KELOMPOK VIII
Andi Neilah Faradisa T PO.71.4.231.16.1.045
Dicky Hendra Wijaya PO.71.4.231.16.1.046
Nuriswandi PO.71.4.231.16.1.058
Yuyukarmila PO.71.4.231.16.1.078
Zubaeda PO.71.4.231.16.1.079
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan kader terkait pemberian
MP-ASI pada anak.
2. Bgimana cara meningkatkan keterampilan kader dalam membuat MP-
ASI untuk anak.
N TAHAPAN
KEGIATAN FASILITATOR KEGIATAN PESERTA
O KEGIATAN
Salam, Perkenalan, kata-kata pembuka/
1. Pembukaan Salam, memperkenalkan diri
penyemangat
HARI,
MATERI/POKOK
TANGGA WAKTU METODE MEDIA FASILITATOR
BAHASAN
L
LCD dan
1. Pengertian FC Dr. Hendrayati,
MP-ASI. 15 menit CTJ, Diskusi
(Flipchart DCN, M.Kes
)
LCD dan
2. Syarat dalam
FC Dr. Hendrayati,
pemberian 15 menit CTJ, Diskusi
(Flipchart DCN, M.Kes
MP-ASI.
)
3. Tekstur MP- LCD dan
ASI yang FC Dr. Hendrayati,
15 menit CTJ, Diskusi
baik sesuai (Flipchart DCN, M.Kes
usia anak. )
Jumat, 21 4. Pola dalam LCD dan
Januari pemberian FC Dr. Hendrayati,
15 menit CTJ, Diskusi
2020 MP-ASI yang (Flipchart DCN, M.Kes
baik. )
5. Prosedur
dalam
pembuatan FC
Dr. Hendrayati,
MP-ASI yang 15 menit CTJ, Diskusi (Flipchart
DCN, M.Kes
baik sesuai )
usia anak.
6. Membuat
MP-ASI yang Alat saji
anak. memasak
J. EVALUASI
Bentuk evaluasi meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil pelatihan.
Evaluasi proses meliputi penilaian fasilitator, penyediaan fasilitas pelatihan,
dan lain-lain. Evaluasi hasil adalah penilaian output pelatihan pada sasaran
berupa peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta pada akhir
pelatihan. Bentuknya berupa test tertulis obyektif dengan pilihan jawaban
ganda. (Terlampir)
LAMPIRAN
A. MATERI
1. Pengertian Makanan Pendamping ASI (MPASI)
MPASI adalah singkatan dari Makanan Pendamping Air Susu
Ibu. Maksudnya adalah makanan tambahan yang diberikan untuk bayi
atau balita yang masih menyusu pada ibunya.
Sebagaimana diketahui, ASI merupakan makanan utama dan
pertama bagi bayi. Kandungan yang kaya akan berbagai macam
kebutuhan yang diperlukan oleh bayi semuanya berada dalam ASI.
Sehingga jenis makanan apa pun akan sulit menandingi kehebatan ASI.
Jangka waktu pemberian ASI ekslusif yang baik bagi bayi adalah
hingga mencapai usia 6 bulan. Artinya sampai usia 6 bulan bayi tidak
memerlukan makanan lain karena segala kebutuhan yang diperlukan oleh
bayi terdapat dalam ASI.
Setelah memasuki umur tertentu, umumnya kalangan medis
sepakat menyebut usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi bayi sudah bertambah.
ASI tak lagi mencukupi kebutuhannya akan makanan. Di saat inilah, bayi
mulai memerlukan makanan pendamping ASI. Pemberian MPASI ini
perlu dilakukan mengingat :
a. Pada usia 6 buan, organ-organ pencernaan dan ginjal bayi sudah
semakin sempurna Untuk itu perlu mulai dilatih mengonsumsi makanan
yang lunak terlebih dahulu. Seiring bertambahnya usia. anakpun telah
mampu makan sendiri. Maka, secara bertahap bayi dapat diperkenalkan
menu serhari-hari orang dewasa.
b. Pada usia 6 bulan, kebutuhan kalori dan gizi bayi tidak lagi memadai
jika hanya mengandalkan ASI. pada usia itu, ASI hanya mencukupi
sebagaian dari seluruh kebutuhan gizinya.
c. Cadangan vitamin dan mineral yang diperoleh bayi saat masih dalam
kandungan telah menurun. karenanya, diperlukan asupan tambahan
melalui MPASI.
d. Biasanya, bayi usia 6 bulan sudh mulai tumbuh gigi-giginya. Dengan
begitu, pemberian MPASI melatihnya agar mampu menguyah sekaligus
mengenal beragam rasa dan tekstur makanan.
a. Sehat
Makanan harus bebas dari kuman dan penyakit, pengawet,
pewarna, dan racun. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat
rentan terhadap pengaruh kuman penyakit dan bahan tambahan
makanan (zat aditif). Zat tambahan yang umumnya berupa bahan
kimia harus dijauhkan dari makanan bayi.
b. Mudah diperoleh
Makanan tambahan untuk bayi hanya terdiri dari satu bahan atau
beberapa bahan saja. Ini karena sistem pencernaan bayi yang belum
siap untuk menerima bermacam-macam makanan. Bahan makanan
seperti pisang dan pepaya dapat diperoleh dengan mudah di negara-
negara tropis. Walaupun telah banyak pusat perbelanjaan yang
menjual barang-barang impor, penggunaan bahan makanan lokal akan
lebih menjamin kesegaran dan merupakan bentuk ketahanan pangan
yang baik.
c. Masih segar
MPASI disiapkan sesaat sebelum diberikan kepada bayi dan
dibuat dari bahan-bahan segar yang bebas polusi. Oleh karena itu,
bahan MPASI harus memenuhi standar higienis baik dalam bentuk
bahan mentah ataupun cara pengolahannya.
d. Mudah diolah
Pengolahan bahan MPASI sebaiknya tidak terlalu lama, tetapi
teksturnya cukup lembut untuk pencernaan bayi yang baru mengenal
MPASI. Bahan yang mudah diolah tentu akan memudahkan orang tua
menyiapkan MPASI untuk anaknya.
e. Harga terjangkau
Makanan pendamping ASI tidak harus mahal. Jika harganya
terjangkau, tentu akan lebih baik. Secara umum, harga bahan pangan
nabati lebih murah daripada bahan pangan hewani. Selain itu, porsi
makan bayi masih sedikit sehingga tidak perlu membeli bahan MPASI
terlalu banyak.
f. Cukup kandungan gizinya
Makanan tambahan yang diberikan ke bayi harus memenuhi
kecukupan gizi bayi. Kombinasi yang tepat antara bahan nabati dan
hewani diharapkan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh
dan berkembang dengan baik. Selain itu, bahan nabati lebih beresiko
kecil menyebabkan alergi daripada bahan hewani. Selain itu, perlu
diingat bahwa bahan makanan sumber protein dapat memacu
pertumbuhan fisik bayi lebih baik.
g. Jenis makanan sesuai dengan umur bayi
Ada beberapa makanan yang tidak pantas diberikan untuk bayi
usia 6 bulan karena baru tepat diberikan ke bayi berumur 9 bulan. Ini
harus diperhatikan karena kemampuan pencernaan bayi yang lebih
muda usianya berbeda dengan bayi yang sudah besar. Kemampuan
cerna bayi berkembang sesuai dengan umurnya. Untuk pengenalan
MPASI awal, sari buah tunggal, pure buah tunggal, atau bubur nasi
lembut lebih mudah dicerna daripada buah utuh, pure aneka buah, atau
roti.
h. Pengolahan MPASI harus higienis
Alat yang digunakan harus diperhatikan kebersihannya agar bisa
memberikan MPASI yang sehat dan aman bagi anak.
3. Jenis – Jenis Makanan Pendamping ASI
a. Berdasarkan tekstur dan kepadatannya, MPASI terdiri atas :
1) MPASI Cair : air tomat, air jeruk, air the dan sebagainya.
2) MPASI dihaluskan : aneka buah-buahan (seperti pisang, pepaya,
dan kentang yang dihaluskan (diblender), bubur saring/nasi tim dan
sebagainya.
3) MPASI Padat : bubur padat, roti, finger food (jenis makanan kecil
seukuran jari yang mudah di genggam jemari bayi), biskuit dan
sebagainya.
b. Berdasarkan cara membuatnya, MPASI dibedakan atas :
1) MPASI instan, yaitu berupa produk dalam kemasan buatan
pabrikan, seperti bubur susu instan aneka rasa, finger food dan
sebagainya.
2) MPASI yang diolah sendiri oleh para ibu di rumah dengan aneka
kreasi dan variasi. Membuat MPASI sendiri akan sangat
bermanfaat karena pemilihan dan cara pengolahan ahan-bahannya
dapat lebih terjamin.
Bahan :
Cara membuat :
(1 porsi)
Bahan :
- 20 gr beras
- 25 gr tomat cincang
- 30 gr tahu, dicincang
- 5 gr keju parut
- 650 ml air
Cara membuat :
Rebus beras dengan air bersama daging ayam cincang dan tahu
sampai mengental.
Masukkan tomat dan jamur dimasak sampai sayur masak dan lebih
kental.
Masukkan keju parut, diaduk, angkat.
Setelah agak dingin disuapkan pada bayi.
(3 porsi)
Bahan :
Cara membuat :
1. Materi :
a. Kesesuaian dengan tujuan pelatihan 1 2 3 4 5
b. Kesesuaian dengan kebutuhan 1 2 3 4 5
c. Kualitas 1 2 3 4 5
2. Fasilitator :
a. Penguasaan materi 1 2 3 4 5
b. Cara penyampaian 1 2 3 4 5
c. Sistematika alur materi 1 2 3 4 5
d. Tingkat partisipatif 1 2 3 4 5
e. Kedekatan dengan peserta 1 2 3 4 5
f. Penampilan 1 2 3 4 5
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
____________________________________
Tempat/fasilitas:
a. Baik b. Cukup c. Kurang
Konsumsi:
a. Baik b. Cukup c. Kurang
Acara:
a. Baik b. Cukup c. Kurang