DISUSUN OLEH:
DOSEN PEMBIMBING:
ARNISAM, SKM.,M.Kes
1. Faktor keturunan
2. Faktor lingkungan
Allport mengemukakan lima tipe definisi kepribadian sebagai berikut:
1. Rag-Bag (omnibus), yang merumuskan kepribadiannya dengan cara
enumeasi (menjumlahkan). Contohnya definisi dari Morton Prince, yaitu
“kepribadian merupakan sejumlah disposisi biologis, impuls-impuls,
kecenderungan-kecenderungan, dan instink-instink bawaan, dan disposisi
lain yang diperoleh melalui pengalaman.
2. Integratif dan Konfiguratif, yang menekankan kepada organisasi cir-ciri
pribadi, seperti definisi dari Warren dan Carmichaeles “kepribadian
sebagai organisasi tentang pribadi manusia atau individu pada setiap tahap
perkembangan”.
3. Hirarchis, seperti yang dikemukakan oleh Wlliam James, yaitu
kepribadian itu dinyatakan dalam empat pribadi (selves): material self,
social self, spiritual self, dan puriego atau self of self.
4. Adjustment, seperti definisi dan kempfis, yaitu sebagai “integrasi dari
sistem kebiasaan individu dalam menyesuaikan dirinya dalam
lingkungannya”
5. Distinctiveness (Uniqueness), seperti yang dikemukakan oleh Shoen, yaitu
“sistem disposisi dan kebiasaan yang membedakan antara individu yang
satu dengan yang lainnya dalam satu kelompok yang sama.
Selanjutnya Allport mengemukakan pendapatnya sendiri tentang
pengertian kepribadian ini, yaitu “Personality is the dinamic organization within
the individual of those psychophysical systems that determine his unique
adjustment to his environtment”.
Kepribadian yang tidak sehat dapat terlihat dari beberapa tanda seperti berikut
ini:
Individu tersebut biasanya mudah marah (tersinggung) bahkan untuk hal-hal yang
kecil, menunjukkan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan, sering merasa
tertekan, bersikap kejam atau sering mengganggu orang lain yang uusianya lebih
muda, yang kurang memiliki daya dan kekuatan untuk melindungi diri atau
terhadap binatang, ketidakmampuan untuk menghindari diri dari perilaku
menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum, kebiasaan berbohong,
hiperaktif, memusuhi semua bentuk otoritas, senang mengkritik/mencemooh
orang lain, sulit tidur, kurang memiliki rasa tanggungjawab, sering mengalami
sakit kepala, kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama, pesimis
dalam menghadapi kehidupan serta kurang bergairah dalam menjalai kehidupan
1. Pengetahuan
2. Perasaan
3. Dorongan naluri
2. raits (Sifat-sifat)
Traits ini berfungsi untuk mengintegrasikan kebiasaan, sikap, dan keterampilan
kepada pola-pola berpikir, merasa, dan bertindak. Sementara konsep diri berfungsi
untuk mengintegrasikan kapasitas-kapasitas psikologis dan prakarsa-prakarsa
kegiatan.
Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan diri dalam upaya
memelihara dan memperbaiki keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat melalui upaya perbaikan gizi, pendidikan gizi,
pengembangan ilmu dan teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli Gizi dalam
menjalankan profesinya harus senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi olehfalsafah dan
nilainilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi Indonesia serta etik profesinya.
A. Kewajiban Umum
1. Ahli Gizi wajib menjunjung tinggi nama baik profesi Gizi dengan menunjukan
Sikap, perilaku, dan budi luhur serta tidak mementingkan kepentingan pribadi
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian
https://sumberbelajarvocstenmlg.wordpress.com/kompetensi-guru/
kompetensi-kepribadian/pengembangan-kepribadian/
https://intanwellisyaputri.wordpress.com/
https://fitriathatha13.wordpress.com/2017/05/07/faktor-penghambat-
perkembangan-kepribadian/
https://www.smilejogja.com/pengembangan-sdm/pengembangan-
kepribadian/#:~:text=Pengembangan%20kepribadian%20berarti%20kemauan
%20diri,diri%20di%20persepsi%20orang%20lain.