Anda di halaman 1dari 90

Perbedaan struktur DNA dan RNA

Posted on 16/08/2019 by Apipah

Asam nukleat adalah bahan bangunan materi genetik dari semua organisme. Asam nukleat
terdiri dari dua jenis, tergantung pada molekul gula dalam struktur mereka. Asam nukleat
adalah rantai panjang nukleotida bergabung dengan ikatan asam fosfat. Nukleotida ini pada
gilirannya terbuat dari gula pentosa dan struktur purin / pirimidin.

DNA
Asam deoksiribonukleat (DNA) merupakan materi genetik dalam semua eukariota dan
beberapa prokariota. Ini adalah rantai nukleotida terdiri dari purin / pirimidin terikat dengan
gula pentosa (deoksiribosa). DNA terbuat dari nukleotida Adenin, Timin, Sitosin dan Guanin.

DNA pada dasarnya beruntai ganda dengan dua helai nukleotida terikat oleh ikatan
hidrogen antara basa. Adenin (A) berpasangan dengan Timin (T) sedangkan Sitosin (C)
berpasangan dengan Guanin (G). Oleh karena itu jumlah A selalu sama dengan T dan C sama
dengan G.

Fosfat dan sebagian gula yang ditemukan pada bagian luar helix dimana sebagai dasar tetap
di bagian dalam heliks. Helai ini berjalan dalam arah yang berlawanan. Double helix
selanjutnya melilit histon dan sangat padat dan tetap sebagai kromosom pada eukariota.

RNA
RNA singkatan dari asam ribonukleat. RNA bukan merupakan bagian integral dari
kromosom. Mereka berasal dari DNA untuk produksi protein. Maka dalam hal ini molekul
yang mentransfer informasi. mRNA yang berasal dari DNA diangkut ke sitoplasma di mana
menjalani mekanisme translasi lebih lanjut untuk menghasilkan protein.

RNA untuk sebagian besar ada sebagai untai tunggal, tetapi dapat membentuk beberapa
fitur struktural karena pasangan basa komplementer dalam untai tunggal.

Perbedaan struktur DNA dan RNA


 Secara struktural RNA berbeda dari DNA yang terdiri dari ribosa sebagai gula pentosa
dan Urasil sebagai kelompok pirimidin. RNA bukan heliks ganda, tetapi DNA membentuk
struktur heliks yang sama dengan pasangan basa. Sama seperti dalam DNA, basa adalah
hidrogen terikat pada RNA di daerah heliks ini. RNA hadir sebagai heliks tunggal di
sebagian besar wilayah.
 Gula pentosa pada RNA adalah ribosa dan DNA itu adalah deoksiribosa. Deoksiribosa
kurang memiliki satu atom oksigen pada karbon 5′ dari gula ribosa.
 Dalam RNA, Timin digantikan oleh Urasil yang berikatan dengan Adenin membentuk
struktur heliks.
 Secara struktural, DNA adalah sebuah molekul yang lebih kompak yang memiliki
ketinggian tertentu, lebar, dan dimensi alur besar dan kecil.
 Secara fungsional DNA bertindak sebagai materi genetik yang diwariskan kepada
generasi. RNA bertindak sebagai mekanisme pembawa informasi yang dilalui tubuh
untuk memproduksi protein yang berfungsi secara penuh.

Pengertian DNA dan RNA


DNA adalah sejenis Asam Nukleat yang terdapat sel makhluk hidup di
dalamnya. Ini merupakan biomolekul primer yang dimiliki oleh seluruh
makhluk hidup serta melakukan penyusunan berat kering. Di dalam DNA
sendiri terdapat berbagai materi yang membentuk suatu kromosom dan juga
informasi secara genetis yang ada di dalam tubuh makhluk hidup.

Adapun pengertian RNA adalah sebuah rangkaian nukleotida yang antara


satu dengan yang lain saling berkaitan. Korelasi ini diibaratkan dengan
hubungan lantai. RNA sendiri bisa dibilang hasil transkipsi dari fragmen DNA.
Oleh karena itu, apabila dibandingkan dengan DNA memiliki polimer yang
lebih pendek.

Secara umum, DNA ditemukan di dalam bagian inti sel. Sedangkan untuk
RNA sendiri terdapat pada sitoplasma, terkhusus di daerah ribosom. Asal dari
kata DNA sebenarnya adalah Deoksiribosa. Ini adalah dua kata yang artinya
adalah gula pentoisa dan nucleic yang bisa diartikan sebagai nukleat.

Oleh karena itu, DNA juga dapat dimaknai dengan senyawa kimia yang bisa
membentuk suatu keterangan genetik sebuah sel makhluk hidup. Artinya,
DNA ini bisa berlaku dari satu generasi ke generasi yang selanjutnya. Ini
menjadi sebuah cetak biru yang di bagian dalamnya terdapat kode
kehidupan tiap makhluk hidup yang ada di dalam suatu sel.

Struktur DNA dan RNA


Orang pertama kali yang menemukan struktur DNA adalah James
Watson bersama Francis Crick. Struktur ini dikenal dengan struktur rantai
berganda Watson Crick. DNA adalah molekul besar atau makro molekul yang
berisi 2 rantai polinukleotida yang antara satu dengan yang lain saling
berkaitan. Masing-masing dari nukleotida tersebut akan membentuk tiga
susunan.

Tiga susunan yang dimaksud tersebut adalah Gula Pentose, Nitrogen dan
Gugus Fosfat. Sedangkan di dalam basa Nitrogen sendiri terdapat basa
Primidin dan juga basa Purin. Di dalam basa Primidin ada basa
Timin dan basa Sintosin. Sedangkan di dalam basa Purin ada Adenin dan
juga Guanin.

Adapun untuk strutur RNA sendiri terdiri atas rantai Poliribonukleotida.


Sedangkan basa yang umum terdapat di dalamnya terdiri
dari Adenin (A), Urasil  (U), Guanin (G) dan juga sitosin (C). Letak dari RNA
sendiri adalah berada di dalam Nukleus atau dalam Sitoplasma sel. Bentuk
dari RNA relatif lebih banyak apabila dibandingkan dengan DNA.

Berat molekul yang dimiliki oleh RNA yakni di antara 25.000 hingga jutaan.
Secara umum, RNA di sini isinya adalah Polinukleotida yang sifatnya tunggal.
Namun, bagian rantai yang umum terlipat membentuk suatu daerah heliks
ganda yang memikiki kandungan pasangan basa A:U serta G:C.

Bentuk dari molekul RNA relatif berbeda dengan yang dimiliki oleh DNA.


Bentuk dari RNA adalah pita tunggal dan tidak memiliki pilin. Masing-masing
pita pada RNA adalah Polinukleotida yang tersusun dari
berbagai Ribonukleotida (r). Dan yang menyusun Ribonukleotida sendiri
adalah basa Nitrogen, Gula Ribosa dan Asam Fosfat.

Basa yang berasal dari Nitrogen RNA terdiri atas basa Purin dan basa
Pirimidin. Basa Purin di sini sama dengan DNA yang terbentuk dari Adenin
dan Guanin. Sementara untuk basa Pirimidin yang berbeda dari DNA terdiri
dari Urasil dan Sitosin.

RNA memiliki tulang punggung yang tersusun atas deretan Ribosa dan
Fosfat. Ribonuleotida pada RNA ada secara bebas di dalam Neukleoplasma
yang memiliki bentuk Neukleosida Trifosfat.

Fungsi DNA dan RNA


DNA memilikii fungsi utama sebagai sebuah pembawa materi genetik. Akan
tetapi, ia juga memiliki fungsi yang cukup luas. Begitu juga dengan RNA.
Berikut ini adalah ulasan mengenai fungsi DNA dan RNA yang wajib
diketahui.
Fungsi DNA:
1. Membawa materi yang bersifat genetik dari generasi yang satu
kepada generasi yang ada di bawahnya.
2. Melakukan kontrol terhadap kehidupan baik itu dilakukan secara
langsung ataupun tidak.
3. Sebagai sebuah auto katalisa atau sejenis penggandaan diri.
4. Sebagai sebuah heterokatalis atau yang dapat melakukan suatu
sintesis terhadap senyawa yang lainnya.

Fungsi RNA
1. Untuk penyimpanan informasi.
2. Untuk perantara antara DNA dengan protein yang terdapat dalam
proses ekspresi genetik. Hal ini berlaku untuk organisme yang
hidup.

Perbedaan DNA dan RNA


DNA dan RNA memiliki perbedaan tersendiri. Perbedaan yang ada di antara
keduanya penting untuk dipahami secara detail dan mendalam. Berikut
ulasan selengkapnya.

1. Basa Nitrogen yang ada di dalam DNA tersusun atas Purin. Adapun Purin
tersebut terbentuk dari susunan Guanin dan Adenin serta dari Pirimidin.
Untuk Pirimidin di sini terbentuk atas susunan Cytocine dan Timin.
Sementara basa Nitrogen yang terkandung dalam RNA disusun dari Purin
Guanin serta Adenin. Ditambah dengan Pirimidin Uracyl serta Cytocine.

2. Rantai yang dimiliki oleh DNA sendiri umumnya panjang dan ganda yang
memiliki pilin. Sementara untuk RNA memiliki rantai yang cenderung tunggal
dan pendek.

3. DNA dapat ditemui pada Mitokondria, Kloropas dan juga Nukleus.


Sementara untuk RNA bisa ditemui pada Ribosom, Sitoplasma dan juga
Nukleus.

4. DNA memiliki peran di dalam mewariskan sifat serta sintesis pada protein.
Sementara untuk RNA hanya berperan di dalam mensintesis protein.

5. Komponen gula yang melakukan penyusunan DNA


merupakan Deoksiribosa. Sedangkan untuk komponen gula yang menyusun
RNA merupakan jenis Ribosa.
6. Basa Nitrogen yang terdapat pada DNA adalah sejenis Purin atau Adenin
dan Guanin, Gugus Fosfat dan juga Pirimidin atau Sitosin dan Timin.
Sedangkan untuk RNA sendiri merupakan Purin atau Adenin dan Guanin
serta Pirimidin atau Sitosin dan Urasil.

7. DNA adalah sebuah gugus dari Asam Amino yang berbentuk rantai ganda.
Sementara untuk RNA merupakan sebuah gugus Asam Amino yang memiliki
rantai pendek.

8. DNA secara umum mempunyai bentuk yang cukup panjang dan


membulat. Sedangkan untuk RNA bentuknya lebih pendek dan tipis.

9. Kadar yang dimiliki oleh DNA sifatnya cenderung statis atau sama sekali
tidak berubah. Hal ini disebabkan karena tidak adanya pengaruh dari
kegiatan sintesis protein atau kegiatan genetis. Sedangkan untuk kadar RNA
sendiri bisa berubah-ubah lantaran adanya kegiatan sintesis protein.

10. Bentuk yang dimiliki oleh DNA mirip dengan pita spiral ganda.
Sedangkan untuk bentuk pada RNA lebih nampak seperti sejenis pita
tunggal.

DNA dan RNA sangatlah penting untuk dipahami. Kedua komponen ini sangat
berpengaruh kepada kehidupan manusia dan sangat dibutuhkan untuk
dipelajari guna mendukung perkembangan teknologi modern. Sehingga,
memahami apa itu keduanya secara lebih mendalam sangat dibutuhkan
untuk memperkaya pengetahuan.

Pengertian DNA dan RNA


DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN)
adalah sejenis biomolekul yang menyimpan dan menyandi instruksi-
instruksi genetika setiap organisme dan banyak jenis virus berupa asam
nukelat yang didalamnya terdapat sel makhluk hidup. DNA terdiri dari
materi yang membentuk kromosom-kromosom dan informasi genetik yang
tersimpan dalam tubuh makhluk hidup.

Sedangkan RNA (ribonucleic acid) atau asam ribonukleat adalah molekul


polimer yang terlibat dalam berbagai peran biologis dalam mengkode,
dekode, regulasi, dan ekspresi gen. RNA merupakan makromolekul yang
berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik.
Perbedaan DNA dan RNA
 Basa nitrogen yang terkandung dalam DNA disusun oleh purin yang
berasal dari susunan Guanin (G) dan Adenin(A) serta pirimidin yang
berasal dari susunan Cytocine(C) dan Timin (T). Sedangkan basa
nitrogen RNA disusun oleh purin Guanin (G) dan Adenin(A), serta
Pirimidin Uracyl (U) dan Cytocine(C).
 DNA mempunyai rantai panjang dan ganda berpilin (double helix),
sedang RNA mempunyai rantai tunggal dan pendek.
 DNA dapat dijumpai di kloroplas, mitokondria, dan nukleus.
Sedangkan RNA dapat dijumpai di ribosom (r-RNA), sitoplasma (t-
RNA), dan di nukleus (m-RNA)
 DNA mempunyai peranan mewariskan sifat serta mensintesis protein.
Sedangkan RNA mempunyai peranan hanya untuk mensintesis
protein.
 Komponen gula yang menyusun DNA adalah Deoksiribosa
sedangkan gula yang menyusun RNA adalah Ribosa.
 Jenis basa nitrogen dari DNA adalah Purin (adenin dan guanin),
gugus fosfat dan Pirimidin (sitosin dan timin), sedangkan RNA adalah
Purin (adenin dan guanin) dan Pirimidin (sitosin dan urasil)
 DNA adalah gugus asam amino rantai ganda, sedangkan RNA adalah
gugus asam amino rantai pendek.
 Bentuk DNA umumnya lebih panjang dengan bentuk membulat,
Sedangkan RNA lebih pendek dengan bentuk yang lebih tipis.
 kadar DNA bersifat statis / tidak berubah karena tidak dipengaruhi
aktivitas sintesis protein maupun aktivitas genetis., sedangkan kadar
RNA dapat berubah karena adanya aktivitas sintesis protein.
 Bentuk DNA menyerupai pita spiral ganda, sedangkan RNA
berbentuk pita tunggal.

Tabel Perbedaan DNA dan RNA


Agar dapat memahami perbedan DNA dan RNA dengan lebih mudah,
berikut ini kami bagikan tabel perbedaan DNA dan RNA,

Perbedaan DNA RNA

Bentuk rantai panjang , ganda, dan berpilin (double rantai pendek, tunggal, dan tidak
heliks) berpilin

Mengendalikan faktor keturunan dan sebagai


Fungsi materi genetik (bahan baku) untuk sintesis Mengendalikan sintesis protein
protein sintesis protein.

Berada dalam nukleus, kloroplas, Berada dalam nukleus,


Letak
mitokondria sitoplasma, kloroplas, mitokondria

Komponen Gula Deoksiribosa Ribosa

Ukuran Panjang Pendek

Jenis Basa Purin (adenin dan guanin) gugus fosfat. dan Purin (adenin dan guanin) dan
Nitrogen Pirimidin (sitosin dan timin) Pirimidin (sitosin dan urasil)

Berubah-ubah sesuai sesuai


Tetap, tidak dipengaruhi oleh aktivitas
Kadar dengan jumlah sintesis protein
sintesis protein.
yang dibutuhkan.

Periode pendek karena mudah


Keberadaannya Permanen.
terurai.

Fungsi DNA
 Membawa materi genetika dari generasi ke generasi berikutnya
 Mengontrol kehidupan secara langsung maupun tidak
 Sebagai auto katalis atau penggandaan diri
 Sebagai heterokatalis atau melakukan sintetis terhadap senyawa lain.

Fungsi RNA
 Sebagai penyimpan informasi
 Sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi
genetik karena berlaku untuk organisme hidup
Demikianlah penjelasan mengenai perbedaan DNA dan RNA dalam bentuk
tabel lengkap beserta pengertian dan fungsinya. Semoga artikel ini
bermanfaat dan bisa menjadi referensi pengetahuan dalam memahami
dengan benar apa saja perbedaan RNA dan DNA.

Replikasi adalah proses penggandaan DNA utuk memperbayak diri yang terjadi pada
fase sintesis saat interfase mejelang sel akan membelah. Tujuan replikasi DNA adalah
agar sel anakan hasil pembelhan mengandung DNA yang identik dengan DNA sel
induknya. Pada konteks virus, replikasi adalah tahap pembentukan virus-virus baru di
dalam sel inang. Replikasi dilakukan virus untuk bereproduksi.

Pembahasan

DNA (deoxyribonucleic acid) adalah substansi pembawa informasi genetik dari suatu
generasi ke generasi berikutnya. DNA bersifat heterokatalitik dan autokatalitik. DNA
bersifat heterokatalitik karena mampu membentuk RNA melalui sintesis protein, dan
bersifat autokatalitik karena dapat melakukan replikasi menghasilkan DNA baru.
Kesalahan dalam replikasi DNA dapat mengakibatkan perubahan pada sifat sel anakan.  

Pelajari lebih lanjut tentang DNA komplemen dan sintesis protein di:
brainly.co.id/tugas/17325985.

Replikasi DNA terjadi dalam nukelus (inti sel), dimana sumber energi berasal dari
nukleosida trifosfat. Dalam prosesnya, replikasi DNA dikatalis oleh enzim-enzim sebagai
berikut:

1. Helikase

Berfungsi memutus ikatan-ikatan hidrogen untuk membuka heliks ganda DNA menjadi
untai tunggal.  

2. RNA primase

Berfungsi menggabungkan nukleotida-nukelotida RNA agar dapat membentuk


primer/kelas lain asam nukleat.
3. DNA polimerase

Berfungsi menggabugkan nukleotida-nukleotida menjadi polimer DNA panjang.

4. DNA ligase

Berfungsi menyambung fragmen-fragmen DNA yang baru terbentuk sehigga menjadi


untaian DNA yang lengkap.  

Mekanisme replikasi DNA dijelaskan sebagai berikut:

Helikase membuka heliks ganda DNA induk.

Protein pengikat untai tunggal menstabilkan Dna induk yang terbuka.

Untai utama disintesis terus-menerus pada arah 5’ – 3’ oleh DNA polimerase.


Pembentukan leading strand (untai utama) dimulai dari satu primer RNA yang disintesis
enzim RNA primase.  Satu primer RNA adalah potongan pendek RNA. Kemudian, DNA
polimerase menggantikan nukleotida primer RNA dengan DNA.

Pemanjangan untai DNA baru dilakukan dengan kerja DNA polmerase disepanjang
cetakan yang jauh dari cabang replikasi. Untai DNA yang disintesis pada arah ini disebut
dengan untai lamban dan disintesis secara tidak kontinu.  

Enzim primase menyintesis primer-primer RNA pendek lalu diperpanjang oleh DNA
polimerase membentuk fragmen-fragmen DNA yang disebut fragmen Okazaki.

Setelah primer RNA diganti menjadi DNA oleh DNA polimerase lainnya, DNA ligase
menggabungkan fragmen Okazaki ke untai yang sedang bertumbuh.  
Replikasi DNA yang terjadi, disebut replikasi semikonservatif, karena masing-masing dari kedua rantai
DNA induk bertindak sebagai cetakan/templat untuk pembuatan dua rantai DNA dengan untai ganda yang
baru.[1][2]

Replikasi DNA adalah proses penggandaan rantai ganda DNA. Pada sel, replikasi DNA terjadi
sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus melakukan replikasi DNA. Pada eukariota,
waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah diatur, yaitu pada fase S siklus sel,
sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA
polimerase yang membantu pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer
DNA. Proses replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi
berantai polimerase (PCR).

Garpu replikasi[sunting | sunting sumber]


Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork) ialah struktur yang terbentuk ketika DNA
bereplikasi. Garpu replikasi ini dibentuk akibat enzim helikase yang memutus ikatan-ikatan
hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA, membuat terbukanya untaian ganda tersebut
menjadi dua cabang yang masing-masing terdiri dari sebuah untaian tunggal DNA. Masing-
masing cabang tersebut menjadi "cetakan" untuk pembentukan dua untaian DNA baru
berdasarkan urutan nukleotida komplementernya. DNA polimerase membentuk untaian DNA
baru dengan memperpanjang oligonukleotida yang dibentuk oleh enzim primase dan
disebut primer.
DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan menambahkan nukleotida—dalam hal
ini, deoksiribonukleotida—ke ujung 3'-hidroksil bebas nukleotida rantai DNA yang sedang
tumbuh. Dengan kata lain, rantai DNA baru disintesis dari arah 5'→3', sedangkan DNA
polimerase bergerak pada DNA "induk" dengan arah 3'→5'. Namun demikian, salah satu untaian
DNA induk pada garpu replikasi berorientasi 3'→5', sementara untaian lainnya berorientasi
5'→3', dan helikase bergerak membuka untaian rangkap DNA dengan arah 5'→3'. Oleh karena
itu, replikasi harus berlangsung pada kedua arah berlawanan tersebut.

Replikasi DNA. Mula-mula, heliks ganda DNA (merah) dibuka menjadi dua untai tunggal oleh enzim
helikase (9) dengan bantuan topoisomerase (11) yang mengurangi tegangan untai DNA. Untaian DNA
tunggal dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal (10) untuk mencegahnya membentuk heliks
ganda kembali. Primase (6) membentuk oligonukleotida RNA yang disebut primer (5) dan molekul DNA
polimerase (3 & 8) melekat pada seuntai tunggal DNA dan bergerak sepanjang untai tersebut
memperpanjang primer, membentuk untaian tunggal DNA baru yang disebut leading strand (2) dan lagging
strand (1). DNA polimerase yang membentuk lagging strand harus mensintesis segmen-segmen
polinukleotida diskontinu (disebut fragmen Okazaki (7)). Enzim DNA ligase (4) kemudian menyambungkan
potongan-potongan lagging strand tersebut.

Pembentukan untaian awal[sunting | sunting sumber]


Pada replikasi DNA, untaian awal (leading strand) ialah untaian DNA yang disintesis dengan
arah 5'→3' secara berkesinambungan. Pada untaian ini, DNA polimerase mampu membentuk
DNA menggunakan ujung 3'-OH bebas dari sebuah primer RNA dan sintesis DNA berlangsung
secara berkesinambungan, searah dengan arah pergerakan garpu replikasi.
Pembentukan untaian lambat[sunting | sunting sumber]
Untaian lambat (Lagging strand) ialah untaian DNA yang terletak pada sisi yang berseberangan
dengan leading strand pada garpu replikasi. Untaian ini disintesis dalam segmen-segmen yang
disebut fragmen Okazaki. Pada untaian ini, primase membentuk primer RNA. DNA polimerase
dengan demikian dapat menggunakan gugus OH 3' bebas pada primer RNA tersebut untuk
mensintesis DNA dengan arah 5'→3'. Fragmen primer RNA tersebut lalu disingkirkan (misalnya
dengan RNase H dan DNA Polimerase I) dan deoksiribonukleotida baru ditambahkan untuk
mengisi celah yang tadinya ditempati oleh RNA. DNA ligase lalu menyambungkan fragmen-
fragmen Okazaki tersebut sehingga sintesis lagging strand menjadi lengkap.
Dinamika pada garpu replikasi[sunting | sunting sumber]
Bukti-bukti yang ditemukan belakangan ini menunjukkan bahwa enzim dan protein yang terlibat
dalam replikasi DNA tetap berada pada garpu replikasi sementara DNA membentuk gelung
untuk mempertahankan pembentukan DNA ke dua arah. Hal ini merupakan akibat dari interaksi
antara DNA polimerase, sliding clamp, dan clamp loader.
Sliding clamp pada semua jenis makhluk hidup memiliki struktur serupa dan mampu berinteraksi
dengan berbagai DNA polimerase prosesif maupun non-prosesif yang ditemukan di sel. Selain
itu, sliding clamp berfungsi sebagai suatu faktor prosesivitas. Ujung-C sliding clamp membentuk
gelungan yang mampu berinteraksi dengan protein-protein lain yang terlibat dalam replikasi DNA
(seperti DNA polimerase dan clamp loader). Bagian dalam sliding clamp memungkinkan DNA
bergerak melaluinya. Sliding clamp tidak membentuk interaksi spesifik dengan DNA. Terdapat
lubang 35A besar di tengah clamp ini. Lubang tersebut berukuran sesuai untuk dilalui DNA dan
air menempati tempat sisanya sehingga clamp dapat bergeser pada sepanjang DNA. Begitu
polimerase mencapai ujung templat atau mendeteksi DNA berutas ganda (lihat di
bawah), sliding clamp mengalami perubahan konformasi yang melepaskan DNA polimerase.
Clamp loader merupakan protein bersubunit banyak yang mampu menempel pada sliding
clamp dan DNA polimerase. Dengan hidrolisis ATP, clamp loader terlepas dari sliding
clamp sehingga DNA polimerase menempel pada sliding clamp. Sliding clamp hanya dapat
berikatan pada polimerase selama terjadinya sintesis utas tunggal DNA. Jika DNA rantai tunggal
sudah habis, polimerase mampu berikatan dengan subunit pada clamp loader dan bergerak ke
posisi baru pada lagging strand. Pada leading strand, DNA polimerase III bergabung
dengan clamp loader dan berikatan dengan sliding clamp.

Replikasi di prokariota dan eukariota[sunting | sunting sumber]


Replikasi DNA prokariota[sunting | sunting sumber]
Replikasi DNA kromosom prokariota, khususnya bakteri, sangat berkaitan dengan siklus
pertumbuhannya. Daerah ori pada E. coli, misalnya, berisi empat buah tempat pengikatan
protein inisiator DnaA, yang masing-masing panjangnya 9 pb. Sintesis protein DnaA ini sejalan
dengan laju pertumbuhan bakteri sehingga inisiasi replikasi juga sejalan dengan laju
pertumbuhan bakteri. Pada laju pertumbuhan sel yang sangat tinggi; DNA kromosom prokariota
dapat mengalami reinisiasi replikasi pada dua ori yang baru terbentuk sebelum putaran replikasi
yang pertama berakhir. Akibatnya, sel-sel hasil pembelahan akan menerima kromosom yang
sebagian telah bereplikasi.
Protein DnaA membentuk struktur kompleks yang terdiri atas 30 hingga 40 buah molekul, yang
masing-masing akan terikat pada molekul ATP. Daerah ori akan mengelilingi kompleks DnaA-
ATP tersebut. Proses ini memerlukan kondisi superkoiling negatif DNA (pilinan kedua untai DNA
berbalik arah sehingga terbuka). Superkoiling negatif akan menyebabkan pembukaan tiga
sekuens repetitif sepanjang 13 pb yang kaya dengan AT sehingga memungkinkan terjadinya
pengikatan protein DnaB, yang merupakan enzim helikase, yaitu enzim yang akan
menggunakan energi ATP hasil hidrolisis untuk bergerak di sepanjang kedua untai DNA dan
memisahkannya.
Untai DNA tunggal hasil pemisahan oleh helikase selanjutnya diselubungi oleh protein pengikat
untai tunggal atau single-stranded binding protein (Ssb) untuk melindungi DNA untai tunggal dari
kerusakan fisik dan mencegah renaturasi. Enzim DNA primase kemudian akan menempel pada
DNA dan menyintesis RNA primer yang pendek untuk memulai atau menginisiasi sintesis pada
untai pengarah. Agar replikasi dapat terus berjalan menjauhi ori, diperlukan enzim helikase
selain DnaB. Hal ini karena pembukaan heliks akan diikuti oleh pembentukan putaran baru
berupa superkoiling positif. Superkoiling negatif yang terjadi secara alami ternyata tidak cukup
untuk mengimbanginya sehingga diperlukan enzim lain, yaitu topoisomerase tipe II yang disebut
dengan DNA girase. Enzim DNA girase ini merupakan target serangan antibiotik sehingga
pemberian antibiotik dapat mencegah berlanjutnya replikasi DNA bakteri.
Seperti telah dijelaskan di atas, replikasi DNA terjadi baik pada untai pengarah maupun pada
untai tertinggal. Pada untai tertinggal suatu kompleks yang disebut primosom akan menyintesis
sejumlah RNA primer dengan interval 1.000 hingga 2.000 basa. Primosom terdiri atas helikase
DnaB dan DNA primase.
Primer baik pada untai pengarah maupun pada untai tertinggal akan
mengalami elongasi dengan bantuan holoenzim DNA polimerase III. Kompleks multisubunit ini
merupakan dimer, separuh akan bekerja pada untai pengarah dan separuh lainnya bekerja pada
untai tertinggal. Dengan demikian, sintesis pada kedua untai akan berjalan dengan kecepatan
yang sama.
Masing-masing bagian dimer pada kedua untai tersebut terdiri atas subunit a, yang mempunyai
fungsi polimerase sesungguhnya, dan subunit e, yang mempunyai fungsi penyuntingan
berupa eksonuklease 3’– 5’. Selain itu, terdapat subunit b yang menempelkan polimerase pada
DNA.
Begitu primer pada untai tertinggal dielongasi oleh DNA polimerase III, mereka akan segera
dibuang dan celah yang ditimbulkan oleh hilangnya primer tersebut diisi oleh DNA polimerase I,
yang mempunyai aktivitas polimerase 5’ – 3’, eksonuklease 5’ – 3’, dan eksonuklease
penyuntingan 3’ – 5’. Eksonuklease 5’ - 3’ membuang primer, sedangkan polimerase akan
mengisi celah yang ditimbulkan. Akhirnya, fragmen-fragmen Okazaki akan dipersatukan oleh
enzim DNA ligase. Secara in vivo, dimer holoenzim DNA polimerase III dan primosom diyakini
membentuk kompleks berukuran besar yang disebut dengan replisom. Dengan adanya replisom
sintesis DNA akan berlangsung dengan kecepatan 900 pb tiap detik.
Kedua garpu replikasi akan bertemu kira-kira pada posisi 180 °C dari ori. Di sekitar daerah ini
terdapat sejumlah terminator yang akan menghentikan gerakan garpu replikasi. Terminator
tersebut antara lain berupa produk gen tus, suatu inhibitor bagi helikase DnaB. Ketika replikasi
selesai, kedua lingkaran hasil replikasi masih menyatu. Pemisahan dilakukan oleh
enzim topoisomerase IV. Masing-masing lingkaran hasil replikasi kemudian disegregasikan ke
dalam kedua sel hasil pembelahan.
Replikasi DNA eukariota[sunting | sunting sumber]
Pada eukariota, replikasi DNA hanya terjadi pada fase S di dalam interfase. Untuk memasuki
fase S diperlukan regulasi oleh sistem protein kompleks yang disebut siklin dan kinase
tergantung siklin atau cyclin-dependent protein kinases (CDKs), yang berturut-turut akan
diaktivasi oleh sinyal pertumbuhan yang mencapai permukaan sel. Beberapa CDKs akan
melakukan fosforilasi dan mengaktifkan protein-protein yang diperlukan untuk inisiasi pada
masing-masing ori.
Berhubung dengan kompleksitas struktur kromatin, garpu replikasi pada eukariota bergerak
hanya dengan kecepatan 50 pb tiap detik. Sebelum melakukan penyalinan, DNA harus
dilepaskan dari nukleosom pada garpu replikasi sehingga gerakan garpu replikasi akan
diperlambat menjadi sekitar 50 pb tiap detik. Dengan kecepatan seperti ini diperlukan waktu
sekitar 30 hari untuk menyalin molekul DNA kromosom pada kebanyakan mamalia.
Sederetan sekuens tandem yang terdiri atas 20 hingga 50 replikon mengalami inisiasi secara
serempak pada waktu tertentu selama fase S. Deretan yang mengalami inisasi paling awal
adalah eukromatin, sedangkan deretan yang agak lambat adalah heterokromatin.
Daerah sentromer dan telomer dari DNA bereplikasi paling lambat. Pola semacam ini
mencerminkan aksesibilitas struktur kromatin yang berbeda-beda terhadap faktor inisiasi.
Seperti halnya pada prokariota, satu atau beberapa DNA helikase dan Ssb yang disebut dengan
protein replikasi A atau replication protein A (RP-A) diperlukan untuk memisahkan kedua untai
DNA. Selanjutnya, tiga DNA polimerase yang berbeda terlibat dalam elongasi. Untai pengarah
dan masing-masing fragmen untai tertinggal diinisiasi oleh RNA primer dengan bantuan aktivitas
primase yang merupakan bagian integral enzim DNA polimerase a. Enzim ini akan
meneruskan elongasi replikasi tetapi kemudian segera digantikan oleh DNA polimerase d pada
untai pengarah dan DNA polimerase e pada untai tertinggal. Baik DNA polimerase d maupun e
mempunyai fungsi penyuntingan. Kemampuan DNA polimerase d untuk menyintesis DNA yang
panjang disebabkan oleh adanya antigen perbanyakan nuklear sel atau proliferating cell nuclear
antigen (PCNA), yang fungsinya setara dengan subunit b holoenzim DNA polimerase III pada E.
coli. Selain terjadi penggandaan DNA, kandungan histon di dalam sel juga mengalami
penggandaan selama fase S.
Mesin replikasi yang terdiri atas semua enzim dan DNA yang berkaitan dengan garpu replikasi
akan diimobilisasi di dalam matriks nuklear. Mesin-mesin tersebut dapat divisualisasikan
menggunakan mikroskop dengan melabeli DNA yang sedang bereplikasi. Pelabelan dilakukan
menggunakan analog timidin, yaitu bromodeoksiuridin (BUdR), dan visualisasi DNA yang dilabeli
tersebut dilakukan dengan imunofloresensi menggunakan antibodi yang mengenali BUdR.
Ujung kromosom linier tidak dapat direplikasi sepenuhnya karena tidak ada DNA yang dapat
menggantikan RNA primer yang dibuang dari ujung 5’ untai tertinggal. Dengan demikian,
informasi genetik dapat hilang dari DNA. Untuk mengatasi hal ini, ujung kromosom eukariota
(telomer) mengandung beratus-ratus sekuens repetitif sederhana yang tidak berisi informasi
genetik dengan ujung 3’ melampaui ujung 5’. Enzim telomerase mengandung molekul RNA
pendek, yang sebagian sekuensnya komplementer dengan sekuens repetitif tersebut. RNA ini
akan bertindak sebagai cetakan (templat) bagi penambahan sekuens repetitif pada ujung 3’.
Hal yang menarik adalah bahwa aktivitas telomerase mengalami penekanan di dalam sel-sel
somatis pada organisme multiseluler, yang lambat laun akan menyebabkan pemendekan
kromosom pada tiap generasi sel. Ketika pemendekan mencapai DNA yang membawa informasi
genetik, sel-sel akan menjadi layu dan mati. Fenomena ini diduga sangat penting di dalam
proses penuaan sel. Selain itu, kemampuan penggandaan yang tidak terkendali pada
kebanyakan sel kanker juga berkaitan dengan reaktivasi enzim telomerase.
ENGERTIAN DAN PROSES REPLIKASI DNA
Author -  Panji Tok Date - 7:22:00 PM genetika
Replikasi DNA adalah proses penggandaan DNA yang terjadi sebelum sel membelah diri.

Replikasi terjadi di nukleus (inti sel) dan terjadi sebelum sel melakukan pembelahan. DNA
perlu digandakan agar sel baru hasil pembelahan memiliki DNA yang sama dengan sel
induk.

Replikasi DNA terjadi secara semi konservatif yaitu rantai ganda DNA akan terpisah dan
masing-masing rantai induk akan menjadi cetakan untuk rantai baru. Sehingga DNA hasil
replikasi masing-masing memiliki rantai induk dan rantai anak.

Proses replikasi DNA

Proses replikasi DNA adalah sebagai berikut.

1. Pertama enzim topoisomerase akan mengurangi tegangan pada struktur


double helix DNA.

2. Kemudian enzim helikase akan memisahkan rantai ganda menjadi rantai


tunggal. 

3. Masing-masing rantai tunggal akan diikat oleh protein pengikat rantai tunggal
untuk mencegah bersatunya kembali rantai tunggal menjadi rantai ganda.
4. Ada dua rantai tunggal yang terbentuk yang disebut (1) leading strand dan (2)
lagging strand.

5. Enzim primase akan membentuk RNA pendek yang disebut primer. 

Pengertian DNA (Deoxyribonucleic Acid)


DNA merupakan suatu asam nukleat yang menyusun gen di dalam inti sel. Di dalamnya, tersimpan segala
informasi biologis dari setiap makhluk hidup dan beberapa virus. Tidak hanya di dalam inti sel, DNA juga
terdapat di dalam mitokondria, kloroplas, sentriol, plastid, hingga sitoplasma.
Struktur DNA
DNA adalah suatu molekul besar kompleks yang terdiri dari dua pita panjang yang saling berpilin
membentuk heliks ganda, dengan setiap pitanya merupakan suatu polimer dari ratusan hingga ribuan
nukleotida. Setiap nukleotida ini terdiri dari:
 Gula pentosa deoksiribosa,  gula pentosa (beratom 5C) yang kehilangan satu atom oksigen.
 Gugus fosfat,  yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula pentosa.
 Basa nitrogen, yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula pentosa.
Ikatan Kimia pada Rantai DNA
 Ikatan fosfodiester, yaitu ikatan kimia antara gugus fosfat dari satu nukelotida dan gula dari
nukleotida berikutnya.
 Ikatan hidrogen,  yaitu ikatan kimia antarpasangan basa nitrogen.
 Ikatan antara gula deoksiribosa dan basa nitrogen:
 Deoksiadenosin monofosfat (dAMP): antara gula deoksiribosa dan basa adenin.
 Deoksiguanin monofosfat (dGMP): antara gula deoksiribosa dan basa guanin.
 Deoksisistidin monofosfat (dCMP): antara gula deoksiribosa dan basa sitosin.
 Deoksitimidin monofosfat (dTMP): antara gula deoksiribosa dan basa timin.
Fungsi DNA
 Membawa informasi genetik.
 Memiliki peran dalam pewarisan sifat.
 Mengekspresikan informasi genetik.
 Menyintesis molekul kimia lain.
 Menduplikasikan diri atau bereplikasi.
Sifat DNA
 Jumlah DNA konstan pada setiap jenis sel dan spesies.
 Kandungan DNA dalam sel bergantung sifat ploidi atau jumlah kromosom.
 Bentuk DNA pada inti sel eukariotik seperti benang yang tidak bercabang.
 Bentuk DNA pada inti sel prokariotik, plastid, dan mitokondria berbentuk sirkuler.
Replikasi DNA
Replikasi atau proses menduplikasikan diri ini terjadi saat interfasi sebelum sel membelah dengan tujuan
agar sel anakan hasil pembelahan mengandung DNA yang identik dengan DNA sel induk. Jika terdapat
kesalahan pada proses ini, sifat pada sel-sel anakan akan mengalami perubahan. Berikut merupakan
penjelasan singkat dari proses ini:
1. Dua rantai DNA dibuka oleh enzim helikase (no.9) dengan bantuan enzim topoisomerase (no.11).
2. Rantai tunggal DNA dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal (no.10) dengan tujuan
mencegah terbentuk kembalinya heliks ganda.
3. Enzim RNA primase (no.6) menggabungkan nukelotida-nukleotida menjadi primer RNA, yaitu
potongan pendek dari RNA.
4. Molekul DNA polymerase (no.3 dan 8) melekat pada untaian tunggal DNA dan bergerak di
sepanjang untaian itu kemudian membentuk untaian DNA baru.
5. DNA ligase (no.4) menyambungkan fragmen-fragmen tersebut.
Pengertian RNA (Ribonucleic Acid)
RNA adalah makromolekul polinukleotida berupa rantai tunggal atau ganda yang tidak berpilin seperti
halnya DNA. RNA banyak terdapat pada ribosom atau sitoplasma dan keberadaannya tidak tetap karena
mudah terurai dan harus dibentuk kembali.
Struktur RNA
RNA adalah suatu polinukleotida yang tersusun dari banyak ribonukleotida. Tiap ribonukleotida tersesun
dari:
 Gula pentosa ribosa.
 Gugus fosfat, yang membentuk tulang punggung RNA bersama ribosa.
 Basa nitrogen, yang terdiri atas basa purin dan basa pirimidin.
Fungsi RNA
RNA berperan dalam proses sintesis protein di dalam sel. Akan tetapi, pada beberapa jenis virus, RNA
berperan seperti DNA untuk membawa informasi genetik.
Macam-Macam RNA
 RNA genetik,  yaitu RNA yang berperan seperti DNA dalam membawa informasi genetik. RNA
tipe ini hanya ada dalam beberapa jenis virus.
 RNA nongenetik, yaitu RNA yang hanya berperan dalam proses sintesis protein. RNA tipe ini ada
dalam organisme yang memiliki DNA. Ada tiga macam RNA nongenetik, yaitu:
 RNA duta (mRNA),  rantai tunggal panjang yang tersusun atas ratusan nukleotida. RNA ini
terbentuk melalui proses transkripsi di dalam inti sel oleh DNA. Fungsi dari mRNA
adalah sebagai pembawa kode genetik (kodon) dari inti sel ke sitoplasma.
 RNA pemindah (tRNA), rantai tunggal pendek yang dibentuk DNA di dalam inti sel
kemudian diangkut ke sitoplasma. Fungsi dari tRNA adalah sebagai penerjemah kodon
dari mRNA dan pengangkut asam-asam amino dari sitoplasma ke ribosom.
 RNA ribosom (rRNA), rantai tunggal, tidak bercabang, serta fleksibel pada ribosom yang
dibentuk DNA di dalam inti sel. Jumlahnya lebih banyak daripada mRNA ataupun tRNA.
Fungsi dari rRNA adalah sebagai mesin perakit polipeptida pada sintesis protein.
Dari pembahasan ini, selain mengetahui apa itu DNA dan RNA, kita juga mengetahui perbedaan di
antaranya. Misalnya, struktur DNA yang berupa rantai ganda yang panjang berlawanan dengan RNA yang
berupa rantai tunggal yang pendek. Lalu, kadar jumlah DNA yang tetap berlawanan dengan RNA yang
tidak tetap. Keberadaan DNA yang permanen juga berbeda dengan RNA yang tidak permanen karena
mudah terurai.

6. Enzim DNA polimerase akan membentuk rantai DNA baru dengan cara
menambahkan nukleotida baru dengan awalan primer yang sudah terbentuk.

7. Pada leading strand, hanya satu primer yang dibentuk sepanjang rantai baru
yang akan dibentuk.

8. Pada lagging strand terbentuk banyak primer yang kemudian akan


diperpanjang oleh DNA polimerase membentuk DNA pendek yang disebut
fragmen okazaki.

9. Terdapat celah-celah pada fragmen DNA di lagging strand yang akan


disambung oleh kerja enzim ligase.

Tempat awal terjadinya disebut dengan istilah Origin Of Replication (ORI).

Pada sel eukariotik, dalam sekali proses replikasi akan terbentuk banyak sekali ORI karena
DNA eukariotik sangat panjang. Contoh sel eukariotik adalah sel-sel alga, tumbuhan, hewan,
dan manusia.

Sedangkan pada sel prokariotik, dalam sekali proses replikasi hanya akan terbentuk 1 ORI
karena DNA prokariotik ukurannya lebih pendek. Contoh sel prokariotik adalah sel bakteri
dan ganggang hijau biru.

Asam ribonukleat (ARN, bahasa Inggris: ribonucleic acid, RNA) adalah molekul polimer yang


terlibat dalam berbagai peran biologis dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi gen.
RNA dan DNA adalah asam nukleat, dan, bersama dengan protein dan karbohidrat, merupakan
empat makromolekul utama yang penting untuk semua bentuk kehidupan yang diketahui. Seperti
DNA, RNA dirakit sebagai rantai nukleotida, tetapi tidak seperti DNA, RNA lebih sering
ditemukan di alam sebagai untai tunggal yang melipat ke dirinya sendiri, daripada untai ganda
berpasangan. Organisme seluler menggunakan RNA duta (bahasa Inggris: messenger RNA,
mRNA) untuk menyampaikan informasi genetik (menggunakan huruf G, U, A, dan C untuk
menunjukkan basa nitrogen guanin, urasil, adenin, dan sitosin (bahasa Inggris: cytosine)) yang
mengarahkan sintesis protein spesifik. Banyak virus mengkodekan informasi genetik mereka
menggunakan genom RNA.
Beberapa molekul RNA berperan aktif dalam sel dengan mengkatalis reaksi biologis,
mengendalikan ekspresi gen, atau merasakan dan mengkomunikasikan tanggapan terhadap
sinyal seluler. Salah satu dari proses aktif ini adalah sintesis protein, fungsi yang universal di
mana molekul mRNA mengarhkan perakitan protein pada ribosom. Proses ini menggunakan
molekul RNA transfer (bahasa Inggris: transfer RNA, tRNA) untuk memberikan asam amino ke
ribosom, di mana RNA ribosomal (bahasa Inggris: ribosomal RNA, rRNA) kemudian
menghubungkan asam amino bersama-sama untuk membentuk protein

Struktur RNA[sunting | sunting sumber]


Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari
sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan satu
gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat
dari satu nukleotida dengan gugus pentosa dari nukleotida yang lain.
Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil cincin gula pentosa, sehingga
dinamakan ribosa, sedangkan gugus pentosa pada DNA disebut deoksiribosa.[1] Basa nitrogen
pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timina pada DNA diganti dengan urasil pada RNA.
Jadi tetap ada empat pilihan: adenina, guanina, sitosina, atau urasil untuk suatu nukleotida.
Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA, tetapi bervariasi
sesuai dengan tipe dan fungsinya.

Tipe-tipe RNA[sunting | sunting sumber]


RNA hadir di alam dalam berbagai macam/tipe. Sebagai bahan genetik, RNA berwujud
sepasang pita (Inggris double-stranded RNA, dsRNA). Genetika molekular klasik mengajarkan,
pada eukariota terdapat tiga tipe RNA yang terlibat dalam proses sintesis protein: [2]

1. RNA-kurir (bahasa Inggris: messenger-RNA, mRNA), yang disintesis dengan RNA


polimerase I.
2. RNA-ribosom (bahasa Inggris: ribosomal-RNA, rRNA), yang disintesis dengan RNA
polimerase II
3. RNA-transfer (bahasa Inggris: transfer-RNA, tRNA), yang disintesis dengan RNA
polimerase III
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 diketahui bahwa RNA hadir dalam berbagai macam
bentuk dan terlibat dalam proses pascatranslasi. Dalam pengaturan ekspresi genetik orang
sekarang mengenal RNA-mikro (miRNA) yang terlibat dalam "peredaman gen" atau gene
silencing dan small-interfering RNA (siRNA) yang terlibat dalam proses pertahanan terhadap
serangan virus.

Fungsi RNA[sunting | sunting sumber]


Pada sekelompok virus (misalnya bakteriofag), RNA merupakan bahan genetik. Ia berfungsi
sebagai penyimpan informasi genetik, sebagaimana DNA pada organisme hidup lain. Ketika
virus ini menyerang sel hidup, RNA yang dibawanya masuk ke sitoplasma sel korban, yang
kemudian ditranslasi oleh sel inang untuk menghasilkan virus-virus baru.
Namun, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara
antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua
organisme hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen
DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk 'triplet', tiga urutan
basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau
kode untuk berhenti), monomer yang menyusun protein. Lihat ekspresi genetik untuk keterangan
lebih lanjut.
Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang mendukung atas teori 'dunia RNA',
yang menyatakan bahwa pada awal proses evolusi, RNA merupakan bahan genetik universal
sebelum organisme hidup memakai DNA.

Interferensi RNA[sunting | sunting sumber]


Suatu gejala yang baru ditemukan pada penghujung abad ke-20 adalah adanya mekanisme
peredaman (silencing) dalam ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa RNA tidak
diterjemahkan (translasi) menjadi protein oleh tRNA. Ini terjadi karena sebelum sempat
ditranslasi, mRNA dicerna/dihancurkan oleh suatu mekanisme yang disebut sebagai "interferensi
RNA". Mekanisme ini melibatkan paling sedikit tiga substansi (enzim dan protein lain). Gejala ini
pertama kali ditemukan pada nematoda Caenorhabditis elegans tetapi selanjutnya ditemukan
pada hampir semua kelompok 

RANSLASI
TRANSLASI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Protein merupakan produk dari aliran informasi genetik. Sel membutuhkan ribuan
protein yang berbeda setiap waktu. Protein-protein ini harus di sintesis, dibawa ke
tempatnya berfungsi dan didegradasi bila tidak diperlukan lagi. Sintesis protein eukariot
melibatkan 70 jenis protein ribosom, 20 jenis enzim untuk mengaktifkan prekursor
asam amino, 20 atau lebih enzim dan faktor protein lain untuk inisiasi, elongasi dan
terminasi polipeptida; mungkin 100 enzim untuk pemrosesan protein; dan 40 atau lebih
transfer dan ribosomal RNA. Secara keseluruhan, hampir sekitar 300 makromulekul
yang berbeda terlibat pada sintesis polipeptida. Namun protein di sintesis dengan
kecepatan yang tinggi. Polipeptida dengan 100 residu asam amino dalam E. coli (pada 37
oC), disintesis dalam waktu sekitar 5 detik. Sintesis ribuan protein yang berbeda di
dalam sel di regulasi dengan ketat, sehingga protein hanya di sintesis sesuai dengan
kebutuhan metabolik sel.
Untuk menghasilkan protein, langkah yang hatus ditempuh setelah diperoleh mRNA
adalah proses translasi. Proses translasi ini.meliputi berbgai proses yang cukup
kompleks. Untuk itu perlu sekali diketahui adanya proses detail megenai kejadian
translasi baik yang terjadi pada organisme prokaryotik maupun eukaryotik.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah terjadinya proses translasi dalam rangka menghasilkan protein pada
prokaryot maupun eukaryot?
C. Tujuan
Untuk mengetahui terjadinya proses translasi dalam rangka menghasilkan protein pada
prokaryot maupun eukaryot.

BAB II
TRANSLASI
Salah satu proses yang terjadi pada materi genetik adalah translasi. Proses translasi
mengikuti dikte dari kode genetik untuk membentuk sekuen asam amino dalam produk
gen yakni polipeptida yang sangat kompleks yang melibatkan sejumlah besar
makromolekul. Makromolekul ii adalah sebagai berikut.
1. Lebih dari 50 polipeptida dan 3 sampai 5 molekul RNA ada di tiap ribosom.
2. Setudaknya 20 enzim aktivasi asam amino (amino asetil t-RNA sintetase).
3. 40 sampai 60 molekul tRNA yang berbeda.
4. Setidaknya 9 protein terlarut terlubat dalam inisiasi, elongasi, dan terminasi rantai
polipeptida
Karena banyaknya makromolekul yang terlibat ini sebagian komponen ribosom ada
dalam jumlah yang besar pada tiap sel, dan sistem translasi memegang peran penting
dalam rekayasa metabolik pada tiap sel. (Gardner,dkk., 1991)
Secara definitif translasi adalah proses penerjemahan kode-kode genetic (kodon) yang
ada pada molekul mRNA urutan-urutan asam amino. Hanya molekul mRNA yang
ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Pembacaan dari sebuah
molekul mRNA mulai dari sebuah titik permulaan yang tepat. Codon pertama yang
dibaca adalah AUG, yang memberi tanda asam amino methionine. Dalam sel-sel
bakterial, codon AUG memberi tanda methionine (Met) ketika muncul di mana pun
dalam molekul mRNA. Pada beberapa bakteria, codon AUG bertindak sebagai inisiator
codon yang mengkhususkan f-Met untuk memulai rantai polypeptide, meskipun ketika
GUC muncul pada posis internal dalam molekul mRNA, memberi kode untuk valine.
Baik itu Met atau f-Met merupakan bagian pertama dari asam amino dalam semua
rantai peptide ketika mereka disintesiskan secara inisial, terminal asam amino bisa
dimodifikasi secara enzimatis kemudian. Deformylase bisa memindahkan grup formyl
dari formylmethionine, dan methionine amino peptidase bisa memindahkan methionine
dari amino terminus dari peptide. Olehkarena itu, tidak semua polypeptides dalam
mikroorganisme memiliki f-Met pada ujung terminal amino mereka (Sjahril, 2008).

1. Kode Genetik
Ketika menemukan struktur DNA, Francis Crick sudah mempertimbangkan bagaimana
informasi genetik yang dikode dalam empat huruf pada DNA dapat di translasi menjadi
20 huruf pada protein. Crick beralasan bahwa asam nukleat yang berukuran kecil
(mungkin RNA) dapat berperan sebagai ‘adaptor’. Salah satu bagian dari adaptor
berikatan dengan asam amino tertentu dan bagian lain mengenali urutan nukleotida
yang dikode oleh asam amino pada mRNA. Ide ini kemudian diverifikasi dengan
ditemukannya tRNA. tRNA merupakan molekul adaptor yang berfungsi
menterjemahkan urutan nukleotida dalam mRNA menjadi urutan asam amino dalam
polipeptida. Keseluruhan proses sintesis protein yang dipandu oleh mRNA ini disebut
proses translasi.
Setiap deretan tiga basa pada mRNA, mengkode satu asam amino spesifik disebut
kodon. Terdapat empat basa pada nukleotida (A, G, C dan T) sehingga terdapat 43 = 64
kodon. Beberapa kodon mempunyai fungsi khusus. AUG merupakan kodon inisiasi yang
merupakan awal suatu polipeptida, di samping AUG juga mengkode metionin dalam
polipeptida. Kodon UAA, UAG dan UGA tidak mengkode asam amino dan merupakan
kodon terminasi atau disebut juga stop kodon. Translasi terjadi dengan cara, setiap
kodon dibaca berurutan dan tidak overlap (tumpang tindih). Kodon pertama pada gen
menyediakan reading frame (pola pembacaan). Reading frame tanpa stop kodon
sebelum 50 kodon disebut open reading frame dan biasanya merupakan suatu gen.

Kode pertama Kode kedua Kode ketiga


UCAG

U
Fenilalanin
Fenilalanin
Leusin
Leusin
Serin
Serin
Serin
Serin
Tirosin
Tirosin
Stop
Stop
Sistein
Sistein
Stop
Triptofan
U
C
A
G

C
Leusin
Leusin
Leusin
Leusin
Prolin
Prolin
Prolin
Prolin
Histidin
Histidin
Glutamin
Glutamin
Arginin
Arginin
Arginin
Arginin
U
C
A
G

A
Ileusin
Ileusin
Ileusin
Metionin
Treonin
Treonin
Treonin
Treonin
Asparagin
Asparagin
Lisin
Lisin
Serin
Serin
Arginin
Arginin
U
C
A
G

G
Valin
Valin
Valin
Valin
Alanin
Alanin
Alanin
Alanin
Aspartat
Aspartat
Glutamat
Glutamat
Glisin
Glisin
Glisin
Glisin
U
C
A
G
Sumber : http://cahscient.files.wordpress.com/2008/08/textbook-mikrobiologi8.doc

2. Transfer RNA (tRNA)


Seperti sudah dijelaskan di atas, proses translasi memerlukan molekul tRNA. tRNA
merupakan molekul adaptor yang berfungsi menterjemahkan urutan nukleotida dalam
mRNA menjadi urutan asam amino dalam polipeptida. Pada tRNA terdapat urutan tiga
basa yang disebut antikodon. Antikodon ini komplemen dengan salah satu kodon.
Sedangkan pada ujung 3’ tRNA terikat asam amino spesifik. tRNA yang sudah mengikat
asam amino disebut aminoasil tRNA. Paling kurang terdapat 61 jenis tRNA di sitoplasma
yang membawa asam amino yang berbeda. tRNA akan membawa asam amino dari
sitoplasma ke ribosom, tempat dimana sintesis protein terjadi, dan antikodon akan
mengenali kodon komplemennya.

3. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sintesis protein. E. coli mengandung lebih dari 15.000
ribosom yang terdapat bebas di sitoplasma. Ribosom merupakan kompleks antara
protein dan rRNA dan terdiri dari dua subunit, yaitu subunit besar dan subunit kecil.
Pada bakteri subunit kecil mempunyai ukuran 30S dan subunit besar 50S, sementara
pada eukariot subunit kecil 40S dan subunti besar 60S. Ribosom bakteri mengandung
sekitar 65% rRNA dan 35% protein. Pada ribosom terdapat tiga situs untuk mengikat
aminoasil tRNA yaitu: situs aminoasil (A), situs peptidil (P) dan situs exit (E).

4. Mekanisme translasi
Proses translasi berlangsung pada ribosom dan merupakan proses sintesis protein
berdasarkan informasi yang berada pada mRNA. mRNA yang ditranslasi harus terikat
pada ribosom dan pada organisme prokariot pada ujung 5’nya terdapat suatu urutan
yang mengenali ribosom. Urutan ini dikenal sebagai situs pengikatan ribosom atau
ribosome binding site (RBS). Proses translasi terdiri atas tiga sub proses, yaitu inisiasi,
elongasi dan terminasi.
a. Translasi pada prokariot
Komponen pada tahap inisiasi organisme prokariot meliputi kodon insiasi (AUG), tiga
faktor insiasi (IF1, IF2 dan IF3), tRNA inisiator (fMet-tRNA), ribosom subunit 30S dan
50S, dan GTP. Setelah diaktifasi oleh faktor inisiasi, tRNA inisiator yang membawa anti
kodon CAU akan menempati situs P pada ribosom. tRNA kedua yang membawa anti
kodon untuk kodon kedua memasuki situs A pada ribosom. Asam amino yang dibawa
oleh tRNA kedua akan membentuk ikatan peptida dengan asam amino pertama. Setelah
ikatan peptida terbentuk, tRNA yang membawa kedua asam amino akan bertranslokasi
dari situs A ke situs P. Hal ini berlangsung terus menerus sampai mencapai stop kodon
(UAG. UAA. UGA).
Tidak ada antikodon yang mengenali kodon terminasi. Translasi berhenti dengan
adanya protein yang disebut Release Factor (RF) yang mengenali kodon terminasi. Pada
prokariot terdapat tiga faktor terminasi yaitu, RF1 yang mengenali kodon UAA dan UAG
dan RF2 yang mengenali kodon UGA dan UAA, sementara RF3 belum diketahui
fungsinya. Pengikatan RF ini memberikan sinyal bahwa proses translasi telah berhenti.
Kedua subunit ribosom akan berdisosiasi dari mRNA dan polipeptida dibebaskan dari
tRNAnya.

b. Translasi pada eukaryot


Inisiasi translasi pada organisme eukariot mirip dengan inisiasi pada organisme
prokariot tetapi urutannya berbeda dan melibatkan faktor inisiasi yang lebih banyak.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh karena perbedaan struktur ribosom dan kedua
organisme. Faktor inisiasi translasi untuk organisme eukariot dinamai eIFs (eukaryote
Initiation Factor). Komponen pada tahap inisiasi organisme eukariot adalah kodon
inisiasi (AUG), lima faktor inisiasi (eIFl, eIF2, eIF3, eIF4, eIF5), tRNA inisiator (met-
tRNA), ribosom subunit 40S dan 60S, GTP dan ATP. Pada eukariot tRNA inisiator
aminoasil-tRNA, GTP dan eIF2 membentuk kompleks terlebih dahulu sebelum
berikatan dengan subunit 40S. Setelah kompleks inisiasi terbentuk proses translasi
dilanjutkan dengan pemanjangan rantai polipeptida (tahap elongasi). Mekanisme
elongasi pada organisme eukariot mirip dengan mekanisme elongasi pada organisme
prokariot. Tahap awal elongasi adalah pengikatan aminoasil-tRNA pada situs A melalui
penggabungan dengan kodon kedua mRNA. Aminoasil-tRNA memasuki ribosom
dengan bantuan faktor elongasi eEF-1 membentuk kompleks dengan GTP. Faktor
elongasi merupakan protein yang berasosiasi terus menerus dengan ribosom selama
penambahan asam amino pada rantai polipeptida.
Pemanjangan rantai polipeptida berlangsung terus menerus sampai mencapai kodon
yang tidak dikenali oleh anti kodon yang dibawa oleh tRNA. Sel prokariot dan sel
eukariot juga tidak memiliki tRNA dengan antikodon yang komplemen dengan sinyal
terminasi, tetapi memiliki faktor terminasi (release factor, RF) yang mengenali sinyal
terminasi sintesis protein. Pada organisme eukariot hanya terdapat satu faktor terminasi
yaitu RF yang mengenali ketiga kodon stop UAG, UAA dan UGA. RF berikatan dengan
kodon terminasi pada situs A ribosom dan menstimulasi hidrolisis ikatan tRNA dan
rantai polipeptida pads situs P yang menyebabkan rantai polipeptida lepas dari ribosom,
tRNA dilepaskan serta subunit ribosom dan templat mRNA berdisosiasi.
Pada bakteri, proses transkripsi dan translasi bisa terjadi bersamaan, karena DNA
berada di sitoplasma dan semua proses replikasi, transkripsi dan translasi terjadi di
sitoplasma. Bahkan mRNA yang belum selesai di transkripsi sudah mulai di translasi.
Tapi pada eukariot keadaannya berbeda, karena replikasi dan transkripsi terjadi di
dalam inti. mRNA kemudian di bawa ke sitoplasma untuk di translasi.
Tahap akhir dari sintesis protein adalah pelipatan dan pemrosesan. Polipeptida hasil
translasi memerlukan struktur yang tepat untuk berfungsinya. Proses pelipatan protein
meliputi pembentukan ikatan hidrogen, interaksi van der Waals, ikatan ionik, interaksi
hidrofobik dan jembatan disulfida. Sehingga polipeptida hasil translasi yang awalnya
satu dimensi membentuk struktur tiga dimensi. Selain itu beberapa protein prokariot
dan eukariot juga mengalami modifikasi pasca translasi, seperti: pemotongan peptida
sinyal, glikosilasi, fosforilasi, asetilasi dan metilasi (Gaffar, 2007).

Pengertian Sintesis Protein

Kode genetik yang diekspresikan ke dalam bentuk sintesis protein. Sintesis


protein juga membutuhkan bahan dasar asam amino dan berlangsung dalam
ribosom.

Sintesis protein (bahasa inggris: protein synthesis) yang disebut juga sebagai
biosintesis protein adalah suatu proses pembentukan partikel protein dalam
bahasan biologi molekuler yang didalamnya melibatkan sistesis RNA yang
dipengaruhi oleh DNA.

Dalam proses sintesis protein, molekul DNA adalah sumber pengkodean pada
asam nukleat untuk menjadi asam amino yang menyusun protein tetapi tidak
terlibat secara langsung dalam prosesnya.

Sintesis protein adalah suatu proses pencetakan protein dalam sel. Sifat
enzim (protein) adalah sebagai pengendali dan penumbuh karakter makhluk
hidup ditentukan oleh jumlah jenis, dan urutan asam amino yang
menyusunnya. Sintesis ini juga melibatkan DNA, RNA, dan ribosom.

 
Tahapan Proses Sintesis Protein

Secara garis besar ekspresi gen berlangsung melalui 3 tahap, yakni :

1. Replikasi DNA

Setiap sel dapat juga memperbanyak diri dengan cara membelah. Sebuah sel
yang membelah menjadi 2 sel, 2 sel membelah menjadi 4 sel, 4 sel membelah
menjadi 8 sel dan seterusnya.
Sebelum sel membelah, terjadi perbanyakan suatu komponen-komponen di
dalam sel termasuk DNA. Perbanyakan DNA yang dilakukan dengan cara
replikasi. Dengan demikian, replikasi adalah suatu proses pembuatan
(sintesis) DNA baru atau penggandaan DNA di dalam nukleus.

Pada saat replikasi akan berlangsung, DNA induk membentuk kopian DNA
anak yang sama persis sehingga DNA induk berfungsi sebagai cetakan untuk
pembentukan DNA baru. RNA Virus dapat juga membentuk DNA.

Menurut Baltimore, Mizushima, dan Temin (1970), beberapa virus hanya


dapat mensintesis DNA dari RNA hasil cetakan yang berantai tunggal. Enzim
yang berperan disebut juga DNA polimerase bergantung RNA atau
Transkriptase Sebaliknya.

Proses replikasi yang dimulai pada beberapa daerah spesifik dari rantai DNA,
disebut pangkal replikasi.

Beberapa tahapan dan enzim yang berperan dalam sintesis protein, antara
lain adalah :

1. DNA helikase yang berfungsi untuk membuka rantai ganda DNA induk.
2. Enzim primase yang membentuk primer yang merupakan segmen
pendek dari RNA sebagai pemula untuk terjadinya sintesis protein.
3. Dari ujung 3´ RNA primer, DNA polimerase telah menambahkan
pasangan basa nitrogen (dari nukleotida-nukleotida) pada rantai tunggal
DNA induk dan terbentuk rantai DNA yang bersambungan secara
kontinyu (tanpa terpisah-pisah) yang disebut sebagai leading strand.
4. Pada rantai tunggal DNA induk yang lain, DNA polimerase akan
membentuk lagging strand (merupakan keseluruhan rantai kopian DNA
yang pertumbuhannya tidak kontinyu) dengan memperpanjang RNA
prime.
5. RNA primer di beberapa tempat akan membentuk segmen-segmen
DNA baru yang saling terpisah.
6. Segmen-segmen itulah yang disebut juga sebagai fragmen Okazaki.
7. DNA polimerase yang lainnya, akan menggantikan RNA primer dengan
DNA dan enzim ligase menghubungkan segmen-segmen okazaki,
sehingga terbentuk salinan DNA baru. DNA baru yang telah terbentuk
(identik dengan DNA induk) akan melanjutkan tahapan untuk
mensintesis protein yaitu suatu tahapan transkripsi dan translasi.

2. Transkripsi

Informasi genetik ini dicetak dalam bentuk kode oleh DNA di dalam inti sel.
Pembawa informasi atau kode ini adalah suatu mRNA (messenger RNA) atau
RNA duta.

Kode-kode ini tercermin pada susunan atau urutan basa nitrogen yang teratur
dalam mRNA. Ini berarti kode atau informasi yaitu mRNA sendiri. Pencetakan
mRNA (kode) ini berdasarkan DNA cetakan disebut transkripsi.

Transkripsi adalah suatu pembentukan mRNA dari salah satu pita DNA (DNA
cetakan) dengan bantuan enzim RNA polimerase.

** Proses Transkripsi ialah sebagai berikut :

 RNA polimerase yang melekat pada molekul DNA sehingga


menyebabkan sebagian dari double helix terbuka.
 Akibat terbukanya pita DNA, basa-basa pada salah satu pita akan
menjadi bebas, sehingga memberi kesempatan pada basa-basa
pasangannya menyusun mRNA. Misalnya pada Timin (T) dari DNA
akan membentuk Adenin (A) pada mRNA, Sitosin (C) dari DNA akan
membentuk Guanin (G) pada mRNA, dan seterusnya. Oleh karena itu
enzim RNA polimerase bergerak di sepanjang pita DNA yang menjadi
model. DNA yang akan melakukan transkripsi adalah DNA
sense/template.
 mRNA yang sudah selesai dicetak akan meninggalkan inti sel dan akan
menuju sitoplasma dan melekat pada ribosom. Ribosom adalah
granula-granula dalam sitoplasma yang juga berperan dalam sintesis
protein. Biasanya berderet 4 atau 5 dan disebut juga polisom.
 Transkripsi ini juga mirip dengan replikasi DNA.

** Perbedaan antara Transkripsi dengan Replikasi DNA :

 Basa Urasil RNA akan mengganti Timin DNA.


 mRNA yang terbentuk tidak tinggal berpasangan lagi dengan pita DNA
pembuatnya, tetapi melepaskan diri meninggalkan inti sel.
 Replikasi DNA yang memberikan hasil yang tetap di dalam genom,
sedangkan pembentukan molekul RNA berlangsung dan hasilnya
digunakan langsung dalam waktu singkat untuk sintesis protein.

** Transkripsi meliputi 3 tahapan yakni :

1. Inisiasi (Permulaan)

Jika pada suatu proses replikasi dikenal daerah pangkal replikasi, pada
transkripsi ini dikenal promoter, yaitu daerah DNA sebagai tempat melekatnya
RNA polimerase untuk memulai transkripsi. RNA polimerase akan melekat
atau berikatan dengan promoter, setelah promoter berikatan dengan
kumpulan protein yang disebut faktor transkripsi.

Kumpulan antara promoter, RNA polimerase, dan faktor transkripsi ini disebut
juga kompleks inisiasi transkripsi. Selanjutnya, RNA polimerase membuka
rantai ganda DNA.

2. Elongasi (Pemanjangan)

Setelah membuka pilinan rantai ganda DNA, RNA polimerase ini kemudian
akan menyusun untaian nukleotida-nukleotida RNA dengan arah 5´ ke 3´.

Pada tahap elongasi ini, RNA akan mengalami pertumbuhan memanjang


seiring dengan pembentukan pasangan basa nitrogen DNA. Pembentukan
pada RNA analog dengan pembentukan pasangan basa nitrogen pada
replikasi.

Pada RNA tidak terdapat juga basa pirimidin timin (T), melainkan urasil (U).
Oleh karena itu, RNA akan membentuk pasangan yang basa urasil dengan
adenin pada rantai DNA. Tiga macam basa yang lain, yakni adenin, guanin,
dan sitosin dari DNA yang akan berpasangan dengan basa komplemennya
masing-masing sesuai dengan pengaturan pemasangan basa. Adenin
berpasangan juga dengan urasil dan guanin dengan sitosin.

3. Terminasi (Pengakhiran)

Penyusunan suatu untaian nukleotida RNA yang telah dimulai dari daerah
promoter berakhir di daerah terminator. Setelah transkripsi selesai, rantai
DNA yang menyatu kembali seperti semula dan RNA polimerase segera
terlepas dari DNA. Akhirnya, RNA akan terlepas dan terbentuklah RNA m
yang baru.

Pada sel prokariotik, RNA hasil transkripsi dari DNA, akan langsung berperan
sebagai RNA m. Sementara itu, RNA hasil transkripsi gen pengkode protein
pada sel eukariotik, akan menjadi RNA m yang fungsional (aktif) setelah
malalui suatu proses tertentu terlebih dahulu.

Dengan demikian, pada rantai tunggal RNA m terdapat beberapa urut-urutan


basa nitrogen yang merupakan suatu komplemen (pasangan) dari pesan
genetik (urutan basa nitrogen) DNA. Setiap tiga macam urutan basa nitrogen
pada nukleotida RNA m hasil transkripsi ini disebut juga sebagai triplet atau
kodon.
 

3. Translasi

Ribosom akan membaca kode yang ada pada mRNA dengan bantuan RNA
lain, yakni pada RNA transfer (tRNA). Di dalam sitoplasma banyak terdapat
tRNA, asam-asam amino dan lebih dari 20 enzim-enzim amino dari hasil
sintetase.

** Proses Translasi ialah sebagai berikut :


 Pemindahan asam amino dari sitoplasma ke ribosom akan dilakukan
oleh tRNA. Asam amino terlebih dahulu diaktipkan dengan ATP
(Adenosin Trifosfat), proses ini dapat dipengaruhi oleh enzim amino asil
sintetase. Hasilnya juga berupa Aminoil Adenosin Monofosfat (AA-
AMP) dan fosfat organik.
 AA-AMP diikat oleh tRNA untuk dibawa menuju ke ribosom.
 Ujung bebas tRNA akan mengikat asam amino tertentu yang telah
diaktifkan. Di bagian lengkungan terdapat tiga basa nukleotida yang
disebut juga antikodon, yang nantinya berpasangan dengan tiga basa
yang disebut kodon pada pita mRNA.
 Dalam ribosom terdapat situs (tempat) yang melekatnya mRNA dan
dan dua situs tRNA (P site dan A site). Anti kodon pada tRNA harus
sesuai juga dengan pasangan basa dari kodon pada mRNA. Jika asam-
asam amino yang terdapat pada P site telah bergabung ke asam amino
yang terdapat pada tRNA di A site maka ribosom akan bergerak
langsung sepanjang mRNA ketiga basa berikutnya.
 tRNA yang telah melepaskan asam amino kemudian akan
meninggalkan ribosom, bebas dalam sitoplasma untuk selanjutnya
mampu mengikat asam amino lain semacam yang telah diaktifkan oleh
ATP, sedangkan tRNA dengan suatu rantai asam amino menempati P
site, tRNA berikutnya dengan asam amino akan datang ke ribosom ke
P site. Demikian seterusnya sehingga dalam polisom yang terangkai
bermacam-macam asam amino dan tersusun menjadi rangkaian
polipeptioda yang selanjutnya akan membentuk suatu protein
fungsional.
 Proses translasi ini akan berakhir jika sampai ke kodon akhir. Perlu
diingat bahwa pada setiap tahap akan diperlukan enzim dan dua tahap
pertama memerlukan energi. Jadi dalam ribosom akan berlangsung
penerjemahan urutan nukleotida DNA ke protein.

** Urutan singkat Sintesis Protein Fungsional yaitu sebagai berikut :

 DNA akan membentuk mRNA untuk membawa kode sesuai urutan


basa N-nya.
 mRNA akan meninggalkan inti, pergi ke ribosom dalam sitoplasma.
 tRNA akan datang membawa asam amino yang sesuai dengan kode
yang dibawa oleh mRNA. tRNA ini akan bergabung dengan mRNA
sesuai dengan kode pasangan basa N-nya yang seharusnya.
 Asam–asam amino akan berjajar-jajar dalam suatu urutan yang sesuai
dengan kode sehingga terbentuklah rangkaian polipeptoda yang
selanjutnya membentuk protein fungsional.
 Protein yang telah terbentuk merupakan enzim yang mengatur
metabolisme sel dan reproduksi.
 

** Tahapan Proses Translasi ialah sebagai berikut :

1. Inisiasi Translasi

Ribosom sub unit kecil yang mengikatkan diri pada mRNA yang telah
membawa sandi bagi asam amino yang akan dibuat, serta mengikat pada
bagian inisiator tRNA. Selanjutnya, molekul besar ribosom juga akan ikut
terikat bersama ketiga molekul tersebut membentuk kompleks inisiasi.

Molekul-molekul tRNA akan mengikat dan memindahkan asam amino dari


sitoplasma menuju ke ribosom dengan menggunakan energi GTP dan enzim.
Bagian ujung tRNA yang satu akan membawa antikodon, berupa triplet basa
nitrogen.

Sementara, ujung yang lain akan membawa satu jenis asam amino dari
sitoplasma. Kemudian, asam amino tertentu tersebut akan diaktifkan oleh
tRNA tertentu pula dengan menghubungkan antikodon dan kodon (pengkode
asam amino) pada mRNA.

Kodon pemula pada proses translasi yaitu AUG, yang akan mengkode
pembentukan asam amino metionin. Oleh karena itu, antikodon tRNA yang
akan berpasangan juga dengan kodon pemula adalah UAC. tRNA tersebut
akan membawa asam amino metionin pada sisi pembawa asam aminonya.
2. Elongasi

Tahap pengaktifan asam amino akan terjadi kodon demi kodon sehingga
dihasilkan asam amino satu demi satu. Asam-asam amino yang telah
diaktifkan oleh kerja tRNA sebelumnya, akan dihubungkan melalui ikatan
peptida membentuk polipeptida pada ujung tRNA pembawa asam amino.

Misalnya, tRNA yang membawa asam amino fenilalanin, maka antikodon


berupa AAA kemudian yang berhubungan dengan kodon mRNA UUU.

Fenilalanin tersebut akan dihubungkan dengan metionin membentuk peptida.


Melalui proses elongasi ini rantai polipeptida yang sedang tumbuh tersebut
semakin panjang akibat penambahan asam amino.

Keterangan :

a. tRNA yang membawa antikodon AAA & asam amino (fenilalanin)


b. antikodon AAA akan berpasangan dengan kodon mRNA
c. pembentukan pada ikatan peptida
d. pemanjangan rantai polipeptida & ribosom yang siap menerima tRNA
selanjutnya.

3. Terminasi
Proses translasi akan berhenti setelah antikodon yang dibawa tRNA bertemu
dengan kodon UAA, UAG, atau UGA. Dengan demikian, rantai polipeptida
yang telah terbentuk akan dilepaskan dari ribosom dan diolah untuk
membentuk protein fungsional.

Tujuan Sintesis Protein

Adapun tujuan dari suatu sintesis protein adalah untuk membentuk protein
yang bisa dimanfaatkan oleh tubuh dan protein merupakan suatu komponen
penting yang menyusun tubuh makhluk hidup.

Misalnya enzim penyusun utamanya adalah protein, hormon ini juga tersusun
dari protein, eritrosit juga memiliki protein yang membantu pengikatan oksigen
serta membran sel yang tersusun dari protein.

Dengan adanya 22 asam amino pada suatu proses translasi, yang


diantaranya dapat disintesis didalam tubuh, dan beberapa yang lain juga
harus diperoleh dari makanan.

Komponen Yang Berperan Dalam Sintesis Protein

Sintesis protein selain melibatkan DNA dan RNA dalam prosesnya, juga harus
membutuhkan bahan dasar berupa asam amino yang akan berlangsung di
dalam ribosom, sementara dalam pengaturan sintesis protein akan dilakukan
oleh DNA di dalam inti.

Sehingga suatu komponen yang berperan dalam sintesis protein adalah DNA,
RNA, asam amino, ribosom dan enzim.

 Peran DNA dan RNA dalam suatu proses sintesis protein


 Replika DNA akan membentuk DNA baru
 Transkripsi DNA yang membuat cetakan mRNA.
 Translasi sandi dari cetakan mRNA ke sekuen asam amino yang
sangat spesifik suatu protein.
 Tahapan pada Sintesis Protein

Demikian penjelasan mengenai √ Sintesis Protein : Pengertian, Tahapan,


Tujuan, dan Komponen [ TERLENGKAP ]. Semoga bermanfaat dan dapat
menjadi referensi suatu informasi di dalam kehidupan kita. Dan bisa
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita. Sekian dan Terima Kasih.

Jenis RNA dan fungsinya


oleh Suryana Hisham pada 14 Agustus 2019

Bagaimana informasi dapat bergerak dari nukleus, di mana DNA itu


berada, ke sitoplasma, di mana ribosom berada? RNA, salah satu asam
nukleat yang lain, itulah caranya. Secara khusus mRNA. RNA, sebagai
pemain tengah dalam dogma sentral. Gambar di atas merupakan
representasi abstrak dari tRNA. Tanpa tRNA, mRNA, dan rRNA, protein
tidak dapat dibuat.

Apa itu RNA


DNA saja tidak bisa ”memberitahu” sel Anda bagaimana untuk membuat
protein. Perlu bantuan RNA, atau asam ribonukleat, pemain utama lainnya
pada dogma sentral biologi molekuler. Ingat, DNA ”hidup” dalam inti, tetapi
protein akan dibuat pada ribosom dalam sitoplasma. Bagaimana informasi
genetik di dapatkan dari inti ke sitoplasma? RNA adalah jawabannya.

Perbedaan RNA dan DNA


RNA, seperti DNA, adalah asam nukleat. Namun, RNA berbeda dari DNA
dalam beberapa cara. Selain dengan bentuk yang lebih kecil dari DNA,
RNA juga

 terdiri dari satu rantai nukleotida bukan dua,


 berisi basa nitrogen urasil (U) bukan timin,
 mengandung gula ribosa bukan deoksiribosa.

Jenis RNA
Pada dasarnya, terdapat dua kelompok utama RNA yang menyusun
makhluk hidup, yaitu RNA genetik dan RNA nongenetik. Apakah
perbedaan kedua RNA tersebut?

a. RNA genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yakni merupakan
molekul genetik yang secara keseluruhan bertanggung jawab dalam
membawa segala materi genetis, seperti yang dimiliki oleh DNA. Dengan
kata lain, RNA ini berfungsi sebagai DNA. RNA genetik ini hanya dimiliki
oleh makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, seperti pada
beberapa jenis virus.

b. RNA nongenetik
RNA nongenetik merupakan RNA yang tidak berperan sebagai DNA. RNA
nongenetik dimiliki oleh makhluk hidup yang materi genetiknya diatur oleh
DNA. Pada makhluk hidup kelompok ini, di dalam selnya terdapat DNA dan
RNA.

Berdasarkan letak serta fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi


tiga macam, yakni RNA duta, RNA ribosom, dan RNA transfer.

1) RNA duta atau “messenger RNA” (mRNA) merupakan asam nukleat


yang berbentuk pita tunggal dan merupakan RNA terbesar atau terpanjang
yang bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida. Fungsi utama
mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA ke ribosom. mRNA
juga berfungsi sebagai cetakan dalam sintesis protein.

2) RNA transfer (tRNA) merupakan RNA terpendek yang bertindak


sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Selain itu, tRNA berfungsi
mengikat asam-asam amino yang akan disusun menjadi protein dan
mengangkutnya ke ribosom. Pada tRNA terdapat bagian yang
berhubungan dengan kodon yang disebut antikodon dan bagian yang
berfungsi sebagai pengikat asam amino.
3) RNA ribosom (rRNA) merupakan RNA dengan jumlah terbanyak dan
penyusun ribosom. RNA ini berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan
fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan rRNA. Fungsi rRNA sampai
sekarang masih belum banyak diketahui, tetapi diduga memiliki peranan
penting dalam proses sintesis protein.

Komponen penyusun DNA dan RNA memiliki banyak kemiripan. Namun,


karena fungsinya berbeda, keduanya juga memiliki beberapa perbedaan,
terutama dalam hal letak, struktur, kadar, fungsi, dan komposisi kimianya.
Berbagai perbedaan tersebut dapat Anda pelajari pada Tabel

Tabel Perbedaan DNA dan RNA


NO OBJEK DNA RNA

1 Letak Inti sel Inti sel, sitoplasma, ribosom

2 Bentuk Pita spiral ganda Pita tunggal

3 Komponen gula Deoksiribosa Ribosa

4 Ukuran Sangat panjang Pendek

Purin : Adenin,
5 Basa nitrogen Purin : Adenin, GuaninPirimidin : Sitosin, Timin
GuaninPirimidin : Sitosin, Urasil

Berubah-ubah
6 Kadar Tidak dipengaruhi oleh kecepatan sintesis protein menurutkecepatan sintesis
protein

7 Fungsi Mengendalikan faktor keturunan dan sintesis protein Sintesis protein

Basa Ribonukleosida Ribonukleotida Singkatan

Adenin (A) Adenosin Adenosin monofosfat AMP

Guanin (G) Guanosin Guanosin monofosfat GMP

Sitosin (S) Sitidin Sitidin monofosfat CMP

Urasil (U) Uridin Uridin monofosfat UMP


Ada tiga jenis utama dari RNA, semua yang terlibat dalam membuat
protein.

 Messenger RNA (mRNA) menyalin petunjuk genetik dari DNA dalam


inti, dan membawa petunjuk ke sitoplasma.
 Ribosom RNA (rRNA) membantu membentuk ribosom, organel di
mana protein dirakit.
 Transfer RNA (tRNA) membawa asam amino ke ribosom, di mana
mereka bergabung bersama untuk membentuk protein.

Tampil dari tiga jenis


RNA dan peran mereka: (1) mRNA berisi pesan genetik, (2) tRNA
mentransfer asam amino ke ribosom, (3) rRNA merupakan komponen
utama ribosom. Lebih lanjut tentang peran RNA akan dibahas dalam artikel
lainnya.
Ringkasan

RNA berbeda dari DNA dalam beberapa hal. Ada tiga jenis utama dari
RNA: messenger RNA (mRNA), RNA ribosom (rRNA), dan RNA transfer
(tRNA). Setiap jenis memainkan berbagai peran dalam membuat protein.

Macam-macam RNA
RNA dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu RNA genetik dan RNA non-genetik.

1. RNA genetik

RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai pembawa keterangan
genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA,
misalnya virus. Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi genetik
maupun dalam mengatur aktivitas sel.

1. RNA non-genetik

RNA non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik sehingga RNA jenis ini
hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang juga memiliki DNA. Berdasarkan letak dan fungsinya,
RNA non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan rRNA.
1)   mRNA (messenger RNA) atau ARNd (ARN duta)
mRNA merupakan RNA yang urutan basanya komplementer (berpasangan) dengan salah satu
urutan basa rantai DNA. RNA jenis ini merupakan polinukleotida berbentuk pita tunggal linier dan
disintesis oleh DNA di dalam nukleus. Panjang pendeknya mRNA berhubungan dengan panjang
pendeknya rantai polipeptida yang akan disusun. Urutan asam amino yang menyusun rantai
polipeptida itu sesuai dengan urutan kodon yang terdapat di dalam molekul mRNA yang
bersangkutan. mRNA bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida. Adapun fungsi
utama mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA di inti sel menuju ke ribosom di
sitoplasma. mRNA ini dibentuk bila diperlukan dan jika tugasnya selesai, maka akan dihancurkan
dalam plasma.
A
2)   tRNA (transfer
RNA) atau ARNt (ARN
transfer)
RNA jenis ini dibentuk di dalam nukleus, tetapi menempatkan diri di dalam sitoplasma. tRNA
merupakan RNA terpendek dan bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Fungsi lain
tRNA adalah mengikat asam-asam amino di dalam sitoplasma yang akan disusun menjadi protein
dan mengangkutnya ke ribosom. Bagian tRNA yang berhubungan dengan kodon
dinamakan antikodon.
Gb. Struktur tRNA
3)   rRNA (ribosomal RNA) atau ARNr (ARN ribosomal)
RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosom meskipun dibuat di dalam nukleus.
RNA ini berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan
rRNA. Fungsi dari RNA ribosom adalah sebagai mesin perakit dalam sintesis protein yang
bergerak ke satu arah sepanjang mRNA. Di dalam ribosom, molekul rRNA ini mencapai 30-46%.
Dengan adanya penjelasan materi di atas, terdapat perbedaan antara DNA dan RNA.
Tabel . Perbedaan DNA dan RNA
DNA (Deoxyribo Nukleat Acid) RNA (Ribo Nukleat Acid)
–    Letak Dalam inti sel, mitokondria, Dalam inti sel, sitoplasma dan
kloroplas, senriol. ribosom.
–    Bentuk Polinukleotida ganda yang terpilin Polinukleotida tunggal dan
panjang pendekl
–    Gula Deoxyribosa Ribosa
–    Basanya Golongan purin : adenine dan Golongan purin : adenine dan
guanine guanine
Golongan pirimidin : cytosine Golongan pirimidin :
dan timin cytosine dan urasil
–    Fungsi –          mengontrol sifat yang –       sintesis protein
menurun
–          sintesis protein
–          sintesis RNA
–    Kadarnya Tidak dipengaruhi sintesis protein. Dipengaruhi sintesis protein.
Letak basa nitrogen dari kedua Macam ARN :
pita ADN saling berhadapan ARN duta
dengan pasangan yang tetap
ARN ribosom
yaitu Adenin selalu
berpasangan dengan Timin, ARN transfer
Cytosin dengan Guanin. Kedua
pita itu diikatkan oleh ikatan
hidrogen.

Pengertian RNA : Ciri, Fungsi, Struktur,


Macam Jenis dan Proses Terbentuknya
RNA (Ribonucleic Acid)
By Si ManisPosted on December 16, 2019

Pengertian RNA – Apa itu RNA? Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan
membahas tentang pengertian RNA, ciri, fungsi, struktur, jenis dan proses
pembentukan RNA secara lengkap.

Baca Juga : Pengertian DNA dan RNA

Daftar Isi [hide]
 1 Pengertian RNA (Ribonucleic Acid)
 2 Ciri-Ciri RNA (Ribonucleic Acid)
 3 Fungsi RNA (Ribonucleic Acid)
 4 Struktur RNA (Ribonucleic Acid)
 5 Macam Macam RNA (Ribonucleic Acid)
o 5.1 Transfer RNA (tRNA)
o 5.2 Ribosomal RNA (rRNA)
o 5.3 Mesengger RNA (mRNA)
 6 Proses Terbentuknya RNA (Ribonucleic Acid)
o 6.1 Transkripsi
 6.1.1 Inisisasi
 6.1.2 Elongasi
 6.1.3 Terminasi
o 6.2 Translasi
 6.2.1 Iniasiasi
 6.2.2 Elongasi
 6.2.3 Terminasi
Pengertian RNA (Ribonucleic Acid)
Pengertian (Ribonucleic Acid) adalah molekul polimer yang terlibat dalam berbagai
peran biologis dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi gen. Seperti DNA,
RNA dirakit sebagai rantai nukleotida, namun tidak seperti DNA, RNA lebih sering
ditemukan di alam sebagai untai tunggal yang melipat ke dirinya sendiri, daripada
untai ganda berpasangan.

RNA merupakan hasil dari transkripsi dari suatu fragmen DNA, sehingga RNA
sebagai polimer yang jauh lebih pendek jika dibandingkan DNA. Berbeda dengan
DNA yang umumnya dijumpai dalam inti sel, Kebanyak dari RNA terdapat dalam
sitoplasma, khususnya di ribosom.

Organisme seluler menggunakan RNA duta (mRNA) untuk menyampaikan informasi


genetik (menggunakan huruf G, U, A, dan C untuk menunjukkan basa nitrogen
guanin, urasil, adenin dan sitosin) yang mengarahkan sintesis protein spesifik.
Banyak virus mengkodekan informasi genetik mereka menggunakan genom RNA.

RNA (Ribosa Nucleid Acid) atau asam ribonukleat merupakan seutas benang
tunggal yang tersusun dari molekul gula ribosa, gugus fosfat dan asam nitrogen.
Basa nitrogen yang terkandung dalam RNA terdiri atas golongan purin dan golongan
pirimidin. Purin yang terkandung pada Basa nitrogen RNA memiliki dua jenis yaitu
adenin (A) dan guanin(G); sedangkan golongan pirimidin yang terkandung dalam
RNA memiliki jenis sitosin (C) dan urasil (U). RNA dibentuk oleh DNA di dalam
nukleus, melalui proses transkripsi DNA. Hasil transkripsi digunakan RNA untuk
sintesis protein dalam sitoplasma sel.

Definisi RNA (asam ribonukleat) adalah bahan genetis yang dibentuk oleh DNA dan
tersusun atas molekul gula, ribusa, gugus fosfat dan asam nitrogen yang berfungsi
sebagai unsur pembawa genetis dan mengatur aktivitas sel.

Baca Juga : Pengertian Sitoplasma

Ciri-Ciri RNA (Ribonucleic Acid)


Ciri atau karakteristik RNA diantaranya yaitu:

 Selain di nuklues, RNA ditemukan pada sitoplasma terutama dalam ribosom.


 RNA memiliki bentuk rantai tunggal.
 Kadar RNA tidak tetap dan memiliki fungsi sebagai sintesis protein.
 Kandungan basa nitrogen yang ada pada RNA terdiri dari purin ((Adenin (A) dan
Guanin (G)); pirimidin ((Sitosin (S) dan Urasil (U)).
 RNA menggunakan ribosa sebagai komponen gulanya.

Fungsi RNA (Ribonucleic Acid)


Fungsi RNA, diantaraya yaitu:

 Sebagai penyimpan informasi


 Sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena
berlaku untuk organisme hidup.
Struktur RNA (Ribonucleic Acid)
Struktur penyusun RNA terdiri dari:

 Gula D-Ribosa
 Fosfat
 Basa Nitrogen

RNA terdiri dari rantai poliribonukleotida yang basa-basanya biasanya adenin,


guanin, urasil, dan sitosin. RNA berada dalam nukelus maupun sitoplasma sel.
Ragam bentuk RNA lebih banyak dari pada DNA. RNA memiliki berat molekul antara
25.000 sampai dengan beberapa juta. Umumnya RNA berisi rantai polinukleotida
tunggal, tetapi rantai yang biasa terlipat membentuk daerah heliks ganda yang
mengandung pasangan basa A:U dan G:C.

Molekul RNA memiliki bentuk yang berbeda dengan DNA. RNA memiliki bentuk pita
tunggal dan tidak berpilin. Setiap pita RNA merupakan polinukleotida yang tersusun
dari banyak ribonukleotida. Setiap ribonukleotida tersusun dari gula ribosa, basa
nitrogen dan asam fosfat. Basa nitrogen RNA terbagi menjadi dua yaitu basa purin
dan basa pirimidin. Basa purin sama dengan DNA yang tersusun dari adenin (A) dan
guanin (G), sedangkan basa pirimidinnya tersusun dari sitosin (C) dan urasil (U).

Tulang punggung RNA tersusun dari deretan ribosa dan fosfat. Ribonuleotida RNA
terdapat secara bebas dalam nukleoplasma dengan bentuk nukleosida trifosfat,
misalnya adenosin trifosfat (ATP), Guanosin Trifosfat (GTP), Sistidin Trifosfat (CTP),
dan Uridin Trifosfat (UTP). RNA disintetis oleh DNA yang berada di inti sel dengan
menggunakan DNA sebagai cetakannya.

Baca Juga : Fungsi Lisosom

Macam Macam RNA (Ribonucleic Acid)


Ada tiga tipe utama atau tiga jenis RNA diantaranya yaitu

Transfer RNA (tRNA)


tRNA dibentuk dari dalam nukleus, tapi menempatkan diri dalam sitoplasma. tRNA
merupakan RNA yang terpendek dan bertindak sebagai penerjemah kodon dari
mRNA. tRNA memiliki proporsi nukleosida yang lebih relatif tinggi. Transfer RNA
(transfer-Ribonucleic acid) atau asam ribonukleat transfer adalah molekul yang
menginterpretasikan pesan genetik berupa serangkaian kodon yang disepanjang
molekul mRNA dengan cara mentransfer asam-asam amino ke ribosom dalam
proses translasi.

Setiap tRNA mengandung suatu sekuen dengan tiga rangkaian basa pendek.
Seluruh ujung 3′ tRNA mengandung sekuen SSA yang berseberangan dengan
sekuen antikodon. Suatu amino tertentu akan melekat pada ujung 3 tRNA.
Pelekatan ini merupakan cara berfungsinya tRNA, yaitu dengan membawa asam
amino spesifik yang nantinya berguna dalam sintetis protein, yaitu pengurutan asam
amino sesuai dengan urutan kodon pada mRNA.
Ribosomal RNA (rRNA)
rRNA adalah ribosom yang mengandung protein dengan massa yang hampir mirip.
Molekulnya berupa pita tunggal, tidak bercabang dan fleksibel. rRNA terdiri dari 80%
total RNA yang dalam sel dan pada sel-sel tidak memiliki inti sejati yang terdiri dari
beberapa tipe rRNA yaitu 23S rRNA, 16S rRNA, dan 5S rRNA.

Mesengger RNA (mRNA)


mRNA adalah polinukleotida yang berbentuk pita tunggal linier dan disintetis oleh
DNA di dalam nukleus. mRNA berupa rantai tunggal yang relatif panjang. Panjang
pendeknya mRNA berhubungan dari panjang pendeknya rantai polipeptida yang
disusun. Urutan pada rantai asam amino yang menyusun rantai polipeptida tersebut
sesuai dengan urutan kodon yang ada dalam molekul mRNA yang bersangkutan.
mRNA bertindak sebagai pola cetakan dalam pembentukan polipeptida. Setiap
molekul membawa salinan urutan DNA, yang ditranslasikan dalam sitoplasma
menjadi satu rantai polipeptida atau lebih. Fungsi utama mRNA adalah membawa
kode-kode genetik dari DNA di inti sel menuju ke ribosom di sitoplasma. mRNA
dibentuk jika dibutuhkan dan jika tugasnya telah selesai lalu dihancurkan dalam
plasma.

Baca Juga : Fungsi Ribosom

Proses Terbentuknya RNA (Ribonucleic Acid)


Proses pembentukan RNA terdiri dari dua tahapan dengan bantuan enzim RNA
polymerase (RNAp) yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi. Enzim ini
mempercepat proses pembentukan RNA. Tahapan pembentukan RNA meliputi:

Transkripsi
Dalam tahap transkripsi, dengan menggunakan DNA sebagai cetakan disistesis
RNA messenger. Proses ini terdiri atas 3 tahap, yaitu:

Inisisasi
Pada tahap ini, enzim RNA polymerase menyalin gen, sehingga terjadi pengikatan
RNAp dengan promoter (tempat pertemuan antara gen/DNA dengan RNAp) yang
akan memberikan inisiasi transkripsi. Selanjutnya, RNAp akan membuka double
heliks DNA yang berfungsi sebagai cetakan yaitu rantai sense.

Elongasi
RNAp akan bergerak sepanjang untai ganda DNA, membuka double heliks dan
merangkai ribonukleotida ke ujung 3′ ribonukleotida yang sedang tumbuh, sehingga
dihasilkan rantai RNA yang di dalamnya mengandung urutan basa nitrogen pertama
sebagai hasil perekaman. Jika hasil perekaman sudah mencapai 30 buah, suatu
senyawa kimia yang berperan sebagai penutup untuk memberikan sinyal inisiasi
tahap translasi dan mencegah terjadinya degradasi RNA akan berikatan dengan
ujung 5′ RNA.
Terminasi
Proses terminasi adalah terhentinya proses perekaman dan molekul DNA baru
terpisah dari DNA template. Tahap ini ditandai dengan terdiasosiasinya enzim RNAp
dari DNA dan RNA dilepaskan sehingga dihasilkan produk transkripsi yang lengkap
disebut messenger RNA (mRNA).

Translasi
Translasi adalah tahapan penerjemahan beberapa triplet atau kodon dari mRNA
menjadi asam amino yang akhirnya membentuk protein. Setiap triplet terdiri dari
urutan basa nitrogen yang berbeda sehingga akan diterjemahkan menjadi asam
amino yang berbeda pula. Asam amino tersebut akan menghasilkan rantai
polipeptida spesifik hingga terbentuk protein spesifik pula. Proses translasi bisa
berupa:

Baca Juga : Pengertian Mitokondria

Iniasiasi
Tahap inisiasi diawali dengan pengenalan kodon AUG yang terdapat pada bagian
akhir mRNA yang disebut juga kodon Start. Kodon AUG akan mengkode
pembentukan metionin. Selanjutnya, metionin dibawa oleh tRNA untuk bergabung
melalui pembentukan ikatan pada subunit besar ribosom sehingga terbentuklah
ribosom yang lengkap. Molekul tRNA pertama yang terikat pada ribosom akan
menempati tempat khusus, yaitu sisi P (Polipeptida) yang akan terbentuk rantai yang
dikenal dengan istilah polipeptida. Sedangkan tRNA berikutnya akan berikatan
dengan kodon kedua dan akan menempati ribosom pada sisi A (asam amino)

Elongasi
Tahap elongasi ditandai dengan pengaktifan asam amino oleh tRNA pada tiap
kodon ke kodon sehingga akan dihasilkan asam amino baru satu per satu. Proses
elongasi ini membuat rantai polipeptida tumbuh semakin panjang akibat asam amino
yang terus bertambah.

Terminasi
Tahap terminasi ditandai dengan pertemuan antara antikodon yang dibawa oleh
tRNA dengan UAA, UAG, atau UGA sehingga menyebabkan berhentinya proses
translasi. Akibatnya, rantai polipeptida yang dibentuk dari ribosom terlepas dan
diolah membentuk protein fungsional.

Demikian artikel pembahasan tentang pengertian RNA, ciri, fungsi, struktur, jenis
dan proses pembentukan RNA secara lengkap.

Posted in Biologi, IpaTagged ciri ciri rna, dna rna, fungsi rna, gambar rna, gambar struktur


rna, jelaskan sifat sifat rna, jenis jenis rna, jenis rna, jurnal struktur dan fungsi rna, macam
macam rna, makalah rna, materi rna, pengertian rna dan dna, pengertian rna dan
penjelasannya, pengertian rna pdf, penyusun rna, perbedaan dna dan rna pdf, perbedaan
struktur dna dan rna, rna adalah pdf, rna ditemukan pada, rna pdf, sifat rna, sifat rna dan
kromosom, struktur rna, struktur rna dan dna, tuliskan macam dan fungsi rna

Ekspresi gen
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Gen diekspresikan dengan cara ditranskripsi menjadi RNA, dan transkrip ini kemudian dapat diterjemahkan
menjadi protein melalui proses translasi.

Ekspresi gen adalah rangkaian proses penggunaan informasi dari suatu gen untuk


sintesis produk gen fungsional. Produk-produk tersebut dapat berupa protein, juga gen penyandi
non-protein seperti transfer RNA (tRNA) atau gen RNA inti kecil (snRNA) yang mana keduanya
merupakan produk RNA fungsional.
Proses ekspresi gen digunakan oleh semua makhluk hidup
termasuk eukariota, prokariota (bakteri dan arkea), dan dimanfaatkan oleh virus - untuk
menghasilkan mesin makromolekul untuk kelangsungan hidupnya.
Beberapa tahapan dalam proses ekspresi gen yaitu transkripsi, penyambungan atau splicing
RNA, translasi, dan modifikasi pasca-translasi dari protein. Regulasi gen memberikan
kontrol sel terhadap struktur dan fungsi, dan merupakan dasar untuk diferensiasi
sel, morfogenesis, dan keserbagunaan dan kemampuan beradaptasi dari setiap organisme.
Regulasi gen juga dapat berfungsi sebagai substrat untuk perubahan evolusioner, karena kontrol
waktu, lokasi, dan jumlah ekspresi gen dapat memiliki efek besar pada fungsi (aksi) gen dalam
sel atau dalam organisme multiseluler.
Dalam genetika, ekspresi gen merupakan tingkat paling mendasar yang mana genotipe
memunculkan fenotipe, yaitu sifat yang dapat diamati. Kode genetik yang disimpan
dalam DNA "ditafsirkan" oleh ekspresi gen, dan sifat-sifat ekspresi tersebut memunculkan
fenotipe organisme. Fenotipe semacam itu sering diekspresikan oleh sintesis protein yang
mengendalikan bentuk organisme, atau yang bertindak sebagai enzim yang
mengkatalisasi lintasan metabolisme spesifik yang menjadi ciri organisme. Regulasi ekspresi
gen dengan demikian penting untuk perkembangan suatu organisme.

Daftar isi

 1Mekanisme
o 1.1Transkripsi
o 1.2Pengolahan RNA
o 1.3Pematangan RNA non-coding
o 1.4Ekspor RNA
o 1.5Translasi
o 1.6Pelipatan
o 1.7Translokasi
o 1.8Pengangkutan protein
 2Regulasi ekspresi gen
o 2.1Regulasi transkripsional
o 2.2Regulasi transkripsional pada kanker
o 2.3Regulasi pasca transkripsional
o 2.4Regulasi translasi
o 2.5Degradasi protein
 3Pengukuran
o 3.1Profil RNA di Wikipedia
o 3.2Kuantifikasi protein
o 3.3Lokalisasi
 4Sistem ekspresi
o 4.1Ekspresi yang dapat diinduksi
o 4.2Di alam
 5Jejaring gen
 6Teknik dan alat
 7Basis data ekspresi gen
 8Referensi

Mekanisme[sunting | sunting sumber]
Transkripsi[sunting | sunting sumber]

Proses transkripsi dilakukan oleh RNA polimerase (RNAP), yang menggunakan DNA (hitam) sebagai
cetakan dan menghasilkan RNA (biru).

Gen adalah bentangan DNA yang menyandikan informasi. DNA genomik terdiri dari dua untai
antiparalel dan untai komplementer balik, masing-masing memiliki ujung 5' dan 3'. Terkait
dengan gen, kedua untai tersebut dapat diberi label "untai cetakan," yang berfungsi sebagai
cetak biru untuk produksi transkrip RNA, dan "untai penyandi," yang termasuk versi DNA dari
sekuens transkrip. "Untai penyandi" secara fisik tidak terlibat dalam proses penyandian karena
"untai cetakan"-lah yang dibaca selama transkripsi.
Produksi salinan RNA dari DNA disebut transkripsi, dan dilakukan di dalam nukleus oleh RNA
polimerase, yang menambahkan satu nukleotida RNA sekaligus ke untai RNA yang tumbuh
sesuai dengan aturan basa yang saling melengkapi. RNA ini komplementer dengan untai
cetakan DNA 3 '→ 5',[1] yang dengan sendirinya melengkapi komplemen untai penyandian 5 '→
3'. Oleh karena itu, untai RNA 5 '→ 3' yang dihasilkan identik dengan untai penyandian DNA
dengan pengecualian bahwa timin diganti dengan urasil (U) dalam RNA. Pembacaan untai
penyandian DNA "ATG" secara tidak langsung ditranskripsi melalui untai non-coding sebagai
"UAC" dalam RNA.
Pada prokariota, transkripsi dilakukan oleh satu jenis RNA polimerase, yang membutuhkan
sekuens DNA yang disebut kotak Pribnow serta faktor sigma (faktor σ) untuk memulai
transkripsi. Pada eukariota, transkripsi dilakukan oleh tiga jenis RNA polimerase, yang masing-
masing membutuhkan sekuens DNA khusus yang disebut promoter dan satu set protein
pengikat DNA — faktor transkripsi — untuk memulai proses. RNA polimerase I bertanggung
jawab untuk transkripsi gen RNA ribosom (rRNA). RNA polimerase II (Pol II) mentranskripsikan
semua gen protein-coding tetapi juga beberapa RNA non-coding (misalnya snRNA, snoRNA,
atau RNA non-coding panjang). Pol II termasuk domain terminal-C (CTD) yang kaya akan residu
serin. Ketika residu ini terfosforilasi, CTD mengikat berbagai faktor protein yang mendorong
pematangan dan modifikasi transkrip. RNA polimerase III mentranskripsi RRNA 5S, mentransfer
gen RNA (tRNA), dan beberapa RNA kecil non-coding (misalnya 7SK). Transkripsi berakhir
ketika polimerase menemukan sekuens yang disebut terminator.
Pengolahan RNA[sunting | sunting sumber]
Transkripsi gen penyandi protein prokariotik menghasilkan messenger RNA (mRNA) yang siap
untuk ditranslasi menjadi protein, sedangkan transkripsi gen eukariotik menghasilkan transkrip
primer dari RNA (pre-mRNA), yang harus menjalani serangkaian modifikasi untuk menjadi
mRNA matang.
Modifikasi termasuk 5'capping, yang merupakan rangkaian reaksi enzimatik dengan
menambahkan 7-metilguanosin (m7G) ke ujung 5' pre-mRNA dan dengan demikian melindungi
RNA dari degradasi oleh eksonuklease. Tutup m7G kemudian diikat oleh heterodimer kompleks
pengikat tutup (CBC20/CBC80), yang membantu ekspor mRNA ke sitoplasma dan juga
melindungi RNA dari de-capping.
Modifikasi lain adalah pembelahan dan polyadenylation ujung 3'. Proses ini terjadi jika sekuens
sinyal poliadenilasi (5'- AAUAAA-3 ') hadir dalam pre-mRNA, yang biasanya antara sekuens
kode protein dan terminator. Pre-mRNA pertama kali dibelah dan kemudian serangkaian ~ 200
adenin (A) ditambahkan untuk membentuk ekor poli(A), yang melindungi RNA dari degradasi.
Ekor poli (A) diikat oleh berbagai poly(A)-binding proteins (PABP) yang diperlukan untuk ekspor
mRNA dan re-inisiasi translasi.

Ilustrasi sederhana ekson dan intron pada pre-mRNA dan pembentukan mRNA matang dengan
penyambungan (splicing). UTR adalah bagian non-coding ekson di ujung mRNA.

Modifikasi pre-mRNA eukariotik lainnya adalah penyambungan RNA (RNA splicing). Sebagian


besar pre-mRNA eukariotik terdiri dari segmen bergantian yang disebut ekson dan intron.
Selama proses penyambungan, kompleks katalitik protein RNA yang dikenal sebagai
spliceosome mengkatalisasi dua reaksi trans-esterifikasi, yang membuang intron dan
melepaskannya dalam bentuk struktur menjerat, dan kemudian menggabungkan ekson tetangga
yang berdekatan bersama-sama. Dalam kasus tertentu, beberapa intron atau ekson dapat
dihilangkan atau disimpan dalam mRNA dewasa. Proses disebut juga penyambungan alternatif
yang menciptakan serangkaian transkrip berbeda yang berasal dari satu gen. Karena transkrip
ini dapat berpotensi ditranslasi menjadi protein yang berbeda, penyambungan memperluas
kompleksitas ekspresi gen eukariotik.
Pengolahan RNA yang luas mungkin merupakan keuntungan evolusi yang dimungkinkan oleh
inti eukariota. Pada prokariota, transkripsi dan translasi terjadi bersamaan, sementara pada
eukariota, membran inti memisahkan dua proses, memberikan waktu untuk proses pengolahan
RNA.
Pematangan RNA non-coding[sunting | sunting sumber]
Pada sebagian besar organisme, gen non-coding (ncRNA) ditranskripsi sebagai prekursor yang
menjalani proses lebih lanjut. Pada kasus RNA ribosom (rRNA), mereka sering ditranskripsi
sebagai pre-rRNA yang mengandung satu atau lebih rRNA. Pre-rRNA dibelah dan dimodifikasi
(2′-O-metilasi dan pembentukan pseudouridin) di lokasi tertentu oleh sekitar 150 spesies RNA
kecil yang dibatasi nukleolus, yang disebut snoRNA. SnoRNA berasosiasi dengan protein,
membentuk snoRNP. Sementara bagian snoRNA didasarkan pada target RNA dan dengan
demikian memposisikan modifikasi pada lokasi yang tepat, bagian protein melakukan reaksi
katalitik. Dalam eukariota, khususnya snoRNP yang disebut RNase, MRP memecah pre-rRNA
45S menjadi rRNA 28S, 5.8S, dan 18S. Faktor pengolah rRNA dan faktor pengolah RNA
membentuk agregat besar yang disebut nukleolus.[2]
Pada kasus RNA transfer (tRNA), misalnya urutan 5 'dihilangkan oleh RNase P, [3] sedangkan
ujung 3' dihilangkan oleh enzim tRNase Z, [4] dan ekor CCA 3 'yang bukan cetakan ditambahkan
oleh nukleotidil transferase.[5] Pada kasusRNA-mikro (miRNA), miRNA pertama-tama
ditranskripsikan sebagai transkrip primer atau pri-miRNA dengan topi dan ekor poli-A dan
diproses menjadi struktur loop-70-nukleotida batang pendek yang dikenal sebagai pre-miRNA
dalam inti sel oleh enzim Drosha dan Pasha. Setelah diekspor, kemudian diproses menjadi
miRNA matang dalam sitoplasma melalui interaksi dengan Dicer endonuklease, yang juga
memulai pembentukan RNA-induced silencing complex (RISC), yang terdiri dari protein
Argonaute.
Bahkan snRNA dan snoRNA sendiri menjalani serangkaian modifikasi sebelum menjadi bagian
dari kompleks RNP fungsional. Hal ini dilakukan baik dalam nukleoplasma atau di kompartemen
khusus yang disebut badan Cajal. Selama proses, basa dimetilasi atau dipseudouridinilasi oleh
sekelompok RNA spesifik badan Cajal kecil (scaRNAs), yang secara struktural mirip dengan
snoRNA.
Ekspor RNA[sunting | sunting sumber]
Pada eukariota, sebagian besar RNA dewasa harus diekspor ke sitoplasma dari nukleus.
Sementara beberapa fungsi RNA di dalam nukleus, banyak RNA diangkut melalui pori-pori inti
dan masuk ke sitosol. Secara khusus ini termasuk semua jenis RNA yang terlibat dalam sintesis
protein.[6] PAda beberapa kasus, RNA juga diangkut ke bagian sitoplasma tertentu,
seperti sinaps; kemudian ditarik oleh protein motor yang mengikat melalui protein penghubung
ke urutan tertentu (disebut "kode pos") pada RNA.[7]
Translasi[sunting | sunting sumber]

Selama translasi, tRNA yang diisi dengan asam amino memasuki ribosom dan sejajar dengan triplet
mRNA yang benar. Ribosom kemudian menambahkan asam amino ke rantai protein tumbuh.

Untuk beberapa RNA (RNA non-coding), RNA matang adalah produk gen akhir. [8] Pada kasus
messenger RNA (mRNA), RNA adalah pembawa informasi yang menyandi untuk sintesis satu
atau lebih protein. mRNA membawa sekuens protein tunggal (umum pada eukariota) bersifat
monosistronik sedangkan mRNA membawa sekuens protein multipel (umum pada prokariota)
dikenal sebagai polisistronik.
Setiap mRNA terdiri dari tiga bagian: daerah 5' yang tidak diterjemahkan (5'UTR), daerah
penyandi protein atau bingkai pembacaan terbuka (ORF), dan daerah 3' yang tidak
diterjemahkan (3'UTR). Wilayah penyandi membawa informasi untuk sintesis protein yang
disandikan oleh kode genetik untuk membentuk triplet. Setiap triplet nukleotida dari wilayah
penyandi disebut kodon dan sesuai dengan situs pengikatan yang saling melengkapi dengan
triplet antikodon dalam RNA transfer. RNA transffer dengan urutan antikodon yang sama selalu
membawa jenis asam amino yang identik. Asam amino kemudian dirangkai bersama
oleh ribosom sesuai dengan urutan triplet di wilayah penyandi. Ribosom membantu mentransfer
RNA untuk mengikat RNA messenger dan mengambil asam amino dari masing-masing RNA
transfer dan membuat protein tanpa struktur.[9][10] Setiap molekul mRNA ditranslasi menjadi
banyak molekul protein, rata-rata ~ 2800 pada mamalia. [11] [12]
Pada translasi prokariota, umumnya terjadi pada titik transkripsi (ko-transkripsi), sering
menggunakan messenger RNA yang masih dalam proses pembuatan. Pada translasi eukariota
dapat terjadi di berbagai daerah sel tergantung di mana protein yang seharusnya ditargetkan.
Lokasi utama adalah sitoplasma untuk protein sitoplasma terlarut dan membran retikulum
endoplasma untuk protein yang untuk ekspor dari sel atau dimasukkan ke dalam membran sel.
Protein yang seharusnya diekspresikan pada retikulum endoplasma dikenali sebagian melalui
proses translasi. Proses ini diatur oleh partikel pengenal sinyal — suatu protein yang berikatan
dengan ribosom dan mengarahkannya ke retikulum endoplasma ketika menemukan peptida
sinyal pada rantai asam amino yang baru tumbuh. [13]
Pelipatan[sunting | sunting sumber]

Protein sebelum (kiri) dan setelah pelipatan (kanan)

Polipeptida terlipat menjadi struktur tiga dimensi karakteristik dan fungsional dari koil acak.
[14]
 Setiap protein terdapat sebagai polipeptida terbuka atau koil acak ketika ditranslasi dari
sekuens mRNA menjadi rantai linier asam amino. Kemudian, asam amino berinteraksi satu
sama lain untuk menghasilkan struktur tiga dimensi yang terdefinisi dengan baik, protein terlipat
(sisi kanan gambar) yang dikenal sebagai keadaan asli. Struktur tiga dimensi yang dihasilkan
ditentukan oleh urutan asam amino (dogma Anfinsen). [15]
Struktur tiga dimensi yang benar sangat penting untuk fungsi, meskipun beberapa bagian protein
fungsional dapat tetap terbuka. [16] Kegagalan untuk melipat ke dalam bentuk yang dimaksud
biasanya menghasilkan protein tidak aktif dengan sifat yang berbeda, misalnya prion.
Beberapa penyakit neurodegeneratif dan penyakit lain diyakini merupakan hasil dari akumulasi
protein yang gagal melipat.[17] Banyak alergi disebabkan oleh lipatan protein, karena sistem imun
tidak menghasilkan antibodi untuk struktur protein tertentu. [18]
Enzim yang disebut chaperone (kaperon) membantu protein yang baru terbentuk untuk dilipat ke
struktur 3 dimensi yang diperlukan untuk berfungsi. [19] Demikian pula, kaperon RNA membantu
RNA mencapai bentuk fungsionalnya. [20] Organel yang membantu pelipatan protein pada
eukariota adalah retikulum endoplasma.
Translokasi[sunting | sunting sumber]
Protein sekretori dari eukariota atau prokariota harus dipindahkan untuk memasuki jalur
sekretori. Protein yang baru disintesis diarahkan ke kanal translokasi eukariotik Sec61 atau
prokariotik SecYEG oleh peptida sinyal. Efisiensi sekresi protein pada eukariota sangat
tergantung peptida sinyal yang telah digunakan. [21]
Pengangkutan protein[sunting | sunting sumber]
Banyak protein yang dikirimkan untuk bagian lain dari sel selain di sitosol, dan berbagai sekuens
pensinyalan atau peptida sinyal digunakan untuk mengarahkan protein ke tempat mereka
seharusnya. Pada prokariota, hal ini biasanya proses sederhana karena kompartmentalisasi sel
yang terbatas. Namun, pada eukariota ada banyak variasi proses penargetan yang berbeda
untuk memastikan protein tiba di organel yang benar.
Tidak semua protein tersisa di dalam sel dan banyak yang diekspor, misalnya enzim
pencernaan, hormon, dan protein matriks ekstraseluler. Pada eukariota jalur ekspor berkembang
dengan baik dan mekanisme utama untuk ekspor protein ini yaitu translokasi ke retikulum
endoplasma, diikuti dengan pengangkutan melalui badan Golgi.[22][23]

Regulasi ekspresi gen[sunting | sunting sumber]

Warna belang-belang pada kucing torti merupakan hasil dari tingkat ekspresi gen pigmentasi yang berbeda
di berbagai area kulit.

Regulasi ekspresi gen mengacu pada kontrol jumlah dan waktu penampilan produk fungsional
gen. Kontrol ekspresi sangat penting untuk memungkinkan sel menghasilkan produk gen yang
dibutuhkannya saat dibutuhkan; pada gilirannya, ini memberi sel fleksibilitas untuk beradaptasi
dengan lingkungan yang berubah-ubah, sinyal eksternal, kerusakan sel, dan rangsangan
lainnya. Secara lebih umum, regulasi gen memberikan kendali sel atas semua struktur dan
fungsi, dan merupakan dasar untuk diferensiasi sel, morfogenesis, dan keserbagunaan dan
kemampuan beradaptasi dari setiap organisme.
Banyak istilah digunakan untuk menggambarkan jenis gen bergantung pada bagaimana mereka
diatur seperti:

 Gen konstitutif adalah gen yang ditranskripsi secara terus-menerus sebagai lawan dari
gen fakultatif, yang hanya ditranskripsi ketika dibutuhkan.
 Gen housekeeping adalah gen yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi seluler
dasar dan biasanya diekspresikan dalam semua jenis sel organisme. Contohnya
termasuk aktin, GAPDH, dan ubiquitin. Beberapa gen housekeeping ditranskripsi pada
tingkat yang relatif konstan dan gen ini dapat digunakan sebagai titik referensi dalam
percobaan untuk mengukur tingkat ekspresi gen lain.
 Gen fakultatif adalah gen yang hanya ditranskripsikan bila diperlukan sebagai lawan
dari gen konstitutif.
 Gen yang diinduksi adalah gen yang ekspresinya responsif terhadap perubahan
lingkungan atau tergantung pada posisi dalam siklus sel.
Setiap langkah ekspresi gen dapat dimodulasi, dari langkah transkripsi DNA-RNA ke modifikasi
protein pasca-translasi. Stabilitas produk gen akhir, apakah itu RNA atau protein, juga
berkontribusi pada tingkat ekspresi gen — produk yang tidak stabil menghasilkan tingkat
ekspresi rendah. Secara umum ekspresi gen diatur melalui perubahan [24] dalam jumlah dan jenis
interaksi antara molekul[25] yang secara kolektif mempengaruhi transkripsi DNA[26] dan translasi
RNA. [27]
Beberapa contoh sederhana di mana ekspresi gen penting adalah:

 Kontrol ekspresi insulin sehingga memberi sinyal untuk regulasi glukosa darah.


 Inaktivasi kromosom X pada mamalia betina untuk mencegah "overdosis" gen yang
dikandungnya.
 Tingkat ekspresi cyclin mengontrol perkembangan melalui siklus sel eukariotik.
Regulasi transkripsional[sunting | sunting sumber]

Ketika laktosa muncul dalam prokariota, ia bertindak sebagai penginduksi dan menonaktifkan penekan
sehingga gen untuk metabolisme laktosa dapat ditranskripsi.

Regulasi transkripsi dapat dipecah menjadi tiga jalur pengaruh utama; genetik (interaksi
langsung dari faktor kontrol dengan gen), interaksi modulasi faktor kontrol dengan mesin
transkripsi, dan epigenetik (perubahan non-sekuens dalam struktur DNA yang memengaruhi
transkripsi).

Faktor transkripsi penekan lambda (hijau) berikatan sebagai dimer ke alur utama target DNA (merah dan
biru) dan menonaktifkan inisiasi transkripsi. Dari PDB: 1LMB .

Interaksi langsung dengan DNA merupakan metode paling sederhana dan paling langsung
dimana protein mengubah tingkat transkripsi. Gen sering memiliki beberapa situs pengikatan
protein di sekitar wilayah penyandi dengan fungsi spesifik mengatur transkripsi. Terdapat banyak
kelas situs pengikatan DNA resmi yang dikenal sebagai enhancer, insulator, dan silencer.
Mekanisme untuk mengatur transkripsi sangat bervariasi, dari memblokir situs pengikatan kunci
pada DNA untuk RNA polimerase hingga bertindak sebagai aktivator dan mempromosikan
transkripsi dengan membantu pengikatan RNA polimerase.
Aktivitas faktor-faktor transkripsi dimodulasi lebih lanjut oleh sinyal-sinyal intraseluler yang
menyebabkan modifikasi protein pasca-translasi termasuk fosforilasi, asetilasi, atau glikosilasi.
Perubahan-perubahan ini memengaruhi kemampuan faktor transkripsi untuk mengikat, secara
langsung atau tidak langsung ke DNA promotor, untuk merekrut RNA polimerase, atau untuk
mendukung perpanjangan molekul RNA yang baru disintesis.
Membran inti pada eukariota memungkinkan pengaturan lebih lanjut dari faktor-faktor transkripsi
dengan durasi kehadirannys dalam nukleus, yang diatur oleh perubahan reversibel dalam
struktur mereka dan dengan mengikat protein lain.[28] Rangsangan lingkungan atau sinyal
endokrin [29] dapat menyebabkan modifikasi protein pengatur [30] memunculkan kaskade sinyal
intraseluler, [31] yang menghasilkan regulasi ekspresi gen.
Baru-baru ini telah menjadi jelas bahwa ada pengaruh signifikan efek spesifik sekuens non-DNA
pada transkripsi. Efek ini disebut sebagai epigenetik dan melibatkan struktur urutan tinggi dari
DNA, protein pengikat DNA non-sekuens spesifik, dan modifikasi kimiawi dari DNA. Secara
umum efek epigenetik mengubah aksesibilitas DNA menjadi protein sehingga memodulasi
transkripsi.

Pada eukariota, DNA diatur dalam bentuk nukleosom. Perhatikan bagaimana DNA (biru dan hijau) melilit
inti protein yang terbuat dari histon oktamer (pita gulungan), membatasi akses ke DNA. Dari PDB: 1KX5 .

Metilasi DNA adalah mekanisme luas untuk pengaruh epigenetik pada ekspresi gen dan terlihat
pada bakteri dan eukariota serta memiliki peran dalam penghilangan transkripsi yang diwariskan
dan regulasi transkripsi. Dalam eukariota, struktur kromatin yang dikendalikan oleh kode histon,
mengatur akses ke DNA dengan dampak signifikan pada ekspresi gen di daerah
eukromatin dan heterokromatin.
Regulasi transkripsional pada kanker[sunting | sunting sumber]
Sebagian besar promotor gen mengandung pulau CpG dengan banyak situs CpG. [32] Ketika
banyak situs CpG promotor gen dimetilasi, gen menjadi tidak teraktifkan (dihilangkan).[33] Kanker
kolorektal biasanya memiliki 3 hingga 6 mutasi <i>driver</i> dan 33 hingga 66 <i>hitchhiker</i>
atau mutasi penumpang.[34] Namun, penghilangan transkripsi mungkin lebih penting daripada
mutasi dalam menyebabkan perkembangan menjadi kanker. Sebagai contoh, pada kanker
kolorektal, sekitar 600 hingga 800 gen secara transkripsi dihilangkan oleh metilasi pulau CpG
(lihat regulasi transkripsi pada kanker). Represi transkripsional pada kanker juga dapat terjadi
dengan mekanisme epigenetik lainnya, seperti perubahan ekspresi RNA-Mikro.[35] Pada kanker
payudara, represi transkripsional BRCA1 dapat terjadi lebih sering oleh microRNA-182 yang
diekspresikan secara berlebihan dibandingkan dengan hipermetilasi promotor BRCA1 (lihat
Ekspresi rendah BRCA1 pada kanker payudara dan ovarium).
Regulasi pasca transkripsional[sunting | sunting sumber]
Pada eukariota, ekspor RNA diperlukan sebelum translasi terjadi, dan adanya ekspor inti ini
dianggap memberikan kontrol tambahan atas ekspresi gen. Semua transpor baik masuk dan
keluar dari nukleus melalui pori-pori inti dan transpor dikendalikan oleh berbagai protein impor
dan ekspor.
Ekspresi gen yang menyandi protein hanya mungkin jika mRNA yang membawa kode bertahan
cukup lama untuk ditranslasi. Dalam sel umumnya, molekul RNA hanya stabil jika secara khusus
dilindungi dari degradasi. Degradasi RNA memiliki kepentingan khusus dalam regulasi ekspresi
dalam sel eukariotik yang mana mRNA harus menempuh jarak yang jauh sebelum ditranslasi.
Pada eukariota, RNA distabilkan oleh modifikasi post-transkripsional tertentu, terutama tutup 5'
dan ekor poliadenilasi.
Degradasi mRNA yang disengaja digunakan tidak hanya sebagai mekanisme pertahanan dari
RNA asing (biasanya dari virus) tetapi juga sebagai rute destabilisasi mRNA. Jika molekul mRNA
memiliki sekuens komplementer untuk RNA kecil pengganggu (siRNA) maka ia ditargetkan untuk
dihancurkan melalui jalur interferensi RNA.
Regulasi translasi[sunting | sunting sumber]

Neomisin adalah contoh molekul yang menurunkan ekspresi semua gen protein yang akhirnya
menyebabkan kematian sel; dengan demikian bertindak sebagai antibiotik.

Regulasi translasi langsung kurang lazim daripada kontrol stabilitas transkripsi atau mRNA,
tetapi kadang-kadang digunakan. Penghambatan translasi protein adalah target
utama toksin dan antibiotik, sehingga mereka dapat membunuh sel dengan mengabaikan kontrol
ekspresi gen normalnya. Penghambat sintesis protein misalnya antibiotik neomisin dan risin.
Degradasi protein[sunting | sunting sumber]
Setelah sintesis protein selesai, tingkat ekspresi protein itu dapat diturunkan oleh degradasi
protein. Terdapat jalur degradasi protein utama di semua prokariota dan eukariota, dengan
proteasom merupakan komponen umum. Protein yang tidak dibutuhkan atau rusak sering diberi
label untuk degradasi dengan menambahkan ubiquitin.

Pengukuran[sunting | sunting sumber]
Profil RNA di Wikipedia[sunting | sunting sumber]

Profil ekspresi RNA dari Transporter GLUT4 (salah satu transporter glukosa utama yang ditemukan dalam
tubuh manusia)
Profil seperti ini ditemukan untuk hampir semua protein yang terdaftar di Wikipedia. Profil
dihasilkan oleh organisasi-organisasi seperti Genomics Institute dari Novartis Research
Foundation dan European Bioinformatics Institute. Informasi tambahan dapat ditemukan dengan
mencari di basis data (untuk contoh transporter GLUT4 yang digambarkan di sini, lihat kutipan).
[36]
 Profil-profil ini menunjukkan tingkat ekspresi DNA (dan produksi RNA) dari protein tertentu
dalam jaringan tertentu, dan diberi kode warna sesuai dalam gambar yang terletak di Kotak
Protein di sisi kanan setiap halaman Wikipedia.
Kuantifikasi protein[sunting | sunting sumber]
Untuk gen yang menyandi protein, tingkat ekspresi dapat secara langsung dinilai dengan
sejumlah metode dengan beberapa analogi yang jelas dengan teknik kuantifikasi mRNA.
Teknik yang paling sering digunakan untuk kuantifikasi protein yaitu Western blot terhadap
protein yang ingin diamati — metode ini memberikan informasi tentang ukuran protein selain
identitasnya. Sampel (sering lisat seluler) dipisahkan pada gel poliakrilamida, ditransfer ke
membran dan kemudian diperiksa dengan antibodi terhadap protein yang diinginkan. Antibodi
dapat dikonjugasikan ke fluorofor atau horseradish peroxidase untuk pencitraan dan/atau
kuantifikasi. Metode menggunakan basis gel membuat kuantifikasi kurang akurat, tetapi memiliki
keuntungan untuk dapat mengidentifikasi modifikasi protein selanjutnya,
misalnya proteolisis atau ubiquitination, dari perubahan ukuran.
Lokalisasi[sunting | sunting sumber]

Hibridisasi in situ embrio Drosophila pada tahap perkembangan yang berbeda untuk mRNA yang


bertanggung jawab untuk ekspresi <i>hunckback</i>. Intensitas tinggi dari warna biru menandai tempat-
tempat dengan kuantitas mRNA hunckback tinggi.

Analisis ekspresi juga dapat ditentukan melalui lokalisasi. mRNA dapat dideteksi dengan untaian
mRNA komplementer yang sesuai dan protein dapat dideteksi melalui antibodi berlabel. Sampel
yang diperiksa kemudian diamati dengan mikroskop untuk mengidentifikasi lokasi mRNA atau
protein.
Struktur tiga dimensi protein berpendar hijau. Residu di pusat "barel" bertanggung jawab untuk produksi
nyala hijau setelah mengekspos ke cahaya biru yang lebih berenergi. Dari PDB: 1EMA .

Dengan mengganti gen dengan versi baru yang menyatu dengan penanda protein berpendar
hijau (atau serupa), ekspresi dapat langsung diukur dalam sel hidup. Hal ini dilakukan dengan
pencitraan menggunakan mikroskop fluoresensi. Kloning protein yang tergabung GFP ke lokasi
asalnya dalam genom sangat sulit tanpa memengaruhi level ekspresi sehingga metode ini sering
tidak dapat digunakan untuk mengukur ekspresi gen endogen. Namun, teknik ini banyak
digunakan untuk mengukur ekspresi gen yang secara artifisial dimasukkan ke dalam sel,
misalnya melalui vektor ekspresi. Penting untuk dicatat bahwa dengan menggabungkan protein
target ke reporter fluoresen, perilaku protein, termasuk lokalisasi seluler dan tingkat ekspresi,
dapat berubah secara signifikan.
ELISA bekerja menggunakan antibodi yang diimobilisasi pada pelat mikrotiter untuk menangkap
protein yang diinginkan dari sampel yang ditambahkan ke dalam sumuran. Dengan
menggunakan antibodi pendeteksi yang terkonjugasi pada suatu enzim atau fluorofor, jumlah
protein yang terikat dapat diukur secara akurat dengan deteksi fluorometrik atau kolorimetrik.
Proses deteksi sangat mirip dengan Western blot, tetapi dengan menghindari tahap penggunaan
gel, sehingga dapat dicapai kuantifikasi yang lebih akurat.

Sistem ekspresi[sunting | sunting sumber]

Sistem shRNA diinduksi tet-ON

Sistem ekspresi adalah sistem yang dirancang khusus untuk menghasilkan produk gen yang
diinginkan. Produk tersebut biasanya protein, meskipun mungkin juga RNA,
seperti tRNA atau ribozim. Sistem ekspresi terdiri dari gen, yang biasanya disandikan oleh DNA,
dan mesin molekuler yang diperlukan untuk mentranskripsi DNA
menjadi mRNA dan menerjemahkan mRNA menjadi protein menggunakan reagen yang
disediakan. Virus merupakan contoh yang sangat baik di mana mereka mereplikasi dengan
menggunakan sel inang sebagai sistem ekspresi untuk protein dan genom virus.
Ekspresi yang dapat diinduksi[sunting | sunting sumber]
Doksisiklin juga digunakan dalam aktivasi transkripsional terkontrol tetrasiklin "Tet-on" dan "Tet-
off" untuk mengatur ekspresi transgen dalam organisme dan kultur sel.
Di alam[sunting | sunting sumber]
Selain alat biologis ini, konfigurasi DNA tertentu yang diamati secara alami (gen, promotor,
peningkat, penekan) dan mesin yang terkait itu sendiri disebut sebagai sistem ekspresi. Istilah ini
biasanya digunakan dalam kasus yang mana gen atau kelompok gen diaktifkan dalam kondisi
yang terdefinisi dengan baik, misalnya sistem ekspresi pengalih represor sederhana dalam fag
Lambda dan sistem operator lac pada bakteri. Beberapa sistem ekspresi alami secara langsung
digunakan atau dimodifikasi dan digunakan untuk sistem ekspresi buatan seperti sistem ekspresi
Tet-on dan Tet-off.

Jejaring gen[sunting | sunting sumber]


Gen kadang-kadang dianggap sebagai simpul dalam jejaring, dengan input menjadi protein
seperti faktor transkripsi, dan output menjadi tingkat ekspresi gen. Nodus itu sendiri melakukan
suatu fungsi, dan operasi dari fungsi-fungsi ini telah ditafsirkan sebagai melakukan semacam
pengolahan informasi di dalam sel dan menentukan perilaku seluler.
Jejaring gen juga dapat dibangun tanpa merumuskan model sebab-akibat yang eksplisit. Hal ini
sering terjadi ketika merakit jejaring dari sekelompok data ekspresi besar. Kovarian dan korelasi
ekspresi dihitung pada sampel kasus dan pengukuran yang besar (seringkali
data transkripom atau proteom). Sumber variasi dapat berupa eksperimental atau alami
(observasional). Terdapat beberapa cara untuk membangun jejaring ekspresi gen, tetapi satu
pendekatan yang umum adalah menghitung matriks semua korelasi ekspresi pasangan di
seluruh kondisi, titik waktu, atau individu dan mengubah matriks (setelah ambang batas pada
beberapa nilai batas) menjadi representasi grafis di mana nodus mewakili gen, transkrip, atau
protein dan tepi yang menghubungkan nodus ini mewakili kekuatan hubungan (lihat [1] ). [37]

Teknik dan alat[sunting | sunting sumber]


Teknik eksperimental berikut digunakan untuk mengukur ekspresi gen dan tertulis dalam urutan
kronologis, dimulai dengan teknologi yang lebih tua. Mereka dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan tingkat multipleksitasnya.

 Teknik low-to-mid-plex:
o Gen reporter
o Northern blot
o Western blot [38]
o Hibridisasi in-fluoresen in situ (FISH)
o Reverse transcription PCR
 Teknik plex-tinggi:
o SAGE [39]
o Microarray DNA [40]
o Tilling array [41]
o RNA-Sequencing [42]
Skip to content
ZUNIYAHYA.COM
 HOME
 Ilmu Budidaya
 Ilmu Perikanan
 Pelajaran Biologi



Pengertian dan Tahapan Sintesis Protein


Artikel ini sudah direview oleh: Zuni Yahya, S.PKP, S.Pd

Protein mempunyai peranan yang sangat penting baik peran struktural


maupun peran fungsional dalam tubuh makhluk hidup dan merupakan
senyawa dasar dari penyusun makhluk hidup.

Protein adalah senyawa kimia organik penyusun dasar kehidupan, seperti


enzim, hormon, membran sel dan lain sebagainya.
Sehingga sintesis protein merupakan hal yang penting dalam kehidupan yang
musti kita pahami.

Dalam kehidupan ini, setiap makhluk hidup membutuhkan makanan untuk


mempertahankan hidupnya yaitu untuk proses tumbuh dan berkembang biak.

Makanan tersebut akan diproses dalam sistem pencernaan sehingga


menghasilkan energi untuk beraktifitas.

Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam sistem pencernaan yang


hasilnya akan digunakan untuk tumbuh dan berkembangbiak inilah yang
disebut sintesi protein.

Pengertian Sintesis Protein

Apa Itu Sintesis Protein?

Sintesis protein adalah sebuah proses pengubahan asam amino yang


melibatkan sintesis RNA dan dipengaruhi DNA menjadi partikel protein
(bahasa biologi “molekuler”).

Selama proses sintesis protein (biosintesis protein), molekul DNA (sumber


pengkodean asam nukleat) akan menjadi asam amino.

Asam amino tersebutlah yang akan menyusun protein. Tapi proses tersebut
terjadi secara tidak  langsung

Jadi prosesnya adalah molekul DNA pada sel akan menjadi molekul RNA
melalui proses transkripsi, selanjutnya molekul RNA inilah yang akan terlibat
langsung selama proses sintesis protein.

Sehingga dalam sintesis protein ada tiga komponen yang terlibat yaitu
molekul DNA, RNA juga asam amino, hubungan ketiga komponen tersebut
dalam proses sintesis protein dikenal dengan “ Dogma sentral biologi”.

Rangkaian prosesnya secara singkat yaitu DNA -> RNA -> Protein, DNA
membuat RNA dan DNA, kemudian RNA membuat protein.

Selanjutnya berdasarkan bukti-bukti penguatan dogma tersebut yang telah


ditemukan, akhirnya dogma diatas disebut sebagai aturan.

Selain memerlukan DNA dan RNA pada proses sintesis protein juga dibantu
oleh enzim.
Enzim merupakan biomolekul yang berupa protein berfungsi sebagai katalis
artinya senyawa yang membantu mempercepat pada proses reaksi dan tanpa
habis bereaksi yang terjadi dalam sebuah reaksi kimia organik.

Proses Sintesis Protein

Skema Sintesis Protein

Awal mula proses sintesis protein dilakukan oleh Paul Zamecnik yang
melakukan percobaan pengamatan proses tersebut pada tikus pada tahun
1950-an.

Pada saat itu, Paul menggunakan asam amino radioaktif yang dimasukkan ke
dalam tubuh tikus. Kemudian ditemukanlah dimana tempat terjadinya proses
sintesis protein.

Kemudian setelah itu, Paul bersama Mahlom melakukan penelitian dan


diperoleh kesimpulan bahwa yang berperan dalam proses sintesis adalah
molekul RNA pemindah/ RNAt.

Sebelum RNAt membawa asam amino, terlebih dahulu RNAt mengenal


urutan dari nukleotida sehingga dapat disusun sebagai asam amino. Hal ini
dibuktikan dalam sebuah penelitian oleh Francis Crick.

Baiklah untuk memperjelas pemahaman mengenai proses sintesis berikut


kami sampaikan tiga tahap proses sintesis protein.

Tahapan-Tahapan Sintesis Protein


Tahap 1 : Replika DNA

Tahap Sintesis
Protein – Replika DNA

Sebagaimana kita ketahui bahwa makhluk hidup dalam melakukan


pertumbuhan dan berkembangbiakan, tiap sel pada tubuh makhluk hidup
akan melakukan pembelahan sel, baik itu secara mitosis maupun meiosis.

Tahukah sahabat sekalian, ternyata ada proses penggandaan komponen


dalam sel sebelum melakukan pembelahan.

Salah satunya yaitu penggandaan DNA yang dalam istilah biologi sering
disebut proses replikasi.

Dengan demikian replikasi merupakan sebuah proses yang terjadi di dalam


nukleus sel dimana DNA baru telah dihasilkan dari DNA induk dan proses
replikasi ini dibantu oleh enzim helikase.

Enzim helikase pada proses replikasi DNA berperan untuk melepaskan basa
dan juga ikatan hidrogen yang terdapat pada rangkaian ikatan DNA di dalam
nukleus sel.

Dengan bantuan enzim helikase dalam proses replikasi DNA maka induk DNA
akan melakukan penggandaan menghasilkan DNA baru yang bentuknya
sama dengan induknya.

Selain enzim helikase ada juga enzim yang membantu proses replikasi DNA
yang terjadi pada beberapa virus yaitu enzim polimerase.
Pendapat ini disampaikan oleh Baltimore, Temin dan Muzushima pada tahun
1970 yang menyampaikan ada beberapa virus dapat melakukan proses
sintesis DNA berasal dari RNA yang menghasilkan rantai tunggal dengan
bantuan enzim yang disebut DNA polimerase.

Tahap 2 : Transkripsi

Tahap Sintesis
Protein – Transkripsi

Tahap selanjutnya adalah transkripsi. Pada tahap ini terjadi penguraian kode
genetik DNA yang terjadi di dalam sitoplasma dan membentuk tiga jenis RNA
yaitu mRNA, tRNA dan rRNA.

Tahap transkripsi terjadi di sitoplasma dengan bantuan enzim RNA


polimerase.

Dengan bantuan enzim tersebut, proses transkripsi ini diawali dengan proses
pembukaan rantai ganda pada DNA dan menghasilkan rantai tunggal yang
mempunyai peran sebagai rantai sense dan rantai yang lain yang berasal dari
pasangan DNA berperan sebagai rantai anti sense.

Pada tahap transkripsi terbagi lagi menjadi tiga tahap sebagai berikut :
(1) Tahap Permulaan ( Inisiasi )

Pada proses replikasi kita mengenal terdapat daerah pangkal replikasi, pada
transkripsi ini kita akan mengenal promoter.

Promoter merupakan daerah DNA tempat melekatnya RNA polimerase


sehingga dapat melakukan proses transkripsi.

Setelah RNA melekat pada promoter, kemudian promoter melakukan


pengikatan terhadap sekumpulan protein. Proses inilah yang disebut sebagai
faktor transkripsi.

Ketiga komponen yaitu promoter, RNA polimerase dan faktor transkripsi


dalam proses transkripsi disebut sebagai kompoleks inisiasi transkripsi, yang
mana RNA polimerase mempunyai peran sebagai pembuka rantai ganda
pada DNA.

(2) Tahap Pemanjangan ( Elongasi )

Selanjutnya setelah terjadi pembukaan rantai ganda DNA oleh RNA


plomerase, akan terjadi penyusunan untaian nukleotida-nukleotida RNA oleh
RNA dengan ketentuan arah 5’ ke arah 3’.

Kemudian pada tahap ini akan terjadi pemanjangan RNA yang sejalan
dengan proses terbentuknya pasangan DNA dengan basa nitrogen.

Kemudian karena RNA tidak mempunyai basa pirimidin (T) tapi mempunyai
urasil (T), selanjutnya RNA akan membentuk pasangan urasil (U) dengan
dibantu oleh adenin (basa yang terdapat dalam rantai DNA).

Sehingga pada rantai RNA terdapat tiga jenis basa antara lain sitosin, guanin
dan adenin yang akan berpasangan dengan basa komplemen.

Sesuai dengan aturan pasangan basa antara lain adenin berpasangan


dengan urasil dan guanin berpasangan dengan sitosin.

(3) Tahap Akhir ( Terminasi )

Pada tahap ini akan terjadi penyatuan kembali rantai DNA seperti semula.
Kemudian RNA polimerase akan terlepas dari rantai DNA dan akan
membentuk RNA m yang baru.
Untuk Sel prokariotik yaitu sel yang tidak mempunyai nukleus (inti sel
terbungkus oleh membran), RNA hasil dari proses transkripsi akan aktif
berperan menjadi RNA m setelah melalui tahap tertentu.

Akhirnya RNA m akan mempunyai tiga jenis urutan basa nitrogen yaitu pada
nukleotida RNA m dari hasil transkripsi yang disebut sebagai kodon (triplet)

Tahap 3: Translasi

Tahap Sintesis Protein


– Translasi

Pada tahap ini terjadi proses translasi, yaitu proses penerjemahan. Kode
kodon yang berasal dari RNA m diterjemahkan sehingga menjadi asam amino
yang akan membentuk protein.

Kode-kode yang berbeda dari masing-masing urutan pada basa nitrogen akan
diterjemahkan menjadi asam-asam amino yang berbeda pula.

Sebagai contoh penerjemahan yang terjadi pada asam amino fenilalanin yang
merupakan hasil penerjemahan dari kodon tiga basil urasil (UUU).
Asam amino glisin merupakan hasil penerjemahan dari kode CGC, asam
amino serin merupakan hasil penerjemahan dari kode UCA, dan asam amino
triptofan merupakan hasil penerjemahan dari kode UGG.

Pada tahap ini setidaknya untuk menghasilkan protein yang berasal dari
penerjemahan kodon mRNA membutuhkan 20 macam jenis asam amino.

Selanjutnya akan dihasilkan rantai polipeptida yang spesifik dari beberapa


asam amino sehingga pada tahap ini akan terbentuk protein yang spesifik
pula.

Dalam proses translasi terdapat tiga tahap sebagai berikut :

(1) Tahap Permulaan ( Inisiasi )

Pada tahap ini terjadi pengikatan oleh bagian terkecil ribosom pembawa kode
genetik asam amino yang kemudian akan dibuat dan mengikat pada mRNA
dan pada inisiator tRNA.

Kemudian terjadi pembentukan komplek inisiasi dari molekul ribosom yang


mengikat secara bersama tiga molekul tersebut.

Kemudian molekul tRNA akan melakukan pengikatan dan pemindahan asam


amino yang dari sitoplasma ke bagian ribosom tentunya dengan bantuan
enzim dan juga energi GTP (guanosin trifosfat).

Dalam pemindahan ini pada ujung masing-masing tRNA membawa satu


antikodon dan satu asam amino.

Terakhir pada tahap ini terjadi pengaktifan asam amino oleh tRNA dan pada
mRNA akan dihubungkan antara kodon dan antikodon.

(2) Tahap Pemanjangan ( Elongasi )

Tahap selanjutnya setelah asam amino sudah aktif, terjadi penghubungan


oleh ikatan peptida yang akan terbentuk ikatan polipeptida pada ujung tRNA
pembawa asam amino.

Sebagai contoh asam amino fenilalanin akan dibawa oleh tRNA yang
antikodonnya adalah AAA sehingga kemudian berhubungan pada kodon
mRNA UUU.
Selanjutnya rantai ikatan polipetida akan mengalami pemanjangan
dikarenakan adanya penambahan asam amino.

(3) Tahap Akhir ( Terminasi )

Selanjutnya pada tahap terminasi, setelah tRNA membawa antikodon dan


kemudian antikodon tersebut bertemu dengan kodon UGA, UAA dan juga
UAG.

Setelah itu akan terjadi pelepasan rantai ikatan polipeptida yang sudah
terbentuk, kemudian setelah terlepas dari ribosom maka akan diolah menjadi
protein yang bersifat fiungsional.

Demikian sedikit informasi mengenai Pengertian dan Tahanpan Sintesis


Protein yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, semoga bermanfaat.

Baca juga :

 Pembelahan Mitosis dan Meiosis


 Cara Menggunakan Mikroskop
CategoriesPelajaran Biologi

Pelajaran Biologi

 Ciri-Ciri Makhluk Hidup

 Siklus Krebs

 Ekosistem Darat
 Struktur DNA
 Tentang Saya
 Hubungi Kami
 Privacy Policy
© ZUNIYAHYA.COM 2020

Sintesis Protein : Pengertian dan Prosesnya


 Post authorBy aulia
 Post dateApril 28, 2017

Dalam setiap harinya masing-masing makhluk hidup membutuhkan makanan demi


kelangsungan hidupnya. Makanan yang mereka makan nantinya akan dicerna dalam sistem
pencernaan mereka yang nantinya akan diolah menjadi energi dalam tubuh. Dalam proses
pencernaan makanan ada istilah yang disebut dengan sintesis protein.

Sintesis protein adalah proses untuk mengubah asam amino yang terdapat dalam linear
menjadi protein dalam tubuh. Pada proses ini memerlukan peran dari DNA & RNA serta
enzim. Hasil dari proses ini adalah sebuah protein yang telah diproses secara mekanik dan
kimiawi yang terdapat di dalam sel makhluk hidup. ( baca : Peran DNA dan RNA Dalam
Sintesa Protein )

Proses Sintesis Protein


Tahap atau proses sintesis protein pertama kali dipraktekkan oleh Paul Zamecnik pada tahun
1950 silam. Awal mulanya Paul menggunakan tikus sebagai bahan percobaan untuk
mengamati proses tersebut, caranya adalah dengan memasukkan asam amino radioaktif ke
dalam tubuh tikus. Hasil dari percobaan tersebut adalah ditemukannya tempat terjadinya
proses sintesis protein. ( baca : Organel Sel )

Setelah melakukan percobaan diatas, Paul kemudian melakukan penelitian kembali bersama
Mahlon dan mendapatkan kesimpulan bahwa molekul RNA pemindah (RNA t) berperan
dalam proses sintesis tersebut. Namun, pada akhirnya Francis Crick menemukan sesuatu
yang penting, yaitu RNA pemindah terlebih dahulu harus mengenal urutan dari nukleotida
untuk dapat disusun sebagai asam amino, dimana kemudian akan dibawa oleh RNA
pembawa.

Artikel terkait : Perbedaan DNA dan RNA – Fungsi DNA dan RNA

Secara umum, proses sintesis protein terbagi menjadi 3 tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Replikasi DNA


Pada tiap sel yang terdapat pada makhluk
hidup tentunya akan mengalami pembelahan sel, dimana biasanya pembelahan sel ini dapat
terbagi berdasarkan kelipatannya, contohnya disini adalah pembelahan 4 sel menjadi 8 sel.

Akan tetapi, sebelum sel tersebut melakukan proses pembelahan, terdapat proses
penggandaan komponen yang terdapat dalam sel, salah satunya adalah DNA. Penggandaan
DNA inilah yang kemudian disebut sebagai replikasi.

Jadi, pengertian dari replikasi adalah proses sintesis DNA baru yang terjadi di dalam nukleus
sel. Pada proses replikasi DNA ini membutuhkan bantuan dari enzim helikase yang bertugas
untuk melepaskan basa dan ikatan hidrogen yang terdapat pada rangkaian DNA. Pada saat
proses replikasi berlangsung, induk DNA akan membentuk anak DNA yang memiliki bentuk
yang sama dengan induknya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa induk DNA
memiliki tugas untuk membentuk DNA baru. Artikel terkait : Jenis-jenis Enzim

Baltimore, Muzushima dan Temin (1970) berpendapat bahwa dari sekian banyak virus,
terdapat beberapa virus yang ternyata dapat mensintesis DNA yang berasal dari RNA dengan
hasil rantai tunggal. Enzim yang bertugas dalam proses sintesis tersebut dinamakan DNA
polimerase.

2. Tahap Transkripsi

Tahap transkripsi adalah tahapan dimana DNA


akan membentuk RNA dengan menguraikan kode genetik yang berasal dari DNA. Pada tahap
ini akan menghasilkan 3 jenis RNA, yaitu:

 mRNA
 tRNA
 rRNA

Tahap ini dapat berlangsung di dalam sitoplasma dengan diawali proses pembukaan rantai
ganda yang dimiliki oleh DNA dengan bantuan enzim RNA polimerase.

Pata tahap ini terdapat rantai tunggal yang bertugas sebagai rantai sense, sedangkan rantai
lain yang berasal dari pasangan DNA dinamakan rantai anti sense. Tahap transkripsi sendiri
terbagi atas 3 tahap, yaitu tahap inisiasi, elongasi dan terminasi.

Artikel terkait : Metabolisme Protein – Metabolisme Asam Amino

 Tahap Inisiasi (Permulaan)

Pada saat proses replikasi terdapat daerah yang disebut sebagai pangkal replikasi, lalu pada
proses transkripsi juga dikenal nama promoter yang merupakan wilayah DNA yang
digunakan sebagai tempat melekatnya RNA polimerase untuk melakukan transkripsi.
Terdapat proses dimana RNA kemudian akan melekat dengan promoter, kemudian promoter
akan mengikat kumpulan protein yang kemudian proses ini disebut sebagai faktor transkripsi.
Dari sini, RNA polimerase, promoter dan faktor transkripsi akan disebut sebagai kompleks
inisiasi transkripsi. Dimana selanjutnya RNA polimerase akan bertugas membuka rantai
ganda yang dimiliki oleh DNA.

Artikel terkait : Fungsi Membran Sel

 Tahap Pemanjangan

Ketika RNA polimerase suah membuka rantai ganda DNA, maka RNA tersebut akan
menyusun uraian nukleotida-nukleotida RNA dengan ketentuan arah 5′ ke 3′. Pada tahap ini,
RNA akan mengalami pemanjangan diri seiring dengan proses pembentukan pasangan DNA
dengan basa nitrogen.

Artikel terkait : Sistem Pencernaan pada Manusia

Pada RNA tidak memiliki yang namanya basa pirimidin timin (T), akan tetapi memiliki urasil
(U). Maka dari itu, RNA kemudian akan membentuk pasangan basa urasil dengan bantuan
adenin yang terdapat pada rantai DNA. Dalam rantai RNA terdapat 3 jenis basa, yaitu guanin,
sitosin dan adenin, dimana nantinya 3 basa ini akan berpasangan dengan basa komplemen
yang sudah ditetapkan sesuai dengan aturan pasangan basa. Pada tahap ini, adenin nantinya
akan berpasangan dengan urasil, sedangkan guanin akan berpasangan dengan sitosin.

 Tahap Akhir

Setelah tahap transkripsi selesai, rantai DNA akan menyatu kembali seperti semula, lalu RNA
polimerase akan lepas dari rantai DNA. RNA yang terlepas dari DNA tersebut kemudian
akan membentuk RNA m yang baru.

Di dalam sel prokariotik, RNA hasil dari transkripsi akan berperan aktif sebagai RNA m.
Akan tetapi, RNA yang dihasilkan dari transkripsi kode akan menjadi RNA m yang akan
aktif setelah melalui tahap tertentu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pada rantai tunggal
RNA m memiliki beberapa urutan basa nitrogen. Tiap 3 jenis urutan dari basa nitrogen yang
terdapat pada nukleotida RNA m hasil dari transkripsi akan disebut sebagai kodon atau
triplet. ( baca : Teori Abiogenesis )

3. Tahap Translasi

Translasi adalah proses menerjemahkan kode


kodon yang berasal dari RNA m untuk menjadi asam amino yang nantinya akan membentuk
protein. Masing-masing urutan dari basa nitrogen yang berbeda nantinya akan diterjemahkan
menjadi asam amino yang berbeda pula. Contohnya disini adalah asam amino fenilalanin
yang merupakan terjemahan dari kodon UUU (3 basa urasil), asam amino glisin (CGC), asam
amino serin (UCA) dan asam amino triptofan (UGG).

Artikel terkait : Enzim Pencernaan Manusia

Pada tahap ini setidaknya terdapat 20 macam jenis asam amino yang dibutuhkan untuk dapat
membentuk protein yang berasal dari terjemahan kodon mRNA. Selanjutnya, beberapa dari
asam amino tersebut akan menghasilkan rantai polipeptida yang spesifik dan nantinya akan
membentuk protein yang spesifik pula. Proses translasi sendiri terbagi atas 3 tahap :

 Tahap Awal

Pada tahap awal translasi, unit kecil dari ribosom akan mengikat pada mRNA yang sudah
membawa kode genetik untuk asam amino yang akan dibuat, juga akan mengikat bagian
inisiator dari tRNA. Kemudian, molekul dari ribosom akan mengikat bersama 3 molekul
tersebut dan membentuk komplek inisiasi. Langkah selanjutnya adalah molekul dari tRNA
tersebut akan mengikat dan memindahkan asam amino dari sitoplasma ke ribosom dengan
bantuan enzim dan energi GTP. ( baca : Fungsi Ribosom )

Masing-masing ujung tRNA akan membawa 1 antikodon dan 1 asam amino. Langkah
selanjutnya adalah asam amino akan diaktifkan oleh tRNA dan menghubungkan antara kodon
dan antikodon pada mRNA.

 Tahap Pemanjangan
Setelah asam amino diaktifkan, maka akan dihubungkan lagi oleh ikatan peptida yang
membentuk polipeptida di ujung tRNA yang membawa asam amino. Contohnya adalah
tRNA membawa sebuah asam amino fenilalanin, dengan demikian antikodonnya akan AAA
yang kemudian akan berhubungan dengan kodon mRNA UUU. Pada proses ini, rantai
polipeptida akan memanjang, hal ini disebabkan oleh adanya menambahan dari asam amino.

Artikel terkait : Fungsi Insulin dalam Tubuh

 Tahap Terminasi

Tahap akhir adalah ketika antikodon yang dibawa oleh tRNA bertemu dengan kodon UAA,
UGA dan UAG. Hal tersebut dikarenakan rantai polipeptida yang sudah terbentuk akan
dilepaskan dari ribosom dan diolah untuk menjadi protein yang fungsional.

Artikel terkait : Kebutuhan Makhluk Hidup

Itulah sintesis protein beserta detail tahap-tahap dalam siklus pembentukan protein dalam
tubuh mahkluk hidup. Semoga materi ini menambah wawasan Anda.

 TagsDNA, enzim, fungsi, materi, membran sel, nukleus sel, organel


sel, pengertian, proses, RNA, sel, tahap

←21 Hama dan Penyakit pada Tumbuhan dan Cara Mengatasinya→16 Cara Menggunakan Mikroskop
yang Benar

Search
Search for:

Recommended
 Pemupukan Anorganik dan Penjelasannya
 Pemupukan Organik dan Penjelasannya
 Manfaat Penerapan Bioteknologi
 Dampak Red Tide Bagi Biota Laut
 Dampak Red Tide Bagi Manusia

Tags

biologi dasar bioteknologi bunga cabang biologi cara ciri


ciri contoh dasar biologi daun daur hidup ekosistem ekosistem buatan ekosistem darat ekosistem

   
laut enzim fotosintesis  fungsi fungsi biologi hewan hormon ilmu
biologi jantung jaringan jenis hewan jenis
tumbuhan klasifikasi  lingkungan makhluk
hidup manfaat manfaat biologi manusia organ
tubuh   pelestarian pengertian penyakit penyerbukan 
otak    
perkembangan pernapasan pertumbuhan  
sel sistem tanaman tumbuhan vertebrata
© 2020 DosenBiologi.com |
 

Adchoices | Disclaimer | Contact Us | Cookies TOS | Privacy Policy | Ketentuan Layanan

To the top ↑

Pengertian Adaptasi

Daftar Isi Artikel Ini :


Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan
baik. Banyaknya sekali sifat-sifat yang membantu tumbuhan untuk
meniadakan pengaruh keadaan yang tidak menguntungkan dan
memperluas jangkauan kisaran tempat hidupnya. Pada tumbuhan hal ini
akan menyesuaikan diri terhdapa tempat hidupnya.

Ada tumbuhan yang hidup di gurun, ada tumbuhan yang hidup di air. Dari
lingkungan hidupnya itulah tumbuhan akan memiliki bentuk penyesuaian
diri, meskipun begitu cara tumbuhan dalam beradaptasi demi melindungi
dirinya terbilang unik.

Cara Adaptasi Pada Tumbuhan

Dalam hal ini ada beberapa cara adaptasi pada tumbuhan, untuk lebih
memahaminya simak ulasan berikut ini.
Adaptasi Tumbuhan Untuk Melindungi Dirinya
Walaupun tumbuhan tidak dapat bergerak bebas seperti halnya manusia
dan hewan, namun tumbuhan mempunyai cara lain untuk melindungi
dirinya dari bahaya. Ternyata, tumbuhan juga memiliki alat untuk membela
diri dari hewan pemangsanya. Ada banyak cara unik yang dilakukan
tumbuhan untuk melindungi dirinya seperti:

 Kaktus memiliki duri-duri yang tajam untuk melindungi diri dari


musuhnya.
 Mawar memiliki duri yang tajam pada bagian batang untuk
melindungi diri dari pengganggunya.
 Durian memiliki duri yang tajam pada bagian kulit, dengan begitu
buahnya sulit dimakan oleh hewan pemangsa.
 Buah-buahan yang masih mentah memproduksi getah untuk
melindungi diri dari pemangsanya, dimana getah tersebut akan
melekat pada hewan pemangsanya, sehingga bagian tubuh hewan
yang terkena getah akan rusak.
 Bambu melindungi diri dari musuh atau penganggunya dengan bulu-
bulunya yang akan menimbulkan rasa gatal.

Baca Juga : Pencemaran Lingkungan adalah

Adaptasi Tumbuhan Terhadap Tempat Hidupnya

Untuk adaptasi tumbuhan terhadap tempat hidupnya, terbagi menjadi dua


yaitu:

 Tumbuhan Air

Tumbuhan air disebut juga dengan hidrofita, cara adaptasi yang dilakukan
oleh tumbuhan air antara lain:

 Memiliki rongga udara sebagai tempat udara sehingga tumbuhan itu


dapat mengapung di air.
 Memiliki daun yang lebar dan stomata yang banyak untuk
mempercepat penguapan.
 Memiliki saluran udara untuk mengeluarkan udara dari daun menuju
akar.

 Tumbuhan Gurun
Tumbuhan gurun disebut juga xerofita, cara adaptasi yang dilakukan
tumbuhan gurun antara lain:

 Bentuk daunnya seperti duri kecil dengan sedikit stomata, bentuk


daun seperti ini berguna untuk mengurangi penguapan.
 Memiliki akar yang panjang dan menyebar luas ke dalam tanah. Akar
seperti ini berguna untuk memperlebar daerah penyerapan air.
 Tubuhnya dilapisi lilin untuk mencegah penguapan berlebih.

Adaptasi Tumbuhan Terhadap Keadaan Lingkungannya

Dengan menggugurkan daun di musim panas atau kemarau termasuk


salah satu cara tumbuhan dalam beradaptasi dengan keadaan
lingkungannya. Pengguguran daun bertujuan untuk mengurangi
penguapan air pada musim kemarau. Dengan begitu, tumbuhan tidak akan
mengalami kekeringan. Contoh pada tumbuhan yang menggugurkan
daunnya di musim kemarau ialah pohon jati, pohon kapuk randu, pohon
mahoni, dan kedondong.

Adaptasi Tumbuhan Untuk Memperoleh Makanannya

Salah satu contoh cara adaptasi tumbuhan untuk memperoleh


makanannya dapat dilihat pada tumbuhan venus. Dalam hal ini, daun
tumbuhan venus akan membentang lebar. Pada tumbuhan itu akan
menunggu serangga datang dan mendarat pada permukaannya, begitu
serangga mendarat di permukaan daunnya maka dengan cepat daunnya
akan menutup dan menjebak serangga itu.
Selain itu, tumbuhan venus juga mempunyai getah pencerna khusus.
Getah ini berguna untuk melarutkan tubuh serangga, karena tumbuhan
venus dapat menjebak dan memakan serangga , maka tumbuhan ini
disebut sebagai tumbuhan insektivora.

Baca Juga:  Bagian-Bagian Dan Fungsi Bunga Pada Tumbuhan


Beserta Penjelasannya

Adaptasi Tumbuhan Terhadap Kondisi Lingkungan

Hal mendasar yang mempengaruhi aktivitas adaptasi bagi tumbuhan


adalah ketersediaan air. Ketika jumlah air sedikit maka tumbuhan akan
merespon dengan menutup stomata yang menyebabkan layunya bagian-
bagian tumbuhan itu sendiri.

Bagi tanaman yang tumbuh di daerah rawa beradaptasi dengan memiliki


daun yang besar karena kondisi rawa yang lembab dan kandungan airnya
tinggi. Selain itu memiliki ruang udara yang besar dalam struktur internal
untuk menyimpan udara. Hal ini dikarenakan tanah pada umumnya
mengalami air logging sehingga cenderung anaerob dan kekurangan
oksigen.

 Water Lily
Pada tanaman yang seluruhnya berada terendam air atau hydrophytes
akan menggantung lemas ketika dalam lingkungan yang tidak ada air.
Pada dasarnya air di sekeliling tumbuhan akan memperkuat jaringan di
batang dan petiol daun sehingga tidak membutuhkan penguatan mekanis.

 Hydrilla sp.
Hal ini merugikan dalam hal fleksibilitas jika terjadi perubahan permukaan
air atau gerakan air. Semua sel termodifikasi untuk menyerap air, nutrisi
dan gas terlarut langsung dari air sekitarnya. Sehingga akar hanya
berfungfi untuk melekat pada sedimen, selain itu xylem juga kurang
berfungsi. Bagian rongga tumbuhan berisi udara yang berfungsi
memperpanjang daun dan batang.

 Reedmace
Tanaman reedmace memiliki ciri berdaun sempit sehingga meminimalisir
perlawanan terhadap fluktuasi air maupun angin yang kencang. Para
batang berongga dan memiliki serat internal keras. Bagian bawah sering
terendam namun tanaman reedmace ini tidak akan terendam seluruhnya
jika terkena banjir.

Adaptasi adalah penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya.


Lingkungan dapat berubah-ubah sehingga agar dapat bertahan hidup,
makhluk hidup harus beradaptasi. Proses adaptasi sering tidak dapat
diamati karena berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama. Hal
yang dapat diamati adalah hasil adaptasi. Adaptasi mengakibatkan
perubahan pada makhluk hidup. Berdasarkan perubahannya, adaptasi
dapat dibedakan atas adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi
tingkah laku.

Adaptasi Tumbuhan Terhadap Transpirasi

Hutan jati di Bojonegoro, Jawa Timur pada musim hujan Daun Tumbuhan
seperti pohon jati dan akasia mengurangi penguapan dengan cara
menggungurkan daunnya di musim panas. Pada tumbuhan padi-padian,
liliacea dan jahe-jahean, tumbuhan jenis ini mematikan daunnya pada
musim kemarau. Pada musim hujan daun tersebut tumbuh lagi.

Baca Juga : Penjelasan Ciri-Ciri Makhluk Hidup Secara Lengkap

Contoh kaktus: Melocactus curvispinus


Tumbuhan yang hidup di gurun pasir atau lingkungan yang kekurangan air
(daerah panas) misalnya kaktus, mempunyai struktur adaptasi khusus
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pada tumbuhan yang
terdapat di daerah panas, jika memiliki daun maka daunnya berbulu,
bentuknya kecil-kecil dan kadang-kadang daun berubah menjadi duri dan
sisik.

Lapisan lilin berfungsi untuk melindungi daun dari penguapan yang


berlebihan dan gangguan serangga. Ada beberapa jenis adaptasi, yaitu :

Adaptasi Morfologi

Daun tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya


kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan
dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap.
Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan
dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang
terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau
untuk bernapas.

Contoh :

1. Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga mempunyai


bunga yang berbau khas.
2. Tumbuhan tertentu menghasilkan zat khusus yang dapat
menghambat pertumbuhan tumbuhan lain atau melindungi diri
terhadap herbivor. Misalnya. semak azalea di Jepang menghasilkan
bahan kimia beracun sehingga rusa tidak memakan daunnya.

Baca Juga: Rangkuman Materi Evolusi Dalam Biologi


Adaptasi Terhadap Cuaca Atau Suhu

Tumbuhan randu, jati, dan flamboyan, pada musim kemarau akan


menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan.

 Adaptasi Dan Melindungi Diri

Mawar mempunyai batang yang penuh dengan duri. Jadi, tanaman mawar
melindungi dirinya dengan duri. Hal yang sama terjadi pada tanaman salak
dan pohon enau, kalau kita tidak hati – hati menyentuhnya akan terasa
gatal.

 Adaptasi fisiologi

Adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang


menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk
mempertahankan hidup dengan baik. Contoh pada onta yang punya
kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di
padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang
memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.

Contoh :

 Kelenjar bau

Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan


cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk
menghindarkan diri dari musuhnya.

 Kantong tinta

Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila
musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh
tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
 Mimikri pada kadal

Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya.


Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan
faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.

Baca Juga : Penjelasan Evolusi Beserta Adaptasi Dan Seleksi Alam

Adaptasi Morfologi pada Tumbuhan

Tumbuhan juga melakukan adaptasi morfologi, pada bentuk daun, batang,


bunga dan biji.

 Tumbuhan yang hidup di tanah kering disebut xerofit.

Ciri-ciri xerofit : berdaun tebal, sempit berlapis lilin (kutikula)

Fungsi batang tumbuhan xerofit adalah tempat menyimoan cadangan air


contohnya kaktus dan kurma.

 Tumbuhan yang hidup di tanah basah/lembab disebut higrofit.

Ciri-ciri higrofit : daunnya lebar dan tipis, fungsinya untuk mempercepat


proses penguapan air melalui daun contohnya tumbuhan paku.

 Tumbuhan yang hidup di lingkungan air disebut Hidrofit.

Cirinya, memiliki batang berongga, fungsinya untuk saluran udara.

Contoh Adaptasi Tumbuhan

 Pohon Cemara
Pohon cemara mempunyai bentuk daun yang runcing. Daunnya yang
runcingberguna untuk mengurangi penguapan.Bentuk daun tersebut
merupakan adaptasi pohon cemara terhadap lingkungan yang panas.

Baca Juga : 

 Tumbuhan teratai

Teratai merupakan tumbuhan yang hidup di permukaan air. Tumbuhan


teratai mempunyai daun yang berbentuk lebar dan tipis. Daunnya ada yang
lebar dan ada juga tipis, berfungsi untuk memperbanyak penguapan.
Bentuk daun tersebut merupakan bentuk adaptasi teratai terhadap tempat
hidupnya.

 Tumbuhan putri malu


Apakah kamu pernah melihat tumbuhan putri malu? Tumbuhan putri malu
banyak dijumpai tumbuh di tepi jalan. Tumbuhan putri malu mempunyai ciri
khusus pada daunnya. Daun tumbuhan putri malu akan mengatup apabila
tersentuh sesuatu. Hal ini menunjukkan bahwa putri malu beradaptasi
terhadap rangsang sentuhan.

 Kaktus

Kaktus merupakan tanaman yang hidup di daerah panas. Batang kaktus


tebal dan berlapis lilin. Batang kaktus yang tebal berfungsi sebagai tempat
persediaan air. Seluruh permukaan batang kaktus tertutup oleh duri. Duri
tersebut berguna sebagai pelindung diri.

Baca Juga : Hujan Asam adalah

 Kantung semar
Kantung semar adalah tanaman pemakan serangga atau disebut
insektivora.Pada waktu tertentu, bunga kantung semar mengeluarkan bau
menyengat. Bau tersebut berguna untuk menarik serangga. Tanaman
kantung semar mempunyai cairan khusus yang ada di dalam kantung.
Cairan tersebut untuk mencerna serangga yang terjebak. Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman kantung semar beradaptasi untuk
memperoleh makanan.

Baca Juga : Pengertian Dan Macam – Macam Bioteknologi Menurut


Para Ahli

 Tumbuhan bakau

Tumbuhan ini hidup di pinggiran pantai. Tumbuhan bakau memiliki akar


tunjang untuk menopang tubuhnya agar tetap kokoh. Akar tunjang
merupakan bentuk adaptasi tumbuhan bakau terhadap lingkungan pantai.

Demikianlah pembahasan mengenai Adaptasi Tumbuhan – Pengertian,


Cara, Macam, Tujuan Dan Contoh semoga dengan adanya ulasan
tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima
kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 

[tutup]

Anda juga bisa ikut ambil peran dalam penyebaran pengetahuan bebas. Mari bergabung dengan sukarelawan
Wikipedia bahasa Indonesia!

Daur biogeokimia
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Artikel atau bagian artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber


tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel
ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat
dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.

Daur biogeokimia adalah daur ulang air dan komponen-komponen kimia (unsur kimia) yang


melibatkan peran serta dari makhluk hidup termasuk manusia dan bebatuan/geofisik. Daur
Biogeokimia memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Yang termasuk
daur biogeokimia antara lain:

 Daur fosfor
 Daur air
 Daur belerang/Sulfur
 Daur karbon dan oksigen
 Daur nitrogen

Daftar isi

 1Pengertian
 2Fungsi
 3Macam-macam daur biogeokimia
o 3.1Daur fosfor
o 3.2Daur air
o 3.3Daur sulfur
 3.3.1Proses terjadinya sulfur
o 3.4Daur karbon dan oksigen
o 3.5Daur nitrogen
 4Lihat pula
 5Pranala luar

Pengertian[sunting | sunting sumber]
Biogeokimia ialah suatu pertukaran atau terjadinya perubahan yang berlangsung terus menerus
antara komponen abiotik dengan komponen biotik.

Fungsi[sunting | sunting sumber]
Fungsi dari daur biogeokimia yaitu untuk menjaga kelangsungan hidup di bumi, sebab materi
hasil dari daur biogeokimia ini dapat digunakan oleh semua komponen yang ada di bumi baik
biotik maupun abiotik.

Macam-macam daur biogeokimia[sunting | sunting sumber]


Daur fosfor[sunting | sunting sumber]

Daur fosfor di muka Bumi

Fosfor merupakan salah satu jenis elemen yang penting dalam kehidupan, sebab semua
makhluk hidup membutuhkan fosfor yang berbentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), yang berguna
untuk sumber energi metabolisme pada sel. Fosfor berbentuk ion yaitu ion fosfat atau (PO 43-), ion
ini terdapat dalam bebatuan. Akibat dari terjadinya erosi dan pelapukan
kemungkinan fosfat akan terbawa ke arah sungai bahkan sampai ke laut dan membentuk
sedimen. Sedimen yang mengandung fosfat bisa naik ke atas permukaan disebabkan terjadinya
geseran gerak dasar bumi. Tumbuhan mengambil fosfat yang masih berbentuk larutan yang
berada di dalam tanah.
Sumber fosfor yang terdapat di bumi yaitu dari bebatuan, tanaman, tanah dan bahan organik.
Daur fosfor yang berupa hasil pelapukan bebatuan dinamakan input, sedangkan outputnya yaitu
berupa fiksasi mineral dan pelindikan yang dapat dihasilkan oleh output fosfor.
Fosfor dibagi menjadi dua senyawa yaitu fosfat organik antara lain tumbuhan dan hewan, dan
senyawa fosfat anorganik yaitu air dan tanah.
Daur air[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daur air
Siklus air di muka Bumi

Daur air ialah sirkulasi yang tidak pernah berhenti dari air yang di bumi di mana air mampu
berpindah-pindah dari daratan, lalu ke udara lalu ke daratan lagi, dan air pun mampu tersimpan
di dasar permukaan dengan 3 fase yaitu cair yang berbentuk air, padat yang berbentuk es, dan
gas yang berbentuk udara.
Uap air terdapat di atmosfer, uap air berasal dari air laut dan air daratan yang menguap karena
akibat terkenanya panas yang berasal dari matahari. Namun pada umumnya uap air yang ada di
atmosfer hanya terdapat di uapan air laut, sebab luas laut mencapai ¾ luas permukaan bumi.
Terkondensasinya uap air di atmosfer akan mengubah menjadi awan, yang akhirnya awan-awan
tersebut akan berubah menjadi hujan, air hujan yang telah turun di muka bumi akan masuk
kedalam tanah, dan pada akhirnya air tanah ini akan terbentuk menjadi air tanah dan air tanah di
permukaan.
Air yang ada di dalam tanah akan diserap oleh tumbuhan melalui pembuluh yang ada dalam
tubuh, lalu transpirasi uap air akan dilepaskan oleh tanaman atau tumbuhan ke atas atmosfer.
Transpirasi penguapan dalam ekosistem darat bisa mencapai 90% yang dilakukan oleh
tumbuhan.
Air tanah yang ada di permukaan bumi mengalir ke arah sungai, lalu bermuara ke laut dan
ke danau. Daur ulang yang terjadi ini disebut dengan siklus panjang namun siklus ini berawal
dari terjadinya proses evapotranspirasi dan transpirasi pada air yang dikuti oleh presipitasi atau
proses terjadinya air yang turun ke muka bumi disebut siklus pendek.
Sama seperti proses fotosintesis pada siklus karbon, matahari juga berperan penting dalam
siklus hidrologi. Matahari merupakan sumber energi yang mendorong siklus air, memanaskan air
dalam samudera dan laut. Akibat pemanasan ini, air menguap sebagai uap air ke udara. 90% air
yang menguap berasal dari lautan. Es dan salju juga dapat menyublim dan langsung menjadi
uap air. Selain itu semua, juga terjadi evapotranspirasi air terjadi dari tanaman dan menguap dari
tanah yang menambah jumlah air yang memasuki atmosfer.
Setelah air tadi menjadi uap air, Arus udara naik mengambil uap air agar bergerak naik sampai
ke atmosfer. Semakin tinggi suatu tempat, suhu udaranya akan semakin rendah. Nantinya suhu
dingin di atmosfer menyebabkan uap air mengembun menjadi awan. Untuk kasus tertentu, uap
air berkondensasi di permukaan bumi dan membentuk kabut.
Arus udara (angin) membawa uap air bergerak di seluruh dunia. Banyak
proses meteorologi terjadi pada bagian ini. Partikel awan bertabrakan, tumbuh, dan air jatuh dari
langit sebagai presipitasi. Beberapa presipitasi jatuh sebagai salju atau hail, sleet, dan dapat
terakumulasi sebagai es dan gletser, yang dapat menyimpan air beku untuk ribuan tahun.
Snowpack (salju padat) dapat mencair dan meleleh, dan air mencair mengalir di atas tanah
sebagai snowmelt (salju yang mencair). Sebagian besar air jatuh ke permukaan dan kembali ke
laut atau ke tanah sebagai hujan, di mana air mengalir di atas tanah sebagai limpasan
permukaan.
Daur sulfur[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daur belerang

Siklus/daur ulang sulfur/belerang

Sulfur hanya ada dalam sulfur anorganik, sulfur akan direduksi menjdi sulfida oleh bakteri yang
berbentuk sulfur dioksida atau berbentuk hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida mampu
memusnahkan mahluk hidup yang berada di perairan yang akhirnya akan menghasilkan bahan
organik yang telah mati akibat pengurai. Tumbuhan pun dapat menyerap sulfur yang berbentuk
sulfat (SO42-).
Bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang atau sulfur
yaitu Desulfibrio dan Desulfomaculum berperan untuk mereduksi sulfat menjadi sulfida yang
berbentuk (H2S) atau hidrogen sulfida, sulfida bermanfaat untuk bakteri fotoautotrof anaerob
seperti halnya Chromatium yang melepaskan sulfur serta oksigen.
Proses terjadinya sulfur[sunting | sunting sumber]
Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar fosil batu bara atau terjadi
akibat adanya aktivitas gunung berapi, lalu asapnya itu akan naik ke atmosfer, atau udara sulfur
oksida itu akan berada di awan yang menjadi hidrolidid air membentuk H 2SO4, awan akan
mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan hujan asam.
Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi Sulfat yang sangat peting
untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam bentuk anorganik (SO 42-), sulfat ini yang mampu
berpindah dari bumi atau alam ke tubuh tumbuhan melalui penyerapan sulfat oleh akar.
Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida.
Daur karbon dan oksigen[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daur karbon
Diagram dari siklus karbon. Angka dengan warna hitam menyatakan berapa banyak karbon tersimpan
dalam berbagai reservoir, dalam miliar ton ("GtC" berarti Giga Ton Karbon). Angka dengan warna biru
menyatakan berapa banyak karbon berpindah antar reservoir setiap tahun. Sedimen, sebagaimana yang
diberikan dalam diagram, tidak termasuk ~70 juta GtC batuan karbonat dan kerogen

Terjadinya proses timbal balik antara daur ulang respirasi dan fotosintesis yang bertanggung
jawab atas terjadinya perubahan dan pergerakan utama karbon. Menurunnya fotosintesis dapat
mempengaruhi naik atau turunnya suatu gas CO2 dan O2 yang ada di atmosfer secara musiman.
Siklus karbon sangat dipengaruhi oleh oksigen dan fotosintesis. Daur karbon berada di empat
tempat yaitu geosfer atau di dalam bumi, hidrosfer atau di air, atmosfer atau di udara,
dan biosfer atau di dalam makhluk hidup.
Pencemaran udara pada zaman era globalisasi ini berdampak pada peningkatan CO 2 yang
masuk ke atmosfer.
Daur nitrogen[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daur nitrogen

Proses terjadinya daur ulang nitrogen

Senyawa organik seperti protein, urea atau asam nukleat atau senyawa anorganik


seperti nitrat, nitrit dan amonia merupakan senyawa yang terdapat di nitrogen. Di bawah ini
tahap-tahapan terjadinya daur nitrogen yaitu

1. Tahap pertama yaitu daur nitrogen ialah proses transfer nitrogen dari atmosfer kedalam
tanah. Selain masuknya nitrogen kedalam tanah akibat dari air hujan, nitrogen juga
dapat masuk melalui proses fiksasi nitrogen, proses ini dilakukan oleh
bakteri Rhizobium yang akan bersimbiosis dengan bakteri Azotobacter, Clostridium, dan
polong-polongan. Ganggang hijau juga memiliki kemampuan yang sama seperti
memfiksasi nitrogen.
2. Tahap kedua di mana nitrat diperoleh dari hasil fiksasi biologis yang digunakan oleh
produsen atau tanaman yang akan mengubahnya menjadi protein. Jika ada hewan atau
tanaman yang mati maka pengurai akan mengubahnya menjadi NH3 (gas amonia) dan
akan mengubah menjadi NH4+ (garam amonium yang terlarut oleh air), proses yang
terjadi ini dinamakan dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas bisa mengubah
senyawa amonium dan amonia menjadi nitrat yang diproses oleh Nitrosomonas.
Denitrifikasi merupakan proses di mana oksigen yang terdapat dalam tanah terbasa,
maka nitrat akan cepat ditransformasikan menjadi oksida nitrogen atau gas nitrogen.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Keanekaragaman hayati
 Bioregion
 Ilmu Bumi
 Ekologi
 Ekosistem
 Zoologi tanah
 GEOTRACES
 Lingkungan alam
 Alam
 Daur ulang (ekologi)
 Daur belerang

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


 (Indonesia) Daur Biogeokimia
 (Indonesia) Tentang Daur Sulfur

Ciutkan

Daur biogeokimia

Kategori: 
 Daur biogeokimia
 Geokimia
 Biogeografi
Menu navigasi
 Belum masuk log
 Pembicaraan
 Kontribusi
 Buat akun baru
 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Perubahan tertunda
 Sunting
 Sunting sumber
 Versi terdahulu

Lainnya

Pencarian
Cari Lanjut

 Halaman Utama
 Perubahan terbaru
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang
Komunitas
 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan
Wikipedia
 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang
 Hubungi kami
 Bak pasir
Bagikan
 Facebook
 Twitter
Dalam proyek lain
 Wikimedia Commons
Cetak/ekspor
 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak
Perkakas
 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Informasi halaman
 Item di Wikidata
 Kutip halaman ini
 Pranala menurut ID
Bahasa lain
 ‫العربية‬
 English
 Español
 Français
 हिन्दी
 Jawa
 Português
 Русский
 中文
29 lagi
Sunting interwiki

 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin


berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.
 Kebijakan privasi

 Tentang Wikipedia

 Penyangkalan

 Pengembang

 Statistics

 Pernyataan kuki

 Tampilan seluler

Anda mungkin juga menyukai