Posted on 16/08/2019 by Apipah
Asam nukleat adalah bahan bangunan materi genetik dari semua organisme. Asam nukleat
terdiri dari dua jenis, tergantung pada molekul gula dalam struktur mereka. Asam nukleat
adalah rantai panjang nukleotida bergabung dengan ikatan asam fosfat. Nukleotida ini pada
gilirannya terbuat dari gula pentosa dan struktur purin / pirimidin.
DNA
Asam deoksiribonukleat (DNA) merupakan materi genetik dalam semua eukariota dan
beberapa prokariota. Ini adalah rantai nukleotida terdiri dari purin / pirimidin terikat dengan
gula pentosa (deoksiribosa). DNA terbuat dari nukleotida Adenin, Timin, Sitosin dan Guanin.
DNA pada dasarnya beruntai ganda dengan dua helai nukleotida terikat oleh ikatan
hidrogen antara basa. Adenin (A) berpasangan dengan Timin (T) sedangkan Sitosin (C)
berpasangan dengan Guanin (G). Oleh karena itu jumlah A selalu sama dengan T dan C sama
dengan G.
Fosfat dan sebagian gula yang ditemukan pada bagian luar helix dimana sebagai dasar tetap
di bagian dalam heliks. Helai ini berjalan dalam arah yang berlawanan. Double helix
selanjutnya melilit histon dan sangat padat dan tetap sebagai kromosom pada eukariota.
RNA
RNA singkatan dari asam ribonukleat. RNA bukan merupakan bagian integral dari
kromosom. Mereka berasal dari DNA untuk produksi protein. Maka dalam hal ini molekul
yang mentransfer informasi. mRNA yang berasal dari DNA diangkut ke sitoplasma di mana
menjalani mekanisme translasi lebih lanjut untuk menghasilkan protein.
RNA untuk sebagian besar ada sebagai untai tunggal, tetapi dapat membentuk beberapa
fitur struktural karena pasangan basa komplementer dalam untai tunggal.
Secara umum, DNA ditemukan di dalam bagian inti sel. Sedangkan untuk
RNA sendiri terdapat pada sitoplasma, terkhusus di daerah ribosom. Asal dari
kata DNA sebenarnya adalah Deoksiribosa. Ini adalah dua kata yang artinya
adalah gula pentoisa dan nucleic yang bisa diartikan sebagai nukleat.
Oleh karena itu, DNA juga dapat dimaknai dengan senyawa kimia yang bisa
membentuk suatu keterangan genetik sebuah sel makhluk hidup. Artinya,
DNA ini bisa berlaku dari satu generasi ke generasi yang selanjutnya. Ini
menjadi sebuah cetak biru yang di bagian dalamnya terdapat kode
kehidupan tiap makhluk hidup yang ada di dalam suatu sel.
Tiga susunan yang dimaksud tersebut adalah Gula Pentose, Nitrogen dan
Gugus Fosfat. Sedangkan di dalam basa Nitrogen sendiri terdapat basa
Primidin dan juga basa Purin. Di dalam basa Primidin ada basa
Timin dan basa Sintosin. Sedangkan di dalam basa Purin ada Adenin dan
juga Guanin.
Berat molekul yang dimiliki oleh RNA yakni di antara 25.000 hingga jutaan.
Secara umum, RNA di sini isinya adalah Polinukleotida yang sifatnya tunggal.
Namun, bagian rantai yang umum terlipat membentuk suatu daerah heliks
ganda yang memikiki kandungan pasangan basa A:U serta G:C.
Basa yang berasal dari Nitrogen RNA terdiri atas basa Purin dan basa
Pirimidin. Basa Purin di sini sama dengan DNA yang terbentuk dari Adenin
dan Guanin. Sementara untuk basa Pirimidin yang berbeda dari DNA terdiri
dari Urasil dan Sitosin.
RNA memiliki tulang punggung yang tersusun atas deretan Ribosa dan
Fosfat. Ribonuleotida pada RNA ada secara bebas di dalam Neukleoplasma
yang memiliki bentuk Neukleosida Trifosfat.
Fungsi RNA
1. Untuk penyimpanan informasi.
2. Untuk perantara antara DNA dengan protein yang terdapat dalam
proses ekspresi genetik. Hal ini berlaku untuk organisme yang
hidup.
1. Basa Nitrogen yang ada di dalam DNA tersusun atas Purin. Adapun Purin
tersebut terbentuk dari susunan Guanin dan Adenin serta dari Pirimidin.
Untuk Pirimidin di sini terbentuk atas susunan Cytocine dan Timin.
Sementara basa Nitrogen yang terkandung dalam RNA disusun dari Purin
Guanin serta Adenin. Ditambah dengan Pirimidin Uracyl serta Cytocine.
2. Rantai yang dimiliki oleh DNA sendiri umumnya panjang dan ganda yang
memiliki pilin. Sementara untuk RNA memiliki rantai yang cenderung tunggal
dan pendek.
4. DNA memiliki peran di dalam mewariskan sifat serta sintesis pada protein.
Sementara untuk RNA hanya berperan di dalam mensintesis protein.
7. DNA adalah sebuah gugus dari Asam Amino yang berbentuk rantai ganda.
Sementara untuk RNA merupakan sebuah gugus Asam Amino yang memiliki
rantai pendek.
9. Kadar yang dimiliki oleh DNA sifatnya cenderung statis atau sama sekali
tidak berubah. Hal ini disebabkan karena tidak adanya pengaruh dari
kegiatan sintesis protein atau kegiatan genetis. Sedangkan untuk kadar RNA
sendiri bisa berubah-ubah lantaran adanya kegiatan sintesis protein.
10. Bentuk yang dimiliki oleh DNA mirip dengan pita spiral ganda.
Sedangkan untuk bentuk pada RNA lebih nampak seperti sejenis pita
tunggal.
DNA dan RNA sangatlah penting untuk dipahami. Kedua komponen ini sangat
berpengaruh kepada kehidupan manusia dan sangat dibutuhkan untuk
dipelajari guna mendukung perkembangan teknologi modern. Sehingga,
memahami apa itu keduanya secara lebih mendalam sangat dibutuhkan
untuk memperkaya pengetahuan.
Bentuk rantai panjang , ganda, dan berpilin (double rantai pendek, tunggal, dan tidak
heliks) berpilin
Jenis Basa Purin (adenin dan guanin) gugus fosfat. dan Purin (adenin dan guanin) dan
Nitrogen Pirimidin (sitosin dan timin) Pirimidin (sitosin dan urasil)
Fungsi DNA
Membawa materi genetika dari generasi ke generasi berikutnya
Mengontrol kehidupan secara langsung maupun tidak
Sebagai auto katalis atau penggandaan diri
Sebagai heterokatalis atau melakukan sintetis terhadap senyawa lain.
Fungsi RNA
Sebagai penyimpan informasi
Sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi
genetik karena berlaku untuk organisme hidup
Demikianlah penjelasan mengenai perbedaan DNA dan RNA dalam bentuk
tabel lengkap beserta pengertian dan fungsinya. Semoga artikel ini
bermanfaat dan bisa menjadi referensi pengetahuan dalam memahami
dengan benar apa saja perbedaan RNA dan DNA.
Replikasi adalah proses penggandaan DNA utuk memperbayak diri yang terjadi pada
fase sintesis saat interfase mejelang sel akan membelah. Tujuan replikasi DNA adalah
agar sel anakan hasil pembelhan mengandung DNA yang identik dengan DNA sel
induknya. Pada konteks virus, replikasi adalah tahap pembentukan virus-virus baru di
dalam sel inang. Replikasi dilakukan virus untuk bereproduksi.
Pembahasan
DNA (deoxyribonucleic acid) adalah substansi pembawa informasi genetik dari suatu
generasi ke generasi berikutnya. DNA bersifat heterokatalitik dan autokatalitik. DNA
bersifat heterokatalitik karena mampu membentuk RNA melalui sintesis protein, dan
bersifat autokatalitik karena dapat melakukan replikasi menghasilkan DNA baru.
Kesalahan dalam replikasi DNA dapat mengakibatkan perubahan pada sifat sel anakan.
Pelajari lebih lanjut tentang DNA komplemen dan sintesis protein di:
brainly.co.id/tugas/17325985.
Replikasi DNA terjadi dalam nukelus (inti sel), dimana sumber energi berasal dari
nukleosida trifosfat. Dalam prosesnya, replikasi DNA dikatalis oleh enzim-enzim sebagai
berikut:
1. Helikase
Berfungsi memutus ikatan-ikatan hidrogen untuk membuka heliks ganda DNA menjadi
untai tunggal.
2. RNA primase
4. DNA ligase
Pemanjangan untai DNA baru dilakukan dengan kerja DNA polmerase disepanjang
cetakan yang jauh dari cabang replikasi. Untai DNA yang disintesis pada arah ini disebut
dengan untai lamban dan disintesis secara tidak kontinu.
Enzim primase menyintesis primer-primer RNA pendek lalu diperpanjang oleh DNA
polimerase membentuk fragmen-fragmen DNA yang disebut fragmen Okazaki.
Setelah primer RNA diganti menjadi DNA oleh DNA polimerase lainnya, DNA ligase
menggabungkan fragmen Okazaki ke untai yang sedang bertumbuh.
Replikasi DNA yang terjadi, disebut replikasi semikonservatif, karena masing-masing dari kedua rantai
DNA induk bertindak sebagai cetakan/templat untuk pembuatan dua rantai DNA dengan untai ganda yang
baru.[1][2]
Replikasi DNA adalah proses penggandaan rantai ganda DNA. Pada sel, replikasi DNA terjadi
sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus melakukan replikasi DNA. Pada eukariota,
waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah diatur, yaitu pada fase S siklus sel,
sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA
polimerase yang membantu pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer
DNA. Proses replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi
berantai polimerase (PCR).
Replikasi DNA. Mula-mula, heliks ganda DNA (merah) dibuka menjadi dua untai tunggal oleh enzim
helikase (9) dengan bantuan topoisomerase (11) yang mengurangi tegangan untai DNA. Untaian DNA
tunggal dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal (10) untuk mencegahnya membentuk heliks
ganda kembali. Primase (6) membentuk oligonukleotida RNA yang disebut primer (5) dan molekul DNA
polimerase (3 & 8) melekat pada seuntai tunggal DNA dan bergerak sepanjang untai tersebut
memperpanjang primer, membentuk untaian tunggal DNA baru yang disebut leading strand (2) dan lagging
strand (1). DNA polimerase yang membentuk lagging strand harus mensintesis segmen-segmen
polinukleotida diskontinu (disebut fragmen Okazaki (7)). Enzim DNA ligase (4) kemudian menyambungkan
potongan-potongan lagging strand tersebut.
Replikasi terjadi di nukleus (inti sel) dan terjadi sebelum sel melakukan pembelahan. DNA
perlu digandakan agar sel baru hasil pembelahan memiliki DNA yang sama dengan sel
induk.
Replikasi DNA terjadi secara semi konservatif yaitu rantai ganda DNA akan terpisah dan
masing-masing rantai induk akan menjadi cetakan untuk rantai baru. Sehingga DNA hasil
replikasi masing-masing memiliki rantai induk dan rantai anak.
3. Masing-masing rantai tunggal akan diikat oleh protein pengikat rantai tunggal
untuk mencegah bersatunya kembali rantai tunggal menjadi rantai ganda.
4. Ada dua rantai tunggal yang terbentuk yang disebut (1) leading strand dan (2)
lagging strand.
6. Enzim DNA polimerase akan membentuk rantai DNA baru dengan cara
menambahkan nukleotida baru dengan awalan primer yang sudah terbentuk.
7. Pada leading strand, hanya satu primer yang dibentuk sepanjang rantai baru
yang akan dibentuk.
Pada sel eukariotik, dalam sekali proses replikasi akan terbentuk banyak sekali ORI karena
DNA eukariotik sangat panjang. Contoh sel eukariotik adalah sel-sel alga, tumbuhan, hewan,
dan manusia.
Sedangkan pada sel prokariotik, dalam sekali proses replikasi hanya akan terbentuk 1 ORI
karena DNA prokariotik ukurannya lebih pendek. Contoh sel prokariotik adalah sel bakteri
dan ganggang hijau biru.
RANSLASI
TRANSLASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Protein merupakan produk dari aliran informasi genetik. Sel membutuhkan ribuan
protein yang berbeda setiap waktu. Protein-protein ini harus di sintesis, dibawa ke
tempatnya berfungsi dan didegradasi bila tidak diperlukan lagi. Sintesis protein eukariot
melibatkan 70 jenis protein ribosom, 20 jenis enzim untuk mengaktifkan prekursor
asam amino, 20 atau lebih enzim dan faktor protein lain untuk inisiasi, elongasi dan
terminasi polipeptida; mungkin 100 enzim untuk pemrosesan protein; dan 40 atau lebih
transfer dan ribosomal RNA. Secara keseluruhan, hampir sekitar 300 makromulekul
yang berbeda terlibat pada sintesis polipeptida. Namun protein di sintesis dengan
kecepatan yang tinggi. Polipeptida dengan 100 residu asam amino dalam E. coli (pada 37
oC), disintesis dalam waktu sekitar 5 detik. Sintesis ribuan protein yang berbeda di
dalam sel di regulasi dengan ketat, sehingga protein hanya di sintesis sesuai dengan
kebutuhan metabolik sel.
Untuk menghasilkan protein, langkah yang hatus ditempuh setelah diperoleh mRNA
adalah proses translasi. Proses translasi ini.meliputi berbgai proses yang cukup
kompleks. Untuk itu perlu sekali diketahui adanya proses detail megenai kejadian
translasi baik yang terjadi pada organisme prokaryotik maupun eukaryotik.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah terjadinya proses translasi dalam rangka menghasilkan protein pada
prokaryot maupun eukaryot?
C. Tujuan
Untuk mengetahui terjadinya proses translasi dalam rangka menghasilkan protein pada
prokaryot maupun eukaryot.
BAB II
TRANSLASI
Salah satu proses yang terjadi pada materi genetik adalah translasi. Proses translasi
mengikuti dikte dari kode genetik untuk membentuk sekuen asam amino dalam produk
gen yakni polipeptida yang sangat kompleks yang melibatkan sejumlah besar
makromolekul. Makromolekul ii adalah sebagai berikut.
1. Lebih dari 50 polipeptida dan 3 sampai 5 molekul RNA ada di tiap ribosom.
2. Setudaknya 20 enzim aktivasi asam amino (amino asetil t-RNA sintetase).
3. 40 sampai 60 molekul tRNA yang berbeda.
4. Setidaknya 9 protein terlarut terlubat dalam inisiasi, elongasi, dan terminasi rantai
polipeptida
Karena banyaknya makromolekul yang terlibat ini sebagian komponen ribosom ada
dalam jumlah yang besar pada tiap sel, dan sistem translasi memegang peran penting
dalam rekayasa metabolik pada tiap sel. (Gardner,dkk., 1991)
Secara definitif translasi adalah proses penerjemahan kode-kode genetic (kodon) yang
ada pada molekul mRNA urutan-urutan asam amino. Hanya molekul mRNA yang
ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Pembacaan dari sebuah
molekul mRNA mulai dari sebuah titik permulaan yang tepat. Codon pertama yang
dibaca adalah AUG, yang memberi tanda asam amino methionine. Dalam sel-sel
bakterial, codon AUG memberi tanda methionine (Met) ketika muncul di mana pun
dalam molekul mRNA. Pada beberapa bakteria, codon AUG bertindak sebagai inisiator
codon yang mengkhususkan f-Met untuk memulai rantai polypeptide, meskipun ketika
GUC muncul pada posis internal dalam molekul mRNA, memberi kode untuk valine.
Baik itu Met atau f-Met merupakan bagian pertama dari asam amino dalam semua
rantai peptide ketika mereka disintesiskan secara inisial, terminal asam amino bisa
dimodifikasi secara enzimatis kemudian. Deformylase bisa memindahkan grup formyl
dari formylmethionine, dan methionine amino peptidase bisa memindahkan methionine
dari amino terminus dari peptide. Olehkarena itu, tidak semua polypeptides dalam
mikroorganisme memiliki f-Met pada ujung terminal amino mereka (Sjahril, 2008).
1. Kode Genetik
Ketika menemukan struktur DNA, Francis Crick sudah mempertimbangkan bagaimana
informasi genetik yang dikode dalam empat huruf pada DNA dapat di translasi menjadi
20 huruf pada protein. Crick beralasan bahwa asam nukleat yang berukuran kecil
(mungkin RNA) dapat berperan sebagai ‘adaptor’. Salah satu bagian dari adaptor
berikatan dengan asam amino tertentu dan bagian lain mengenali urutan nukleotida
yang dikode oleh asam amino pada mRNA. Ide ini kemudian diverifikasi dengan
ditemukannya tRNA. tRNA merupakan molekul adaptor yang berfungsi
menterjemahkan urutan nukleotida dalam mRNA menjadi urutan asam amino dalam
polipeptida. Keseluruhan proses sintesis protein yang dipandu oleh mRNA ini disebut
proses translasi.
Setiap deretan tiga basa pada mRNA, mengkode satu asam amino spesifik disebut
kodon. Terdapat empat basa pada nukleotida (A, G, C dan T) sehingga terdapat 43 = 64
kodon. Beberapa kodon mempunyai fungsi khusus. AUG merupakan kodon inisiasi yang
merupakan awal suatu polipeptida, di samping AUG juga mengkode metionin dalam
polipeptida. Kodon UAA, UAG dan UGA tidak mengkode asam amino dan merupakan
kodon terminasi atau disebut juga stop kodon. Translasi terjadi dengan cara, setiap
kodon dibaca berurutan dan tidak overlap (tumpang tindih). Kodon pertama pada gen
menyediakan reading frame (pola pembacaan). Reading frame tanpa stop kodon
sebelum 50 kodon disebut open reading frame dan biasanya merupakan suatu gen.
U
Fenilalanin
Fenilalanin
Leusin
Leusin
Serin
Serin
Serin
Serin
Tirosin
Tirosin
Stop
Stop
Sistein
Sistein
Stop
Triptofan
U
C
A
G
C
Leusin
Leusin
Leusin
Leusin
Prolin
Prolin
Prolin
Prolin
Histidin
Histidin
Glutamin
Glutamin
Arginin
Arginin
Arginin
Arginin
U
C
A
G
A
Ileusin
Ileusin
Ileusin
Metionin
Treonin
Treonin
Treonin
Treonin
Asparagin
Asparagin
Lisin
Lisin
Serin
Serin
Arginin
Arginin
U
C
A
G
G
Valin
Valin
Valin
Valin
Alanin
Alanin
Alanin
Alanin
Aspartat
Aspartat
Glutamat
Glutamat
Glisin
Glisin
Glisin
Glisin
U
C
A
G
Sumber : http://cahscient.files.wordpress.com/2008/08/textbook-mikrobiologi8.doc
3. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sintesis protein. E. coli mengandung lebih dari 15.000
ribosom yang terdapat bebas di sitoplasma. Ribosom merupakan kompleks antara
protein dan rRNA dan terdiri dari dua subunit, yaitu subunit besar dan subunit kecil.
Pada bakteri subunit kecil mempunyai ukuran 30S dan subunit besar 50S, sementara
pada eukariot subunit kecil 40S dan subunti besar 60S. Ribosom bakteri mengandung
sekitar 65% rRNA dan 35% protein. Pada ribosom terdapat tiga situs untuk mengikat
aminoasil tRNA yaitu: situs aminoasil (A), situs peptidil (P) dan situs exit (E).
4. Mekanisme translasi
Proses translasi berlangsung pada ribosom dan merupakan proses sintesis protein
berdasarkan informasi yang berada pada mRNA. mRNA yang ditranslasi harus terikat
pada ribosom dan pada organisme prokariot pada ujung 5’nya terdapat suatu urutan
yang mengenali ribosom. Urutan ini dikenal sebagai situs pengikatan ribosom atau
ribosome binding site (RBS). Proses translasi terdiri atas tiga sub proses, yaitu inisiasi,
elongasi dan terminasi.
a. Translasi pada prokariot
Komponen pada tahap inisiasi organisme prokariot meliputi kodon insiasi (AUG), tiga
faktor insiasi (IF1, IF2 dan IF3), tRNA inisiator (fMet-tRNA), ribosom subunit 30S dan
50S, dan GTP. Setelah diaktifasi oleh faktor inisiasi, tRNA inisiator yang membawa anti
kodon CAU akan menempati situs P pada ribosom. tRNA kedua yang membawa anti
kodon untuk kodon kedua memasuki situs A pada ribosom. Asam amino yang dibawa
oleh tRNA kedua akan membentuk ikatan peptida dengan asam amino pertama. Setelah
ikatan peptida terbentuk, tRNA yang membawa kedua asam amino akan bertranslokasi
dari situs A ke situs P. Hal ini berlangsung terus menerus sampai mencapai stop kodon
(UAG. UAA. UGA).
Tidak ada antikodon yang mengenali kodon terminasi. Translasi berhenti dengan
adanya protein yang disebut Release Factor (RF) yang mengenali kodon terminasi. Pada
prokariot terdapat tiga faktor terminasi yaitu, RF1 yang mengenali kodon UAA dan UAG
dan RF2 yang mengenali kodon UGA dan UAA, sementara RF3 belum diketahui
fungsinya. Pengikatan RF ini memberikan sinyal bahwa proses translasi telah berhenti.
Kedua subunit ribosom akan berdisosiasi dari mRNA dan polipeptida dibebaskan dari
tRNAnya.
Sintesis protein (bahasa inggris: protein synthesis) yang disebut juga sebagai
biosintesis protein adalah suatu proses pembentukan partikel protein dalam
bahasan biologi molekuler yang didalamnya melibatkan sistesis RNA yang
dipengaruhi oleh DNA.
Dalam proses sintesis protein, molekul DNA adalah sumber pengkodean pada
asam nukleat untuk menjadi asam amino yang menyusun protein tetapi tidak
terlibat secara langsung dalam prosesnya.
Sintesis protein adalah suatu proses pencetakan protein dalam sel. Sifat
enzim (protein) adalah sebagai pengendali dan penumbuh karakter makhluk
hidup ditentukan oleh jumlah jenis, dan urutan asam amino yang
menyusunnya. Sintesis ini juga melibatkan DNA, RNA, dan ribosom.
Tahapan Proses Sintesis Protein
1. Replikasi DNA
Setiap sel dapat juga memperbanyak diri dengan cara membelah. Sebuah sel
yang membelah menjadi 2 sel, 2 sel membelah menjadi 4 sel, 4 sel membelah
menjadi 8 sel dan seterusnya.
Sebelum sel membelah, terjadi perbanyakan suatu komponen-komponen di
dalam sel termasuk DNA. Perbanyakan DNA yang dilakukan dengan cara
replikasi. Dengan demikian, replikasi adalah suatu proses pembuatan
(sintesis) DNA baru atau penggandaan DNA di dalam nukleus.
Pada saat replikasi akan berlangsung, DNA induk membentuk kopian DNA
anak yang sama persis sehingga DNA induk berfungsi sebagai cetakan untuk
pembentukan DNA baru. RNA Virus dapat juga membentuk DNA.
Proses replikasi yang dimulai pada beberapa daerah spesifik dari rantai DNA,
disebut pangkal replikasi.
Beberapa tahapan dan enzim yang berperan dalam sintesis protein, antara
lain adalah :
1. DNA helikase yang berfungsi untuk membuka rantai ganda DNA induk.
2. Enzim primase yang membentuk primer yang merupakan segmen
pendek dari RNA sebagai pemula untuk terjadinya sintesis protein.
3. Dari ujung 3´ RNA primer, DNA polimerase telah menambahkan
pasangan basa nitrogen (dari nukleotida-nukleotida) pada rantai tunggal
DNA induk dan terbentuk rantai DNA yang bersambungan secara
kontinyu (tanpa terpisah-pisah) yang disebut sebagai leading strand.
4. Pada rantai tunggal DNA induk yang lain, DNA polimerase akan
membentuk lagging strand (merupakan keseluruhan rantai kopian DNA
yang pertumbuhannya tidak kontinyu) dengan memperpanjang RNA
prime.
5. RNA primer di beberapa tempat akan membentuk segmen-segmen
DNA baru yang saling terpisah.
6. Segmen-segmen itulah yang disebut juga sebagai fragmen Okazaki.
7. DNA polimerase yang lainnya, akan menggantikan RNA primer dengan
DNA dan enzim ligase menghubungkan segmen-segmen okazaki,
sehingga terbentuk salinan DNA baru. DNA baru yang telah terbentuk
(identik dengan DNA induk) akan melanjutkan tahapan untuk
mensintesis protein yaitu suatu tahapan transkripsi dan translasi.
2. Transkripsi
Informasi genetik ini dicetak dalam bentuk kode oleh DNA di dalam inti sel.
Pembawa informasi atau kode ini adalah suatu mRNA (messenger RNA) atau
RNA duta.
Kode-kode ini tercermin pada susunan atau urutan basa nitrogen yang teratur
dalam mRNA. Ini berarti kode atau informasi yaitu mRNA sendiri. Pencetakan
mRNA (kode) ini berdasarkan DNA cetakan disebut transkripsi.
Transkripsi adalah suatu pembentukan mRNA dari salah satu pita DNA (DNA
cetakan) dengan bantuan enzim RNA polimerase.
** Perbedaan antara Transkripsi dengan Replikasi DNA :
1. Inisiasi (Permulaan)
Jika pada suatu proses replikasi dikenal daerah pangkal replikasi, pada
transkripsi ini dikenal promoter, yaitu daerah DNA sebagai tempat melekatnya
RNA polimerase untuk memulai transkripsi. RNA polimerase akan melekat
atau berikatan dengan promoter, setelah promoter berikatan dengan
kumpulan protein yang disebut faktor transkripsi.
Kumpulan antara promoter, RNA polimerase, dan faktor transkripsi ini disebut
juga kompleks inisiasi transkripsi. Selanjutnya, RNA polimerase membuka
rantai ganda DNA.
2. Elongasi (Pemanjangan)
Setelah membuka pilinan rantai ganda DNA, RNA polimerase ini kemudian
akan menyusun untaian nukleotida-nukleotida RNA dengan arah 5´ ke 3´.
Pada RNA tidak terdapat juga basa pirimidin timin (T), melainkan urasil (U).
Oleh karena itu, RNA akan membentuk pasangan yang basa urasil dengan
adenin pada rantai DNA. Tiga macam basa yang lain, yakni adenin, guanin,
dan sitosin dari DNA yang akan berpasangan dengan basa komplemennya
masing-masing sesuai dengan pengaturan pemasangan basa. Adenin
berpasangan juga dengan urasil dan guanin dengan sitosin.
3. Terminasi (Pengakhiran)
Penyusunan suatu untaian nukleotida RNA yang telah dimulai dari daerah
promoter berakhir di daerah terminator. Setelah transkripsi selesai, rantai
DNA yang menyatu kembali seperti semula dan RNA polimerase segera
terlepas dari DNA. Akhirnya, RNA akan terlepas dan terbentuklah RNA m
yang baru.
Pada sel prokariotik, RNA hasil transkripsi dari DNA, akan langsung berperan
sebagai RNA m. Sementara itu, RNA hasil transkripsi gen pengkode protein
pada sel eukariotik, akan menjadi RNA m yang fungsional (aktif) setelah
malalui suatu proses tertentu terlebih dahulu.
3. Translasi
Ribosom akan membaca kode yang ada pada mRNA dengan bantuan RNA
lain, yakni pada RNA transfer (tRNA). Di dalam sitoplasma banyak terdapat
tRNA, asam-asam amino dan lebih dari 20 enzim-enzim amino dari hasil
sintetase.
1. Inisiasi Translasi
Ribosom sub unit kecil yang mengikatkan diri pada mRNA yang telah
membawa sandi bagi asam amino yang akan dibuat, serta mengikat pada
bagian inisiator tRNA. Selanjutnya, molekul besar ribosom juga akan ikut
terikat bersama ketiga molekul tersebut membentuk kompleks inisiasi.
Sementara, ujung yang lain akan membawa satu jenis asam amino dari
sitoplasma. Kemudian, asam amino tertentu tersebut akan diaktifkan oleh
tRNA tertentu pula dengan menghubungkan antikodon dan kodon (pengkode
asam amino) pada mRNA.
Kodon pemula pada proses translasi yaitu AUG, yang akan mengkode
pembentukan asam amino metionin. Oleh karena itu, antikodon tRNA yang
akan berpasangan juga dengan kodon pemula adalah UAC. tRNA tersebut
akan membawa asam amino metionin pada sisi pembawa asam aminonya.
2. Elongasi
Tahap pengaktifan asam amino akan terjadi kodon demi kodon sehingga
dihasilkan asam amino satu demi satu. Asam-asam amino yang telah
diaktifkan oleh kerja tRNA sebelumnya, akan dihubungkan melalui ikatan
peptida membentuk polipeptida pada ujung tRNA pembawa asam amino.
Keterangan :
3. Terminasi
Proses translasi akan berhenti setelah antikodon yang dibawa tRNA bertemu
dengan kodon UAA, UAG, atau UGA. Dengan demikian, rantai polipeptida
yang telah terbentuk akan dilepaskan dari ribosom dan diolah untuk
membentuk protein fungsional.
Adapun tujuan dari suatu sintesis protein adalah untuk membentuk protein
yang bisa dimanfaatkan oleh tubuh dan protein merupakan suatu komponen
penting yang menyusun tubuh makhluk hidup.
Misalnya enzim penyusun utamanya adalah protein, hormon ini juga tersusun
dari protein, eritrosit juga memiliki protein yang membantu pengikatan oksigen
serta membran sel yang tersusun dari protein.
Sintesis protein selain melibatkan DNA dan RNA dalam prosesnya, juga harus
membutuhkan bahan dasar berupa asam amino yang akan berlangsung di
dalam ribosom, sementara dalam pengaturan sintesis protein akan dilakukan
oleh DNA di dalam inti.
Sehingga suatu komponen yang berperan dalam sintesis protein adalah DNA,
RNA, asam amino, ribosom dan enzim.
Jenis RNA
Pada dasarnya, terdapat dua kelompok utama RNA yang menyusun
makhluk hidup, yaitu RNA genetik dan RNA nongenetik. Apakah
perbedaan kedua RNA tersebut?
a. RNA genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yakni merupakan
molekul genetik yang secara keseluruhan bertanggung jawab dalam
membawa segala materi genetis, seperti yang dimiliki oleh DNA. Dengan
kata lain, RNA ini berfungsi sebagai DNA. RNA genetik ini hanya dimiliki
oleh makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, seperti pada
beberapa jenis virus.
b. RNA nongenetik
RNA nongenetik merupakan RNA yang tidak berperan sebagai DNA. RNA
nongenetik dimiliki oleh makhluk hidup yang materi genetiknya diatur oleh
DNA. Pada makhluk hidup kelompok ini, di dalam selnya terdapat DNA dan
RNA.
Purin : Adenin,
5 Basa nitrogen Purin : Adenin, GuaninPirimidin : Sitosin, Timin
GuaninPirimidin : Sitosin, Urasil
Berubah-ubah
6 Kadar Tidak dipengaruhi oleh kecepatan sintesis protein menurutkecepatan sintesis
protein
RNA berbeda dari DNA dalam beberapa hal. Ada tiga jenis utama dari
RNA: messenger RNA (mRNA), RNA ribosom (rRNA), dan RNA transfer
(tRNA). Setiap jenis memainkan berbagai peran dalam membuat protein.
Macam-macam RNA
RNA dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu RNA genetik dan RNA non-genetik.
1. RNA genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai pembawa keterangan
genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA,
misalnya virus. Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi genetik
maupun dalam mengatur aktivitas sel.
1. RNA non-genetik
RNA non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik sehingga RNA jenis ini
hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang juga memiliki DNA. Berdasarkan letak dan fungsinya,
RNA non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan rRNA.
1) mRNA (messenger RNA) atau ARNd (ARN duta)
mRNA merupakan RNA yang urutan basanya komplementer (berpasangan) dengan salah satu
urutan basa rantai DNA. RNA jenis ini merupakan polinukleotida berbentuk pita tunggal linier dan
disintesis oleh DNA di dalam nukleus. Panjang pendeknya mRNA berhubungan dengan panjang
pendeknya rantai polipeptida yang akan disusun. Urutan asam amino yang menyusun rantai
polipeptida itu sesuai dengan urutan kodon yang terdapat di dalam molekul mRNA yang
bersangkutan. mRNA bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida. Adapun fungsi
utama mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA di inti sel menuju ke ribosom di
sitoplasma. mRNA ini dibentuk bila diperlukan dan jika tugasnya selesai, maka akan dihancurkan
dalam plasma.
A
2) tRNA (transfer
RNA) atau ARNt (ARN
transfer)
RNA jenis ini dibentuk di dalam nukleus, tetapi menempatkan diri di dalam sitoplasma. tRNA
merupakan RNA terpendek dan bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Fungsi lain
tRNA adalah mengikat asam-asam amino di dalam sitoplasma yang akan disusun menjadi protein
dan mengangkutnya ke ribosom. Bagian tRNA yang berhubungan dengan kodon
dinamakan antikodon.
Gb. Struktur tRNA
3) rRNA (ribosomal RNA) atau ARNr (ARN ribosomal)
RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosom meskipun dibuat di dalam nukleus.
RNA ini berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan
rRNA. Fungsi dari RNA ribosom adalah sebagai mesin perakit dalam sintesis protein yang
bergerak ke satu arah sepanjang mRNA. Di dalam ribosom, molekul rRNA ini mencapai 30-46%.
Dengan adanya penjelasan materi di atas, terdapat perbedaan antara DNA dan RNA.
Tabel . Perbedaan DNA dan RNA
DNA (Deoxyribo Nukleat Acid) RNA (Ribo Nukleat Acid)
– Letak Dalam inti sel, mitokondria, Dalam inti sel, sitoplasma dan
kloroplas, senriol. ribosom.
– Bentuk Polinukleotida ganda yang terpilin Polinukleotida tunggal dan
panjang pendekl
– Gula Deoxyribosa Ribosa
– Basanya Golongan purin : adenine dan Golongan purin : adenine dan
guanine guanine
Golongan pirimidin : cytosine Golongan pirimidin :
dan timin cytosine dan urasil
– Fungsi – mengontrol sifat yang – sintesis protein
menurun
– sintesis protein
– sintesis RNA
– Kadarnya Tidak dipengaruhi sintesis protein. Dipengaruhi sintesis protein.
Letak basa nitrogen dari kedua Macam ARN :
pita ADN saling berhadapan ARN duta
dengan pasangan yang tetap
ARN ribosom
yaitu Adenin selalu
berpasangan dengan Timin, ARN transfer
Cytosin dengan Guanin. Kedua
pita itu diikatkan oleh ikatan
hidrogen.
Pengertian RNA – Apa itu RNA? Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan
membahas tentang pengertian RNA, ciri, fungsi, struktur, jenis dan proses
pembentukan RNA secara lengkap.
Daftar Isi [hide]
1 Pengertian RNA (Ribonucleic Acid)
2 Ciri-Ciri RNA (Ribonucleic Acid)
3 Fungsi RNA (Ribonucleic Acid)
4 Struktur RNA (Ribonucleic Acid)
5 Macam Macam RNA (Ribonucleic Acid)
o 5.1 Transfer RNA (tRNA)
o 5.2 Ribosomal RNA (rRNA)
o 5.3 Mesengger RNA (mRNA)
6 Proses Terbentuknya RNA (Ribonucleic Acid)
o 6.1 Transkripsi
6.1.1 Inisisasi
6.1.2 Elongasi
6.1.3 Terminasi
o 6.2 Translasi
6.2.1 Iniasiasi
6.2.2 Elongasi
6.2.3 Terminasi
Pengertian RNA (Ribonucleic Acid)
Pengertian (Ribonucleic Acid) adalah molekul polimer yang terlibat dalam berbagai
peran biologis dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi gen. Seperti DNA,
RNA dirakit sebagai rantai nukleotida, namun tidak seperti DNA, RNA lebih sering
ditemukan di alam sebagai untai tunggal yang melipat ke dirinya sendiri, daripada
untai ganda berpasangan.
RNA merupakan hasil dari transkripsi dari suatu fragmen DNA, sehingga RNA
sebagai polimer yang jauh lebih pendek jika dibandingkan DNA. Berbeda dengan
DNA yang umumnya dijumpai dalam inti sel, Kebanyak dari RNA terdapat dalam
sitoplasma, khususnya di ribosom.
RNA (Ribosa Nucleid Acid) atau asam ribonukleat merupakan seutas benang
tunggal yang tersusun dari molekul gula ribosa, gugus fosfat dan asam nitrogen.
Basa nitrogen yang terkandung dalam RNA terdiri atas golongan purin dan golongan
pirimidin. Purin yang terkandung pada Basa nitrogen RNA memiliki dua jenis yaitu
adenin (A) dan guanin(G); sedangkan golongan pirimidin yang terkandung dalam
RNA memiliki jenis sitosin (C) dan urasil (U). RNA dibentuk oleh DNA di dalam
nukleus, melalui proses transkripsi DNA. Hasil transkripsi digunakan RNA untuk
sintesis protein dalam sitoplasma sel.
Definisi RNA (asam ribonukleat) adalah bahan genetis yang dibentuk oleh DNA dan
tersusun atas molekul gula, ribusa, gugus fosfat dan asam nitrogen yang berfungsi
sebagai unsur pembawa genetis dan mengatur aktivitas sel.
Gula D-Ribosa
Fosfat
Basa Nitrogen
Molekul RNA memiliki bentuk yang berbeda dengan DNA. RNA memiliki bentuk pita
tunggal dan tidak berpilin. Setiap pita RNA merupakan polinukleotida yang tersusun
dari banyak ribonukleotida. Setiap ribonukleotida tersusun dari gula ribosa, basa
nitrogen dan asam fosfat. Basa nitrogen RNA terbagi menjadi dua yaitu basa purin
dan basa pirimidin. Basa purin sama dengan DNA yang tersusun dari adenin (A) dan
guanin (G), sedangkan basa pirimidinnya tersusun dari sitosin (C) dan urasil (U).
Tulang punggung RNA tersusun dari deretan ribosa dan fosfat. Ribonuleotida RNA
terdapat secara bebas dalam nukleoplasma dengan bentuk nukleosida trifosfat,
misalnya adenosin trifosfat (ATP), Guanosin Trifosfat (GTP), Sistidin Trifosfat (CTP),
dan Uridin Trifosfat (UTP). RNA disintetis oleh DNA yang berada di inti sel dengan
menggunakan DNA sebagai cetakannya.
Setiap tRNA mengandung suatu sekuen dengan tiga rangkaian basa pendek.
Seluruh ujung 3′ tRNA mengandung sekuen SSA yang berseberangan dengan
sekuen antikodon. Suatu amino tertentu akan melekat pada ujung 3 tRNA.
Pelekatan ini merupakan cara berfungsinya tRNA, yaitu dengan membawa asam
amino spesifik yang nantinya berguna dalam sintetis protein, yaitu pengurutan asam
amino sesuai dengan urutan kodon pada mRNA.
Ribosomal RNA (rRNA)
rRNA adalah ribosom yang mengandung protein dengan massa yang hampir mirip.
Molekulnya berupa pita tunggal, tidak bercabang dan fleksibel. rRNA terdiri dari 80%
total RNA yang dalam sel dan pada sel-sel tidak memiliki inti sejati yang terdiri dari
beberapa tipe rRNA yaitu 23S rRNA, 16S rRNA, dan 5S rRNA.
Transkripsi
Dalam tahap transkripsi, dengan menggunakan DNA sebagai cetakan disistesis
RNA messenger. Proses ini terdiri atas 3 tahap, yaitu:
Inisisasi
Pada tahap ini, enzim RNA polymerase menyalin gen, sehingga terjadi pengikatan
RNAp dengan promoter (tempat pertemuan antara gen/DNA dengan RNAp) yang
akan memberikan inisiasi transkripsi. Selanjutnya, RNAp akan membuka double
heliks DNA yang berfungsi sebagai cetakan yaitu rantai sense.
Elongasi
RNAp akan bergerak sepanjang untai ganda DNA, membuka double heliks dan
merangkai ribonukleotida ke ujung 3′ ribonukleotida yang sedang tumbuh, sehingga
dihasilkan rantai RNA yang di dalamnya mengandung urutan basa nitrogen pertama
sebagai hasil perekaman. Jika hasil perekaman sudah mencapai 30 buah, suatu
senyawa kimia yang berperan sebagai penutup untuk memberikan sinyal inisiasi
tahap translasi dan mencegah terjadinya degradasi RNA akan berikatan dengan
ujung 5′ RNA.
Terminasi
Proses terminasi adalah terhentinya proses perekaman dan molekul DNA baru
terpisah dari DNA template. Tahap ini ditandai dengan terdiasosiasinya enzim RNAp
dari DNA dan RNA dilepaskan sehingga dihasilkan produk transkripsi yang lengkap
disebut messenger RNA (mRNA).
Translasi
Translasi adalah tahapan penerjemahan beberapa triplet atau kodon dari mRNA
menjadi asam amino yang akhirnya membentuk protein. Setiap triplet terdiri dari
urutan basa nitrogen yang berbeda sehingga akan diterjemahkan menjadi asam
amino yang berbeda pula. Asam amino tersebut akan menghasilkan rantai
polipeptida spesifik hingga terbentuk protein spesifik pula. Proses translasi bisa
berupa:
Iniasiasi
Tahap inisiasi diawali dengan pengenalan kodon AUG yang terdapat pada bagian
akhir mRNA yang disebut juga kodon Start. Kodon AUG akan mengkode
pembentukan metionin. Selanjutnya, metionin dibawa oleh tRNA untuk bergabung
melalui pembentukan ikatan pada subunit besar ribosom sehingga terbentuklah
ribosom yang lengkap. Molekul tRNA pertama yang terikat pada ribosom akan
menempati tempat khusus, yaitu sisi P (Polipeptida) yang akan terbentuk rantai yang
dikenal dengan istilah polipeptida. Sedangkan tRNA berikutnya akan berikatan
dengan kodon kedua dan akan menempati ribosom pada sisi A (asam amino)
Elongasi
Tahap elongasi ditandai dengan pengaktifan asam amino oleh tRNA pada tiap
kodon ke kodon sehingga akan dihasilkan asam amino baru satu per satu. Proses
elongasi ini membuat rantai polipeptida tumbuh semakin panjang akibat asam amino
yang terus bertambah.
Terminasi
Tahap terminasi ditandai dengan pertemuan antara antikodon yang dibawa oleh
tRNA dengan UAA, UAG, atau UGA sehingga menyebabkan berhentinya proses
translasi. Akibatnya, rantai polipeptida yang dibentuk dari ribosom terlepas dan
diolah membentuk protein fungsional.
Demikian artikel pembahasan tentang pengertian RNA, ciri, fungsi, struktur, jenis
dan proses pembentukan RNA secara lengkap.
Ekspresi gen
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Gen diekspresikan dengan cara ditranskripsi menjadi RNA, dan transkrip ini kemudian dapat diterjemahkan
menjadi protein melalui proses translasi.
Daftar isi
1Mekanisme
o 1.1Transkripsi
o 1.2Pengolahan RNA
o 1.3Pematangan RNA non-coding
o 1.4Ekspor RNA
o 1.5Translasi
o 1.6Pelipatan
o 1.7Translokasi
o 1.8Pengangkutan protein
2Regulasi ekspresi gen
o 2.1Regulasi transkripsional
o 2.2Regulasi transkripsional pada kanker
o 2.3Regulasi pasca transkripsional
o 2.4Regulasi translasi
o 2.5Degradasi protein
3Pengukuran
o 3.1Profil RNA di Wikipedia
o 3.2Kuantifikasi protein
o 3.3Lokalisasi
4Sistem ekspresi
o 4.1Ekspresi yang dapat diinduksi
o 4.2Di alam
5Jejaring gen
6Teknik dan alat
7Basis data ekspresi gen
8Referensi
Mekanisme[sunting | sunting sumber]
Transkripsi[sunting | sunting sumber]
Proses transkripsi dilakukan oleh RNA polimerase (RNAP), yang menggunakan DNA (hitam) sebagai
cetakan dan menghasilkan RNA (biru).
Gen adalah bentangan DNA yang menyandikan informasi. DNA genomik terdiri dari dua untai
antiparalel dan untai komplementer balik, masing-masing memiliki ujung 5' dan 3'. Terkait
dengan gen, kedua untai tersebut dapat diberi label "untai cetakan," yang berfungsi sebagai
cetak biru untuk produksi transkrip RNA, dan "untai penyandi," yang termasuk versi DNA dari
sekuens transkrip. "Untai penyandi" secara fisik tidak terlibat dalam proses penyandian karena
"untai cetakan"-lah yang dibaca selama transkripsi.
Produksi salinan RNA dari DNA disebut transkripsi, dan dilakukan di dalam nukleus oleh RNA
polimerase, yang menambahkan satu nukleotida RNA sekaligus ke untai RNA yang tumbuh
sesuai dengan aturan basa yang saling melengkapi. RNA ini komplementer dengan untai
cetakan DNA 3 '→ 5',[1] yang dengan sendirinya melengkapi komplemen untai penyandian 5 '→
3'. Oleh karena itu, untai RNA 5 '→ 3' yang dihasilkan identik dengan untai penyandian DNA
dengan pengecualian bahwa timin diganti dengan urasil (U) dalam RNA. Pembacaan untai
penyandian DNA "ATG" secara tidak langsung ditranskripsi melalui untai non-coding sebagai
"UAC" dalam RNA.
Pada prokariota, transkripsi dilakukan oleh satu jenis RNA polimerase, yang membutuhkan
sekuens DNA yang disebut kotak Pribnow serta faktor sigma (faktor σ) untuk memulai
transkripsi. Pada eukariota, transkripsi dilakukan oleh tiga jenis RNA polimerase, yang masing-
masing membutuhkan sekuens DNA khusus yang disebut promoter dan satu set protein
pengikat DNA — faktor transkripsi — untuk memulai proses. RNA polimerase I bertanggung
jawab untuk transkripsi gen RNA ribosom (rRNA). RNA polimerase II (Pol II) mentranskripsikan
semua gen protein-coding tetapi juga beberapa RNA non-coding (misalnya snRNA, snoRNA,
atau RNA non-coding panjang). Pol II termasuk domain terminal-C (CTD) yang kaya akan residu
serin. Ketika residu ini terfosforilasi, CTD mengikat berbagai faktor protein yang mendorong
pematangan dan modifikasi transkrip. RNA polimerase III mentranskripsi RRNA 5S, mentransfer
gen RNA (tRNA), dan beberapa RNA kecil non-coding (misalnya 7SK). Transkripsi berakhir
ketika polimerase menemukan sekuens yang disebut terminator.
Pengolahan RNA[sunting | sunting sumber]
Transkripsi gen penyandi protein prokariotik menghasilkan messenger RNA (mRNA) yang siap
untuk ditranslasi menjadi protein, sedangkan transkripsi gen eukariotik menghasilkan transkrip
primer dari RNA (pre-mRNA), yang harus menjalani serangkaian modifikasi untuk menjadi
mRNA matang.
Modifikasi termasuk 5'capping, yang merupakan rangkaian reaksi enzimatik dengan
menambahkan 7-metilguanosin (m7G) ke ujung 5' pre-mRNA dan dengan demikian melindungi
RNA dari degradasi oleh eksonuklease. Tutup m7G kemudian diikat oleh heterodimer kompleks
pengikat tutup (CBC20/CBC80), yang membantu ekspor mRNA ke sitoplasma dan juga
melindungi RNA dari de-capping.
Modifikasi lain adalah pembelahan dan polyadenylation ujung 3'. Proses ini terjadi jika sekuens
sinyal poliadenilasi (5'- AAUAAA-3 ') hadir dalam pre-mRNA, yang biasanya antara sekuens
kode protein dan terminator. Pre-mRNA pertama kali dibelah dan kemudian serangkaian ~ 200
adenin (A) ditambahkan untuk membentuk ekor poli(A), yang melindungi RNA dari degradasi.
Ekor poli (A) diikat oleh berbagai poly(A)-binding proteins (PABP) yang diperlukan untuk ekspor
mRNA dan re-inisiasi translasi.
Ilustrasi sederhana ekson dan intron pada pre-mRNA dan pembentukan mRNA matang dengan
penyambungan (splicing). UTR adalah bagian non-coding ekson di ujung mRNA.
Selama translasi, tRNA yang diisi dengan asam amino memasuki ribosom dan sejajar dengan triplet
mRNA yang benar. Ribosom kemudian menambahkan asam amino ke rantai protein tumbuh.
Untuk beberapa RNA (RNA non-coding), RNA matang adalah produk gen akhir. [8] Pada kasus
messenger RNA (mRNA), RNA adalah pembawa informasi yang menyandi untuk sintesis satu
atau lebih protein. mRNA membawa sekuens protein tunggal (umum pada eukariota) bersifat
monosistronik sedangkan mRNA membawa sekuens protein multipel (umum pada prokariota)
dikenal sebagai polisistronik.
Setiap mRNA terdiri dari tiga bagian: daerah 5' yang tidak diterjemahkan (5'UTR), daerah
penyandi protein atau bingkai pembacaan terbuka (ORF), dan daerah 3' yang tidak
diterjemahkan (3'UTR). Wilayah penyandi membawa informasi untuk sintesis protein yang
disandikan oleh kode genetik untuk membentuk triplet. Setiap triplet nukleotida dari wilayah
penyandi disebut kodon dan sesuai dengan situs pengikatan yang saling melengkapi dengan
triplet antikodon dalam RNA transfer. RNA transffer dengan urutan antikodon yang sama selalu
membawa jenis asam amino yang identik. Asam amino kemudian dirangkai bersama
oleh ribosom sesuai dengan urutan triplet di wilayah penyandi. Ribosom membantu mentransfer
RNA untuk mengikat RNA messenger dan mengambil asam amino dari masing-masing RNA
transfer dan membuat protein tanpa struktur.[9][10] Setiap molekul mRNA ditranslasi menjadi
banyak molekul protein, rata-rata ~ 2800 pada mamalia. [11] [12]
Pada translasi prokariota, umumnya terjadi pada titik transkripsi (ko-transkripsi), sering
menggunakan messenger RNA yang masih dalam proses pembuatan. Pada translasi eukariota
dapat terjadi di berbagai daerah sel tergantung di mana protein yang seharusnya ditargetkan.
Lokasi utama adalah sitoplasma untuk protein sitoplasma terlarut dan membran retikulum
endoplasma untuk protein yang untuk ekspor dari sel atau dimasukkan ke dalam membran sel.
Protein yang seharusnya diekspresikan pada retikulum endoplasma dikenali sebagian melalui
proses translasi. Proses ini diatur oleh partikel pengenal sinyal — suatu protein yang berikatan
dengan ribosom dan mengarahkannya ke retikulum endoplasma ketika menemukan peptida
sinyal pada rantai asam amino yang baru tumbuh. [13]
Pelipatan[sunting | sunting sumber]
Polipeptida terlipat menjadi struktur tiga dimensi karakteristik dan fungsional dari koil acak.
[14]
Setiap protein terdapat sebagai polipeptida terbuka atau koil acak ketika ditranslasi dari
sekuens mRNA menjadi rantai linier asam amino. Kemudian, asam amino berinteraksi satu
sama lain untuk menghasilkan struktur tiga dimensi yang terdefinisi dengan baik, protein terlipat
(sisi kanan gambar) yang dikenal sebagai keadaan asli. Struktur tiga dimensi yang dihasilkan
ditentukan oleh urutan asam amino (dogma Anfinsen). [15]
Struktur tiga dimensi yang benar sangat penting untuk fungsi, meskipun beberapa bagian protein
fungsional dapat tetap terbuka. [16] Kegagalan untuk melipat ke dalam bentuk yang dimaksud
biasanya menghasilkan protein tidak aktif dengan sifat yang berbeda, misalnya prion.
Beberapa penyakit neurodegeneratif dan penyakit lain diyakini merupakan hasil dari akumulasi
protein yang gagal melipat.[17] Banyak alergi disebabkan oleh lipatan protein, karena sistem imun
tidak menghasilkan antibodi untuk struktur protein tertentu. [18]
Enzim yang disebut chaperone (kaperon) membantu protein yang baru terbentuk untuk dilipat ke
struktur 3 dimensi yang diperlukan untuk berfungsi. [19] Demikian pula, kaperon RNA membantu
RNA mencapai bentuk fungsionalnya. [20] Organel yang membantu pelipatan protein pada
eukariota adalah retikulum endoplasma.
Translokasi[sunting | sunting sumber]
Protein sekretori dari eukariota atau prokariota harus dipindahkan untuk memasuki jalur
sekretori. Protein yang baru disintesis diarahkan ke kanal translokasi eukariotik Sec61 atau
prokariotik SecYEG oleh peptida sinyal. Efisiensi sekresi protein pada eukariota sangat
tergantung peptida sinyal yang telah digunakan. [21]
Pengangkutan protein[sunting | sunting sumber]
Banyak protein yang dikirimkan untuk bagian lain dari sel selain di sitosol, dan berbagai sekuens
pensinyalan atau peptida sinyal digunakan untuk mengarahkan protein ke tempat mereka
seharusnya. Pada prokariota, hal ini biasanya proses sederhana karena kompartmentalisasi sel
yang terbatas. Namun, pada eukariota ada banyak variasi proses penargetan yang berbeda
untuk memastikan protein tiba di organel yang benar.
Tidak semua protein tersisa di dalam sel dan banyak yang diekspor, misalnya enzim
pencernaan, hormon, dan protein matriks ekstraseluler. Pada eukariota jalur ekspor berkembang
dengan baik dan mekanisme utama untuk ekspor protein ini yaitu translokasi ke retikulum
endoplasma, diikuti dengan pengangkutan melalui badan Golgi.[22][23]
Warna belang-belang pada kucing torti merupakan hasil dari tingkat ekspresi gen pigmentasi yang berbeda
di berbagai area kulit.
Regulasi ekspresi gen mengacu pada kontrol jumlah dan waktu penampilan produk fungsional
gen. Kontrol ekspresi sangat penting untuk memungkinkan sel menghasilkan produk gen yang
dibutuhkannya saat dibutuhkan; pada gilirannya, ini memberi sel fleksibilitas untuk beradaptasi
dengan lingkungan yang berubah-ubah, sinyal eksternal, kerusakan sel, dan rangsangan
lainnya. Secara lebih umum, regulasi gen memberikan kendali sel atas semua struktur dan
fungsi, dan merupakan dasar untuk diferensiasi sel, morfogenesis, dan keserbagunaan dan
kemampuan beradaptasi dari setiap organisme.
Banyak istilah digunakan untuk menggambarkan jenis gen bergantung pada bagaimana mereka
diatur seperti:
Gen konstitutif adalah gen yang ditranskripsi secara terus-menerus sebagai lawan dari
gen fakultatif, yang hanya ditranskripsi ketika dibutuhkan.
Gen housekeeping adalah gen yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi seluler
dasar dan biasanya diekspresikan dalam semua jenis sel organisme. Contohnya
termasuk aktin, GAPDH, dan ubiquitin. Beberapa gen housekeeping ditranskripsi pada
tingkat yang relatif konstan dan gen ini dapat digunakan sebagai titik referensi dalam
percobaan untuk mengukur tingkat ekspresi gen lain.
Gen fakultatif adalah gen yang hanya ditranskripsikan bila diperlukan sebagai lawan
dari gen konstitutif.
Gen yang diinduksi adalah gen yang ekspresinya responsif terhadap perubahan
lingkungan atau tergantung pada posisi dalam siklus sel.
Setiap langkah ekspresi gen dapat dimodulasi, dari langkah transkripsi DNA-RNA ke modifikasi
protein pasca-translasi. Stabilitas produk gen akhir, apakah itu RNA atau protein, juga
berkontribusi pada tingkat ekspresi gen — produk yang tidak stabil menghasilkan tingkat
ekspresi rendah. Secara umum ekspresi gen diatur melalui perubahan [24] dalam jumlah dan jenis
interaksi antara molekul[25] yang secara kolektif mempengaruhi transkripsi DNA[26] dan translasi
RNA. [27]
Beberapa contoh sederhana di mana ekspresi gen penting adalah:
Ketika laktosa muncul dalam prokariota, ia bertindak sebagai penginduksi dan menonaktifkan penekan
sehingga gen untuk metabolisme laktosa dapat ditranskripsi.
Regulasi transkripsi dapat dipecah menjadi tiga jalur pengaruh utama; genetik (interaksi
langsung dari faktor kontrol dengan gen), interaksi modulasi faktor kontrol dengan mesin
transkripsi, dan epigenetik (perubahan non-sekuens dalam struktur DNA yang memengaruhi
transkripsi).
Faktor transkripsi penekan lambda (hijau) berikatan sebagai dimer ke alur utama target DNA (merah dan
biru) dan menonaktifkan inisiasi transkripsi. Dari PDB: 1LMB .
Interaksi langsung dengan DNA merupakan metode paling sederhana dan paling langsung
dimana protein mengubah tingkat transkripsi. Gen sering memiliki beberapa situs pengikatan
protein di sekitar wilayah penyandi dengan fungsi spesifik mengatur transkripsi. Terdapat banyak
kelas situs pengikatan DNA resmi yang dikenal sebagai enhancer, insulator, dan silencer.
Mekanisme untuk mengatur transkripsi sangat bervariasi, dari memblokir situs pengikatan kunci
pada DNA untuk RNA polimerase hingga bertindak sebagai aktivator dan mempromosikan
transkripsi dengan membantu pengikatan RNA polimerase.
Aktivitas faktor-faktor transkripsi dimodulasi lebih lanjut oleh sinyal-sinyal intraseluler yang
menyebabkan modifikasi protein pasca-translasi termasuk fosforilasi, asetilasi, atau glikosilasi.
Perubahan-perubahan ini memengaruhi kemampuan faktor transkripsi untuk mengikat, secara
langsung atau tidak langsung ke DNA promotor, untuk merekrut RNA polimerase, atau untuk
mendukung perpanjangan molekul RNA yang baru disintesis.
Membran inti pada eukariota memungkinkan pengaturan lebih lanjut dari faktor-faktor transkripsi
dengan durasi kehadirannys dalam nukleus, yang diatur oleh perubahan reversibel dalam
struktur mereka dan dengan mengikat protein lain.[28] Rangsangan lingkungan atau sinyal
endokrin [29] dapat menyebabkan modifikasi protein pengatur [30] memunculkan kaskade sinyal
intraseluler, [31] yang menghasilkan regulasi ekspresi gen.
Baru-baru ini telah menjadi jelas bahwa ada pengaruh signifikan efek spesifik sekuens non-DNA
pada transkripsi. Efek ini disebut sebagai epigenetik dan melibatkan struktur urutan tinggi dari
DNA, protein pengikat DNA non-sekuens spesifik, dan modifikasi kimiawi dari DNA. Secara
umum efek epigenetik mengubah aksesibilitas DNA menjadi protein sehingga memodulasi
transkripsi.
Pada eukariota, DNA diatur dalam bentuk nukleosom. Perhatikan bagaimana DNA (biru dan hijau) melilit
inti protein yang terbuat dari histon oktamer (pita gulungan), membatasi akses ke DNA. Dari PDB: 1KX5 .
Metilasi DNA adalah mekanisme luas untuk pengaruh epigenetik pada ekspresi gen dan terlihat
pada bakteri dan eukariota serta memiliki peran dalam penghilangan transkripsi yang diwariskan
dan regulasi transkripsi. Dalam eukariota, struktur kromatin yang dikendalikan oleh kode histon,
mengatur akses ke DNA dengan dampak signifikan pada ekspresi gen di daerah
eukromatin dan heterokromatin.
Regulasi transkripsional pada kanker[sunting | sunting sumber]
Sebagian besar promotor gen mengandung pulau CpG dengan banyak situs CpG. [32] Ketika
banyak situs CpG promotor gen dimetilasi, gen menjadi tidak teraktifkan (dihilangkan).[33] Kanker
kolorektal biasanya memiliki 3 hingga 6 mutasi <i>driver</i> dan 33 hingga 66 <i>hitchhiker</i>
atau mutasi penumpang.[34] Namun, penghilangan transkripsi mungkin lebih penting daripada
mutasi dalam menyebabkan perkembangan menjadi kanker. Sebagai contoh, pada kanker
kolorektal, sekitar 600 hingga 800 gen secara transkripsi dihilangkan oleh metilasi pulau CpG
(lihat regulasi transkripsi pada kanker). Represi transkripsional pada kanker juga dapat terjadi
dengan mekanisme epigenetik lainnya, seperti perubahan ekspresi RNA-Mikro.[35] Pada kanker
payudara, represi transkripsional BRCA1 dapat terjadi lebih sering oleh microRNA-182 yang
diekspresikan secara berlebihan dibandingkan dengan hipermetilasi promotor BRCA1 (lihat
Ekspresi rendah BRCA1 pada kanker payudara dan ovarium).
Regulasi pasca transkripsional[sunting | sunting sumber]
Pada eukariota, ekspor RNA diperlukan sebelum translasi terjadi, dan adanya ekspor inti ini
dianggap memberikan kontrol tambahan atas ekspresi gen. Semua transpor baik masuk dan
keluar dari nukleus melalui pori-pori inti dan transpor dikendalikan oleh berbagai protein impor
dan ekspor.
Ekspresi gen yang menyandi protein hanya mungkin jika mRNA yang membawa kode bertahan
cukup lama untuk ditranslasi. Dalam sel umumnya, molekul RNA hanya stabil jika secara khusus
dilindungi dari degradasi. Degradasi RNA memiliki kepentingan khusus dalam regulasi ekspresi
dalam sel eukariotik yang mana mRNA harus menempuh jarak yang jauh sebelum ditranslasi.
Pada eukariota, RNA distabilkan oleh modifikasi post-transkripsional tertentu, terutama tutup 5'
dan ekor poliadenilasi.
Degradasi mRNA yang disengaja digunakan tidak hanya sebagai mekanisme pertahanan dari
RNA asing (biasanya dari virus) tetapi juga sebagai rute destabilisasi mRNA. Jika molekul mRNA
memiliki sekuens komplementer untuk RNA kecil pengganggu (siRNA) maka ia ditargetkan untuk
dihancurkan melalui jalur interferensi RNA.
Regulasi translasi[sunting | sunting sumber]
Neomisin adalah contoh molekul yang menurunkan ekspresi semua gen protein yang akhirnya
menyebabkan kematian sel; dengan demikian bertindak sebagai antibiotik.
Regulasi translasi langsung kurang lazim daripada kontrol stabilitas transkripsi atau mRNA,
tetapi kadang-kadang digunakan. Penghambatan translasi protein adalah target
utama toksin dan antibiotik, sehingga mereka dapat membunuh sel dengan mengabaikan kontrol
ekspresi gen normalnya. Penghambat sintesis protein misalnya antibiotik neomisin dan risin.
Degradasi protein[sunting | sunting sumber]
Setelah sintesis protein selesai, tingkat ekspresi protein itu dapat diturunkan oleh degradasi
protein. Terdapat jalur degradasi protein utama di semua prokariota dan eukariota, dengan
proteasom merupakan komponen umum. Protein yang tidak dibutuhkan atau rusak sering diberi
label untuk degradasi dengan menambahkan ubiquitin.
Pengukuran[sunting | sunting sumber]
Profil RNA di Wikipedia[sunting | sunting sumber]
Profil ekspresi RNA dari Transporter GLUT4 (salah satu transporter glukosa utama yang ditemukan dalam
tubuh manusia)
Profil seperti ini ditemukan untuk hampir semua protein yang terdaftar di Wikipedia. Profil
dihasilkan oleh organisasi-organisasi seperti Genomics Institute dari Novartis Research
Foundation dan European Bioinformatics Institute. Informasi tambahan dapat ditemukan dengan
mencari di basis data (untuk contoh transporter GLUT4 yang digambarkan di sini, lihat kutipan).
[36]
Profil-profil ini menunjukkan tingkat ekspresi DNA (dan produksi RNA) dari protein tertentu
dalam jaringan tertentu, dan diberi kode warna sesuai dalam gambar yang terletak di Kotak
Protein di sisi kanan setiap halaman Wikipedia.
Kuantifikasi protein[sunting | sunting sumber]
Untuk gen yang menyandi protein, tingkat ekspresi dapat secara langsung dinilai dengan
sejumlah metode dengan beberapa analogi yang jelas dengan teknik kuantifikasi mRNA.
Teknik yang paling sering digunakan untuk kuantifikasi protein yaitu Western blot terhadap
protein yang ingin diamati — metode ini memberikan informasi tentang ukuran protein selain
identitasnya. Sampel (sering lisat seluler) dipisahkan pada gel poliakrilamida, ditransfer ke
membran dan kemudian diperiksa dengan antibodi terhadap protein yang diinginkan. Antibodi
dapat dikonjugasikan ke fluorofor atau horseradish peroxidase untuk pencitraan dan/atau
kuantifikasi. Metode menggunakan basis gel membuat kuantifikasi kurang akurat, tetapi memiliki
keuntungan untuk dapat mengidentifikasi modifikasi protein selanjutnya,
misalnya proteolisis atau ubiquitination, dari perubahan ukuran.
Lokalisasi[sunting | sunting sumber]
Analisis ekspresi juga dapat ditentukan melalui lokalisasi. mRNA dapat dideteksi dengan untaian
mRNA komplementer yang sesuai dan protein dapat dideteksi melalui antibodi berlabel. Sampel
yang diperiksa kemudian diamati dengan mikroskop untuk mengidentifikasi lokasi mRNA atau
protein.
Struktur tiga dimensi protein berpendar hijau. Residu di pusat "barel" bertanggung jawab untuk produksi
nyala hijau setelah mengekspos ke cahaya biru yang lebih berenergi. Dari PDB: 1EMA .
Dengan mengganti gen dengan versi baru yang menyatu dengan penanda protein berpendar
hijau (atau serupa), ekspresi dapat langsung diukur dalam sel hidup. Hal ini dilakukan dengan
pencitraan menggunakan mikroskop fluoresensi. Kloning protein yang tergabung GFP ke lokasi
asalnya dalam genom sangat sulit tanpa memengaruhi level ekspresi sehingga metode ini sering
tidak dapat digunakan untuk mengukur ekspresi gen endogen. Namun, teknik ini banyak
digunakan untuk mengukur ekspresi gen yang secara artifisial dimasukkan ke dalam sel,
misalnya melalui vektor ekspresi. Penting untuk dicatat bahwa dengan menggabungkan protein
target ke reporter fluoresen, perilaku protein, termasuk lokalisasi seluler dan tingkat ekspresi,
dapat berubah secara signifikan.
ELISA bekerja menggunakan antibodi yang diimobilisasi pada pelat mikrotiter untuk menangkap
protein yang diinginkan dari sampel yang ditambahkan ke dalam sumuran. Dengan
menggunakan antibodi pendeteksi yang terkonjugasi pada suatu enzim atau fluorofor, jumlah
protein yang terikat dapat diukur secara akurat dengan deteksi fluorometrik atau kolorimetrik.
Proses deteksi sangat mirip dengan Western blot, tetapi dengan menghindari tahap penggunaan
gel, sehingga dapat dicapai kuantifikasi yang lebih akurat.
Sistem ekspresi adalah sistem yang dirancang khusus untuk menghasilkan produk gen yang
diinginkan. Produk tersebut biasanya protein, meskipun mungkin juga RNA,
seperti tRNA atau ribozim. Sistem ekspresi terdiri dari gen, yang biasanya disandikan oleh DNA,
dan mesin molekuler yang diperlukan untuk mentranskripsi DNA
menjadi mRNA dan menerjemahkan mRNA menjadi protein menggunakan reagen yang
disediakan. Virus merupakan contoh yang sangat baik di mana mereka mereplikasi dengan
menggunakan sel inang sebagai sistem ekspresi untuk protein dan genom virus.
Ekspresi yang dapat diinduksi[sunting | sunting sumber]
Doksisiklin juga digunakan dalam aktivasi transkripsional terkontrol tetrasiklin "Tet-on" dan "Tet-
off" untuk mengatur ekspresi transgen dalam organisme dan kultur sel.
Di alam[sunting | sunting sumber]
Selain alat biologis ini, konfigurasi DNA tertentu yang diamati secara alami (gen, promotor,
peningkat, penekan) dan mesin yang terkait itu sendiri disebut sebagai sistem ekspresi. Istilah ini
biasanya digunakan dalam kasus yang mana gen atau kelompok gen diaktifkan dalam kondisi
yang terdefinisi dengan baik, misalnya sistem ekspresi pengalih represor sederhana dalam fag
Lambda dan sistem operator lac pada bakteri. Beberapa sistem ekspresi alami secara langsung
digunakan atau dimodifikasi dan digunakan untuk sistem ekspresi buatan seperti sistem ekspresi
Tet-on dan Tet-off.
Teknik low-to-mid-plex:
o Gen reporter
o Northern blot
o Western blot [38]
o Hibridisasi in-fluoresen in situ (FISH)
o Reverse transcription PCR
Teknik plex-tinggi:
o SAGE [39]
o Microarray DNA [40]
o Tilling array [41]
o RNA-Sequencing [42]
Skip to content
ZUNIYAHYA.COM
HOME
Ilmu Budidaya
Ilmu Perikanan
Pelajaran Biologi
Asam amino tersebutlah yang akan menyusun protein. Tapi proses tersebut
terjadi secara tidak langsung
Jadi prosesnya adalah molekul DNA pada sel akan menjadi molekul RNA
melalui proses transkripsi, selanjutnya molekul RNA inilah yang akan terlibat
langsung selama proses sintesis protein.
Sehingga dalam sintesis protein ada tiga komponen yang terlibat yaitu
molekul DNA, RNA juga asam amino, hubungan ketiga komponen tersebut
dalam proses sintesis protein dikenal dengan “ Dogma sentral biologi”.
Rangkaian prosesnya secara singkat yaitu DNA -> RNA -> Protein, DNA
membuat RNA dan DNA, kemudian RNA membuat protein.
Selain memerlukan DNA dan RNA pada proses sintesis protein juga dibantu
oleh enzim.
Enzim merupakan biomolekul yang berupa protein berfungsi sebagai katalis
artinya senyawa yang membantu mempercepat pada proses reaksi dan tanpa
habis bereaksi yang terjadi dalam sebuah reaksi kimia organik.
Awal mula proses sintesis protein dilakukan oleh Paul Zamecnik yang
melakukan percobaan pengamatan proses tersebut pada tikus pada tahun
1950-an.
Pada saat itu, Paul menggunakan asam amino radioaktif yang dimasukkan ke
dalam tubuh tikus. Kemudian ditemukanlah dimana tempat terjadinya proses
sintesis protein.
Tahap Sintesis
Protein – Replika DNA
Salah satunya yaitu penggandaan DNA yang dalam istilah biologi sering
disebut proses replikasi.
Enzim helikase pada proses replikasi DNA berperan untuk melepaskan basa
dan juga ikatan hidrogen yang terdapat pada rangkaian ikatan DNA di dalam
nukleus sel.
Dengan bantuan enzim helikase dalam proses replikasi DNA maka induk DNA
akan melakukan penggandaan menghasilkan DNA baru yang bentuknya
sama dengan induknya.
Selain enzim helikase ada juga enzim yang membantu proses replikasi DNA
yang terjadi pada beberapa virus yaitu enzim polimerase.
Pendapat ini disampaikan oleh Baltimore, Temin dan Muzushima pada tahun
1970 yang menyampaikan ada beberapa virus dapat melakukan proses
sintesis DNA berasal dari RNA yang menghasilkan rantai tunggal dengan
bantuan enzim yang disebut DNA polimerase.
Tahap 2 : Transkripsi
Tahap Sintesis
Protein – Transkripsi
Tahap selanjutnya adalah transkripsi. Pada tahap ini terjadi penguraian kode
genetik DNA yang terjadi di dalam sitoplasma dan membentuk tiga jenis RNA
yaitu mRNA, tRNA dan rRNA.
Dengan bantuan enzim tersebut, proses transkripsi ini diawali dengan proses
pembukaan rantai ganda pada DNA dan menghasilkan rantai tunggal yang
mempunyai peran sebagai rantai sense dan rantai yang lain yang berasal dari
pasangan DNA berperan sebagai rantai anti sense.
Pada tahap transkripsi terbagi lagi menjadi tiga tahap sebagai berikut :
(1) Tahap Permulaan ( Inisiasi )
Pada proses replikasi kita mengenal terdapat daerah pangkal replikasi, pada
transkripsi ini kita akan mengenal promoter.
Kemudian pada tahap ini akan terjadi pemanjangan RNA yang sejalan
dengan proses terbentuknya pasangan DNA dengan basa nitrogen.
Kemudian karena RNA tidak mempunyai basa pirimidin (T) tapi mempunyai
urasil (T), selanjutnya RNA akan membentuk pasangan urasil (U) dengan
dibantu oleh adenin (basa yang terdapat dalam rantai DNA).
Sehingga pada rantai RNA terdapat tiga jenis basa antara lain sitosin, guanin
dan adenin yang akan berpasangan dengan basa komplemen.
Pada tahap ini akan terjadi penyatuan kembali rantai DNA seperti semula.
Kemudian RNA polimerase akan terlepas dari rantai DNA dan akan
membentuk RNA m yang baru.
Untuk Sel prokariotik yaitu sel yang tidak mempunyai nukleus (inti sel
terbungkus oleh membran), RNA hasil dari proses transkripsi akan aktif
berperan menjadi RNA m setelah melalui tahap tertentu.
Akhirnya RNA m akan mempunyai tiga jenis urutan basa nitrogen yaitu pada
nukleotida RNA m dari hasil transkripsi yang disebut sebagai kodon (triplet)
Tahap 3: Translasi
Pada tahap ini terjadi proses translasi, yaitu proses penerjemahan. Kode
kodon yang berasal dari RNA m diterjemahkan sehingga menjadi asam amino
yang akan membentuk protein.
Kode-kode yang berbeda dari masing-masing urutan pada basa nitrogen akan
diterjemahkan menjadi asam-asam amino yang berbeda pula.
Sebagai contoh penerjemahan yang terjadi pada asam amino fenilalanin yang
merupakan hasil penerjemahan dari kodon tiga basil urasil (UUU).
Asam amino glisin merupakan hasil penerjemahan dari kode CGC, asam
amino serin merupakan hasil penerjemahan dari kode UCA, dan asam amino
triptofan merupakan hasil penerjemahan dari kode UGG.
Pada tahap ini setidaknya untuk menghasilkan protein yang berasal dari
penerjemahan kodon mRNA membutuhkan 20 macam jenis asam amino.
Pada tahap ini terjadi pengikatan oleh bagian terkecil ribosom pembawa kode
genetik asam amino yang kemudian akan dibuat dan mengikat pada mRNA
dan pada inisiator tRNA.
Terakhir pada tahap ini terjadi pengaktifan asam amino oleh tRNA dan pada
mRNA akan dihubungkan antara kodon dan antikodon.
Sebagai contoh asam amino fenilalanin akan dibawa oleh tRNA yang
antikodonnya adalah AAA sehingga kemudian berhubungan pada kodon
mRNA UUU.
Selanjutnya rantai ikatan polipetida akan mengalami pemanjangan
dikarenakan adanya penambahan asam amino.
Setelah itu akan terjadi pelepasan rantai ikatan polipeptida yang sudah
terbentuk, kemudian setelah terlepas dari ribosom maka akan diolah menjadi
protein yang bersifat fiungsional.
Baca juga :
Pelajaran Biologi
Siklus Krebs
Ekosistem Darat
Struktur DNA
Tentang Saya
Hubungi Kami
Privacy Policy
© ZUNIYAHYA.COM 2020
Sintesis protein adalah proses untuk mengubah asam amino yang terdapat dalam linear
menjadi protein dalam tubuh. Pada proses ini memerlukan peran dari DNA & RNA serta
enzim. Hasil dari proses ini adalah sebuah protein yang telah diproses secara mekanik dan
kimiawi yang terdapat di dalam sel makhluk hidup. ( baca : Peran DNA dan RNA Dalam
Sintesa Protein )
Setelah melakukan percobaan diatas, Paul kemudian melakukan penelitian kembali bersama
Mahlon dan mendapatkan kesimpulan bahwa molekul RNA pemindah (RNA t) berperan
dalam proses sintesis tersebut. Namun, pada akhirnya Francis Crick menemukan sesuatu
yang penting, yaitu RNA pemindah terlebih dahulu harus mengenal urutan dari nukleotida
untuk dapat disusun sebagai asam amino, dimana kemudian akan dibawa oleh RNA
pembawa.
Secara umum, proses sintesis protein terbagi menjadi 3 tahapan sebagai berikut :
Akan tetapi, sebelum sel tersebut melakukan proses pembelahan, terdapat proses
penggandaan komponen yang terdapat dalam sel, salah satunya adalah DNA. Penggandaan
DNA inilah yang kemudian disebut sebagai replikasi.
Jadi, pengertian dari replikasi adalah proses sintesis DNA baru yang terjadi di dalam nukleus
sel. Pada proses replikasi DNA ini membutuhkan bantuan dari enzim helikase yang bertugas
untuk melepaskan basa dan ikatan hidrogen yang terdapat pada rangkaian DNA. Pada saat
proses replikasi berlangsung, induk DNA akan membentuk anak DNA yang memiliki bentuk
yang sama dengan induknya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa induk DNA
memiliki tugas untuk membentuk DNA baru. Artikel terkait : Jenis-jenis Enzim
Baltimore, Muzushima dan Temin (1970) berpendapat bahwa dari sekian banyak virus,
terdapat beberapa virus yang ternyata dapat mensintesis DNA yang berasal dari RNA dengan
hasil rantai tunggal. Enzim yang bertugas dalam proses sintesis tersebut dinamakan DNA
polimerase.
2. Tahap Transkripsi
mRNA
tRNA
rRNA
Tahap ini dapat berlangsung di dalam sitoplasma dengan diawali proses pembukaan rantai
ganda yang dimiliki oleh DNA dengan bantuan enzim RNA polimerase.
Pata tahap ini terdapat rantai tunggal yang bertugas sebagai rantai sense, sedangkan rantai
lain yang berasal dari pasangan DNA dinamakan rantai anti sense. Tahap transkripsi sendiri
terbagi atas 3 tahap, yaitu tahap inisiasi, elongasi dan terminasi.
Pada saat proses replikasi terdapat daerah yang disebut sebagai pangkal replikasi, lalu pada
proses transkripsi juga dikenal nama promoter yang merupakan wilayah DNA yang
digunakan sebagai tempat melekatnya RNA polimerase untuk melakukan transkripsi.
Terdapat proses dimana RNA kemudian akan melekat dengan promoter, kemudian promoter
akan mengikat kumpulan protein yang kemudian proses ini disebut sebagai faktor transkripsi.
Dari sini, RNA polimerase, promoter dan faktor transkripsi akan disebut sebagai kompleks
inisiasi transkripsi. Dimana selanjutnya RNA polimerase akan bertugas membuka rantai
ganda yang dimiliki oleh DNA.
Tahap Pemanjangan
Ketika RNA polimerase suah membuka rantai ganda DNA, maka RNA tersebut akan
menyusun uraian nukleotida-nukleotida RNA dengan ketentuan arah 5′ ke 3′. Pada tahap ini,
RNA akan mengalami pemanjangan diri seiring dengan proses pembentukan pasangan DNA
dengan basa nitrogen.
Pada RNA tidak memiliki yang namanya basa pirimidin timin (T), akan tetapi memiliki urasil
(U). Maka dari itu, RNA kemudian akan membentuk pasangan basa urasil dengan bantuan
adenin yang terdapat pada rantai DNA. Dalam rantai RNA terdapat 3 jenis basa, yaitu guanin,
sitosin dan adenin, dimana nantinya 3 basa ini akan berpasangan dengan basa komplemen
yang sudah ditetapkan sesuai dengan aturan pasangan basa. Pada tahap ini, adenin nantinya
akan berpasangan dengan urasil, sedangkan guanin akan berpasangan dengan sitosin.
Tahap Akhir
Setelah tahap transkripsi selesai, rantai DNA akan menyatu kembali seperti semula, lalu RNA
polimerase akan lepas dari rantai DNA. RNA yang terlepas dari DNA tersebut kemudian
akan membentuk RNA m yang baru.
Di dalam sel prokariotik, RNA hasil dari transkripsi akan berperan aktif sebagai RNA m.
Akan tetapi, RNA yang dihasilkan dari transkripsi kode akan menjadi RNA m yang akan
aktif setelah melalui tahap tertentu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pada rantai tunggal
RNA m memiliki beberapa urutan basa nitrogen. Tiap 3 jenis urutan dari basa nitrogen yang
terdapat pada nukleotida RNA m hasil dari transkripsi akan disebut sebagai kodon atau
triplet. ( baca : Teori Abiogenesis )
3. Tahap Translasi
Pada tahap ini setidaknya terdapat 20 macam jenis asam amino yang dibutuhkan untuk dapat
membentuk protein yang berasal dari terjemahan kodon mRNA. Selanjutnya, beberapa dari
asam amino tersebut akan menghasilkan rantai polipeptida yang spesifik dan nantinya akan
membentuk protein yang spesifik pula. Proses translasi sendiri terbagi atas 3 tahap :
Tahap Awal
Pada tahap awal translasi, unit kecil dari ribosom akan mengikat pada mRNA yang sudah
membawa kode genetik untuk asam amino yang akan dibuat, juga akan mengikat bagian
inisiator dari tRNA. Kemudian, molekul dari ribosom akan mengikat bersama 3 molekul
tersebut dan membentuk komplek inisiasi. Langkah selanjutnya adalah molekul dari tRNA
tersebut akan mengikat dan memindahkan asam amino dari sitoplasma ke ribosom dengan
bantuan enzim dan energi GTP. ( baca : Fungsi Ribosom )
Masing-masing ujung tRNA akan membawa 1 antikodon dan 1 asam amino. Langkah
selanjutnya adalah asam amino akan diaktifkan oleh tRNA dan menghubungkan antara kodon
dan antikodon pada mRNA.
Tahap Pemanjangan
Setelah asam amino diaktifkan, maka akan dihubungkan lagi oleh ikatan peptida yang
membentuk polipeptida di ujung tRNA yang membawa asam amino. Contohnya adalah
tRNA membawa sebuah asam amino fenilalanin, dengan demikian antikodonnya akan AAA
yang kemudian akan berhubungan dengan kodon mRNA UUU. Pada proses ini, rantai
polipeptida akan memanjang, hal ini disebabkan oleh adanya menambahan dari asam amino.
Tahap Terminasi
Tahap akhir adalah ketika antikodon yang dibawa oleh tRNA bertemu dengan kodon UAA,
UGA dan UAG. Hal tersebut dikarenakan rantai polipeptida yang sudah terbentuk akan
dilepaskan dari ribosom dan diolah untuk menjadi protein yang fungsional.
Itulah sintesis protein beserta detail tahap-tahap dalam siklus pembentukan protein dalam
tubuh mahkluk hidup. Semoga materi ini menambah wawasan Anda.
←21 Hama dan Penyakit pada Tumbuhan dan Cara Mengatasinya→16 Cara Menggunakan Mikroskop
yang Benar
Search
Search for:
Recommended
Pemupukan Anorganik dan Penjelasannya
Pemupukan Organik dan Penjelasannya
Manfaat Penerapan Bioteknologi
Dampak Red Tide Bagi Biota Laut
Dampak Red Tide Bagi Manusia
Tags
laut enzim fotosintesis fungsi fungsi biologi hewan hormon ilmu
biologi jantung jaringan jenis hewan jenis
tumbuhan klasifikasi lingkungan makhluk
hidup manfaat manfaat biologi manusia organ
tubuh pelestarian pengertian penyakit penyerbukan
otak
perkembangan pernapasan pertumbuhan
sel sistem tanaman tumbuhan vertebrata
© 2020 DosenBiologi.com |
To the top ↑
Pengertian Adaptasi
Ada tumbuhan yang hidup di gurun, ada tumbuhan yang hidup di air. Dari
lingkungan hidupnya itulah tumbuhan akan memiliki bentuk penyesuaian
diri, meskipun begitu cara tumbuhan dalam beradaptasi demi melindungi
dirinya terbilang unik.
Dalam hal ini ada beberapa cara adaptasi pada tumbuhan, untuk lebih
memahaminya simak ulasan berikut ini.
Adaptasi Tumbuhan Untuk Melindungi Dirinya
Walaupun tumbuhan tidak dapat bergerak bebas seperti halnya manusia
dan hewan, namun tumbuhan mempunyai cara lain untuk melindungi
dirinya dari bahaya. Ternyata, tumbuhan juga memiliki alat untuk membela
diri dari hewan pemangsanya. Ada banyak cara unik yang dilakukan
tumbuhan untuk melindungi dirinya seperti:
Tumbuhan Air
Tumbuhan air disebut juga dengan hidrofita, cara adaptasi yang dilakukan
oleh tumbuhan air antara lain:
Tumbuhan Gurun
Tumbuhan gurun disebut juga xerofita, cara adaptasi yang dilakukan
tumbuhan gurun antara lain:
Water Lily
Pada tanaman yang seluruhnya berada terendam air atau hydrophytes
akan menggantung lemas ketika dalam lingkungan yang tidak ada air.
Pada dasarnya air di sekeliling tumbuhan akan memperkuat jaringan di
batang dan petiol daun sehingga tidak membutuhkan penguatan mekanis.
Hydrilla sp.
Hal ini merugikan dalam hal fleksibilitas jika terjadi perubahan permukaan
air atau gerakan air. Semua sel termodifikasi untuk menyerap air, nutrisi
dan gas terlarut langsung dari air sekitarnya. Sehingga akar hanya
berfungfi untuk melekat pada sedimen, selain itu xylem juga kurang
berfungsi. Bagian rongga tumbuhan berisi udara yang berfungsi
memperpanjang daun dan batang.
Reedmace
Tanaman reedmace memiliki ciri berdaun sempit sehingga meminimalisir
perlawanan terhadap fluktuasi air maupun angin yang kencang. Para
batang berongga dan memiliki serat internal keras. Bagian bawah sering
terendam namun tanaman reedmace ini tidak akan terendam seluruhnya
jika terkena banjir.
Hutan jati di Bojonegoro, Jawa Timur pada musim hujan Daun Tumbuhan
seperti pohon jati dan akasia mengurangi penguapan dengan cara
menggungurkan daunnya di musim panas. Pada tumbuhan padi-padian,
liliacea dan jahe-jahean, tumbuhan jenis ini mematikan daunnya pada
musim kemarau. Pada musim hujan daun tersebut tumbuh lagi.
Adaptasi Morfologi
Contoh :
Mawar mempunyai batang yang penuh dengan duri. Jadi, tanaman mawar
melindungi dirinya dengan duri. Hal yang sama terjadi pada tanaman salak
dan pohon enau, kalau kita tidak hati – hati menyentuhnya akan terasa
gatal.
Adaptasi fisiologi
Contoh :
Kelenjar bau
Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila
musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh
tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
Mimikri pada kadal
Pohon Cemara
Pohon cemara mempunyai bentuk daun yang runcing. Daunnya yang
runcingberguna untuk mengurangi penguapan.Bentuk daun tersebut
merupakan adaptasi pohon cemara terhadap lingkungan yang panas.
Baca Juga :
Tumbuhan teratai
Kaktus
Kantung semar
Kantung semar adalah tanaman pemakan serangga atau disebut
insektivora.Pada waktu tertentu, bunga kantung semar mengeluarkan bau
menyengat. Bau tersebut berguna untuk menarik serangga. Tanaman
kantung semar mempunyai cairan khusus yang ada di dalam kantung.
Cairan tersebut untuk mencerna serangga yang terjebak. Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman kantung semar beradaptasi untuk
memperoleh makanan.
Tumbuhan bakau
[tutup]
Anda juga bisa ikut ambil peran dalam penyebaran pengetahuan bebas. Mari bergabung dengan sukarelawan
Wikipedia bahasa Indonesia!
Daur biogeokimia
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Daur fosfor
Daur air
Daur belerang/Sulfur
Daur karbon dan oksigen
Daur nitrogen
Daftar isi
1Pengertian
2Fungsi
3Macam-macam daur biogeokimia
o 3.1Daur fosfor
o 3.2Daur air
o 3.3Daur sulfur
3.3.1Proses terjadinya sulfur
o 3.4Daur karbon dan oksigen
o 3.5Daur nitrogen
4Lihat pula
5Pranala luar
Pengertian[sunting | sunting sumber]
Biogeokimia ialah suatu pertukaran atau terjadinya perubahan yang berlangsung terus menerus
antara komponen abiotik dengan komponen biotik.
Fungsi[sunting | sunting sumber]
Fungsi dari daur biogeokimia yaitu untuk menjaga kelangsungan hidup di bumi, sebab materi
hasil dari daur biogeokimia ini dapat digunakan oleh semua komponen yang ada di bumi baik
biotik maupun abiotik.
Daur fosfor di muka Bumi
Fosfor merupakan salah satu jenis elemen yang penting dalam kehidupan, sebab semua
makhluk hidup membutuhkan fosfor yang berbentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), yang berguna
untuk sumber energi metabolisme pada sel. Fosfor berbentuk ion yaitu ion fosfat atau (PO 43-), ion
ini terdapat dalam bebatuan. Akibat dari terjadinya erosi dan pelapukan
kemungkinan fosfat akan terbawa ke arah sungai bahkan sampai ke laut dan membentuk
sedimen. Sedimen yang mengandung fosfat bisa naik ke atas permukaan disebabkan terjadinya
geseran gerak dasar bumi. Tumbuhan mengambil fosfat yang masih berbentuk larutan yang
berada di dalam tanah.
Sumber fosfor yang terdapat di bumi yaitu dari bebatuan, tanaman, tanah dan bahan organik.
Daur fosfor yang berupa hasil pelapukan bebatuan dinamakan input, sedangkan outputnya yaitu
berupa fiksasi mineral dan pelindikan yang dapat dihasilkan oleh output fosfor.
Fosfor dibagi menjadi dua senyawa yaitu fosfat organik antara lain tumbuhan dan hewan, dan
senyawa fosfat anorganik yaitu air dan tanah.
Daur air[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daur air
Siklus air di muka Bumi
Daur air ialah sirkulasi yang tidak pernah berhenti dari air yang di bumi di mana air mampu
berpindah-pindah dari daratan, lalu ke udara lalu ke daratan lagi, dan air pun mampu tersimpan
di dasar permukaan dengan 3 fase yaitu cair yang berbentuk air, padat yang berbentuk es, dan
gas yang berbentuk udara.
Uap air terdapat di atmosfer, uap air berasal dari air laut dan air daratan yang menguap karena
akibat terkenanya panas yang berasal dari matahari. Namun pada umumnya uap air yang ada di
atmosfer hanya terdapat di uapan air laut, sebab luas laut mencapai ¾ luas permukaan bumi.
Terkondensasinya uap air di atmosfer akan mengubah menjadi awan, yang akhirnya awan-awan
tersebut akan berubah menjadi hujan, air hujan yang telah turun di muka bumi akan masuk
kedalam tanah, dan pada akhirnya air tanah ini akan terbentuk menjadi air tanah dan air tanah di
permukaan.
Air yang ada di dalam tanah akan diserap oleh tumbuhan melalui pembuluh yang ada dalam
tubuh, lalu transpirasi uap air akan dilepaskan oleh tanaman atau tumbuhan ke atas atmosfer.
Transpirasi penguapan dalam ekosistem darat bisa mencapai 90% yang dilakukan oleh
tumbuhan.
Air tanah yang ada di permukaan bumi mengalir ke arah sungai, lalu bermuara ke laut dan
ke danau. Daur ulang yang terjadi ini disebut dengan siklus panjang namun siklus ini berawal
dari terjadinya proses evapotranspirasi dan transpirasi pada air yang dikuti oleh presipitasi atau
proses terjadinya air yang turun ke muka bumi disebut siklus pendek.
Sama seperti proses fotosintesis pada siklus karbon, matahari juga berperan penting dalam
siklus hidrologi. Matahari merupakan sumber energi yang mendorong siklus air, memanaskan air
dalam samudera dan laut. Akibat pemanasan ini, air menguap sebagai uap air ke udara. 90% air
yang menguap berasal dari lautan. Es dan salju juga dapat menyublim dan langsung menjadi
uap air. Selain itu semua, juga terjadi evapotranspirasi air terjadi dari tanaman dan menguap dari
tanah yang menambah jumlah air yang memasuki atmosfer.
Setelah air tadi menjadi uap air, Arus udara naik mengambil uap air agar bergerak naik sampai
ke atmosfer. Semakin tinggi suatu tempat, suhu udaranya akan semakin rendah. Nantinya suhu
dingin di atmosfer menyebabkan uap air mengembun menjadi awan. Untuk kasus tertentu, uap
air berkondensasi di permukaan bumi dan membentuk kabut.
Arus udara (angin) membawa uap air bergerak di seluruh dunia. Banyak
proses meteorologi terjadi pada bagian ini. Partikel awan bertabrakan, tumbuh, dan air jatuh dari
langit sebagai presipitasi. Beberapa presipitasi jatuh sebagai salju atau hail, sleet, dan dapat
terakumulasi sebagai es dan gletser, yang dapat menyimpan air beku untuk ribuan tahun.
Snowpack (salju padat) dapat mencair dan meleleh, dan air mencair mengalir di atas tanah
sebagai snowmelt (salju yang mencair). Sebagian besar air jatuh ke permukaan dan kembali ke
laut atau ke tanah sebagai hujan, di mana air mengalir di atas tanah sebagai limpasan
permukaan.
Daur sulfur[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daur belerang
Sulfur hanya ada dalam sulfur anorganik, sulfur akan direduksi menjdi sulfida oleh bakteri yang
berbentuk sulfur dioksida atau berbentuk hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida mampu
memusnahkan mahluk hidup yang berada di perairan yang akhirnya akan menghasilkan bahan
organik yang telah mati akibat pengurai. Tumbuhan pun dapat menyerap sulfur yang berbentuk
sulfat (SO42-).
Bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang atau sulfur
yaitu Desulfibrio dan Desulfomaculum berperan untuk mereduksi sulfat menjadi sulfida yang
berbentuk (H2S) atau hidrogen sulfida, sulfida bermanfaat untuk bakteri fotoautotrof anaerob
seperti halnya Chromatium yang melepaskan sulfur serta oksigen.
Proses terjadinya sulfur[sunting | sunting sumber]
Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar fosil batu bara atau terjadi
akibat adanya aktivitas gunung berapi, lalu asapnya itu akan naik ke atmosfer, atau udara sulfur
oksida itu akan berada di awan yang menjadi hidrolidid air membentuk H 2SO4, awan akan
mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan hujan asam.
Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi Sulfat yang sangat peting
untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam bentuk anorganik (SO 42-), sulfat ini yang mampu
berpindah dari bumi atau alam ke tubuh tumbuhan melalui penyerapan sulfat oleh akar.
Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida.
Daur karbon dan oksigen[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daur karbon
Diagram dari siklus karbon. Angka dengan warna hitam menyatakan berapa banyak karbon tersimpan
dalam berbagai reservoir, dalam miliar ton ("GtC" berarti Giga Ton Karbon). Angka dengan warna biru
menyatakan berapa banyak karbon berpindah antar reservoir setiap tahun. Sedimen, sebagaimana yang
diberikan dalam diagram, tidak termasuk ~70 juta GtC batuan karbonat dan kerogen
Terjadinya proses timbal balik antara daur ulang respirasi dan fotosintesis yang bertanggung
jawab atas terjadinya perubahan dan pergerakan utama karbon. Menurunnya fotosintesis dapat
mempengaruhi naik atau turunnya suatu gas CO2 dan O2 yang ada di atmosfer secara musiman.
Siklus karbon sangat dipengaruhi oleh oksigen dan fotosintesis. Daur karbon berada di empat
tempat yaitu geosfer atau di dalam bumi, hidrosfer atau di air, atmosfer atau di udara,
dan biosfer atau di dalam makhluk hidup.
Pencemaran udara pada zaman era globalisasi ini berdampak pada peningkatan CO 2 yang
masuk ke atmosfer.
Daur nitrogen[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daur nitrogen
1. Tahap pertama yaitu daur nitrogen ialah proses transfer nitrogen dari atmosfer kedalam
tanah. Selain masuknya nitrogen kedalam tanah akibat dari air hujan, nitrogen juga
dapat masuk melalui proses fiksasi nitrogen, proses ini dilakukan oleh
bakteri Rhizobium yang akan bersimbiosis dengan bakteri Azotobacter, Clostridium, dan
polong-polongan. Ganggang hijau juga memiliki kemampuan yang sama seperti
memfiksasi nitrogen.
2. Tahap kedua di mana nitrat diperoleh dari hasil fiksasi biologis yang digunakan oleh
produsen atau tanaman yang akan mengubahnya menjadi protein. Jika ada hewan atau
tanaman yang mati maka pengurai akan mengubahnya menjadi NH3 (gas amonia) dan
akan mengubah menjadi NH4+ (garam amonium yang terlarut oleh air), proses yang
terjadi ini dinamakan dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas bisa mengubah
senyawa amonium dan amonia menjadi nitrat yang diproses oleh Nitrosomonas.
Denitrifikasi merupakan proses di mana oksigen yang terdapat dalam tanah terbasa,
maka nitrat akan cepat ditransformasikan menjadi oksida nitrogen atau gas nitrogen.
Ciutkan
Daur biogeokimia
Kategori:
Daur biogeokimia
Geokimia
Biogeografi
Menu navigasi
Belum masuk log
Pembicaraan
Kontribusi
Buat akun baru
Masuk log
Halaman
Pembicaraan
Baca
Perubahan tertunda
Sunting
Sunting sumber
Versi terdahulu
Lainnya
Pencarian
Cari Lanjut
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir
Bagikan
Facebook
Twitter
Dalam proyek lain
Wikimedia Commons
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh versi PDF
Versi cetak
Perkakas
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Item di Wikidata
Kutip halaman ini
Pranala menurut ID
Bahasa lain
العربية
English
Español
Français
हिन्दी
Jawa
Português
Русский
中文
29 lagi
Sunting interwiki
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Pengembang
Statistics
Pernyataan kuki
Tampilan seluler