Anda di halaman 1dari 44

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN

PEMBUATAN BEKAL UNTUK ANAK PRA SEKOLAH USIA 4-6 TAHUN

Disusun oleh :

RIDHA ARINI BR GINTING


P01031217041

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan proposal pelatihan dan pendidikan diklat gizi
ini dalam bentuk maupun isinya sangat sederhana yang berjudul “PEMBUATAN BEKAL
UNTUK ANAK PRA SEKOLAH USIA 4-6 TAHUN”. Proposal ini dibuat untuk memenuhi
tugas PPG “Pendidikan dan Pelatihan Gizi”.Semoga proposal ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Proposal ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan proposal ini.

Kp Bukit Dsn III, 13 April 2020

Ridha Arini Br Ginting


DAFTAR ISI
Daftar Isi ............................................................................................................................
Bab I. Pendahuluan .............................................................................................................
A....Latar Belakang ..............................................................................................

B. Filosofi Pelatihan .........................................................................................


Bab II. Peran, Fungsi, Dan Kompetensi ............................................................................
A. Peran ...............................................................................................................
B. Fungsi ..............................................................................................................
C. Kompetensi ......................................................................................................
Bab III. Tujuan Pelatihan ....................................................................................................
A. Tujuan Umum ..................................................................................................
B. Tujuan Khusus .................................................................................................
Bab IV. Struktur Program ...................................................................................................
Bab V. Garis Besar Program Pembelajaran ........................................................................
Bab VI. Diagram Proses Pembelajaran ..............................................................................
A. Pre Test ............................................................................................................
B. Pembukaan .......................................................................................................
C. Building Learning Commitment (BLC) ...........................................................
D. Pemberian Wawasan ........................................................................................
E. Pembekalan Pengetahuan Dan Keterampilan ..................................................
F. Rencana Tindak Lanjut ....................................................................................
G. Evaluasi Peserta (post test) dan evaluasi penyelenggaraan .............................
H. Penutupan.........................................................................................................
Bab VII. Peserta dan Fasilitator ..........................................................................................
A. Peserta ..............................................................................................................
B. Fasilitator .........................................................................................................
Bab VIII. Penyelenggara dan Tempat Penyelenggaraan ....................................................
A. Penyelenggara ..................................................................................................
B. Tempat Penyelenggara ....................................................................................
Bab IX. Evaluasi .................................................................................................................
A. Evaluasi Terhadap Peserta ...............................................................................
B. Evaluasi Terhadap Failitator ............................................................................
C. Evaluasi Terhadap Penyelenggara Pelatihan ...................................................
Lampiran :
a) Jadwal Pelatihan
b) Soal Pre Test dan Post Test
c) Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan
d) Formulir Satuan Acara Pelatihan
e) Formulir Biodata Peserta
f) Materi Pelatihan
BAB I
LATAR BELAKANG

A. LATAR BELAKANG
Makanan anak pra sekolah perlu mendapatkan perhatian mengingat anak masih dalam
masa pertumbuhan, maka keseimbangan gizinya harus perlu diperhatikan agar tetap tumbuh
dengan sehat dan berkualitas. Pada usia ini anak sudah mempunyai sifat konsumen aktif yang
artinya anak sudah bisa memilih makanan yang disukainya. Pada saat inilah orang tua terkhusus
ibu diwajibkan untuk memperhatikan keinginan anak dengan menyikapi secara bijaksana.
Konsumsi makanan merupakan salah satu faktor utama penentu status gizi seseorang.
Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien,
sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat seoptimal mungkin (Almatsier, 2004). Konsumsi makanan jajanan
yang terlalu sering dapat mengurangi nafsu makan anak saat di rumah. Selain itu kebiasaan
banyak makan jajanan kurang memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat mengancam kesehatan
anak (Khomsan, 2003).
Pemilihan makanan mencakup sebagian dari hal-hal yang lebih luas tentang kebiasaan
yang berkaitan dengan makanan yang merupakan perilaku khas masyarakat dalam kaitannya
dengan makanan. Kebiasaan memilih makanan juga mempengaruhi waktu makan, jumlah
hidangan, metode penyiapan makanan, orang yang ikut makan, ukuran porsi dan cara makan
(Barasi, 2007). Makanan jajanan sekolah salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian
masyarakat, terutama orang tua, pendidik dan pengelola sekolah. Makanan jajanan yang
diperjualbelikan saat ini masih berisiko terhadap kesehatan disebabkan penanganannya yang
tidak higienis, yang memungkinkan makanan jajanan tersebut terkontaminasi mikrobia atau
bahan tambahan pangan (BTP) (Cahyadi, 2006).
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan
keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental.Tingkat keadaan gizi normal
tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa
bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu
(Budiyanto, 2002).
Jajanan anak pra sekolah dan sekolah sedang mendapat sorotan khusus, karena selain
banyak dikonsumsi juga banyak bahaya yang mengancam dari konsumsi pangan jajanan.
Keamanan pangan jajanan perlu lebih diperhatikan karena berperan penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak. Makanan yang sering menjadi sumber keracunan adalah makanan
ringan dan jajanan, karena biasanya makanan ini merupakan hasil produksi industri makanan
rumahan yang kurang dapat menjamin kualitas produk olahannya (Adriani dan Wirjatmadi,
2012).
Fenomena yang ada saat ini, jajanan yang seharusnya mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi anak telah tercemar penggunaan zat-zat berbahaya. Temuan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) tahun 2006-2010 menunjukkan 48% jajanan anak di sekolah mengandung
bahan kimia berbahaya. Bahan Makanan Tambahan (BTP) dalam jajanan sekolah telah melebihi
batas aman serta cemaran mikrobiologi. Pengambilan sampel jajanan yang dilakukan di 6 ibu
kota provinsi (Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya) ditemukan
72,08% positif mengandung zat berbahaya (BPOM RI, 2011). Berdasarkan Laporan Akhir
Monitoring dan Verifikasi Profil Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Nasional
tahun 2008 menunjukkan bahwa hampir semua anak memilih jajan di sekolah, hanya 1% anak
yang tidak jajan. Kebiasaan seperti ini ada baiknya diimbangi dengan kualitas jajanan yang baik
dan pengetahuan dasar tentang jajanan sehat. Berdasarkan hal tersebut lahirlah gerakangerakan
edukasi untuk anak menyangkut jajanan sehat.
Edukasi disini tidak melarang anak untuk jajan-jajanan yang ada di sekitar sekolah tetapi
ditekankan pada kesadaran anak untuk cerdas memilih jajanan yang baik bagi dirinya .Kebiasaan
anak yang senang membeli jajanan belum diimbangi dengan pengetahuan yang baik tentang cara
pemilihan jajanan yang sehat. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat tentang “Pelatihan Pembuatan Bekal Sehat Bagi Anak Pra Sekolah” kepada para
orang tua khusunya pada ibu. Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan anak
usiapra sekolah dan orang tua khususnya ibu terkait jajanan sehat dan memotivasi anak untuk
kreatif membuat bekal makanan yang sehat. Pelatihan ini perlu diajarkan sejak dini untuk
meningkatkan partisipasi antara anak dan orang tua akan pentingnya menyiapkan bekal makanan
yang sehat daripada membeli jajan di luar.
B. FILOSOFI PELATIHAN

1. Pelatihan dan penyuluhan gizi tentang Pelatihan Pembuatan Bekal Sehat Bagi Anak Pra
Sekolah, diselenggarakan dengan pendekatan, yaitu selamat pelatihan peserta :
a. Didengarkan dan dihargai pendapatnya oleh pelatih.
b. Didorong untuk menyampaikan ide dan pendapat, sejauh berada dalam konteks pelatihan
c. Mempunyai martabat yang sama dan dihargai sebagai manusia, sehingga tidak
dipermalukan, dilecehkan dan diabaikan.
2. Pelatihan berorientasi kepada peserta. Peserta berhak untuk :
a. Mendapatkan pengetahuan tentang Bekal Sehat
b. Menggunakan model pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki masing masing pelatih
tentang pentingnya penerapan Bekal Sehat
c. Peserta mendapatkan pelatihan bagaimana Penerapan Bekal Sehat didalam kehidupan
sehari-hari seperti mengonsumsi makanan gizi seimbang dll
d. Melakukan evaluasi untuk tingkat pemahaman dan pengetahuan peserta tentang
pentingnya menerapkan Bekal Sehat didalam kehidupan sehari-hari.
3. Pelatihan dilaksanakan dengan konsep”learning by doing “ (belajar sambil berbuat) dan
“Learning by experience”yang memungkinkan peserta untuk berbagi pengalaman tentang
pengetahuan gizinya dengan menggunakan metode tanya jawab dan curah pndapat.
BAB II
PERAN DAN FUNGSI
A. PERAN
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu menerapkan pembuatan bekal sehat secara
mandiri .beserta ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama hasil pelatihan sehingga
peserta diharapkan dapat menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari

B. FUNGSI
- Peningkatan pengetahuan mengenai bekal sehat bagi anak pra sekolah
- Menerapkan bekal sehat dalam kehidupan sehari-hari

C. KOMPETENSI
Untuk melakukan fungsinya tersebut maka peserta harus kompeten dalam :
- Mampu Memahami pengetahuan tentang bekal sehat bagi anak pra sekolah didalam
kehidupan sehari-hari .
- Mampu menerapkan / membuat bekal sehat didalam kehidupan sehari-hari
BAB III
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya pelatihan ini diharapkan peserta dapat menerapkan pembuatan bekal
sehat secara mandiri.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan dan sikap pada anak pra sekolah dan orang tua khususnya
para ibu terkait bekal sehat
2. Meningkatkan keterampilan anak pra sekolah dan orang tua khususnya para ibu tentang
mempersiapkan dan membuat bekal sehat didalam kehidupan sehari-hari
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM
Pelatihan bagi peserta Di Rumah Penyuluh yaitu Kota Sibolga dilaksanakan berdasarkan materi
dan struktur program terlihat seperti tabel berikut :
No Materi T P PL Total JPL
Materi Dasar
1 Pendahuluan ¼ - - ¼
2 Pengertian Bekal ¼ - - ¼
Materi Inti
1 Mengetahui jenis- jenis makanan yang bisa di buat ¼ - ¼
sebagai bekal
 Gizi Seimbang dalam Bekal
 Manfaat Membawa bekal
 Dampak Negatif tidak membawa bekal

3 Demonstrasi cara membuat bekal sehat - ½ - ½


materi Penunjang
1 Kuesioner ¼ - - ¼
TOTAL 1 ½ - 1½

KOMPOSISI 55% 45% 100%


Keterangan :
JPL : Jumlah Jam pelatihan, 1 jam pelajaran @45 menit
Praktek =P
Teori =T
Praktek Lapangan =PT
BAB V
GARIS BESAR PROGRAM PELATIHAN

Nomor : MD.01 (Materi Dasar .01)


Materi : Pengertian Bekal Sehat
Waktu :2 JPL @ 45 menit (T=1 JPL; PL= 1JPL

Tugas Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mempelajari mater ini, peserta mampu memahami
pendidikan dan pelatihan Gizi

Tujuan Poko bahasan / Metode Media dan alat Referensi


Pembelajaran sub pokok bantu
Khusus bahasan
(TPK)
Setelah mengikuti  Ba 
materi ini , peserta 1. C han Goog
mampu: 1. P eramah tanyang le
1. Menjelaskan engertian tanya  La 
apa itu bekal Bekal jawab(CT ptop/LCD Artik
sehat sehat J)  mo el
2. C dul 
urah Buku
pendapat

Nomor : MD.02 (Materi Dasar .02)


Materi: Pengaruh Bekal Sehat bagi anak sekolah dasar
Waktu :2 JPL @ 45 menit (T=1 JPL; PL= 1JPL

Tugas Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mempelajari mater ini, peserta memahami pendidikan dan
pelatihan Gizi

Tujuan Poko bahasan / Metode Media dan alat Referensi


Pembelajaran sub pokok bantu
Khusus bahasan
(TPK)
Setelah mengikuti  Baha 
materi ini , peserta 1. Ceramah n tanyang Google
mampu: 1. Pengaruh Bekal tanya  Lapt 
1.Menjelaskan Sehat bagi anak jawab(CTJ) op/LCD Artikel
Pengaruh sekolah dasar 2. Curah  Mod 
Bekal Sehat pendapat ul Buku
bagi anak
sekolah dasar
Nomor : MI.01 (Materi Dasar .01)
Materi : Gizi Seimbang Pada Bekal
Waktu :2 JPL @ 45 menit (T=1 JPL; PL= 1 JPL

Tugas Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mempelajari mater ini, peserta mampu memahami
pendidikan dan pelatihan Gizi

Tujuan Pembelajaran Poko bahasan / sub Metode Media dan alat Referensi
Khusus pokok bahasan bantu
(TPK)

Setelah mengikuti materi  Bah 


ini , peserta mampu: 1. Jenis- 1. cera an tanyang Googl
1. Menjelask jenis makanan mah  Lap e
an Gizi Seimbang yang bisa tanya top/LCD 
pada bekal dibuat sebagai jawab(CTJ)  Mo Artike
bekal : 2. Cur dul l
a. Makanan ah pendapat 
Pokok Buku
b. Lauk Pauk
c. Buah
dan Sayur

Nomor : MI.02 (Materi Dasar .02)


Materi : Keuntungan yang diperoleh dengan membawa bekal
Waktu :2 JPL @ 45 menit (T=1 JPL; PL= 1 JPL)

Tugas Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mempelajari mater ini, peserta mampu memahami
pendidikan dan pelatihan Gizi

Tujuan Poko bahasan / sub pokok Metode Media dan alat Referensi
Pembelajaran bahasan bantu
Khusus

(TPK)
Setelah mengikuti   Google
materi ini , peserta Bahan  Artikel
mampu: 1. Keuntungan yang 1. C tanyan  Buku
diperoleh dengan membawa eramaht g
1. M bekal: anya 
enjelaskan a. Dapat menyediakan jawab(C Lapto
keuntunga nutrisi yang dibutuhkan anak TJ) p/LCD
n yang b. Membantu 2. C 
diperoleh mengontrol asupan anak urah Modul
dengan setiap harinya pendapa
membawa c. Meningkatkan t
bekal energi dan performa anak di
kelas
d. Mendidik anak tidak
boros
e. Mendekatkan
hubungan orang tua dan
anak
f. Anak kita terhindar
dari gangguan kesehatan
yang bersumber dari jajanan
tak sehat.

Nomor : MI.03 (Materi Dasar .03)


Materi : Kekurangan tidak membawa bekal
Waktu :2 JPL @ 45 menit (T=1 JPL; PL= 1 JPL

Tugas Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mempelajari mater ini, peserta mampu memahami
pendidikan dan pelatihan Gizi

Tujuan Poko bahasan / sub Metode Media dan alat Referensi


Pembelajaran pokok bahasan bantu
Khusus

(TPK)
Setelah mengikuti  Ba  Google
materi ini , peserta han  Artikel
mampu: 1. Kekur 1. cer tanyang  Buku
angan tidak amah  Lap
1. Me membawa tanya top/LCD
njelaskan bekal : jawab(CTJ)  Mo
Kekurangan a. Anak 2. Cu dul
tidak menjadi boros rah
membawa b. Anak pendapat
bekal dan orang tua
tidak terikat
emosional
yang dekat
c. Berpot
ensi sakit

Nomor : MI.04 (Materi Dasar .04)


Materi : Demostrasi membuat bekal sehat
Waktu :2 JPL @ 45 menit (T=1JPL; PL= 1 JPL

Tugas Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mempelajari mater ini, peserta mampu memahami
pendidikan dan pelatihan Gizi

Tujuan Pembelajaran Poko bahasan / Metode Media dan alat Referensi


Khusus sub pokok bantu
(TPK) bahasan
Setelah mengikuti  B  Google
materi ini , peserta 2. Dem 1. P ahan  Artikel
mampu: ostrasi raktek bahan  Buku
1. . membuat membuat
Melakukan bekal bekal
demostrasi sehat : sehat
membuat bekal a. Bola
sehat nasi
b. Telu
r gulung
c. Bola
tempe
d. Bro
koli tepung

BAB VI
DIAGRAM PROSESE PEMBELAJARAN

Pre- test

Pembukaan

Building Learning Commitment


E Wawasan:
V Pengetahuan dan keterampilan :
a. Pengertian Bekal sehat
A b. Gizi zeimbang pada bekal
c. keuntungan yang  Demostrasi membuat bekal sehat :
L
diperolehdengan a. Bola- bola nasi
U b. telur gulung
membawa bekal
S d. Kekurangan tidak c. bola tempe
membawa bekal d. brokoli tepung
I
e. Demostrasi cara membuat Metode :
bekal sehat  Ceramah tanya jawab
Metode :  Curah pendapat
 Ceramah tanya jawab  Diskusi kelompok
 Curah pendapat
 Diskusi kelompok
RTL

Penutup Post Test dan Evaluasi


Penyelenggaraan

Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :


A. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatiahn secara resmi. Proses pembukaan
pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Pengarahan sekaligus pembukaan.
3. Penyematan tanda peserta.
4. Perkenalan peserta secara singkat.
5. Pembacaan doa.
B. Building Learning Commitments/ BLC (Membangun Komitmen Belajar)
Kegiatan ini ditunjukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan.
Kegiatan antara lain:
1. Penejelasaan oleh pelatih/ fasilitator tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan
dilakukan dalam materi BLC.
2. Perkenalan antara peserta dengan para pelatih/ fasilitator dan dengan panitia
penyelenggara pelatihan dan juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan
dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.
3. Mengemukakan harapan, kekhawatiran dan komitmen kelas masing-masing peserta
selama pelatihan.
4. Kesepakatan anatara para pelatihan/ fasilitator, penyelenggara pelatihan dan peserta dalam
berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan
kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.
C. Pemberian Wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkanndengan memberikan materi sebagai dasar pengetahuan/
wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini.
D. Pembekalan Pengetahuan dan Keterampilan
Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan mengarah pada
kompetensi yang akan dicapai oleh peserta.Penyampaian materi dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk perperan aktif dalam
mencapai kompetensi tersebut, yaitu diskusi kelompok, latihan, studi kasus, penugasasn, dan
micro teaching.Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai, pelatih/fasilitator
melakukan kegiatan refleksi dimana pada kegiatan ini pelatih/ fasilitator bertuga suntuk
menyematkan persepsi tenttang materi yang sebelumnya diterima sebagai bahan evalusi untuk
proses pembelajaran berikutnya.
E. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
RTL dilakukan oleh peserta dengan tujuan untuk merumuskan tindak lanjut peserta untuk
melaksanakan di rumah setelah mengikuti pelatihan.
F. Evaluasi Peserta (Post Test)& pre test dan Evaluasi Penyelenggaraan
Evaluasi peserta diberikan setelah semua materi disampaikan dan sebelum penutupan dengan
tujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta setelah mengikuti
pelatihan. Evaluaasi penyelenggaraan dilakukan untuk mendapatkan masukan dari peserta
tentang penyelenggaraan pelatihan tersebut dan akan digunakan untuk penyempurnaan
penyelenggaraan pelatihan berikutnya.
G. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkian kegiatan, dilaksanakan oleh kepala
sekolah dengan susunan acara sebagai berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
3. Pengarahan dan penutupan oleh kepala sekolah
4. Pembacaan doa.
BAB VII
PESERTA DAN FASILITATOR
A. PESERTA
1. Kriteria Peserta
Peserta adalah :
a) Orang tua dan anak pra sekolah
b) Orang tua dan anak pra sekolah yang mampu mengikuti pelatihan sampai
pada hari yang ditentukan
2. Jumlah Peserta
Peserta pelatihan sebanyak 3 orang

B. FASILITATOR
Kriteria Fasilitator :
Menguasai substansi materi yang diajarkan
BAB VIII
PENYELENGGARAN DAN TEMPAT PENYELENGGARA

A. PENYELENGGARAN

Pelatihan “PembuatanBekal Sehat Untuk Anak Pra Sekolah dilaksanakan di rumah


penyuluh yaitu kampung Bukit dusun III Desa Timbang Lawan Kec. Bahorok oleh
Mahasiwi Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan , Program Studi Sarjana
Terapan Gizi dan Dietetika Semester VI Kelas A dalam rangka memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pelatihan dan Pendidikan Gizi.

B. TEMPAT PENYELENGGARAAN
Pelatihan diselenggarakan di rumah penyuluh, Kampung bukit dusun III Desa Timbang
lawan Kecamatan Bahorok, Kota Medan
BAB IX
EVALUASI

A. EVALUASI TERHADAP PESERTA


Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui:
1. Penilaian awal melalui pre-test
2. Penilaian peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta melalui pre-test
3. Penilaian terhadap kehadiran pada setiap sesi pembelajaran

B. EVALUASI TERHADAP FASILITATOR


Evaluasi terhadap fasilitator ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh penilaain yang
menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan fasilitator dalam
menyampaikan pengetahuan dan pelatihan kepada peserta dengan baik, dapat dipahami
dan diserap peserta, meliputi:
1. Penguasaan materi
2. Ketetapatan waktu
3. Penggunaan metode dan alat bantu pelatihan
4. Gaya dan sikap terhadap peserta
5. Kemampuan dalam menyajikan
6. Kerjasama antar tim pelatihan

C. EVALUASI TERHADAP PENYELENGGARAAN PELATIHAN


Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Objek evaluasi adalah
pelaksanaan admisnistrasi dan akademis yang meliputi:
1. Tujuan pelatihan
2. Revelansi program pelatihan
3. Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta dirumah
4. Manfaat pelatihan bagi peserta/intansi sekolah
5. Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan
6. Pelayanan sekrettariat terhadap peserta
7. Pelayanan akomodasi dan lainnya
8. Pelayanan konsumsi
9. Pelayanan komunikasi dan informasi
Lampiran a)
JADWAL PELATIHAN BAGI ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK USIA PRA
SEKOLAH

HAR WAKTU ACARA PEMBICARA PENANGGUNG


I JAWAB
13 !0.00-10.05 Registrasi panitia Panitia
April ulang
2020 Panitia Panitia
10.05 – 10.20 Pre-Test

10.20 – 10.25 Pembukaan Panitia Panitia

10.25 – 11.10 Penyampaian Panitia Panitia


Materi

11.10 – 11.20 Forum Diskusi Keseluruhan Panitia

11.20 – 11.35 Post Test Peserta Panitia

11.35 – 12.05 Praktek & Peserta Panitia


demonstrasi
pembuatan
bekal sekolah

12.05 -12.10 Penutupan Panitia Panitia


Lampiran b)
BIODATA PESERTA
PELATIHAN DAN PENDIDIKAN GIZI
TAHUN 2020

1. Nama Lengkap

2. Jenis Kelamin
3. Agama
4. Pekerjaan
5. Alamat Rumah
Telepon :
No. Hp :
Keterangan : Diisi dengan huruf cetak atau diketik

Binjai,11 April2020
Lampiran c)
KUESIONER PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI
PEMBUATAN BEKAL UNTUK ANAK PRA SEKOLAH USIA 4-6 TAHUN

Pilihlah pernyataan yang paling benar

1. Makanan sehat adalah…


a. Makanan yang rasanya enak
b. Makanan dengan gizi seimbang
c. Makanan yang harganya mahal
2. Keuntungan membawa bekal sehat adalah ?
a.Mengisi perut lapar.
b.Tidak perlu makan di rumah.
c.Memberi tambahan tenaga (energi)
3. Akibat jika tidak membawa bekal sehat adalah ..
a. mudah sakit karena jajan sembarangan
b. hidup lebih hemat
c. terhindar dari sakit
4. Dibawah ini yang merupakan sumber makanan pokok adalah…
a. Saingkong,sagu,bihun,jagung dan kentang
b. Tempe,kacang, tahu

c. Apel,anggur,semangka dan pisang.


5. Apa syarat-syarat dari bekal yang sehat..
a. Memenuhi unsur gizi
b. Berwarna dan mencolok
c. Murah
6. Apa salah satu penyebab tidak membawa bekal?
a. Malas
b. Tidak ada yg buat
c. Orang tua sibuk
7. Apa yang dimaksud dengan makanan bekal one dish meal?
a. Makanan cepat saji
b. Makanan mewah
c. Makanan yang praktis dan memenuhi unsur gizi
8. Bagaimana tips agar si kecil mau makan dan membawa bekal ke sekolah?
a. Memaksa si anak
b. Berdiskusi dengan anak dan membuat makanan tersebut semenarik mungkin
c. Membiarkannya saja
9. Bagaimana cara mengatasi jika anak tidak suka makan ikan?
a.Mengolah ikan tersebut dengan menarik misalnya menjadi nugget ikan
b.Membiarkannya saja
c.Membujuk agar mau makan ikan
10. Jenis makanan yang dapat dibuat menjadi bekal adalah ....
a. Karbohidrat, lauk nabati, lauk hewani, sayur, buah
b. Buah saja
c. Karbohidrat saja
Lampiran d) Formulir Evaluasi Penilaian Fasilitator

Komponen Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 100
a. Penguasaan Materi
b. Ketepatan Waktu
c. SIstematika Penyajian
d. Penggunaan Metode dan Alat
Bantu Diklat
e. Empati, Gaya dan Sikap
terhadap Peserta
f. Penggunaan Bahasa dan Volume
Suara
g. Pemberian Motivasi Belajar
Kepada Peserta
h. Pencapaian TIU
i. Kesempatan Tanya Jawab
j. Kemampuan Menyajikan
k. Kerapihan Pakaian
l. Kerjasama antar Tim Pengajar
Keterangan :
 4 - 5 artinya Kurang
 6 - 7 artinya Sedang
 8 – 9 artinya Baik
 10artinya Sangat Baik

Peniliai
( )
Hal-hal yang dirasakan membantu maupun menghambat dalam kegiataan pelatihan ini:

YANG DIRASAKAN MEMBANTU YANG DIRASAKAN MENGHAMBAT

MATERI YANG RELEVAN DALAM MATERI YANG KURANG RELEVAN


PELATIHAN INI DALAM PELATIHAN INI
Lampiran e) Materi Pelatihan

PEMBUATAN BEKAL UNTUK ANAK PRA SEKOLAH USIA 4 – 6 TAHUN

Masa kanak-kanak awal merupakan periode perkembangan yang diawali oleh masa akhir
bayi hingga sekitar usia 5 atau 6 tahun, periode ini disebut sebagai tahun-tahun prasekolahatau
yang lebih sering dikenal dengan pendidikan anak usia dini. Sebagai orang tua yang cerdas dan
memahami karakteristik anak, maka diperlukan kepekaan mengenai masa penting anak, salah
satunya ketika anak mengalami masa golden age. Masa golden age adalah masa dimana
kecerdasan otak anak mencapai 80% secara keseluruhan dalam rentang kehidupannya, hal
tersebut akan terjadi pada masa-masa rentang usia 0-6 tahun. Selama waktu tersebut, anak
belajar menja dipribadi yang lebih mandiri dan mampu merawat diri sendiri, anak-anak juga
diajarkan mengenai perkembangan keterampilan kesiapan di lingkungan sekolah (mengikuti
perintah, mengenali,serta menghabiskan waktu dalam jangka yang cukup lama untuk bermain
dengan teman sebaya pada lingkungan pendidikan anak usia dini (Santrock, 2010). Melalui
kegiatan bermain ini, anak akan mengalami suatu perkembangan yang menuju arah kematangan
dalam berbagai aspek.Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam memberikan konsumsi
makanan pada anak. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi bagaimana anak itu akan
berkembang, sehingga sangat diperlukan makanan sehat yang seimbang dengan kebutuhan gizi.
Oleh karena itu, bekal makanan dengan gizi seimbang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan kalori
anak.Makanan anak pra sekolah perlu mendapatkan perhatian mengingat anak masih dalam masa
pertumbuhan, maka keseimbangan gizinya harus perlu diperhatikan agar tetap tumbuh dengan
sehat dan berkualitas. Pada usia ini anak sudah mempunyai sifat konsumen aktif yang artinya
anak sudah bisa memilih makanan yang disukainya. Pada saat inilah orang tua terkhusus ibu
diwajibkan untuk memperhatikan keinginan anak dengan menyikapi secara bijaksana.

Membawa bekal merupakan salah satu pola makan sehat, karena selain menghindarkan
anak dari rasa lapar, membawa bekal juga menghindari anak dari jajanan yang kemungkinan
tidak higienis dan tidak aman. Selain bersifat mengenyangkan, makanan bekal terdiri dari
beragam jenis untuk memenuhi kebutuhan zat gizi, karena kelengkapan zat gizi pada makanan
tidak dapat diperoleh dari satu jenis makanan. (Adriani & Wirjatmadi, 2014). Masih banyak
orang tua yang menyediakan bekal hanya bersifat mengenyangkan, dan kurang memperhatikan
ragam jenisnya. Pola hidup masyarakat dengan mobilitas yang cukup tinggi juga mempengaruhi
terhadap kecenderungan mengkonsumsi makanan cepat saji tanpa sayur dan buah. Pemberian
makanan yang kurang sempurna untuk anak sekolah sering sekali terjadi, ini dapat diakibatkan
oleh kurangnya pemahaman orang tua terhadap sifat dan manfaat dan cara menentukan makanan
bagi anaknya (Rara, 2012). Sebagian besar isi bekal anak merupakan merupakan jenis makanan
instan dan jarang dilengkapi dengan sayur. Jenis makanan yang biasa dibawa sebagai bekal
seperti seperti nasi goreng, nasi putih dengan lauk nugget ayam, mie instan goreng. Sebagian
besar anak tidak melengkapi bekal dengan sayur. Agar bekal yang kita bawa berkualitas tentu
saja perlu memperhatikan jumlah asupan yang dibutuhkan oleh tubuh seperti komposisi
karbohidrat, protein, dan lemak. Pemenuhan akan kebutuhan asupan gizi dalam bekal makan kita
dapat di isi dengan makanan pokok, sayuran, lauk pauk, dan buah-buahan.
Adapun syarat-syarat bekal sehat antara lain:

1. Memenuhi unsur gizi


Nilai gizi pada makan ditentukan dari pemenuhuan karbohidrat, protein, lemak,
ditambah unsure mineral dan vitamin. Pada prinsipnya kebutuhan gizi anak sama dengan
orang dewasa. Namun mengingat anak masih dalam usia pertumbuhan, maka sangat
disarankan pemenuhan kebutuhan protein yang cukup. Sumber-sumber gizi Karbohidrat
bisa berupa roti, nasi, kentang, . Terpenuhi nya karbohidrat juga memberi sumbangan
rasa kenyang yang dibutuhkan anak-anak. Sumber lemak banyak berasal dari daging,
minyak, dan mentega. Protein bisa kita peroleh dari daging, telur, ikan, dan protein
nabati dari olahan kedelai yaitu tahu dan tempe. Kebutuhan vitamin juga disarankan
dengan memenuhi aneka buah dan sayur.
2. Bersih
Pola hidup bersih yang sudah tertanam sejak dini, bukan lagi menjadi masalah untuk
menyiapakan bekal yang sehat dan bersih. Tentu mencakup dari proses pembuatan bekal,
alat yang digunakan, hingga kotak bekal. Bahkan dalam ajaran agama tertentu “
Kebersihan itu sangat dianjurkan, karena menjadi bagian dari bentuk keimanan
seseorang.Ibu yang mengolah sendiri bekal untuk anak, pasti akan lebih cermat
memeperhatikan kebersihan selama proses memasak hingga mengemas dalam kotak
bekal.
3. Menarik
Point ini lebih pada metode persuasive agar anak mau memakan bekal yang dibuat.
Kreativitas dan kemaunan untuk tetap menjaga mood anak harus di pelihara. Variasikan
menu dan penampilan sehingga anak tidak merasa bosan, dan malas membuka kotak
bekalnya.
4. Sesuaikan dengan aktivitas sekolah
Makanan bekal sebaiknya disesuaikan dengan jadwal makan anak. Untuk anak TK
yang hanya disekolah kurang dari 5 jam mungkin lebih cocok berupa snack dengan
ukuran kecil. Sedangkan untuk anak SD yang beraktivitas lebih dari 5 jam dapat dibekali
2 macam bekal. Pada istirahat pertama cukup dengan kudapan atau makanan ringan.
Sedangkan untuk istirahat kedua dengan makanan yang cukup mengeyangkan. Pilihlah
hidangan sepinggan, yaitu istilah untuk satu hidangan namun lengkap dan padat gizi.
5. Sesuaikan dengan organ pencernaan
Anak-anak memiliki organ pencernaan yang belum sepenuhnya maksimal.
Memilih makanan dengan tekstur lunak sangat disarankan agar mudah dicerna oleh organ
pencernaan anak. Hindari daging dengan potongan besar, dan menggunakan bumbu-
bumbu yang terlalu tajam. Beberapa bumbu seperti cuka, cabai, dan lada justru
berpotensi menganggu system pencernaan anak. Apalagi jika terjadi dilingkunagn
sekolah , ini akan sangat menganggu kegiatan belajar anak. Dan sebaiknya lengkapi
dengan air minum. Air minum sangat penting untuk menghindaari dehidrasi setelah anak
beraktivitas.
Gizi Seimbang Dalam Bekal

Gizi Seimbang dalam bekal dapat mengacu pada “isipiringku” terdiridari


- Makananpokok : 2/3 dari ½ piring
- Laukpauk : 1/3 dari ½ piring
- Sayur : 2/3 dari ½ piring
- Buah : 1/3 dari ½ piring
- Air Putih : 8 GelasSehari

Pola makan gizi seimbang ini dituangkan dalam ‘PiringMakanku’ yang menjadi acuan
setiap kali makan.Isi Piringku mencakup karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral
seimbang.Disarankan untuk mengonsumsi makanan beragam karena tidak ada satupun jenis
makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh.Setiap hari tubuh
membutuhkan asupan protein nabati 2-3 porsi, protein hewani 2-3 porsi, makananpokok 3-8
porsi, sayuran 3-5 porsi, buah 3-5 porsi dan minum air mineral minimal 8 gelas.
Jenis-jenis makanan yang bisa di buat sebagai bekal:

1. Makanan Pokok

Sebagai negara kepualauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki berbagai jenis makanan
pokok yang mengandung karbohidrat dan memiliki fungsi sebagai sumber tenaga utama bagi
tubuh. Makanan pokok di Indonesia tidak hanya terpaku pada nasi saja, ada berbagai pilihan
selain nasi sebagai sumber karbohidrat dan menjadi referensi untuk bekal antara lain,
Singkong, Sagu, Bihun, Mie, Jagung, dan Kentang. Sebagai acuan, 150g nasi dapat diganti
dengan 3 buah sedang kentang (300g), atau 11/2 gelas mie kering (75g).

2.Lauk Pauk

Lauk pauk terdiri dari pangan bersumber protein hewani dan protein nabati. Beberapa sumber
protein yang dapat menjadi referensi untuk bekal antara lain Ikan dan hasil laut lainnya, ayam,
daging sapi, telur, dan susu beserta produk olahannya. Selain sumber protein hewani terdapat
pula sumber protein nabati yang cocok untuk dijadikan bekal sehat kita seperi tempe, tahu,
dan kacang-kacangan.

3.Buah dan Sayur

Buah memilki banyak manfaat bagi tubuh kita. Buah sebagai sumber dari vitamin dan
mineral, buah memiliki berbagai manfaat bagi tubuh kita yang antara lain dapat mencegah
penyakit jantung dan mencegah serangan jerusakan hati dan stroke, selain itu buah juga dapat
dijadikan sebagai diet alami yang dapat mencegah kolesterol jahat yang dapat menyerang
tubuh kita. Buah juga memiliki antioksidan yang dapat menjaga kekebalan tubuh kita.Yang
terpenting sebagai negara yang memiliki berbagai macam jenis buah, kita patut bangga
dengan senantiasa mengkonsumsi buah lokal.

Selain buah-buahan, sayur juga memiliki kandungan vitamin dan mineral yang tinggi.Cara
hidup yang sederhana adalah dengan mengkonsumsi sayuran. Beberapa diantara sayuran yang
ada dapat di konsumsi tanpa di masak terlebih dahulu, namun ada juga yang memerlukan
proses pengolahan terlebih dahulu agar menambah cita rasa dari sayuran tersebut dan lebih
higeinis.Bekal dengan gizi seimbang, seperti ini akan memunculkan kebiasaan untuk
mengkonsumsi makanan rumahan yang jauh lebih sehat dibandingkan harus jajan di luar.
Membawa bekal juga dapat menjamin makanan tetap higeinis.
Berikut beberapa menu yang bisa dibuat untuk bekal kesekolah :

1.Rotigulung isi selai

2.Rotigulung sossis goreng panir

3.Buah potong aneka warna

4.Nasi gulung isi daging

5.Orak-arik telur

6. nasi goreng sayur

7.Mie gulung isi sosis

8.Sanwich roti tawar isi sayur

9.Roti bakar isi pisang cokelat keju

10. mie goreng sayur

Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan membawa bekal diantaranya:

1.Dapat menyediakan nutrisi yang dibutuhkan anak

Penting bagi anak untuk memperoleh makan siang yang sehat karena makan siang dapat
memenuhi 1/3 kebutuhan kalori anak. Anak yang sudah terbiasa menerima makan siang yang
sehat memiliki asupan zat gizi yang lebih tinggi, dibandingkan dengan anak yang tidak
menerima makan siang yang sehat.Pada masa pertumbuhan ini, anak membutuhkan banyak
zat gizi penting, seperti protein, vitamin A, vitamin C, zat besi, dan kalsium. Dengan
membawakan bekal ke sekolah, Anda membantu anak untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
tersebut.

2. Membantu mengontrol asupan anak setiap harinya

Dengan membawa bekal ibu dapat mengatur makanan apa saja yang harus dibawa dan
dimakan anak sebagai bekalnya. Dengan cara seperti ini, ibu menjadi tahu makanan apa saja
yang dimakan anak, sehingga Anda juga dapat mengontrol asupan makan anak, termasuk
mengontrol asupan lemaknya. Secara tidak langsung,juga dapat mencegah anak dari obesitas.
3. Meningkatkan energi dan performa anak di kelas

Anak membutuhkan energi yang cukup untuk melakukan aktivitasnya di sekolah, terutama
untuk belajar. Anak yang tidak makan siang ternyata lebih sulit untuk berkonsentrasi di
sekolah. Selain itu, mereka juga mempunyai kemungkinan lebih besar untuk jajan makanan
ringan yang tidak sehat dan juga tidak mengenyangkan. Oleh karena itu, bawakan bekal
makanan untuk anak makan siang di sekolah, yang dapat menyediakan energi cukup bagi
anak untuk melakukan seluruh aktivitasnya di sekolah maupun setelah pulang sekolah.Sebuah
penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of School Health tahun 2008 melaporkan bahwa
anak sekolah yang makan sayuran, buah-buahan, protein, dan sedikit kalori dari lemak
mempunyai performa yang baik dalam tes aksara dibandingkan dengan anak yang mempunyai
asupan lemak dan garam yang tinggi.

4.Mendidik anak tidak boros

Dengan bekal yang dibuatkan tak perlu lagi ibu menambah uang jajan. Dengan gaya dan pola
mendidik yang cerdas ibu bisa mengalihkan uang jajan menjadi alokasi tabungan bagi si kecil.
Anak pun takkan mudah tergiur dengan jajanan yang mereka lihat disekolah. Menanamkan
sikap hemat sangat sulit jika tak dilakukan sejak usia dini.

5.Mendekatkan hubungan orang tua dan anak

Anak yang terbiasa dengan bekal yang dibuatkan khusus oleh ibunya akan sangat mudah
berempati, anak merasa lebih diperhatikan. Hubungan emosional dengan sendirinya lebih
dekat, karena setiap olahan kita pasti ada bumbu kasih sayang yang tertuang di dalamnya.
Melihat sang ibu bersusah payah dipagi hari melawan udara dingin dan kantuk, namun tetap
menyiapkan sarapan dan bekal yang sehat.

6.Anak kita terhindar dari gangguan kesehatan yang bersumber dari jajanan tak sehat.

Ini manfaat yang paling penting, dan tak ternilai harganya. Saat melihat anak tumbuh dengan
sehat, menjadi kebahagiaan tersendiri bagi orang tua. Bahkan bisa menjadi tolok ukur akan
kesussekan menjadi seorang ibu, yang fitrahnya adalah menjaga, mengasuh, mendidik, dan
membesarkan anak.
Kekurangan tidak membawa bekal :

1.Anak menjadi boros

Dengan membekali uang, belum tentu anak berbakat hemat sekalipun bisa diharapkan sesuai
yang kita anjurkan. Potensi anak terpengaruh teman-temannya, atau ajakan dan rayuan
penjual.

2.Anak dan orang tua tidak terikat emosional yang dekat

Hal ini benar-benar tak didapat anak. Kesibukan orang tua, atau hanya yang sok sibuk lebih
memilih jalan praktis. Banyak kaum ibu, walau sempat bangun tidur buka akun FB, sempat
ngobrol dengan tetangga, apalagi tak mau ketinggalan gossip terpanas selebriti di TV, namun
tak sempat menyiapkan bekal untuk buah hati.

3.Berpotensi sakit

Dengan tidak membawa bekal Kita tidak bisa menjaminan bahwa makanan jajanan yang
beredar di lingkungan tersebut aman dan sehat.Salah satu cara untuk mengurangi kebiasaan
jajan sembarangan pada anak adalah dengan membawakan anak bekal ke sekolah. Ini
memberi banyak manfaat untuk anak, terutama untuk kesehatannya. Bekal makan siang yang
sehat dapat memberikan pemenuhan zat gizi anak dan juga mendukung pembentukan pola
hidup sehat pada anak.

Salah Satu Contoh Bekal Sehat

Roti sandwich

Jika bosan dengan nasi, Anda dapat membawakan roti sebagai bekal anak. Ini sangat praktis.
Roti bisa diisikan dengan daging atau telur + keju (sebagai sumber protein dan lemak), dan
selada + tomat (sebagai sumber vitamin dan mineral). Anda bisa menambahkan mayonaise
untuk menambah rasa. Anda juga bisa menyertakan kentang goreng disamping roti sandwich.
Atau bisa juga Anda membuat perkedel yang berisi sayuran di dalamnya.

Nasi bento

Jika Anda tidak ingin ribet, nasi bento bisa menjadi pilihan Anda sebagai bekal anak ke
sekolah. Anda bisa membuat nugget sendiri di rumah dan menambahkannya dengan berbagai
macam sayuran agar lebih bergizi. Anda bisa menambahkan sayuran, seperti wortel, buncis,
jagung manis, brokoli, kacang polong, dan lainnya. Campurkan sayuran tersebut bersama
gilingan daging ayam, kemudian balut dengan tepung. Anda bisa menyertakan salad yang
terdiri dari wortel dan kol yang dipotong panjang dan tipis, jangan lupa tambahkan mayonaise
agar rasanya lebih enak. Tambahkan juga timun dan tomat.
Mie goreng

Bosan dengan nasi? Anda bisa mengganti sumber karbohidratnya menjadi mie. Anak-anak
biasanya sangat suka dengan mie. Anda bisa membuat mie goreng sendiri di rumah dan
jangan lupa tambahkan sayur-sayuran agar lebih sehat. Anda bisa memasukkan sawi, kol,
wortel dan kacang polong ke dalam mie goreng tersebut. Sebagai pelengkap, Anda juga bisa
tambahkan telur mata sapi/telur dadar, atau Anda bisa menambahkan seafood, seperti cumi-
cumi dan udang, yang merupakan sumber protein. Jadi, deh!

Buah dan air tak boleh lupa

Jangan lupa untuk selalu menambahkan buah dalam setiap bekal anak. Contohnya seperti
apel, pir, melon, jeruk, pisang, kiwi, semangka, anggur, dan lainnya. Anda bisa membawakan
buah yang sudah dipotong kecil-kecil agar anak bisa langsung memakannya. Bawakan juga
air putih karena minum air putih dalam jumlah cukup diperlukan untuk menjaga kesehatan
anak.

Berikut tips dan trik yang bisa membantu Bunda mempersiapkan bekal si Kecil!

1. Diskusi dengan si Kecil

Agar bersemangat menyantap bekal, Bunda bisa menanyakan si Kecil tentang jenis menu yang
ingin dibawanya ke sekolah. Bunda bisa mengajak si Kecil mempersiapkan bahan perbekalan,
sehari sebelumnya. Cara ini juga bisa membuat si Kecil bertanggung jawab dengan pilihan dan
merasa bahwa bekalnya sesuai dengan keinginan.

2. Cari referensi bekal si Kecil

Bunda bisa pula memperbanyak referensi menu dan kreasi bekal si Kecil. Bisa melalui buku
resep atau situs-situs di dunia maya. Variasi menu akan membuat si Kecil tak bosan menyantap
bekal di sekolah.

3. Pilih menu bekal nan praktis

Agar mudah mempersiapkannya di pagi hari, pilihlah menu yang praktis tapi tetap bergizi.
Memperhatikan komposisi gizi pada bekal si Kecil sangatlah penting, untuk menunjang
pertumbuhannya. yang dapat Bunda lakukan adalah memastikan bekal si Kecil terdapat sayuran
berserat tinggi dan makanan yang mengandung protein, misalnya daging, ikan, telur dan susu
yang mengandung asam amino esensial untuk menunjang pertumbuhan si Kecil. Agar
mengenyangkan, jangan pula mengisi bekal dengan pilihan karbohidrat seperti nasi, kentang,
atau mi. Perlu juga santapan yang mengandung kalori, sebagai sumber energi. Misalnya olahan
biji–bijian seperti kacang polong.
4. Bawakan si Kecil bekal buah-buahan

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan si Kecil, Bunda bisa membekalinya dengan buah-
buahan dan minuman. Bekal buah juga berguna untuk kelancaran metabolisme si Kecil. Agar
lebih mudah disantap, potong atau bentuklah lauk, sayuran, dan buah dengan ukuran kecil atau
sekali suap.

5. Hindarilah membawakan si Kecil menu bekal yang terlalu manis

Makanann yang terlalu manis akan mengganggu selera makan si Kecil. Jangan pula
membekalinya dengan makanan yang berlemak, ya Bunda.

6. Kreatif dalam penyajian bekal

Agar si Kecil bersemangat menyantap menu bekalnya, Bunda harus kreatif dalam
menyajikannya. Seperti membuat bentuk bekal tampak menarik dengan model bento. Bento
sendiri berasal dari istilah bahasa Jepang untuk bekal yang dibawa-bawa dalam kemasan praktis
dengan bentuk unik. Misalnya, membentuk nasi dengan berbagai karakter atau membawakan
nasi goreng yang berbalut telur dadar.

7. Mengoleksi beragam kotak makanan

Kotak makan yang berbentuk unik dan beragam warna tentu akan membuat si Kecil semangat
dalam membawa menu bekalnya. Tak hanya itu, ia pun bakal senang membuka dan memakan
bekal bersama teman-teman sekolah.Menurut konsultan gizi dan masakan sehat alami, Wied
Harry Apriadji, pertumbuhan otak si Kecil berakhir setelah menginjak 5 tahun. Meski begitu,
asupan makanan bergizi tetap harus menjadi perhatian Bunda. Yang terpenting, si Kecil harus
tetap menyantap sayuran aneka warna, buah-buahan segar, makanan pokok kaya serat, tinggi
kalsium, kaya protein, juga lemak sehat.Sementara penulis buku Bento Karakter Unik, Yulyan
Parwati mengatakan, bekal si Kecil harus terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat,
protein hewani, protein nabati, sayuran dan juga buah-buahan. "Porsi masing-masing asupan
disesuaikan dengan selera. Sementara penyajiannya bisa dibentuk dengan karakter dan
perpaduan warna yang menarik," tulis Yulyan
CONTOH GAMBAR MENU BEKAL ANAK PRA SEKOLAH
Lampiran f) Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : “PEMBUATAN BEKAL UNTUK ANAK PRA SEKOLAH”

Sub Topik : PEMBUATAN BEKAL SEHAT

Penyuluh : Mahasiswi Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan DietetikaJurusan

Gizi Politeknik Kesehatan Negeri Medan Semester VI Kelas B

Tanggal : 13 April 2020

Waktu : 10.00 – Selesai

Tempat : Dirumah Penyuluh, Kp Bukit dsn III, Bahorok

Kelompok Sasaran : Orang tua khusus nya para ibu yang memiliki anak balita dan usia pra

sekolah

A. LATAR BELAKANG
Makanan anak pra sekolah perlu mendapatkan perhatian mengingat anak masih dalam
masa pertumbuhan, maka keseimbangan gizinya harus perlu diperhatikan agar tetap tumbuh
dengan sehat dan berkualitas. Pada usia ini anak sudah mempunyai sifat konsumen aktif yang
artinya anak sudah bisa memilih makanan yang disukainya. Pada saat inilah orang tua terkhusus
ibu diwajibkan untuk memperhatikan keinginan anak dengan menyikapi secara bijaksana.
Konsumsi makanan merupakan salah satu faktor utama penentu status gizi seseorang.
Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien,
sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat seoptimal mungkin (Almatsier, 2004). Konsumsi makanan jajanan
yang terlalu sering dapat mengurangi nafsu makan anak saat di rumah. Selain itu kebiasaan
banyak makan jajanan kurang memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat mengancam kesehatan
anak (Khomsan, 2003).
Pemilihan makanan mencakup sebagian dari hal-hal yang lebih luas tentang kebiasaan
yang berkaitan dengan makanan yang merupakan perilaku khas masyarakat dalam kaitannya
dengan makanan. Kebiasaan memilih makanan juga mempengaruhi waktu makan, jumlah
hidangan, metode penyiapan makanan, orang yang ikut makan, ukuran porsi dan cara makan
(Barasi, 2007). Makanan jajanan sekolah salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian
masyarakat, terutama orang tua, pendidik dan pengelola sekolah. Makanan jajanan yang
diperjualbelikan saat ini masih berisiko terhadap kesehatan disebabkan penanganannya yang
tidak higienis, yang memungkinkan makanan jajanan tersebut terkontaminasi mikrobia atau
bahan tambahan pangan (BTP) (Cahyadi, 2006).
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan
keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental.Tingkat keadaan gizi normal
tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa
bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu
(Budiyanto, 2002).
Jajanan anak pra sekolah dan sekolah sedang mendapat sorotan khusus, karena selain
banyak dikonsumsi juga banyak bahaya yang mengancam dari konsumsi pangan jajanan.
Keamanan pangan jajanan perlu lebih diperhatikan karena berperan penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak. Makanan yang sering menjadi sumber keracunan adalah makanan
ringan dan jajanan, karena biasanya makanan ini merupakan hasil produksi industri makanan
rumahan yang kurang dapat menjamin kualitas produk olahannya (Adriani dan Wirjatmadi,
2012).
Fenomena yang ada saat ini, jajanan yang seharusnya mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi anak telah tercemar penggunaan zat-zat berbahaya. Temuan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) tahun 2006-2010 menunjukkan 48% jajanan anak di sekolah mengandung
bahan kimia berbahaya. Bahan Makanan Tambahan (BTP) dalam jajanan sekolah telah melebihi
batas aman serta cemaran mikrobiologi. Pengambilan sampel jajanan yang dilakukan di 6 ibu
kota provinsi (Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya) ditemukan
72,08% positif mengandung zat berbahaya (BPOM RI, 2011). Berdasarkan Laporan Akhir
Monitoring dan Verifikasi Profil Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Nasional
tahun 2008 menunjukkan bahwa hampir semua anak memilih jajan di sekolah, hanya 1% anak
yang tidak jajan. Kebiasaan seperti ini ada baiknya diimbangi dengan kualitas jajanan yang baik
dan pengetahuan dasar tentang jajanan sehat. Berdasarkan hal tersebut lahirlah gerakangerakan
edukasi untuk anak menyangkut jajanan sehat.
Edukasi disini tidak melarang anak untuk jajan-jajanan yang ada di sekitar sekolah tetapi
ditekankan pada kesadaran anak untuk cerdas memilih jajanan yang baik bagi dirinya .Kebiasaan
anak yang senang membeli jajanan belum diimbangi dengan pengetahuan yang baik tentang cara
pemilihan jajanan yang sehat. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat tentang “Pelatihan Pembuatan Bekal Sehat Bagi Anak Pra Sekolah” kepada para
orang tua khusunya pada ibu. Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan anak
usiapra sekolah dan orang tua khususnya ibu terkait jajanan sehat dan memotivasi anak untuk
kreatif membuat bekal makanan yang sehat. Pelatihan ini perlu diajarkan sejak dini untuk
meningkatkan partisipasi antara anak dan orang tua akan pentingnya menyiapkan bekal makanan
yang sehat daripada membeli jajan di luar.

B. TUJUAN PELATIHAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya pelatihan ini diharapkan peserta dapat menerapkan pembuatan
bekal sehat secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan sikap pada anak pra sekolah dan orang tua
khususnya para ibu terkait bekal sehat
b. Meningkatkan keterampilan anak pra sekolah dan orang tua khususnya para ibu
tentang mempersiapkan dan membuat bekal sehat didalam kehidupan sehari-hari
C. METODE
 Ceramah
 tanya jawab.

D. MEDIA
 Powerpoint
 Laptop
 LCD

E. Materi
Materi terlampir

F. KEGIATAN
No Tangg Waktu Tahap Durasi Kegiatan Kegiatan Peserta Metode
al
1 13 10.00 – Pembuk 5 a. Mengucapkan a. Men Ceramah
April 10.05 a menit salam dan jawab
2020 WIB memperkenal-kan salam
diri b. Men
b. Menyampaika dengarkan
n pertanyaan lisan c. Men
c. Menyebutkan jawab
topik penyuluhan
d. Pengisian
kuesioner (pre test)

2 13 10.05 – Isi 45 a. Menyampaika a. Men Ceramah


April 11.10 menit n materi penyulhan dengarkan Tanya jawab
2020 WIB b. Tanya jawab b. Men
c. Membuat jawab
kesimpulan pertanyaan
d. Evaluasi
e. Pengisian
kuesioner (post test)
3 13 11.10 – Isi 30 Praktik dan pelatihan Praktik pembuatan Ceramah
April 11.40 menit pembuatan bekal bekal untuk anak
2020 WIB untuk anak pra pra sekolah
sekolah
4 13 11.40 – Penutup 5 Mengucapkan Mengucapkan Ceramah
April 11.45 menit terimakasih dan terimakasih dan
2020 salam salam

G. EVALUASI
 Input ataupersiapan
Jumlah peserta : apakah sesuai dengan yang diharapkan
 Proses
- Fasilator terlihat menjelaskan materi penyuluhan
- Peserta Kooperatif
- Prosedur disampaikan secara lisan dan berjalan dengan lancar
- Bentuk soal dilakukan secara lisan dengan cara tanya jawab
 Hasil
 Mampu Memahami pengetahuan tentang bekal sehat bagi anak pra sekolah
didalam kehidupan sehari-hari .
 Mampu menerapkan / membuat bekal sehat didalam kehidupan sehari-hari

H. SUMBER PUSTAKA

1. Journal2.unusa.ac.id
2. Ppm.ejournal.id
3. https://www.finansialku.com
4. https://indopos.co.id
5. https://id.theasianparent.com

DAFTAR HADIR UNTUK PELATIHAN PPEMBUATAN MAKAN


BEKAL ANAK PRA SEKOLAH USIA 4-6 TAHUN
DI KAMPUNG BUKIT DUSUN III DESA TIMBANG LAWAN
KECAMATAN BAHOROK

Tanggal : 13 April 2020

NO NAMA PESERTA N I P / Nr.PTT TANDA TANGAN

1 Kasitem  
1
2 Ainun  
2
3  Misni  
3
4    
4
5    
5
6    
6
7    
7
8    
8
9    
9
10    
10

Diketahui Oleh :
Kepala dusun III Desa Timbang lawan
Kecamatan Bahorok.

Na’im
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN
KESEHATAN MEDAN
Jln. Jamin Ginting KM 13,5 Kel.Lau Cih
Kec.Medan Tuntungan.
E-mail :poltekkes_medan@yahoo.com- Kode Pos :20136

Binjai, 13 April 2020


Nomor : /Pusk.TB/TU/XI/2018 Kepada Yth :
Lamp : 1 (Berkas) Ibu-ibu Setempat
Perihal : Pelatihan Pembuatan Makan Bekal
Anak Pra Sekolah Usia 4 – 6 Tahun

Sehubungan dengan kegiatan Pelatihan Pembuatan Makan Beka Anak Pra Sekolah Usia 4 – 6
Tahun di UPT Puskesmas Tanjung Jati Negara yang akan dilaksanakan pada :

Hari / Tanggal : Senin, 13 April 2020


Pukul : 10.00 Wib s/d Selesai
Tempat : Rumah Syafi’I Ginting

Berkenaan hal tersebut diatas kami bermaksud memohon kepada Ibu untuk dapat hadir.

Demikian disampaikan atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima
kasih.

Kepala Dusun III Desa Timbang lawan


Kecamatan Bahorok

Na’im
Dokumentasi :
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukannya pelatihan pembuatan bekal sehat untuk anak pra sekolah usia 4-6
tahun para peserta semakin mengerti dan memahami tentang makanan bekal sehat dan
peserta semakin lihai dalam praktek dan penerapan pembuatan bekal untuk anak pra
sekolah usia 4-6 tahun.

Anda mungkin juga menyukai