1. Nukleotida Merupakan struktur pembentuk inti sel – DNA dan RNA yang penting untuk
perkembangan sel, fungsi-fungsi tubuh dan penggantian jaringan yang rusak. Nukleotida
tersebut terdapat di semua sel tubuh. Nukleotida adalah molekul yang tersusun dari gugus
basa heterosiklik, gula, dan satu atau lebih gugus fosfat. Basa penyusun nukleotida biasanya
adalah berupa purina atau pirimidina sementara gulanya adalah pentosa (ribosa), baik berupa
deoksiribosa maupun ribosa. Nukleotida juga berperan dalam metabolisme sel. Contohnya
saja nukleotida jenis Adenosin triposphat, yang merupakan pembawa energi utama ke dalam
sel tubuh. Sel tubuh tidak akan berfungsi tanpa nukleotida ini. Nukleotida juga berfungsi
untuk membantu sintesa lemak, karbohidrat, dan protein. Secara alami terbentuk didalam
tubuh, Nuleotida khususnya terdapat di dalam jaringan tubuh yang berganti secara cepat,
misalnya: jaringan kulit, sel darah merah dan putih, dan juga dalam sistem kekebalan tubuh.
Tubuh dapat membentuk nukleotida ini di dalam hati. Selain itu juga Nukleotida bisa
didapatkan dari luar tubuh melalui makanan yang konsumsi.
2. Nukleosida Nukleosida adalah molekul organik yang terdiri dari lima gula karbon yang
melekat pada basa nitrogen. Basa nitrogen dapat berupa basa nitrogen tergantung pada jenis
nukleosida yang akan dikembangkan. Jenis basa nitrogen yang paling umum digunakan
sebagai penyusun nukleosida adalah adenin, guanin, sitosin, timin, dll. Nukleosida dapat
dibuat menjadi nukleotida dengan hanya menempelkan satu atau lebih gugus fosfat ke
dalamnya. Analog nukleosida sangat penting dan terkenal terkait penggunaannya dalam
obatobatan. Mereka bekerja sebagai antikanker dan agen antivirus juga.
Sebutan lain Nukleosida merupakan bagian dari nukleotida tanpa gugus fosfat. Dengan
demikian, nukleosida tersusun dari gula ribosa atau deoksiribosa dan basa
nitrogen.Nukleosida merupakan kerangka dasar bagi terbentuknya AMP, ADP, dan ATP.
Proses pembentukan ketiga senyawa pembawa energi kimia ini biasanya terjadi di
mitokondria sebagai bagian dari reaksi katabolisme/respirasi.
Dengan demikian, sintesis DNA membutuhkan dATP, dGTP, dCTP, dan dTTP sebagai
substrat, sedangkan sintesis RNA membutuhkan ATP, GTP, CTP, dan UTP.
Ikatan fosfodiester adalah ikatan kimia yang terbentuk antara dua monomer nukleotida dalam
molekul asam nukleat (DNA atau RNA). Ikatan fosfodiester terbentuk melalui reaksi antara
gugus hidroksil (-OH) pada karbon 3' dari satu nukleotida dengan gugus fosfat (-PO4) pada
karbon 5' dari nukleotida berikutnya. Proses ini menghasilkan ikatan kuat antara gugus fosfat
dan gugus hidroksil, sehingga membentuk struktur yang disebut rangkaian gula-fosfat.
Rangkaian ini membentuk dasar struktur dari molekul DNA dan RNA, dan memungkinkan
informasi genetik disimpan dan ditransmisikan melalui molekul asam nukleat.
Ikatan fosfodiester merupakan tulang punggung untaian asam nukleat yang terdapat dalam
kehidupan yang ada di Bumi. Ikatan fosfodiester terbentuk ketika tepat dua gugus hidroksil
dalam asam fosfat bereaksi dengan gugus hidroksil pada molekul lain yang membentuk
ikatan ester. Kita juga dapat mendefinisikan ikatan fosfodiester sebagai ikatan yang terjadi
ketika fosfat membentuk dua ikatan ester .
7. Pengertian doublestring dna
Double-stranded DNA (dsDNA) atau DNA untai ganda adalah molekul DNA yang terdiri dari
dua untai nukleotida yang melingkar mengelilingi satu sama lain membentuk sebuah struktur
heliks ganda atau double helix. Setiap untai nukleotida terdiri dari gula deoksiribosa, gugus
fosfat, dan basa nitrogen (adenin, guanin, sitosin, atau timin), dan pasangan basa antara dua
untai membentuk ikatan hidrogen.
Pasangan basa yang terbentuk di antara dua untai DNA bersifat khusus dan spesifik, yaitu
adenin berpasangan dengan timin (A-T) dan guanin berpasangan dengan sitosin (G-C). Pola
pasangan basa ini memungkinkan DNA untuk melakukan replikasi dan transkripsi dengan
presisi tinggi, karena setiap untai dapat digunakan sebagai cetakan untuk membuat untai baru
yang sesuai.
DNA untai ganda memiliki peranan penting dalam penyimpanan dan transmisi informasi
genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya, karena struktur heliks ganda
memungkinkan DNA untuk menyimpan informasi dalam urutan sekuens basa yang
terkandung di dalam molekul tersebut. Selain itu, molekul DNA untai ganda juga berperan
dalam proses regulasi genetik dan ekspresi gen dengan cara mengendalikan akses protein
transkripsi ke urutan sekuens basa tertentu.
Nukleotida mengandung energi kimia dalam bentuk nukleotida trifosfat, yaitu adenosina
trifosfat (ATP), guanosina trifosfat (GTP), sitidina trifosfat (CTG), dan uridina
trifosfat (UTP). Paket energi ini tersebar di sel-sel tubuh dan menyediakan energi untuk
fungsi metabolisme seperti sintesis asam amino, protein, membran sel, dan organel;
pergerakan sel dan organel (intraselular dan ekstraselular); hingga pembelahan sel
melalui mitosis dan meiosis.[1] Selain itu, nukleotida juga berpartisipasi dalam persinyalan
sel melalui guanosina monofosfat siklik (cGMP) dan adenosina monofosfat siklik (cAMP),
serta merupakan salah satu subunit untuk beberapa kofaktor, seperti CoA, FAD, FMN, NAD,
dan NADP⁺.
DNA (deoxiribosa nucleat acid) Merupakan molekul hidup karena dapat melakukan proses
penggandaan diri (replikasi) dan berdasarkan dari proses inilah proses pembentukan protein
dapat terjadi. DNA merupakan struktur yang berbentuk rantai yang panjang tersusun atas
pensenyawaan phosphat, gula ribosa dan basa nitrogen, DNA terdiri atas dua rantai yang
saling berpilin, sering dingkat dengan sebutan berpilin ganda (double helix). DNA berperan
dalam pembentukan RNA yang memiliki struktur rantai yang lebih pendek dan tunggal. Baik
DNA maupun RNA memiliki 2 (dua) pasangan basa nitrogen, yaitu : Basa Purin dan Basa
Pirimidin. Pada DNA basa purin dan pirimidin terdiri atas : A. Basa Purin, terdiri atas Adenin
(A) dan Guanin (G), B. Basa Pirimidin, terdiri atas Timin (T) dan Sitosin (C)
Struktur DNA Rantai DNA merupakan rantai yang berbentuk panjang serta berpilin
ganda, pada rantai tersebut terdapat ikatan Nukleotida dan Nukleosida. Perbedaan
antara keduanya adalah pada gugus phosphat yang tidak terdapat pada Nukleosida.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari gambar ilustrasi berikut :
Sehingga, Nukleotida terdiri atas rangkaian struktur phosphat sebagai “rangka” DNA
yang berikatan dengan struktur Gula Ribosa dan selanjutnya mengikat salah satu basa
nitrogen, purin ataupun pirimidin. Sedangkan Nukleosida terdiri atas ikatan Gula
Ribosa dan Salah satu Basa Nitrogen, purin ataupun pirimidin.
Basa nitrogen tersebut selalu berpasangan antara basa purin dan basa pirimidin, basa
purin Adenin (A) selalu berpasangan dengan pasangan basanya Timin (T) dan basa
purin Guanin (G) dan begitu juga sebaliknya. Masing-masing pasangan basa tersebut
berikatan antara satu dengan yang lainnya oleh atom hidrogen, Adenin dan Timin
saling berikatan dengan 2 atom hidrogen sedangkan ikatan antara guanin dan sitosin
dihubungkan dengan 3 atom hidrogen. Dan untuk memecahkan atau memutuskan
ikatan-ikatan tersebut diperlukan suatu struktur protein lain yang disebut RNA
Polimerase.
Beberapa sifat rantai DNA antara lain : 1. Memiliki jumlah pasangan basa yang sama.
2. Urutan dan Pasangan DNA tiap spesies berbeda 3. Bersifat stabil 4. Menyimpan
gen 5. Terdapat fragmen-fragmen yang berulang.
Proses sintesa protein dimulai dengan pemecahan atau pemutusan DNA oleh RNA
Polimerase, yang kemudian rantai DNA tersebut dikode oleh RNA m, serangkaian
kode DNA yang diterjemahkan tersebut dinamakan rantai DNA Sense atau Template.
RNA (Ribosa Nucleat Acid) Dalam rangkaian pembentukan Protein melalui proses
penterjemahan kode, setelah pemotusan atau pemotongan rantai DNA maka langkah
selanjutnya adalah proses penterjemahan yang dilakukan oleh RNA atau ribosa
nucleat acid. RNA adalah Asam nukleat yang terbentuk dari proses penterjemahan
rantai sense DNA, memiliki struktur rantai yang lebih pendek daripada DNA karena
hanya memuat 3 kode triplet pada tiap rangkaian rantainya. Rantainya juga tidak
berstruktur ganda, hanya berstruktur tunggal. Sama-sama memiliki 2 pasangan basa
yaitu basa purin dan basa pirimidin, hanya terdapat perbedaan pada salah satu jenis
basa pirimidinnya. Pasangan Basa pada Rantai RNA antara lain : A. Basa Purin,
terdiri atas Adenin (A) dan Guanin (G) B. Basa Pirimidin, terdiri atas Urasil (U) dan
Sitosin (C)
RNA terbagi menjadi 3 macam, yaitu : 1. RNA messenger/duta, rantai RNA yang
terbentuk sebagai hasil terjemahan dari rantai DNA sense dalam nukleus. 2. RNA
transfer, RNA yang bertugas menterjemahkan rantai RNA messenger/duta. 3. RNA
ribosom, adalah RNA yang berperan dalam menterjemahkan kodon RNA transfer
menjadi rangkaian asam amino.