Anda di halaman 1dari 13

1.

Pengertian Kepribadian
Kepribadian atau dalam bahasa inggris personality. Sedangkan personality berasal
dari bahasa latin pesona berarti para aktor yang menggunakan topeng dalam suatu
pertunjukan atau permainan. Pada saat pertunjukan para aktor menyembunyikan kepribadian
aslinya dan menampilkan dirinya sesuai dengan kepribadian topeng yang dipakai. Personality
yaitu tingkat laku yang ditampakkan kelingkungan sosial mengenai diri yang diinginkan agar
dapat ditangkap oleh lingkungan sosial. Selain itu, kepribadian secara umum diartikan sebagai
corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap
yang melekat pada seseorang saat berinteraksi dengan orang lain atau menganggapi suatu
keadaan.
Menurut Gordol W Allport mengungkapkan bahwa kepribadian merupakan satu
kesatuan yang dinamis di dalam diri setiap individu sebagai sistem psikofisis yang akan
menentukan cara yang khas untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Sedangkan
menurut Scheneider menjelaskan bahwa penyesuaian diri sebagai proses respon individu baik
yang bersifat behavior maupun mental untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri,
ketegangan emosi, frustasi dan konflik, serta menjaga keseimbangan antara pemenuhan
kebutuhan tersebut dengan norma lingkungan.
Dalam teori psikologi kepribadian, istilah-istilah kepribadian diberi makna yang berbeda-
beda. Makna itu antara lain:
 Personality (kepribadian) adalah penggambaran tingkah laku tanpa memberi nilai
(devaluative).
 Character (karakter) adalah penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai
(benar atau salah, baik atau buruk) baik secara eksplisit maupun implisit.
 Disposition (watak) adalah karakter lama yang tidak pernah berubah sampai sekarang.
 Temperamen (temperamen) adalah kepribadian yang erat kaitannya dengan nilai
biologik atau fisiologik dan garis keturunan.
 Traits (sifat) adalah respon terhadap sekumpulan stimulus yang sama dan berlangsung
dalam waktu yang relatife lama.
 Type-attribute (ciri) pengartiannya mirip dengan sifat, namun dalam kumpulan stimulus
yang lebih terbatas.
 Habit (kebiasaan) adalah respon yang sama dan berulang untuk stimulus yang sama.
Sedangkan menurut Abin Syamsuddin (2003) bahwa didalam aspek kepribadian mencakup
beberapa hal berikut:
 Karakter, kesesuaian dalam mematuhi etika perilaku, dan konsisten tidaknya dalam
pendirian atau pendapat.
 Temperamen, cepat lambatnya seseorang dalam bereaksi terhadap rangsangan-
rangsangan dari lingkungan.
 Sikap, respon terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
 Stabilitas emosi, kekuatan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan, misal:
mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa.
 Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau
perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau
melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
 Sosiabilitas, cepat lambatnya yang berkaitan dengan hubungan interpersonal, misal: sifat
pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

 Struktur kepribadian
a. Struktur Kepribadian menurut Sigmund Freud
Sigmund Freud merupakan tokoh yang terkenal dengan teori psikoanalisis yang
mengungkapkan bahwa kepribadian merupakan struktur yang terdiri dari tiga system,
yaitu id (da es), ego (das ich), super ego (das ueber ich). Berikut ini penjelasan dari ketiga
sistem tersebut:
 Id (das es)
Istilah lain yang dipakai adalah system der umbewussten. Aspek ini berhubungan dengan
biologis yang merupakan sistem asli didalam kepribadian manusia sebagai dunia batin yang
subjektuf dan tidak ada hubungan langsung dengan dunia objektif. Energi psikis id dapat
meningkat apabila ada rangsangan yang datang dari luar atau dari dalam. Energi yang meningkat
dapat menimbulkan ketegangan atau pengalaman tidak menyenangkan, kemudian id berusaha
untuk mereduksi. Energi tubuh dan kepribadian dijembatani oleh id dengan insting. Insting yang
bersumber dari kebutuhan jasmani merupakan sumber perangsang somatis dan psikologis untuk
mencapai suatu pemenuhan kebutuhan. Jadi, prinsip id yaitu menghindar dari ketidakenakan dan
mengejar keenakan atau the pleasure principle.
 Ego (das ich)
Istilah lain yang dipakai adalah system de bewussten vorbewussten. Aspek ini
berhubungan dengan psikologis manusia pada kenyataan (realita). Ego ini dapat membedakan
mana sesuatu yang hanya dalam batin dan mana yang sesuai kenyataan. Ego juga dianggap
sebagai aspek eksekutif kepribadian yang mengontrol jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan
yang dapat dipenuhi dan memilih objek-objek yang dapat memenuhi kebutuhan. Ego ini
berperan dalam mempersatukan antara id dan super ego dengan mengekang tindakan impulsife
dan irasional serta membentuk pertahanan diri yang bersifat mekanisme (defence mechanism).
Jadi, prinsip ego yaitu berpikir secara realistis dengan perencanaan dan pengujian (reality
testing).
 Super ego (das ueber ich)
Aspek ini berhubungan dengan sosiologi kepribadian yang mewakili nilai tradisional
serta cita-cita masyarakat. Super ego memiliki fungsi utama dalam menentukan apakah sesuatu
itu benar atau salah, pantas atau tidak pantas sehingga pribadi beertindak sesuai dengan moral
masyarakat. Jadi, prinsip super ego yaitu mendorong seseorang untuk mengontrol tindakannya
secara otonom.
Adapun fungsi pokok super ego yang berkaitan dengan ketiga sistem kepribadian ini yaitu:
 Merintangi impuls-impuls id, terutama impuls seks dan agresif yang banyak berhubungan
dengan norma-norma atau hukum.
 Mendorong ego agar lebih mampu menangkap hal-hal yang dibutuhkan berdasarkan
prinsip moralitas daripada realitas.
 Mengejar kesempurnaan pribadi.
b. Struktur Kepribadian menurut Kurt Lewin
Kurt Lewin merupakan tokoh yang terkenal dalam mengembangkan psikologi medan. Struktur
kepribadian yang diungkapkan Lewin yaitu:
 Pribadi adalah sifat individu yang saling berhubungan dan menimbulkan ruang hidup
antara sesama manusia dan lingkungan.
 Lingkungan psikologis adalah bagian dari ruang hidup yang ditentukan oleh sifat-sifat
lingkungan yang objektif dan sifat-sifat pribadi individu.
 Ruang hidup (medan psikologis) adalah keseluruhan realitas psikologis yang terdiri dari
semua fakta-fakta yang bisa mempengaruhi tingkah laku. Tingkah laku manusia adalah fungsi
daripada ruang hidup yang merupakan hasil hubungan antara pribadi dan lingkungan.
c. Struktur Kepribadian menurut Gordon Willard Allport
Gordon W. Allport merupakan tokoh yang terkenal dalam mengembangkan teori
psikologi individu yang mengungkapkan bahwa struktur kepribadian manusia dinyatakan
dalam bentuk sifat (trait) dan tingkah laku manusia didorong sifat-sifat (traits). Sifat (trait)
merupakan sistem neuropsikis yang dalam penalaran dan diarahkan dengan kemampuan
menghadapi rangsangan secara bersamaan dan membimbing perilaku adaptif dan ekspresif.
Menurut Allport perkembangan kepribadian sesuai dengan perubahan perkembangannya,
antara lain:
 Anak – anak: pada masa neonatus awal dari perkembangan kepribadian anak ada, seperti
gerakan – gerakan refleks. Pada masa ini, anak mampu memberikan reaksi ekspresi emosi
yang cenderung menetap dan akan terus berlanjut pada masa – masa berikutnya.
 Transformasi anak – anak: perubahan dan perkembangan kepribadian manusia akan terlihat
dari diferensiasi, integrase, pematangan, belajar, kesadaran, harga diri, inferioritas ataupun
kompensasi, mekanisme psikoanalitis, otonomi fungsional, reorientasi mendadak trauma,
extension self, objektivitas, insting, humor, dan pandangan hidup.
 Masa dewasa: pada masa dewasa ini faktor terpenting dalam menentukan tingkah laku dan
kepribadian adalah sifat-sifat (traits) yang terorganisasi dan selaras. Menurut Allport
seseorang dikatakan telah dewasa kepribadiannya apabila:
1) Memiliki extension selft, dimana kehidupannya tidak sepenuhnya terikat pada kebutuhan –
kebutuhan yang langsung, tetapi ada gambaran ke masa depan (planning and hoping)
2) Self objection, kemampuan dalam memiliki insight dan humor. Insight merupakan
kemampuan seseorang dalam mengenal dirinya. Sedangkan humor tidak hanya pada
kemampuan dalam mengerti, namun juga mendapatkan kesenangan, mempertahankan diri
pada objek – objek yang disenangi serta menyadari ketidakselarasan.
3) Filsafat hidup, latar belakang yang mendasari segala sesuatu yang dikerjakan dapat
memberikan arti dan tujuan. Perilaku religius merupakan salah satu hal penting dalam
perkembangan kepribadian.
 Ciri-ciri kepribadian
Setiap orang memiliki kepribadiannya sendiri, dari kepribadian yang sehat atau
kepribadian yang tidak sehat. Berikut adalah ciri – ciri kepribadian tersebut
menurut Elizabeth:
o Kepribadian yang sehat
1) Mampu menilai diri sendiri secara apa adanya tentang kelebihan dan
kekurangannya baik secara fisik, pengetahuan, keterampilan, dan
sebagainya.
2) Mampu menilai situasi secara apa adanya dan menghadapi situasi atau
kondisi kehidupan yang dialaminya secara nyata dan mau menerima
secara wajar serta tidak menginginkan kondisi kehidupan yang
sempurna.
3) Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara apa adanya dan menilai
keberhasilan yang diperoleh dan merespon secara rasional (tidak
menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex)
apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika
mengalami kegagalan, tidak meresponnya dengan frustasi, tetapi
dengan sikap optimisme.
4) Menerima tanggung jawab dan memiliki keyakinan pada
kemampuannya untuk mengatasi masalah – masalah kehidupan yang
dihadapi.
5) Kemandirian, bersifat mandiri dalam berfikir dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dilingkungan.
6) Mengontrol emosi, merasa nyaman dengan emosinya dan mampu
menghadapi situasi (frustasi, depresi, atau stress) secara positif atau
konstruktif.
7) Berorientasi pada tujuan, merumuskan tujuan – tujuan dalam setiap
aktivitas dan kehidupan berdasarkan pertimbangan secara rasional
bukan atas dasar paksaan dari luar dan berusaha mencapai tujuan
dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan
dan keterampilan.
8) Penerimaan sosial, mau berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan
menjalin hubungan baik dengan orang lain.
9) Memiliki filsafat hidup, hidupnya terarah berdasarkan filsafat hidup
yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
10) Berbahagia, kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh
faktor – faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan
affection (kasih sayang).

o Kepribadian yang tidak sehat


Selain kepribadian yang sehat, seseorang atau individu juga akan mempunyai
ciri – ciri kepribadian yang tidak sehat. Kondisi ini juga bisa dialami oleh
pasien. Seseorang dengan kepribadian tidak sehat akan menunjukkan perilaku
yang mudah marah, sering menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan,
merasa tertekan, berperilaku menyimpang, dan senang menganggu orang lain.
Selain itu, seseorang dengan kepribadian tidak sehat juga akan memiliki sikap
suka berbohong, senang mengejek orang lain, kesulitan tidur serta kurangnya
rasa tanggung jawab. Kepribadian ini juga akan mengalami hiperaktif,
pesimis, kesulitan tidur sampai merasa tertekan (stress atau depresi).
2. Pengertian perilaku manusia
Menurut teori behaviorisme bahwa semua perilaku termasuk respon
ditimbulkan oleh adanya rangsangan (stimulus). Apabila rangsangan telah
diobservasi dan diketahui maka gerakkan balasan pun dapat diprediksi.
Berdasarkan pernyataan Oktaviana (2015) bahwa perilaku merupakan
keseluruhan perjalanan hidup individu dalam berinteraksi dengan lingkungan dari
perilaku yang paling terlihat sampai yang tidak terlihat, dari yang dirasakan
sampai yang paling tidak dirasakan. Seorang ahli psikologi Skiner mengatakan
bahwa perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Oleh karena itu, perilaku terjadi melalui proses adanya
stimulasi terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon. Skiner
menyebutkan adanya dua respon yaitu :
1) Respondent respons (reflexive), respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-
rangsangan tertentu.
2) Operant respons atau instrumental respons, respon yang timbul dan
berkembang serta diikuti oleh perangsang tertentu.
Perilaku berdasarkan bentuk respon terhadap stimulus dibedakan menjadi dua :
a) Perilaku tertutup (covert behaviour)
Respons seseorang terhadap stimulus yang tertutup atau tidak nyata.
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang
yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas
oleh orang lain.
b) Perilaku terbuka (overt behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus yang terbuka atau tindakan nyata.
Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan,
yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
 Bentuk perilaku
Perilaku merupakan suatu respon organisme atau individu terharap
rangsangan (stimulus) dari luar subyek tersebut. Menurut Wawan dan Dewi
(2010) respon ada 2 macam:
1. Bentuk pasif
Respon internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung
dapat terlihat orang lain misal berfikir, tanggapan atau sikap batin dan
pengetahuan. Misalnya seseorang menganjurkan orang lain untuk melakukan
pemeriksaan payudara sendiri meskipun dia sendiri tidak melakukanya.
2. Bentuk aktif
Apabila perilaku dapat diobservasi secara langsung. Perilaku ini sudah terlihat
dalam bentuk tindakan nyata yang disebut overt behavior. Misalnya orang
yang sudah pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku


Notoatmodjo (2008) mengungkapkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor-faktor antara lain:
1. Pengamatan
Yaitu mengenali obyek dengan cara melihat, mendengar, meraba,
membau, mengecap.
2. Perhatian
Perhatian memiliki Batasan yaitu:
a. Perhatian merupakan pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu
objek.
b. Perhatian merupakan banyak atau sedikitnya kesadaran yang
menyertai suatu aktivitas yang sedang dilakukan.
3. Tanggapan
Setelah pengamatan dilakukan, maka akan terjadi gambaran tinggal dalam
ingatan.
4. Fantasi
Yaitu kemampuan membentuk tanggapan-tanggapan yang ada. Dalam
proses belajar – mengajar, fantasi sangat penting dan terwujud dalam daya
kreatifitas sasaran belajar.
5. Ingatan
Yaitu kemampuan untuk menerima, menyimpan dan memproduksikan
kesan – kesan. Sifat – sifat cepat, setia, teguh, luas dan siap termasuk
dalam ingatan yang baik.
6. Berfikir
Yaitu aktivitas yang sifatnya ideal dengan menggunakan abstraksi –
abstraksi. Dalam berfikir, individu meletakkan hubungan antara bagian –
bagian informasi yang ada pada dirinya berupa pengertian – pengertian.
7. Motivasi
Yaitu suatu dorongan dalam diri individu yang menyebabkan individu
melakukan kegiatan – kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Motivasi ini tidak dapat diamati. Hal yang dapat diamati adalah kegiatan
atau mungkin alasan – alasan tindakan tersebut.

3 .Pengertian kepribadian
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
BAB mengartikan bahwa individu mempunyai kemampuan untuk mengatur
sistem dalam diri dan perilakunya. Seseorang akan menampilkan sesuatu untuk
dipersepsikan oleh orang lain. Sebagai individu, manusia itu harus mampu bersikap
aktif dan dinamis dalam meningkatkan kesadaran diri, pengetahuan diri, kecerdasan
diri, identitas diri, bakat dan potensi diri, kualitas diri, serta pemenuhan cita – cita,
keinginan dan tujuan hidup yang diinginkan.
Proses pengembangan seseorang itu membutuhkan kerja keras, waktu, ketekunan,
dan kesabaran. Hal ini berarti bahwa untuk merancang diri menuju pertumbuhan
pribadi yang unggul tidak didapat dengan jalan instan. Terjadinya kegagalan dan
kemunduran perlu disikapi dengan penuh kesadaran agar dapat bangkit kembali, lalu
menata kembali kepribadian yang lebih baik untuk menghadapai kehidupan dan
pekerjaan sesuai realita.
B. TEORI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MENURUT PARA AHLI
1. Sigmund Freud
Tokoh ini dikenal dengan teorinya tentang Psikoanalisis Klasik pada tahun 1856 –
1939. Teori tersebut mengungkapkan bahwa struktur kepribadian merupakan
kehidupan jiwa yang memiliki tiga tingkat kesadaran yakni sadar, pra sadar, dan
tidak sadar atau bawah sadar. Selain itu ada id, ego, dan super ego. Id berkaitan
dengan prinsip kesenangan, ego berkaitan dengan prinsip kenyataan, dan super
ego berkaitan dengan penjagaan moral atau kata hati. Menurut S Freud tahap
perkembangan psikoseksual yakni oral, anal, phalik, laten, genital.
Teori psikoanalisa lebih menegaskan perkembangan psikologis saat usia awal (0 –
5 th). Pada usia ini tingkah laku balita dapat terlihat missal saat bayi menangis
tanpa penyebab yang jelas maka apabila diberikan sesuatu dimasukkan kedalam
mulutnya akan segera terdiam karena sudah tercapai kepuasannya. Fase tugas
perkembangan yang dilewati oleh bayi tersebut adalah fase oral. Tugas
perkembangan seterusnya akan dialami oleh manusia sesuai tahapan pertambahan
usianya. Apabila secara alami tidak terpenuhi kebutuhan tersebut maka pada saat
ketika sudah terlewati akan terjadi masalah penyimpangan perkembangan
kepribadian bahkan sampai dengan penyimpangan kejiwaan.

2. Alfred Alder
Tokoh ini dikenal dengan teorinya tentang Psikologi Individual pada tahun 1870 –
1937. Teori tersebut menjelaskan tentang pengertian pokok kepribadian. Berikut
penjelasan dari Alfred Alder:
A. Individualitas sebagai pokok persoalannya yang berarti bahwa pentingnya
sifat individual daripada hanya sekedar kepribadian.
B. Pandangan Teleologis (Finalisme Semu) yang berarti bahwa manusia
dihadapkan pada gambaran – gambaran yang semu dan akan memungkinkan
manusia menghadapi realita dengan baik.
C. Terdapat dua dorongan pokok yang mendasari tingkah laku manusia, yakni:
1) Dorongan kemasyarakatan, yang mendorong manusia untuk mengabdi ke
masyarakat.
2) Keakuan, yang mendorong manusia mengabdi pada diri sendiri.
3) Rasa rendah diri dan kompensasi, yang menjadi pendorong bagi segala
perbaikan dalam kehidupan manusia.

3. Karen Horney
Tokoh ini dikenal dengan teorinya tentang teori kepribadian pada tahun 1885 –
1952. Teori tersebut menjelaskan bahwa dasar kepribadian terbentuk pada tahun –
tahun pertama kehidupan anak. Perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh
faktor sosial (antara ornag tua dan anak) bukan dorongan biologis. Teori ini
menekankan perkembangan manusia pada faktor budaya dibandingkan faktor
biologis. Hal ini terkait dengan perbedaan jenis kelamin. Kehidupan anak – anak
dimulai dengan basic anxiety, tetapi hal itu dapat diatasi dengan asuhan yang baik
dari orang tua atau orang lain.

4. Harry Stack Sulivan


Tokoh ini mengungkapkan bahwa ada faktor sosial dan faktor fisiologis yang
menentukan perkembangan psikologis manusia. perkembangan kepribadian akan
terjadi sepanjang siklus kehidupan manusia dari masa bayi sampai dengan orang
tua atau lansia. Tahapan tersebut akan diikuti dengan ciri – ciri perkembangan
manusia sesuai tahapannya. Manusia akan berada dalam keseimbangan pribadi
yang normal atau tidak normal yang merupakan ciri – ciri perkembangan. Pada
praktik lapangan dilakukan program penilaian perkembangan masak anak – anak
sampai balita dengan pedoman KPSP (Kuosioner Pra Skrining Perkembangan)
yang diisi orang tua si anak untuk menilai perkembangan anak dan menentukan
normal atau dalam masalah perkembangan.
5. Kurt Lewin
Menurut Lewin teori perkembangan kepribadian manusia ada Dinamika
Kepribadian yakni: energi psikis, tegangan, kebutuhan, tindakan meliputi: vector,
valensi dan lokomosi. Pada hakekatnya perkembangan kepribadian merupakan
perubahan tingkah laku (makin bertambah umur seseorang jenis kegiatannya akan
makin bertambah termasuk struktur dan organisasi tingkah lakunya). Berikut ini
beberapa hal yang bertambah antara lain:
a. Struktur hubungan bertambah yaitu awalnya pergaulan yang hanya terbatas
lingkungan disekitar rumah, kemudian bertambah diluar rumah.
b. Elemen - elemen bertambah kompleks yaitu awalnya hanya menggunakan
sesuatu sebagai alat permainan, kemudian menggunakan alat untuk memenuhi
kebutuhan.
c. Arena aktivitas akan bertambah luas yaitu makin dewasa seseorang m maka
arena aktivitasnya akan bertambah lebih luas.
d. Perubahan realita yaitu makin bertambahnya usia maka dapat membedakan
mana yang khayalan dan mana yang realistik.
e. Tingkah laku yang berbeda yaitu seseorang anak kecil mula – mula akan
memegang sesuatu dengan 2 tangan, kemudian meningkat dengan 1 tangan.
f. Stratifikasi bertambah yaitu semakin bertambahnya usia seseorang maka akan
semakin pandai menyembunyikan isi hatinya.
6. Erik Erikson
Tokoh ini dikenal dengan teori Tahapan Pembangunan Psikososial tentang delapan tahap
perkembangan. Teori ini mengungkapkan bahwa pada masa anak – anak perkembangan di
seluruh usia akan dibagi dalam 8 tingkatan. Teori Erikson sebagai salah satu teori terbaik yang
dikenal dalam psikologi. Erikson fokus pada pentingnya hubungan sosial pada perkembangan
manusia
C. FAKTOR – FAKTOR PENENTU KEPRIBADIAN
Pembahasan selanjutnya mengenai faktor – faktor yang menentukan kepribadian manusia.
Pada Bab ini akan didapatkan pengetahuan yang mendasari perkembangan kepribadian,
sekaligus menjawab pertanyaan tentang siapa dan apa saja yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian individu manusia. Faktor – faktor yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian, yakni keturunan dan lingkungan. Berikut penjelasan dari
kedua faktor tersebut:
1. Faktor Keturunan
Pada faktor keturunan merujuk pada faktor genetika individu. Termasuk dalam kategori
individu misalnya: tinggi fisik, bentuk wajah, jenis kelamin, temperamen, komposisi otot
dan refleks, tingkat energi dan irama biologis. Karakteristik umumnya dianggap secara
sepenuhnya dipengaruhi oleh siapa orang tua individu tersebut yang merupakan komposisi
biologis, psikologis, dan psikologis bawaan individu. Pernyataan tersebut didukung oleh
beberapa hasil penelitian tentang: penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak –
anak, anak – anak kembar yang dipisahkan sejak lahir, konsistensi kepuasan kerja dari
waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.
Contoh Kejadian 1
Penelitian tentang anak – anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari
faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa:
1) Sifat – sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan
karakteristik genetis bawaan.
2) Sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari genetis sama yang mempengaruhi faktor –
faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan memberi pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan karakter
sesesorang dimana mereka tumbuh dan dibesarkan seperti, norma keluarga, teman,
kelompok sosial, dan pengaruh – pengaruh lain yang dapat dialami manusia.

Sifat – sifat Kepribadian


Menurut para penelitian bahwa sifat – sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi
pekerja, sesuai dengan bidang pekerjaan individu tersebut dan memandu keputusan
pengembangan perkerjaan. Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dalam diri individu
mengenai sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian unik terhadap lingkungan.
Berikut beberapa pengertiannya yakni:
1. Dynamic, mengacu pada perubahan kualitas perilaku individu dari waktu ke waktu atau dari
situasi ke situasi.
2. Organization, menekankan pada bagian – bagian struktur kepribadian yang independent
yang masing – masing bagian tersebut mempunyai hubungan khusus satu sama lainnya. Hal
ini menunjukkan bahwa kepribadian itu bukan kumpulan sifat – sifat, melainkan keterikatan
antara sifat – sifat tersebut yang saling berhubungan atau berinteraksi.
3. Psychophysical Systems, terdiri atas aspek psikis meliputi: kebiasaan, sikap, emosi, motif,
keyakinan dan memiliki dasar fisik dalam diri individu meliputi: syaraf, kelenjar, atau
keseluruhan tubuh individu tersebut. Sistem psikofisik ini lebih dipengaruhi oleh hasil
belajar atau dari pengalaman.
4. Determine, merujuk pada peranan motivasional sistem psikofisik. Sistem ini mendasari
kegiatan – kegiatan yang khas, sehingga mempengaruhi bentuk – bentuk. Melalui sistem
stimulus elemen – elemen pada sistem psikofisik akan muncul seperti: sikap, keyakinan,
kebiasaan, atau elemen – elemen yang lain.
5. Unique, merujuk pada keunikan atau ragam tingkah laku individu sebagai ekspresi dari pola
sistem psikofisik. Reaksi atau respon yang sama tidak akan ditunjukkan oleh dua orang
dalam proses penyesuaian diri terhadap lingkungan bahkan oleh kembar identic.

4.Pengertian Kesadaran diri


Kesadaran diri perlu dimiliki oleh setiap manusia, dalam berprofesi maupun kehidupan
bermasyarakat. Salah satu profesi yaitu perawat perlu memiliki kesadaran diri agar dapat
menerima perbedaan dan keunikan orang lain (klien). Teori kesadaran ini yang terkenal adalah
teori Johari Windows, dalam teori ini menggambarkan tentang perilaku, pikiran, dan perasaan
seseorang
Berikut penjelasan jendela Johari Windows secara terperinci:
1. Daerah Terbuka
Daerah ini berisikan semua informasi, perilaku, perasaan, sikap, keinginan, motivasi, gagasan
dan lain – lainnya yang diketahui diri sendiri dan orang lain.
2. Daerah Buta
Daerah ini berisikan informasi tentang diri kita yang diketahui orang lain, akan tetapi kita
sendiri tidak mengetahuinya misalnya: kebiasaan – kebiasaan kecil yang tidak disadari
(mengucapkan ya – kan, ya – ya, dsb), memegang – megang hidung, rambut, dan hal – hal lain
yang menunjukkan sikap defensi atau pengalaman terpendam.
3. Daerah Tertutup
Daerah ini mengandung semua hal yang diketahui tentang diri sendiri dan orang lain, tetapi
disimpan hanya untuk diri sendiri. Makna lain dari daerah ini yakni menutupi atau
merahasiakan segala sesuatu tentang diri sendiri dan orang lain.
4. Daerah Gelap
Daerah ini merupakan bagian dari diri kita sendiri maupun orang lain. Hal ini adalah informasi
yang berada didalam alam bawah sadar atau sesuatu yang luput dari perhatian. Daerah gelap ini
akan terungkap melalui perubahan temporer akibat minum obat, kondisi khusus misal: hipnotis,
eprivasi sensori, dan tes proyektif atau mimpi. Mengeksplor daerah gelap ini melalui interaksi
terbuka, jujur, dan empatik dengan rasa saling percaya dengan orang lain, orang tua, sahabat,
suami, istri merupakan cara yang efektif untuk memperoleh gambaran. Beberapa prinsip yang
dapat diambil:
a. Perubahan salah satu daerah akan mempengaruhi daerah yang lain.
b. Apabila daerah terbuka paling menonjol, maka kesadaran diri kurang atau komunikasi
buruk.
c. Apabila daerah gelap paling menonjol, maka kesadaran diri yang tinggi atau komunikasi
baik

A. CARA MENINGKATKAN KESADARAN DIRI


Ada beberapa cara untuk meningkatkan kesadaran diri. Hal tersebut dapat dilakukan melalui
hal – hal berikut ini:
1. Mempelajari diri sendiri
Proses eksplorasi diri sendiri, termasuk pikiran, perasaan, perilaku, dan pengalaman yang
menyenangkan serta hubungan interpersonal.
2. Belajar dari orang lain
Menerima umpan balik dari orang lain dengan kesadaran dan keterbukaan akan meningkatkan
pengetahuan tentang diri sendiri.
3. Membuka diri
Keterbukaan adalah salah satu kriteria dari kepribadian yang sehat. Perlu memiliki teman
dekat atau intim yang dapat dipercaya untuk menerima cerita – cerita yang merupakan
rahasia.
Menurut buku Komunikasi antar Manusia terdapat lima cara untuk meningkatkan kesadaran
diri:
a. Dialog dengan diri sendiri
Tidak ada seorangpun yang lebih mengetahui diri kita dengan baik selain diri kita sendiri.
Berikut salah satu cara yang bisa dilakukan:
1) Melakukan tes “siapa saya?” (Secara informal)
2) Ambil kertas pertama, lalu tulis judul pada kertas tersebut “siapa saya?” (tuliskan jawaban
ada dibawahnya dengan menulis “saya adalah…..” sebanyak 10, 15 atau 20 kali secara
berbaris dari atas kebawah)
3) Lalu ambil kertas kedua, buat dua kolom yang berisikan “kekuatan atau keunggulan” dan
“kelemahan atau kekurangan”
4) Isilah dua kolom tersebut secepat mungkin
5) Ambil kertas ketiga, lalu tuliskan pada kertas tersebut kalimat “saya ingin memperbaiki atau
meningkatkan……..saya” (tulis sebanyak – banyaknya dan berikan waktu misal 5 menit)
b. Mendengarkan
Orang lain akan senantiasa memberikan umpan balik yang sangat diperlukan untuk
meningkatkan kesadaran diri. Setiap interaksi antarpribadi, maka orang lain akan
mengomentari kita dengan berbagai cara tentang apa yang kita lakukan, apa yang kita
katakana dan bagaimana penampilan kita. Komentar itu ada dengan cara eksplisit misal
“anda benar – benar lesu hari ini” , dengan pandangan kosong, menghindari kontak mata
atau dengan cara tersembunyi dibalik cara orang lain memandang kita, cara membicarakan
kita atau minat mereka terhadap apa yang kita katakana. Perhatikan macam – macam
informasi baik verbal maupun non verbal dengan cermat untuk meningkatkan kesadaran diri.
c. Mengurangi daerah buta
Carilah informasi secara aktif untuk mengurangi daerah buta. Orang akan memberikan
informasikan seperti itu bila kita mampu menggali lebih dari mereka. Memanfaatkan situasi
– situasi tertentu untuk mendapatkan informasi setiap hari.
d. Amatilah diri yang berbeda – beda
Melihat diri sendiri melalui kaca mata orang lain. Bagi mereka, kita adalah orang yang
berbeda – beda, tetapi sebenarnya kita adalah semua pandangan semua itu. Misalnya dengan
membayangkan bagaimana kita dilihat oleh dosen, orang tua, teman atau orang asing ketika
kita berkomunikasi dengan mereka semua.
e. Memperluas daerah terbuka
Mengungkapkan diri sendiri kepada diri sendiri dan orang lain. Hal ini akan menjelaskan
diri kita yang selama ini tidak tampak, berkomunikasi dengan diri sendiri, dan menemukan
hubungan – hubungan yang hilang. Bantuan umpan balik akan menemukan pandangan –
pandangan baru. Proses dalam meningkatkan kesadaran diri itu sering menyakitkan dan
tidak mudah, terlebih apabila menemukan konflik dengan ideal diri. Agar bekerja secara
efektif, perawat harus memiliki:
1) Konsep diri yang stabil atau tidak mudah goyah
2) Harga diri yang memadai
3) Berusaha menjalin hubungan yang membangun dengan orang lain
4) Menerima keadaan klien apa adanya
B. ISTILAH YANG SERING DIGUNAKAN
Berikut ini dijelaskan beberapa istilah tentang kepribadian manusia yang dapat menjadi
tamabahan pengetahuan untuk melengkapi pemahan mengenai materi tersebut. Antara lain:
1. Afek (Affect)
Afek merupakan nada perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan misal
kebanggan, kekecewaan, kasih sayang. Afek menurut Denton dan Mc Kinney (2004)
mencakup delapan aspek afektif yang berkolerasi positif dengan prestasi yakni: merasa
mampu, menganggap penting, komitmen melakukan tugas, merasa rileks selama ikut
pelajaran/perkuliahan, merasa sebagai anggota kelas, merasa diterima dan dihargai oleh guru
, merasa tertarik dengan pelajaran/perkuliahan dan merasa diterima serta dihargai oleh teman
– teman kelas.
2. Emosi (Emosi)
Menurut Tri Rusmi W bahwa emosi merupakan keadaan komplek dari individu yang
menyangkut kesadaran dalam sensasi dan ekspresi luar yang berupa polemik sehingga
mendorong kita untuk menyatakan perilaku. Menurut Lazarus pembagian emosi ada dua
yaitu: (1) kelompok emosi negatif: muncul dari pertimbangan terhadap stimulus lingkungan
yang tidak sesuai atau tidak sama dengan tujuan stimulus sehingga dipandang menunda,
menghilang, menentang, atau bahkan mengancam tujuan individu. Maka yang akan muncul
marah, takut, cemas, rasa bersalah, malu, sedih, iri hati, dan jijik, (2) kelompok emosi
positif: muncul dari pertimbangan terhadap stimulus lingkungan yang sesuai dan sama
dengan tujuan sehingga stimulus dinilai mendukung pencapaian individu. Maka yang akan
muncul senang, Bahagia, dan cinta (Pratiwi,2012).
3. Suasana Hati (Mood)
Suasana hati berkaitan dengan harapan tentang kecenderungan umum positif atau negatif.
Suasana hati sebagai bagian dari afek yang berfungsi untuk memberi sinyal atau informasi
kepada individu tentang kemungkinan senang atau kecewa dalam suatu interaksi sosial atau
fisik. Suasana hati mengikuti keadaan lingkungan yang memberikan kesenangan atau tidak.
4. Perasaan (Felling)
Perasaan merupakan emosi yang dirasakan dan diketahui oleh individu. Manusia memiliki
kesadaran agar memungkinkan manusia tersebut mengetahui perasaannya dan kemudian
emosi dapat berinteraksi dengan proses berpikir. Perasaan merupakan pelengkap emosi yang
lebih kompleks karena sudah melibatkan kesadaran.
C. FAKTOR – FAKTOR EMOSI
Adanya perasaan emosi diri akan merangsang terjadinya faktor – faktor berikut ini:
1. Emosi dapat merangsang: pikiran baru, khayalan baru, tingkah laku baru
2. Emosi respon yang berbeda mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan
3. Emosi tidak memaksa individu untuk bertingkah laku secara tertentu tapi mengarahkan.
Menurut Wawan (2009) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kematangan emosi
seseorang, antara lain: 06410028_Bab_2 (Junaidi, 2010)
1. Pola asuh orang tua
Keluarga adalah lembaga pertama dan utama dalam kehidupan anak, tempatnya belajar dan
menyatakan dirinya sebagai makhluk sosial. Bagi anak, keluarga menjadi kelompok sosial
pertama anak dapat berinteraksi. Pengalaman berinteraksi tersebut akan menentukan pola
perilaku anak.
2. Pengalaman traumatik
Kejadian – kejadian masa lalu yang menyebabkan trauma akan mempengaruhi perkembangan
emosi individu. Kejadian – kejadian trumatis kemungkinan didapatkan dari lingkungan
keluarga atau lingkungan luar.
3. Temperamen
Temperamen diartikan sebagai suasana hati yang menggambarkan kehidupan emosional
seseorang. Setiap individu memiliki emosinya masing – masing dan akan berbeda pada tahap
tertentu. Temperamen ini merupakan bawaan sejak lahir dan bagian dari genetika yang
memiliki kekuatan hebat dalam kehidupan manusia.
4. Jenis kelamin
Pengaruh dari perbedaan jenis kelamin berkaitan dengan adanya perbedaan hormonal antara
laki – laki dan perempuan. Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap perbedaan karakteristik
emosi diantara keduanya.
5. Usia
Semakin pertambahnya usia maka perkembangan kematangan emosi seseorang juga akan
bertambah. Kematangan emosi tersebut dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan
kematangan fisiologis seseorang.
6. Perubahan jasmani
Perubahan jasmani yang paling terlihat adalah adanya pertumbuhan anggota tubuh yang
sangat cepat. Pada awal pertumbuhan hanya terbatas pada bagian tertentu saja, sehingga
mengakibatkan postur tubuh tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini akan mengakibatkan
masalah pada perkembangan kematangan emosi individu.
7. Perubahan interaksi dengan teman sebaya
Setiap individu pasti melakukan interaksi dengan teman seusianya atau teman sebaya. Salah
satu faktor yang sering menimbulkan konflik dan gangguan emosi yakni hubungan cinta
dengan lawan jenis.
8. Perubahan pandangan luar
Konflik emosi dalam diri seseorang bisa diakibatkan oleh hal – hal berikut ini:
a. Sikap dunia luar yang sering tidak konsisten terhadap seseorang.
b. Adanya perbedaan penilaian antara laki – laki dan perempuan dari dunia luar atau masyarakat.
c. Kekosongan pada seseorang sering dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
9. Perubahan interaksi di sekolah
Pengembangan emosi pada interaksi sekolah ini diperlukan guru yang memiliki posisi
strategis. Cara yang bisa dilakukan dengan penyampaian materi – materi positif dan
konstruktif
D. PROSES EMOSI

Anda mungkin juga menyukai