TINJAUAN PUSTAKA
produksi ternak. Pengadaan pakan atau biaya pakan di dalam usaha peternakan
terutama unggas mencapai 60- 70% dari total biaya produksi. Salah satu bahan
pakan penyusun ransum unggas adalah jagung sebagai sumber energi utama dan
adalah bahan pakan yang dikonsumsi ternak. Tepung gaplek mengandung energi
sebesar 363 kilokalori, protein 1,1 gram, karbohidrat 88,2 gram, lemak 0,5 gram,
kalsium 84 miligram, fosfor 125 miligram, dan zat besi 1 miligram. Selain itu di
dalam Tepung Gaplek juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,04
jagung juga merupakan sumber protein yang penting dalam menu masyarakat
Indonesia. Kandungan gizi utama jagung adalah pati (72-73%), dengan nisbah
amilosa dan amilopektin 25-30% : 70-75%, namun pada jagung pulut (waxy
maize) 0-7% : 93-100%. Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa, dan
sukrosa) berkisar antara 1-3%. Protein jagung (8-11%) terdiri atas lima fraksi,
yaitu: albumin, globulin, prolamin, glutelin, dan nitrogen nonprotein. Asam lemak
pada jagung meliputi asam lemak jenuh (palmitat dan stearat) serta asam lemak
ikatan lignin dengan senyawa karbohidrat yang terdapat pada sel tanaman.
ketersediaan substansi selulosa yang dapat dicerna oleh mikroba rumen. Perlakuan
fenol termasuk lignin dan hidrolisis polisakarida menjadi gula. Secara garis besar
perlakuan kimiawi dikelompokkan menjadi tiga yaitu secara alkali, asam dan
hidrolisat protein. Pada hidrolisis dalam suasana basa, asamasam amino akan
ikatan senyawa kimia. Hasil dari hidrolisat tergantung dari jenis substrat atau
senyawa yang akan dihidrolisis, bahan pelarut hidrolisis, dan kondisi sekeliling
(Mulyono 2001).
molekul glukosa. Asam sulfat pekat bertindak baik sebagai pengoksidasi dan agen
dehidrasi. Sebagai senyawa kimia yang sangat penting, asam sulfat digunakan
dalam proses pembuatan sejumlah bahan kimia terkenal termasuk asam klorida,
asam nitrat, asam fosfat dan banyak bahan kimia industri lainnya. Hidrolisis ini
terjadi karena pemasukan molekul-molekul air kedalam pati. Untuk terjadi proses
ini maka diperlukan bantuan katalis antara lain enzim atau senyawa-senyawa
Asam (asam sulfat, asam klorida, asam nitrat, dan asam perklorat)
hemiselulosa (Fengel dan Wegener, 1995). Fungsi H2SO4 sebagai pemutus rantai
glikosidik 1,4. Apabila Asam masuk kedalam O yang ada pada rantai glikosidik
polisakrida (pati) maka rantai polisakarida itu sendiri akan putus dan menjadi
polimer-polimer monosakarida. Oleh karena itu, bahan pakan jadi mudah dicern
(Hendrasarie, 2007).
pada kristal selulosa dan silika jerami sehingga senyawa ini akan mudah terlarut
(Arisoy, 1998). Menurut Marjuki (2013), secara skematis pada prinsipnya kerja
hemiselulosa dengan lignin dan silika, esterifikasi gugus asetil dengan membentuk
asam uronat dan merombak struktur dinding sel, melalui pengembangan jaringan
mudah dipisahkan dari selulosa dan hemiselulosa (Sihite 2008). Penambahan zat
kimia berupa basa seperti NaOH, NaHCO3 dan KOH pada sorghum dapat
mengurangi kandungan tannin pada bijinya. Perendaman sorghum dalam NaOH
1999). Menurut Moss (1990), pengolahan dengan NaOH adalah suatu metode
yang efektif untuk meningkatkan kualitas yang rendah dari jerami padi walaupun
dengan penambahan NaOH membuat defisiensi nitrogen yang lebih buruk pada
meningkatkan nilai nutrisi pakan kasar melalui peningkatan daya cerna, konsumsi,
berkadar air tinggi dengan menghambat pertumbuhan jamur. Sama dengan alkali
lainnya, amonia menyebabkan perubahan komposisi dan struktur dinding sel yang
putih serta biasanya dapat dijumpai dengan mudah di kalsit, batu kapur, batu
gamping dan juga batu marmer. Kalsium karbonat juga banyak terdapat pada
tinggi. Untuk kalsium karbonat yang berada pada stalagmit dan stalaktit, asal
muasalnya dari tetesan air tanah yang mengendap untuk jangka waktu yang sangat
Arisoy M. 1998. The effect of sodium hydroxide treatment on chemical composition and
digestibility of straw. Tr J of Veterinary and Animal Sicences 22 p:165-170.
Moss AR, Givents DI, Everington M. 1990. The effect of sodium hydroxide treatment on
the chemical composition, digestibility and digestible energy content of wheat, barley
and oat straws. Anim. Feed Sci. Technol. 29:73- 87.
Mulyono. 2001. Kamus Kimia Untuk Siswa dan Mahasiswa Sains dan Teknologi.
Bandung. PT. Genesindo.
Schumm DE. 1992. Intisari Biokimia. Diterjemahkan oleh Moch. Sadikin. 1993. Jakarta.
Binarupa Aksara.
Godam. 2017. ISI KANDUNGAN GIZI TEPUNG GAPLEK - KOMPOSISI NUTRISI BAHAN
MAKANAN. http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-tepung-gaplek-
komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html#.Wfh-O_mCzIU
Hendrasarie, N. 2007. Sifat-Sifat Kaerbohidrat. Jurnal Rekayasa Perencanaan, Vol 3(02): 25-
40.