Anda di halaman 1dari 8

ASE – Volume 12 Nomor 1A, Maret 2016: 65 - 72

PENGARUH PEMANGKASAN DAUN BAGIAN BAWAH TERHADAP PRODUKSI


JAGUNG MANIS (Zea mays var. saccharata Sturt)

Augus Y. M. Sumajow
Johannes E. X. Rogi
Selvie Tumbelaka

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of trimming the bottom leaves to the
increased production of sweet corn crop. This research was arranged in a completely randomized
design (CRD) with 4 treatments and repeated 5 times. Pruning is done at the age of 50 days after
planting. The results obtained from this study are pruning significant effect on the rising corncob
where the highest rates in the third pruning leaves the bottom (P3) weighing 333.04 g. In the
variable length cob, cut 3 pieces (P3) gives the most high, 21.25 cm while trimming treatment 1 piece
(P1) and a second piece (P2) shows the results are not significantly different from each other but
significantly different from that of the untreated (P0) , While on the cob entire circumference of the
variable level of treatment (P1, P2, P3) results are not significantly different from each other but all
three significantly different from that of the untreated (P0) ddengan highest yield is in P3 which is
17.27 cm. from these results it can be concluded that treatment of the bottom leaf pruning can
increase the production of sweet corn.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemangkasan daun bagian bawah
terhadap peningkatan produksi tanaman jagung manis. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak
lengkap (RAL) dengan 4 Perlakuan dan diulang 5 kali. Pemangkasan dilakukan pada umur 50 hari
sesudah tanam. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Pemangkasan memberikan pengaruh
nyata pada meningkatnya bobot tongkol dimana angka tertinggi pada pemangkasan 3 helai daun
bagian bawah (P3) seberat 333,04 g. Pada variabel panjang tongkol, pemangkasan 3 helai (P3)
memberikan hasil yang paling tinggi yakni 21,25 cm sedangkan perlakuan pemangkasan 1 helai (P1)
dan 2 helai (P2) menunjukkan hasil tidak saling berbeda nyata tetapi berbeda nyata dengan tanpa
perlakuan (P0). Sedangkan pada variabel lingkar tongkol seluruh taraf perlakuan (P1, P2, P3)
memberikan hasil tidak saling berbeda nyata tetapi ketiganya berbeda nyata dengan tanpa perlakuan
(P0) ddengan hasil tertinggi adalah pada P3 yakni 17,27 cm. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa perlakuan pemangkasan daun bagian bawah dapat meningkatkan produksi
jagung manis.

Kata Kunci: Pemangkasan, Produksi, Daun Bagian bawah, Jagung manis

PENDAHULUAN dibudidayakan oleh petani jagung termasuk di


Sulawesi Utara, dimana potensi hasilnya dapat
Latar Belakang mencapai 14 – 18 ton/ha. Kondisi yang terjadi
di tingkat petani belum mampu mencapai
Jagung manis (Zea mays var. produktivitas yang diharapkan. Rendahnya
saccharata Sturt) adalah salah satu pangan produktivitas jagung ini disebabkan antara lain
alternatif pengganti nasi yang sangat di gemari oleh: faktor eksternal seperti Penggunaan benih
masyarakat. Jenis jagung ini telah banyak yang tidak terseleksi dengan baik, penyiapan

65
Pengaruh Pemangkasan Daun……....................(Augus Sumajow, Johannes Rogi, Selvie Tumbelaka)

lahan yang kurang optimal, jarak tanam yang bulan I, 150 – 310 mm pada bulan II dan III
tidak teratur, aplikasi pemupukan kurang tepat, serta 100 – 295 mm pada bulan IV. Suhu
hama penyakit dan gulma tidak dikendalikan optimum untuk perkecambahan jagung berkisar
dengan baik, (Runtunuwu, 1990). Dan faktor antara 18 – 21 °C. Suhu optimum untuk
internal seperti distribusi asimilat yang pertumbuhan vegetatif siang hari adalah 30 – 35
terhambat oleh sifat parasit organ tanaman itu °C dan pada malam hari adalah 25 °C. Pada
sendiri. suhu 40 – 44 °C embrio jagung akan rusak dan
Untuk memperoleh pertumbuhan dan mati (Syarif, 1991). Selanjutnya Djaenuddin
produksi yang diharapkan, perlu di lakukan dkk (2003) mengemukakan bahwa tanaman
upaya agar jumlah radiasi yang diterima jagung dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah
tanaman maksimal. Salah satu cara yang dapat namun yang paling baik adalah pada tanah
dilakukan adalah memodifikasi tanaman. dengan aerasi dan drainase yang baik,
Jagung adalah tanaman tipe C - 4 yang sangat bertekstur halus atau agak halus, memiliki
membutuhkan penyinaran dengan intensitas kedalaman efektif 25 - >60 cm, salinitas antara
cukup tinggi. Tanaman jagung juga dikenal 2,5 – 5,9 ds/m, pH optimum 5,8 – 7,8 dengan
efisien dalam penggunaan radiasi. Radiasi kejenuhan basa 35->50% serta memiliki bahan
Matahari merupakan bahan baku esensial untuk organik cukup.
pertumbuhan dan produksi tanaman. Besaran Selama periode pertumbuhan, tanaman
radiasi total harian yang diterima oleh per- jagung memerlukan radiasi yang cukup.
mukaan bumi berkisar antara 4,0 – 30,0 Tanaman jagung tergolong tanaman C4 yang
MJ/m²/h. Nilai rataan didaerah tropis adalah 15 sangat efisien dalam pemanfaatan cahaya.
MJ/m²/h. Pada musim kemarau total radiasi Jumlah cahaya yang diterima selama fase
dapat mencapai 20 – 25 MJ/m²/h sedangkan berbunga merupakan faktor yang penting untuk
untuk musim penghujan adalah 5 -10 MJ/m²/h. penentuan jumlah biji (Paruntu dan Palenewen,
Itulah jumlah energi yang tersedia bagi proses 1990).
fotosintesis tanaman, (Paruntu, 1992). Seperti tanaman jagung pada umumnya,
Modifikasi tanaman dapat dilakukan pertumbuhan jagung manis di bagi atas 3 fase
dengan cara pemangkasan daun untuk utama yaitu: vegetatif, generatif dan penuaan.
memaksimalkan masuknya cahaya matahari ke Stadia pertumbuhan sebelum keluar bunga
dalam area pertanaman serta memperkecil betina (silking) dapat diidentifikasi dengan
selisih antara produksi asimilat dan peng- menghitung jumlah daun yang telah membuka
gunaannya oleh daun. Teknik pemangkasan sempurna, benih jagung yang di tanam pada
sangat baik diterapkan pada jagung manis tanah lembab dan panas akan muncul 4 - 5 hari
karena dengan pemangkasan daun bagian setelah tanam dan pada kondisi terlalu dingin
bawah dapat mengurangi jumlah daun yang bisa beragam dari 4 – 15 hari. Sedangkan stadia
tidak efektif menerima cahaya sehingga pertumbuhan setelah silking dapat diidentifikasi
diharapkan akan meningkatkan produksi. Selain melalui perkembangan biji.
itu limbah daun hasil pemangkasan dapat
dimanfaatkan untuk pakan ternak serta Jenis dan Klasifikasi Jagung
memudahkan dalam melakukan pengendalian Berdasarkan tujuan penggunaan atau
gulma. pemanfaatannya, komoditas jagung di Indonesia
dibedakan atas jagung untuk bahan pangan,
Lingkungan Tumbuh dan Fase jagung untuk bahan industri pakan, jagung
Pertumbuhan Tanaman Jagung untuk bahan industri olahan, dan jagung untuk
Di Indonesia, Tanaman jagung dapat bahan tanaman atau disebut benih. Masing-
ditumbuhkan pada dataran rendah sampai masing jenis bahan tersebut memiliki nilai
pegunungan yang ketingginannya mencapai ekonomi yang berarti. Sebagai salah satu bahan
1500 m dpl. Ketinggian optimum untuk pangan, dapat dikonsumsi langsung maupun
pertumbuhan jagung adalah 0 – 600 m dpl, perlu pengolahan seperti jagung rebus, bakar,
merupakan daerah terbuka, dengan curah hujan maupun dimasak menjadi nasi. Sebagai bahan
optimal adalah 100-200 mm/bulan (Fisher and pakan ternak, biji pipilan kering digunakan
Palmer, 1992) atau 500 – 1200 mm/masa untuk pakan ternak bukan ruminan seperti
tumbuh yang terbagi atas: 100 – 295 mm pada ayam, itik, puyuh, dan babi, sedangkan seluruh

66
ASE – Volume 12 Nomor 1A, Maret 2016: 65 - 72

bagian tanaman (brangkasan) jagung atau menurunkan hasil tanaman, karena kompetisi
limbah jagung, baik yang berupa tanaman antar bagian tanaman untuk memperoleh
jagung muda maupun jeraminya dimanfaatkan asimilat cukup tinggi. Pembagian asimilat
untuk pakan ternak ruminansia. Selain itu, biasanya di berikan ke daerah pemanfaatan
jagung juga berpotensi sebagai bahan baku dekat sumber, misalnya daun-daun sebelah atas
industri makanan, kimia farmasi dan industri pada dasarnya mengekspor ke puncak batang,
lainnya yang mempunyai nilai tinggi, seperti daun-daun sebelah bawah ke akar dan daun
tepung jagung, gritz jagung, minyak jagung, bagian tengah ke keduanya (Gardner, dkk,
dextrin, gula, etanol, asam organik, dan bahan 1985).
kimia lain. Disamping itu, bahan tanaman Menurut Allison dan Watson (1966),
jagung yang umum disebut benih, merupakan pemangkasan daun jagung dapat meningkatkan
bagian terpenting dalam suatu proses produksi efisiensi daun-daun yang tertinggal. Pada
jagung itu sendiri. tanaman serealia selama fase pengisian biji
Plasma nutfah tanaman jagung yang tumbuh di yang cepat, penghilangan beberapa daun akan
dunia mempunyai banyak jenis. Para ahli botani meningkatkan laju fotosintesis daun-daun sisa
dan pertanian mengklasifikasikan tanaman apabila intensitas cahaya tinggi, Dan daun
jagung berdasarkan sifat endosperma (kernel) paling dekat dengan tongkol adalah yang
Berdasarkan penampilan dan tekstur memiliki peran paling aktif pada saat pengisian
biji (kernel), jagung diklasifikasikan ke dalam biji. Pemangkasan sebagian daun jagung saat
7 tipe yaitu: flint corn, dent corn, sweet corn, masak susu (milking stage) meningkatkan hasil
pop corn, floury corn, waxy corn dan pod 3,5% (Hanway, 1969).
corn. Dari ketujuh jagung tersebut, jagung Hasil penelitian dari Kadekoh (2002)
mutiara (flint corn) dan semi gigi kuda (dent menyatakan bahwa pemangkasan jagung pada
corn), serta jagung manis (sweet corn) yang umur 21 hari setelah tasseling menghasilkan biji
banyak dibudidayakan di Indonesia. lebih banyak dan berbeda lebih besar di
Jagung manis atau sweet corn adalah bandingkan dengan pemangkasan 7 – 14 hari
salah satu jenis jagung yang semakin populer setelah tasseling. Sedangkan menurut Hosang
dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih (1991) pemangkasan 2 helai diatas tongkol
manis, aroma lebih harum serta kandungan gizi pada umur 18 hari setelah keluar bunga betina
yang lebih tinggi dibandingkan jagung biasa pada varietas kalingga menaikkan hasil biji
(Tim penulis PS, 2001). kering di bandingkan dengan tanpa
pemangkasan.
Pemangkasan dan Pembagian Asimilat Penelitian tentang pengaruh pemang-
Pemangkasan dapat diartikan sebagai kasan beserta kombinasinya terhadap per-
membuang atau memotong bagian tertentu dari tumbuhan, perkembangan dan produktivitas
suatu tanaman. Salah satu tujuan pemangkasan tanaman telah banyak dilakukan, akan tetapi
adalah untuk meningkatkan produktivitas. belum banyak informasi yang tersedia tentang
Tanaman jagung yang diusahakan saat ini bagaimana jika pemangkasan dilakukan
umumnya memiliki tipe kanopi yang relatif terhadap daun jagung yang ada di bagian bawah
horizontal terutama pada bagian tengah sampai atau yang lebih dekat dengan permukaan tanah.
ujung lembaran daun. Morfologi yang demikian Berdasarkan pertimbangan inilah maka
akan menyebabkan saling menaungi (mutual di anggap perlu dilakukan penelitian tentang
shading) antar individu tanaman jika ditanam pengaruh pemangkasan daun bagian bawah
pada populasi yang tinggi dengan jarak tanam terhadap produksi tanaman jagung manis.
yang rapat, sehingga daun-daun bagian bawah
menerima cahaya dengan jumlah yang sangat Rumusan Masalah
rendah. Akibatnya laju fotosintesis daun Dari uraian yang menjadi latar
tersebut menjadi lebih rendah dibandingkan laju belakang, maka dapat dirumuskan masalah
respirasi. Menurut Brown (1988), daun bahwa produksi jagung manis masih rendah
demikian di sebut parasit karena tidak dapat sehingga perlu di tingkatkan. Upaya peni-
bertindak sebagai sumber (source) tetapi lebih ngkatan produksi dapat dilakukan dengan
berfungsi sebagai pengguna (sink). Jika jumlah berbagai cara diantaranya dengan memodifikasi
daun parasit cukup banyak maka dapat tanaman lewat pemangkasan. Berdasarkan

67
Pengaruh Pemangkasan Daun……....................(Augus Sumajow, Johannes Rogi, Selvie Tumbelaka)

pemikiran inilah maka rumusan masalah yang Prosedur Kerja


akan di kemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pemilihan varietas jagung manis hibrida yakni
Apakah pemangkasan daun bagian bawah pada menggunakan varietas Bonanza F1.
jagung manis dapat meningkatkan produksi? 2. Penyiapan lahan dan pengolahan tanah,
dilakukan dengan menggunakan traktor roda
Tujuan 4 dengan cara pembajakan 1 (satu) kali dan di
Adapun yang menjadi tujuan penelitian lakukan penyisiran sebanyak 2 (dua) kali.
ini adalah untuk mengetahui pengaruh Selanjutnya di lakukan pembuatan petak
pemangkasan daun bagian bawah terhadap percobaan. Dengan ukuran 6 meter X 1,75
peningkatan produksi tanaman jagung manis. meter, dengan jarak antar petak 1 meter.
3. Benih ditanam dengan jarak tanam 70 X 25
Manfaat Penelitian cm, dengan kedalaman ± 3-5 cm. Penanaman
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk dilakukan tanggal 11 November 2011
memberikan informasi mengenai pengaruh 4. Pemupukan dilakukan sesuai anjuran
pemangkasan daun bagian bawah terhadap pemupukan untuk jagung dengan aplikasi
pemupukan sebanyak 3 kali yakni pemupukan
peningkatan produksi tanaman jagung manis.
dasar dilakukan saat penanaman yakni Urea
100 kg/ha, NPK 50 kg/ha. Pemupukan
susulan I dilakukan saat penyiangan I dan
METODOLOGI PENELITIAN pemupukan susulan II dilakukan saat
penyiangan II dengan dosis yang sama.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa 5. Penyulaman dilakukan pada saat umur 7 hari
Lopana Kecamatan Amurang Timur dengan sesudah tanam.
waktu pelaksanaan selama 3 bulan (Oktober 6. Pemangkasan dilakukan secara serentak pada
2011 s/d Januari 2012) mulai dari persiapan umur 50 hari sesudah tanam atau setelah daun
sampai panen dan pengambilan data pada terakhir terbentuk sempurna, sesuai dengan
setiap variabel yang di amati. Penanaman perlakuan.
dilakukan pada 11 November 2011. 7. Panen dilakukan pada umur 65 hari sesudah
tanam.
Bahan Dan Alat Pengambilan Data
Bahan yang digunakan: benih jagung Pengambilam data dilakukan pada saat panen
manis hibrida varietas Bonanza F1, Pupuk dengan mengambil 50% jumlah tanaman sampel
Urea, NPK, Pestisida Furadan 4G. diluar tanaman pinggir pada masing-masing blok
seluruh klobot pada tongkol sampel dikupas
Alat-alat yang digunakan: Traktor,
sehingga yang tertinggal hanyalah tongkol dan
cangkul, sekop, meteran, tali, timbangan biji jagung. Selanjutnya dilakukan pengukuran
analitik, Timbangan biasa, label, tugal, untuk setiap variabel yakni bobot tongkol
gunting, pisau, bamboo, ember, plastik dan menggunakan timbangan dan untuk panjang dan
alat tulis menulis, Kamera. lingkar tongkol diukur menggunakan meteran.
Metode Penelitian Analisis Data
Penelitian ini di lakukan dalam bentuk Data yang diperoleh pada setiap
percobaan penanaman jagung di lapangan sampai variable di analisa menggunakan analisis sidik
panen, menggunakan Rancangan Acak Lengkap ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata
dengan 4 Perlakuan yaitu: terkecil (BNT).
1. Tanpa Pemangkasan (0%) sebagai kontrol,
(P0)
2. Pemangkasan 1 Helai daun bagian bawah HASIL DAN PEMBAHASAN
(P1)
3. Pemangkasan 2 Helai daun bagian bawah Lingkar Tongkol Jagung Manis
(P2) Lingkar tongkol jagung manis
4. Pemangkasan 3 Helai daun bagian bawah dipengaruhi oleh pemangkasan daun. Hal ini
(P3) terlihat pada hasil sidik ragam. Hasil uji beda
dengan pengulangan sebanyak 5 kali sehingga di rata-rata (BNT 5%) tertera pada Tabel 1.
peroleh 20 satuan percobaan.

68
ASE – Volume 12 Nomor 1A, Maret 2016: 65 - 72

Lingkar tongkol jagung manis terbesar Tabel 2. Pengaruh Pemangkasan Daun


diperoleh pada perlakuan pemangkasan 3 Terhadap Panjang Tongkol Jagung
helai daun bagian bawah (P3) yang tidak Manis
berbeda nyata dengan perlakuan Perlakuan Rata-rata
pemangkasan 2 helai daun (P2) dan 1 helai Panjang
Tongkol Jagung
daun (P1), tetapi berbeda nyata dengan tanpa
Manis (cm)
pemangkasan (Tabel 1).
Po = Tanpa Pemangkasan 19,62 a
Tabel 1. Pengaruh Pemangkasan Daun P1 = Pemangkasan 1 Helai 20,43 b
Terhadap Lingkar Tongkol Jagung Daun Bagian
Manis (cm) Bawah
Perlakuan Rata-rata P2 = Pemangkasan 2 Helai 20,51 b
Lingkar Daun Bagian
Tongkol Bawah
Jagung Manis P3 = Pemangkasan 3 Helai 21,25 c
(cm) Daun Bagian
Po = Tanpa Pemangkasan 16,14 a Bawah
BNT 5% 0,70
P1 = Pemangkasan 1 16,86 b
Helai Daun Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf
Bagian Bawah yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%.
P2 = Pemangkasan 2 17,07 b
Helai Daun
Bagian Bawah Bobot Tongkol Jagung Manis
Hasil sidik ragam diperoleh bahwa
P3 = Pemangkasan 3 17,27 b bobot tongkol jagung manis dipengaruhi oleh
Helai Daun pemangkasan daun. Hasil uji beda rata-rata
Bagian Bawah (BNT 5%) disajikan pada Tabel 3.
BNT 5% 0,51 Pemangkasan 3 helai daun bagian
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf bawah memberikan bobot tongkol paling
yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji tertinggi yang berbeda nyata dengan
BNT 5%. pemangkasan 2 helai daun bagian bawah (P2),
pemangkasan 1 helai daun (P1) dan tanpa
Panjang Tongkol Jagung Manis pemangkasan daun (Po). Pemangkasan 1 helai
Hasil sidik ragam menunjukkan daun bagian bawah dan pemangkasan 2 helai
bahwa panjang tongkol jagung manis tidak berbeda terhadap berat tongkol jagung
dipengaruhi oleh pemangkasan daun. Hasil Manis. Perlakuan tanpa pemangkasan daun
uji beda rata-rata (BNT 5%) pada Tabel 2. memberikan tongkol paling ringan yang
Pemangkasan 3 helai daun bagian berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (Tabel
bawah memberikan tongkol terpanjang yang 3). Tujuan pemangkasan secara umum adalah
berbeda nyata dengan pemangkasan 2 helai untuk mengendalikan ukuran, mengatur
daun bagian bawah (P2) dan pemangkasan 1 keragaan tanaman serta mening-katkan
helai daun (P1) dan tanpa pemangkasan daun produksi dan mutu tanaman (Harjadi, 1989).
(Po). Pemangkasan 1 helai daun bagian Pemangkasan daun yang dilakukan pada
bawah dan pemangkasan 2 helai tidak umur 50 hari setelah tanam, menurut
berbeda terhadap panjang tongkol jagung McWilliams dkk. 1999 dalam Surbekti,
Syafruddin, Effendi, dan Sunarti (2012), pada
mnais. Tongkol terpendek pada perlakuan
umur tanaman tersebut tanaman jagung
tanpa pemangkasan daun yang berbeda nyata
memasuki fase V11- Vn (jumlah daun terbuka
dengan perlakuan pemangkasan lainnya sempurna 11 sampai daun terakhir 15-18). Fase
(Tabel 2). ini berlangsung pada saat tanaman berumur
antara 33 - 50 hari setelah berkecambah.

69
Pengaruh Pemangkasan Daun……....................(Augus Sumajow, Johannes Rogi, Selvie Tumbelaka)

Tabel 3. Pengaruh Pemangkasan Terhadap satu indikator keberhasilan dalam menunjukkan


bobot Tongkol Jagung Manis (g) potensi produksinya.
Perlakuan Rata-rata Berat Pemangkasan daun pada umur 50 hari
Tongkol Jagung setelah tanam jagung manis merupakan waktu
Manis (g) yang tepat agar distribusi asimilat dapat lebih
Po = Tanpa Pemangkasan 235,84 a terkonsentrasi ke bagian tongkol, dan tidak lagi
P1 = Pemangkasan 1 278,48 b terbagi ke organ-organ lain. Hal ini diduga pada
Helai Daun umur tanamn 50 hari setelah tanam daun-daun
Bagian Bawah yang berada di bawah tongkol dianggap tidak lagi
P2 = Pemangkasan 2 287,72 b optimal dalam melakukan aktivitas fotosintesis
Helai Daun sehingga perlu dilakukan pema-ngkasan.
Bagian Bawah Pemangkasan pada 50 hari setelah tanam jagung
P3 = Pemangkasan 3 333,04 c manis dianggap sangat tepat karena pertumbuhan
Helai Daun vegetatif telah berkurang dan distribusi asimilat
Bagian Bawah digunakan untuk perkembangan tongkol jagung
BNT 5% 33,54 manis. Perlakuan tanpa pemangkasan menyebab-
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf kan terjadinya persaingan daun dengan organ
yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji lainnya dalam menggunakan asimilat, sedangkan
BNT 5%. aktivitasnya dalam melakukan fotosintesis tidak
optimal lagi sehingga daun tersebut cenderung
Pada fase ini tanaman tumbuh dengan bersifat parasit.
cepat dan akumulasi bahan kering meningkat Pemangkasan daun bagian bawah guna
dengan cepat pula. Kebutuhan hara dan air relatif efisiensi penggunaan cahaya matahari menye-
sangat tinggi untuk mendukung laju pertumbuhan babkan hasil tanaman (lingkar tongkol, panjang
tanaman. Selanjutnya dikemukakan bahwa pada tongkol, dan berat tongkol) meningkat
fase ini, kekeringan dan kekurangan hara sangat dibandingkan dengan tanpa pemangkasan.
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan (Gambar 1, 2, dan 3).
perkembangan tongkol, dan bahkan akan
menurunkan jumlah biji dalam satu tongkol 17,4
karena mengecilnya tongkol, yang akibatnya 17,2
menurunkan hasil. Kekeringan pada fase ini juga 17
akan mem-perlambat munculnya bunga betina 16,8
(silking). Setelah fase V11 – Vn, tanaman jagung
16,6 Rata-rata
memasuki fase Tasseling (berbunga jantan). Fase
16,4 Lingkar
tasseling biasanya berkisar antara 45-52 hari, Tongkol
ditandai oleh adanya cabang terakhir dari bunga 16,2 Jagung Manis
jantan sebelum kemunculan bunga betina 16 (cm)

(silk/rambut tongkol). Tahap VT dimulai 2-3 hari 15,8


sebelum rambut tongkol muncul, di mana pada 15,6
periode ini tinggi tanaman hampir mencapai 15,4
maksimum dan mulai menyebarkan serbuk sari P0 P1 P2 P3
(pollen). Pada fase ini dihasilkan biomas
Gambar 1. Grafik Lingkar Tongkol Jagung
maksimum dari bagian vegetatif tanaman, yaitu
sekitar 50% dari total bobot kering tanaman, Manis
penyerapan N, P, dan K oleh tanaman masing- 22
masing 60-70%, 50%, dan 80-90%. Pada 21
Rata-rata
penelitian ini tanaman jagung manis yang diberi
20 Panjang
pupuk sesuai dosis rekomendasi sehingga pada Tongkol
umur 50 hari tanaman dilakukan pemang-kasan 19 Jagung Manis
(cm)
tanaman tidak kekurangan hara. Menurut Sutejo 18
(1995), tanaman membutuhkan unsur hara untuk P0 P1 P2 P3
pertumbuhan, perkembangan dan produksinya
dalam jumlah yang optimal. Kemampuan Gambar 2. Grafik Panjang Tongkol Jagung
tanaman untuk tumbuh dan berkembang secara Manis
optimal saat pertumbuhan vegetatif menjadi salah

70
ASE – Volume 12 Nomor 1A, Maret 2016: 65 - 72

400 embrio dan Endosperm. Pertumbuhan vegetatif


Rata-rata
tanaman jagung sangat mendukung pertumbuhan
200 Berat generatifnya, karena asimilat yang dihasilkan
Tongkol selama fase vegetatif akan disimpan dibagian
Jagung organ tanaman yang lain sebelum organ gene-
0 Manis (g) ratifnya berkembang. Semakin banyak asimilat
P0 P1 P2 P3
yang disimpan maka diharapkan semakin banyak
pula asimilat itu ditransfer ke bagian tanaman
Gambar 3. Grafik bobot Tongkol Jagung Manis yang membutuhkan pada waktu pertumbuhan
generatif. Pada umur 50 hari setelah tanam daun
Pemangkasan daun bagian bawah, bagian bawah sudah berubah fungsi dari produsen
memberikan kondicsi lingkungan yang baik untuk asimilat menjadi konsumen asimilat. Dengan
pertumbuhan tanaman jagung manis. Kondisi pemangkasan maka daun tersebut tidak lagi
lingkungan tersebut menyangkut efisiensi mengambil hasil fotosintesis sehingga hasil
pemanfaatan radiasi matahari, sehingga hasil fotosintesis tersebut dapat lebih dioptimalkan ke
fotosintesis lebih meningkat dan distribusi ke pengisian tongkol. Peaslee dalam Gardner dkk.,
bagian tongkol juga lebih besar pada akhirnya (1991), mengukur laju fotosintesis pada tanaman
meningkatkan lingkar, panjang, dan bobot jagung dimana laju fotosintesis yang rendah pada
tongkol. daun-daun yang lebih bawah. Laju fotosintesis
Gambar 1, 2, dan 3 dapat dijelaskan yang rendah ini dihubungkan dengan adanya
bahwa semakin besar lingkar tongkol dan semakin kandungan kalium, fosfor, magnesium dan
panjang tongkol meningkatkan berat tongkol nitrogen. Tampaknya apabila nutrien ini dalam
jagung manis. Hal ini disebabkan karena biji-biji persediaan terbatas, nutrien ini ditranslokasikan
yang berada dalam satu tongkol juga berkompetisi dari daun tua ke daun yang lebih muda yang
dalam menggunakan asimilat. Pertumbuhan menyebabkan makin cepatnya proses penuaan
lingkar tongkol dan panjang tongkol juga sangat pada daun-daun sebelah bawah. Bustamam (2004)
tergantung pada suplai hara. Kebutuhan hara mengemukakan bahwa 25% daun pada bagian
untuk pembentukan tongkol yang cukup tersedia, atas memainkan peran penting dalam Pem-
menyebabkan pertumbuhan tongkol akan bentukan tongkol dan pengisian biji.
mencapai pertumbuhan optimal. Dwidjoseputra
(1980), menyatakan bahwa asimilasi yang
diproduksi oleh daun akan didistribusikan ke KESIMPULAN DAN SARAN
seluruh bagian tanaman yang membutuhkannya.
Tanaman jagung manis yang tidak Kesimpulan
dipangkas daunnya, memiliki lingkar tongkol,
Dari Penelitian ini dapat disimpulkan
panjang tongkol, jumlah baris biji, jumlah butir bahwa pemangkasan daun bagian bawah
per baris, dan bobot tongkol lebih rendah memberikan pengaruh terhadap produksi jagung
dibandingkan dengan tanaman jagung manis yang manis dimana Pemangkasan daun memberikan
mengalami pemangkasan daun bagian bawah. berpengaruh pada lingkar tongkol, panjang
Hal ini diduga karena fotosintat yang dihasilkan tongkol, bobot tongkol, jumlah baris bii per
pada waktu fase vegetatif, selain digunakan untuk tongkol, dan jumlah biji per baris sehingga secara
perkembangan biji juga digunakan untuk organ keseluruhan meningkatkan produksi jagung
tanaman yang tidak dipangkas, sehingga terjadi manis.
kompetisi di dalam tubuh tanaman itu sendiri.
Saran
Jumlah baris biji per tongkol dan jumlah biji per Perlu dilakukan penelitian pe-ngaruh
baris paling rendah pada tanaman jagung manis pemangkasan daun dengan kombinasi dan waktu
yang tidak dilakukan pemangkasan. Menurut pemupukan pada tanaman jagung manis.
Harjadi (1980) bahwa laju asmilasi pada daun tua
dan daun yang terdapat di bagian bawah adalah
lebih rendah dibandingkan dengan daun muda
DAFTAR PUSTAKA
atau daun yang di bagian atas dari tanaman jagung
manis.
Allison J.G.S., and D.J. Watson. 1966. The
Jones dan Simmons (1983), bahwa
Production and Distribution of Dry
berkurangnya suplai asimilat yang terjadi sebelum
Matter in Maize After Flowering. Ann.
dan sampai awal perkembangan biji jagung
Bot. 30:365-381.
menyebabkan terganggunya pembesaran sel

71
Pengaruh Pemangkasan Daun……....................(Augus Sumajow, Johannes Rogi, Selvie Tumbelaka)

Brown, R.H., 1988. Growth of The Green Plant. Hosang, E. 1991. Pengaruh Waktu
P. 153-174. In M.B. Tesar (ed.) Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan
Physiological Basis of Crop Growth and dan Hasil Jagung (Zea mays. L),
Development. ASA,CSSA, Madison, WI Varietas Kalingga. Skripsi Sarjana
Bustamam, T. 2004. Pengaruh Posisi Daun Pertanian. Fakultas Pertanian
Jagung Pada Batang Terhadap Pengisian Universitas Nusa Cendana Kupang.
dan Mutu Benih (Effects of Corn Leaf Jumin, H. B. 2010. Dasar-dasar Agronomi.
Position on The Stem on Seed Filling and Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT.
Seed Quality). Stigma Volume XII No.2, Raja Grafindo Persada Jakarta.
April –Juni 2004 Paruntu, J., 1992. Produksi Tanaman dan
Djaenudin dkk., 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Beberapa Teknologi Alternatif.
Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Edisi Disampaikan dalam seminar Alumni
Pertama. Balai Penelitian Tanah, dalam rangka Dies Natalis Fakultas
Puslitbagtanak. Badan Penelitian dan Pertanian Unsrat ke 32. Manado.
Pengembangan Pertanian Bogor. Paruntu, J. dan J.L. Pelenewen, 1990. Analisis
Dwijoseputro. D.1980. Pengantar Fisiologi
Tumbuh dan Efisiensi Penggunaan
Tumbuhan. PT. Gra-media, Jakarta.
Radiasi Pada Tanaman Jagung. Fakultas
Fisher, K.S. dan A.F.E. Palmer, 1992. Jagung
Tropik. Terjemahan Tohari dan Pertanian Unsrat Manado.
Soedharoedjian. Gadjah Mada University Runtunuwu, D.S., 1990, Tumpangsari Jagung
Press. dan Kedelai di bawah Naungan Kelapa
Fitter, A.H and R.K.M. Hay. l99l. Fisiologi Tua. Tesis Magister. KPK IPB-
Lingkungan Tanaman, Diterjemahkan UNSRAT. Manado.
oleh Sri Andani dan E.D. Purbayanti. Salisbury, F.B. dan C.W. Ross, 1995. Fisiologi
Editor B.Sri Gandono. Gadjah Mada Tumbuhan , Jilid 3. Penerbit ITB.
University Press. Yogyakarta. Bandung. 343 hal.
Gardner, et all., 1985. Physiology of Corp Plants. Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis
Iowa State University Press. Ames. IA. Pertumbuhan Tanaman. GMU Press.
Gardner.,F.P.,R.B. Pierce dan R.L. Mitchell. 412 hal.
1991. Fisiologi Tanaman Budidaya, Sutejo, M.M. 1995. Pupuk dan Cara
Terjemahan Herawati Susilo. Universitas Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Indonesia. Jakarta. 428 hal. Surbekti, N.A., Syafruddin, R. Effendi, S.
Goldsworthy, P.R., and N.M Fisher. 1992. The Sunarti,. 2012. Morfologi Tana-man
Physiology Of Tropical Field Crops dan Fase Pertumbuhan Jagung.Balai
(Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik, Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
Terjemahan Tohari). Penerbit Gadjah http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id
Mada University Press, Yogyakarta. /ind/images/stories/empat.pdf. Diakses
penerbit Universitas Indonesia, Jakar-ta. tgl 12 November 2014.
428 hal.
Surbakti M. F., S. Ginting, dan J. Ginting, 2013.
Hanway, J.J. 1971. How A Corn Plant Develops.
Spesial Report No. 48. Iowa State
Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea
University of Science and Technology mays L.) Var. Pioneer-12 Dengan
Cooperative Extension Services, Ames, Pemangkasan Daun Dan Pemberian
Iowa. Pupuk NPKMg. Jurnal Online
Harjadi, S.S. 1980. Pengantar Agronomi. PT. Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni
Gramedia, Jakarta. 2013 ISSN No. 2337-6597.
Hidema J, Makino A, Kurita Y, Mae T, and
Ohjima K. 1992. Changes in the level of
chlorophyll and light-harvesting
chlorophyl a/b protein of PS II in rice
leaves agent under different irradiances
from full expansion through senescense.
Plant Cell Physiol 33:1209-1214.

72

Anda mungkin juga menyukai