Anda di halaman 1dari 6

Petrokima

1. Unit pengolahan minyak bumi pertamina


a. Refinery Unit I (Pangkalan Brandan)
Berlokasi di Pangkalan Brandan-Sumatra Utara dengan kapasitas produksi
sebesar 5.000 barrel/hari. Kilang ini merupakan tonggak sejarah ekspor minyak
Indonesia. Namun, pada January 2007 Refinery Unit I Pangkalan Brandan resmi ditutup
dan bergabung dengan Refinery Unit II Dumai pada tahun 2010.
b. Refinery Unit II (Dumai)
Dioperasikan sejak tahun 1971 refinery unit II berada diaerah Dumai – Sungai
Pakning, produk yang dihasilkan berupa Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan
Bakar Minyak (NBBM) yangctelah didistribusikan ke berbagai plosok tanah air dan
macanegara.
- Produk BBM dan BBK
1. Aviantion Turbine Fuel
2. Minyak Bakar
3. Minyak Diesel
4. Minyak Solar
5. Minyak Tanah
- Non BBM
1. Solvent
2. Green Coke
3. Liquid Petroleum Gas (LPG)
Produksi yang dilakukan oleh refinery Dumai adalah sebesar 170 ribu barel per hari
(bph). Produk yang paling banyak dihasilkan oleh refinery Dumai adalah diesel sebanyak
80%.
c. Refinery Unit III (Plaju)
Refinery unit III yang terletak di Plaju merupakan salah satu dari 6 refinery unit
pertamina dengan kegiatan utamanya adalah mengolah minyak mentah (crude oil) dan
intermediate product (Alkylfeed, HSDC, slop oil, LOMC, Long residue, Raw PP)
menjadi produk jadi, diantaranya BBM (Premium, Kerosene, Solar &Fuel Oil), NBBM
(LPG, Musicool, HAP, LAWS, SBPX, LSWR), BBK (Avtur, Pertalite, Pertamax,
Pertamax Racing) dan produk lainnya seperti LSFO dan Polypropylene (Polytam).
Gambar 1. Kapasitas refinery unit III Plaju
Sumber: www.pertamina.com

d. Refinery Unit IV (Cilacap)


Refinary unit IV yang berlokasi di Cilacap merupakan unit pengolahan yang
memiliki kapasitas produksi paling besar di tanah air yaitu 348.000 bareel/hari dan
memiliki fasilitas terlengkap. Refinery di Cilacap memasok 34% kebutuhan BBM
nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa.
Refinery ini merupakan satu-satunya refinery di tanah air yang memproduksi
aspal dan base oil untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur di tanah air. Refinery ini
terdiri dari
a. Kilang Minyak I
Diabngun tahun 1974 dengan kapasitas 100.000 barrel/hari, kemudian untuk
memenuhi kebutuhan konsumen pada tahun 1998/1999 dilakukan peningkatan
kapasitas menjadi 118.000 barrel/hari. Kilang iniKilang ini dirancang untuk
memproses bahan baku minyak mentah dari Timur Tengah, dengan maksud selain
mendapatkan BBM sekaligus untuk mendapatkan produk NBM yaitu bahan dasar
minyak pelumas (lube oil base) dan aspal.
b. Kilang Minyak II
Dibangun tahu 1981 dan beroperasi 1983, untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam
negri dengan kapasitas awal 200.000 barrel/hari. Kemudian pada tahun 1998/1999
kapasitas ditingkatkan menjadi 230.000 barrel/hari. Kilang ini mengolah
minyak”cocktail” yaitu minyak campuran, baik dalam negri maupun di impor dari
luar negri.
c. Kilang Paraxylene
Dibangun tahun 1988 dan beroperasi 1990, produk yang dihasilkan berupa produk
NBM dan petrokimia.

Produk yang dihasilkan pada unit ini secara keseluruhan sebagai berikut,
a. Aspal
Aspal diproduksi oleh Kilang LOC I/II/III, dihasilkan oleh jenis Crude Oil jenis
Asphaltic berbentuk semisolid, bersifat Non Metalik, larut dalam CS2 (Carbon
Disulphide), mempunyai sifat waterproofing dan adhesive. Aspal PT PERTAMINA
(PERSERO) digunakan diberbagai proyek di Indonesia untuk:
 Pembuatan jalan dan landasan pesawat yang berfungsi sebagai perekat, bahan
pengisian dan bahan kedap air.
 Juga dapat digunakan sebagai pelindung/coating anti karat, isolasi listrik, kedap
suara atau penyekat suara dan getaran bila dipakai untuk lantai.
b. Lube Base Oil
Lube Base Oil adalah bahan baku pelumas atau disebut pelumas dasar, diproduksi
oleh MEK Dewaxing Unit (MDU) I, II, dan III di Kilang PT PERTAMINA
(PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap. Diproduksi dalam bentuk cair. Kegunaan
lube base oil adalah Sebagai bahan baku minyak pelumas berbagai jenis permesinan baik
berat maupun ringan. Selain itu lube base oil juga digunakan untuk bahan kosmetika.
c. Heavy Aromate
Heavy Aromate adalah produk sampingan dari Kilang PT PERTAMINA
(PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap yang diproduksi oleh unit Naptha Hydro
Treater. Heavy aromate yang diproduksi digunakan sebaga bahan solvent.
d. Low Sulphur Waxy Residue
Merupakan bottom produk yang diproduksi oleh Crude Destilasi Unit. Kegunaanya,
sebagai bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi berbagai produk BBM dan
NBM, disamping dapat dimanfaatkan sebagai pemanas di negara-negara bersuhu
dingin.
e. Minarex
untuk memenuhi kebutuhan proccessing oil pada industri barang karet, ban dan tinta
cetak. Minarex sebagai proccessing aid sangat penting perannya dalam pembuatan
komponen karet pada industri ban dan industri barang karet, yaitu:
 Memperbaiki proses penulakan dan pemekaran karet.
 Menurunkan kekentalan komponen karet.
f. Paraffinic Oil
Merupakan proccessing oil dari jenis Paraffinic dengan komposisi Paraffinic
Hydrocarbon, Nepthenic, dan sedikit Aromatic Hydrocarbon. Paraffinic oil pada
umumnya digunakan sebagai proccessing oil pada produk karet yang berwarna
terang yaitu sebagai:
 Bahan kimia pembantu pada industri penghasil barang karet seperti ban
kendaraan bermotor, tali kipas, suku cadang kendaraan.
 Proccessing oil dan extender untuk polymer karet alam dan karet sintesis
 Base oil untuk tinta cetak
g. Toluene
Toluene diproduksi dalam bentukcairan. Digunakan sebagai bahan baku TNT (Bahan
Peledak), solvent, pewarna, pembuat resin. Juga untuk bahan parfum, pembuat
plasticizer dan obat-obatan.

e. Refinery Unit V (Balikpapan)


Terletak di Balikpapan, refinery ini merupakan salah satu unit Bisnis Direktorat
Pengolahan Pertamina dimana produknya disalurkan ke Kawasan Indonesia bagian
Timur dan sebagian disalurkan ke Indonesia bagian barat serta diekspor. Produk yang
dihasilkan berupa produk-produk yang sesuai dengan Service Level Agreement (SLA)
yaitu meliputi Bahan Bakar Minyak/BBM (Premium, Kero, Solar, Pertadex & Pertamax),
Non Bahan Bakar Minyak/NBBM (Smooth Fluid 05), dan LPG. Seluruh produk yang
dihasilkan digunakan untuk memasok kebutuhan dalam negeri khususnya wilayah
Indonesia Bagian Timur. Refinery ini memasok hingga 26% total kebutuhan BBM di
seluruh Indonesia.
Refinery Unit V memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah 260 MBSD setara
25 %dari kapasitas intake nasional dan market share BBM 15,6 % skala nasional.
Kapasitas kilang RU V ditargetkan untuk dikembangkan menjadi 360 MBSD melalui
Program RDMP yang mentransformasi kilang Pertamina dalam empat aspek: Crude
Flexibility, Profitability,Energy Security, dan Product Quality.

Tabel 1. Kapasitas Unit V Balikpapan

No Fasilitas Jumlah Kapasitas

CDU 2 unit 260 MBSD

HVU 2 unit 106 MBSD

HCU 2 unit 55 MBSD

NHT 1 unit 20 MBSD

PLATFORMING 1 unit 20 MBSD

WAX PLANT 1 unit 150 ton/month

LPG PLANT 1 unit 250 ton/day

H2 PLANT 2 unit 68 MMSCFD

N2 PLANT 3 unit 645 NM3/H

f. Refinery VI (Balongan)
Bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (Crude Oil) menjadi produk-
produk BBM (Bahan Bakar Minyak), Non BBM dan Petrokimia. Bahan baku yang diolah
di Kilang RU VI Balongan adalah minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari
Propinsi Riau. Produk-produk unggulan yang dihasilkan seperti remium, Pertamax,
Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene (Minyak Tanah), LPG, Propylene,
Pertamina RU VI mempunyai kontribusi yang besar dalam menghasilkan pendapatan
baik bagi PT Pertamina maupun bagi negara. Kapasitas produksi dari refinery ini adalah
125.000 barrel/hari

g. Refinery Unit VII (Kasim)


Refinery unit Kasim dibagung dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan BBM
untuk daerah Papua dan sekitarnya, yang sebelumnya didatangkan dari Kilang BBM
Balikpapan Kalimantan Timur. Kilang BBM Kasim mengolah crude lokal produksi
daerah kepala burung Papua. Lokasi Kilang BBM ini dipilih disekitar area Petro China.
Kapasitas Kilang BBM Kasim mempunyai kapasitas 10.000 barrel / hari, dirancang untuk
mengolah Crude (minyak mentah) Walio (60%) dan Salawati (40%). Dari total produksi
BBM RU VII dapat memberi kontribusi sekitar 15 % dari total kebutuhan MALIRJA
(MALUKU & IRIAN JAYA).Produk-produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
a. Fuel Gas : 969 Barrel / Hari
b. Premium : 1.987 Barrel / Hari (Unleaded)
c. Kerosene : 1.831 Barrel / Hari
d. Ado (Solar) : 2.439 Barrel / Hari
e. Residue : 3390 Barrel / Hari

2. Industri Pengolahan Gas Bumi di Indoensia


a. VICO
VICO berdiri pada tahun 1972,juga merupakan perusahaan pengolahan minyak
terbesar di Indonesia VICO juga melakukan kegiatan dalam pengeboran gas bumi.
VICO adalah perusahaan pertama yang membawa LNG ke Indonesia. Minyak dan gas
yang saat ini dikelola oleh perusahaan ini dapat memproduksi beberapa aspek
diantaranya Badak, Mutiara, Semberah, Nilam Pemaguan, dan Lampake. VICO
termasuk penyumbang kontribusi produksi terbesar di Indonesia yaitu sebesar 14.400
BOPD.
b. Medco E&P Indonesia
Perusahaan Medco E&P Indonesia juga perusahaan yang bergerak disektor minyak
yang didirikan pada tanggal 14 Agustus 1968 di daerah sekitar delta Mahakam.
Perusahaan Medco E&P Indonesia adalh anak perusahanPT Medco Energi
Internasional,Tbk. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena menjalin
kerja sama kontrak dengan BP MIGAS. Perusahaan ini juga merupakan salah satu
perusahaan terbesar penyumbang kontribusi terbesar di Indonesia yaitu sekitar 55.100
BOPD.
c. Chevron Indonesia
Chevron Indonesia adalah perusahaan yang beroperasi di Indonesia yaitu di daerah
Blok East Kalimantan yang mengolah minyak dan gas di Indonesia. Perusahaan ini
dahulunya bernama Unocal Indonesia kemudian berganti nama menjadi Chevron
Indonesia pada tahun 2005. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari
perusaahaan Chevron IndAsia Business Unit. Perusahaan ini juga merupakan
perusahaan kontrak dan termasuk perusahaan terbesar penyumbang produsi yaitu
sekitar 18.200 BOPD.
d. CNOOC Indonesia
Merupakan anak perusahaan CNOOC yang berpusat di Tiongkok. CNOOC Indonesia
merupakan perusahan Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau yang dikenal dengan
(KKS) yang disetujui oleh BP MIGAS Indonesia agar dapa melaksanakan kegiatan
perminyakan dan gas indonesia,yang berdiri sejak tahun 1982. Terletak pada daerah
lepas pantai Jawa, perusahaan ini menyumbang produksi pada Indonesia sekitar 30.600
BOPD.
e. PHE ONWJ
PHE ONWJ adalah perusahan yang berdiri sejak tahun 1971, yang melakukan
pengolahan minyak dan gas bumi. Membentang dari kepulauan Seribu sampai area
utara Cirebon dengan luas 8.300 km 2. Perusahaan ini ikut mendukung Pertamina
sebagai perusahaan nasional kelas dunia dengan melakukan aktivitas untuk
mengoptimalisasi produksi minyak dan gas. Pada tahun 2016, target produksi PHE
ONWJ adalah 38.000 BOPD dan 165 MMSCFD.

REFERENSI
(Persero), P. (2020). PT Pertamina (Persero). [online] Pertamina.com. Available at:
https://www.pertamina.com/ [Accessed 20 Feb. 2020].
detikfinance. (2020). Pertamina Tutup Pangkalan Brandan. [online] Available at:
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-751409/pertamina-tutup-
pangkalan-brandan [Accessed 20 Feb. 2020]. 
Surya.com. 2019. 6 Kilang Minyak Pertamina Hasilkan 1 Juta Barel Per Hari,
Dijadikan BBM, Pelumas, dan Aspal. [online]. Available at:
https://surabaya.tribunnews.com/2019/07/30/6-kilang-minyak-pertamina-
hasilkan-1-juta-barel-per-hari-dijadikan-bbm-pelumas-dan-aspal
Wati, A Fitria., Erwan E Yulistia.., dan Azizah A. 2015. Industri Pengolahan Minyak
Bumi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai