dan sepakat bahwa manusia dan ternak dapat bertumbuh
dan berkembang biak karena ada ATP, lebih spesifik jantung biasa berdenyut
karena otot jantung dan system syaraf yang menstimulannya masih mampu
disuplai energi. Metabolisme masih dapat terus berlangsung karena ada support
energi dan enzim (protein yang ditranslasi karena pengkodean dari asam nukleat
yang juga terdiri dari nukleat) (Mushawwir, 2014).
Untuk menghasilkan energi dan enzim, maka sel harus melestarikan
informasi mengenai urutan asam asam amino yang menyusun proteinnya yang
diperlukan untuk sel hidup. Bagaimana sel melestarikan informasi mengenai
urutan asam asam amino dan bagaimana informasi tersebut ditransmisikan ke
sel anak melalui proses reproduktif sangat berkaitan dengan DNA. Berikut adalah
paparan untuk menjawab hal tersebut menurut ahli :
Material genetic yang utama ialah asam deoksiribonukleat (DNA,
deoxyribonucleic acid). Bipolimer ini terbuat dari empat jenis satuan monomer
yang disebut nukleotida. Setiap nukleotida terdiri atas tiga bagian:
1 Satu molekul basa pirimidina atau purina. Keempat basa ini ialah
timina, sitosina, adenine, dan guanina.
2 Satu molekul gula D-deoksiribosa (C5H10O4). D-ribosa ialah gula
pentose dengan satu cincin beranggota lima.
3 Satu molekul asam fosfat (H3PO4) (Oxtoby, H.P. Gillis, dan Norman,
2001).
Molekul gula siklik ini mengikatkan basa ke gugus fosfat, mengalami dua
reaksi kondensasi dengan melepas air, membentuk nukleotida. Kunci utama untuk
menemukan struktur DNA ialah hasil pengamatan bahwa, meskipun proporsi
keempat basa dalam DNA dari berbagai organisme sangat beragam, jumlah sitosin
selalu hampir sama dengan jumlah guann, dan jumlah kimia adenin selalu hampir
sama dengan timin. Hal ini menyiratkan bahwa ada semacam pasangan basa
dalam DNA yang mengarah ke asosiasi sitosin dengan guanin, dan adenin dengan
timin (Oxtoby, H.P. Gillis, dan Norman, 2001).
Milyaran informasi genetik (baik sifat biologis yang diturunkan mauun
sifatbiologis terkait dengan metabolisme yaitu hormone, enzim dan protein
lain)disimpan dalam kromosam dalam untaian DNA. Setiap sifat itu
berbedakombinasi basa basa purinnya (Mushawwir, 2014).
Setiap sifat yang diperlukan akan dicetak menjadi untaian baru, karena
transkrip asli DNA sifat tersebut tidak akan dikeluarkan dari nukleus. Cetakan
baru ini yang akan ditanskripsi menjadi RNA messenger (mRNA) yang akan
ditranslasi (diterjemankan) menjadi protein baru (polipetida) di ribosom. Tiga
basa nitrogen atau 1 kodon (dengan urutan tertentu) akan diterjemahkan menjadi
satu protein (peptide) atau satu asam amino (Mushawwir, 2014).
Lingkungan yang tidak nyaman (tempertatur yang tinggi dan transportasi
ternak) telah menstimulasi hormone epinefrin atau adrenalin untuk mengaktifkan
cAMP. kedudukan peranasam nukleat dalam mengaktifkan siklus adenine
monofosfat (cAMP) hingga terjadinya glikogenolisis untuk menyediakan glukosa
sebagai precursor pembentukan energy (ATP) (Mushawwir, 2014).
Epinefrin sebagai produk dari signal hormone protein mampu bekerja
untuk mengaktifkan proses amplifikasi yang berurutan di dalam sel-sel hati (juga
peristiwa yang sama dapat terjadi dalam sel-sel otot apabila perombakan glikogen
dibutuhkan di dalam sel sel otot). Pengikatan sejumlah molekul epinefrin oleh
reseptor spesifiknya pada permukaan sel memulai serangkaian reaksi enzim yang
menghasilkan pelepasan glukosa dalam jumlah yang cukup besar ke system
sirkulasi (darah) (Mushawwir, 2014).
Berdasarkan uraian ini, maka logika metabolisme mengemukakan bahwa
peran nukleat yang dimulai dari protein (hormone) produk hypothalamus bukan
hanya mengatur penyediaan glukosa yang besar di dalam darah untuk
disirkulasikan kepada jariangan yang memburuhkan atau sebagai precursor energy
dan atau untuk mempertahankan kadar glukosa darah agar tekanan osmotic dapat
terus dipertahankan serta menjaga ritme denyut jantung, tapi ketersediaan protein
(hormone) ini menimbulkan aktivitas yang saling berbalasan. Dalam arti disatu
sisi memacu penyediaan glukosa dan di sisi yang lain justru mencegah
glikogenesis atau pembentukan glikogen dari glukosa (Mushawwir, 2014).
III
PEMBAHASAN
3.1 Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang
peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan
informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena
tersusun dari sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida
mempunyai struktur Asam nukleat berbentuk rantai linier yang merupakan
gabungan monomer nukleotida sebagai unit pembangunnya. Molekul ini
menyimpan informasi pertumbuhan sel dan reproduksi.
Monomer nukleotida sebagai struktur primer asam nukleat diperoleh dari
hasil hidrolisis asam nukleat. Proses hidrolisis lebih lanjut dari monomer
nukleotida akan dihasilkan asam fosfat dan nukleosida. Proses hidrolisis ini
dilakukan dalam suasana basa. Jika hidrolisis dilanjutkan kembali terhadap
senyawa nukleosida dalam larutan asam berair akan dihasilkan molekul gula dan
basa nitrogen dengan bentuk heterosiklik.
Struktur utama asam nukleat adalah molekul gula yang mengandung asam
posfat dan basa Nitrogen yang dihubungkan dengan ikatan posfodiester
membentuk rantai panjang.
Senyawa gula penyusun nukleotida merupakan gula dengan atom Karbon
5 (lima) yaitu 2-deoksi-D-ribosa dan D-ribosa, sedangkan Basa nukleosida adalah
adenin (dilambangkan A), sitosin (C, dari cytosine), guanin (G), timin (T) dan
urasil (U).
Komponen monomer asam nukleat, hanya basa N yang memungkinkan
terjadinya variasi. Pada kenyataannya memang urutan (sekuens) basa N pada
suatu molekul asam nukleat merupakan penentu bagi spesifisitasnya. Dengan
perkataan lain, identifikasi asam nukleat dilakukan berdasarkan atas urutan basa
N-nya sehingga secara skema kita bisa menggambarkan suatu molekul asam
nukleat hanya dengan menuliskan urutan basanya saja.
Selanjutnya, dalam penulisan sekuens asam nukleat ada kebiasaan untuk
menempatkan ujung 5 di sebelah kiri atau ujung 3 di sebelah kanan. Sebagai
contoh, suatu sekuens DNA dapat dituliskan 5-ATGACCTGAAAC-3 atau suatu
sekuens RNA dituliskan 5-GGUCUGAAUG-3. Jadi, spesifisitas suatu asam
nukleat selain ditentukan oleh sekuens basanya, juga harus dilihat dari arah
pembacaannya.
Dua asam nukleat yang memiliki sekuens sama tidak berarti keduanya
sama jika pembacaan sekuens tersebut dilakukan dari arah yang berlawanan (yang
satu 5 3, sedangkan yang lain 3 5).
Asam nukleat dalam sel terdiri dari DNA (DeoxyriboNucleic Acid) dan
RNA (RiboNucleic Acid). RNA disusun oleh gula D-ribosa dan basa urasil.
Sedangkan untuk DNA disusun oleh gula 2-deoksi-D-ribosa yaitu gula D-ribosa
yang kehilangan gugus OH pada atom C nomor 2 dan basa timin. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat nukleosida dan nukleotida penyusun asam nukleat pada
tabel 2.1. dan tabel 2.2.

Tabel 2.1 Nukleosida penyusun asam nukleat


Monomer Asam Nukleat Nama Trivial
Ribonukleosida
Ribosa+ basa adenin Adenosin Adenin nukleosida
Ribosa + basa guanin Guanosin Guanin nukleosida
Ribosa + basa urasil Uridin urasil nukleosida
Ribosa + basa sitosin Sitidin Sitosin nukleosida
Deoksiribonukleosida
Deoksiribosa+basa adenin Deoksi-adenosin Deoksi-Adenin nukleosida
Deoksiribosa+basa guanin Deoksi-guanosin Deoksi-Guanin nukleosida
Deoksiribosa+basa sitosin Deoksi-sitidin Deoksi-Sitosin nukleosida
Deoksiribosa+basa timin Deoksi-timidin Deoksi-Timin nukleosida
Tabel 2.2 Nukleotida membentuk Asam Nukleat
Basa Nama Ribonukleotida (RNA) Nama deoksiribonukleotida (DNA
NItrogen
Adenin (A) Adenosin 5-monofosfat (AMP) Deoksi Adenosin 5-monofosfat (dAMP)
Guanin (G) Guanosin 5-monofosfat (GMP) Deoksi Guanosin 5-monofosfat (dGMP)
Timin (T) ............................................ Deoksi Timidin 5-monofosfat (dTMP)
Sitosin (C) Sitidin 5-monofosfat (CMP) Deoksi Sitidin 5-monofosfat (dCMP)
Urasil (U) Uridin 5-monofosfat (UMP ........................................................

Tabel diatas menunjukan jika gula pentosanya adalah ribosa seperti halnya
pada RNA, maka nukleosidanya dapat berupa adenosin, guanosin, sitidin, dan
uridin. Begitu pula, nukleotidanya akan ada empat macam, yaitu adenosin
monofosfat, guanosin monofosfat, sitidin monofosfat, dan uridin monofosfat.
Sementara itu, jika gula pentosanya adalah deoksiribosa seperti halnya pada DNA,
maka (2-deoksiribo) nukleosidanya terdiri atas deoksiadenosin, deoksiguanosin,
deoksisitidin, dan deoksitimidin.
Nama nukleotida disingkat menjadi kode empat-huruf standar. Huruf
pertama berupa huruf kecil dan menandakan bawa nukleotida yang dipertanyakan
adalah sebuah ribonukleotida (r) atau deoxyribonucleotid (d). Huruf ke-2
menandakan nukleosida yang berhubungan dengan nukleobasa; G: Guanina; A:
Adenina; T: Timina; C: Sitosina; U: Urasil biasanya tidak ada dalam DNA, tetapi
menggantikan timina pada RNA. Huruf ke-3 dan ke-4 menandakan panjang dari
rantai fosfat yang terikat (Mono-,Di-,Tri-) dan keberadaan sebuah fosfat (P).
Sebagai contoh, deoksi-sitidin-monofosfat disingkat sebagai dCMP.

Struktur DNA dan RNA


1. Sruktur DNA
Dua orang ilmuwan, J.D.Watson dan F.H.C.Crick, mengajukan model
struktur molekul DNA yang hingga kini sangat diyakini kebenarannya dan
dijadikan dasar dalam berbagai teknik yang berkaitan dengan manipulasi DNA.
Model tersebut dikenal sebagai tangga berplilin (double helix). Secara alami DNA
pada umumnya mempunyai struktur molekul tangga berpilin ini.
Model tangga berpilin menggambarkan struktur molekul DNA sebagai dua
rantai polinukleotida yang saling memilin membentuk spiral dengan arah pilinan
ke kanan. Fosfat dan gula pada masing-masing rantai menghadap ke arah luar
sumbu pilinan,sedangkan basa N menghadap ke arah dalam sumbu pilinan dengan
susunan yang sangat khas sebagai pasangan - pasangan basa antara kedua rantai.
Dalam hal ini, basa A pada satu rantai akan berpasangan dengan basa T pada
rantai lainnya, sedangkan basa G berpasangan dengan basa C. Pasangan-pasangan
basa ini dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang lemah (nonkovalen). Basa A dan
T dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap dua, sedangkan basa G dan C
dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap tiga.
Adanya ikatan hidrogen tersebut menjadikan kedua rantai polinukleotida
terikat satu sama lain dan saling komplementer. Artinya, begitu sekuens basa pada
salah satu rantai diketahui, maka sekuens pada rantai yang lainnya dapat
ditentukan.
Oleh karena basa bisiklik selalu berpasangan dengan basa monosiklik,
maka jarak antara kedua rantai polinukleotida di sepanjang molekul DNA akan
selalu tetap. Dengan perkataan lain, kedua rantai tersebut sejajar. Akan tetapi, jika
rantai yang satu dibaca dari arah 5 ke 3, maka rantai pasangannya dibaca dari
arah 3 ke 5. Jadi, kedua rantai tersebut sejajar tetapi berlawanan arah
(antiparalel).
Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan antara atom C
nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan
gugus fosfat.
Secara kimia DNA mengandung karakter/sifat sebagai berikut:
a) Memiliki gugus guladeoksiribosa.
b) Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).
c) Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
d) Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan
spesifik satu dengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan sitosin ( G C), dan
adenin berpasangan dengan timin (A - T), sehingga jumlah guanin selalu sama
dengan jumlah sitosin. Demikian pula adenin dan timin.
2. Struktur RNA
Molekul RNA mempunyai bentuk yang berbeda dengan DNA. RNA
memiliki bentuk pita tunggal dan tidak berpilin. Susunan RNA terdiri atas:
a) Gugus fosfat,
b) Gula pentosa (gula ribosa),
c) Basa nitrogen.
Basa nitrogen dibedakan menjadi dua jenis.
1) Basa purin yang tersusun dari Adenin (A) dan Guanin (G).
2) Basa pirimidin yang tersusun dari Sitosin (S) dan Urasil (U).

Perbedaan DNA dan RNA


Tabel 2.3 Perbedaan DNA dan RNA
NO OBJEK DNA RNA
Letak Inti sel Inti sel, sitoplasma,
1
ribosom
Bentuk Pita spiral ganda Pita tunggal
2
Komponen Deoksiribosa Ribosa
3
gula
Ukuran Sangat panjang Pendek
4
Basa Purin : Adenin, Guanin Purin : Adenin,
5
nitrogen Pirimidin : Sitosin, Timin Guanin
Pirimidin : Sitosin,
Urasil
Kadar Tidak dipengaruhi oleh kecepatan Berubah-ubah
6
sintesis protein menurut
kecepatan sintesis
protein
Fungsi Mengendalikan faktor keturunan Sintesis protein
7
dan sintesis protein

3.2 Peranan Asam Nukleat Dalam Tubuh


3.3 Regulasi Asam Nukleat Dalam Metabolisme Nutrien
Asam nukleat merupakan salah satu senayawa penyusun jaringan tubuh
sebagai nukleoprotein. Asam nukleat ada dua macam, yaitu DNA (asam
deoksiribonukleat) dan RNA (Asam Ribonukleat). Kedua asaam nukleat ini
memiliki peran penting dalam sintesis protein
Dalam proses sintesis protein urutan basa purin dan pirimidin pada
molekul DNA berfungsi menentukan urutan asam amino (DNA sebagai pembawa
informasi genetik atau sifat-sifat keturunan pada seseorang). Selain itu, molekul
DNA berperan sebagai cetakan bagi terbentuknya RNA. Setelah itu, molekul
RNA mengarahkan asam amino dalam pembentukan molekul protein yang
berlangsung dalam ribosom. Asam ribonukleat terdiri dari tiga bagian, yaitu rRNA
(ribosomal RNA), mRNA (messanger RNA), tRNA (transfer RNA).
Dua tahap yang berlangsung dalam pembentukan protein :
1 Tahap transkipsi, yaitu pembentukan RNA sesuai dengan pesan dari
DNA. Pada tahap ini, informasi genetik disampaikan kepada molekul
RNA yang terbentuk selaku perantara dalam sintesis protein.
2 Tahap translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetik
ke dalam proses pembentukan protein. Caranya, asam amino secara
berurutan diikat satu sama lain sesuai pesan dari DNA.
Pada tahap pertama, urutan basa nukleotida dalam molekul DNA, disalin
pada molekul mRNA. Tiga urutan basa disebut kodon. Selanjutnya, dalam
sisntesis protein bagian tRNA yang penting ialah lengan asam amino yang
mempunyai fungsi mengikat asam amino tertentu dan lipatan antikodon. Lengan
asam amino pada ujung 3 selalu berakhir dengan molekul nukleotida CCA
pasangannya dalam mRNA yang terdapat pada ribosom.
Pada sintesis protein, tRNA membawa satu molekul asam amino masuk ke
dalam ribosom. Ikatan asama amino dengan tRNA ini berlangsung dengan
bantuan enzim amino asil tRNA sintetase dan ATP melalui dua tahap reaksi, yaitu
a Asam amino + AMP + enzim aminoasil-AMP-enzim
b Aminoasil-AMP-enzim + tRNA tRNA-asam amino
Pada kompleks aminoasil-tRNA, asam amino berikatan dengan nukleotida
adenosin pada ujung RNA, yaitu pada gugus OH atom C nomor 3.
Pada ribosom terdapat rantai asam nukleotida mRNA yang telah siap
menerima tRNA yang membawa atom amino. Tiap molekul aminoasil- tRNA
masuk ke dalam ribosom secara berurutan, membentuk pasangan kodon dan anti-
kodon yang sesuai. Tahap sintesis selanjutnya, tRNA yang mempunyai antikodon
UAC mengikat formil metionin dan masuk ke dalam ribsosm menempati bagian
dari mRNA yang mempunyai kodon AUG. Formil metionin ini terbentuk setelah
tRNA berikatan dengan metionin, kemudian berikutnya dengan formil FH2 dengan
bantuan enzim formilase.
Selanjutnya tRNA kedua yang telah mengikat asam amino, misalnya
tRNA metionin , masuk ke dalam ribosom dan menempati kodon AUG
berikutnya. Dengan cara ini formil metionin yang menjadi asam amino awal
membentuk ikatan peptida dengan metionin. Setelah terjadi ikatan peptida ini,
maka tRNA yang pertama dilepaskan dan keluar dari ribosom. Oleh karena
ribosom hanya ditempati oleh dua tRNA maka tRNA ketiga masuk setelah tRNA
yang pertama keluar dari ribosom.
Sebagai contoh tRNA yang ketiga ialah tRNA yang mempunyai anti-
kodon CAC dan berpasangan dengan kodon ketiga pada mRNA yaitu GUG, maka
tRNA akan mengikat valin dan dengan masuknya tRNA-valin ke dalam ribosom,
maka terjadi ikatan antara metionin dengan valin. Demikian selanjutnya proses
pembentukan ikatan peptida ini dapat berlangsung terus sesuai dengan kode
genetika yang terdapat pada mRNA. Reaksi pembentukan ikatan peptida antara
molekul-molekul asam-asam amino ini dapat berlangsung dengan ikut sertanya
guanosintrifosfat (GTF) yang berubah menjadi guanosindifosfat (GDF), dengan
melepaskan suatu gugus fosfat dan energi.
Proses sintesis protein akan berhenti apabila pada mRNA terdapat kodon
UAA, UAG atau UGA, karena dalam sel normal tidak terdapat tRNA yang
mempunyai anti-kodon komplementer terhadap ketiga kodon tersebut. Ketiga
kodon tersebut merupakan tanda berhentinya pembentukan ikatan peptida disebut
stop kodon.
Sebagai tRNA, ada dua jenis protein yang dapat mengikat kodon tersebut.
Protein ini berlaku sebagai faktor pelepas (release factor) ikatan asam amino
terakhir dengan tRNA. Proteinnya adalah RF 1 dan RF2. Kodon UAA dan UAG
akan berikatan dengan RF1, sedangkan RF2 dengan UAA dan UGA. Terbentuknya
ikatan kedua protein tersebut dengan mRNA dapat mengaktifkan enzim
transferase peptidil, sehingga enzim ini dapat bekerja sebagai katalis dalam reaksi
hidrolisis yang mengakibatkan terlepasnya asam amino terakhir dari molekul
tRNA. Dengan demikian proses biosintesis protein dalam ribosom telah selesai.
IV
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai