Disusun oleh
3 November 2020
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBARiv
DAFTAR TABEL v
BAB 3 KESIMPULAN 28
3.1. Kesimpulan............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA 30
iv Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Zat Pewarna dan Panjang Gelombang Cahaya yang Dapat Disaringnya
..................................................................................................................................4
Tabel 2.2. Berbagai Jenis Film Polimer...................................................................4
Tabel 2.3. Kapasitas produksi PVC dari berbagai supplier di Indonesia................6
Tabel 2.4. Bahan baku blue dye layer dan sumbernya.............................................7
Tabel 2.5. Financial Appraisal Produk Anti Blue-Light..........................................8
Tabel 2.6. Contoh Formulasi hand cream..............................................................14
Tabel 2.7. Kapasitas produksi gliserin di Indonesia..............................................15
Tabel 2.8. Financial Appraisal Produk Hand Cream Anti-bakteri.......................17
Tabel 2.9. Kapasitas produksi PET dari beberapa supplier di Indonesia..............22
Tabel 2.10. Financial Appraisal produk Degradable Bubble Wrap.......................23
v Universitas Indonesia
BAB 1
PROJECT IDENTIFICATION
gram menjadi 5 – 10 gram per hari per individu. Pernyataan ini tentu menjadi
masalah yang bertolak belakang dengan usaha pengurangan penggunaan plastik
yang sedang digencarkan belakangan ini.
Kedua, pandemi mengakibatkan sekitar satu juta pekerja menjalankan work
from home (WFH) serta sekitar 45.5 juta siswa juga diharuskan melakukan
pembelajaran jarak jauh (PJJ) (Media Indonesia, 2020). Kedua hal ini
menyebabkan baik pekerja maupun siswa diharuskan bekerja di depan layar
perangkat elektronik setiap harinya. Menurut seorang dokter spesialis mata di
Siloam Hospital, menatap layar perangkat elektronik terlalu lama dapat
menimbulkan computer vision syndrome yang meliputi berbagai keluhan seperti
mata kering, mata merah, mata lelah, dan sebagainya.
Dari ketiga masalah yang telah dijabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pandemi COVID-19 juga berdampak pada aspek-aspek kecil dari kebiasaan hidup
manusia sehari-hari. Maka dari itu di sini penulis memiliki tujuan membuat ide-
ide proyek yang dapat mengurangi dampak samping yang disebabkan oleh
pandemi COVID-19.
Universitas Indonesia
3
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
6
Strength
Proses manufaktur daur ulang sudah diketahui dan bahan utama murah
serta mudah didapatkan
Weakness
Pengelolaan sampah masih kurang baik, sehingga dapat mempengaruhi
tingkat kontaminasi.
Opportunities
Pembelian produk kecantikan terus meningkat, per 2020 pada tiga e-
commerce terbesar di Indonesia mencapai 22,2 juta produk.
Threat
Kandungan kimia yang terkandung dalam berbagai jenis skincare dapat
berbahaya apabila tidak di treatment dengan benar.
1.3 Daur ulang kemasan sekunder produk skincare
Strength
Proses manufaktur daur ulang sudah diketahui dan bahan baku utama
murah serta mudah didapatkan.
Weakness
Pengelolaan sampah masih kurang baik, sehingga dapat mempengaruhi
tingkat kontaminasi.
Opportunities
Pembelian produk kecantikan terus meningkat, per 2020 pada tiga e-
commerce terbesar di Indonesia mencapai 22,2 juta produk.
Threat
Lapisan tambahan pada karton dapat mempengaruhi proses daur ulang
1.4 Plastik anti bakteri untuk pesan antar makanan
Strength
Produk dibutuhkan untuk mencegah adanya bakteri pada makanan saat
diterima oleh pelanggan.
Weakness
Penjualan produk plastik anti bakteri akan lebih mahal dibandingkan
dengan plastik pada umumnya.
Universitas Indonesia
7
Opportunities
Peningkatan jumlah penggunaan plastik untuk jasa pesan antar makanan
pada masa pandemi.
Threat
Adanya pembatasan jumlah plastik untuk mengurangi pencemaran
lingkungan dan kurang sadarnya penggunaan atas jenis plastik.
1.5 Degradale bubble wrap
Strength
Lebih mudah terdegradasi dibandingkan dengan bubble wrap biasa
sehingga tidak akan menumpuk menjadi sampah plastik.
Weakness
Belum adanya penelitian terkait bubble wrap yang bisa terdegradasi dan
keuntungan yang dihasilkan jika memproduksi bubble wrap ini tidak
besar.
Opportunities
Pembelian produk online terus meningkat, per 2020 pada tiga e-
commerce terbesar di Indonesia.
Threat
Kurangnya pengetahuan konsumen terhadap jenis bubble wrap.
1.6 Lapisan layar filter blue-light
Strength
a. Dapat digunakan untuk berbagai jenis gadget
b. Dapat digunakan oleh semua kalangan
c. Pengaplikasian yang mudah
d. Proses manufaktur sudah diketahui
Weakness
Karena terbuat dari plastik, maka produk ini akan menambah jumlah
sampah plastik di lingkungan.
Opportunities
Selama pandemi, kegiatan perkantoran dan sekolah dilakukan secara
online yang dapat menghabiskan waktu lebih lama di depan layar dan
berpengaruh buruk terhadap mata.
Universitas Indonesia
8
Threat
Sudah terdapat kompetitor di pasaran.
1.7 Obat tetes mata untuk iritasi akibat blue-light
Strength
a. Produk sudah dikenal oleh masyarakat
b. Proses manufaktur sudah diketahui
c. Kemasan praktis dan mudah digunakan
Weakness
Masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai efek negatif jika
digunakan secara berlebihan.
Opportunities
Akibat pandemi berbagai kegiatan perkantoran dan pendidikan dilakukan
secara online. Hal ini menyebabkan kegiatan menatap layar memakan
waktu lebih lama dan dapat berakibat buruk terhadap mata.
Threat
Beberapa produk serupa sudah diproduksi oleh manufaktur yang cukup
besar.
1.8 Eye mask untuk mata lelah akibat terpapar blue-light
Strength
Produk eye mask mudah digunakan dan nyaman dipaki oleh pengguna.
Weakness
a. Produk tidak menjangkau seluruh masyarakat, karena jenis produk
ini biasanya digunakan oleh orang-orang tertentu seperti pekerja
kantoran atau mahasiswa yang sering menatap layar cukup lama.
Opportunities
Potensi penggunaan eye mask meningkat selama pandemi, karena
kegiatan WFH dan belajar online yang dilakukan selama pandemi.
Kegiatan tersebut menyebabkan seseorang menatap layar lebih lama dari
biasanya dan menyebabkan mata mudah lelah.
Threat
Produk serupa sudah ada di pasaran dan diproduksi oleh prusahaan cukup
besar.
Universitas Indonesia
9
Hasil dari project screening ditunjukkan pada tabel 1.2. di bawah ini.
Keterangan:
1. Handcream dengan kandungan Antibakteri
2. Daur ulang kemasan primer produk skincare
3. Daur ulang kemasan sekunder produk skincare
4. Plastik antibakteri untuk pesan antar makanan
5. Degradable bubble wrap
6. Lapisan layar filter blue light
7. Obat tetes mata untuk iritasi akibat blue light
8. Eye mask untuk mata yang terpapar blue light
Universitas Indonesia
Tabel 1.2. Penilaian Proyek
Project Ideas
Criteria
1 2 3 4 5 6 7 8
Implementation (20%) 4 1 2 3 4 3 2 3
Flexibility (10%) 5 2 3 2 3 5 2 3
Total score (Score x Weight) 3.15 2.75 2.65 2.25 3.3 3.85 2.9 3.15
Berdasarkan hasil screening, dihasilkan 4 produk yang memiliki hasil tertinggi, yaitu Blue Light Filter Screen, Degradable Bubble
Wrap, Anti-Bacterial Hand Cream, dan Eye Mask.
1 Universitas Indonesia
BAB 2
PROJECT APPRAISAL
Market Appraisal
Demand
Pada masa pandemi ini banyak merubah tatanan yang ada di masyarakat,
salah satunya adalah sistem yang diterapkan pada kantor dan sekolah. Pada tahun
2020, diterapkan sistem pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta. Di
mana PSBB mengharuskan perusahaan dan sekolah memberlakukan sistem work
from home (WFH). Berdasarkan data yang didapat, 3992 perusahaan
melaksanakan WFH, sekitar 1.063.609 pegawai diharuskan bekerja di depan layar
hampir setiap harinya (Media Indonesia). Sedangkan pelajar (SD-SMA) juga
diharuskan belajar di rumah sebanyak 45,5 juta siswa.
Competitor
Pada saat ini banyak beredar di pasaran produk screen protector, namun
kebanyakan dari produk masih belum memiliki kemampuan untuk menyaring
blue light.
2 Universitas Indonesia
3
Production Possibilities
Pembuatan blue light filter screen ditujukan untuk penduduk di Indonesia
yang berada pada usia produktif, yaitu sekitar 42,17 penduduk. Dengan
menerapkan market share, produksi ditargetkan menghasilkan 2,11 juta produk
per tahunnya.
Technical Appraisal
Penilaian aspek teknis dari ide proyek ini dapat dilihat dari dua aspek yaitu
dari analisis proses produksi dan ketersediaan bahan baku.
Analisis Proses
Layar anti blue-light secara umum tersusun dari lapisan yang menyaring
berbagai jenis gelombang cahaya. Maka dari itu proses pembuatan layar anti blue-
light adalah sebagai berikut.
Universitas Indonesia
4
Tabel 2.1. Zat Pewarna dan Panjang Gelombang Cahaya yang Dapat Disaringnya
Jenis-jenis bahan film yang digunakan sebagai pondasi layar anti blue-light
beserta karakteristiknya masing-masing dapat dilihat di Tabel 2.2. berikut.
Tabel 2.2. Berbagai Jenis Film Polimer
Layar anti blue-light pada umumnya terdiri dari 6 lapisan dasar berikut.
Universitas Indonesia
5
Setelah absorbing film layer terbentuk, layar anti blue-light utama yang
terdiri dari 6 total lapisan dibuat menggunakan 1 alat besar yang disebut extrusion
Universitas Indonesia
6
coating machine. Berikut adalah contoh alatnya beserta harga dan spesifikasinya
yang didapat dari situs jual-beli indiamart.com.
Kapasitas Produksi
Nama Supplier
(ton/tahun)
PT. Eastern (Mitsubishi) Polymer 36.000
PT. Asahimas Subentra Chemical 550.000
PT. Standard Toyo Polymer 176.000
PT. Satomo Indovyl Polymer 70.000
Total 832.000
Sumber: cci-indonesia.com, 2020
Universitas Indonesia
7
Untuk blue dye layer, masih sulit untuk menemukan keberadaan supplier-
nya di Indonesia. Supplier untuk bahan baku blue dye layer yang diperoleh adalah
Epolin Inc. yang berada di China dan Jepang, dan juga beberapa ingeredients dari
blue dye layer yang dapat diperoleh dari beberapa sumber di bawah ini.
Tabel 2.4. Bahan baku blue dye layer dan sumbernya
Financial Appraisal
Layar anti blue-light merupakan produk yang belum terlalu popular,
sehingga belum ada pabrik penghasil layar anti blue-light yang bisa dijadikan
pembanding untuk financial appraisal layar anti blue-light di makalah ini. Namun
sudah ada produk anti blue-light yang lebih popular, yaitu berbentuk kacamata
anti blue-light. Maka dari itu financial appraisal produk layar anti blue-light
dilakukan dengan membandingkan nilainya terhadap financial appraisal kacamata
anti blue-light. Acuan yang dipakai disini adalah analisis keuangan bisnis optik
yang dilakukan oleh Lukas Marwito (2018). Pada analisis tersebut terdapat
beberapa kategori produk yang ditawarkan, yaitu empat jenis lensa, tiga jenis
frame, dan softlens. Lensa yang ditawarkan berupa lensa biasa, lensa anti-radiasi,
lensa anti blue-light, dan lensa progresif. Lensa anti-radiasi juga merupakan salah
satu variasi dari produk lensa anti blue-light seperti yang sudah dijelaskan di
bagian technical appraisal. Kemudian diasumsikan bahwa kacamata anti blue-
light dan anti-radiasi dapat dibuat untuk ketiga jenis frame yang ada, sehingga
total produk yang relevan dalam appraisal ini adalah 5 (layar anti radiasi dan anti
blue-light, frame low, frame medium, dan frame high). Karena jumlah produk
yang relevan lebih dari setengahnya (5/8), perhitungan pada Marwito (2018)
Universitas Indonesia
8
Economical Appraisal
Social-Cost Benefit Analysis
Produk ini ditujukan bagi masyarakat yang menggunakan gadget selama
masa pandemi demi melaksanakan WFH. Penggunaan produk ini sangat
membantu mengurangi dampak yang disebabkan oleh blue light yang dipancarkan
oleh gadget yang digunakan. Diketahui pula blue light merupakan salah faktor
yang dapat menyebabkan computer vision syndrome. Sehingga, penggunaan
produk ini akan sangat bermanfaat dalam mencegah hal tersebut terjadi.
Impact of project on distribution of income in society
Dengan adanya pembuatan produk ini, memungkinkan adanya pembukaan
lapangan pekerjaan baru yang dapat menurunkan tingkat pengangguran. Hal ini
dikarenakan dibutuhkannya manusia untuk mengoperasikan alat yang digunakan
dalam proses pembuatan produk.
Universitas Indonesia
9
Penggunaan blue light filter screen dapat menangkal blue light dengan
panjang gelombang kurang dari 450 nm yang mana akan membuat pengguna
lebih nyaman dalam menggunakan gadget dalam waktu yang lebih lama.
Ecological Appraisal
Proses pembuatan layar anti blue-light, seperti yang telah dijelaskan pada
bagian analisis proses di technical appraisal, tidak menimbulkan dampak bagi
lingkungan secara langsung. Namun jika dilihat secara lebih dalam, bahan baku
layar anti blue-light umumnya berasal dari polimer. Polimer merupakan material
turunan minyak bumi. Karakteristik material polimer adalah kuat dan tahan lama.
Sifat tahan lama ini dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan jika
dibuang sembarangan, yaitu material tidak dapat terdegradasi dan akan bertahan
di lingkungan untuk waktu yang lama. Namun dampak negatif ini tentunya dapat
dikendalikan dengan tidka membuang layar berbahan polimer secara sembarangan
ke lingkungan. Setelah diaplikasikan ke perangkat elektronik layar bersifat tahan
lama, dan jika memang sudah berkurang kualitasnya, layar dapat didaur ulang
untuk menghasilkan produk berbahan dasar polimer lainnya.
Handcream Anti-Bakteri
Market Appraisal
Berdasarkan panduan CDC (Centers for Disease Control and Prevention)
mengatakan bahwa setiap orang harus menggosok tangan setidaknya selama 20
detik untuk mencegah penyebaran kuman. Pembersih tangan berbahan dasar
alkohol yang mnegadung setidaknya 60% alkohol juga dapat digunakan,
meskipun tidak seefetif sabun dan air dalam menghilangkan kotoran atau bahan
kimia berbahaya. Selama masa pandemi, kegiatan mencuci tangan dan
penggunaan hand sanitizer dilakukan sesering mungkin. Sering mencuci tangan,
walaupun merupakan cara terbaik untuk menangkal penyakit, dapat menyebabkan
dan memperburuk masalah kulit kuring menurut dokter kulit. Dr. Marry
Stevenson asisten profesor dematologi di NYU Langone Health, mengatakan
bahwa melembabkan tangan setelah mencucinya akan membantu mengatasi kulit
kering.
Universitas Indonesia
10
Demand
Berdasarkan pejelasan di atas, kelompok kami merencanakan
pengembangan hand cream anti bakteri yang dapat membantu menangkal bakteri
sekaligus dapat melembabkan kulit. Oleh karena itu, demand hand cream anti
bakteri menggunkan demand hand sanitizer.
Fenomena panic buying pada ecommerce menyebabkan peningkatan
penjualan produk sanitasi secara online menigkat hingga 500%. Berdasarkan
sirclo, peningkatan terbesar terjadi pada penjualan produk sanitasi tangan atau
hand sanitizer, yang meningkat hingga 531% pada bulan Feberuari 2020.
Peningkatan pembelian sanitasi di ecommerce dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 2.3. Produk yang mengalami peningkatan pembelian pada bulan Februari dan
Maret
(sumber: Dok. Sirclo)
Data dari statista menggambarkan pejualan hand sanitizer dari 2012 hingga 2025
yang di representasikan dalam grafik berikut.
akan tetapi penurunan yang terjadi tidak terlalu signifikan dan masih lebih tinggi
dibandingkan penjulan sebelum pandemi. Dan hingga 2025 diperkirakan penjulan
hand sanitizer akan terus meningkat hingga 236, 64 USD.
Penjualan hand sanitizer mengalami peningkatan yang sangat signifikan
pada masa pandemi. Hand cream mungkin kedepannya masih akan terus eksis di
kalangan masyarakat walaupun pandemi sudah berakhir. Karena pada dasarnya
hand cream adalah produk skincare yang dapat digunkan sehari-hari untuk
membantu melembabkan tangan. Berdasarkan data statista (CARG 2020-2023),
pendapatan per kapita Indonesia untuk produk skincare pada hand & body terus
meningkat, dan diprediksi bertumbuh sebesar 5,7%. Oleh karena itu, penjulan
hand cream dapat memasuki pasar sanitasi dan skincare yang kedepannya
diperkirakan akan terus bertumbuh.
Competitor
Produk hand cream yang dikembangkan akan memiliki fungsi ganda, yaitu
sebagai pelembab dan anti bakteri. Salah satu kompetitor yang paling mudah
ditemukan di Indonesia adalah Vaselin Hand Cream + Anti Bac 2 in 1. Produk ini
mengklaim dapat melembabkan kulit dengan kandungan Glycerin & Vitamin E
untuk kulit lebih lembab hingga 8 jam. Produk ini memiliki formulasi Anti-bac
Active dari Benzrthonium Chloride, produk antiseptik, dapat meilindungi hingga
99,99% dari kuman dan teruji in vitro terhadapt bakteri P. Aerugonisa dan E.coli.
Serta produk ini mengklaim dapat menyerap cepat, tidak lengket dan cocok untuk
pemakiana sehari-hari.
5% pasar, maka jumlah konsumen potensial yang dimiliki adalah 700.000 jiwa.
Jika hand cream dengan kapasitas 50 ml digunakan dalam waktu satu bulan, maka
diperlukan setidaknya 35.000.000 ml/ bulan atau 1166,67 liter/ hari produk hand
cream anti bakteri. Apabila pabrik dioperasikan selama 300 hari dalam satu tahun,
maka kapasitas produksi produk hand cream anti bakteri sekitar 1419, 45 liter/
hari.
Technical Appraisal
Analisis Proses
Secara umum proses manufaktur handcream adalah proses homogenasi
atau mixing dari semua formulasi baik fasa minyak dan fasa air hingga
membentuk suatu konsistensi krim yang stabil. Dalam prosesnya dilakukan
penambahan senyawa aktif antibakteria sehingga selain menutrisi kulit juga
sekaligus memberi efek dekontaminasi mikroba pada kulit. Secara lebih rinci, fasa
cair dan fasa minyak dapat dibagi kedalam beberapa jenis sebagai berikut untuk
mencapai formulasi hand cream yang baik.
Pertama, preservative, yaitu Bahan antimikroba ditambahkan ke formulasi
produk untuk menjaga keamanan mikrobiologis produk dengan cara menghambat
pertumbuhan dan mengurangi jumlah kontaminan mikroba. Jenis yang umum
digunakan: Parabens, Formaldahyde Releasers, Isothiazolinones. Dalam formulasi
produk ini diperkirakan akan menggunakan benzethonium chloride. Preservative
ada dalam komposisi sekitar 0.1 sampai sekitar 3 wt%.
Kedua, thickener, yang berfungsi membuat hasil formulasi membentuk
cairan kental, gel, atau setengah padat yang dapat dengan mudah dioleskan dan
dioleskan pada kulit. Pengental yang sesuai dapat berupa organik atau anorganik.
Jenis pengental organic yang umum; pengental cellulostic dan turunannya, natural
gums, starches, fatty acid alcohols. Sedangkan jenis pengental anorganic yang
umum; clays dan salts. Formulasi dapat mengandung satu atau campuran dua atau
lebih pengental. Pengental yang baik tidak bereaksi dengan raw material lain.
Jumlah pengental yang ada dalam formulasi tergantung pada viskositas komposisi
yang diinginkan (0.01-5 wt. %).
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
14
Sedangkan alat yang digunakan dalam proses tersebut dapat dlihat di bawah ini.
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
Economical Appraisal
Social-Cost Benefit Analysis
Penggunaan pembersih tangan yang mengandung alcohol dapat
menyebabkan dan memperburuk masalah kulit kuring menurut dokter kulit.
Sehingga terobosan berupa hand cream antibakteri merupakan sebuah solusi yang
dapat menguntungkan bagi masyarakat, di mana tangan dapat terhindar dari
bakteri, namun tetap melembabkan tangan setelah pemakaian.
Impact of project on distribution of income in society
Dengan adanya pembuatan produk ini, memungkinkan adanya pembukaan
lapangan pekerjaan baru yang dapat menurunkan tingkat pengangguran. Hal ini
dikarenakan dibutuhkannya manusia untuk mengoperasikan alat yang digunakan
dalam proses pembuatan produk.
Impact on fulfilment of national goals
Salah satu cara perlindungan diri pada masa pandemi seperti sekarang ini
salah satunya menyediakan produk sanitasi yang mudah digunakan dan dibawa
saat keluar rumah. Produk ini mampu memberikan sanitasi kepada pengguna dan
juga dapat tetap menjaga kelembaban kulit pengguna setelah penggunaan.
Financial Appraisal
Hand cream anti-bakteri merupakan sebuah produk yang baru beredar di
pasaran, bahkan hanya terdapat satu produser hand cream anti-bakteri di
Indonesia. Financial appraisal untuk handcream anti-bakteri dapat dilakukan
melalui benchmarking dengan produk hand and body lotion. Sumber yang
Universitas Indonesia
17
digunakan untuk financial appraisal adalah sebuah perancangan pabrik hand and
body lotion dengan pengawet alami oleh Randy Irawan dan Gianto Wijaya, yang
dianggap dapat merepresentasikan produk handcream anti-bakteri. Hasil
perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 2.8. berikut.
Tabel 2.8. Financial Appraisal Produk Hand Cream Anti-bakteri
Ecological Appraisal
Jika meninjau formulasi yang digunakan, hand cream cenderung ramah
lingkungan karena bahan dasar yang digunakan sebagian besar fasa air yang
mudah diuraikan lingkungan sedangkan fasa minyaknya juga tidak terbuat dari
bahan-bahan yang berpotensi mencemari lingkungan pada skala kecil. Namun,
kemasaan yang digunakan menjadi permasalahan utama atau isu lingkungan
dimana terbuat dari polimer yang tidak dapat terurai secara alami. Isu ini sudah
lama diangkat dan telah ada pengembangan kemasan produk kosmetik yang
ramah lingkungan sebagaimana Kemenperin sangat mendukung dan memberi
dorongan terhadap pengembangan desain pengemasan. Banyak produsen
kosmetik dan produk herbal mulai memperhatikan masalah perlindungan
lingkungan, dan juga mempertimbangkan perlindungan lingkungan saat memilih
bahan kemasan kosmetik. Tren kemasan untuk produk kosmetik dan produk
herbal saat ini mulai berkembang menjadi ramah lingkungan, seperti
Universitas Indonesia
18
menggabungkan tutup kemasan natural atau tidak berwarna, tutup kemasan dari
bambu, serta plastik daur ulang berkualitas tinggi (Wibawaningsih, 2020).
Berdasarkan data dari Indonesia Packaging Federation (2020), kinerja industri
kemasan di Indonesia diproyeksi tumbuh dengan kisaran 6 persen pada 2020 dari
nilai realisasi tahun lalu sebesar Rp98,8 triliun. Ditinjau dari materialnya,
kemasan yang beredar sebesar 44 persen dalam bentuk kemasan flexible, 28
persen kemasan paperboard, dan 14 persen kemasan rigid plastic. Proporsi ini
diyakini akan meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kemasan lainnya,
didorong oleh pesatnya peningkatan pasar digital yang membuat mobilitas produk
semakin tinggi.
Competitor
Di Indonesia, sudah terdapat banyak produsen bubble wrap, di mana salah
satu dari produsennya sudah memiliki paten atas bubble wrap yang ramah
lingkungan (PT. GMP Sukses Makmur Indonesia). Namun, bahan dasar yang
digunakan pada paten tersebut untuk membuat bubble wrap berasal dari daur
ulang bubble wrap.
Production Possibilities
Berdasarkan data yang didapatkan, 96% barang yang dibeli secara daring
membutuhkan bubble wrap, berdasarkan situs statista 5 barang yang sering dibeli
secara daring meliputi; produk pakaian, elektronik, mainan anak dan hobi,
furniture, dan makanan dan kebutuhan sehari-hari. Di mana dengan menggunakan
market share dan menargetkan penjualan bubble wrap pada penjual e-commerce
yang berpusat di pulau Jawa, ditentukan memproduksi sebanyak 11.000 gulungan
bubble wrap perbulannya.
Technical Appraisal
Penilaian aspek teknis dari ide proyek ini dapat dilihat dari dua aspek yaitu
dari analisis proses produksi dan ketersediaan bahan baku.
Analisis Proses
Hingga saat ini belum ada produksi bubble wrap yang bersifat degradable
secara komersil. Maka dari itu di sini proses produksi degradable bubble wrap
merupakan gabungan dari dua proses pembuatan, yaitu pembuatan biodegradable
plastic dan pembuatan bubble wrap itu sendiri.
1.) Pembuatan biodegradable plastic
Biodegradable plastic merupakan plastik yang telah
ditambahkan aditif biodegradable. Aditif ini memungkinkan plastik
terdekomposisi secara berangsur-angsur dengan kehadiran air dan
mikroorganisme dimana mikroorganisme menggunakan karbon pada
rantai polimer plastik untuk metabolismenya. Jenis aditif yang paling
umum digunakan adalah oxo-biodegradable additives, dimana aditif
ini mendegradasi plastik saat terpapar oksigen, panas, sinar matahari,
dan/atau stress mekanis. Aditif ini umumnya tersusun dari komponen
Universitas Indonesia
20
Universitas Indonesia
21
`
Gambar 2.10. Alat Pembuat Bubble Wrap
Sumber: Yuxiao, 2017.
Air bubble film production line salah satunya tersedia di situs jual-beli
alibaba.com dengan gambar dan spesifikasi sebagai berikut.
Universitas Indonesia
22
Economical Appraisal
Social-Cost Benefit Analysis
Universitas Indonesia
23
Financial Appraisal
Analisis finansial dilakukan untuk menghitung biaya produksi, harga
pokok produksi, harga jual, analisis untung rugi dan kriteria kelayakan usaha.
Analisis finansial yang dilakukan berdasarkan referensi pada analisis kelayakan
usaha eco plastik oleh Darmawan (2020). Hasil perhitungan finansial pada produk
degradable bubble wrap dapat dilihat pada Tabel 2.10. berikut.
Tabel 2.10. Financial Appraisal produk Degradable Bubble Wrap
Ecological Appraisal
Produk bubble wrap ini selain bersifat biodegradable, juga dibuat dari
hasil daur ulang. Sampai disini tentu dapat dilihat bahwa produk ini memberikan
dampak yang positif bagi lingkungan karena mengurangi keberadaan sampah di
lingkungan. Namun setelah ditelusuri lagi, aspek biodegradable pada produk ini
belum tentu memberikan dampak positif bagi lingkungan. Sebuah organisasi non-
profit yang telah bergerak di bidang lingkungan selama 50 tahun, Ecology Center,
memberikan penjelasan mengenai biodegradable plastics sebagai berikut.
Biodegradable plastics dibuat dari bahan yang sama dengan plastik konvensional
berbahan dasar minyak bumi, bahkan dengan lebih banyak campuran zat kimia.
Zat kimia ini menyebabkan plastik hancur lebih cepat saat terpapar udara dan
cahaya. Namun beberapa jenis biodegradable plastics bukan mengalami
degradasi, melainkan mengalami fragmentasi. Dengan fragmentasi, plastik
terpecah menjadi bagian-bagian yang kecil yang justru semakin mudah terlarut
dalam tanah dan air, sehingga dapat berisiko memasuki rantai makanan ketika
diserap oleh tumbuhan maupun ketika plastik ini berakhir di laut dan dikonsumsi
oleh hewan laut. Jika sudah tersebar di lingkungan seperti ini, proses recovery-nya
pun akan sangat sulit. Maka pada akhirnya, biodegradable plastics yang masih
menggunakan polimer turunan minyak bumi sebagai bahan bakunya masih
memberikan dampak negatif yang lebih banyak dibanding dampak positifnya
terhadap lingkungan.
Eye Mask
Market Appraisal
Demand
Universitas Indonesia
25
menggunakan teknologi uap hangat dengan uap sekitar 40 , uap hangat pada eye
membantu mengurangi ketegangan pada mata leleah akibat mata yang lelah
bekerja keras.
Universitas Indonesia
26
Technical Appraisal
Penilaian aspek teknis dari ide proyek ini dapat dilihat dari dua aspek yaitu
dari analisis proses produksi dan ketersediaan bahan baku.
Analisis Proses
Dalam proses manufakturnya, eye mask didesain akan memiliki sumber
panas yang melibatkan proses oksidasi suatu senyawa yang diletakan diantar
lapisan yang dapat dilihat pada skema dibawah. Sumber panas akan menguapkan
kandungan air di dalamnya menjadi steam yang akan membiri rasa nyaman pada
area sekitar mata. Eye mask akan mengikuti bentuk wajah pemakai dan memiliki
penahan di telinga agar tetap nyaman saat bergerak dan tidak mudah lepas.
Universitas Indonesia
27
Economical Appraisal
Social-Cost Benefit Analysis
Produk yang sangat dibutuhkan pada masa pandemi seperti ini,
dikarenakan hampir setiap harinya intensitas masyarakat dalam menggunakan
gadget meningkat. Penggunaan gadget yang terlalu lama dapat menyebabkan
mata kelelahan, sehingga penggunaan produk ini dapat menyegarkan kembali
mata yang lelah.
Impact of project on distribution of income in society
Dengan adanya pembuatan produk ini, memungkinkan adanya pembukaan
lapangan pekerjaan baru yang dapat menurunkan tingkat pengangguran. Hal ini
dikarenakan dibutuhkannya manusia untuk mengoperasikan alat yang digunakan
dalam proses pembuatan produk.
Impact on fulfilment of national goals
Produk ini mampu mengembalikan mata yang lelah akibat terlalu lama
menggunakan gadget. Di mana penggunaan produk ini dapat membuat mata lebih
rileks.
Universitas Indonesia
28
Financial Appraisal
Produk ini belum cukup popular di Indonesia mengingat masyarakat masih
terpaku pada pendapat bahwa cold treatment adalah cara terbaik untuk mengatasi
mata lelah seperti menggunakan kompres es batu maupun cara lainnya yang
serupa. Namun dokter dari rumah sakit universitas di Jepang menemukan bahwa
heat treatment dapat memberikan efek positif. Untuk pembuktiannya dilakukan
penelitian dari Japanese Ophthalmological Society yang mendapati bahwa warm
treatment dapat membantu merawat mata kering, ketegangan pada mata, dan
kesulitan tidur. Lalu 80% orang menyatakan lebih menyukai warm treatment dari
pada cold treatment pada area mata sehingga produk ini memiliki pasar sendiri
yang cukup luas. Saat ini contoh perusahaan yang telah memproduksi steam eye
mask sebagai referensi finansial appraisal adalah Kao, sebuah korporasi yang
berfokus pada produk kimia dan kosmetik dengan headquarter di Tokyo, Jepang.
Namun karena produk yang masih cukup baru dan masih jarang sehingga data
finansial appraisal sangat terbatas. Namun hal tersebut berarti juga akan membuka
peluang yang luas karena market yang cenderung masih kosong dan hanya ada
beberapa korporasi yang memiliki produk sejenis.
Dari laporan finansial tahunan tahun 2017, Kao Corporation menyatakan
bisnis penjualan steam eye mask sebagai jenis produk Human Health Care
tumbuh baik di Jepang dan China. Lalu laporan keuangan juga menyebutkan
bahwa tahun 2016 hingga 2017, produk human health care sendiri mengalami
pertumbuhan sebesar 6% untuk pasar Jepang saja, sedangkan pasar Asia mencapai
19.3%, artinya jika produk serupa dicoba dikembangkan di Indonesia dengan
modifikasi tertentu memiliki peluang yang besar untuk tumbuh.
Ecological Appraisal
Produk steam eye mask merupakan produk sekali pakai yang dapat
digunakan selama 20 menit dalam kondisi mensuplai panas yang cukup sampai
proses oksidasi metal didalamnya berhenti. Terkait sifatnya yang hanya sekali
pakai, maka bahan lembaran yang digunakan perlu dilakukan peninjauan agar
tidak menjadi sumber limbah baru bagi lingkungan. Selain itu bahan kimia yang
digunakan sebagai sumber heating juga perlu ditinjau agar tidak menjadi senyawa
berbahaya yang mencemari lingkungan.
Universitas Indonesia
29
Universitas Indonesia
BAB 3
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil project selection dan appraisal yang telah dilakukan,
terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik:
1. Tujuan dari proyek yang akan dilakukan adalah untuk membuat ide-ide
proyek yang dapat mengurangi dampak samping yang disebabkan oleh
pandemi COVID-19.
2. Berdasarkan hasil brainstorming yang dilakukan, terdapat 8 ide yang
selanjutnya akan dilakukan project selection.
3. Terdapat 5 kriteria dalam project selection, yaitu likely profit,
implementation, time of impact, environmental impact, dan flexibility.
4. Terdapat 4 proyek yang berhasil melewati proses project selection,
yaitu layer anti blue light, hand cream anti bakteri, degradable bubble
wrap, dan eye mask.
5. Setelah dilakukan project selection, dilakukan appraisal terkait dengan
aspek market, technical, economic, financial, dan ecological.
6. Dari keempat proyek hasil project selection, dilakukan appraisal
terhadap keempat proyek tersebut. Dari hasil appraisal yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa, proyek layer anti blue light merupakan
proyek yang memiliki potensi terbesar untuk dilanjutkan.
Rencana ke Depan
Setelah proyek tersebut terpilih, kami sebagai pengusul proyek akan
melakukan beberapa hal sebagai berikut yang tersusun dalam bagan di bawah ini.
30 Universitas Indonesia
31
Pada tahap pertama kami akan melakukan studi lanjutan terkait produk
terpilih, agar kedepannya tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan. Jika sudah
selesai melakukan studi lanjutan, kami akan melakukan pembuatan proposal yang
akan ditujukan kepada calon investor, di mana kami berharap investor akan
membantu mendanai proyek kami. Setelah mendapatkan dana proyek, kami akan
melakukan pilot project atas proyek kami, untuk memastikan bahwa yang kami
telah lakukan saat studi lanjutan dapat diproduksi. Jika hasil dari pilot project
berhasil, maka proyek akan kami scale up untuk memproduksi barang secara
massal dan dapat dijual ke masyarakat. Jika gagal, maka kami akan melakukan
peninjauan ulang terhadap proses yang sudah dilakukan lalu mengulangi tahap
trial lab hingga produk yang akan kami hasilkan layak untuk di scale up.
Universitas Indonesia
32
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Inside Product Development: MegRhythm Steam Eye Mask by
Kao: Combining Value-Creation in Product Development with R&D.
Elsevier: Chemicals Scientific and Engineering Research Solutions
Barrett, J., Moe, S.D., Simmons, B.G., Tolle, J., and Harris, D. Patent Light
Emission Reducing Compounds for Electronic Devices. US010495795B2,
United States Patent and Trademark Office, 3 December 2019.
Briggiler-Marcó, M., Capra, ML., Quiberoni, A., Vinderola, G., Reinheimer, J.A.,
& Hynes, E. (2007). Nonstarter Lactobacillus strains as adjunct cultures for
cheese making: in vitro characterization and performance in two model
cheeses. J Dairy Sci 90, 4532-4542
Hikada et al. 2017. HEAT GENERATING EYE MASK. United States Patent No.
US 9,592,149 B2
Igaki et al. 2004. Steam Generating Heating Sheet for Eyes. United State Patent
No. US 6,823,860 B2
Media Indonesia. 2020. 23% Penduduk Target Sensus Daring. [online]. Tersedia
di https://mediaindonesia.com/read/detail/290381-23-penduduk-target-
sensus-daring [Diakses 1 November 2020]
Universitas Indonesia
33
Vaseline. 2020. Vasaline Hand Cream + Anti Bac 2 iIn 1. [online]. Tersedia di
https://www.vaseline.com/id/id/products/lotions-and-moisturizers/vaseline--
hand-cream---anti-bac-2- in-1.html [Diakses 28 Oktober 2020]
Universitas Indonesia