TUGAS KELOMPOK
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpah
nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan (makalah sistem
penyelenggaraan makanan)
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan sehinga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca. Dalam penyusunan makalah, penulis banyak mendapatkan masukan,
bantuan, partisipasi, spirit dan doa dari semua pihak.
Dalam menyelesaikan tugas ini, penulis dihadapkan dengan berbagai rintangan dan
cobaan serta kesulitan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak maka
kesulitan tersebut dapat teratasi.
BAB I
PENDAHULUAN
- Bagi Peneliti
Untuk mengetahui bagaimana penyelenggaraan makanan
- Bagi Pembaca
Untuk menambah informasi tentang penyelenggaraan makanan
BAB II
PEMBAHASAN
b. Karakteristik
Sedangkan sifat penyelenggaraan makanan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua),
yaitu penyelenggaraan makanan komersial dan non komersial. Penyelenggaraan
makanan komersial didirikan untuk umum dan beroperasi untuk mendapat keuntungan,
institusi ini mensuplai makanan umum secara teratur. Penyelenggaraan makanan non
komersial yang meliputi organisasi sekolah, industri, pemerintahan, rumah sakit, dan
lain-lain merupakan institusi yang mengoperasikan penyelenggaraan makanan sendiri
sebagai pelayanan untuk melengkapi aktivitas mereka dalam mencapai tujuan organisasi
dan kelompok ini mungkin dapat atau tidak mencari keuntungan dari penyelenggaraan
makanan setidaknya impas. Secara umum tujuan penyelenggaraan makanan pada
kelompok komersial dan non komersial mempunyai kesamaan yaitu tersedianya
makanan yang memuaskan klien, dengan manfaat setinggi-tingginya bagi institusi
(Mukrie, 1996).
Menu yang seimbang dan bervariasi perlu mendapat tekanan dari pihak
penyelenggara makanan. Menu untuk Makanan Institusi dibuat berdasarkan “ Rotasi
menu” dalam jarak 10 hari yang bertujuan meminimalkan rasa bosan mengkonsumsi
makanan yang sejenis secara berulang. Syarat menyusun menu perlu memperhatikan
variasi bahan makanan yang digunakan, musim bahan makanan, variasi rasa masakan,
variasi warna- aroma- tekstur- dan konsistensi makanan, serta kemampuan tenaga
pelaksana dan pesawat dapur yang memadai untuk mengejar jam waktu makan yang
tepat. Harga yang layak dalam makanan institusi menjadi pertimbangan penting lainnya
meningat pemberian makan dalam periode waktu yang cukup lama bahkan hampr
sepanjang waktu dimana karyawan itu berada di lembaganya. Sanitasi itu sendiri
bermakna memutus mata rantai kerusakan dan keracunan makanan oleh mikroorganisme
pathogen dan lainnya penyebab infeksi, dan keracunan makanan pada manusia. Untuk
kepentingan kesehatan makanan pihak pelaksana produksi dan distribusi makanan perlu
memiliki kemampuan yang berkaitan dengan sanitasi dan hygiene makanan.
C. Ketenagaan
1. Jenis dan Jumlah tenaga
Jumlah kualifikasi dan keterampilan tenaga pemasak makanan perlu dipertimbangkan
sesuai macam dan jumlah hidangan yang direncanakan
3. Pembinaan Tenaga
Pembinaan tenaga kerja dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti dengan
memberikan pelatihan bersertifikat (sertifikasi), pendidikan lanjutan, kursus, mengikuti
symposium/ seminar yang bertujuan untuk untuk memberi, memperoleh, meningkatkan
serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada
tingkat keterampilan dan keahlian tetertentu, sesuai dengan jenjang dan kualifikasi
jabatan atau pekerjaan.
Pendidikan dan Pelatihan Berjenjang dan Berlanjut. Tujuan pendidikan dan pelatihan
berjenjang dan berlanjut bagi tenaga gizi adalah: Peningkatan kinerja,peningkatan
pengetahuan dan wawasan ilmiah terkini,peningkatan keterampilan, perubahan sikap dan
perilaku yang posistif terhadap pekerjaan. Evaluasi Evaluasi dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem pengawasan melekat, melalui berbagai perangkat atau instrumen
evaluasi, atau formulir penilaian secara berkala. Tujuan evaluasi tersebut antara lain
sebagai salah satu bagian dalam promosi pegawai yang bersangkutan, jasa pelayanan,
penghargaan, peningkatan pendidikan, rotasi tugas, mutasi pegawai, atau sebagai
pemberian sanksi.
Standar makanan
b. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas merupakan pelelangan yang dilakukan diantara rekanan yang
dipilih dari daftar rekanan mampu yang sesuai denagn bidang usaha/ ruang lingkup
atau klasifikasi kemampuannya. Pelelangan terbatas dilakukan untuk pembelian yang
bernialai lebih dari 50 juta. Penetapan lulus prakualifikasi antara lain berdasarkan
pada hal-hal sebagai berikut :
1) memiliki akte pendirian, ijin usaha
2) mempunyai alamat yang sah, jelas dan nyata
3) mempunyai referensi dari bank dan modal usaha
4) mempunyai referensi pengalaman kerja
5) pemimpin perusahaan bukan pegawai negeri
6) pemberian kelonggaran bagi rekanan golongan ekonomi lemah.
c. Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung dilakukan dengan cara menunjuk rekanan sebagai pelaksana
tanpa melalui pelelangan uum terbatas. Pemilihan langsung dilaksanakan dengan
membandingkan sekurang-kurangnya 3 calon rekanan yang terdapat dalam DRM
serta dilaksanakan dengan surat perintah kerja/ kontrak. Pemilihan langsung
dilakukan untuk pembelian yang bernilai antara 5 juta – 15 juta.
d. Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung dilakukan dengan pelaksanaan pembelian yang dilakukan
dengan menunjuk satu rekanan tanpa melalui pelelangan umum, pelelangan terbatas
dan pemilihan langsung.
Menurut PGRS , 2013 Sistem pembelian yang sering dilakukan antara lain :
1. Pembelian langsung kepasar
2. Pembelian dengan musyawarah
3. Pembelian yang akan datang
4. Pembelian tanpa tanda tangan
5. Pembelian melalui pelelangan
b. Pengolahan makanan
Pengolahan bahan makanan adalah merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak)
bahan makanan mentah menjadi makanan siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk
dikonsumsi.
Tujuan :
1) Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan
2) Meningkatkan nilai cerna
3) Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan
makanan
4) Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh
Prasyarat:
1) Tersedianya menu, pedoman menu, dan siklus menu
2) Tersedianya bahan makanan yang akan dimasak
3) Tersedianya peralatan pemasakan bahan makanan
4) Tersedianya aturan dalam menilai hasil pemasakan (PGRS, 2013)
Sanitasi makanan
Sanitasi makanan adalah untuk mencegah kontaminasi makanan dengan zat-zat yang
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan diperlukan penerapan sanitasi makanan. Sanitasi
makanan adalah usaha untuk mengamankan dan menyelamatkan makanan agar tetap bersih,
sehat dan aman (Ricki M. Mulia, 2005).
Makanan dan minuman termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam
kehidupan manusia karena merupakan sumber energi satu-satunya. Sehingga apapun yang
akan disajikan sebagai makanan maupun minuman manusia haruslah memenuhi syarat
utama, yaitu citra rasa makanan dan keamanan makanan dalam arti makanan tidak
mengandung zat atau mikroorganisme yang dapat menggangu kesehatan tubuh yang
memakan (Moehyi, 1992).
Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap saat
dan harus ditangani dan dikelola dengan baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.
Pengelolaan yang baik dan benar pada dasarnya adalah mengelola makanan dan minuman
berdasarkan kaidah-kaidah dari prinsip hygiene sanitasi makanan (Depkes RI, 2004).
Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya mengendalikan faktor makanan,
orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit
atau gangguan kesehatan. Persyaratan hygiene sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis
yang ditetapkan terhadap produk rumah makan dan restoran, personel dan perlengkapannya
yang meliputi persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika (Depkes RI, 2003).
G. Dapur institusi
1. Tata letak, tata alur, macam dan syarat dapur
Dapur adalah tempat yang menentukan maju mundurnya institusi perusahaan, maka
harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat tersebut antara lain adalah dapur harus dalam
keadaan bersih, mempunyai cukup ventilasi, mempunyai cukup persediaan air bersih,
mempunyai saluran pembuangan air kotor, mempunyai bak pencuci tangan, mempunyai
tempat sampah, alat dapur dalam keadaan bersih.
a. Tata letak, alur, macam dan syarat dapur
Tata letak peralatan dapur yang baik pada dasarnya harus memenuhi 2 tuntutan yaitu:
1) Memungkinkan dilakukan pekerjaan pengolahan makanan secara runtut dan efisien.
2) Terhindar kontaminasi silang produk makanan dari bahan mentah, peralatan kotor, dan
limbah pengolahan.
b. Perlengkapan penanganan sampah dan limbah
Sebagaimana yang telah penulis sarikan dari buku Bartono,dkk, (2007), yaitu:
1) Tujuan Pembuangan Sampah
Tujuan pembuangan sampah adalah untuk mengumpulkan sampah di setiap unit kerja,
misalnya ruang penerimaan, persiapan dan lain-lain, dengan menggunakan alat berupa
tong atau drum yang dilapisi plastik setiap kali pekerjaan selesai, plastik harus diangkat.
Harus dipisahkan antara sampah basah dan kering yang dapat atau tidak dapat di daur
ulang.
5) Air Limbah
Air limbah berasal dari tempat cuci, dapur dan kamar mandi, air limbah dari jasa boga
umumnya banyak mengandung lemak, oleh karena itu tidak boleh dibuang ke dalam
saluran langsung.
6) Asap Dapur
Asap dapur harus segera dikeluarkan di dapur, sebelum dibuang asap dapur disaring
dengan saringan lemak (grase filter).
A. KESIMPULAN
Penyelenggaraan makanan merupakan suatu rangkaian kerja yang melibatkan
tenaga, manusia, peralatan, material serta berbagai masukan lainnya, yang bertujuan
agar tersedia makanan yang memenuhi prinsip 5T yaitu tepat mutu, tepat jumlah,
tepat harga, tepat waktu dan sanitasi (Mukrie,1990). Penyelenggaraan makanan
institusi haruslah memperhatikan kelengkapan, kecukupan zat gizi didalam makanan
yang disajikan dan susunan menu. Susunan menu haruslah merupakan kombinasi
yang serasi dari berbagai masakan yang merupakan sumber energi, sumber protein,
mineral dan berbagai vitamin. Perencanaan menu tersebut haruslah memperhatikan 3
faktor, yaitu perencanaan pola menu, master menu, dan siklus menu (Dirjen
Pelayanan Medik,1991 danWaryana, 2001).
B. SARAN
1. Untuk dapur diperluas lagi dan untuk alurnya dibuat berurutan tidak bolak- balik
2. Penataan layout sebaiknya ditata lebih rapi lagi.
3. Rak penyimpanan peralatan ditata rapi.
4. Penyimpanan bahan tidak ada yang diletakkan di lantai dan tidak diletakkan di
sembarang tempat.
5. Disediakan gudang penyimpanan bahan makanan kering dan mentah
6. Kebersihan pekerja, dapur dan peralatan perlu ditingkatkan.
7. Untuk menu diusahakan ada perevisian atau pergantian dalam siklus setiap 3 bulan
sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2004. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PPM dan
PL. Jakarta
Depkes RI. 2006. Kumpulan Modul Kursus Hygiene Sanitasi Makanan. Depkes
RI. Jakarta
BAB II PEMBAHASAN
A. TIPE KARAKTERRISTIK PELAYANAN GIZI
B. TUJUAN PELAYANAN GIZI
C. KETENAGAAN
D. PERENCANAAN ANGGARAN, PERENCANAAN MENU DAN SIKLUS
MENU, STANDAR MAKANAN
E. PROSEDUR DALAM PENGADAAN MAKANAN (PERHITUNGAN
KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN, PEMBELIAN, PENERIMAAN
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI MAKANAN
F. PROSEDUR, PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BAHAN MAKANAN
G. DAPUR INSTITUSI
H. PROSEDUR PENGAWASAN PENYELENGGARAAN MAKANAN
I. EVALUASI PENYELENGGARAAN MAKANAN
J. SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN
DAFTAR PUSTAKA