Anda di halaman 1dari 23

ALUR METABOLISME ASAM NUKLEAT

OLEH:

Ketut Ari Andhita Badraresta Arnaya (1809511126)

Wafiw Annisa’ (1809511127)

KELAS D

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2018/2019
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya. Makalah ini kami susun sebagai tanggung jawab sebagai

mahasiswa terhadap mata kuliah yang kami ampu yaitu “BIOKIMIA

VETERINER II” dalam semester II.

Kami mengucapkan terima kasih terhadap dosen fasilitator yang telah

membantu kami dalam pembuatan laporan ini. Namun, mengetahui bahwa

laporan ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu, kami mohon kritik serta

saran yang membangun sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya

kami dapat menyelesaikan laporan lebih baik

Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Denpasar, 19Maret 2019

Hormat kami,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1

1.1 latar belakang ...................................................................................................................1

1.2 rumusan masalah ..............................................................................................................1

1.3 tujuan................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................2

2.1 pengertian asam nukleat ...................................................................................................2

2.2 jenis-jenis asam nukleat ...................................................................................................3-7

2.3 alur metabolisme asam nukleat ........................................................................................8-14

2.4 kelainan-kelainan asam nukleat .......................................................................................14-15

2.5 aplikasi DNA fingerprint ................................................................................................16-18

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................19

3.1 kesimpulan .......................................................................................................................19

4.1 saran .................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang

terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia

organic, yaitu anabolisme dan katabolisme. Berawal pada tahun 1868, Friedrich Miescher

(1844-1895) adalah orang yang mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada

tahun 1868, dilaboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat

pada nanah, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer. Dengan cara ini

diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein. Dengan menambahkan enzim

pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel

diperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam. kemudian zat ini

dinamakan “nuclein” sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan

bahwa asam nukleat merupakan salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari asam nukleat?

2. Apa saja jenis-jenis asam nukleat?

3. Bagaimana alur metabolisme asam nukleat?

4. Bagaimana aplikasi DNA fingerprint?

1.3 Tujuan

2. Untuk mengetahui pengertian asam nukleat

3. Untuk mengetahui jenis-jenis asam nukleat

4. Untuk mengetahui alur metabolisme asam nukleat

5. Untuk mengetahui aplikasi DNA fingerprint

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asam Nukleat

Asam nukleat adalah biopolimer yang berbobot molekul tinggi yang terdiri atas banyak

molekul nukleotida yang mengandung informasi genetik. Asam nukleat tditemukan pada

semua sel hidup serta virus dan bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic

kemudian menerjemahkan informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas

bagi masing-masing sel. Asam nukleat dinamai demikian karena keberadaan umumnya di

dalam inti (nucleus) sel. Asam nukleat yang terdiri dari rantai deoksiribonukleotida disebut

dengan asam deoksiribonukleotida (DNA), namun jika terdiri dari rantai ribonukleotida

disebut asam ribonukleotida (RNA). Bila pada nukleotida mengandung banyak ribosa, maka

asam nukleat yang terjadi adalah RNA yang berguna dalam proses sintesis protein. Bila

nukleotida mengandung deoksiribonukleat, maka asam nukleat yang terjadi adalah DNA

yang merupakan bahan utama pembentukan inti sel. Terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda

dalam asam nukleat, yaitu 2 purin dan 2 pirimidin. Baik RNA maupun DNA purin selalu

adenin dan guanin. Dalam RNA pirimidin selalu sitosin dan urasil, sedangkan dalam DNA

pirimidin selalu sitosin dan timin.

Asam nukleat memiliki fungsi khusus yaitu menyimpan informasi genetic dan

menurunkannya kepada keturunannya. Susunan asam nukleat yang menentukan apakah

makhluk itu menjadi hewan, tumbuhan atau manusia. Begitu pula susunan dalam sel, apakah

sel itu menjadi sel otot ataupun sel darah. Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah

menyimpan, mentransmisi dan mentranslasi informasi genetic; metabolisme antara

(intermediary metabolisme) dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa energi;

2
koenzim pemindah asam asetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim

reaksi oksidasi reduksi.

2.2 Jenis-Jenis Asam Nukleat

Asam nukleat adalah biopolimer yang berbobot molekul tinggi yang terdiri atas banyak

molekul nukleotida yang mengandung informasi genetik. Asam nukleat tditemukan pada

semua sel hidup serta virus dan bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic

kemudian menerjemahkan informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas

bagi masing-masing sel.

2.2.1 Struktur Asam Deoxyribonucleic (DNA)

Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan singkatan DNA, adalah sejenis

biomolekul yang menyimpan dan menyandi instruksi-instruksi genetika setiap organisme dan

banyak jenis virus. Instruksi-instruksi genetika ini berperan penting dalam pertumbuhan,

perkembangan, dan fungsi organisme dan virus. DNA merupakan asam nukleat; bersamaan

dengan protein dan karbohidrat, asam nukleat adalah makromolekul esensial bagi

seluruh makhluk hidupyang diketahui. Kebanyakan molekul DNA terdiri dari dua

unting biopolimer yang berpilin satu sama lainnya membentuk heliks ganda. Dua unting

DNA ini dikenal sebagai polinukleotida karena keduanya terdiri dari satuan-satuan molekul

yang disebut nukleotida. Tiap-tiap nukleotida terdiri atas salah satu jenis basa

nitrogen (guanina (G), adenina (A), timina (T), atau sitosina (C)), gula monosakaridayang

disebut deoksiribosa, dan gugus fosfat. Nukleotida-nukelotida ini kemudian tersambung

dalam satu rantai ikatan kovalen antara gula satu nukleotida dengan fosfat nukelotida lainnya.

Hasilnya adalah rantai punggung gula-fosfat yang berselang-seling. Menurut

kaidah pasangan basa (A dengan T dan C dengan G), ikatan hidrogen mengikat basa-basa

dari kedua unting polinukleotida membentuk DNA unting ganda.

3
2.2.2 Struktur Asam Ribonukleat (RNA)

Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari

sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu

gugus pentosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan

berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus pentosa dari

nukleotida yang lain.

Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil cincin gula pentosa,

sehingga dinamakan ribosa, sedangkan gugus pentosa pada DNA

disebut deoksiribosa. Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA,

kecuali basa timina pada DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat

pilihan: adenina, guanina, sitosina, atau urasil untuk suatu nukleotida.

4
Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA,

tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.

DNA RNA

 Gula: Deoksiribosa  Gula: Ribosa

 Basa: AGCT  Basa: AGCU

 Untai Ganda  Untai Tunggal

 Prokariot: Sitoplasma  Prokariot: Sitoplasma

 Eukariot: Inti  Eukariot: Inti dan sitoplasma

 Penyimpan informasi  Hasil transkripsi

5
2.2.3 Nukleotida

Nukleotida adalah molekul yang tersusun dari gugus basa heterosiklik, gula, satu atau

lebih gugus fosfat. Basa penyusun nukleotida biasanya adalah

berupa purina atau pirimidina sementara gulanya adalah pentosa (ribosa), baik

berupa deoksiribosa maupun ribosa. Nukleotida adalah monomer penyusun RNA, DNA,

dan beberapa kofaktor, seperti CoA, FAD, FMN, NAD, dan NADP. Dalam sel, kofaktor

ini memainkan peran penting dalam fiksasi energi (misalnya fotosintesis), metabolisme,

dan transduksi sinyal seluler.

Pentosa yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan yang berasal dari RNA ialah ribose.

Adapun basa purin dan basa pirimidin yang berasal dari DNA ialah adenin,sitosin dan timin.

Dari RNA akan diperoleh adenin, guanin, sitosin dan urasil.

6
Urasil terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau laktam dan bentuk enol atau laktim.

Pada PH cairan tubuh, terutama urasil terdapat dalam bentuk keto.

7
2.3 Alur Metabolisme Asam Nukleat

Alur metabolisme asam nukleat ada 2 yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme

ini ada dua yaitu biosintesis purin dan biosintesis pirimidin. Sedangkan katabolisme

ada degradasi purin dan degradasi pirimidin.

2..3.1 Biosintesis Basa-Basa Nukleotida

Basa purin dan pirimidin ditemukan di dalam nukleotida dan dalam asam

nukleat. Basa-basa tersebut dibentuk secara de novo oleh jalur yang menggunakan

asam amino sebagai prekursor dan menghasilkan nukleotida. Sebagian besar

sintesis de novo terjadi di hati, dan basa bernitrogen serta nukleosida kemudian

diangkut ke jaringan lain oleh sel darah merah. Otak juga membentuk nukleotida

dalam jumlah yang bermakna.

Biosintesis purin dan pirimidin diatur dan dikoordinasikan dengan ketat

oleh mekanisme umpan-balik yang menjamin agar waktu dan jumlah produksi

kedua zat tersebut selalu sesuai dengan kebutuhan fisiologisnya yang bervariasi.

Penyakit genetik metabolisme purin mencakup gout, sindrom Lesch-Nyhan,

defisiensi purin nukleotida fosforilase.

Jaringan tubuh dapat menyintesis purin dan pirimidin dari zat-zat antara

amfibolik. Asam nukleat dan nukleotida yang dimakan bersifat nonesensial secara

dietetik diuraikan disaluran cerna menjadi mononukleotida sehingga dapat diserap

atau diubah menjadi basa purin dan pirimidin (salvage pathway). Basa purin

kemudian dioksidasi menjadi asam urat yang dapat diabsorpsi atau diubah

menjadi basa purin atau pirimidin. Basa purin kemudian dioksidasi menjadi asam

urat yang akan diabsorbsi maupun diekskresikan dalam urine. Jika hanya sedikit

atau tidak ada purin/pirimidin dalam makanan untuk dijadikan asam nukleat,

senyawa yang disuntikkan dapat digunakan untuk membentuk asam nukleat. Oleh

8
karena itu, penggbungan (3H) timidin (senyawa yang disuntikkan) menjadi DNA

ini dapat digunakan untuk mengukur laju sintesis DNA.

 Sintesis Nukleotida Purin

Nukleotida purin terdiri atas AMP (Adenosin Monofosfat) dan GMP (Guanosin Monofosfat).

AMP dan ADP disintesis dari IMP (Inosin Monofosfat).

A. Pembentukan IMP

1. Ribosa 5 fosfatdengan ATP akan membentuk 5-fosforibosil 1 porofosfat.

2. Dalam reaksi pertama, PRPP bereaksi dengan glutamin membentuk 5-

fosforibosilamin.

3. Gugus amino mengalami asilasi oleh glisin menjadi glisinamid ribonukleotida

4. Transfer gugus formil dari 10-formiltetrahidrofolat pada N-7 menjadi

Formilglisinamid ribonukleotida

5. Amida diubah menjadi amidin, memerlukan ATP, glutamin sebagai sumber N

menjadi formilglisinamidin ribonukleotida

6. Penutupan cincin (5) memerlukan ATP membentuk aminoimidazole

ribonukleatida

7. Pengikatan CO2 pada C-5, yanhg akan membentuk C-4, menjadi karboksiamino

imidzolribonukleotida. Tidak memerlukan biotin. CO2 mula-mula diikatkan

pada N-3, kemudian dipindah terikat pada C-5. Perlu ATP


9
8. Aspartat berkondensasi dengan karboksilat yang baru terbentuk menjadi suaru

amida, aminoimidazole suksinilokarboksamida ribonukleotida

9. Fumartrat dipecah oleh enzim adenilosiksinat liase dan menghasilkan amino-

imidazol karboksamida ribonukleotida

10. Menyerupai tahap ketiga, 10-formiltetrahidrofolat menyerahkan gugus formil (-

CH=O) pada gugus amino dari aminomimidazol karboksamida ribonukleotida.

11. Nitrogen dari amida berkondensasi dengan gugus formil dan menutup cincin (6)

purin. (IMP siklohidrolase)

B. Pembentukan AMP dan GMP

1. Membentuk GMP: IMP dioksidasi menjadi XMP yang memerlukan NAD+.

Oksigen pada posisi 2 akan diganti oleh N dari amoida glutamin, reaksi ini

memerlukan ATP

2. Pembentukan AMP: IMP mendapatkan N yang menggantikan O pada posisi 6

dari aspartat. Energi yang dibutuhkan berasal dati GTP. Kemudian fumarate

lepas.

 Biosintesis Nukelotida Pirimidin

Umumnya biosintesis pirimidin dan purin memerlukan bahan pembentukan yang

sama misalnya PRPP, glutamin, CO2, asam aspartat, koenzim tetrahidrofolat

(FH4).Tetapi ada satu perbedaan yang jelas sekali yaitu pada saat terjadinya

penambahan gugus ribosa-P (pada biosintesis purin), penambahan gugus ribosa-P

tersebut

sudah berlangsung ditahap awal. Sedangkan pada biosintesis pirimidin berlangsung setel

ah perjalanan beberapa tahap lebih jauh.Sebagaimana seringkali dijumpai pada sistem

heterosiklik induk, sintesis pirimidin tidak begitu lazim dan biasanya dilakukan dengan

10
menghilangan gugus fungsi dari derivatif. Sintesis primer dalam jumlah besar

melibatkan formamida telah dilaporkan.Sebagai suatu kelas, pirimidin biasanya disintesis

melalui “Principal Synthesis” melibatkan siklisasi senyawa beta-dikarbonil dengan

senyawa N-C-N. Reaksi sebelumnya dengan amidina menghasilkan substitusi pirimidina

pada posisi 2, biasanya dengan urea menghasilkan 2-pirimidion, dan dengan guanidina

menghasilkan 2-aminopirimidina.

1. Biosintesis pirimidin diawali oleh reaksi pembentukan karbamoil-P yang

dihasilkan dari reaksi antara glutamin, ATP dan CO2 yang dikatalisis oleh enzim

karbamoil-P sintetase yang berlangsung didalam sitosol. Berbeda dengan enzim

karbamoil-P sinthase yang bekerja pada reaksi pembentukan urea, dimana reaksi

nya berlangsung bukan didalam sitosol melainkan didalam mitokondria.

2. Berikutnya karbamoil-P berkondensasi dengan asam aspartat menghasilkan

senyawa karbamoil-asparta. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aspartat

transkarbamoilase.

3. Berikutnya terjadi reaksi penutupan rantai sambil membebaskan H2O dari

molekul karbamoil-aspartat sehingga dihasilkan asam dehidro orotat (DHOA=

dihidroorotic acid). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim dihidroorotase.

4. Berikutnya melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim DHOA dehidrogenase

dengan koenzim NAD+, DHOA menghasilkan asam arotat (OA=orotic acid).

5. Selanjutnya terjadi reaksi penambahan gugus ribosa-P pada asam orotat. Reaksi

ini dikatalisis oleh enzim orotat fosforibosil transferase dan dihasilkan orotidilat

OMP (orotidin mono posphate).

6. Akhirnya enzim orotidilat dikarboksilase mengkatalisis reaksi dikarboksilasi

orotidilat dan menghasilkan uridilat (uridin mono phosphate)yaitu produk

nukleotida pertama pada biosintesis pirimidin.

11
7. Pada reaksi (12) adalah satu-satunya reaksi biosintesis nukleotida pirimidin

yang membutuhkan turunan tetrahidrofolat. Gugus metilen pada N5 , N10 -

metilen-tetrahidrofolat direduksi menjadi gugus metal yang ditransfer dan

tetrahidrofolat dioksidasi menjadi dihidrofolat. Agar sintesis pirimidin dapat

berlangsung dihidrofolat harus direduksi kembali menjadi tetrahidrofolat, reaksi

ini dikatalisis oleh dehidrofolatreduktase. Oleh karena itu, sel yang sedang

membelah, yang harus mengasilkan TMP dan dihidrofolat.

2.3.2 Katabolisme Asam Nukleat

Katabolisme asam nukleat adalah jalur metabolisme pemecahan

yangmenguraikanasam nukleat menjadi unsur yang lebih sederhana dengan bantuan enzim.

Kandungan asam nukleat yang terdapat di dalam sel – sel makanan yang masuk ke dalam

usus dua belas jari akan dicerna secara enzimatis. Sekretin adalah hormon yang dihasilkan

oleh dinding sel usus dua belas jari. Hormon ini akan merangsang sel – sel dinding usus dua

belas jari untuk mensekresikan enzim pencernaan. Nuklease adalah salah satu enzim yang

dihasilkan oleh dinding usus dua belas jari. Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis

perombakan asam nukleat menjadi unsur – unsur penyusunnya. Nuklease tergolong

kelompok enzim pemecah protein. Aktivitas katalitik dari nuklease pertama – tama ialah akan

memecah ikatan hidrogen pada jenis asam nukleat rantai ganda seperti pada DNA. Lalu akan

memotong ikatan nukleotida kemudian nukleosida sehingga akan dihasilkan unsur – unsur

penyusun asam nukleat.

12
 Degradasi Purin

Pada manusia hasil akhir katabolisme purin adalah asam urat. Sebagian mamalia

(tidak termasuk manusia) dapat mengoksidasi asam urat menjadi allantoin, yang

selanjutnya dapat didegradasi menjadi urea dan amonia. Tahapan reaksi pembentukan

asam urat serta berbagai kelainan yang dapat terjadi akibat defisiensi enzim yang terkait

adalah sebagai berikut:

1. Gugus amino akan dilepaskan dari AMP membentuk IMP, atau dari

adenosin membentuk inosin (hipoxantin).

2. IMP dan GMP oleh enzim 5’-nukleotidase akan diubah ke bentuk nukleosida,

yaitu inosin dan guanosin.

3. Purine nukleosida fosforilase akan menubah inosin dan guanosin menjadi basa

purin, yaitu hipoxantin dan guanin.

13
4. Guanin akan mengalami deaminasi menjadi xantin.

5. Hipoxantin akan dioksidasi oleh enzim xantin oksidase membentuk xantin,

yang selanjutnya akan dioksidasi kembali oleh enzim yang sama menjadi asam

urat, yang merupakan produk akhir dari proses degradasi purin pada manusia.

Asam urat akan diekskresikan ke dalam urin.

 Degradasi Pirimidin

Asam nukleat akan mengalami hidrolisa oleh beberapa enzim (lihat katabolisme

purin), yang akhirnya akan menghasilkan basa pirimidin.

Pirimidin akan mengalami pemecahan cincin, hasil akhir katabolisme pirimidin

adalah beta-asam amino, amonia dan CO2. Lihat diagram di bawah.

2.3.3 Kelainan-Kelainan Metabolisme Purin dan Pirimidin

1. Kelainan Metabolisme Purin

Asam urat adalah produk akhir katabolisme purin pada manusia, guanin yang

berasal dari guanosin dan hiposantin yang berasal dari andenosin melalui

pembentukan santin keduanya dikonversi menjadi asam urat, reaksinya berturut-

14
turut dikatalisis oleh enzim guanase dan santin oksidase.Meningkatnya asam urat

dalam darah dikenal dengan hiperurikemia.

 Gout adalah suatu penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh

secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangan melalui

ginjal yang menurun atau peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout

terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat. Karna kadar nya yang

tinggi. Gout ditandai dengan: Serangan berulang dari athritis yang akut,

kadang disertai pembentukan kristal natrium urat yang besar dinamakan

tophus deformitas (kerusakan) sendi secara kronis, dan cedera pada ginjal.

 Sindrom Lesch-nyhan adalah suatu hiperurisemia over produksi yang sering

disertai litiasis asam urat serta sindrom self-mutilation terjadi karena tidak

berfungsinya enzim hipoxantin-guanin fosforibosil transferase yang

merupakan enzim pada penyelamatan pada reaksi purin.

 Penyakit von gierke adalah defisiensi glukosa fosfatase yang terjadi karena

sekunder akibat peningkatan atau pembentukan prekursor PRPP, ribosa 5-

fosfat, disamping itu asidosis laktat yang menyertai akan menikan ambang

ginjal untuk urat sehingga terjadi peningkatan total kadar urat dalam tubuh.

2. Kelainan metabolisme Pirimidin

Hasil akhir metabolisme pirimidin larut dalam air, tidak banyak kelainan yang

disebabkannya.

 Kelainan autosomal resesif

- Hereditary orotic aciduria

Tipe I:tipe yang lebih sering def. orotat fosforibosil transferase & orotidilat

dekarboksilase. Terjadi anemia megaloblastik, tdp kristal jingga dalam urine.

Tipe II :karena defisiensi orotidilat dekarboksilase

15
- Reye’s Syndrome

Gangguan pada mitokondria hati.

Orotikasiduria sekunder karena ketidakmampuan mitokondri memakai

karbamoil fosfat (pada defisiensi ornitin trankarbamoilase) overproduksi asam

orotat.

2.4 Aplikasi DNA Fingerprint

Teknik untuk mengidentifikasi suatu individu berdasarkan pada potongan DNA-nya.

Teknik ini idenya dikembangkan dari teknik sidik jari tradisional dalam arti fisik yang sudah

ada dan banyak digunakan dalam dunia forensik. Prosedur DNA fingerprinting memiliki

kesamaan dengan mencocokkan sidik jari seseorang dengan orang lain. Hanya saja

perbedaannya adalah proses ini dilakukan tidak menggunakan sidik jari, tetapi menggunakan

DNA individu karena secara individu DNA seseorang itu unik. DNA yang biasa digunakan

dalam tes adalah DNA mitokondria dan DNA inti sel. DNA yang paling akurat untuk tes

adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah sedangkan DNA dalam mitokondria

dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu, yang dapat berubah seiring dengan

perkawinan keturunannya.

Sistematika analisis DNA fingerprint sama dengan metode analisis ilmiah yang biasa

dilakukan di laboratorium kimia. Sistematika ini dimulai dari proses pengambilan sampel

sampai analisis dengan PCR. Pada pengambilan sampel dibutuhkan kehati-hatian dan

kesterilan peralatan yang digunakan. Setelah didapat sampel dari bagian tubuh tertentu, maka

dilakukan isolasi untuk mendapatkan sampel DNA. Bahan kimia yang digunakan untuk

isolasi adalah Phenolchloroform dan Chillex. Phenolchloroform biasa digunakan untuk

isolasi darah yang berbentuk cairan, sedangkan Chillex digunakan untuk mengisolasi barang

16
bukti berupa rambut.Lama waktu proses tergantung dari kemudahan suatu sampel di isolasi,

bias saja hanya beberapa hari atau bahkan bisa berbulan-bulan.

Tahapan selanjutnya adalah sampel DNA dimasukkan kedalam mesin PCR. Langkah

dasar penyusunan DNA fingerprint dengan PCR yaitu dengan amplifikasi (pembesaran)

sebuah set potongan DNA yang urutannya belum diketahui. Prosedur ini dimulai dengan

mencampur sebuah primer amplifikasi dengan sampel genomik DNA. Satu nanogram DNA

sudah cukup untuk membuat plate reaksi. Jumlah sebesar itu dapat diperoleh dari isolasi satu

tetes darah kering, dari sel-sel yang melekat pada pangkal rambut atau dari sampel jaringan

apa saja yang ditemukan di TKP. Kemudian primer amplifikasi tersebut digunakan untuk

penjiplakan pada sampel DNA yang mempunyai urutan basa yang cocok. Hasil akhirnya

berupa kopi urutan DNA lengkap hasil amplifikasi dari DNA Sampel. Selanjutnya kopi

urutan DNA akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya. Karena

urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola elektroforesis)

setiap individu juga berbeda. Pola pita inilah yang dimaksud DNA fingerprint. Adanya

kesalahan bahwa kemiripan pola pita bisa terjadi secara random (kebetulan) sangat kecil

kemungkinannya, mungkin satu diantara satu juta. Finishing dari metode ini adalah

mencocokkan tipe-tipe DNA fingerprint dengan pemilik sampel jaringan (tersangka pelaku

kejahatan).

17
Kemampuan ahli forensik dalam mengendus jejak kejahatan melalui metode analisis

DNA fingerprint merupakan suatu langkah maju dalam proses pengungkapan kejahatan di

Indonesia. Keakuratan hasil yang hampir mencapai 100% menjadikan metode

DNA fingerprint selangkah lebih maju dibandingkan proses biometri (identifikasi

menggunakan sidik jari, retina mata, susunan gigi, bentuk tengkorak kepala serta bagian

tubuh lainnya) yang telah lama digunakan kepolisian untuk identifikasi. Terlepas dari

keuntungannya itu, penerapan DNA fingerprint masih terbatas di Indonesia dikarenakan dana

yang dibutuhkan sangat mahal dan SDM forensik yang kurang, sehingga kepolisian RI

biasanya menerapkan standar prioritas untuk analisis ini, prioritas utama analisis biasanya

menyangkut kasus-kasus nasional seperti peristiwa peledakan bom atau untuk potongan

tubuh korban yang telah hancur, yang tidak dapat diidentifikasi lagi dengan proses biometri.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asam nukleat adalah biopolimer yang berbobot molekul tinggi yang terdiri atas

banyak molekul nukleotida yang mengandung informasi genetik. Asam nukleat tditemukan

pada semua sel hidup serta virus dan bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic

kemudian menerjemahkan informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas

bagi masing-masing sel. Asam nukleat adalah biopolimer yang berbobot molekul tinggi yang

terdiri atas banyak molekul nukleotida yang mengandung informasi genetik. Asam nukleat

tditemukan pada semua sel hidup serta virus dan bertugas untuk menyimpan dan mentransfer

genetic kemudian menerjemahkan informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang

khas bagi masing-masing sel. Metabolisme asam nukleat terdiri dari dua proses yaitu

anabolisme yaitu dengan cara mensisntesis purin dan primidin dan katabolisme dengan

degradasi purin dan primidin.

4.1 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari

kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak

sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan

saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Rahmawan, dkk. 2011. Makalah Biokimia Asam Nukleat. Malang : Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya

Santri, dkk. 2014. Metabolisme Nukleotida Purin dan Pirimidin. Makassar : Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin

Suharsono, Hamong. 2018. DNA Fingerprint Sebagai Aplikasi Metabolisme Asam Nukleat.

Denpasar : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

https://www.academia.edu/29825873/TUGAS_MAKALAH_BIOKIMIA_ASAM_NUKLEA

T_DAN_IMPLEMENTASINYA_DIII_ANALIS_KESEHATAN_STIKES_ABDI_NUSA_P

ALEMBANG

https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nukleat

https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_deoksiribonukleat

https://www.academia.edu/20134569/Biosintesis_purin

https://mhanafi123.files.wordpress.com/2010/01/9-met-purin-dan-pirimidin.pdf

https://blogs.uajy.ac.id/elvinadea/2015/09/01/dna-fingerprinting-2/

http://www.biotek.lipi.go.id/index.php/seputar-p2biotek/315-dna-fingerprint-metode-analisis-

kejahatan-pada-forensik

https://biotechnology78.wordpress.com/2017/12/26/dna-fingerprinting/

20

Anda mungkin juga menyukai