Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PERPINDAHAN KALOR

PEMICU 3
Perpindahan Kalor Radiasi

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

Farashinta Dellarosa (1706071043)


Indah Sari (1706071024)
Mohamad Sulthan Daffa (1706023151)
Selly Setyo (1706027736)

Program Studi Teknik Kimia ( S1 Paralel)


Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia
Depok – 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik, benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai perpindahan
kalor yang terjadi secara radiasi. Penulisan makalah ini bertujuan untuk pembuatan tugas
penulisan laporan pemicu 3: perpindahan kalor radiasi, mata kuliah Perpindahan Kalor
Semester Genap.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Depok, 10 Mei 2019

Kelompok 7

ii Universitas Indonesia
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii


DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
Latar Belakang .......................................................................................................1
Tujuan Pembelajaran .............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................2
Tugas A ..................................................................................................................2
Tugas B (Perhitungan) .........................................................................................17
BAB III KESIMPULAN ..........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................26

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan menunjukkan pengaruh radiasi datang .............................................. 2


Gambar 1.2. Refleksi (a) spekular dan (b) baur ............................................................... 3
Gambar 1.3. Model yang Digunakan untuk Penurunan Hukum Kirchoff ....................... 4
Gambar 2.1 Orientasi Permukaan pada Perpindahan Panas dengan Radiasi ................... 5
Gambar 2.2 Geometri Perpindahan Panas Radiasi Terkait Faktor Bentuk Radiasi ......... 6
Gambar 2.3 View factor between two aligned parallel rectangles of equal size .............. 7
Gambar 2.4 View factor between two perpendicular rectangles with a common edge ... 8
Gambar 2.5 Perisai radiasi yang ditempatkan diantara dua plat parallel.......................... 9
Gambar 3.1 Dua benda hitam pada temperature seragam .............................................. 10
Gambar 3.2 Surface Energy Balance untuk permukaan tidak transparan ...................... 11
Gambar 3.3 (a) Pertuk aran energi antara dua permukaan; (b) unsur yang menggambarkan
“tahanan ruang” dalam metode jaringan-radiasi ............................................................ 12
Gambar 4.1 Spektra Absorpsivitas CO2 pada 830 K dan 10 atm ................................... 14
Gambar 4.2 Emisivitas Uap CO2 .................................................................................... 14
Gambar 4.3 Faktor Koresi dari Emisivitas CO2 untuk P≠1 ........................................... 14
Gambar 4.4 Emisivitas Uap H2O.................................................................................... 15
Gambar 4.5 Faktor Koresi dari Emisivitas H2O untuk P≠1 ........................................... 15
Gambar 4.6 Faktor Koresi saat H2O dan CO2 Terdapat pada Campuran Uap ............... 16

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kalor dapat didefinisikan sebagai energi yang perpindahanya dipengaruhi oleh
gradien temperature, sehingga perpindahan kalor akan terjadi apabila ada perbedaan
temperature antara dua bagian benda. Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain dalam
era modern ini seringkali digunakan dalam industri proses. Pada kebanyakan proses,
diperlukan sejumlah kalor yang masuk atau pun keluar untuk mencapai maupun
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung.
Di antara semua jenis perpindahan kalor, terdapat jenis perpindahan kalor radiasi.
Perpindahan kalor secara radiasi ini menggunakan radiasi elektromagnetik yang
merupakan hasil dari temperatur benda tersebut. Berbeda dengan perpindahan kalor
konduksi dan konveksi, perpindahan kalor radiasi dapat berlangsung tanpa adanya media
penghantar kalor. Namun, ada pula perpindahan kalor radiasi yang dipengaruhi oleh
medium, contohnya adalah perpindan kalor secara radiasi dengan medium gas asimetrik.
Perpindahan kalor radasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Factor pertama yaitu
temperature absolut dari benda pemancarnya. Kemudian yang kedua adalah sifat radiasi
dari benda tersebut. Kemudian yang ketiga adalah factor geometri dari benda dan yang
terakhir adalah medium yang ikut berpartisipasi di dalamnya. Kalor yang berpindah
dalam radiasi termal dapat diabsorpsi, ditransmisi, diemisi, dan/atau dipantulkan.

Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan sifat dan mekanisme perpindahan kalor radiasi beserta hukum-
hukum dasarnya
2. Mampu menerapkan faktor pandangan (view factor) dan konsep tahanan dalam
perhitungan perpindahan kalor radiasi
3. Mengetahui mekanisme perpindahan kalor radiasi antara 2 benda hitam dan 2 benda
abu-abu
4. Mampu menentukan besarnya energi yang diradiasikan gas terhadap lingkungannya
5. Mampu menyelesaikan permasalahan perpindahan kalor secara radiasi
2

BAB II
PEMBAHASAN

Tugas A
1. Dapatkah anda menjelaskan sifat dan mekanisme perpindahan kalor radiasi, serta hukum-
hukum dasarnya (Hukum Stefan-Boltzmann dan Hukum Kirchoff)?
Jawab :
Radiasi thermal didefinisikan sebagai energi yang dipancarkan atau teradiasi oleh
permukaan suatu bahan yang panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi
termal terjadi jika energi yang berasal dari pergerakan partikel bermuatan dalam suatu
atom berubah menjadi gelombang elektromagnetik. Umumnya terjadi pada permukaan
benda padat, walaupun terkadang juga terjadi pada gas. Perpindahan secara radiasi dapat
terjadi paling efektif dalam kondisi vakum dan tidak membutuhkan medium.
Sifat-Sifat Radiasi Thermal
Bila energi radiasi menimpa permukaan suatu bahan, maka sebagian dari radiasi itu
dipantulkan (refleksi), sebagian diserap (absorpsi), dan sebagian lagi diteruskan
(transmisi). Fraksi yang dipantulkan (reflektivitas, ρ), fraksi yang diserap (absorptivitas,
α) dan fraksi yang diteruskan (transmisivitas, τ). Ketiga komponen ini terhubung secara
matematis dalam persamaan :

𝜌+𝛼+𝜏 = 1 (1.1)

Gambar 1.1 Bagan menunjukkan pengaruh radiasi datang


(Sumber: Heat Transfer, J.P. Holman)
Ketiga komponen tersebut akan mempengaruhi sifat radiasi thermal :
 Absorpsi
Radiasi yang jatuh akan diserap oleh bahan, tergantung pada benda itu sendiri (hitam,
kelabu, atau putih)
 Refleksi
Radiasi yang jatuh pada bahan akan dipantulkan. Dua fenomena refleksi yang dapat
diamati adalah refleksi spekular dan refleksi baur.
 Transmisi
Radiasi yang jatuh akan diteruskan oleh bahan. Akan tetapi, tidak banyak benda yang
mampu meneruskan radiasi (biasanya diserap).
3

Pada benda padat biasanya tidak meneruskan radiasi termal, sehingga transmisivitas
dapat dianggap nol.

Gambar 1.2. Refleksi (a) spekular dan (b) baur


(Sumber: Heat Transfer, J.P. Holman)
Terdapat dua kemungkinan pada sifat refleksivitas yang terjadi jika radiasi menimpa
suatu permukaan :
 Jika sudut jatuhnya sama dengan sudut refleksi, maka dikatakan refleksi itu spekular.
 Apabila berkas yang jatuh itu tersebar secara merata kesegala arah sesudah refleksi,
maka refleksi itu disebut baur.
Biasanya, permukaan yang kasar lebih menunjukkan sifat baur daripada permukaan
yang halus mengkilap. Demikian pula, permukaan yang halus lebih spekular daripada
permukaan kasar.
Besar daya radiasi dapat dinyatakan dalam :
 Daya emisi (E)
Energi yang dipancarkan suatu benda per satuan luas waktu. Jika terdapat suatu
benda hitam sempurna dalam keadaan vakum maka lama kelamaan suhu benda
tersebut akan turun dan sama dengan suhu lingkungan akibat dari permukaan yang
memancarkan emisi radiasi termal, sampai pada suatu saat keadaan setimbang. Pada
saat ini, berlaku hubungan:

𝐸𝐴 = 𝑞𝑖 𝐴𝛼 (1.2)
di mana A adalah luas permukaan sedangkan 𝑞𝑖 adalah fluks radiasi dalam 𝑊 ⁄𝑚2 .
 Emisivitas (𝝐)
Perbandingan emisi suatu benda dengan daya emisi benda hitam pada suhu yang
sama. Secara matematis, emisivitas dapat dinyatakan sebagai :
𝐸
∈ = (1.3)
𝐸𝑏
dengan E dan Eb adalah daya emisi benda dan benda hitam.
Mekanisme Radiasi Thermal
Radiasi selalu merambat dengan kecepatan cahaya (3×108 m/s). Besaran ini didapat
dari:
𝑐 = 𝜆𝑓 (1.4)
dimana λ panjang gelombang cahaya, dan f frekuensi cahaya.
4

Radiasi dapat dianggap sebagai gas foton yang mengalir dari suatu tempat ke tempat
yang lain. Dengan demikian, dapat diterapkan prinsip termodinamika statistik-kuantum
untuk menurunkan persamaan densitas energi radiasi per satuan volume dan per satuan
panjang gelombang sebagai:
8𝜋ℎ𝑐𝜆−5
𝑢𝜆 = ℎ𝑐/𝜆𝑘𝑇 (1.5)
𝑒 −1
dengan k konstanta Boltzmann (1,38066×10−23 J.molekul-1.K-1) dan h konstanta
Planck (6,625×10−34 J.s). Bila densitas energi diintegrasikan sepanjang seluruh panjang-
gelombang untuk benda hitam, maka energi total yang dipancarkan sebanding dengan
pangkat empat suhu absolut.
Hukum-Hukum Dasar
 Hukum Stefan-Boltzmann
“Jika suatu benda hitam memancarkan kalor, maka intensitas pemancaran kalor
tersebut sebanding – laras dengan pangkat empat dari temperatur absolut”
Secara matematis, pernyataan diatas dapat dituliskan sebagai :
𝐸𝑏 = 𝜎𝑇 4 (1.6)
dimana 𝜎 merupakan konstanta Boltzmann sebesar 5,6697 x 10-8 W/(m2 K4).
𝐸𝜆 melambangkan daya emisi monokromatik pada panjang gelombang 𝜆, maka
daya emisi total dapat dituliskan :

𝐸 = ∫ 𝐸𝜆 𝑑𝜆 (1.7)
0
untuk benda hitam berlaku

𝐸𝑏 = ∫ 𝐸𝑏𝜆 𝑑𝜆 (1.8)
0
Dari hukum Stefan Boltzman tersebut, dapat disimpulkan :
 Efek radiasi pada umumnya tidak signifikan pada temperatur yang relatif rendah
karena nilai konstanta 𝜎 sangat rendah.
 Pada temperatur kamar, kira – kira 300 K, 𝐸𝑏 bernilai 460 (W/m2).
 Pada T rendah, efek radiasi sering diabaikan, sedangkan pada temperatur tinggi,
efek radiasi perlu diperhatikan bahkan sering menjadi faktor yang dominan, karena
E sebanding dengan T4.
 Hukum Kirchoff

Gambar 1.3. Model yang Digunakan untuk Penurunan Hukum Kirchoff


Sumber: Heat Transfer, J.P. Holman
5

Berdasarkan Hukum Kirchoff, pada saat kesetimbangan termal α dari body


memiliki nilai yang sama besar dengan ɛ. Dalam kesetimbangan termal berlaku :
𝛼1 𝐺 = 𝛦1 (1.9)
Bila suatu benda dengan properti T, α, dan ɛ berada di dalam selubung isotermal
dengan temperatur T, maka dalam keadaan kesetimbangan berlaku kondisi “Energi
yang diserap sama dengan energi yang dikeluarkan”.
Jika benda diganti dengan benda hitam, maka akan berlaku :
𝛼2 𝐺 = 𝛦2 = 𝛦𝑏 (1.10)
Dengan demikian berlaku :
𝛼1 𝛦1
( ) = ( ) (1.11)
𝛼2 𝛦𝑏
Karena benda hitam memiliki nilai absorptivitas 1, persamaan di atas dapat
direduksi menjadi
𝛦1
𝛼1 = ( ) (1.12)
𝛦𝑏
Sesuai dengan definisi 𝜀1, persamaan di atas dapat diubah kembali ke dalam
bentuk berikut :
𝛦 (𝑇) 𝛦 (𝑇)
𝜀= = (1.13)
𝛦𝐵 (𝑇) 𝜎𝑇 4
sehingga diperoleh bentuk Hukum Kirchoff , yaitu 𝛼1 = 𝜀1.

2. Bagaimana penerapan faktor pandangan (view factor) dan konsep tahanan, dalam
perhitungan perpindahan kalor radiasi antar permukaan!
Jawab :
Perpindahan kalor radiasi bergerak ke segala arah dalam satu garis lurus.
Perpindahan kalor radiasi antar permukaan bergantung pada orientasi dari permukaan-
permukaan tersebut satu dengan yang lainnya, sifat kedua permukaan, dan sifat dari
radiasinya. contohnya, pada saat menghangatkan tubuh dengan api unggun, kita akan lebih
hangat bila menghadapkan badan ke arah api daripada menghadapkan sisi tubuh kita ke
arah api, hal ini dikarenakan luas permukaan tubuh bagian depan kita lebih luas dari
permukaan samping dan ketebalan bagian tubuh depan ke belakang lebih tipis daripada
dari sisi kanan ke sisi kiri sehingga panas yang diterima dapat sampai permukaan lainya
lebih cepat. Untuk menghitungkan efek dari orientasi permukaan, didefinisikan suatu
parameter yang disebut faktor bentuk radiasi. Faktor bentuk radiasi juga memiliki nama

Gambar 2.1 Orientasi


Permukaan pada Perpindahan
Panas dengan Radiasi
(Sumber: Cengel, Yunus A. 2003.
Heat Transfer: A Practical
Approach, 2nd Ed . Boston:
McGraw-Hill, hal 606)
6

lain faktor pandang (view factor), faktor konfigurasi (configuration factor) dan faktor
sudut (angle factor).
Faktor bentuk radiasi yang mengasumsikan bahwa permukaan adalah diffuse
emitters dan diffuse reflectors disebut faktor bentuk baur (diffuse view factor). Sedangkan
faktor bentuk yang mengasumsikan bahwa permukaan adalah diffuse emitters dan specular
reflectors disebut faktor bentuk spekular (specular view factor). Gambar 8. dapat
menggambarkan bagaimana perpindahan kalor radiasi terkait dengan faktor bentuk radiasi.
Gambar 2.2 dapat menggambarkan bagaimana perpindahan kalor radiasi terkait
dengan faktor bentuk radiasi.

Gambar 2.2 Geometri Perpindahan Panas Radiasi Terkait Faktor Bentuk Radiasi
Sumber: Cengel, Yunus A. 2003. Heat Transfer: A Practical Approach, 2nd Ed . Boston: McGraw-Hill.

F12 merepresentasikan faktor bentuk radiasi yang meninggalkan permukaan 1


menuju permukaan 2. Sedangkan F21 merepresentasikan radiasi yang meninggalkan
permukaan 2 menuju permukaan 1. Permukaan 1 direpresentasikan oleh suatu luas
pemukaan A1 dengan elemen luas pemukaan dA1 sedangkan pemukaan 2 direpresentasikan
oleh suatu luas pemukaan A2 dengan elemen luas permukaan dA2. Jarak antara 2
permukaan adalah r dan sudut antara normal permukaan dengan garis jarak yang
menguhubungkan antar 2 permukaan adalah
θ1 dan θ2. Laju radiasi yang meninggalkan dA1 dalam arah θ1 adalah I1 cos θ1 dA1,
dengan mengingat bahwa dw21 = dA2 cos θ2 / r2, maka radiasi yang mengenai dA2 adalah
𝑑𝐴2 𝑐𝑜𝑠 𝜃2
𝑄𝑑𝐴1→𝑑𝐴2 = 𝐼1 cos 𝜃1 𝑑𝐴1 𝑑𝜔21 = 𝐼1 cos 𝜃1 𝑑𝐴1 𝑟2
……………..(1)
Kemudian, faktor bentuk F12 atau F21 dapat ditentukan dengan prosedur integral dan
substitusi. Persamaan (2) dan (3) merupakan bentuk dari persamaan faktor bentuk radiasi
sedangkan persamaan (4) merupakan hubungan umum dari faktor bentuk radiasi dan luas
permukaan, yang disebut hubungan reciprositas (reciprocity relation).
𝑄𝐴1 →𝐴2 1 𝐴 𝐴 𝑐𝑜𝑠𝜃1 𝑐𝑜𝑠𝜃2
𝐹12 = 𝐹𝐴1 →𝐴2 = = 𝐴 ∫𝐴 1 ∫𝐴 2 𝑑𝐴1 𝑑𝐴2 ………………..(2)
𝑄𝐴1 1 2 1 𝜋𝑟 2
𝑄𝐴2 →𝐴1 1 𝐴 𝐴 𝑐𝑜𝑠𝜃1 𝑐𝑜𝑠𝜃2
𝐹21 = 𝐹𝐴2 →𝐴1 = = 𝐴 ∫𝐴 1 ∫𝐴 2 𝑑𝐴1 𝑑𝐴2 ………………..(3)
𝑄𝐴2 2 2 1 𝜋𝑟 2
𝐴1 𝐹12 = 𝐴2 𝐹21 …………………………………...(4)
Di dunia nyata, umumnya benda yang ada mempunyai lebih dari satu permukaan.
Oleh karena itu perlu dipelajari bagaimana cara mencari faktor bentuk untuk bentuk yang
7

terdiri atas beberapa permukaan seperti kubus, bola, kerucut dan bentuk-bentuk lainnya.
Faktor bentuk pada bentuk-bentuk seperti itu merupakan gabungan dari faktor bentuk
untuk satu permukaan.
Terdapat empat pendekatan penting terkait faktor bentuk yang perlu diketahui
sebelum menghitung laju perpindahan kalor radiasi, antara lain:
a) Hubungan resiprositas
Sistem dikondisikan memiliki hubungan resiprositas, di mana suhu permukaan
sama dan besarnya 𝑞𝑖−𝑗 = 0 , sehingga Ebi = Ebj dan
𝐴𝑖 𝐹𝑖𝑗 = 𝐴𝑗 𝐹𝑖𝑗 . Hubungan tersebut dinyatakan dengan persamaan berikut.
𝑞𝑖−𝑗 = 𝐴𝑖 𝐹𝑖𝑗 (𝐸𝑏𝑖 − 𝐸𝑏𝑗 ) = 𝐴𝑗 𝐹𝑖𝑗 (𝐸𝑏𝑖 − 𝐸𝑏𝑗 )

b) Summation Rule
Jumlah faktor bentuk dari suatu permukaan i yang melingkupi seluruh
permukaan termasuk dirinya, adalah satu.
∑𝑁𝑗=1 𝐹𝑖𝑗 = 1

dengan N merupakan jumlah permukaan yang dilingkupi.


c) Superposition Rule
Faktor bentuk dari permukaan i ke permukaan j nilainya sama dengan jumlah
faktor bentuk dari permukaan i ke bagian-bagian hingga permukaan j.
d) Symmetry Rule
Jika dua atau lebih permukaan bersimetri terhadap permukaan ketiga, maka
mereka akan memiliki faktor bentuk yang sama dari permukaan ketiga tersebut,
sebagaimana ilustrasi pada gambar berikut.
Cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan ada 3 cara:
1. Menggunakan grafik (gambar)

Gambar 2.3
View factor
between two
aligned parallel
rectangles of
equal size
(Sumber:
Cengel, Yunus
A. 2003. Heat
Transfer: A
Practical
Approach, 2nd
Ed. Boston:
McGraw-Hill,
hal 609)
8

Gambar 2.4
View factor
between two
perpendicular
rectangles with
a common edge
(Sumber:
Cengel, Yunus
A. 2003. Heat
Transfer: A
Practical
Approach, 2nd
Ed. Boston:
McGraw-Hill,
hal 609)

2. Hukum Resiprositas
𝐴1 𝐹12 = 𝐴2 𝐹21
3. Persamaan ∑𝑛𝑗=1 𝐹𝑖𝑗 =1

Tabel 2.1
Ekspresi faktor
bentuk untuk
kasus geometri
3D
(Sumber:
Cengel, Yunus
A. 2003. Heat
Transfer: A
Practical
Approach, 2nd
Ed. Boston:
McGraw-Hill,
hal 609)
9

Permasalahan umum yang menyangkut hubungan anatara berbagai faktor bentuk


dapat diseleasaikan dengan prinsip diatas. Dari soal yang diberikan, kita mencari
karakteristik soal apakah kubus, kerucut, dan lain-lain. Kemudian kita mencari F dari
gambar dengan menggunakan data yang diberikan soal. Setelah itu kita menggunakan
persamaan resiprositas untuk mendapatkan F lain yang berbalasan dengan F yang didapat
dari gambar. Setelah itu kita gunakan persamaan untuk menghitung F yang benar-benar
tidak dapat dicari dengan resiprositas.
Konsep Tahanan (Radiation Shield)
Perpindahan panas radiasi diantara dua permukaan dapat direduksi sangat baik
dengan menggunakan material tipis, yang sangat efektif (memiliki emisivitas yang rendah)
diantara dua permukaan tersebut. Material tipis yang sangat reflektif atau sell yang disebut
pelindung radiasi atau radiation shield. Perisai radiasi multilayer yang dibangun dengan
ketebalan sekitar 20 lembar per cm yang dipisahkan oleh ruang yang dievakuasi umumnya
digunakan dalam aplikasi ruang cryogenic dan luar angkasa. Pelindung radiasi juga
digunakan dalam pengukuran suhu cairan untuk mengurangi kesalahan yang disebabkan
oleh efek radiasi ketika sensor suhu terpapar ke permukaan yang jauh lebih panas atau
lebih dingin daripada cairan itu sendiri. Peran pelindung radiasi adalah untuk mengurangi
laju perpindahan panas radiasi dengan menempatkan resistensi tambahan di jalur aliran
panas radiasi. Semakin rendah emisivitas perisai, semakin tinggi resistansi.

Gambar 2.5 Perisai radiasi yang ditempatkan diantara dua plat parallel
(Sumber: Cengel, Yunus A. 2003. Heat Transfer: A Practical Approach, 2nd Ed. Boston: McGraw-Hill)

 No shield

 With Shield
10

3. Bagaimana mekanisme perpindahan kalor radiasi antara 2 benda hitam (black body) dan
2 benda abu-abu (grey body)?
Jawab :
Benda Hitam (black body)
Benda hitam adalah suatu permukaan ideal dan berfungsi sebagai standar untuk
dibandingkan dengan kemampuan radiasi suatu benda lain. Benda hitam dianggap sebagai
pemancar dan penyerap radiasi elektromagnetik secara sempurna. Sebuah benda hitam
dapat menyerap seluruh radiasi elektromagnetik yang jatuh kepadanya, terlepas dari
panjang gelombang dan arah. Pada suhu dan panjang gelombang tertentu, tidak ada
permukaan yang dapat memancarkan energi lebih besar dari benda hitam. Radiasi yang
dipancarkan oleh benda hitam merupakan fungsi dari panjang gelombang dan suhu, tetapi
tidak bergantung terhadap arah.
Perpindahan kalor radiasi dapat dihitung dengan memperhatikan faktor bentuk
radiasi. Faktor bentuk radiasi merupakan fraksi energi yang meninggalkan permukaan
suatu benda yang mencapai permukaan benda lainnya, dan digunakan untuk menentukan
jumlah energi yang meninggalkan permukaan yang satu hingga mencapai permukaan
lainnya. Nama lain untuk faktor bentuk radiasi adalah faktor pandangan (view factor),
faktor sudut (angle factor), dan faktor konfigurasi (configuration factor).
Pada benda hitam, radiasi yang diserap oleh benda sama dengan yang dipancarkan,
karena tidak adanya refleksi yang terjadi.

Gambar 3.1 Dua benda hitam pada temperature seragam


(Sumber: Çengel, Y. (1998). Heat transfer. Boston: McGraw-Hill.)
Besar perpindahan panas radiasi dari permukaan 1 ke permukaan 2 digambarkan
dengan persamaan berikut :
𝑄1→2 = (𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 1 𝑘𝑒 2) − (𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 2 𝑘𝑒 1)
𝑄1→2 = 𝐴1 𝐹1→2 𝜎(𝑇14 − 𝑇24 ) … (1)
Apabila 𝑄1→2 menghasilkan nilai yang negatif, maka perpindahan kalor yang terjadi
dari permukaan 2 ke permukaan 1. Untuk menentukan jumlah energi yang dipindahkan
dapat digunakan faktor bentuk radiasi, faktor bentuk radiasi itu sebagai berikut:
 F1-2 = Fraksi energi yang meninggalkan permukaan 1 & mencapai permukaan 2
 F2-1 = Fraksi energi yang meninggalkan permukaan 2 & mencapai permukaan 1
Energi yang meninggalkan permukaan 1 hingga mencapai permukaan 2 maupun
sebaliknya dapat ditentukan melalui persamaan berikut:
𝐸1−2 = 𝐸𝑏1 𝐴1 𝐹12 …(2)
𝐸2−1 = 𝐸𝑏2 𝐴2 𝐹21
11

Jika permukaan tersebut adalah permukaan hitam, maka radiasi yang jatuh pada
permukaan itu akan diserap seluruhnya, sehingga perpindahan energi totalnya menjadi :
𝑄1−2 = 𝐸𝑏1 𝐴1 𝐹12 − 𝐸𝑏2 𝐴2 𝐹21 …(3)
Jika suhu kedua permukaan tersebut sama, maka Q1-2 = 0, sehingga Eb1 = Eb2 dan
A1F12 = A2F21, sehingga terdapat hubungan resiprositas (shape vector reciprocity relation)
𝑄1−2 = (𝐸𝑏1 − 𝐸𝑏2 )𝐴1 𝐹12 = ((𝐸𝑏1 − 𝐸𝑏2 )𝐴2 𝐹21 …(4)
Nilai F12 dan F21 tidak akan sama kecuali luas permukaan bidangnya berukuran
sama. Walaupun hubungan tersebut diturunkan untuk permukaan hitam, namun persamaan
tersebut berlaku juga untuk permukaan lain, selama radiasi baur terjadi.

Benda abu-abu (grey body)


Benda kelabu ialah benda yang mempunyai emisivitas monokromatik (𝐸) yang tidak
bergantung terhadap panjang gelombang. Emisivitas monokromatik didefinisikan sebagai
perbandingan antara daya emisi monokromatik benda tersebut dengan daya emisi
monokromatik benda hitam pada panjang gelombang dan suhu yang sama. Selama radiasi
terjadi, sebuah permukaan akan kehilangan energi dengan memancarkan radiasi dan
menerima energi dengan menyerap radiasi yang dihasilkan oleh permukaan lain seperti
ilustrasi berikut :

Gambar 3.2 Surface Energy Balance untuk permukaan tidak transparan


(Sumber : J.P Holman, 2010)
Radiositas adalah jumlah energi yang dipancarkan (emisi) dan energi yang
dipantulkan (refleksi) apabila tidak ada energi yang diteruskan (trasmisi)
𝐽 = 𝜖𝐸𝑏 + 𝜌𝐺 …(5)

Dimana 𝜖 adalah emisivitas dan 𝐸𝑏 = 𝜎𝑇𝑖4 adalah daya emisi benda hitam. Oleh
karena transmisivitas kita andaikan nol, maka refleksivitas dapat kita nyatakan sebagai
ρ=1- α=1- ϵ, sehingga
𝐽 = 𝜖𝐸𝑏 + (1 − 𝜖)𝐺 …(6)
Energi netto yang meninggalkan permukaan itu adalah selisih antara radiositas dan
irasiasi :
𝑞
= 𝐽 − 𝐺 = 𝜖𝐸𝑏 + (1 − 𝜖)𝐺 − 𝐺 …(7)
𝐴
Kemudian menyatakan 𝐺 dengan 𝐽 dari persamaan (7)
𝜖𝐴 …(8)
𝑞= (𝐸 − 𝐽)
1−𝜖 𝑏
𝑎𝑡𝑎𝑢
12

(𝐸𝑏 − 𝐽)
𝑞=
1 − 𝜖/𝜖𝐴
Di mana
1 − 𝜖/𝜖𝐴 : adalah tahanan permukaan terhadap perpindahan kalor radiasi
𝐸𝑏 − 𝐽 : beda potensial
𝑞 : arus

Gambar 3.3 (a) Pertuk aran energi antara dua permukaan; (b) unsur yang menggambarkan
“tahanan ruang” dalam metode jaringan-radiasi
(Sumber : Holman, 2010)
Pertukaran energi radiasi antara dua permukaan 𝐴1 dan 𝐴2 diilustrasikan sebagai
energi yang meninggalkan permukaan 1 dan yang mencapai permukaan 2 ialah
𝐽1 𝐴1 𝐹12 …(9)
Dari seluruh energi yang meninggalkan permukaan 2 dan mencapai permukaan 1
ialah
𝐽2 𝐴2 𝐹21 …(10)

Pertukaran netto antara kedua permukaan itu adalah


𝑞1−2 = 𝐽1 𝐴1 𝐹12 − 𝐽2 𝐴2 𝐹21 …(11)

Karena 𝐴1 𝐹12 = 𝐴2 𝐹21 , Sehingga 𝑞1−2 = (𝐽1 − 𝐽2 ) 𝐴1 𝐹12 = (𝐽1 − 𝐽2 )𝐴2 𝐹21

4. Dapatkah anda menentukan besarnya energi yang diradiasikan dari gas (campuran gas)
terhadap permukaan yang melingkupinya?
Jawab :
Umumnya pada perpindahan kalor radiasi, perpindahan yang terjadi hanya
membahas radiasi antar permukaannya saja tanpa mempertimbangkan pengaruh medium.
Namun, jika medium yang terdapat gas dipertimbangkan, maka terdapat 2 kondisi berikut
yang digolongkan berdasarkan jenis gas nya.
a) Gas Monoatomic (Ar, He) atau Gas Diatomik Simetri (N2 dan O2)
13

Jika pada medium terdapat gas berupa monoatomic ataupun diatomic simetri,
maka gas tersebut dapat dikategorikan sebagai medium yang tidak berpartisipasi
dalam radiasi. Hal ini karena pada suhu rendah, medium berupa gas monoatomic dan
diatomic simetri akan transparan terhadap radiasi. Lain halnya pada suhu tinggi,
medium dapat terpengaruh oleh karena adanya ionisasi.
b) Gas Asimetrik (H2O, CO2, CO, SO2, Hidrokarbon)
Jika pada medium terdapat gas dengan struktur asimetrik, maka gas tersebut
perlu untuk diperlakukan sebagai medium yang berpartisipasi dalam radiasi. Pada
suhu moderat, gas tersebut akan berpartisipasi melalui absorpsi, sedangkan pada suhu
tinggi gas akan berpartisipasi melalui absorpsi dan juga emisi.
Sinar radiasi monokromatik dengan intensitas I𝝀 menimpa lapisan gas dengan
ketebalan dL. Penurunan intensitas yang dihasilkan dari penyerapan di lapisan
diasumsikan sebanding dengan ketebalan lapisan dan intensitas radiasi pada titik
tersebut. Pernyataan tersebut dikenal sebagai Hukum Beer:
𝑑𝐼𝜆 = −𝑘𝜆 𝐼𝜆 𝑑𝐿
𝐼 𝑑𝐼𝜆 𝐿
∫𝐼 𝜆𝐿 𝐼𝜆
= ∫0 −𝑘𝜆 𝑑𝐿
𝜆0
𝑰𝝀 𝑳
𝝉𝝀 = 𝑰 = 𝒆−𝒌𝝀 𝑳 (𝟒. 𝟏)
𝝀𝟎

Nilai τλ = 1 jika tidak ada radiasi yang diadsorpsi sehingga intensitas radiasi
konstan. Radiasi melewati medium yang tidak menyebar, dapat diadsorpsi ataupun
ditransmisikan. Karena itu αλ+τλ=1 dan absorpsivitas spectral medium dengan
ketebalan L adalah
𝜶𝝀 = 𝟏 − 𝝉𝝀 = 𝟏 − 𝒆−𝒌𝝀 𝑳 (𝟒. 𝟐)
Dari Hukum Kirchoff, emisivitas spectral dapat dirumuskan seperti sebagai
berikut.
𝜺𝝀 = 𝜶𝝀 = 𝟏 − 𝒆−𝒌𝝀 𝑳 (𝟒. 𝟑)
 Gas CO2
- Absorpsivitas
Spektra absorpsivitas dari CO2 dapat terlihat pada gambar di bawah ini,
dimana apsorsivitasnya merupakan fungsi dari panjang gelombang. Bentuk
dan lebar dari pita absorpsi tersebut bergantung pada temperature, tekanan,
serta ketebalan lapisan gas.
14

Gambar 4.1 Spektra Absorpsivitas CO2 pada 830 K dan 10 atm


(Sumber: Cengel, Y. (2003). Heat Transfer: A Practical Approach. 7th ed. Boston:
McGraw-Hill.)
- Emisivitas
Emisivitas uap CO2 dengan total tekanan P = 1 atm sebagai fungsi dari
temperature gas Tg untuk kisaran nilai PCL, dimana PC adalah tekanan parsial
uap karbondioksida dan L adalah panjang rata-rata yang ditempuh oleh sinar.

Gambar 4.2
Emisivitas Uap
CO2
(Sumber:
Cengel, Y.
(2003). Heat
Transfer: A
Practical
Approach. 7th
ed. Boston:
McGraw-Hill.)

Pada tekanan total yang tidak sama dengan 1 atm, maka nilai emisivitas
perlu dikalikan dengan faktor koreksi tekanan CC yang nilainya dapat dilihat
pada grafik di bawah ini.
𝜀𝑐 = 𝐶𝑐 𝜀𝑐,1 𝑎𝑡𝑚 (4.4)

Gambar 4.3 Faktor Koresi dari Emisivitas CO2 untuk P≠1


(Sumber: Cengel, Y. (2003). Heat Transfer: A Practical Approach. 7th ed. Boston:
McGraw-Hill.)
 Gas H2O
- Emisivitas
15

Emisivitas uap H2O dengan total tekanan P = 1 atm sebagai fungsi dari
temperature gas Tg untuk kisaran nilai PwL, dimana Pw adalah tekanan parsial
uap air dan L adalah panjang rata-rata yang ditempuh oleh sinar.

Gambar 4.4
Emisivitas
Uap H2O
(Sumber:
Cengel, Y.
(2003). Heat
Transfer: A
Practical
Approach. 7th
ed. Boston:
McGraw-Hill.)

Pada tekanan total yang tidak sama dengan 1 atm, maka nilai emisivitas
perlu dikalikan dengan faktor koreksi tekanan Cw yang dapat dilihat pada
grafik di bawah ini.
𝜀𝑤 = 𝐶𝑤 𝜀𝑤,1 𝑎𝑡𝑚 (4.5)

Gambar 4.5
Faktor Koresi
dari Emisivitas
H2O untuk P≠1
(Sumber: Cengel,
Y. (2003). Heat
Transfer: A
Practical
Approach. 7th
ed. Boston:
McGraw-Hill.)

 Gas H2O dan CO2


- Emisivitas
Apabila terdapat campuran antara H2O dan CO2 secara bersamaan,
maka perhitungan emisivitas akan menggunakan faktor koreksi emisivitas,
dengan emisivitas campuran gas sebagai berikut.
𝜀𝑔 = 𝜀𝑐 + 𝜀𝑤 − ∆𝜀 (4.6)
16

Gambar 4.6 Faktor Koresi saat H2O dan CO2 Terdapat pada Campuran Uap
(Sumber: Cengel, Y. (2003). Heat Transfer: A Practical Approach. 7th ed. Boston:
McGraw-Hill.)
- Absorpsivitas
Absorpsivitas dari gas yang mengandung H2O dan CO2 untuk radiasi
yang dipancarkan oleh suatu sumber pada temperature Ts dapat ditentukan
melalui persamaan berikut.
𝛼𝑔 = 𝛼𝑐 + 𝛼𝑤 − ∆𝛼 (4.7)
Dimana nilai absorpsivitas H2O dan CO2 dapat diperoleh sebagai berikut:
𝑇𝑔 0,45 𝑃𝑤 𝐿𝑇𝑠
𝛼𝑤 = 𝐶𝑤 × ( 𝑇 ) × 𝜀𝑤 (𝑇𝑠 , ) (4.8)
𝑠 𝑇𝑔
𝑇𝑔 0,45 𝑃𝑐 𝐿𝑇𝑠
𝛼𝑐 = 𝐶𝑐 × ( 𝑇 ) × 𝜀𝑐 (𝑇𝑠 , ) (4.9)
𝑠 𝑇𝑔
Saat total emisivitas dari gas 𝛆𝐠 pada temperature Tg telah diketahui, maka laju
perpindahan kalor radiasi yang dipancarkan oleh gas pada luas permukaan As menjadi:
𝑄𝑔,𝑒̇ = 𝜀𝑔 𝐴𝑠 𝜎𝑇𝑔4 (4.10)
 Jika permukaan merupakan benda hitam
̇ = 𝐴𝑠 𝜎(𝜀𝑔 𝑇𝑔4 − 𝛼𝑔 𝑇𝑠4 )
𝑄𝑛𝑒𝑡 (4.11)
 Jika permukaan merupakan benda abu-abu mendekati hitam (𝜀𝑠 > 0.7)
𝜀𝑠 + 1 𝜀𝑠 + 1
̇
𝑄𝑛𝑒𝑡,𝑔𝑟𝑎𝑦 = 𝑄𝑛𝑒𝑡,𝑏𝑙𝑎𝑐𝑘 = 𝐴𝑠 𝜎(𝜀𝑔 𝑇𝑔4 − 𝛼𝑔 𝑇𝑠4 ) (4.12)
2 2
17

Tugas B (Perhitungan)
1. Dua (2) plat berukuran 0,5 m x 1 m sejajar satu sama lain dengan jarak 0,5 m. Suhu kedua
plat berturut-turut 1000oC dan 500oC dengan emisivitas 0,2 dan 0,5. Kedua plat
diletakkan dalam ruangan besar dengan suhu dinding 27oC. Bagaimana menentukan
besarnya perpindahan kalor radiasi oleh masing-masing plat dan dinding ruangan? Jika
kedua plat tidak berada dalam posisi sejajar, apakah besarnya perpindahan kalor radiasi
yang terjadi tetap sama? (Jelaskan)
Jawab:
Diketahui:
 TA = 0 oC = 273 K  h1 = 4,48 W/m2.K
 TB = 32 oC = 305 K  h2 = 852 W/m2.K
 Δxbaja = 1 mm = 0,001 m  kbaja = 14 W/m2.K
 Δxstyrofoam = 19 mm = 0,019 m  kstyrofoam = 0,033 W/m2.K
 Δxfiberglass = 6,35 mm = 0,00635 m  kbaja = 0,04 W/m2.K
Ditanya:
a. Laju perpindahan kalor yang melewati dinding peti per-satuan luas?
b. Koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dari dinding peti?
Jawab:

a. Perpindahan kalor menyeluruh yang terjadi pada dinding pelat dinyatakan


sebagai:
𝑞 = 𝑈𝐴∆𝑇𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑙𝑙
Untuk laju perpindahan kalor per-satuan luas yang melewati dinding peti, sesuai
pada gambar dimana dinding peti terbuat dari 3 lapisan material, dapat
dinyatakan dalam persamaan, sebagai berikut:
𝑞 ∆𝑇
=
𝐴 1 ∆𝑥𝑏𝑎𝑗𝑎 ∆𝑥𝑠𝑡𝑦𝑟𝑜𝑓𝑜𝑎𝑚 ∆𝑥𝑓𝑖𝑏𝑒𝑟𝑔𝑙𝑎𝑠𝑠 1
+ + + +
ℎ1 𝑘𝑏𝑎𝑗𝑎 𝑘𝑠𝑡𝑦𝑟𝑜𝑓𝑜𝑎𝑚 𝑘𝑓𝑖𝑏𝑒𝑟𝑔𝑙𝑎𝑠𝑠 ℎ2
18

𝑞 (305 − 273) 𝐾
=
𝐴 1 0,001 𝑚 0,019 𝑚 0,00635 𝑚 1
+ + + +
4,48 𝑊/𝑚 𝐾 14 𝑊/𝑚 𝐾 0,033 𝑊/𝑚 𝐾 0,04 𝑊/𝑚 𝐾 852 𝑊/𝑚2 𝐾
2 2 2 2

𝑞 32 𝐾
=
𝐴 0,958 𝑚2 𝐾/𝑊
𝒒
= 𝟑𝟑, 𝟑𝟔𝟗 𝑾/𝒎𝟐
𝑨
Jadi dapat disimpulkan bahwa laju perpindahan kalor yang melewati
dinding per-satuan luas adalah 33,369 W/m2
b. Koefisien perpindahan kalor menyeluruh pada dinding peti, sesuai yang tertera
pada gambar dapat didefinisikan sebagai:
1
𝑈=
1 ∆𝑥𝑏𝑎𝑗𝑎 ∆𝑥𝑠𝑡𝑦𝑟𝑜𝑓𝑜𝑎𝑚 ∆𝑥𝑓𝑖𝑏𝑒𝑟𝑔𝑙𝑎𝑠𝑠 1
+ + + +
ℎ1 𝑘𝑏𝑎𝑗𝑎 𝑘𝑠𝑡𝑦𝑟𝑜𝑓𝑜𝑎𝑚 𝑘𝑓𝑖𝑏𝑒𝑟𝑔𝑙𝑎𝑠𝑠 ℎ2
1
𝑈=
1 0,001 𝑚 0,019 𝑚 0,00635 𝑚 1
+ + + +
4,48 𝑊/𝑚 𝐾 14 𝑊/𝑚 𝐾 0,033 𝑊/𝑚 𝐾 0,04 𝑊/𝑚 𝐾 852 𝑊/𝑚2 𝐾
2 2 2 2

1
𝑈= 𝑊/𝑚2 𝐾
0,958
𝑼 = 𝟏, 𝟎𝟒𝟐 𝑾/𝒎𝟐 𝑲
Jadi dapat disimpulkan bahwa koefisien perpindahan kalor menyeluruh
dari dinding peti tersebut adalah 1,042 W/m2K.

2. Suhu pada permukaan 2 plat hitam yang sejajar dengan jarak 0,7 m dipertahankan
tetap 200oC dan 500oC. Di antara kedua plat tersebut terdapat campuran gas yang
terdiri dari 20% CO2, 15% uap air, dan 65% N2, dengan tekanan total 3 atm dan
suhu campuran gas 1000 oC. Bagaimana anda menentukan besarnya perpindahan
kalor radiasi yang dialami kedua plat? Apa pengaruh komposisi campuran gas
terhadap besarnya perindahan kalor radiasi yang terjadi?
Jawab:
Diketahui:
Dua plat hitam sejajar
Campuran gas 20% 𝐶𝑂2, 15% uap air, dan 65% 𝑁2
19

𝐿 = 0,7 𝑚
𝑇1 = 200℃ = 473 𝐾
𝑇2 = 500℃ = 773 𝐾
𝑇𝑔 = 1000℃ = 1273 𝐾
𝑃 = 3 𝑎𝑡𝑚
Ditanya:
a. Perpindahan kalor radiasi yang dialami kedua plat (𝑄̇ ⁄𝐴)
b. Pengaruh komposisi campuran gas terhadap besarnya 𝑄̇
Jawab:
a. Besar 𝑸̇⁄𝑨
 Mencari mean beam length (L)

L untuk infinite slab adalah 1,8D sehingga untuk kasus ini, L bernilai
𝐿 = 1,8 (0,7 𝑚) = 1,26 𝑚

 Mencari tekanan parsial gas asimetrik (yang berpartisipasi pada suhu


yang tinggi)
𝑃𝑝𝑎𝑟𝑠. = 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 . 𝑃 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑃𝑐 = 20% . 3 𝑎𝑡𝑚 = 0,6 𝑎𝑡𝑚
𝑃𝑤 = 15% . 3 𝑎𝑡𝑚 = 0,45 𝑎𝑡𝑚
20

Untuk mencari P parsial dari H2O dan CO2 dikalikan dengan L sehingga
3,28 𝑓𝑡
𝑃𝑤 . 𝐿 = (0,45 𝑎𝑡𝑚) (1,26 𝑚 × ) = 1,86 𝑎𝑡𝑚. 𝑓𝑡
1𝑚
3,28 𝑓𝑡
𝑃𝑐 . 𝐿 = (0,6 𝑎𝑡𝑚) (1,26 𝑚 × ) = 2,48 𝑎𝑡𝑚. 𝑓𝑡
1𝑚

 Mencari nilai emisivitas CO2 dan H2O pada tekanan 1 atm, pada Grafik
12-36 buku Cengel 2nd Ed.
𝜀𝑐,1 𝑎𝑡𝑚 = 0,17
𝜀𝑤,1 𝑎𝑡𝑚 = 0,22

 Mencari faktor koreksi untuk emisivitas


Karena pada kasus ini nilai P total lebih besar daripada 1 atm maka perlu
dikalikan nilai emisivitas yang didapat dengan faktor koreksi yang dapat
dilihat dari Grafik 12-37 buku Cengel 2nd Ed.
𝐶𝑐 = 1,1
𝐶𝑤 = 1,4
21

 Menentukan faktor koreksi untuk gas yang mengandung CO2 dan H2O
secara bersamaan
𝑃𝑤 0,45 𝑎𝑡𝑚
= = 0,429 𝑎𝑡𝑚
𝑃𝐶 + 𝑃𝑤 0,6 𝑎𝑡𝑚 + 0,45 𝑎𝑡𝑚
Dari Grafik 12-38 buku Cengel 2nd Ed pada nilai P total adalah 3 atam
𝑃 𝑤
dan nilai 𝑃 +𝑃 = 0,429 𝑎𝑡𝑚 dan dengan melihat grafik 12-38 untuk T =
𝑐 𝑤
1200 K (karena nilai T total campuran pada kasus ini adalah 1273 K)
∆𝜀 = 0,055

 Mencari nilai emisivitas (𝜀) gas total


𝜀𝑔 = 𝐶𝑐 . 𝜀𝑐,1 𝑎𝑡𝑚 + 𝐶𝑤 . (𝜀𝑤,1 𝑎𝑡𝑚 − ∆𝜀)
𝜀𝑔 = (1,1 . 0,17) + (1,4 . (0,22 − 0,055)) = 0.44

 Mencari nilai absorptivitas gas pada plat 1 dengan T1 = 473 K


𝑇1 473 𝐾
𝑃𝑐 . 𝐿 ( ) = 2,48 𝑎𝑡𝑚. 𝑓𝑡 . ( ) = 0,92 𝑎𝑡𝑚. 𝑓𝑡
𝑇𝑔 1273 𝐾
22

𝑇1 473 𝐾
𝑃𝑤 . 𝐿 ( ) = 1,86 𝑎𝑡𝑚. 𝑓𝑡 . ( ) = 0,69 𝑎𝑡𝑚. 𝑓𝑡
𝑇𝑔 1273 𝐾
Mencari nilai emisivitas gas baru dari grafik menggunakan Grafik 12-36
Cengel 2nd Ed. Temperatur yang digunakan adalah temperatur surface
(T1).
𝜀′𝑐 = 0,13
𝜀′𝑤 = 0,26

Mencari faktor koreksi untuk emisivitas pada Grafik 12-37 Cengel 2nd Ed
𝐶𝑐 = 1,15
𝐶𝑤 = 1,5

Dari Grafik 12-38 Cengel 2nd Ed , dengan Temperatur yang digunakan


adalah temperatur surface T1.
∆𝜀 = ∆𝛼 = 0,02

Mencari absorptivitas CO2 dan H2O


𝑇𝑔 0,65 1273 𝐾 0,65
𝛼𝑐 = 𝐶𝑐 . ( ) . 𝜀′𝑐 = (1,15). ( ) . (0,13) = 0,285
𝑇𝑠 473 𝐾
𝑇𝑔 0,45 1273 𝐾 0,45
𝛼𝑤 = 𝐶𝑤 . ( ) . 𝜀′𝑤 = (1,5). ( ) . (0,26) = 0,608
𝑇𝑠 473 𝐾

Mencari absorptivitas efektif gas pada T1


𝛼𝑔,1 = 𝛼𝑐 + 𝛼𝑤 − ∆𝛼
𝛼𝑔,1 = 0,285 + 0,608 − 0,02 = 0,874

Mencari transmisivitas gas pada T1


𝜏𝑔,1 = 1 − 𝛼𝑔,1 = 1 − 0,874 = 0,126

 Mencari nilai absorptivitas gas pada plat 2 dengan T2 = 773 K


𝑇1 773 𝐾
𝑃𝑐 . 𝐿 ( ) = 2,48 𝑎𝑡𝑚. 𝑓𝑡 . ( ) = 1,51 𝑎𝑡𝑚. 𝑓𝑡
𝑇𝑔 1273 𝐾
𝑇1 773 𝐾
𝑃𝑤 . 𝐿 ( ) = 1,86 𝑎𝑡𝑚. 𝑓𝑡 . ( ) = 1,13 𝑎𝑡𝑚. 𝑓𝑡
𝑇𝑔 1273 𝐾
Mencari nilai emisivitas gas baru dari grafik menggunakan Grafik 12-36
Cengel 2nd Ed. Temperatur yang digunakan adalah temperatur surface
(T1).
𝜀′𝑐 = 0,17
𝜀′𝑤 = 0,24
23

Mencari faktor koreksi untuk emisivitas pada Grafik 12-37 Cengel 2nd Ed
𝐶𝑐 = 1,13
𝐶𝑤 = 1,45

Dari Grafik 12-38 Cengel 2nd Ed , dengan Temperatur yang digunakan


adalah temperatur surface T1.
∆𝜀 = ∆𝛼 = 0,028

Mencari absorptivitas CO2 dan H2O


𝑇𝑔 0,65 1273 𝐾 0,65
𝛼𝑐 = 𝐶𝑐 . ( ) . 𝜀′𝑐 = (1,13). ( ) . (0,17) = 0,226
𝑇𝑠 773 𝐾
𝑇𝑔 0,45 1273 𝐾 0,45
𝛼𝑤 = 𝐶𝑤 . ( ) . 𝜀′𝑤 = (1,45). ( ) . (0,24) = 0,436
𝑇𝑠 773 𝐾

Mencari absorptivitas efektif gas pada T1


𝛼𝑔,1 = 𝛼𝑐 + 𝛼𝑤 − ∆𝛼
𝛼𝑔,1 = 0,226 + 0,436 − 0,028 = 0,674

Mencari transmisivitas gas pada T1


𝜏𝑔,1 = 1 − 𝛼𝑔,1 = 1 − 0,674 = 0,326

 Mencari nilai E
Energi radiasi (Eb) untuk kedua pelat dan gas dapat dicari dengan
persamaan
𝐸𝑏 =. 𝜎𝑇 4

𝐸𝑏1 = 𝜎. 𝑇1 4 =5,699 × 10−8 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾 4 x(473)4 =2,85 kW/m2


𝐸𝑏2 = 𝜎. 𝑇2 4 = 5,699 × 10−8 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾 4 𝑥 (773)4= 20,34 kW/m2
𝐸𝑏𝑔 = 𝜎𝑇𝑔 4 = 5,699 × 10−8 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾 4 𝑥 (1273)4 = 149,6 kW/m2

 Mencari nilai 𝐺1 & 𝐺2


𝐺1 = 𝜀𝑡 . 𝐸𝑏𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 + 𝜏𝑔,2 . 𝐸𝑏2
𝐺1 = (0,44)(149.6 ) + (0,326)(20,24) = 72,42 𝑘𝑊/𝑚2

𝐺2 = 𝜀𝑡 . 𝐸𝑏𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 + 𝜏𝑔,1 . 𝐸𝑏1


𝐺2 = (0,44)(149.6) + (0,126)(2,85) = 66, 2 𝑘𝑊/𝑚2
24

 Mencari nilai perpindahan kalor radiasi pada plat 1 dan plat 2


𝑄1̇
= 𝐺1 − 𝐸𝑏1 = 72.42 − 2,85 = 69.57 𝑘𝑊/𝑚2
𝐴
𝑄2̇
= 𝐺2 − 𝐸𝑏2 = 66.2 − 20,24 = 45.96 𝑘𝑊/𝑚2
𝐴
b. Pengaruh komposisi campuran gas terhadap besarnya 𝑸̇
Adanya “gas partisipan” CO2 dan H2O dalam campuran yang sama memengaruhi
perhitungan yang dilakukan, dimana keduanya ditambah dan dikurangi oleh
faktor koreksi pada saat perhitungan emisivitas dan absorbsivitas. Hal ini
tentunya akan berbeda jika hanya salah satu dari kedua gas tersebut yang berada
dalam campuran.
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan soal pada pemicu 3 adalah sebagai
berikut.
1. Bila energi radiasi menimpa permukaan suatu bahan, maka sebagian dari radiasi
itu dipantulkan (refleksi), sebagian diserap (absorpsi), dan sebagian lagi
diteruskan (transmisi).
2. Hukum Stefan-Boltzman menyatakan bahwa “Jika suatu benda hitam
memancarkan kalor, maka intensitas pemancaran kalor tersebut sebanding – laras
dengan pangkat empat dari temperatur absolut”.
3. Hukum Kirchoff menyatakan bahwa bila suatu benda dengan properti T, α, dan ɛ
berada di dalam selubung isotermal dengan temperatur T, maka dalam keadaan
kesetimbangan berlaku kondisi “Energi yang diserap sama dengan energi yang
dikeluarkan”.
4. Perpindahan kalor radiasi antar permukaan bergantung pada orientasi dari
permukaan-permukaan tersebut satu dengan yang lainnya, sifat kedua permukaan,
dan sifat dari radiasinya.
5. Faktor bentuk radiasi memiliki nama lain faktor pandang (view factor), faktor
konfigurasi (configuration factor) dan faktor sudut (angle factor).
6. Benda hitam adalah suatu permukaan ideal dan berfungsi sebagai standar untuk
dibandingkan dengan kemampuan radiasi suatu benda lain. Benda hitam dianggap
sebagai pemancar dan penyerap radiasi elektromagnetik secara sempurna.
7. Benda kelabu ialah benda yang mempunyai emisivitas monokromatik (𝐸) yang
tidak bergantung terhadap panjang gelombang.
8. Jika pada medium terdapat gas dengan struktur asimetrik, maka gas tersebut akan
berpartisipasi melalui absorpsi pada suhu moderat, sedangkan pada suhu tinggi
gas akan berpartisipasi melalui absorpsi dan juga emisi.

Universitas Indonesia
26

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2004). Brief Introduction to Heat Transfer. [online] Available at:


http://www.enertron-inc.com/enertron-resources/PDF/Brief-Introduction-to-
Heat-Transfer.pdf. [Accessed 6 May 2019].

Baylor.edu. (2013). Lesson 28: Radiation Exchange Between Surfaces. [online]


Available at:
http://web.ecs.baylor.edu/faculty/vantreuren/EGR%204345/Lesson%2028%20R
adiation%20Exchange%20Between%20Surfaces.ppt [Accessed 5 May 2019].

Cengel, Y. (2003). Heat Transfer: A Practical Approach. 7th ed. Boston: McGraw-Hill.

Holman, J. (2010). Heat Transfer. 10th ed. New York: McGraw-Hill.

Kanoglu, M. (2011). Chapter 13: Radiation Heat Transfer. [online] Available at:
https://dokumen.tips/documents/chapter-13-radiation-heat-transfer-mehmet-
kanoglu-university-of-gaziantep-copyright.html [Accessed 5 May 2019].

Nptel. (2009). Lecture 31: Refractory and gas radiation. [online] Available at:
https://nptel.ac.in/courses/113104058/mme_pdf/Lecture31.pdf [Accessed 4 May
2019].

Pubweb. (2011). Summary of Heat Transfer by Radiation. [online] Availble at:


https://pubweb.eng.utah.edu/~whitty/chen3453/Lecture%2038%20-
%20Radiation%20Review.pdf [Accessed 4 May 2019].

Anda mungkin juga menyukai