Anda di halaman 1dari 31

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Setiap keluarga pasti menginginkan untuk mempunyai bayi yang sehat dan

cerdas supaya di kemudian hari bayi tersebut tumbuh menjadi generasi penerus
yang berguna bagi orang tua, bangsa dan negara. Salah satu upaya untuk
mewujudkan hal itu adalah dengan memberikan makanan yang terbaik untuk bayi
sejak dini (Tuti, 2000)
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling sempurna
bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret Lowson, 2003).
Sejak awal kelahirannya sampai bayi berusia 6-12 bulan, ASI merupakan sumber
nutrisi utama bayi. Komposisi ASI sempurna sesuai kebutuhan bayi sehingga
walaupun hanya mendapatkan ASI dibeberapa bulan kehidupannya, bayi bisa
tumbuh optimal. ASI sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi karena
didalamnya terdapat zat yang sangat penting yang sudah terbukti melawan berbagai
macam infeksi, seperti ISPA, peradangan telinga, infeksi dalam darah dan
sebagainya.
Makanan pendamping ASI merupakan makanan tambahan lain yang selain
ASI yang diberikan pada bayi usia 6-24 bulan. Makanan ini dapat berupa makanan
yang disiapkan secara khusus atau makanan keluarga yang dimodifikasi (Lilian
Juwono: 2003). Pada umur 6-12 bulan, bayi tidak membutuhkan makanan atau
minuman selain ASI. Artinya bayi hanya memperoleh susu ibu tanpa tambahan
cairan lain, baik susu formula, madu, air teh. Bayi juga tidak diberi makanan padat
1 susu, biskuit, nasi tim dan lain-lain.
lain seperti pisang dan nasi lumat, bubur,

Data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur menyebutkan selama tahun 2007 dari
total 11,01 bayi yang diperiksa terdapat 10.071 bayi sudah diberi MP-ASI sebelum
berusia 6-12 bulan. (Anonim, 2007).
Tahun 2010 di Jawa Timur terdapat 136 kecamatan rawan gizi atau 20,54%
dari 662 kecamatan yang ada di Provinsi Jawa Timur. Total bayi yang ditimbang ada
1.476.234 atau 70,8% bayi yang naik berat badannya namun cakupan tersebut
belum memenuhi target 80%. Jumlah bayi BGM di Jawa Timur tahun 2010
sebanyak 42.826 atau 2,07% dari seluruh bayi yang ditimbang. Cakupan status gizi
di Jawa Timur tahun 2010 adalah 4,8% termasuk gizi buruk; 12,3% termasuk dalam
gizi kurang; 75,3% trmasuk gizi baik dan 7,6% termasuk gizi lebih. Pemberian MPASI dini di Jawa Timur masih tinggi yaitu 69,28% (Dinas Kesehatan Jawa Timur,
2010).
Survey awal yang dilakukan peneliti di Desa Ragang Kecamatan Waru
Kabupaten Pamekasan pada April 2016 jumlah bayi yang berumur 6-12 bulan yaitu
44 bayi. Bayi yang diberi ASI saja hanya 15 bayi atau 34%, sedangkan 29 bayi atau
66% diberikan MP-ASI. Uraian tersebut menjelaskan bahwa bayi masih banyak
yang diberi MP-ASI sejak usia sebelum 6-12 bulan dengan alasan diantaranya:
pengetahuan, peran tenaga kesehatan, pendidikan, kultur budaya dan peran
keluarga.
Pengetahuan merupakan penampilan dari hasil tahu dan terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Soekidjo
Notoatmodjo, 2007). Apabila pasangan orang tua memiliki pengetahuan yang baik
tentang pentingnya pemberian ASI, maka akan mantap untuk memberikan ASI saja
sampai bayi berusia 6-12 bulan, sebaliknya jika pasangan orang tua tidak memiliki

pengetahuan yang adekuat maka orang tua tidak mengerti tentang pentingnya
pemberian ASI, dapat dikatakan asal bayi mereka kenyang, sehingga makanan
diberikan terlalu dini.
Budaya merupakan kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.(Wahid Iqbal, 2007) yang telah
melekat pada masyarakat kemungkinan sulit untuk diubah karena kebiasaan yang
dilakukan oleh masyarakat sehingga akan merekat pada diri seseorang, termasuk
budaya dalam pemberian makanan pendamping bagi bayi yang berumur kurang dari
6-12 bulan. Dengan memberikan nasi pisang yang sebenarnya tidak dibenarkan
karena bayi yang berusia kurang dari 6-12 bulan kemampuan ususnya atau
pencernaannya masih terbatas, sehingga makanan masih belum dapat dicerna
dengan baik dan dapat menyebabakan diare maupun alergi. Budaya masyarakat
yang memberikan dampak yang negatif dengan adanya makanan yang seharusnya di
berikan pada bayi usia 6-12 bulan keatas. Tetapi sudah di berikan pada usia kurang
dari 6-12 bulan.
Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat komplek dengan tujuan akhir
terjadi perubahan perilaku pada diri seseorang (Aziz Alimul, 2002). Dengan
pendidikan yang tinggi kemungkinan seseorang akan lebih tahu dan mudah
menerima informasi yang telah didapat dari pendidikannya, sehingga tidak
tertinggal oleh adanya informasi yang baru yang dapat mengubah perilaku
seseorang. Dan juga tidak tertinggal oleh adanya informasi yang baru dalam
pemberian makanan tambahan yang baru boleh diberikan pada bayi usia 6-12 bulan
ke atas, atau sebaliknya bila pendidikan seseorang rendah kemungkinan akan
menghambat seseorang untuk menerima informasi yang baru mengenai pemberian

makanan tambahan yang baru boleh diberikan pada bayinya antara usia 6-12 bulan
keatas.
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu
(Nasrul Effendi, 1998). Keberhasilan dalam memberikan makanan pada bayi tidak
hanya tergantung pada ibu saja, tetapi dukungan dan peran serta keluarga
mempunyai peran yang sangat penting dalam pemberian nutrisi pada bayi. Keluarga
sebaiknya memahami mengenai MP-ASI, terutama mengenai kapan makanan harus
diberikan, jenis, bentuk dan jumlahnya. Upaya meningkatkan pengetahuan ibu
tentang waktu pemberian makanan dalam hal ini petugas kesehatan khususnya
tenaga perawat diharapkan dapat memberikan penjelasan pada orang tua mengenai
upaya yang dapat dilakukan untuk memberikan stimulus pada anaknya, sehingga
anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara baik (Nursalam, 2005).
Banyak faktor yang melatar belakangi tingginya angka ibu yang memberi
makanan pada bayi usia 6-12 bulan, maka peneliti hanya membatasi pada Gambaran
faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI pada bayi
usia 6-12 bulan di Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Gambaran faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam
pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Desa Ragang Kecamatan Waru
Kabupaten Pamekasan?.
1.3

TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang


pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Desa Ragang Kecamatan Waru
Kabupaten Pamekasan?.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.

Mengidentifikasi ibu bayi usia 6-12 bulan berdasarkan usia ibu di Desa
Ragang, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan.

2.

Mengidentifikasi ibu bayi usia 6-12 bulan berdasarkan pendidikan ibu di


Desa Ragang, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan.

3.

Mengidentifikasi ibu bayi usia 6-12 bulan berdasarkan pekerjaan di Desa


Ragang, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan.

4.

Mengidentifikasi ibu bayi usia 6-12 bulan berdasarkan sosial budaya di Desa
Ragang, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan.

5.

Mengidentifikasi ibu bayi usia 6-12 bulan berdasarkan pengetahuan di Desa


Ragang, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan.

6.

Mengidentifikasi pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI pada bayi


berdasarkan usia ibu, pendidikan, pengetahuan, sosial budaya, dan lingkungan
ibu di Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1.4.1 Teoritis :
a.
Bagi Peneliti
Memberi informasi pada ibu mengenai gizi seimbang pada balita ditinjau dari
status ekonomi keluarga.
b.
Bagi Instansi

Dapat dipergunakan untuk menambahkan sumber kepustakaan sebagai bahan


bacaan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya.
c.
Bagi Responden
Dapat mengaplikasikan teori yang telah diterima melalui penjelasan peneliti
agar bisa menyeimbangkan pola makan balita mereka.
1.4.2 Praktisi
a.
Bagi Peneliti
Menerapkan ilmu yang diperoleh selama menempuh pendidikan Akademi
Kebidanan Kabupaten Sidoarjo khususnya dalam proses penelitian.

b.

Bagi Instansi
Dapat dipergunakan untuk menambahkan sumber kepustakaan sebagai bahan

bacaan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian


selanjutnya.
c.
Bagi Responden
Dapat mengaplikasikan teori yang telah diterima melalui penjelasan peneliti
agar bisa menyeimbangkan pola pemberian makanan pada bayi mereka.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
KONSEP DASAR MP-ASI
2.1.1 Pengertian MP-ASI
MP-ASI merupakan makanan lain selain ASI. Makanan ini dapat berupa
makanan yang disiapkan secara khusus atau makanan yang dimodifikasi.(Lilian
Juwono, 2003). Sedangkan menurut Dep.Kes RI (2007), MP-ASI merupakan
makanan peralihan dan dari ASI ke makanan keluarga.
Bertambahnya umur bayi, bartambah pula kebutuhan gizinya, sebab itu sejak
umur 6-12 bulan bayi mulai diberi MP-ASI. Selain ASI untuk memenuhi kebutuhan
gizi perlu diperhatikan waktu pemberian, frekuensi, porsi, pemilihan bahan makanan,
cara pembuatan, dan cara pemberian MP-ASI.
2.1.2 Tujuan Pemberian MP-ASI
Menurut (Krisnatun, 2002) Tujuan pemberian MP-ASI pada bayi yaitu :
1.

Memenuhi kebutuhan zat gizinya yang meningkat untuk pertumbuhan dan

2.

aktivitasnya.
Mendidik anak untuk membina selera dan kebiasaan makan yang sehat.
Melatih pencernaan bayi agar mampu mencerna makanan yang lebih padat

3.

daripada susu. Membiasakan bayi mengkonsumsi makanan sehari-hari


4.

menggunakan sendok
Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam

makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.


5.
Mengembangkan kemampuan bayi mengunyah dan menelan.
6.
Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi..
2.1.3 Manfaat MP-ASI
8
Menurut Diah K dan Rina Y(2000) manfaat MP-ASI adalah untuk menambah
energi dan zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat mencukupi
kebutuhan bayi secara terus-menerus. Pertumbuhan dan perkembangan anak yang

normal dapat diketahui dengan cara melihat kondisi pertambahan berat badan seorang
anak tidak mengalami peningkatan, menunjukkan bahwa kebutuhan energi bayi tidak
terpenuhi.
2.1.4

Keuntungan memberikan MP-ASI setelah usia 6 bulan

1.

Pemberian makanan tambahan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan


perlindungan ekstra atau besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan
sistem Imun bayi kurang 6 bulan belum sempurna.

2.

Saat bayi berumur 6 bulan keatas sistem pencernaan sudah relative sempurna
dan siap menerima makanan tambahan.

3.

Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan saat bayi berumur
kurang dari 6 bulan, sel-sel sekitar usus belum siap untuk kandungan
makanan.

4.

Menunda pemberian makanan tambahan hingga 6 bulan melindungi bayi dari


obesitas dikemudian hari.

2.1.5

Akibat Memberikan MP-ASI Terlalu Cepat (Sebelum Usia 6 bulan)

1.

Seorang bayi belum memerlukan makanan tambahan pada umur 6 bulan, jika
makanan diberikan, bayi akan minum ASI lebih sedikit dan ibu pun
memproduksinya lebih sedikit sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi bayi.

2.

Bayi mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit sehingga resiko infeksi
meningkat.

3.

Resiko diare juga meningkat karena makanan tambahan tidak bersih.

4.

Makanan yang diberikan sebagai pengganti ASI sering encer (bubur yang
berkuah atau sub), dimana makanan ini membuat lambung penuh tetapi
kandungan nutrien lebih sedikit daripada ASI, sehingga kebutuhan nutrisi bayi
tidak terpenuhi.

5.

Ibu mempunyai resiko lebih tinggi untuk hamil kembali jika jarang menyusui.

2.1.6 Jenis MP-ASI


Menurut Dep.Kes.RI (2007), Makanan yang baik adalah terbuat dari bahan
makanan segar, seperti tempe, kacang-kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur
mayur, dan buah-buahan. Jenis makanan yang dapat diberikan adalah:
1.

Makanan lumat adalah makanan yang dihancurkan atau disaring tampak


kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus, contoh:
bubur susu, bubur sumsum, pisang saring/kerok, papaya saring, tomat saring
dan nasi tim saring.

2.

Makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak
berair, contoh: bubur nasi, bubur ayam, nasi tim dan kentang puri.

3.

Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak nampak berair dan biasanya
disebut makanan keluarga, contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus dan
biscuit.

10

Saat mendiskusikan makanan yang baik, akan bermanfaat jika kita mulai
dengan makanan pokok kemudian memutuskan makanan lain yang akan
ditambahkan.
Makanan Pokok adalah dimana semua masyarakat mempunyai makanan
pokok. Makanan pokok merupakan makanan utama yang dikonsumsi. Contohnya
adalah serealia (misalnya beras, gandum, jagung, padi-padian), umbi-umbian.
2.1.7 Syarat-syarat MP-ASI
Menurut Diah K dan Rina Y(2000) syarat-syarat MP-ASI adalah makanan
harus memenuhi persyaratan khusus tentang jumlah zat-zat gizi yang diperlukan bayi,
seperti protein, energi, lemak, vitamin, mineral, dan zat-zat tambahan lainnya.
Makanan hendaknya mengandung protein bermutu tinggi dengan jumlah yang
mencukupi. Sedangkan menurut Lilian Juwono(2004) makanan yang memenuhi
syarat adalah:
a.
Kaya energi,protein, dan mikronutrien (terutama zat besi,zink, kalsium,
b.

vitamin A, vitamin C, dan folat).


Bersih dan aman, yaitu tidak ada pathogen (tidak ada bakteri penyebab
penyakit atau organisme yang berbahaya lainnya), tidak ada bahan kimia yang
berbahayaatau toksin, tidak ada potongan tulang atau bagian yang keras atau

c.
d.
e.
f.
g.
2.1.8

yang membuat anak tersedak, tidak terlalu panas.


Tidak terlalu pedas atau asin.
Mudah dimakan oleh anak.
Disukai anak.
Tersedia di daerah anda dan harganya terjangkau.
Mudah disiapkan.
Waktu Pemberian MP-ASI
Makanan tambahan diberikan setelah masa ASI eksklusif untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi dan energi, yang tidak lagi terpenuhi dari ASI saja. Di masa

11

penyapihan ini bayi akan mendapatkan ASI, buah, biscuit bayi, bubur bayi dan lebih
lanjut akan mendapat nasi tim. Prinsip pemberian makanan pada bayi usia 6 sampai
12 bulan adalah peralihan bertahap dari hanya ASI hingga mencapai pola makan
dewasa. Perubahan terjadi di dalam hal tekstur (halus hingga kasar), konsistensi
(lunak hingga padat), porsi dan frekwensinya sesuai dengan kemampuan dan
perkembangan bayi. Tahapan pemberian makanan pendamping ASI yang ideal adalah
mulai usia 6 bulan.
Makanan harus mulai diberikan ketika bayi tidak lagi mendapat cukup energi
dan nutrisi dari ASI saja. Untuk kebanyakan bayi, makanan mulai diberikan pada usia
6 bulan keatas. Pada usia ini otot dan syaraf didalam mulut bayi cukup berkembang
untuk mengunyah, menggigit dan memamah. Sebelum usia 6 bulan, bayi akan
mendorong makanan keluar dari mulutnya karena mereka tidak dapat mengendalikan
gerakan lidahnya secara penuh. pada usia 6-12 bulan lebih mudah untuk memberikan
bubur kental, sup kental dan makanan yang dilumatkan, karena anak:
1.

Dapat mengendalikan lidahnya lebih baik

2.

Mulai melakukan gerak mengunyah keatas dan kebawah.

3.

Mulai tumbuh gigi.

4.

Suka memasukkan sesuatu kedalam mulutnya.

5.

Berminat terhadap rasa yang baru.


Ada beberapa tanda kesiapan yang menunjukkan seorang bayi telah mampu

menerima makanan pendamping pertamanya:


1.

Kesiapan fisik

a.

Telah berkurang / hilangnya refleks menjulurkan lidah.

12

b.

Kemampuan motorik mulut tidak hanya mampu menghisap, namun


juga mampu menelan makanan setengah padat.

c.

Dapat memindahkan makanan dalam mulut menggunakan lidah.

d.

Dapat mempertahankan posisi kepala secara stabil, tanpa bantuan.

e.

Dapat diposisikan duduk dan mampu mempertahankan keseimbangan


badan.

2.

Kesiapan psikologis

a.

Menunjukkan Keinginan makan dengan membuka mulut, dan


menunjukkan rasa lapar dengan mencondongkan badan ketika disodori
makanan.

b.

Sebaliknya, mampu menjauhkan badan ketika telah merasa


kenyang
Pada usia ini juga system pencernaan sudah cukup matang untuk mencerna

berbagai makanan.
Memulai pemberian makanan tambahan terlalu dini atau terlalu lambat,
keduanya tidak diinginkan. Tanda bahwa seorang anak sudah siap untuk menerima
makanan tambahan adalah bahwa anak tersebut:
1.

Sekurangnya usia 6-12 bulan,

2.

Sering mendapat ASI tapi tampak lapar segera sesudahnya,

3.

Tidak mengalami penambahan berat badan yang adekuat.


Seorang anak harus diberi ASI saja sekurang-kurangnya sampai usia 6-12

bulan (Lilian Juwono,2004)

13

2.1.9 Pemberian MP-ASI pada bayi diberikan secara bertahap. Adapun jenis

makanan dan frekwensi menurut umur bayi sesuai tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Makanan Pendamping ASI Menurut Umur Bayi, Jenis
Makanan Dan Frekuensi.
Umur Bayi
Jenis Makanan
Berapa Kali Sehari

ASI Setiap bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari


0.6 bulan
890-950 ml/hari
6-9 bulan

Bub

ur susu

9.12bulan

Bub
ur tim lumat

Bubur nasi
Nasi tim
Nasi lembek

6 bulan : pagi dan sore hari, 3 sendok

makan
7 bulan : pagi dan sore hari, 3
sendok makan

8 bulan : pagi 2 sendok makan, siang


dan malam hari, 3 sendok makan

9 bulan : pagi, siang dan malam hari, 3 sendok


makan
10 bulan : pagi dan siang hari 3 sendok makan,
malam hari 4 sendok makan
11 bulan : pagi hari 3 sendok makan, siang dan
malam hari 4 sendok makan

Sumber : DepKes RI, 2009 : 35-38

2.1.10 Cara Pemberian MP-ASI


Setelah bayi berusia perkenalkan ke makanan yang padat atau dicincang
halus (Annie Yelland, 2005) seperti:
1.

Daging ayam yang dihaluskan

2.

Kacang-kacangan yang dihaluskan

3.

Yogurt: Tanpa pemanis yang biasanya disukai bayi atau tambahkan buah segar
cincang

14

4.

Nasi

5.

Ikan, buang tulang lalu cincang atau haluskan.

Pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 sampai 9


1.

Penyerapan vitamin A dan zat gizi lain pemberian ASI diteruskan

2.

Pada umur 6-12 bulan alat cerna sudah lebih berfungsi, oleh karena itu bayi
mulai diperkenalkan dengan makanan lumat 2 kali sehari.

3.

Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi
sedikit dengan sumber lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin.
Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, memberikan rasa
enak juga mempertinggi yang larut dalam lemak.

Pemberian MP-ASI pada bayi umur 9 sampai 12 bulan


1.

Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga


secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara
berangsur mendekati makanan keluarga.

2.

Berikan makanan selingan satu kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang
bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang hijau dan buah. Usahakan makanan
selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.

3.

Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam makanan. Campurkanlah


kedalam makanan lembek sebagai lauk pauk dan sayuran secara bergantian.
Pengenalan berbagai bahan makanan sejak dini akan berpengaruh baik
terhadap kebiasaan makan yang sehat di kemudian hari.

Pemberian MP-ASI pada bayi umur 12 sampai 24 bulan

15

1.

Pemberian ASI diteruskan.

2.

Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya tiga kali


sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Selain
itu tetap berikan makanan selingan dua kali sehari.

3.

Fariasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan makanan,


misalnya nasi diganti tahu, tempe, kacang hijau, telur atau ikan. Bayam dapat
diganti dengan daun kangkung, wortel dan tomat. Bubur susu dapat diganti
dengan bubur kacang hijau, bubur sumsum dan biscuit.

4.

Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi


frekwensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.

2.2

KONSEP DASAR IBU

2.2.1 Pengertian Ibu


Ibu adalah pendidik pertama dan yang paling utama bagi anak, karena Ibu lah
yang telah mengalirkan air susunya kedalam darah dan daging anak. Ibu merupakan
sosok yang paling berpengaruh pada pendidikan, kesehatan, jiwa dan badan bagi
seluruh anggota keluarga, khususnya anak-anak (Laksana, 2011).

16

Ibu merupakan sosok yang paling berpengaruh pada pendidikan, kesehatan


jiwa dan badan bagi seluruh anggota keluarga, khususnya anak-anaknya (Rahbari,
2008).
2.2.2

Fungsi / Tugas Ibu Dalam Panca Dharma PKK

1.

Sebagai pendamping suami

a.

Sebagai kekasih sejati dalam suka dan duka.

b.

Menyadari dan Memahami keadaan suami, kedudukan.

c.

Penuh tenggang rasa, saling menghormati, percaya, menyayangi, serta saling


memberikan dan memberi antara suami dan sebagai kepala rumah tangga.

d.
2.

Menjaga keserasian antara suami dan istri.


Sebagai Pengelola Rumah Tangga

a.

Mampu menciptakan rumah tangga yang serasi dan aman.

b.

Menjaga kebersihan kerapian rumah tangga dan lingkungan.

c.

Pandai mengatur dan memanfaatkan materi.

d.

Mampu mengatur keseimbangan.

e.

Pandai menghemat, hidup sederhana dan dapat menabung.

3.

Sebagai Penerus Keturunan

a.

Dengan mempersiapkan diri untuk melahirkan anak yang sehat.

b.

Mampu memenuhi kebutuhan anak,memberikan rasa aman dan kasih sayang.

c.

Mampu mendorong dan membimbing perkembangan jasmani dan rohani


anak.

d.

Ibu dan Ayah harus memiliki kesatuan sikap dan pandangan dalam mendidik.

e.

Sebagai pendorong dan contoh teladan bagi anak-anaknya.

17

4.

Sebagai pencari nafkah tambahan

a.

Meningkatkan keterampilan dan Pengetahuan yang berguna bagi keluarga.

b.

Mengusahakan kerja antara lain: Penambahan penghasilan yang sesuai


kemampuan / mengusahakan hasil yang mewujudkan materi.

c.

Mengembangkan potensi berwiraswasta dengan usaha yang menguntungkan.

d.

Pandai mengatur waktu hingga tugas keluarga tidak terlantar.

5.

Sebagai Warga Masyarakat

a.

Sebagai warga masyarakat yang baik dan sadar akan hak-hak dan kewajiban.

b.

Memelihara pergaulan hidup yang baik bagi keturunan hidup bertetangga ikut
bertanggung jawab atas ketentraman dan keamanan lingkungan.

c.

Sikap membantu,mendorong sesamanya sesuai kemampuan dan saling asah,


asih, asuh.

d.

6.
a.

Ikut serta dalam kegiatan pembangunan.

Sebagai diri Pribadi


Konsep diri yaitu apa yang anda pikirkan berkenaan dengan diri anda, lalu
Mendasari perbuatan anda dalam upaya mensejahterakan keluarga dan
masyarakat.

b.

Pengertian Konsep diri ibu menuju Keluarga sejahtera (Laksana, 2011).

2.2.3

Peran Ibu Dalam Keluarga

1.

Sebagai pendidik dan pembimbing anak-anak.

18

2.

Seorang Ibu dapat memahami dan mau melaksanakan tugas serta tanggung
jawabnya dalam mendidik dan mengarahkan anak dengan baik.

3.

Ibu sebagai pemenuh kebutuhan anak

4.

Ibu sebagai suri teladan bagi anak.

5.

Ibu sebagai pemberi motivasi bagi kelangsungan kehidupan anak.


Salah satu yang mesti kita perhatikan dalam mendidik anak pada usia

emasnya atau Golden Age adalah pola asah, asuh, asih.


1.

Pola asah anak adalah upaya kegiatan untuk merawat anak yang bertujuan
untuk mengasah segala kemampuan yang dimiliki anak dan memunculkan
bakatnya yang masih tersimpan yang dilakukan dalam mengasah kemampuan
anak adalah dengan memberikan pola pendidik dan pembelajaran.

2.

Penerapan pola asih yang baik kepada anak memperkuat hubungan batin
antara orang tua dan anak sehingga akan memupuk rasa kasih sayang antara
anak, orang tua dan antar sesama. Berikan pujian, penghargaan, kasih sayang,
rasa tanggung jawab dan kemandirian pada anak.

3.

Pola Asuh anak adalah kegiatan membesarkan anak yang berkaitan dengan
cara merawat anak dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berhubungan
dengan asupan gizi, kebutuhan tempat tinggal yang layak, pakaian yang bersih
dan nyaman serta kebutuhan akan kesehatan anak.

2.3

KONSEP DASAR PENGETAHUAN

2.3.1 Pengertian Pengetahuan

19

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2003)
2.3.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang mencakup didalam Domain Kognitif dibagi menjadi 6
tingkatan, yaitu:
1.

Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Pada tingkat ini recall (mengingat kembali) terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh bagian yang dipelajari/rangsang yang diterima, oleh sebab itu tingkat ini
adalah yang paling rendah.

2.

Memahami (Comprehention)
Memahami dilakukan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar yang dilakukan dengan menjelaskan , menyebutkan contoh, dll.
3.

Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

20

sebagai

aplikasi/penggunaan

hukum-hukum,

rumus,

metode,

prinsip

dan

konteks/situasi lain.
4.

Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi/suatu objek kedalam

komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan


masih ada kaitanya satu sama lainnya.
5.

Sintetis (Synthesis)
Sintesis

menunjukkan

kepada

suatu

kemampuan

untuk

meletakkan/menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang


baru, dengan sintesis adalah kemampuan untuk informasi-informasi yang ada.
6.

Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi

ini

kaitanya

dengan

kemampuan

untuk

melakukan

justifikasi/penelitan terhadap suatu materi yang ingin diukur dari subjek


penelitian/responden.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


1.

Faktor internal
a.

Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

berulang tahun, semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
maka akan lebih matang dalam berfikir logis (Nursalam dan Siti Pariani, 2001).
b.

Pendidikan

21

Menurut koencoroningrat (1997) bahwa pendidikan diperlukan untuk


mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga
meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan
(Nursalam dan Siti Pariani, 2001).
c.

Pekerjaan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu-

ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarganya (Nursalam dan Siti
Pariani, 2001).
2.

Faktor eksternal
a.

Informasi
Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang suatu

keseluruhan makna yang menunjang amanat. Informasi memberikan pengaruh kepada


seseorang meskipun orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi jika
ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media, maka hal ini akan dapat
meningkatkan pengetahuan orang tersebut.
b.

Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.


(Nursalam dan siti pariani, 2001).

22

c.

Sosial budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang

memperoleh sesuatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain, karena


hubungan ini seseorang mengalami proses belajar memperoleh sesuatu pengetahuan.

BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan


(Notoatmodjo, 2002).
Faktor yang
mempengaruhi
tingkat
pengetahuan :
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Sosial budaya

Baik

23

Pengetahuan ibu
bayi tentang
MP-ASI
5.
6.

lingkungan
informasi

Cukup

Pemberian MP-ASI
secara dini pada bayi
usia 6-12 bulan

Kurang

Keterangan :
: Diteliti

: Tidak dieliti

Gambar 3.1 Kerangka konseptual Gambaran faktor yang mempengaruhi


pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12
bulan di Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan
Tahun 2016

Dari gambar di atas bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah


24
umur, pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, lingkungan, informasi. Tingkat
pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu: tahu, paham, aplikasi, analisis, sintetis,
dan evaluasi. Dari pengetahuan ibu bayi tentang makanan pendamping meliputi:
pengertian, tujuan, manfaat, keuntungan, akibat, jenis makanan, syarat-syarat
pemberian makanan, watku pemberian, dan cara pemberian makanan.

24

BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1

Jenis dan Desain Penelitian


Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian

yang bertujuan mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa yang penting terjadi


pada masa kini dan lebih menekankan pada data aktual daripada penyimpulan

25

(Nursalam, 2009). Dalam penelitian ini untuk mengetahui Gambaran faktor yang
mempengaruhi pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan.
4.2

Populasi, Sampel dan Sampling

4.2.1

Populasi
Pada penelitian ini populasinya adalah ibu yang mempunyai anak usia 6-12

bulan di Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan sejumlah 44 ibu.


4.2.2

Sampel
Sampel penelitian adalah menetapkan besarnya jumlah atau jumlah sampel,

suatu penelitian yang dianggap mewakili populasi (Notoatmojo, 2007). Dalam


penelitian ini sampel yang digunakan dari sebagian ibu yang mempunyai bayi umur
6-12 bulan yang diberi MP-ASI di Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten
Pamekasan sejumlah 44 ibu.

4.2.3

Sampling
26
Sampling adalah suatu cara sehingga
sampel tersebut terdapat mungkin

mewakili populasi (Notoadmojo, 2010). Dalam penelitian ini sampling dilakukan


dengan cara yang digunakan adalah Total sampling yaitu teknik penentuan sample,
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample.
4.3

Variabel
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai cari, sifat atau ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian

26

tertentu (Notoadmojo, 2005). Variabel penelitian ini adalah pemberian makanan pada
bayi usia 6-12 bulan.
4.4
Definisi Operasional
Tabel 4.1 Definisi Operasional pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI pada bayi
usia 6-12 bulan di Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan
N
Variabel
Definisi
Parameter
Alat ukur
Skala
Skor
o
Penelitian
operasional
data
1 Umur
Umur individu Tahun
Kuesioner Ordinal 1. Usia <20
yang dihitung
tahun.
mulai saat lahir
2. Usia 20-35
sampai
saat
tahun.
berulang
tahun.
3. Usia >35
tahun.
2

Pendidikan

Pekerjaan

Sosial
Budaya

Pendidikan
1. Tingkat
formal
yang
pendidikan dasar
pernah
2. Tingkap
diselesaikan
pendidikan
ibu
menengah
3. Tingkat
pendidikan tinggi
Sesuatu yang 1.Bekerja
dilakukan
terutama untuk 2.Tidak bekerja
menunjang
kehidupannya
dan
keluarganya

Sosial budaya 1. Adat


adalah segala
sesuatu
atau 2. Tradisi
tata nilai yang
berlaku dalam
sebuah
masyarakat
yanh menjadi
ciri khas dari
masyarakat
tersebut.
Pengetahuan Seberapa besar 1. Pengertian
ibu
bayi tingkat
ASI

Kuesioner

Ordinal

1.SD
SMP

dan

2. SMA
3.Perguruan
Tinggi.
Kuesioner

Ordinal

1.IRT
2.PNS
3.Wiraswasta
4.Swasta

Kuesioner

Ordinal

1. Baik
2. Buruk

MP- Kuesioner

Ordinal

Baik :

27

tentang MP- pengetahuan


ASI
ibu
tentang
pemberian
makanan pada
bayi usia dini

2. Tujuan
pemberian MPASI
3. Manfaat
pemberian MPASI
4. Jenis dan waktu
pemberian MpASI
5. Syarat dan cara
pemberian MPASI

76-100%
Cukup :
56-75%
Kurang
<56%

4.5
Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data
4.5.1 Pengumpulan Data
Instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan yang
sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana responden dan peneliti tinggal
memberikan jawaban atau memberikan tanda-tanda tertentu. Bentuk kuesioner yang
digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang
jawabannya sudah disediakan, sehingga responden tinggal memilih (Notoatmodjo,
2010).
Dalam penelitian ini, menggunakan kuesioner dengan pertanyaan mengenai
pengetahuan ibu bayi tentang makanan pendamping dengan menggunakan skala
ordinal 10 pertanyaan tertutup dimana responden tinggal memilih jawaban yang ada.
4.5.2 Pengolahan Data
1. Editing
Langkah ini dilakukan dengan maksud untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan
dari data yang telah dikumpulkan serta memonitor jangan sampai terjadi kekosongan

28

dari data yang telah dikumpulkan. Editing dilaksanakan di lapangan, sehingga bila
ada kekurangan dapat segera dilengkapi.
2. Coding
Memudahkan dalam pengolahan data maka untuk setiap jawaban dari kuesioner
yang telah disebarkan diberi kode sesuai dengan karakter masing-masing.
Hasil pernyataan pada setiap kuesioner dijumlahkan sehingga didapatkan total
jawaban setiap kuesioner. Kemudian dari total jawaban setiap kuesioner dicari rata
rata dari jawaban tiap tiap kuesioner dibagi dengan jumlah sampel. Setelah
diketahui hasil perhitungan tiap-tiap kuesioner kemudian dikelompokkan menjadi dua
yang mana kelompok atas adalah mereka yang skornya sama atau lebih besar dari
mean sedangkan kelompok bawah adalah subyek yang skornya lebih kecil dari mean.
3. Skoring
Pengolahan data yang digunakan dengan cara pemberian skor, dimana setiap
jawabanya yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi 0 (Notoadmojo,
2010).
4. Tabulating
Kegiatan memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel kemudian diolah
dengan bantuan komputer. Data yang diperoleh akan diklasifikasikan dan dianalisis
dengan cara presentasi yang artinya data dibagi dalam beberapa kelompok dan diukur
dalam presentase.
Menurut Arikunto (2002), dalam membaca bab kesimpulan menggunakan
skala sebagai berikut :
a.

100 %

: seluruhnya

29

b.
76-99%
c.
51-75%
d.
50%
e.
26-49%
f.
1-25%
g.
0%
4.5.3 Analisis Data

: hampir seluruhnya
: sebagian besar
: setengah
: hampir setengah
: sebagian kecil
: tidak satupun

Setelah data ditabulasi, kemudian data diolah serta disajikan dalam bentuk
presentase. Skor setiap jawaban yang salah diberi nilai 0, dan untuk jawaban yang
benar diberi nilai 1. Hasilnya diberi nilai pembobot, kemudian dijumlahkan dan
dibandingkan dengan skor tertinggi, lalu dikalikan 100%. Rumus yang digunakan:

Keterangan :
P

= Prosentase

= Jumlah jawaban yang benar

= Skor maksimal

Kemudian hasilnya dimasukan dalam kriteria standart penelitian, meliputi :


1.

Baik

: 76-100%.

2.

Cukup

: 56-75%.

3.

Kurang

: < 56%.

4.6

Etika Penelitian

4.6.1

Ketersediaan Responden (Informed concent)


Lembar persetujuan diberikan kepada subyek yang akan diteliti. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan riset yang akan dilakukan serta dampak yang

30

mungkin terjadi dan sesudah pengumpulan data. Jika responden bersedia untuk
diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.
4.6.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama


responden pada lembar kuesioner, cukup dengan memberi kode pada masing lembar
penelitian tersebut.
4.6.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan tidak akan


disebarluaskan dikalangan umum, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
dilaporkan sebagai riset.

31

4.7 Kerangka Operasional

Populasi sebanyak 44 ibu di Desa Ragang


Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan
Total Sampling
Sampel sebanyak 44 ibu bayi

Pengumpulan data menggunakan


pertanyaan terstruktur dengan
Kuesioner

Pengolahan data
Editing, Coding, Skoring dan Tabulating

Analisis data tabulasi


silang

Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian Gambaran faktor yang mempengaruhi


pengatahuan ibu dalam pemberian MP-ASI pada usia 6-12 bulan di
Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan.

Anda mungkin juga menyukai