Pengertian Kepribadian
Kepribadian atau dalam bahasa inggris personality. Sedangkan personality berasal
dari bahasa latin pesona berarti para aktor yang menggunakan topeng dalam suatu
pertunjukan atau permainan. Pada saat pertunjukan para aktor menyembunyikan kepribadian
aslinya dan menampilkan dirinya sesuai dengan kepribadian topeng yang dipakai. Personality
yaitu tingkat laku yang ditampakkan kelingkungan sosial mengenai diri yang diinginkan agar
dapat ditangkap oleh lingkungan sosial. Selain itu, kepribadian secara umum diartikan sebagai
corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap
yang melekat pada seseorang saat berinteraksi dengan orang lain atau menganggapi suatu
keadaan.
Menurut Gordol W Allport mengungkapkan bahwa kepribadian merupakan satu
kesatuan yang dinamis di dalam diri setiap individu sebagai sistem psikofisis yang akan
menentukan cara yang khas untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Sedangkan
menurut Scheneider menjelaskan bahwa penyesuaian diri sebagai proses respon individu baik
yang bersifat behavior maupun mental untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri,
ketegangan emosi, frustasi dan konflik, serta menjaga keseimbangan antara pemenuhan
kebutuhan tersebut dengan norma lingkungan.
Dalam teori psikologi kepribadian, istilah-istilah kepribadian diberi makna yang berbeda-
beda. Makna itu antara lain:
Personality (kepribadian) adalah penggambaran tingkah laku tanpa memberi nilai
(devaluative).
Character (karakter) adalah penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai
(benar atau salah, baik atau buruk) baik secara eksplisit maupun implisit.
Disposition (watak) adalah karakter lama yang tidak pernah berubah sampai sekarang.
Temperamen (temperamen) adalah kepribadian yang erat kaitannya dengan nilai
biologik atau fisiologik dan garis keturunan.
Traits (sifat) adalah respon terhadap sekumpulan stimulus yang sama dan berlangsung
dalam waktu yang relatife lama.
Type-attribute (ciri) pengartiannya mirip dengan sifat, namun dalam kumpulan stimulus
yang lebih terbatas.
Habit (kebiasaan) adalah respon yang sama dan berulang untuk stimulus yang sama.
Sedangkan menurut Abin Syamsuddin (2003) bahwa didalam aspek kepribadian mencakup
beberapa hal berikut:
Karakter, kesesuaian dalam mematuhi etika perilaku, dan konsisten tidaknya dalam
pendirian atau pendapat.
Temperamen, cepat lambatnya seseorang dalam bereaksi terhadap rangsangan-
rangsangan dari lingkungan.
Sikap, respon terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
Stabilitas emosi, kekuatan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan, misal:
mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa.
Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau
perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau
melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
Sosiabilitas, cepat lambatnya yang berkaitan dengan hubungan interpersonal, misal: sifat
pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Struktur kepribadian
a. Struktur Kepribadian menurut Sigmund Freud
Sigmund Freud merupakan tokoh yang terkenal dengan teori psikoanalisis yang
mengungkapkan bahwa kepribadian merupakan struktur yang terdiri dari tiga system,
yaitu id (da es), ego (das ich), super ego (das ueber ich). Berikut ini penjelasan dari ketiga
sistem tersebut:
Id (das es)
Istilah lain yang dipakai adalah system der umbewussten. Aspek ini berhubungan dengan
biologis yang merupakan sistem asli didalam kepribadian manusia sebagai dunia batin yang
subjektuf dan tidak ada hubungan langsung dengan dunia objektif. Energi psikis id dapat
meningkat apabila ada rangsangan yang datang dari luar atau dari dalam. Energi yang meningkat
dapat menimbulkan ketegangan atau pengalaman tidak menyenangkan, kemudian id berusaha
untuk mereduksi. Energi tubuh dan kepribadian dijembatani oleh id dengan insting. Insting yang
bersumber dari kebutuhan jasmani merupakan sumber perangsang somatis dan psikologis untuk
mencapai suatu pemenuhan kebutuhan. Jadi, prinsip id yaitu menghindar dari ketidakenakan dan
mengejar keenakan atau the pleasure principle.
Ego (das ich)
Istilah lain yang dipakai adalah system de bewussten vorbewussten. Aspek ini
berhubungan dengan psikologis manusia pada kenyataan (realita). Ego ini dapat membedakan
mana sesuatu yang hanya dalam batin dan mana yang sesuai kenyataan. Ego juga dianggap
sebagai aspek eksekutif kepribadian yang mengontrol jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan
yang dapat dipenuhi dan memilih objek-objek yang dapat memenuhi kebutuhan. Ego ini
berperan dalam mempersatukan antara id dan super ego dengan mengekang tindakan impulsife
dan irasional serta membentuk pertahanan diri yang bersifat mekanisme (defence mechanism).
Jadi, prinsip ego yaitu berpikir secara realistis dengan perencanaan dan pengujian (reality
testing).
Super ego (das ueber ich)
Aspek ini berhubungan dengan sosiologi kepribadian yang mewakili nilai tradisional
serta cita-cita masyarakat. Super ego memiliki fungsi utama dalam menentukan apakah sesuatu
itu benar atau salah, pantas atau tidak pantas sehingga pribadi beertindak sesuai dengan moral
masyarakat. Jadi, prinsip super ego yaitu mendorong seseorang untuk mengontrol tindakannya
secara otonom.
Adapun fungsi pokok super ego yang berkaitan dengan ketiga sistem kepribadian ini yaitu:
Merintangi impuls-impuls id, terutama impuls seks dan agresif yang banyak berhubungan
dengan norma-norma atau hukum.
Mendorong ego agar lebih mampu menangkap hal-hal yang dibutuhkan berdasarkan
prinsip moralitas daripada realitas.
Mengejar kesempurnaan pribadi.
b. Struktur Kepribadian menurut Kurt Lewin
Kurt Lewin merupakan tokoh yang terkenal dalam mengembangkan psikologi medan. Struktur
kepribadian yang diungkapkan Lewin yaitu:
Pribadi adalah sifat individu yang saling berhubungan dan menimbulkan ruang hidup
antara sesama manusia dan lingkungan.
Lingkungan psikologis adalah bagian dari ruang hidup yang ditentukan oleh sifat-sifat
lingkungan yang objektif dan sifat-sifat pribadi individu.
Ruang hidup (medan psikologis) adalah keseluruhan realitas psikologis yang terdiri dari
semua fakta-fakta yang bisa mempengaruhi tingkah laku. Tingkah laku manusia adalah fungsi
daripada ruang hidup yang merupakan hasil hubungan antara pribadi dan lingkungan.
c. Struktur Kepribadian menurut Gordon Willard Allport
Gordon W. Allport merupakan tokoh yang terkenal dalam mengembangkan teori
psikologi individu yang mengungkapkan bahwa struktur kepribadian manusia dinyatakan
dalam bentuk sifat (trait) dan tingkah laku manusia didorong sifat-sifat (traits). Sifat (trait)
merupakan sistem neuropsikis yang dalam penalaran dan diarahkan dengan kemampuan
menghadapi rangsangan secara bersamaan dan membimbing perilaku adaptif dan ekspresif.
Menurut Allport perkembangan kepribadian sesuai dengan perubahan perkembangannya,
antara lain:
Anak – anak: pada masa neonatus awal dari perkembangan kepribadian anak ada, seperti
gerakan – gerakan refleks. Pada masa ini, anak mampu memberikan reaksi ekspresi emosi
yang cenderung menetap dan akan terus berlanjut pada masa – masa berikutnya.
Transformasi anak – anak: perubahan dan perkembangan kepribadian manusia akan terlihat
dari diferensiasi, integrase, pematangan, belajar, kesadaran, harga diri, inferioritas ataupun
kompensasi, mekanisme psikoanalitis, otonomi fungsional, reorientasi mendadak trauma,
extension self, objektivitas, insting, humor, dan pandangan hidup.
Masa dewasa: pada masa dewasa ini faktor terpenting dalam menentukan tingkah laku dan
kepribadian adalah sifat-sifat (traits) yang terorganisasi dan selaras. Menurut Allport
seseorang dikatakan telah dewasa kepribadiannya apabila:
1) Memiliki extension selft, dimana kehidupannya tidak sepenuhnya terikat pada kebutuhan –
kebutuhan yang langsung, tetapi ada gambaran ke masa depan (planning and hoping)
2) Self objection, kemampuan dalam memiliki insight dan humor. Insight merupakan
kemampuan seseorang dalam mengenal dirinya. Sedangkan humor tidak hanya pada
kemampuan dalam mengerti, namun juga mendapatkan kesenangan, mempertahankan diri
pada objek – objek yang disenangi serta menyadari ketidakselarasan.
3) Filsafat hidup, latar belakang yang mendasari segala sesuatu yang dikerjakan dapat
memberikan arti dan tujuan. Perilaku religius merupakan salah satu hal penting dalam
perkembangan kepribadian.
Ciri-ciri kepribadian
Setiap orang memiliki kepribadiannya sendiri, dari kepribadian yang sehat atau
kepribadian yang tidak sehat. Berikut adalah ciri – ciri kepribadian tersebut
menurut Elizabeth:
o Kepribadian yang sehat
1) Mampu menilai diri sendiri secara apa adanya tentang kelebihan dan
kekurangannya baik secara fisik, pengetahuan, keterampilan, dan
sebagainya.
2) Mampu menilai situasi secara apa adanya dan menghadapi situasi atau
kondisi kehidupan yang dialaminya secara nyata dan mau menerima
secara wajar serta tidak menginginkan kondisi kehidupan yang
sempurna.
3) Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara apa adanya dan menilai
keberhasilan yang diperoleh dan merespon secara rasional (tidak
menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex)
apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika
mengalami kegagalan, tidak meresponnya dengan frustasi, tetapi
dengan sikap optimisme.
4) Menerima tanggung jawab dan memiliki keyakinan pada
kemampuannya untuk mengatasi masalah – masalah kehidupan yang
dihadapi.
5) Kemandirian, bersifat mandiri dalam berfikir dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dilingkungan.
6) Mengontrol emosi, merasa nyaman dengan emosinya dan mampu
menghadapi situasi (frustasi, depresi, atau stress) secara positif atau
konstruktif.
7) Berorientasi pada tujuan, merumuskan tujuan – tujuan dalam setiap
aktivitas dan kehidupan berdasarkan pertimbangan secara rasional
bukan atas dasar paksaan dari luar dan berusaha mencapai tujuan
dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan
dan keterampilan.
8) Penerimaan sosial, mau berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan
menjalin hubungan baik dengan orang lain.
9) Memiliki filsafat hidup, hidupnya terarah berdasarkan filsafat hidup
yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
10) Berbahagia, kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh
faktor – faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan
affection (kasih sayang).
3 .Pengertian kepribadian
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
BAB mengartikan bahwa individu mempunyai kemampuan untuk mengatur
sistem dalam diri dan perilakunya. Seseorang akan menampilkan sesuatu untuk
dipersepsikan oleh orang lain. Sebagai individu, manusia itu harus mampu bersikap
aktif dan dinamis dalam meningkatkan kesadaran diri, pengetahuan diri, kecerdasan
diri, identitas diri, bakat dan potensi diri, kualitas diri, serta pemenuhan cita – cita,
keinginan dan tujuan hidup yang diinginkan.
Proses pengembangan seseorang itu membutuhkan kerja keras, waktu, ketekunan,
dan kesabaran. Hal ini berarti bahwa untuk merancang diri menuju pertumbuhan
pribadi yang unggul tidak didapat dengan jalan instan. Terjadinya kegagalan dan
kemunduran perlu disikapi dengan penuh kesadaran agar dapat bangkit kembali, lalu
menata kembali kepribadian yang lebih baik untuk menghadapai kehidupan dan
pekerjaan sesuai realita.
B. TEORI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MENURUT PARA AHLI
1. Sigmund Freud
Tokoh ini dikenal dengan teorinya tentang Psikoanalisis Klasik pada tahun 1856 –
1939. Teori tersebut mengungkapkan bahwa struktur kepribadian merupakan
kehidupan jiwa yang memiliki tiga tingkat kesadaran yakni sadar, pra sadar, dan
tidak sadar atau bawah sadar. Selain itu ada id, ego, dan super ego. Id berkaitan
dengan prinsip kesenangan, ego berkaitan dengan prinsip kenyataan, dan super
ego berkaitan dengan penjagaan moral atau kata hati. Menurut S Freud tahap
perkembangan psikoseksual yakni oral, anal, phalik, laten, genital.
Teori psikoanalisa lebih menegaskan perkembangan psikologis saat usia awal (0 –
5 th). Pada usia ini tingkah laku balita dapat terlihat missal saat bayi menangis
tanpa penyebab yang jelas maka apabila diberikan sesuatu dimasukkan kedalam
mulutnya akan segera terdiam karena sudah tercapai kepuasannya. Fase tugas
perkembangan yang dilewati oleh bayi tersebut adalah fase oral. Tugas
perkembangan seterusnya akan dialami oleh manusia sesuai tahapan pertambahan
usianya. Apabila secara alami tidak terpenuhi kebutuhan tersebut maka pada saat
ketika sudah terlewati akan terjadi masalah penyimpangan perkembangan
kepribadian bahkan sampai dengan penyimpangan kejiwaan.
2. Alfred Alder
Tokoh ini dikenal dengan teorinya tentang Psikologi Individual pada tahun 1870 –
1937. Teori tersebut menjelaskan tentang pengertian pokok kepribadian. Berikut
penjelasan dari Alfred Alder:
A. Individualitas sebagai pokok persoalannya yang berarti bahwa pentingnya
sifat individual daripada hanya sekedar kepribadian.
B. Pandangan Teleologis (Finalisme Semu) yang berarti bahwa manusia
dihadapkan pada gambaran – gambaran yang semu dan akan memungkinkan
manusia menghadapi realita dengan baik.
C. Terdapat dua dorongan pokok yang mendasari tingkah laku manusia, yakni:
1) Dorongan kemasyarakatan, yang mendorong manusia untuk mengabdi ke
masyarakat.
2) Keakuan, yang mendorong manusia mengabdi pada diri sendiri.
3) Rasa rendah diri dan kompensasi, yang menjadi pendorong bagi segala
perbaikan dalam kehidupan manusia.
3. Karen Horney
Tokoh ini dikenal dengan teorinya tentang teori kepribadian pada tahun 1885 –
1952. Teori tersebut menjelaskan bahwa dasar kepribadian terbentuk pada tahun –
tahun pertama kehidupan anak. Perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh
faktor sosial (antara ornag tua dan anak) bukan dorongan biologis. Teori ini
menekankan perkembangan manusia pada faktor budaya dibandingkan faktor
biologis. Hal ini terkait dengan perbedaan jenis kelamin. Kehidupan anak – anak
dimulai dengan basic anxiety, tetapi hal itu dapat diatasi dengan asuhan yang baik
dari orang tua atau orang lain.