Anda di halaman 1dari 13

STRUKTUR ASAM NUKLEAT

(Selly Setyo/1706027736)

ABSTRAK
Kromosom adalah benang-benang halus yang terdapat di dalam inti sel (nukleus) dan tersusun
dari asam nukleat. Asam nukleat merupakan bentuk polimer dari nukleotida atau disebut sebagai
susunan polinukleotida yang terdiri dari tiga komponen. Berdasarkan jenis rantai dan gula
pentosanya, asam nukleat dibagi menjadi dua, yaitu deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic
acid (RNA). DNA memiliki dua perubahan struktur dan tiga jenis ikatan di dalamnya. Pada DNA
juga terdapat tiga tipe, yaitu DNA A, DNA B, dan DNA Z. Sementara pada RNA, terdapat tiga jenis
RNA, yaitu RNAm, RNAr, dan RNAt.
Kata Kunci
Purin, Pirimidin, Pentosa, Fosfat, Nukleotida, Struktur Primer, Struktur Sekunder, Struktur Tersier,
Struktur Kuartener, DNA A, DNA B, DNA Z, Ikatan Hidrogen, Ikatan Fosfodiester, Ikatan Glikosidik

SUB BAHASAN 1 : Asam Nukleat


Asam nukleat adalah senyawa kimia penyusun kromosom yang terdapat di dalam inti sel
(nukleus). Berdasarkan jenis rantai dan gula pentosanya, asam nukleat dibagi menjadi dua, yaitu
deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA). Asam nukleat merupakan bentuk polimer
dari nukleotida, sehingga bisa disebut sebagai susunan polinukleotida.

Gambar 1. Molekul sederhana asam nukleat


(sumber : http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/biomolekul/asam-nukleat/)
Satu nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu gugus fosfat anorganik, gugus gula pentosa, dan
empat basa nitrogen.
 Gula Pentosa
Gugus gula pentosa merupakan gula monosakarida yang mengandung lima atom karbon
yang membentuk cincin segilima.

Gambar 2. Gula pentosa


(sumber : https://www.referensibiologi.com/2018/04/asam-nukleat-basa-nitrogen-
gula-pentosa.html)

 Basa Nitrogen
Terdapat dua golongan basa nitrogen penyusun nukleotida, yaitu golongan pirimidin dan
purin. Basa nitrogen golongan pirimidin mempuyai 1 struktur cincin yang tersusun dari 6
atom karbon. Basa nitrogen golongan pirimidin yang ada pada asam nukleat adalah sitosin
(C), timin (T), dan urasil (U). Basa nitrogen golongan purin mempuyai 2 struktur cincin yang
menyatu, yaitu struktur cincin dengan 6 atom karbon dan 5 atom karbon. Basa nitrogen
golongan purin yang ada pada asam nukleat adalah adenin (A) dan guanin (G).

Gambar 3. Basa nitrogen


(sumber : Clark, D. 2005. Molecular biology. Amsterdam: Elsevier Academic Press)

 Fosfat
Gugus fosfat terikat pada atom karbon nomor 5 (C5’) yang berada diluar formasi cincin
segilima melalui ikatan fosfoester. Gugus fosfat dapat berbentuk monofosfat, difosfat, serta
trifosfat. Baik DNA maupun RNA tersusun dari nukleosida trifosfat. Pada pH netral, adanya
gugus fosfat akan menyebabkan asam nukleat bermuatan negatif.

SUB BAHASAN 2 : Bentuk dan Struktur Asam Nukleat


2.1 DNA (deoxyribonucleic acid)

DNA atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) merupakan tempat penyimpanan informasi
genetik. DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida
yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA heliks ganda dan berpilin ke kanan.
Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :
 Molekul gula dengan 5 atom C (2-deoksiribosa)

 Basa nitrogen yang terdiri dari basa purin yaitu adenine (A) dan guanine (G), serta basa
pirimidin yang terdiri dari thymine (T), dan cytosine (C).

 Gugus fosfat
Baik basa purin ataupun pirimidin yang berkaitan dengan deoksiribosa membentuk suatu
molekul yang dinamakan nukleosida atau deoksiribonukleosida. DNA tersusun dari empat
jenis monomer nukleotida. Keempat basa nitrogen nukleotida di dalam DNA tidak berjumlah
sama rata. Akan tetapi, pada setiap molekul DNA, jumlah adenine (A) selalu sama dengan
jumlah thymine (T). Demikian pula jumlah guanine (G) dengan cytosine (C) selalu sama.
Fenomena ini dinamakan ketentuan Chargaff. Adenine (A) selalu berpasangan dengan
thymine (T) dan membentuk dua ikatan hidrogen (A=T), sedangkan cytosine (C) selalu
berpasangan dengan guanine (G) dan membentuk 3 ikatan hirogen (C = G).

Gambar 4. Struktur komponen penyusun DNA


(sumber : http://academic.brooklyn.cuny.edu/biology/bio4fv/page/molecular%20biology/dna-
structure.html)

Stabilitas DNA heliks ganda ditentukan oleh susunan basa dan ikatan hidrogen yang terbentuk
sepanjang rantai tersebut. Karena perubahan jumlah hidrogen ini, tidak mengherankan bahwa
ikatan C=G memerlukan tenaga yang lebih besar untuk memisahkannya. DNA merupakan
makromolekul yang struktur primernya adalah polinukleotida rantai rangkap berpilin. Anak
tangganya adalah susunan basa nitrogen, dengan ikatan A-T dan G-C. Kedua “tulang
punggung tangganya” adalah gula ribosa. Antara mononukleotida satu dengan yang lainnya
berhubungan secara kimia melalui ikatan fosfodiester.

Gambar 5. Double helix


(sumber: http://academic.brooklyn.cuny.edu/biology/bio4fv/page/molecular%20biology/dna-
structure.html)

Jenis Ikatan Kimia dalam DNA

A. Ikatan Hidrogen
Interaksi ikatan hidrogen antara masing-masing basa nitrogen menyebabkan bentuk dari
dua rantai DNA menjadi sedemikian rupa, bentuk ini disebut double helix. Interaksi spesifik
ini terjadi antara basa A dengan T, dan C dengan G.

Gambar 6. Ikatan Hidrogen antara basa-basa nitrogen


(sumber: http://sciencebiotech.net/mengenal-dna-lebih-dekat-anatomi-dna/)

B. Ikatan Fosfodiesfer
Pada asam nukleat terdapat pula ikatan kovalen melalui gugus fosfat yang menghubungkan
antara gugus hidroksil (OH) pada posisi 5’ gula pentosa dan gugus hidroksil pada posisi 3’
gula pentosa nukleotida berikutnya. Ikatan ini dinamakan ikatan fosfodiester karena
secara kimia gugus fosfat berada dalam bentuk diester.

Gambar 7. Ikatan Fosfodiester


(sumber: http://www.uic.edu/classes/bios/bios100/lectures/chemistry.htm)

C. Ikatan Glikosidik
Ikatan yang menghubungkan antara gula pentosa dengan basa nitrogen. Ikatan ini terletak
pada posisi 1’ pada gula dengan posisi 9 (N-9) pada basa purin atau posisi 1 (N-1) pada
basa pirimidin.

Gambar 8. Ikatan Glikosidik


(sumber: http://chemwiki.ucdavis.edu/)
2.2 RNA (ribonucleic acid)

RNA atau asam ribonukleat merupakan substansi genetik yang berperan sebagai perantara
dalam proses pengkodean protein dari gen yang terdapat dalam DNA. Struktur kimianya sama
dengan DNA kecuali perbedaan-perbedaan berikut:

 Pada DNA rantai ganda asam nukleat yang terdiri dari nukleotida-nukleotida yang digabung
oleh ikatan fosfodiester 3' -> 5', sedangkan RNA adalah rantai tunggal,

 Gula penyusun serat rantai DNA adalah deoxiribose (atom hidrogen mengganti gugus
hidroksil pada posisi atom karbon nomor sedangkan gula dalam rantai tunggal RNA
ditempati oleh gula ribosa

 Semua basa nitrogen timin dalam DNA diganti oleh basa nitrogen urasil dalam RNA.
Dengan demikian, basa-basa nukleotida penyusun RNA adalah A, U, G, T.

Gambar 9. Struktur RNA


(sumber : pintarkan.com)

Ribosa memiliki struktur sama dengan deoksiribosa, perbedaannya adalah pada atom C-2’
terdapat gugus OH. Pada deoksiribosa oksigen pada gugus OH hilang oleh karena itu disebut
deoksiribosa. Komponen dan urutan atom lain dalam gula ribosa ini sama dengan gula
deoksiribosa, bahkan tempat perlekatan gugus fosfat dan basa nitrogen pun sama. Struktur urasil
juga sangat mirip dengan timin, karena keduanya termasuk basa pirimidin. Perbedaannya bila C-5
pada timin memiliki gugus CH3 maka pada urasil hanya ada satu H, seperti pada sitosin. Setelah
berikatan dengan gula, urasil menjadi nukleosida yang disebut uridin.

Rantai polinukleotida RNA dalam keadaan normal bukan merupakan untaian pita ganda seperti
pada DNA. Tetapi, hal ini tidak berarti basa nitrogennya kehilangan sifat untuk selalu berpasangan.
Bila pita RNA bertemu dengan pita RNA lain yang urutan basanya cocok maka juga akan
membentuk pasangan pita. Bahkan dalam keadaan tertentu rantai RNA ini dapat menekuk dan
membentuk pita ganda. Semua RNA asalnya merupakan pita komplemen DNA, melalui suatu
proses yang disebut transkripsi tersusunlah urutan nukleotida yang akan menjadi pita RNA.
SUB BAHASAN 3 : Perubahan Struktur DNA
3.1 Struktur Primer
DNA tersusun dari monomer-monomer nukleotida. Komponen penyusun nukleotida terdiri dari
tiga jenis molekul, yaitu gula pentosa (deoksiribosa pada DNA atau ribosa pada RNA), basa
nitrogen, dan gugus fosfat. Monomer nukleotida mempunyai gugus hidroksil pada posisi
karbon 3’, gugus fosfat pada posisi karbon 5’ dan basa pada posisi karbon 1’ molekul gula.
Nukleotida satu dengan yang lainnya berikatan melalui ikatan fosfodiester antara gugus
5’fosfat dengan gugus 3’hidroksil. Pada DNA, tidak terdapat gugus hidroksil pada posisi
karbon 2’ dari molekul gula (2-deoksiribosa). Basa nitrogen yang terdapat pada DNA adalah
adenin, guanin, sitosin dan timin. DNA (Deoksiribosanukleat Acid/Asam nukleat) merupakan
polimer dari ratusan, ribuan, bahkan jutaan nukleotida yang bergabung satu sama lainnya
melalui ikatan fosfodiester. Ikatan fosfodiester terbentuk antara gugus OH pada posisi 3’
dengan gugus fosfat pada posisi 5’. Sehingga tulang punggung molekul DNA dan RNA terdiri
dari gugus fosfat dan pentosa secara bergantian.

Gambar 9. Struktur primer DNA


(sumber : nanopdf.com)

3.2 Struktur Sekunder


Pada tahun 1953, James D. Watson dan Francis H.C. Crick berhasil menguraikan struktur
sekunder DNA yang berbentuk double helix melalui analisis pola difraksi sinar X dan
membangun model strukturnya. Struktur molekul DNA merupakan rantai double helix yang
memutar ke kanan. Kedua rantai polinukleotida memutar pada sumbu yang sama dan
bergabung satu dengan yang lainnya melalui ikatan hidrogen antara basa-basanya. Basa
guanin berpasangan dengan basa cytosin, sedangkan basa adenin berpasangan dengan
basa tymin. Antara basa guanin dan basa cytosin terbentuk tiga ikatan hidrogen, sedang
antara basa adenin dan tymin terbentuk dua ikatan hidrogen. Kedua untai DNA saling
berkomplementasi melalui basa penyusunnya dengan arah antiparalel (berlawanan 5’→ 3’ vs
3’→5’), ujung yang mengandung gugus fosfat bebas disebut ujung 5’ sedangkan pada ujung
lainnya yang mengandung gugus hidroksil bebas disebut ujung 3’. Kedua untai tersebut saling
melilit satu sama lain membentuk struktur heliks ganda. Gugus fosfat dan gula yang tersusun
bergantian menjadi tulang punggung (backbone) molekul DNA sementara pada bagian dalam
terdapat basa yang melekat pada molekul gula.

Gambar 10. Struktur sekunder DNA


(sumber : Clark, D. 2005. Molecular biology. Amsterdam: Elsevier Academic Press)
SUB BAHASAN 4 : Tipe-Tipe DNA
Jenis DNA dibedakan oleh pembentukan dan struktur heliks. Komponen dari helix ganda yang
spesifik untuk semua DNA. DNA terdiri dari tulang punggung gula-fosfat dengan basa nitrogen
internal. ikatan Hidrogen basa nitrogen memegang struktur helix ganda dengan menggabungkan
dua untai komplementer DNA. Tulang punggung eksternal bermuatan negatif, menyediakan
interaksi dengan molekul lain.
 B-DNA
B-DNA adalah bentuk yang umumnya diamati pada kromosom. B-DNA adalah heliks
tangan kanan dengan 10 pasangan basa per putaran. B-DNA direplikasi dan digunakan
dalam transkripsi dan translasi RNA, yang merupakan molekul yang digunakan untuk
sintesis protein. B-DNA dapat terdenaturasi, yang berarti ikatan hidrogen dihilangkan. Ini
pada dasarnya adalah langkah pertama dalam replikasi DNA dalam sel.
 A-DNA
A-DNA juga heliks tangan kanan. Namun, ada banyak pasangan basa per putaran. A-DNA
memiliki 11 pasangan basa per putaran. Selain struktur yang lebih kompak, A-DNA mirip
dengan B-DNA. Ini adalah biologis aktif dalam sel, dan membentuk struktur mengkristal
dalam percobaan laboratorium.
 Z-DNA
Z-DNA adalah jenis DNA yang merupakan heliks tangan kiri. Ia juga dikenal secara biologis
aktif dalam formasi zigzag berulang urutan pasangan basa. Z-DNA memiliki 12 pasangan
basa per putaran, sehingga membawa sebagian besar gen antara setiap pergantian. Z-
DNA berperan dalam transkripsi RNA, yang merupakan proses sintesis protein untuk
menciptakan mRNA dari untai DNA. mRNA (message RNA) adalah molekul yang
membawa gen ditranskripsi ke ribosom dimana protein disintesis.
Gambar 11. Perbedaan struktur DNA A, DNA B, dan DNA Z
(sumber : http://oregonstate.edu/dept/biochem/hhmi/hhmiclasses/bb451/figslett/FigC3.jpeg)
Sementara untuk karakteristik dari ketiga tipe DNA tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Karakteristik DNA A DNA B DNA Z
Tipe helix Berpilin ke kanan Berpilin ke kanan Berpilin ke kiri
Pasangan basa tiap 11 10 12
pilinan
Diameter helix (nm) 2,37 2,37 1,84
Jarak antara dua 0,23 0,34 0,38
pasangan basa (nm)
Lekukan mayor Sempit, dalam Lebar, dalam rata
Lekukan minor Dangal, lebar Sempit, tidak lebar Sempit, dalam
Tabel 1. Tipe-tipe DNA
(sumber : Lewin, 1987)

SUB BAHASAN 5 : Jenis-jenis RNA


RNA dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu RNA genetik dan RNA non-genetik.
 RNA genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai pembawa keterangan
genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki
DNA, misalnya virus. Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai
materi genetik maupun dalam mengatur aktivitas sel.
 RNA non-genetik
RNA non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik sehingga RNA jenis
ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang juga memiliki DNA. Berdasarkan letak dan
fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan rRNA.

5.1 mRNA (messenger RNA) atau ARNd (ARN duta)


mRNA merupakan RNA yang urutan basanya komplementer (berpasangan) dengan salah
satu urutan basa rantai DNA. RNA jenis ini merupakan polinukleotida berbentuk pita tunggal
linier dan disintesis oleh DNA di dalam nukleus. Panjang pendeknya mRNA berhubungan
dengan panjang pendeknya rantai polipeptida yang akan disusun. Urutan asam amino yang
menyusun rantai polipeptida itu sesuai dengan urutan kodon yang terdapat di dalam molekul
mRNA yang bersangkutan. mRNA bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida.
Adapun fungsi utama mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA di inti sel menuju
ke ribosom di sitoplasma. mRNA ini dibentuk bila diperlukan dan jika tugasnya selesai, maka
akan dihancurkan dalam plasma.
Gambar 12. Struktur mRNA
(sumber: http://www.whoi.edu/news-release/DeepBiosphere_mRNA)

5.2 tRNA (transfer RNA) atau ARNt (ARN transfer)


RNA jenis ini dibentuk di dalam nukleus, tetapi menempatkan diri di dalam sitoplasma. tRNA
merupakan RNA terpendek dan bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Fungsi lain
tRNA adalah mengikat asam-asam amino di dalam sitoplasma yang akan disusun menjadi
protein dan mengangkutnya ke ribosom. Bagian tRNA yang berhubungan dengan kodon
dinamakan antikodon. Struktur tRNA Terdiri dari 75 buah nukleotida. Terdiri dari 4 lengan
utama:
 Lengan akseptor
 Lengan antikodon
 Lengan D
 Lengan tambahan

Gambar 13. Struktur t –RNA


(sumber:http://biology.kenyon.edu/courses/biol114/Chap04/Chapter_04.html)

5.3 rRNA (ribosomal RNA) atau ARNr (ARN ribosomal)


RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosom meskipun dibuat di dalam nukleus.
RNA ini berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan
rRNA. Fungsi dari RNA ribosom adalah sebagai mesin perakit dalam sintesis protein yang
bergerak ke satu arah sepanjang mRNA. Di dalam ribosom, molekul rRNA ini mencapai 30-
46%.
Gambar 14. Struktur rRNA
(sumber: http://www.rna.icmb.utexas.edu/CAR/1C/)

SUB BAHASAN 6 : Letak, Fungsi, dan Bentuk Asam Nukleat dalam Tubuh

6.1 Struktur Kromosom


Kromosom memiliki struktur seperti benang/tongkat yang terlihat pada sel yang sedang
membelah, berisi molekul DNA dan protein yang membawa informasi penurunan sifat
(hereditas) suatu organisme yang biasa disebut kromatin, dan merupakan komponen dalam
inti sel yang mempunyai susunan, bentuk dan fungsi khusus serta mempunyai kemampuan
untuk mengadakan replikasi sehingga pembelahan sel dapat berlangsung dengan baik.

Gambar 15. Struktur kromosom

(sumber : https://www.researchgate.net/.../324389934_SITOGENETIKA_DAN_
ANALISIS_KROMOSOM)

Bagian-bagian kromosom, antara lain :

1. Sentromer

Bagian kromosom yang menyempit dan berwarna terang.

2. Kinetokor

Tonjolan dekat sentromer yang berfungsi untuk melekat pada benang spindle.
3. Lengan kromosom

Tersusun atas selaput, matriks dan kromonemata.

4. Kromatid

Duplikasi dari kromosom.

5. Kromonemata

Pita berbentuk spiral dalam kromosom (tahap awal pemintalan kromatid).

6. Kromomer

Bahan protein yang mengendap di dalam kromonemata (penebalan kromonemata)

7. Telomer

Bagian dari ujung kromosom (menghalangi bersambungnya kromosom yang satu


dengan lainnya).

8. Satelit

Tambahan pada ujung kromosom.

6.2 Bentuk Kromosom


Berdasarkan letak sentromernya, bentuk kromosom dibagi menjadi empat, yaitu :
 Metasentrik ; sentromer terletak di tengah atau median.
 Telosentrik ; sentromer terletak pada subterminal.
 Akrosentrik ; sentromer terletak di ujung kromosom.
 Submetasentrik ; sentromer terletak pada submedian.

Gambar 16. Bentuk kromosom


(sumber : ilmudasar.com)

SUMMARY
1. Asam nukleat adalah senyawa kimia penyusun kromosom yang terdapat di dalam inti sel
(nukleus). Asam nukleat terdiri dari dua bentuk, yaitu DNA dan RNA.
2. Komponen penyusun asam nukleat tersusun dari gugus gula pentosa, basa nitrogen, dan
fosfat. Basa nitrogen dibagi menjadi dua, yaitu purin dan pirimidin. Purin mempuyai 2
struktur cincin yang menyatu, yaitu struktur cincin dengan 6 atom karbon dan 5 atom
karbon. Basa nitrogen golongan purin yang ada pada asam nukleat adalah adenin (A) dan
guanin (G). sedangan pirimidin mempuyai 1 struktur cincin yang tersusun dari 6 atom
karbon. Basa nitrogen golongan pirimidin yang ada pada asam nukleat adalah sitosin (C),
timin (T), dan urasil (U). Gugus gula pentosa penyusun asam nukleat adalah ribose dan 2-
deoksiribisa.

3. DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida yang
berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA heliks ganda dan berpilin ke kanan.
Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu molekul gula 2-deoksiribosa, Basa
nitrogen yang terdiri dari basa purin yaitu adenine (A) dan guanine (G), serta basa pirimidin
yang terdiri dari thymine (T), dan cytosine (C), serta gugus fosfat.

4. Jenis Ikatan Kimia dalam DNA yaitu ikatan Hidrogen, ikatan fosfodiester, ikatan glikosidik.
Interaksi ikatan hidrogen antara masing-masing basa nitrogen. Ikatan Fosfodiester, ikatan
kovalen melalui gugus fosfat yang menghubungkan antara gugus hidroksil (OH) pada
posisi 5’ gula pentosa dan gugus hidroksil pada posisi 3’ gula pentosa nukleotida
berikutnya. Ikatan Glikosidik, yaitu Ikatan yang menghubungkan antara gula pentosa
dengan basa nitrogen.

5. Pada DNA terjadi perubahan struktur, yaitu struktur primer dan struktur sekunder serta
terdapat tiga tipe DNA, yaitu DNA A, DNA B, dan DNA Z.

6. Jenis-Jenis RNA dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu RNA genetik dan
RNA non-genetik. Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi
mRNA, tRNA, dan rRNA.

7. Kromosom adalah benang-benang halus yang terdapat di dalam inti sel (nukleus) dan
tersusun dari asam nukleat. Kromosom memiliki struktur seperti benang/tongkat yang
terlihat pada sel yang sedang membelah.

8. Berdasarkan letak sentromernya, bentuk kromosom dibagi menjadi empat, yaitu telosentrik,
submetasentrik, metasentrik dan akrosentrik.

DAFTAR PUSTAKA

Cox, Michael M., David L. Nelson. 2008. Principles Of Biochemistry. Fifth edition. London:
Lehninger.
Koolman, Jan, Klaus-Heinrich Rochm. 2005. Color Atlas of Biochemistry. Second Edition.
German: Thieme.
Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga.
Alberts B. 1994. Biologi Molekuler Sel. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Campbell & Mitchell. 2002. Biologi. Jakarta : Penerbit Erlangga
http://faperta.ugm.ac.id/download/bahan_kuliah/widodo_w/dasar_genetika/asam_nukleat.pdf

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/biomolekul/peptida-sebagai-rantai-
protein/
https://www.researchgate.net/.../324389934_SITOGENETIKA_DAN_ ANALISIS_KROMOSOM

http://sciencebiotech.net/mengenal-dna-lebih-dekat-anatomi-dna/

http://biology.kenyon.edu/courses/biol114/Chap04/Chapter_04.html

Anda mungkin juga menyukai