A. Latar Belakang
Asupan nutrisi sejak masa janin diperoleh secara pasif dari ibu melalui
plasenta dan tali pusat. Segera setelah lahir, bayi dianjurkan memperoleh nutrisi
dari ASI melalui program Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dilanjutkan dengan
nutrisi dari ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupan melalui praktek
pemberian ASI eksklusif. Nutrisi dari ASI tetap diberikan sampai usia anak 24
bulan yang harus disertai dengan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI)
secara bertahap baik dalam kualitas, kuantitas, maupun jadwal setelah usia 6
bulan. Setelah usia dua tahun diharapkan anak mendapatkan asupan nutrisi dari
makanan sehari-harinya yang lengkap gizi dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tumbuh-kembangnya (Bardoson, 2018)
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) gizi bagi anak sekolah
termasuk usia remaja dapat membentuk kebiasaan makan anak sejak dini agar
tercapai keadaan individu yang lebih baik di masa yang akan datang. Selain untuk
meningkatkan pengetahuan, KIE gizi juga diharapkan dapat mengubah sikap dan
perilaku anak yang tidak rutin sarapan menjadi terbiasa sarapan setiap hari
(Sartika, 2012).
Usia 12-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat, sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis.
Untuk menunjang masa pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6-24 bulan
dibutuhkan asupan gizi pendukung ASI yaitu dengan memberikan makanan
pendamping ASI (MPASI). “Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
adalah makanan dan minuman yang diberikan pada bayi atau anak usia 12-24
bulan yang mengandung zat gizi guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI”
(Mufida, 2015, hlm.3).
Menurut Allen dan Lynn (2010, hlm.107) permasalahan makan anak usia
12-24 bulan yaitu nafsu makannya lebih rendah, makan siang adalah waktu
makan yang paling disukai, kadang-kadang hanya ingin makan makanan tertentu
saja, suka memilih jenis makanan tertentu, tidak ingin makan dalam jumlah
banyak, terkadang membiarkan makanan di dalam mulutnya tanpa mengunyah,
hal ini dapat disebabkan anak tidak ingin makan lebih banyak lagi (Rostika,
2019).
Frekuensi pemberian MP-ASI yang dianjurkan untuk anak usia 12-24
bulan berdasarkan Kemenkes (2014, hlm.76) adalah diberikan makanan utama 3-
4 kali sehari dan makanan selingan 1-2 kali sehari. Kandungan gizi yang
diperoleh dari MP-ASI berkontribusi terhadap pemenuhan Angka Kecukupan
Gizi (AKG) yang dianjurkan (per orang per hari) untuk orang Indonesia. AKG
untuk bayi usia 12-24 bulan berdasarkan Kemenkes 2014 yaitu energi 1125 kkal,
protein 26 g, lemak 44 g, karbohidrat 155 g, kalsium 650 mg, fosfor 500 mg, besi
8 mg, vitamin A 400 RE dan vitamin C 40 mg (Rostika, 2019).
Penelitian yang dilakukan oleh Udoh and Amadu (2016) di Akpabuyo
Area, Cross River State Nigeria menunjukkan bahwa anak yang diberikan
MP-ASI lebih dini lebih berpeluang menderita kurus. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari dkk (2012) di Kota
Padang yang menunjukan hasil terdapat hubungan yang bermakna antara usia
pemberian MP-ASI dengan status gizi (indeks BB/TB) anak usia 1-3 tahun di
Kota padang tahun 2012 (p=0,001). Lestari dkk (2012) mengungkapkan
hubungan tersebut menunjukkan jika anak diberi MP-ASI sesuai jadwal akan
menghasilkan tumbuh kembang anak yang lebih baik daripada anak yang diberi
MP-ASI dini. Hasil berbeda didapati dari penelitian yang dilakukan oleh Sakti
dkk (2013) di wilayah pesisir Kecamatan Tallo Kota.
Alasan dilakukan KIE nutrisi dan pemberian makanan anak umur 1-2
tahun yaitu menambah pengetahuan ibu nutrisi dan cara pembuatan menu pada
anak usia 1-2 tahun agar tetap mendapatkan asupan bergizi tinggi hingga anak
tumbuh besar karena proses tumbuh kembang akan berjalan optimal apabila
kebutuhan gizi dan stimulasinya terpenuhi dengan baik (Egayanti, 2017).
Dampak jika tidak dilakukan KIE nutrisi dan pemberian makanan anak
umur 1-2 tahun yaitu kurang pengetahuan ibu tentang nutrisi dan cara pembuatan
menu pada anak usia 1-2 tahun menyebakan akan berisiko mengalami kurang gizi
atau malnutrisi (Perdana, 2013).
B. Tujuan
1. Untuk mendapatkan informasi terkait pemberian nutrisi pada anak usia 1-2
tahun
C. Indikasi
1. Ibu yang mempunyai anak usia 1-2 tahun
D. Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi
G. Referensi
Bardosono, Saptawati. 2018. Peran Nutrisi Untuk Tumbuh Kembang dan
Kesehatan Saluran Cerna. Jakarta: Universitas Indonesia
Mufida, dkk. 2015. Prinsip Dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
Untuk Bayi 6 – 24 Bulan : Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4
p.1646-1651, September 2015, Universitas Brawijaya Malang.
Perdana., dan Hardinsyah. 2013. Analisis Jenis, Jumlah, dan Mutu Gizi
Konsumsi Sarapan Anak Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2013,
8(1): 39—46, ISSN 1978 – 1059. Departemen Gizi Masyarakat: Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Menyetujui Pati,.........................................
Pembimbing Lahan Mahasiswa
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan