2021
HALAMAN PENGESAHAN
Ketua Kelompok 3
Mengetahui:
Pembimbing I Pembimbing II
Terima kasih yang tak ternilai praktikan ucapkan kepada dosen pembimbing
PKLT di Desa Wawosunggu. Khusunya kepada dosen pembimbing kelompok
3, Ibu Farming, S.ST, M.Keb dan Ibu Sitti Hadija, SKM yang telah
membimbing praktikan selama masa praktik hingga penulisan laporan ini
selesai. Serta terima kasih kepada keluarga besar yang telah memberikan
doa, serta dukungan moril maupun materil kepada praktikan.
Praktikan menyadari bahwa laporan PKLT ini tidak luput dari kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat praktikan
harapkan guna perbaikan dimasa mendatang.
Akhir kata, semoga hasil laporan PKLT ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan praktikan selanjutnya
di Politeknik Kesehatan Kendari serta kiranya Allah SWT selaku memberi
rahmat kepada kita semua. Amin
Praktikan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................
B. Tujuan...........................................................................................
C. Manfaat.........................................................................................
D. Ruang Lingkup..............................................................................
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLT
A. Gambaran Geografi......................................................................
B. Gambaran Demografi...................................................................
C. Gambaran Fasilitas Sarana dan Prasarana.................................
BAB III HASIL PENGUMPULAN DATA
A. Data Kesehatan Masyarakat.........................................................
B. Identifikasi Masalah Kesehatan....................................................
C. Prioritas Masalah Kesehatan........................................................
D. Rencana Intervensi Kesehatan.....................................................
E. Planning Of Action (POA).............................................................
F. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I)..............
G. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa II (MMD II)............
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan..................................................................
B. Faktor Penghambat dan Faktor Penunjang Dalam Pelaksanaan
Kegiatan........................................................................................
C. Rencana Tindak Lanjut.................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................
B. Saran.............................................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan salah salah satu unsur penting
dalam meningkatkan kesejahteraan umum yang harus diwujudkan.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional, diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Untuk mencapai
pembangunan nasional tersebut, pembangunan di bidang kesehatan
diarahkanuntuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
rakyat Indonesia. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan secara
optimal dan fasilitas pelayanan kesehatan dapat berfungsi dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat
salah satunya harus didukung oleh sumber daya manusia kesehatan yang
kompeten, memadai dan tersebar merata di seluruh Indonesia.
Berlandaskan Dasar Pembangunan Kesehatan dan untuk
mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2025, ditetapkan 4 (empat) Misi
Pembangunan Kesehatan, yaitu: menggerakkan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat, memelihara dan meningkatkan upayakesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau serta meningkatkan danmendayagunakan sumber
daya kesehatan. Sesuai dengan Misi Pembangunan Kesehatan, maka
institusi pendidikan tenaga kesehatan mempunyai peranan yangsangat
strategis dalam menyiapkan atau mendidik tenaga kesehatan
yangbermutu. Tenaga kesehatan yang bermutu sebagai bagian dari
sumber daya manusia harus mempunyai kompetensi yang memenuhi
standar profesinya dalam menyelenggarakan pembangunan dan
Pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Poltekkes Kemenkes Kendari merupakan salah satu unit pelaksana
teknis BPPSDMK yang bertujuan untuk menyediakan tenaga kesehatan
yang mencukupi, baik jumlah, jenis, serta mutunya. Poltekkes Kemenkes
Kendari sebagai salah satu institusi pendidikan tenaga kesehatan jenjang
pendidikan tinggi berkewajiban menyiapkan mahasiswa menjadi anggota
masyarakat yang berkemampuan secara akademik dan/atau profesional.
Dengan hal tersebut, mahasiswa dan lulusan Poltekkes Kemenkes
Kendari diharapkan dapat menerapkan, mengembangkan, menciptakan
ilmu pengetahuan/ teknologi dan atau seni, menyebarluaskan dan
mengupayakan manfaat yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
serta memperkaya kebudayaan nasional.Hal ini sejalan dengan Visi
Poltekkes Kemenkes Kendari "Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi
Kesehatan yang unggul, Menghasilkan Lulusan Professional, Mandiri,
Inovatif, Kompetetif, Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Naha
Esa, dan berwawasan Kemaritiman di Indonesia pada Tahun 2028“.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian yang
tidakterpisahkan dari sistem program pendidikan dan pengajaran serta
merupakanwadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang diperoleh pada proses belajar mengajar. Dalam
rangka peran profesionalkesehatan, maka upaya pengembangan tenaga
kesehatan diarahkan menjadi tenaga kesehatan pada sektor publik dan
sektor swasta secara terpadu. Praktik Kerja Lapangan Terpadu (PKLT)
merupakan pengamalan IPTEK yang sudah dipelajari, menuntun
mahasiswa kepada pola kerja interdisiplin dan terpadu yang dilandasi
upaya penanggulangan masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
Kegiatan PKLT ini merupakan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
dengan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
yangmelibatkan mahasiswa di empat jurusan yaitu Keperawatan,
Kebidanan, Gizi, dan Teknologi Laboratorium Medis. PKLT dengan
GERMAS merupakan salah satu proses belajarmengajar yang dilakukan
di luar kelas untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperoleh pada proses belajar mengajar didalam kelas
kepada masyarakat yang membutuhkan
dalam upaya menyukseskan program kesehatan dari berbagai
interdisiplin ilmu.
Pelaksanaan PKLT dilakukan dengan pendekatan interprofessional
education collaborative practice (IPE-CP) yang bertujuan untuk
mempersiapkan tenaga kesehatan profesional di masa datang yang
mampu bekerja dalam tim sehingga dapa meningkatkan kesehatan
komunitas, sehingga dengan program ini diharapkan mahasiswa mampu
bekerjasama dengancara berkolaborasi antara mahasiswa interdisiplin
ilmu, mahasiswa dengan masyarakat, dan mahasiswa dengan
stakeholder. Mahasiswa dapat menerapkanilmu yang telah dipelajari di
bangku kuliah dan perbedaan antara ilmu yangdipelajari dan kenyataan di
lapangan serta mampu berperan serta dalam kegiatan kemasyarakatan
dan dalam memotivasi masyarakat untuk berperan serta dalam
programkebijakan pemerintah di bidang kesehatan yaitu GERMAS.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah diperoleh di
bangku kuliah secaranyata di wilayah lokasi IPE-CP
b. Mahasiswa dapat pengalaman yang berharga terutama dalam
penyelenggaraan tahap-tahap manajemen selama IPE-CP serta
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menanggulangi
masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
c. Dapat bekerjasama dengan berbagai bidang profesi, baik sesama
mahasiswamaupun dengan instansi terkait baik lintas program
maupun lintas sektoral dalam rangka menanggulangi masalah
kesehatan di tingkat kecamatan atau desa
2. Pemerintah
Dengan adanya IPE-CP diharapkan hasil temuan dilokasi IPE-
CP dapat menjadimasukan bagi pemerintah untuk merencanakan
program kesehatan dimasa yang akan datang.
3. Masyarakat
a. Dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam bidang
kesehatan danterinovasi untuk bertindak sesuai dengan perilaku
hidup bersih dan sehat.
b. Dapat meminimalisir permasalahan yang ditemukan masyarakat.
c. Dapat meningkatkan potensi masyarakat mengenal masalah
kesehatannya sendiri dan merencanakan pemecahannya
4. Perguruan tinggi
Implementasi social accountability, yaitu misi sosial institusi
pendidikan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui
program pendidikan PKL- Terpadu yang secara tidak langsung melalui
peran serta mahasiswa maupun penyiapan mahasiswa untuk bisa
menjadi profesional kompeten di masa datang sehingga dapat
berkontribusi bagi peningkatan community health outcomes.
BAB II
A. Gambaran Geografi
Desa Wawosunggu, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe
Selatan, merupakan salah satu desa yang terletak dalam wilayah
Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Su;awesi
Tenggara, yang awalnya merupakan gabungan dari Desa Panambea
Barata yang secara territorial telah memenuhui syarat-syarat untuk
dimekarkan sehingga terbentuklah Desa Wawosunggu tepat pada tanggal
20 April tahun 2000 dengan kepala Desa yang dijabat oleh bapak Halip
Lakunda selama tiga periode dan selanjutnya diadakan pemilihan kepala
desa secara demokrasi sehingga terpilihlah bapak Darwis yang menjabat
hingga lima tahun dari priode jabatan beliau kemudian terpilihlah bapak
Saharuddin hingga saat ini. Berdasarkan letak gografisnya, posisi Desa
Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan berada di
bagian Utara dari Kabupaten Konawe Selatan.
Luas wilayah Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten
Konawe selatan ± 0,5 X 10 atau sekitar 500 km 2 yang pada umumnya
merupakan wilayah lautan, dari letak geografis tersebut pengembangan
komoditi perikanan di daerah ini menjadi sumber pencaharian masyarakat
pada umumnya di Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten
Konawe Selatan. Potensi tersebut merupakan asset daerah yang
membutuhkan kepedulian dalam hal pemberdayaan dan peningkatan
taraf hidup.
Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe
Selatan merupakan Desa yang devenitif dan sebagian daerahnya telah
mengalami pemekaran.Jimlah dusun di Desa Wawosunggu Kecamatan
Moramo Kabupaten Konawe Selatan berjumlah tiga Dusun, Adapun dari
sisi karakteristik masyarakat Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo
Kabupaten Konawe Selatan tersebut merupakan Desa yang memiliki
Karakteristik masyarakat religious.
Berdasarkan dokumen kantor Desa Wawosunggu Kecamatan
Moramo Kabupaten Konawe Selatan, diperoleh data mengenai batas-
batas wilayah sebagai berikut:
- Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Lapuko.
- Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan,
sebelah Utara berbatasan dengan Laut strering.
- Desa Wawosunggu kecamatan Moramo Kabupaten Konawe selatan,
sebelah Barat berbatasan dengan Desa Panambea Barata
- Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe selatan,
sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rambi-rambia.
B. Gambaran Demografi
Jumlah warga di Desa Wawosunggu Kecamatan Moramo
Kabupaten Konawe Selatan ini sebanyak 550 jiwa dan memiliki kurang
lebih 154 kepala keluarga.Mayoritas penduduknya bekerja sebagai
nelayan.
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
PKL terpadu dengan konsep IPE-IPC dilaksanakan mulai tanggal
24 mei 2021 - 11 juni 2021. Adapun rincian kegiatan yang dilkukan
kelompok 3 antara lain:
- Hari ke-1yaitu tanggal 24 mei 2021 seluruh mahasiswa mengikuti
penerimaan di Balai Desa Lapuko Kecamatan Moramo kabupaten
Konawe Selatan dan di Desa Wawosunggu.
- Hari ke-2 yaitu tanggal 25 Mei 2021 seluh mahasiswa PKLT
berkumpul di rumah kepala desa untuk melakukan Rapat Pembagian
Wilayah Kerja masing-masing kelompok dan melihat batasan-batasan
wilayah kerja masing-masing kelompok yang di perlihatkan langsung
oleh masing-masing ketua RT Desa Wawosunggu.
- Hari ke-3 dan 4yaitu tanggal 26 - 27 mei 2021 kelompok melakukan
pendataan masyarakat sesuai dengan wilayah kerja yang telah di
bagikan.
- Hari ke-5yaitu tanggal 28 mei 2021 kelompok 3 mengikuti Rapat
Tabulasi di rumah Kepala Desa bersama semua kelompok serta
melakukan Senam Sore bersama Warga Desa Wawosunggu
- Hari ke-6yaitu tanggal 29 mei 2021 kelompok 3 melakukan
penyusunan materi presentase mengenai masalah kesehatan yang di
dapatkan.
- Hari ke-7yaitu tanggal 30 mei 2021 kelompok 3 mengikuti rapat
persiapan kegiatan MMD I di rumah Kepala desa Wawosunggu.
- Hari ke-8yaitu tanggal 31 mei 2021 kelompok 3 menghadiri
Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD - I) di Balai Desa
Wawosunggu.
- Hari ke-9yaitu tanggal 1 juni 2021 senam sore bersama masyarakat
Desa wawosunggu di rumah kepala desa.
- Hari ke-10yaitu tanggal 2 juni 2021 melakukan rapat intervensi
komunitas, serta evaluasi individu dan keluarga di rumah kepala desa
serta senam sore
- Hari ke-11yaitu tanggal 3 juni 2021 kelompok 3 dan 4 melakukan
intervensi komunitas di rumah kepala dusun I desa Wawosunggu.
- Hari ke-12yaitu tanggal 4 juni 2021 kelompok 3 melakukan bimbingan
kelompok dan menjadi panitia dalam pelaksanaan lomba untuk anak-
anak sekolah dasar Desa Wawosunggu.
- Hari ke-13 yaitu tanggal 5 juni 2021 pemeriksaan kesehatan gratis
untuk masyarakat desa Wawosunggu
- Hari ke-14 yaitu tanggal 6 juni 2021 melakukan senam sore bersama
masyarakat desa Wawosunggu.
- Hari ke-15 dan 16 yaitu tanggal 7-8 juni 2021 tidak ada kegiatan yang
dilakukan (liburan kelompok bersama warga desa)
- Hari ke-17 yaitu tanggal 9 juni 2021 pelaksanaan Musyawarah
Masyarakat Desa II (MMD-II) di balai desa Wawosunggu. Serta
penutupan kegiatan.
- Hari Ke-18 yaitu tanggal 10 juni 2021 tidak ada kegiatan yang
dilakukan.
- Hari ke-19 yaitu tanggal 11 juni 2021 hari kepilangan seluruh
mahasiwa dan penarikan yang dilakukan di balai desa Lapuko
Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan.
2. Keluarga
Tabel 4.7 Faktor Penghambat dan Penunjang Pelaksanaan
Kegiatan KK Binaan
No Kegiatan Sasaran Faktor Faktor Penunjang
. Penghambat
1. Pelaksanaa Klien dan Klien menerima 1. Jarak antara
n intervensi Keluarga konseling dan rumah klien
pada KK: edukasi tapi dengan posko
keluarga Hariano susah untuk dekat
dan Individu menerangkannya sehingga
KK karena kurangnya mudah di
media kunjungi
2. Klien tidak
menolak
dilakukan
kunjungan
berulang
2. Pelaksanaa Klien dan Klien menerima 1. Jarak antara
n intervensi keluarga konseling dan rumah klien
pada KK: edukasi tapi dengan posko
keluarga Ludin susah untuk dekat
dan individu menerangkannya sehingga
KK karena kurangnya mudah di
media kunjungi
2. Klien tidak
menolak
dilakukan
kunjungan
berulang
1. Komunitas
Tabel 4.8 Rencana Tindak Lanjut Komunitas
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama kelompok 3 melakukan Praktek Kerja Lapangan Terpadu
di wilayah desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe
Selatan begitu banyak pelajaran dan ilmu yang didapatkan baik itu dari
tokoh masyarakat ataupun dari teman-teman mahasiswa dari jurusan gizi,
analis, kebidanan dan keperawatan lainnya. Tempat praktek yang kami
jalani merupakan tempat masyarakat yang memiliki sebagian besar
aktivitasnya berada di laut dan tingkat kesehatan yang cukup baik, ada
beberapa masalah kesehatan yang kami temui dari data sekunder yaitu
puskesmas dan kader, serta kami telah melakukan pendataan di
dapatkan dari 20 kepala keluarga yang kami data ada 5 keluarga yang
menjadi keluarga binaan kami dengan masalah kesehatan seperti
Hipertensi, PHBS, kurangnya Konsumsi Buah dan Sayur, Diabetes
mellitus. Hal tersebut tidak terlepas dari pemicu yang sangat tinggi
sehingga sulitnya menurunkan angka kejadian masalah tersebut dalam
jangka waktu yang cukup pendek.
Penyebab terjadinya peningkatan angka kejadian hipertensi yaitu
dari tidak adanya petugas kesehatan yang berada di desa tersebut dan
jarak menuju pelayanan kesehatan cukup jauh diamana warga harus
menggunakan katinting untuk menyebrangi lautan dan menggunakan
angkutan umum untuk ke puskesmas yang berada di Desa Lapuko
Kecamatan Moramo sehingga masyarakat tidak pergi mengkontrol
tekanan darah secara teratur serta kebiasaan masyarakat yang tidak
mengkontrol konsumsi garam. PHBS disebabkan kebiasaan prilaku
sehari-hari dan pengetahuan masyarakat tentang kurangnya prilaku hidup
bersih dan sehat.Kurangnya Konsumsi Buah dan Sayur disebabkan
karena tidak adanya pasar di desa tersebut, serta tidak ada inisiatif dari
sebagian masyarakat untuk menanam sayur serta kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya konsumsi buah dan
sayur.Diabetes Melitus disebabkan karena turunan kelurga dan kurang
mengntrol konsumsi glukosa.
Semua rencana yang kami susun mengacu pada masalah
Keluarga/Individu di desa Wawosunggu Kecamatan Moramo Kabupaten
Konawe Selatan hal ini akan membaik jika masyarakat dapat merubah
kebiasaan dan melakukan anjuran yang telah kami berikan selama
melakukan binaan di desa Wawosunggu.
B. Saran
1. Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat memahami dan mampu menurunkan
resiko terjadinya Hipertensi
Diharapkan masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang
sehat dan dapat memanfaatkan pekarangan rumah dengan
baik
Diharapkan masyarakat mampu mengolah sampah dengan
bijak
Diharapkan masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sayur dan
buah
Diharapkan masyarakat mampu mengontrol makanan tidak
berlebihan garam dan juga glukosa
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan
yang telah diperoleh di bangku perkuliahan
Diharapkan mahasiswa dapat menjadi fasilitator antara
masyarakat dalam kegiatan berbasis IPE-IPC selanjutnya
3. Bagi Poltekkes Kemenkes Kendari
Agar dapat menjadi acuan dan referensi untuk kegiatan PKLT
selanjutnya
Agar dapat menjadi bahan masukan untuk perpustakaan.
Lampiran
V