Anda di halaman 1dari 7

II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Pakan

Pakan merupakan sarana produksi utama dalam pengembangan usaha

peternakan walaupun hanya merupakan faktor penting kedua dalam penampilan

produksi ternak. Pengadaan pakan atau biaya pakan di dalam usaha peternakan

terutama unggas mencapai 60- 70% dari total biaya produksi. Salah satu bahan

pakan penyusun ransum unggas adalah jagung sebagai sumber energi utama dan

penggunaannnya mencapai 40-50% dalam ransum (Rasyaf, 1997). Tepung gaplek

adalah bahan pakan yang dikonsumsi ternak. Tepung gaplek mengandung energi

sebesar 363 kilokalori, protein 1,1 gram, karbohidrat 88,2 gram, lemak 0,5 gram,

kalsium 84 miligram, fosfor 125 miligram, dan zat besi 1 miligram. Selain itu di

dalam Tepung Gaplek juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,04

miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan

penelitian terhadap 100 gram tepung gaplek (Godam, 2017).

Menurut Suarni (2016), jagung merupakan sumber karbohidrat selain itu

jagung juga merupakan sumber protein yang penting dalam menu masyarakat

Indonesia. Kandungan gizi utama jagung adalah pati (72-73%), dengan nisbah

amilosa dan amilopektin 25-30% : 70-75%, namun pada jagung pulut (waxy

maize) 0-7% : 93-100%. Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa, dan

sukrosa) berkisar antara 1-3%. Protein jagung (8-11%) terdiri atas lima fraksi,

yaitu: albumin, globulin, prolamin, glutelin, dan nitrogen nonprotein. Asam lemak

pada jagung meliputi asam lemak jenuh (palmitat dan stearat) serta asam lemak

tidak jenuh, yaitu oleat (omega 9) dan linoleat (omega-6).


2.2 Pengolahan Pakan Secara Kimiawi

Perlakuan secara kimia umumnya dilakukan terhadap pakan kasar

(roughage) yang bertujuan untuk meningkatkan kecernaan dan konsumsi pakan

bebas dengan cara memecah komponenkomponen dinding sel atau memecah

ikatan lignin dengan senyawa karbohidrat yang terdapat pada sel tanaman.

Berbagai perlakuan kimia telah banyak dilakukan untuk meningkat kan

ketersediaan substansi selulosa yang dapat dicerna oleh mikroba rumen. Perlakuan

kimia dapat menyebabkan pemecahan ikatan ligninkarbohidrat, oksidasi senyawa

fenol termasuk lignin dan hidrolisis polisakarida menjadi gula. Secara garis besar

perlakuan kimiawi dikelompokkan menjadi tiga yaitu secara alkali, asam dan

oksidasi (Marjuki, 2013).

Asam amino dapat mengalami proses hidrolisis yang menghasilkan

hidrolisat protein. Pada hidrolisis dalam suasana basa, asamasam amino akan

mengalami rasemasi (kehilangan kegiatan optik) (Schumm 1992). Hidrolisis dapat

menyebabkan perubahan sifat suatu senyawa kimia akibat dari perenggangan

ikatan senyawa kimia. Hasil dari hidrolisat tergantung dari jenis substrat atau

senyawa yang akan dihidrolisis, bahan pelarut hidrolisis, dan kondisi sekeliling

(Mulyono 2001).

2.3 Pengolahan Pakan dengan Pemberian Asam

Amilum jika diberi asam encer akan mengalami hidrolisis menjadi

molekul glukosa. Asam sulfat pekat bertindak baik sebagai pengoksidasi dan agen

dehidrasi. Sebagai senyawa kimia yang sangat penting, asam sulfat digunakan

dalam proses pembuatan sejumlah bahan kimia terkenal termasuk asam klorida,

asam nitrat, asam fosfat dan banyak bahan kimia industri lainnya. Hidrolisis ini
terjadi karena pemasukan molekul-molekul air kedalam pati. Untuk terjadi proses

ini maka diperlukan bantuan katalis antara lain enzim atau senyawa-senyawa

asam (Arwandah, 2016).

Asam (asam sulfat, asam klorida, asam nitrat, dan asam perklorat)

menghidrolisis polisakarida menjadi monosakarida secara acak yaitu tidak ada

pola tertentu dalam pemutusan ikatan glikosidik pada polisakarida. Proses

hidrolisis asam menghasilkan monomer gula dari polimer selulosa dan

hemiselulosa (Fengel dan Wegener, 1995). Fungsi H2SO4 sebagai pemutus rantai

glikosidik 1,4. Apabila Asam masuk kedalam O yang ada pada rantai glikosidik

polisakrida (pati) maka rantai polisakarida itu sendiri akan putus dan menjadi

polimer-polimer monosakarida. Oleh karena itu, bahan pakan jadi mudah dicern

karena enzim pencernaan dapat masuk kedalam rantai yang dirombak

(Hendrasarie, 2007).

2.4 Pengolahan Pakan dengan Pemberian Basa

Perlakuan alkali diharapkan berperan dalam melonggarkan ikatan hidrogen

pada kristal selulosa dan silika jerami sehingga senyawa ini akan mudah terlarut

(Arisoy, 1998). Menurut Marjuki (2013), secara skematis pada prinsipnya kerja

alkali adalah sebagai memutuskan sebagian ikatan antara selulosa dan

hemiselulosa dengan lignin dan silika, esterifikasi gugus asetil dengan membentuk

asam uronat dan merombak struktur dinding sel, melalui pengembangan jaringan

serat, dan memudahkan penetrasi molekul enzim mikroorganisme.

NaOH berfungsi untuk mendegradasi dan melarutkan lignin sehingga

mudah dipisahkan dari selulosa dan hemiselulosa (Sihite 2008). Penambahan zat

kimia berupa basa seperti NaOH, NaHCO3 dan KOH pada sorghum dapat
mengurangi kandungan tannin pada bijinya. Perendaman sorghum dalam NaOH

dapat menurunkan kandungan tannin dalam sorghum sebanyak 78,35% (Rahayu,

1999). Menurut Moss (1990), pengolahan dengan NaOH adalah suatu metode

yang efektif untuk meningkatkan kualitas yang rendah dari jerami padi walaupun

dengan penambahan NaOH membuat defisiensi nitrogen yang lebih buruk pada

jerami padi. Pengolahan ini pada prinsipnya ditujukan untuk merenggangkan

ikatan ligno-selulosa dan ligno-hemiselulosa, meningkatkan daya cerna bahan,

daya guna limbah serta memper-panjang waktu penyimpanan.

Perlakuan dengan amonia atau amoniasi merupakan salah satu alternatif

untuk meningkatkan pakan kasar sebagai pengganti NaOH. Amoniasi mampu

meningkatkan nilai nutrisi pakan kasar melalui peningkatan daya cerna, konsumsi,

kandungan protein kasar pakan dan memungkinkan penyimpanan bahan pakan

berkadar air tinggi dengan menghambat pertumbuhan jamur. Sama dengan alkali

lainnya, amonia menyebabkan perubahan komposisi dan struktur dinding sel yang

berperan dalam membebaskan ikatan antara lignin dengan selulosa dan

hemiselulosa. Reaksi kimia terjadi dengan memotong jembatan hidrogen dan

meningkatkan fleksibillitas dinding sel sehingga memudahkan penetrasi oleh

enzim selulase yang dihasilkan mikroorganisme (Marjuki, 2013).

Kalsium karbonat memiliki rumus kimia CaCO3, memiliki warna dasar

putih serta biasanya dapat dijumpai dengan mudah di kalsit, batu kapur, batu

gamping dan juga batu marmer. Kalsium karbonat juga banyak terdapat pada

stalagmit dan stalaktit yang biasanya terletak di daerah-daerah pegunungan

tinggi. Untuk kalsium karbonat yang berada pada stalagmit dan stalaktit, asal

muasalnya dari tetesan air tanah yang mengendap untuk jangka waktu yang sangat

lama, yakni ribuan hingga jutaan tahun (Wen, 2014).


4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Pengolahan Bahan Pakan dengan Asam (H2SO4)

Suhu Jagung Screen 18 Jagung Screen 30


Awal 24oC 24 oC
Jam ke-1 24 oC 24 oC
Jam ke-2 23 oC 24 oC
Jam ke-3 23 oC 24 oC
24 jam 23 oC 23 oC

pH Jagung Screen 18 Jagung Screen 30


Awal 1.2 1.2
Jam ke-1 1.1 1.1
Jam ke-2 1.1 1.2
Jam ke-3 1.1 1.1
24 jam 1.2 1.2

4.1.2 Pengolahan Bahan Pakan dengan Basa Kuat (NaOH)

Suhu Jagung Screen 18 Jagung Screen 30


Awal 23oC 23 oC
Jam ke-1 23 oC 23 oC
Jam ke-2 23 oC 23 oC
Jam ke-3 23 oC 23 oC
24 jam 23 oC 23 oC

pH Jagung Screen 18 Jagung Screen 30


Awal 10.9 11.6
Jam ke-1 10.4 11.4
Jam ke-2 10.1 11.2
Jam ke-3 10.0 10.6
24 jam 5.7 5.7

4.1.3 Pengolahan Bahan Pakan dengan Basa Lemah (CaCo3)

Suhu Jagung Screen 18 Jagung Screen 30


Awal 24oC 24 oC
Jam ke-1 23 oC 23 oC
Jam ke-2 23 oC 23 oC
Jam ke-3 24 oC 24 oC
24 jam 23 oC 23 oC
pH Jagung Screen 18 Jagung Screen 30
Awal 5.6 5.7
Jam ke-1 5.7 5.8
Jam ke-2 6.0 5.8
Jam ke-3 5.9 5.8
24 jam 4.6 4.5
Rasyaf, M. 1997, Makanan Ayam Broiler. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Rahayu, I.D., 1999, Sorghum Alternatif Pengganti Jagung dalam Ransum Broiler. Poultry
Indonesia, edisi Mei 1999. Hal 34-38.

Arisoy M. 1998. The effect of sodium hydroxide treatment on chemical composition and
digestibility of straw. Tr J of Veterinary and Animal Sicences 22 p:165-170.

Moss AR, Givents DI, Everington M. 1990. The effect of sodium hydroxide treatment on
the chemical composition, digestibility and digestible energy content of wheat, barley
and oat straws. Anim. Feed Sci. Technol. 29:73- 87.

Mulyono. 2001. Kamus Kimia Untuk Siswa dan Mahasiswa Sains dan Teknologi.
Bandung. PT. Genesindo.

Schumm DE. 1992. Intisari Biokimia. Diterjemahkan oleh Moch. Sadikin. 1993. Jakarta.
Binarupa Aksara.

Wen, Chaw. 2014. Fungsi Kalsium Karbonat Bagi Tubuh.


http://www.sehat100.com/fungsi-kalsium-karbonat-bagi-tubuh/

Godam. 2017. ISI KANDUNGAN GIZI TEPUNG GAPLEK - KOMPOSISI NUTRISI BAHAN
MAKANAN. http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-tepung-gaplek-
komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html#.Wfh-O_mCzIU

Suarni. 2016. Struktur, Komposisi, dan Nutrisi Jagung.


http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/11/tiganol.pdf

Anwardah. 2016. Sifat, Pembuatan dan Kegunaan Asam Sulfat.


http://sainskimia.com/2016/07/22/sifat-pembuatan-dan-kegunaan-asam-sulfat/

Hendrasarie, N. 2007. Sifat-Sifat Kaerbohidrat. Jurnal Rekayasa Perencanaan, Vol 3(02): 25-
40.

Anda mungkin juga menyukai