Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“BIOKIMIA ASAM NUKLEAT”

Dosen pengampu :

Siti Rani Ayuti, S.Pt., M.Si.

Disusun oleh :

Ayu Admaningsih
(2202001010012)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga
makalah tentang “Biokimia Asam Nukleat”.dapat terselesaikan dengan baik tanpa suatu
rintangan apapun.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Siti Rani Ayuti,S.Pt.,M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Biokimia Veteriner
2. Rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk menyempurnakan
makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya.

Banda Aceh, 22 Agustus 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................5

2.1 Apa itu Isu Lingkungan...........................................................................................5


2.2 Isu Lingkungan Global............................................................................................7
2.3 Isu Lingkungan Nasional.........................................................................................9
2.4 Isu Lingkungan Lokal..............................................................................................11

BAB III PENUTUP............................................................................................................13

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................17

3.2 Saran........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tubuh manusia tersusun atas berbagai macam senyawa organik salah satunya adalah apa
yang kita kenal sebagai Asam Nukleat. Asam Nukleat terdapat didalam inti sel, hal ini
mengindikasikan pentingnya Asam Nukleat dalam menopang seluruh proses kehidupan dalam
tubuh. Dalam kenyataannya, memang kode genetik yang tesimpan dalam rantaian DNA
digunakan untuk membuat protein, kapan, dimana dan seberapa banyak. sam nukleat merupakan
salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme
karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan juga
polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap
nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen
atau basa nukleotida (basa N). Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang mengawali
pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium Hoppe-Syler di
Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-sel
tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat
pada sejumlah protein. Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti
sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa
tetapi tidak larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan “nuclein” sekarang dikenal dengan
nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah satu senyawa
pembentuk sel dan jaringan normal. Asam nuldeat memegang peranan kunci dalam aktivitas
selular, terutama berkaitan dengan karakter sel dan sifat yang diturunkan dari generasi ke
generasi. Bertonggak pada riset Avery (1944), penemuan asam nukleat membuka cabang ilmu
baru, yaitu biologi molekuler yang pada hakikatnya adalah biokimia materi genetik. Berlanjut
pada keberhasilan Watson dan Crick dalam menentukan struktur heliks DNA (1953) yang
menghasilkan hadiah Nobel, bidang keilmuan ini berkembang pesat dalam dasawarsa terakhir.
Hal ini ditunjukkan oleh lebih dari selusinan hadiah Nobel yang diberikan pada capaian riset
terkait DNA dan RNA. Dimulai dari interpretasi kode genetik; elusidasi struktur dan fungsi
ribosom; ditemukannya enzim restriksi yang mengenali sisi spesifik pada DNA; metoda
penentuan sekuen asam nukleat; penemuan enzim serta protein yang terlibat dalam regulasi

3
replikasi, transkripsi, dan translasi; penemuan sifat katalitik RNA; metoda kimiawi berbasis
DNA; hingga perkembangan organ dan program kematian sel. Interpretasi kode genetik dan
fungsinya mengonfirmasi pentingnya biokimia asam nukleat untuk memahami secara rinci
mekanisme sifat menurun, menjelaskan kelainan dan penyakit menurun serta strategi
mengatasinya, serta berkembangnya teknologi rekayasa gen untuk meningkatkan kualitas produk
dan layanan dalam bidang pertanian, kesehatan, dan lingkungan. Sejak pemberian hadiah Nobel
pada tahun 1910 kepada Albrecht Kossel atas penemuan kimiawi asam nukleat, lebih dari 80%
penerima hadiah Nobel terkait riset asam nukleat adalah ahli biokimia atau penelitian dengan
riset yang menggunakan prinsip biokimia. Ini tentu tidak mengherankan karena biokimia
merupakan dasar pengembangan ilmu biologi molekuler, bioteknologi, bionano-teknologi, dan
biologi sintetik. Semua ini tidak terlepas dari perkembangan teknik analisis dan rekayasa asam
nukleat.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asam nukleat?

2. Apa saja jenis asam nukleat?

3. Apa yang dimaksud nukleosida dan nukleotida?

4. Apa fungsi dari asam nukleat?

5. Apa yang dimaksud dengan transkripsi dan translasi

6. Apa saja sifat-sifat fisika-kimia asam nukleat?

7. DNA dan RNA

1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian asam nukleat

2. Untuk mengetahui jenis asam nukleat

3. Untuk mengetahui pengertian nukleosida dan nukleotida


4. Agar kita dapat mengenal fungsi nukleosida dan nukleotida

5. Untuk mengetahui tentang transkripsi dan translasi

6. Mengetahui apa saja sifat-sifat fisika kimia asam nukleat

7. Untuk mengetahui apa itu DNA dan RNA

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asam Nukleat


Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang kompleks,
berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi genetik.
Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat (DNA) and Asam ribonukleat
(RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup serta pada virus. Asam nukleat dinamai
demikian karena keberadaan umumnya di dalam inti (nukleus) sel (Aryulina, dkk. 2003). Asam
nukleat merupakan polimer nukleotida yang berfungsi dalam penyimanan serta pemindahan
informasi genetik (Yuwono, 2009). Dua tipe utama asam nukleat adalah asam dioksiribonukleat
(DNA) dan asam ribonukleat (RNA) (Fessended, 1990). Asam nukleat adalah biopolymer yang
berbobot molekul tinggi dengan unit monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada
semua sel hidup dan bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic, kemudian
menerjemahkan informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-
masing sel. Asam Nukleat juga merupakan senyawa majemuk yang dibuat dari banyak nukleotida.
Bila nukleotida mengandung ribose, maka asam nukleat yang terjadi adalah RNA (Ribnucleic
acid = asam ribonukleat) yang berguna dalam sintesis protein. Bila nukleotida mengandung
deoksiribosa, maka asam nukleat yang terjadi adalah DNA (Deoxyribonucleic acid = asam
deoksiribonukleat) yang merupakan bahan utama pementukan inti sel. Dalam asam nukleat
terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda yaitu 2 purin dan 2 primidin. Baik dalm RNA maupun
DNA purin selalu adenine dan guanine. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam
DNA primidin selalu sitosin dan timin. Asam nukleat adalah makromolekul yang terdapat sebagai
polimer yang disebut polinukleotida. Seperti yang diindikasikan oleh namanya, setiap
polinukleotida terdiri atas monomermonomer yang disebut nukleotida (nucleotide). Setiap
nukleotida tersusun dari tiga bagian: basa nitrogen (nitrogenous base), gula berkarbon lima
(pentosa), dan gugus fosfat. Nukleotida yang tanpa gugus fosfat disebut nukleosida (Campbell,
dkk. 2008: 93). Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai nucleoprotein, yaitu
gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam nukleat dari jaringan-
jaringan tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap nucleoprotein terlebih dahulu menggunakan
larutan garam IM. Setelah nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-
protein dan asam nukleat dengan menambah asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati, atau
6
dengan menambah NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein (Wibowo, 2013). Cara lain
untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan enzim pemecah protein, misal
tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan asam triklorasetat, dapat pula memisahkan
asam nukleat. Denaturasi protein dalam campuran dengan asam nukleat itu dapat pula
menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat itu
mengandung pentosa, maka bila dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini
akan memberikan warna merah dengan anilina asetat atau warna kuning dengan
pbromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam, DNA akan
memberikan warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk ribosa dan deoksiribosa dapat
digunakan untuk keperluan identifikasi asam nukleat.Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan
tubuh sebagai nukleoprotein, yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk
memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap
nukleoprotein terlebih dahulu menggunakan larutan garam IM. Setelah nukleoprotein terlarut,
dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-protein dan asam nukleat dengan menambah asam-
asam lemah atau alkali secara hati-hati, atau dengan menambah NaCl hingga jenuh akan
mengendapkan protein. Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah
menggunakan enzim pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan
asam triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam campuran
dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat itu sendiri.
Oleh karena asam nukleat itumengandung pentosa, makabila dipanasi dengan asam sulfat akan
terbentuk furfural. Furfural ini akan memberikan warna merah dengan anilina asetat atau warna
kuning dengan p-bromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam,
DNA akan memberikan warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk ribosa dan
deoksiribosa dapat digunakan untuk keperluan identifikasi asam nukleat.

2.2 Struktur Kimia Asam Nukleat

Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid
(DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Dilihat dari strukturnya,
perbedaan di antara kedua macam asam nukleat ini terutama terletak pada komponen gula
pentosanya. Pada RNA gula pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula
pentosanya mengalami kehilangan satu atom O pada posisi C nomor 2’ sehingga
7
dinamakan gula 2’-deoksiribosa (Gambar 2.1.b).

Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa N-nya. Basa N, baik pada
DNA maupun pada RNA, mempunyai struktur berupa cincin aromatic heterosiklik
(mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu purin dan
pirimidin. Basa purin mempunyai dua buah cincin (bisiklik), sedangkan basa pirimidin
hanya mempunyai satu cincin (monosiklik). Pada DNA, dan juga RNA, purin terdiri atas
adenin (A) dan guanin (G). Akan tetapi, untuk pirimidin ada perbedaan antara DNA dan
RNA. Kalau pada DNA basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T), pada RNA
tidak ada timin dan sebagai gantinya terdapat urasil (U). Timin berbeda dengan urasil
hanya karena adanya gugus metil pada posisi nomor 5 sehingga timin dapat juga
dikatakan sebagai 5-metilurasil.

Gambar 2.1. Komponen-komponen asam nukleat


a) gugus fosfat b) gula pentosa c) basa N
Di antara ketiga komponen monomer asam nukleat tersebut di atas, hanya basa N lah yang
memungkinkan terjadinya variasi. Pada kenyataannya memang urutan (sekuens) basa N
pada suatu molekul asam nukleat merupakan penentu bagi spesifisitasnya. Dengan
perkataan lain, identifikasi asam nukleat dilakukan berdasarkan atas urutan basa N-nya
8
sehingga secara skema kita bisa menggambarkan suatu molekul asam nukleat hanya
dengan menuliskan urutan basanya saja.

2.3 Nukleosida dan Nukleotida

A. Nukleotida merupakan struktur pembentuk inti sel – DNA dan RNA yang penting untuk
perkembangan sel, fungsi-fungsi tubuh dan penggantian jaringan yang rusak. Nukleotida
tersebut terdapat di semua sel tubuh. Nukleotida adalah molekul yang tersusun dari gugus basa
heterosiklik, gula, dan satu atau lebih gugus fosfat. Basa penyusun nukleotida biasanya adalah
berupa purina atau pirimidina sementara gulanya adalah pentosa (ribosa), baik berupa
deoksiribosa maupun ribosa. Nukleotida juga berperan dalam metabolisme sel. Contohnya saja
nukleotida jenis Adenosin triposphat, yang merupakan pembawa energi utama ke dalam sel
tubuh. Sel tubuh tidak akan berfungsi tanpa nukleotida ini. Nukleotida juga berfungsi untuk
membantu sintesa lemak, karbohidrat, dan protein. Secara alami terbentuk didalam tubuh,
Nuleotida khususnya terdapat di dalam jaringan tubuh yang berganti secara cepat, misalnya:
jaringan kulit, sel darah merah dan putih, dan juga dalam sistem kekebalan tubuh. Tubuh dapat
membentuk nukleotida ini di dalam hati. Selain itu juga Nukleotida bisa didapatkan dari luar
tubuh melalui makanan yang konsumsi. Asam nukleat merupakan polimer besar dengan ukuran
yang bervariasi antara 25.000 /1.000.000 s/d 1milyar. Asam nukleat baik DNA maupun RNA
tersusun dari monomer nukleotida . Nukleotida tersusun dari gugus fosfat, basa nitrogen dan
gula pentosa. Basa nitrogen berasal dari kolompok purin dan pirimidin.Purin utama asam
nukleat adalah adenin dan guanin, sedangkan pirimidinnya adalah sitosin, timin danurasil.
Nukleotida merupakan nukleosida yang gugus gula pada posisi 5’-nya mengikat asam fosfat
(gugus fosfat) dengan ikatan ester. Nukleosida terdiri atas pentosa( deoksiribosa atau ribosa)
yang mengikat suatu basa (derivat purin atau pirimidin) melalui ikatan glikosida.Pentosa yang
berasal dari DNA ialah deoksiribosa dandari RNA ialah ribosa. Basa purin dan pirimidin
yangberasal dari DNA ialah adenin, guanin, sitosin dan timin.Sedangkan basa RNA terdiriatas
adenin, guanin, sitosin danurasil (Syahona,2011). Nukleotida yang merupakan monomer asam
nukleat (building block) memiliki banyak fungsi dalam metabolisme selular. Sebagai konstituen
asam nukleat, deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA), nukleotida berfungsi
sebagai gudang informasi genetik. Struktur protein dan metabolisme biomolekul dan komponen

9
selular lainnya merupakan produk informasi yang sudah terprogram dalam nukleotida. RNA
juga terdiri atas nukleotida yang memiliki banyak fungsi. Ribosomal RNA (rRNA) adalah
komponen ribosom yang bertanggungjawab pada sintesis protein. Massenger RNA (mRNA)
merupakan intermediet yang membawa informasi genetik dari suatu gen ke ribosom. Transfer
RNA (tRNA) adalah molekul yang menerjemahkan informasi pada mRNA untuk menentukan
asam amino spesifik. Selain gudang genetik, nukleotida juga merupakan bagian dari koenzim,
donor gugus fosforil (ATP dan GTP), donor gula (UDP dan GDP-gula) atau donor lipid (CDP-
asilgliserol). Bentuk energi pada metabolisme tubuh tergantung pada adanya transfer gugus
fosforil.

B. Nukleosida adalah molekul organik yang terdiri dari lima gula karbon yang melekat pada
basa nitrogen. Basa nitrogen dapat berupa basa nitrogen tergantung pada jenis nukleosida yang
akan dikembangkan. Jenis basa nitrogen yang paling umum digunakan sebagai penyusun
nukleosida adalah adenin, guanin, sitosin, timin, dll. Nukleosida dapat dibuat menjadi nukleotida
dengan hanya menempelkan satu atau lebih gugus fosfat ke dalamnya. Analog nukleosida sangat
penting dan terkenal terkait penggunaannya dalam obatobatan. Mereka bekerja sebagai
antikanker dan agen antivirus juga. Sebutan lain Nukleosida merupakan bagian dari nukleotida
tanpa gugus fosfat. Dengan demikian, nukleosida tersusun dari gula ribosa atau deoksiribosa dan
basa nitrogen. Nukleosida merupakan kerangka dasar bagi terbentuknya AMP, ADP, dan ATP.
Proses pembentukan ketiga senyawa pembawa energi kimia ini biasanya terjadi di mitokondria
sebagai bagian dari reaksi katabolisme/respirasi. nukleosida adalah penyusun nukleotida dan
dapat diberi nama trivial.Nukleotida terdiri dari purin atau primidin yaitu senyawa basa yang
mengandung N, gula pentose (ribosaatau deoksiribosa), dan fosfat. Kebanyakan nukleotida
merupakan bahan pembentuk asam nukleat. ADP (adenosine difosfat) dan ATP (adenosine
trifosfat) adalah modifikasi nukleotida tertentu yang penting dalam mobilisasi energy dalam sel.
ATP dibuat dari ADP melalui penambahan gugus fosfat yang berenergi tinggi.Nukleotida dalam
spiral ganda molekul asam nukleat terikat di antara dua basa tersebut tetapi ikatan itu hanya di
antara adenine dan timin (pada DNA) atau di antara adenine dan urasil (pada RNA) dan di antara
guanine dan sitosin (Syahona,2011).

Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat. Molekul nukleosida terdiri
atas pentosa ( deoksiribosa atau ribose ) yang mengikat suatu basa (purin atau pirimidin). Jadi
apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis sempurna akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa
10
dan basa purin atau pirimidin.

2.4 Fungsi Asam Nukleat


DNA mengandung gen, informasi yang mengatur sintesis protein dan RNA. DNA mengandung bagian-
bagian yang menentukan pengaturan ekspresi gen (promoter, operator, dll.). Ribosomal RNA
(rRNA) merupakan komponen dari ribosom, mesin biologis pembuat protein Messenger RNAs
(mRNA) merupakan bahan pembawa informasi genetik dari gen ke ribosom. Transfer RNAs
(tRNAs) merupakan bahan yang menterjemahkan informasi dalam mRNA menjadi urutan asam
amino RNAs memiliki fungsi-fungsi yang lain, di antaranya fungsi-fungsi katalis. Asam nukleat
merupakan molekul raksasa yang memiliki fungsi khusus yaitu, menyimpan informasi genetik dan
menerunkannya kepada keturunanya. Susunan asam nukleat yang menentukan apakah mahluk itu
menjadi hewan , tumbuhan, maupun manusia. Begitu pula susunan dalam sel, apakah sel itu
menjadi sel otot maupun sel darah. Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan,
menstransmisi, dan mentranslasi informasi genetik; metabolisme antara(intermediary metabolism)
dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa energi; koenzim pemindah asam asetat, zat
gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi reduksi.

2.5 Transkripsi dan Translasi


a. Transkripsi

Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan DNA meniadi
molekul RNA. Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi sifat-sifat genetik yang nantinya
akan muncul sebagai fenotipe. Urutan nukleotida pada salah satu untaian molekul RNA digunakan
sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul RNA yang komptementer. Mekanisme Dasar
Transkripsi adalah sebagai berikut : • Transkripsi (sintesis RNA) dilakukan melalui beberapa
tahapan yaitu: 1. Faktor-faktor yang mentendalikan transkripsi menempel pada bagian promoter. 2.
Penempelan faktor-faktor pengendali transkripsi menyebabkan terbentuknyakompleks promoter
yang terbuka (open promoter complex). 3 . RNA pofimerase membaca cetakan (DNA template)
11
dan mulai melakukan pengikatan nukleotida yang komplementer dengan cetakannya. 4. Setelah
terjadi proses pemanjangan untaian RNA hasil sintesis, selanjutnya diikuti dengan proses
pengakhiran (terminasi) transkripsi yang ditandai dengan pelepasan RNA polimerase dari DNA
yang ditranskripsi

b. Translasi

Translasi adalah proses penerjemah urutan nucleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian
asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Hanya molekul mRNA yang ditranslasi,
sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan) urutan DNA
yang menyusun suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame, kerangka baca terbuka). Molekul rRNA
adalah salah satu molekul penyusun ribosom, yakni organel tempat berlangsungnya sintesis protein, tRNA
adalah pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan menjadi rantai polipeptida. Dalam proses
translasi, rangkaian nukleotida pada mRNA akan dibaca tiap tiga nukleotida sebagai satu kodon untuk satu
asam amino, dan pembacaan dimulai dari urutan kodon metionin (ATG pada DNA atau AUG pada RNA).

2.6 .Sifat-Sifat Fisika-Kimia Asam Nukleat

Di bawah ini akan dibicarakan sekilas beberapa sifat fisika-kimia asam nukleat. Sifatsifat tersebut
adalah stabilitas asam nukleat, pengaruh asam, pengaruh alkali, denaturasi kimia, viskositas, dan
kerapatan apung.

Stabilitas asam nukleat

Ketika kita melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau pun struktur sekunder RNA,
sepintas akan nampak bahwa struktur tersebut menjadi stabil akibat adanya ikatan hidrogen di
antara basa-basa yang berpasangan. Padahal, sebenarnya tidaklah demikian. Ikatan hidrogen di
antara pasangan-pasangan basa hanya akan sama kuatnya dengan ikatan hidrogen antara basa dan
molekul air apabila DNA berada dalam bentuk rantai tunggal. Jadi, ikatan hidrogen jelas tidak
berpengaruh terhadap stabilitas struktur asam nukleat, tetapi sekedar menentukan spesifitas
perpasangan basa. Penentu stabilitas struktur asam nukleat terletak pada interaksi penempatan
(stacking interactions) antara pasangan-pasangan basa. Permukaan basa yang bersifat hidrofobik
menyebabkan molekul-molekul air dikeluarkan dari sela-sela perpasangan basa sehingga
perpasangan tersebut menjadi kuat. Pengaruh asam Di dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya

12
HClO4 dengan suhu lebih dari 100ºC, asam nukleat akan mengalami hidrolisis sempurna menjadi
komponen-komponennya. Namun, di dalam asam mineral yang lebih encer, hanya ikatan
glikosidik antara gula dan basa purin saja yang putus sehingga asam nukleat dikatakan bersifat
apurinik.

Pengaruh alkali

Pengaruh alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan terjadinya perubahan status tautomerik basa.
Sebagai contoh, peningkatan pH akan menyebabkan perubahan struktur guanin dari bentuk keto
menjadi bentuk enolat karena molekul tersebut kehilangan sebuah proton. Selanjutnya, perubahan
ini akan menyebabkan terputusnya sejumlah ikatan hidrogen sehingga pada akhirnya rantai ganda
DNA mengalami denaturasi. Hal yang sama terjadi pula pada RNA. Bahkan pada pH netral
sekalipun, RNA jauh lebih rentan terhadap hidrolisis bila dibadingkan dengan DNA karena adanya
gugus OH pada atom C nomor 2 di dalam gula ribosanya.

Denaturasi kimia

Sejumlah bahan kimia diketahui dapat menyebabkan denaturasi asam nukleat pada pH netral. Contoh yang
paling dikenal adalah urea (CO(NH2)2) dan formamid (COHNH2). Pada konsentrasi yang relatif tinggi,
senyawa-senyawa tersebut dapat merusak ikatan hidrogen. Artinya, stabilitas struktur sekunder asam nukleat
menjadi berkurang dan rantai ganda mengalami denaturasi.

Viskositas

DNA kromosom dikatakan mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi karena diameternya hanya
sekitar 2 nm, tetapi panjangnya dapat mencapai beberapa sentimeter. Dengan demikian, DNA
tersebut berbentuk tipis memanjang. Selain itu, DNA merupakan molekul yang relatif kaku
sehingga larutan DNA akan mempunyai viskositas yang tinggi. Karena sifatnya itulah molekul
DNA menjadi sangat rentan terhadap fragmentasi fisik. Hal ini menimbulkan masalah tersendiri
ketika kita hendak melakukan isolasi DNA yang utuh.

Kerapatan apung

Analisis dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan kerapatan apung (bouyant density)-
nya. Di dalam larutan yang mengandung garam pekat dengan berat molekul tinggi, misalnya
sesium klorid (CsCl) 8M, DNA mempunyai kerapatan yang sama dengan larutan tersebut, yakni
sekitar 1,7 g/cm3 . Jika larutan ini disentrifugasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, maka garam
13
CsCl yang pekat akan bermigrasi ke dasar tabung dengan membentuk gradien kerapatan. Begitu
juga, sampel DNA akan bermigrasi menuju posisi gradien yang sesuai dengan kerapatannya.
Teknik ini dikenal sebagai sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan (equilibrium
density gradient centrifugation) atau sentrifugasi isopiknik.

2.7 Sifat-Sifat Spektroskopik-Termal Asam Nukleat

Sifat spektroskopik-termal asam nukleat meliputi kemampuan absorpsi sinar UV, hipokromisitas,
penghitungan konsentrasi asam nukleat, penentuan kemurnian DNA, serta denaturasi termal dan
renaturasi asam nukleat. Masing-masing akan dibicarakan sekilas berikut ini.

Absorpsi UV

Asam nukleat dapat mengabsorpsi sinar UV karena adanya basa nitrogen yang bersifat aromatik;
fosfat dan gula tidak memberikan kontribusi dalam absorpsi UV. Panjang gelombang untuk
absorpsi maksimum baik oleh DNA maupun RNA adalah 260 nm atau dikatakan λmaks = 260 nm.
Nilai ini jelas sangat berbeda dengan nilai untuk protein yang mempunyai λmaks = 280 nm. Sifat-
sifat absorpsi asam nukleat dapat digunakan untuk deteksi, kuantifikasi, dan perkiraan
kemurniannya.

Hipokromisitas

Meskipun λmaks untuk DNA dan RNA konstan, ternyata ada perbedaan nilai yang bergantung
kepada lingkungan di sekitar basa berada. Dalam hal ini, absorbansi pada λ 260 nm (A260)
memperlihatkan variasi di antara basa-basa pada kondisi yang berbeda. Nilai tertinggi terlihat pada
nukleotida yang diisolasi, nilai sedang diperoleh pada molekul DNA rantai tunggal (ssDNA) atau
RNA, dan nilai terendah dijumpai pada DNA rantai ganda (dsDNA). Efek ini disebabkan oleh
pengikatan basa di dalam lingkungan hidrofobik. Istilah klasik untuk menyatakan perbedaan nilai
absorbansi tersebut adalah hipokromisitas. Molekul dsDNA dikatakan relatif hipokromik (kurang
berwarna) bila dibandingkan dengan ssDNA. Sebaliknya, ssDNA dikatakan hiperkromik terhadap
dsDNA
14
2.8 DNA dan RNA

a. Ikatan Fosfodiester

Molekul nukleotida akan membentuk asam nukleat dengan membentuk ikatan fosfodiester dimana
gugus 5’-fosfat pada unit nukleotida akan berikatan dengan gugus 3’- hidroksil pada unit
nukleotida lainnya. Ikatan kovalen pada asam nukleat terdiri atas gugus fosfat dan gula pentosa
yang linear dengan basa nitrogen heterosiklik sebagai interval cabangnya. Semua ikatan
fosfodiester dapat membentuk rantai panjang yang linear dengan polaritas spesifik pada 5’-end dan
3’-end. Ujung nukleotida yang memiliki posisi 5’ dinamakan 5’-end sedangkan ujung lainnya yang
memiliki posisi 3’ dinamakan 3’-end. Berdasarkan konvensi, rantai single asam nukleat selalu
digambarkan dengan 5’-end pada kiri dan 3’-end pada kanan sehingga arahnya 5’  3’.

15
b. DNA

Organisme menterjemahkan informasi spesifik berupa jenis asam amino yang akan menyusun
protein dari nukleotida yang menyusun DNA. Kode pada DNA terdiri dari banyak kombinasi 4
jenis basa nitrogen pada nukleotida. Informasi yang diterjemahkan dari DNA akan digunakan pada
setiap metabolisme pada organisme. Rantai tunggal DNA selalu memiliki gugus 5’ fosfat bebas
pada satu ujung dan gugus 3’ hidroksil pada ujung lainnya. Molekul DNA pada organisme berupa
dua rantai doble heliks. Jika suatu rantai DNA memiliki kode GTCCAT maka susunannya adalah
5’ pGpTpCpCpApT – OH 3’. Aturan Chargaff menyatakan bahwa proporsi A selalu sama dengan
T dan proporsi G selalu sama dengan C (A=T dan G=C) sehingga proporsi purin sama dengan
pirimidin. Rosalind Franklin membuat struktur tiga dimensi berdasarkan studi X-ray Diffraction
yang kemudian diperbaiki oleh James Watson dan Francis Crick. Double heliks terjadi karena
adanya ikatan dua basa nitrogen yang ada pada dua rantai membentuk pasangan basa. Molekul
dupleks DNA terdiri dari rantai paralel dan antiparalel dimana satu rantai 3’ ke 5’ dan rantai
lainnya 5’ ke 3’. Pasangan basa membentuk ikatan planar yang menghasilkan interaksi hidrofobik
yang menstabilkan molekul. Model DNA Watson and Crick menyatakan bahwa adenin membentuk
dua ikatan hidrogen dengan timin dan guanin membentuk tiga ikatan hidrogen dengan sitosin.

16
c. RNA

RNA memiliki struktur yang mirip dengan DNA tetapi memiliki dua perbedaan. Pertama, molekul
RNA mengandung gula ribosa dimana karbon nomor 2 berikatan dengan gugus hidroksil,
sedangkan pada struktur DNA gugus hidroksil tersebut diganti dengan atom hidrogen. Kedua,
molekul RNA mengandung basa nitrogen urasil sedangkan DNA mengandung timin. Jika struktur
tiga dimensi DNA adalah double heliks, maka struktur RNA adalah rantai tunggal. RNA dapat
dihidrolisis oleh alkali menjadi 2’,3’ diester siklik mononukleotida.

17
Molekul RNA pada sitoplasma yang menjadi template sintesis protein dinamakan dengan
messenger RNA (mRNA). Molekul ribosomal RNA (rRNA) berkontribusi pada formasi dan fungsi
ribosom sedangkan transfer RNA (tRNA) melakukan translasi informasi RNA menjadi polimer
asam amino. RNA juga memiliki struktur sekunder dimana antar basa nitrogen penyusunnya
memiliki ikatan hidrogen.

18
BAB III

PENUTUP

2.7 Kesimpulan

Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang kompleks,
berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi genetik.
Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat penting dalam
kehidupan organisme karena di dalamnyatersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering
dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida
sebagaimonomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugusfosfat, gula
pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N).

Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA)
dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Dilihat dari strukturnya, perbedaan di antara
kedua macam asamnukleat ini terutama terletak pada komponen gula pentosanya. Pada RNA gula
pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalamikehilangan satu atom
O pada posisi C nomor 2’ sehingga dinamakan gula 2’- deoksiribosa

Nukleotida adalah molekul yang tersusun dari gugus basa heterosiklik, gula, dan satu atau lebih
gugus fosfat. Basa penyusun nukleotida biasanya adalah berupa purina atau pirimidina sementara
19
gulanya adalah pentosa (ribosa), baik berupa deoksiribosa maupun ribosa. Nukleotida juga
berperan dalam metabolisme sel.

Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat. Molekul nukleosida terdiri
atas pentosa ( deoksiribosa atau ribose ) yang mengikat suatu basa (purin atau pirimidin). Jadi
apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis sempurna akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa
dan basa purin atau pirimidin.

Asam nukleat memiliki fungsi, yaitu menyimpan, menstransmisi, dan mentranslasi informasi
genetik; metabolisme antara(intermediary metabolism) dan reaksi-reaksi informasi energi;
koenzim pembawa energi; koenzim pemindah asam asetat, zat gula, senyawa amino dan
biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi reduksi.

Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan DNA meniadi
molekul RNA. Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi sifat-sifat genetik yang nantinya
akan muncul sebagai fenotipe. Urutan nukleotida pada salah satu untaian molekul RNA digunakan
sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul RNA yang komptementer.

Translasi adalah proses penerjemah urutan nucleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi
rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Hanya molekul mRNA
yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Molekul mRNA merupakan
transkrip (salinan) urutan DNA yang menyusun suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame,
kerangka baca terbuka). Molekul rRNA adalah salah satu molekul penyusun ribosom, yakni
organel tempat berlangsungnya sintesis protein, tRNA adalah pembawa asam-asam amino yang
akan disambungkan menjadi rantai polipeptida

Ada beberapa sifat fisika-kimia asam nukleat adalah stabilitas asam nukleat, pengaruh asam,
pengaruh alkali, denaturasi kimia, viskositas, dan kerapatan apung.Sifat spektroskopiktermal asam
nukleat meliputi kemampuan absorpsi sinar UV, hipokromisitas, penghitungan konsentrasi asam
nukleat, penentuan kemurnian DNA, serta denaturasi termal dan renaturasi asam nukleat.

Molekul nukleotida akan membentuk asam nukleat dengan membentuk ikatan fosfodiester
dimana gugus 5’-fosfat pada unit nukleotida akan berikatan dengan gugus 3’- hidroksil pada unit
nukleotida lainnya. Organisme menterjemahkan informasi spesifik berupa jenis asam amino yang
akan menyusun protein dari nukleotida yang menyusun DNA. Kode pada DNA terdiri dari banyak

20
kombinasi 4jenis basa nitrogen pada nukleotida. Informasi yang diterjemahkan dari DNA akan
digunakan pada setiap metabolisme pada organisme. Rantai tunggal DNA selalu memiliki gugus 5’
fosfat bebas pada satu ujung dan gugus 3’ hidroksil pada ujung lainnya. RNA memiliki struktur
yang mirip dengan DNA tetapi memiliki dua perbedaan. Pertama, molekul RNA mengandung gula
ribosa dimana karbon nomor 2 berikatan dengan gugus hidroksil, sedangkan pada struktur DNA
gugus hidroksil tersebut diganti dengan atom hidrogen

21
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah., dkk . 2003 .Biologi Jilid 3 .Jakarta : Erlangga


Anonymous.e.2011. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2104000-
pengertianasam-nukleat/. Diakses tanggal 22 Agustus 2022
Anonymous.f.2011. http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2122803-
pengertianasam-nukleat/. Diakses tanggal 22 Agustus 2022
Campbell, N.A., dkk. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil A. 2002. Biologi Edisi Kelima. Jakarta. Penerbit: Erlangga
Wikiwand. 2018.Nukleosida. http://www.wikiwand.com/id/Nukleosida. Diakses pada 24
Agustus 2022
https://www.edubio.info/2016/08/dna-dan-rna-pengertian-dan-struktur.html
Hisman. 2015. Perbedaan Nukleotida dan Nukleosida.
Kliksma. 2004.Pengertian Nukleotida dan Fungsinya.
https://diploma.chemistry.uii.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/3.-Asam-Nukleat-
dan-Nukleotida.pdf. Diakses pada 21 Agustus 2022
https://www.edubio.info/2016/08/dna-dan-rna-pengertian-dan-struktur. Diakses
pada 21 Agustus 2022

22

Anda mungkin juga menyukai