DISUSUN
DINA SALSABILA MULIA
P00331018059
2B
JURUSAN GIZI
PRODI DIII
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman
yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan
guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI MP-ASI berupa makanan
padat atau cair yang diberikan secara bertahap sesuai dengan usia dan
kemampuan pencernaan bayi. Pada usia 6-24 bulan ASI hanya menyediakan
1/2 kebutuhan gizi bayi. Dan pada usia 12-24 bulan ASI menyediakan 1/3 dari
kebutuhan gizinya. Sehingga MP-ASI harus diberikan pada saat bayi berusia 6
pemberian makanan khusus selain ASI, berbentuk padat atau semi padat
pendamping ASI (MP-ASI) pada saat yang tepat akan sangat bermanfaat bagi
tidak diperkenalkan pada di usia 6 bulan, atau pemberiannya dengan cara yang
tidak tepat. Karena di usia 6 bulan, kebutuhan bayi untuk energi dan nutrisi
mulai melebihi apa yang disediakan oleh ASI, dan makanan pendamping
bayi sudah cukup siap untuk menerima makanan lain (WHO, 2016). Peraturan
menyusui dini, jenis kelamin anak, sumber air, status pendidikan orang tua,
kemampuan orang tua dalam membuat keputusan serta tipe dan waktu
dan jangka pendek. Dampak negatif jangka pendek jika bayi diberikan
isap bayi, memicu diare, dan memicu anemia. Sedangkan dampak negatif
jangka panjang bila bayi diberikan makanan pendamping ASI sebelum 6 bulan
disebabkan oleh beberapa alasan salah satunya adalah karena ibu bekerja
(Savitri, 2016).
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Tentang
MP-ASI pada Balita 6-24 Bulan di Dusun Toronipa Kec.Soropia..
2. Tujuan Khusus
c. Untuk mengetahui hubungan antara pemberian asi dan status gizi anak
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
E. Keaslian penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
4-6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. (Yenrina, 2008 ). Peranan MP-ASI
2. Tingkatan Pengetahuan
a. Tahu (Know)
diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Aplication)
e. Evaluasi (Evaluation)
cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah)
kesimpulan.
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut juga “metode penelitian
(Notoatmodjo, 2003).
bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek. Perilaku
ibu tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah Perilaku
ibu terhadap makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, yang
diberikan kepada balita atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi
2. Tingkatan Perilaku
a. Menerima (Receiving)
diberikan (obyek)
b. Merespons (Responding)
orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat
tiga.
e. Determinan Perilaku
penting
dapat menyebabkan perubahan sikap yang ada pada diri orang yang
bersangkutan.
3. Ciri-ciri Perilaku
pendorong lain yang ada dalam diri manusia. Oleh karena itu untuk
Perilaku tidak dibawa sejak lahir dan berarti sikap itu terbentuk
Perilaku itu dibentuk atau terbentuk, maka sikap itu dapat dipelajari dan
c. Perilaku dapat tertuju pada satu obyek saja, tetapi juga dapat tertuju pada
obyek lain
tergabung di dalamnya.
kehidupan seseorang, secara relatif Perilaku itu akan lama bertahan pada
diri orang yang bersangkutan. Perilaku tersebut akan sulit berubah dan
kalaupun dapat berubah akan memakan waktu yang relatif lama. Tapi
sebaliknya bila sikap itu belum begitu mendalam ada dalam diri
perasaan tertentu yang dapat bersifat positif tetapi juga dapat bersifat
dorong bagi individu untuk prilaku secara tertentu untuk objek yang
dihadapin
bulan adalah waktu yang tepat dalam pemberian MP ASI (Martini 2009).
1. Tujuan Pemberian
a. Melengkapi zat gizi yang kurang yang terdapat dalam air susu ibu.
yang tinggi.
di bawah ini :
c. Harga terjangkau
(Depkes RI , 2006 )
a. Makanan Lumat
b. Makanan Lembik
nasi tim bayi, bubur campur, biscuit, bubur kacang hijau, pisang,
c. Makanan Keluarga
makanan keluarga tetapi dipilih dari jenis makanan yang lunak dan
tidak pedas.
memenuhi standar gizi. Karena bisa dibuat dalam jumlah kecil, makanan
makanan siap saji cukup mahal dan tidak memberikan pengalaman yang
sudah diberikan kepada bayi sejak dini (di bawah usia 6 bulan) maka
asupan gizi yang diperoleh bayi tidak sesuai dengan kebutuhan. Selain
perut, sembelit (susah buang air besar) dan alergi (Arisman, 2004).
1) Obesitas (kegemukan)
makanan pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi. Sama seperti
2) Penyakit Kronis
diare.
makan.
berbagai jenis makanan akan membuat bayi tidak cepat bosan, memicu
terbiasa makan makanan yang itu-itu saja. Ia bisa kekurangan gizi yang
C. Kerangka Konsep
ASI EKSLUSIF
STATUS GIZI
BALITA
Makanan pendamping asi
( MP-ASI)
Kerangka pikir
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang
diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan
zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan
tersebut dapat dilihat dari variabel
pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi
badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, dan panjang tungkai. Jika
keseimbangan terganggu, dan jika berlangsung
lama akan timbul masalah gizi buruk. Adapun
faktor yang mempengaruhi dari status gizi
anak berusia 6-36 bulan tersebut yaitu penyakit
infeksi dan kelainan bawaan. Dimana kelainan
bawaan berhubungan dengan kemampuan anak
dalam mengolah makanan maupun
kemampuan tubuh penyakit infeksi masuk ke
dalam tubuh anak yang disebabkan oleh
kurangnya imunitas atau kekebalan tubuh
batita itu sendiri , kekebalan tubuh dari anak
tersebut dikarenakan salah satu faktor yaitu
pola pemberian ASI pada waktu bayi itu
dilahirkan , dimana ASI eksklusif
mempengaruhi dari kekebalan anak tersebut.
Sedangkan faktor makanan juga
mempengaruhi status anak tersebut ,
dikarenakan makanan yang diberikan oleh
anak atau yang disebut dengan Makanan
Pendamping ASI sangat mempengaruhi dari
jenis makanan yang diberikan sesuai umur
anak tersebut.
D. Hipotesis Penelitian
1. Ada Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif dengan status gizi anak berusia
6-24 bulan di Desa TORONIPA.
2. Ada Hubungan antara Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
dengan status gizi anak berusia 6-32 bulan didesa toronipa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
2004).
C. Populasi Penelitian
sampel(Arikunto, 2006).
E. Kriteria Retriksi
{Nursalam, 2005).
Nil
0 = bila jawaban
s
t,
soal ).
% Skor
Dengan hasil pengukuran dalam bentuk pernyataan:
DAFTAR PUSTAKA
Mart Lawson, M. 2003. Makanan Sehat Bayi dan Balita. Cet.ke-1. PT.
Dian Rakyat.
Jakarta.