Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG HATI NURANI DAN SUARA HATI

Mata Kuliah : Etika Profesi Gizi

Di Susun Oleh :

Lussy Rachmadhani (P07131120016)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDA ACEH

DIPLOMA III GIZI

JURUSAN GIZI

ACEH
BAB I

PEMBAHASAN

1. Latar Belakang
Ahli Gizi atau Nutritionist merupakan seseorang yang mampu atau
mengdiagnosis masalah gizi serta merekoendasi erawatan gizi untuk mengatasi
masalahh gizi pasien tersebut. Ahli gizi menggunakan informasi kebiasaan makan
atau asupan makanan yang dikonsumsi sebbaggai alat untuk mengevaluasi dan
memperkirakan penentuan gizi seseorang apakah sudah sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh tubuh atau belum. Seorang ahi gizi memerlukan ketelirian dalam
menerepkan pengetahuannya, sehingga dapat memberikan hasil yang semaksimal
mungkin karena dengan dukungan yang diberikan ahli gizi dapat membantu tenaga
medis yang lain dalam membuat diagnosis yang tepat sesuai dengan kondisi pasien.
Sebagai ahli gizi seoran profesional yang mempunyai kuailifikai untuk
memikul tanggung jawab terhadap upaya peningkatan memikul tanggung jawab
terhadap upaa penilaian status gizi secara perorangan atau kelompok status gizi secara
perorangan atau kelompok masyarakat. Upaya peningkatkan status gizi meliputi
pencegahan dan upaya peningkatkan status gizi meliputi pencegahan dan
penyembuhan penyakit, serta pelayanan gizi.
Kemampuan seorang yang profesional untuk dapat mengerti dan peka
terhadap persoalan etika diantaranya di pengaruhi oleh pengalaman kerja dan salah
satunya dari Hati Nurani dan Suara Hati. Peran Hati Nurani dan Suara Hati sebagai
ahli gizi adalah untuk berkaitan dengan penghayatan tentang yang baik atau buruk
berhubungan dengan tingkah laku konkret kita. Hati nurani atau suara hati
memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu kini dan di sini. Ia tidak
berbicara tentang umum melainkan situas intregritas pribadi kita dan martabat
terdalam kita.
Secara etomologis hati nurani yang dalam Bahasa Latin disebut Conscientia,
berasal dari akar conscire yang berati “mengetahui bersama” atau “turut mengetahui”
perbuatan-perbuatan moral kita dan menjatuhkan penilaian terhadapnya. Kamus Besar
Bahasa Indonesia menggunakan kata hati nurani untuk menunjukan pada
kenyataan/fakta. Maka hati mempunyai arti “sesuatu yag ada di dalam tubuh manusia
yang dianggap sebagai tempat segala prasaan batin dan tempat menympan pengertian-
pengertian”.
Adapun dengan Suara Hati yaitu keputusan praktis akal budi yang membantu
seseorang dalam menjalanan atau membatalkan suatu tindakan. Sebab dimensi
rasionalnya, suara hati mesti tekun mencari tentang kebenaran. Ideal tertinggi dari
setiap manusia adalah setia pada suara hati yang benar karena hal tersebut sama
dengan setia kepada Allah SWT. Setiap orang memiliki suara hati dan pastinya
pengalaman mengani suara hati dimana manusia bertarung dalam hati ketika hendak
mengambil keputusan. Hal ini sangat sering terjadi pada umat manusia.

2. Rumusan Masalah
a. Sebutkan Pengertian dari Hati Nurani dan Suara Hati ?
b. Sebutkan Konsep dan Peran Hati Nurani dan Suara Hati ?
c. Apa saja Fungsi dari Hati Nurani dan Suara Hati ?
d. Sebutkan Sifat-Sifat dari Hati Nurani dan Suara Hati ?
e. Sebutkan Jenis-jenis Hati Nurani dan Suara Hati ?

3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui Pengertian dari Hati Nurani dan Suara Hati
b. Untuk mengetahui Konsep da Peran Hati Nurani dan Suara Hati
c. Untuk mengetahui Fungsi dari Hati Nurani dan Suara Hati
d. Untuk mengetahui Sifat-Sifat dari Hati Nurani dan Suara Hati
e. Untuk mengetahui Jenis-jenis dari Hati Nurani dan Suara Hati

4. Manfaat Penulisan
a. Manfaat dari profesi gizi untuk menjunjung tinggi nama baik profesi gizi, dengan
menunjukkan sikap, perilaku dan budi luhur, seta tidak mementingkan
kepentingan pribadi.
b. Manfaat Hati Nurani dalam penulisan ini adalah sebagai pegangan dan pedoman
untuk menilai suatu tindakan apakah tindakan itu baik atau buruk.
c. Manfaat Suara Hati dalam penulisan ini adalah sebagai agar seseorang dapat
berbuat dengan suara hatinya.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Hati Nurani dan Suara Hati


Hati Nurani dan Suara Hati dapat didefenisikan sebagai bagian dari jiwa
manusia yang menyebabkan penderitaan mental dan perasaan bersalah saat
menentang dan perasaan senang dan damai sejahtera saat tindakan, pikiran dan
perkataan seuai dengan sistem nilai yang diaut. Kata Yunani yang diterjemahkan
sebagai “hati nurani” di dalam seluruh Perjanjian Baru adalah Suneidesis, yang berarti
“kesadaran moral”. Hati nurani bereaksi saat tindakan, perbuatan dan perkataan
seseorang sesuai, bertentangan dengan, sebuah standar mengenai benar dan salah.
Hati Nurani dan Suara Hati adalah suatu proses kognitif yang menghasilkan
perasaan dan pengatan secara rasional berdasarkan pandangan moral atau sistem nilai
seseorang. Hati nurani berbeda dengan emosi atau pikiran yang muncul akibat persesi
indrawi atau refleks secara langsung, seperti misalnya tanggapan sistem saraf
simpatis. Dan juga hati nurani dan suara hati berperan terutama pada saat kita mau
mengambil sebuah keputusan. Yang dimana dapat didefenisikan sebagai suatu
kesadaran moral seseorang dalam situasi yang konkret.
Hati Nurani dan Suara Hati itu merupakan tempat dimana Allah SWT dan
manusia bertemu. Atau dalam bahasa Gaudium et Spes “sanggar suci Allah”. Sanggar
suci ini merupakan suatu tempat yang diletakkan oleh Allah sendiri dalam diri di
setiap manusia. Suatu tempat di m ana manusia bertemu dengan Allah lewat
pergumulan dan pengalaman-pengalaman hidup yang membantunya untuk memilih
yang baik dari yang jahat.

- Hati Nurani dan Suara Hati menurut Para Ahli


a. Kees Bertens dalam bukunya yang berjudul ETIKA, mendefinisikan hati nurani
sebagai “instansi” daam diri kita yang menilai tentang moralitas perbuatan-perbuatan
kita secara langsung ini dan di sini. “Hati Nurani dan Suara Hati” berkaitan dengan
penghayatan tentang yang baik atau yang buruk berhubungan dengan tingkah laku
konkret kita. Hati Nurani dan Suara Hati memerintahkan atau melarang kita untuk
melakukan sesuatu kini dan di sini. Ia tidak berbicara tentang yang umum melainkan
tentang situasi intregritas pribadi kita dan martabat terdalam kita.
b. Martin Heidegger melihat Hati Nurani dan Suara Hati sebagai “panggilan untuk
prihatin” yang menjamin agar eksitensi seseorang jangan menjadi operasional
melainkan tetap terbuka bagi “suara kebenaran”.
c. Karl Jasper melihat Hati Nurani dan Suara Hati ini sebagai suara yang berbicara
kepada manusia, suara yang adalah “ diri manusi sendiri “.
d. Seigmund Freud melihat dan memberikan pandangan tentang hati nurani sebagai
komplek tuntutan dan kebebasan yang lahir dari binaan dan pembentukan orang tua
dan masyarakat.

2. Konsep dan Peran Hati Nurani Dan Suara Hati


a. Hati Nurani dan Suara Hati Menurut Ilmu-ilmu Empiris
Empirisme pada peralhan abad ini memberikan makna psikologis kepada hati
urani, dan mengasalkannya pada situasi dan kebutuhan sosiologis atau bahkan
pada penindasan oleh peradaban. Ajaran Freud tentang hati nurani sebagai
Superego memperoleh pengaruh besar. Menurut Freud Hati Nurani dan Suara Hati
merupakan kompleks tuntunan dan kebiasaan yang lahir darii binaan dan
pembentukan orang tua dan masyarakat. Namun kebiasan dan aturan-aturan itu
bertentangan dengan kodrat sejati manusia dan kecendrungan terdalam yang
berakar di dunia bawah sadarnya.
b. Hati Nurani dan Suara Hati Menurut Ilmu Hukum
Menurut H. Mumuh M. Zakaria, seorang pakar hukum, Hati Nurani dan Suara
Hati adalah penghayatan tentang baik dan buruk berhubungan dengan tingkah
laku manusia yang konkret. Hati nurai dan suara hati memerntahkan atau
melarang kita untuk melakukan sesuatu. Ia tidak berbicara tentang yang umum,
melainkan tentang situasi yang sangat konkret. Tida mengikuti hati nurani dan
suara hati berarti intergritas pribadi kita dan menghianati martabat terdalam kita.
Kaidah kesusilaan sanksnya berasal dari dan dipaksakan oleh suara hati masing-
masing pelanggarnya.
c. Menurut Ilmu Filsafat
Pada Filsuf pada abad ke 20 sebaliknya berupaya memberikan penilaian yang
benar terhadap hati nurani, mialna Marthin Heidegger dan Karl Jaspers. Heidegger
melihat hati nurani dan suara hat sebagai “panggilan untuk prihatin” yang terbuka
lagi “suara keberadaan atau suara manusia itu sendiri”. Berdasarkan pengertian
ini, dapat dikatakan bahwa hati nurani dan suara hati merupakan seruan kepada
manusia untuk menyadari keerdaanya di dalam kosmos.
3. Fungsi Hati Nurani dan Suara Hati
Fungsi hati nurani dan suara hati adalah ebagai pengangan, pedoman atau
normaa untuk menilai suatu tindakan, apakah tindakan itu baik atau buruk. Pegangan
atau peraturan-peraturan konkret di dalam kehidupan sehari-hari dan menyadarkan
manusia akan nilai dn harga dirinya. Sikap kita terhadap hati nurani dan suara hati
adalah menghormati setiap suara hati yang keluar dari hati nurani kita. Mendengarkan
dengan cermat dan teliti setiap bisikan hati nurani. Mempertimbangkan secara masak
dan denggan pikiran sehat apa yang dikatakan hati nurani dan melaksanakan apa yang
di suruh hati nurani dan suara hati. Hati nurani sebagai kesadaran artinya memberika
informasi tentang perbuatan baik dan tidak baik dalam situasi konkret. Informasi
tersebut selanjutnya menjadi pertimbangan akan apa yang harus dilakukan. Hati
nurani berfungsi sebagai pertimbangan mengapa seseorang melakukan tindakan
tertentu dan bukan tindakan yang lain. Dengan kesadaran dan pertimbangan itu
memungkinkan subjek untuk dapat bertanggung jawab, khususnya mampu menjawab
mengapa ia melakukan perbuatan tertentu.
Dengan pertimbangan hati nurani subjek mampu memilih, memutuskan hal
yang harus dilakukan. Memilih berarti berkehendak. Berkehendak menunjukkan
bahwa seseorang bebas menentukan. Dengan kehendak bebas itu, hati nurani
memungkinkan orang untuk mengambil tanggung jawab khususnya kesiapan
menanggung risiko dari tindakannya. Jadi hati nurani sangat berhubungan dengan
kemampuan seserang mengambil tanggung jawab atas tindakannya. Fungsi
selanjutnya dari hati nurani ialah sebagai pengambil keputusan atas tindakan yang
sudah dilakukan. Tindakan seseorang dapat menyimpang dari hati nurani. Misalnya
siswa dalam cerita di atas mengambil keputusan untuk menjawab soal berdasarkan
kunci jawaban atau menyontek padahal tindakan itu dilarang oleh suara hatinya.
Dengan demikian siswa tersebut bertindak dengan sengaja melawan suara hatinya.
Setelah orang bertindak hati nurani mengambil peranan menjadi pengadil apakah
tindakan seseorang sesuai atau bertentangan dengan suara hati. Jika tindakan
seseorang sesuai degan suara hati, suara hati akan memberikan pujian, peneguhan
yang berupa ketenangan batin, seperti digambarkan dalam cerita di atas. Siswa itu
pada akhir ujian merasa tenang dan lega Karena ia tidak jadi menyontek. Seandainya
siswa tersebut akhirnya menyontek maka suara hati akan menyalahkan tindakan
sehingga siswa tersebut merasa tidak tenang.
18 Manusia bermartabat luhur justru karena ia memiliki hati nurani. Dan
keluhuran itu terwujud manakala ia menaati keputusan hati nurani. Dalam ketaatan
terhadap keputusan hati nurani itulah letak martabat manusia. “Menurut hati nurani itu
pula ia akan diadili”, sebagaimana dinyatakan dalam artikel Gaudium et Spes di atas,
“Martabatnya ialah mematuhi hukum itu, dan menurut hukum itu pula ia akan
diadili”. Hati nurani sebagai kesadaran artinya memberika informasi tentang
perbuatan baik dan tidak baik dalam situasi konkret. Informasi tersebut selanjutnya
menjadi pertimbangan akan apa yang harus dilakukan. Hati nurani berfungsi sebagai
pertimbangan mengapa seseorang melakukan tindakan tertentu dan bukan tindakan
yang lain. Dengan kesadaran dan pertimbangan itu memungkinkan subjek untuk dapat
bertanggung jawab, khususnya mampu menjawab mengapa ia melakukan perbuatan
tertentu. Dengan pertimbangan hati nurani subjek mampu memilih, memutuskan hal
yang harus dilakukan. Memilih berarti berkehendak. Berkehendak menunjukkan
bahwa seseorang bebas menentukan. Dengan kehendak bebas itu, hati nurani
memungkinkan orang untuk mengambil tanggung jawab khususnya kesiapan
menanggung risiko dari tindakannya. Jadi hati nurani sangat berhubungan dengan
kemampuan seserang mengambil tanggung jawab atas tindakannya.
Fungsi selanjutnya dari hati nurani ialah sebagai pengambil keputusan atas
tindakan yang sudah dilakukan. Tindakan seseorang dapat menyimpang dari hati
nurani. Misalnya siswa dalam cerita di atas mengambil keputusan untuk menjawab
soal berdasarkan kunci jawaban atau menyontek padahal tindakan itu dilarang oleh
suara hatinya. Dengan demikian siswa tersebut bertindak dengan sengaja melawan
suara hatinya. Setelah orang bertindak hati nurani mengambil peranan menjadi
pengadil apakah tindakan seseorang sesuai atau bertentangan dengan suara hati. Jika
tindakan seseorang sesuai degan suara hati, suara hati akan memberikan pujian,
peneguhan yang berupa ketenangan batin, seperti digambarkan dalam cerita di atas.
Siswa itu pada akhir ujian merasa tenang dan lega Karena ia tidak jadi menyontek.

4. Sifat-Sifat Hati Nurani dan Suara Hati


Hati nurani bersifat personal artinya selalu berkaitan erat dengan pribadi
bersangkutan. Hati nurani akan berkembang juga bersama dengan perkembangan
seluruh kepribadian kita. Ada alasan lain lagi untuk mengatakan bahwa hati nurani
bersifat personal artinya hati nurani hanya berbicara atas nama saya. Hati nurani
hanya memberi penilaiannya tentang perbuatannya sendiri.
a. Hati nurani bersifat subjektif: tindakan yang didasari hati nurani membuat pelaku
sungguh menjadi subjek.
b. Hati nurani bisa keliru: kekeliruan muncul karena ketidaktahuan yang tidak
disengaja, ketidaktahuan yang tidak teratasi khususnya pada persoalan-persoalan
hidup yang baru dan ketidakpedulian orang untuk mencari kebaikan dan
kebenaran. Gaudium et Spes dalam artikel di atas menyatakan “Akan tetapi tidak
jaranglah terjadi bahwa hati nurani tersesat karena ketidaktahuan yang tak teratasi,
tanpa kehilangan martabatnya”.
c. Hati nurani bersifat mutlak: hati nurani harus ditaati. Orang yang tidak taat pada
suara hati akan merasa tidak aman. Orang yang taat pada hati nurani akan merasa
tenang, sebagaimana tampak dalam cerita pengantar pemahaman hati nurani ini.
d. Hati nurani bukan suara Tuhan: hati nurani meskipun bersifat mutlak, namun
bukan suara Tuhan, karena suara hati dapat keliru. Suara Tuhan tidak dapat keliru.

5. Jenis-Jenis Hati Nurani dan Suara Hati


a. Hati Nurani Retropektif
Hati nuttani retropektif adalah bagaimana seseorang menilai perbuatan-perbuatan
yang telah dilakukan di massa lampau. Hati nurani retropektif bertindak dalam
bentuk menghukum, menuduh, atau mencela dan juga memuji. Contohnya,
misalkan kita pernah berbuat salah, lalu kita merasa bersalah, rasa bersalah itu
datang dari hati nurani kita.

b. Hati Nurani Propektif


Hati nurani prospektif adalah bagaimana seseorang menilai perbuatan di masa
depan atau yangsedang dilalui saat ini. Hati nurani prospektif berbentuk seperti
ajakan atau larangan yang munculdari hati kita. Contohnya, misalkan seorang
hakim mendapatkan tawaran suap untuk kasusnya, makacenderung hatinya akan
menolak tawaran tersebut

Pembedaan antara hati nurani retrospektif dan hati nurani prospektif ini bisa
menampilkan kesan seolah- olah hati nurani hanya menyangkut masa lampau atau
masa depan. Padahal, hati nurani dalam arti yang sebenarnya justru menyangkut
perbuatan yang sedang dilakukan kini dan disini. Hati nurani terutama berbicara
dalam suatu orientasi ke masa lampau atau suatu orientasi ke masa depan: ke
perbuatan yang sudah berlangsung atau ke perbuatan yang akan berlangsung lagi.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hati Nurani dan Suara Hati dapat didefenisikan sebagai bagian dari jiwa
manusia yang menyebabkan penderitaan mental dan perasaan bersalah saat
menentang dan perasaan senang dan damai sejahtera saat tindakan, pikiran dan
perkataan seuai dengan sistem nilai yang diaut. Kata Yunani yang diterjemahkan
sebagai “hati nurani” di dalam seluruh Perjanjian Baru adalah Suneidesis, yang berarti
“kesadaran moral”. Hati nurani bereaksi saat tindakan, perbuatan dan perkataan
seseorang sesuai, bertentangan dengan, sebuah standar mengenai benar dan salah.
Hati Nurani dan Suara Hati adalah suatu proses kognitif yang menghasilkan
perasaan dan pengatan secara rasional berdasarkan pandangan moral atau sistem nilai
seseorang. Hati nurani berbeda dengan emosi atau pikiran yang muncul akibat persesi
indrawi atau refleks secara langsung, seperti misalnya tanggapan sistem saraf
simpatis. Dan juga hati nurani dan suara hati berperan terutama pada saat kita mau
mengambil sebuah keputusan. Yang dimana dapat didefenisikan sebagai suatu
kesadaran moral seseorang dalam situasi yang konkret.
Jenis Hati Nurani dan Suara Hati terbagii menjadi 2 yaitu Hati Nurani
Retropektif dan Hati Nurani Propektif. Pembedaan antara hati nurani retrospektif
dan hati nurani prospektif ini bisa menampilkan kesan seolah- olah hati nurani hanya
menyangkut masa lampau atau masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.coursehero.com/file/44589987/jenis-jenis-hati-nuranidocx/
https://www.coursehero.com/file/44589987/jenis-jenis-hati-nuranidocx/
https://www.usd.ac.id/cm/suara-hati-dan-moralitas-sebagai-seorang-kristiani/
http://repository.unwira.ac.id/1880/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai