Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA

PENERAPAN FEEDING RULES SEBAGAI UPAYA


MENGATASI KESULITAN MAKAN
PADA ANAK

OLEH:
M. Abdan Syakura
2341312106

Kelompok M

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG,
2024
1. Pentingnya Pemenuhan Gizi pada 1000 HPK

Pemenuhan gizi yang optimal merupakan hal yang penting bagi setiap anak.
Masalah makan pada anak harus menjadi perhatian khusus bagi orang tua, karena
pemenuhan gizi yang baik akan mempengaruhi tumbuh dan kembang anak sesuai
tahapan usia mereka.

“Pada 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) sangat menentukan arah tumbuh
kembang anak. Masa 1000 HPK terhitung sejak terbentuknya embrio hingga anak
berusia 2 tahun.”

Pemberian ASI eksklusif dan MPASI sejak usia 6 bulan, dengan cara yang benar,
menjadi salah satu kunci keberhasilan pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi. Selain masalah
nutrisi, stimulasi tumbuh kembang anak pada 1000 HPK juga menjadi kunci penting agar
tumbuh kembang berjalan optimal sesuai potensi genetik yang dimilikinya. Gangguan
makan pada masa tersebut, akan berpengaruh pada perkembangan intelektual,
kemampuan fokus, fungsi memori, kemampuan mengambil keputusan, serta kecerdasan
emosi anak di kemudian hari.

2. Konseling tentang pemberian MP-ASI

Konseling pemberian MP-ASI:

1. Age : MP-ASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan berdasarkan kesiapan pencernaan
bayi. Resiko pemberian MP-ASI dini sebelum usia 6 bulan sudah dibahas
sebelumnya, pemberian MP-ASI telat bulan dapat menyebabkan bayi tidak mendapat
cukup nutrisi sehingga mengalami defisiensi zat besi, tumbuh kembang yang
terlambat.
2. Frekunsi : frekunsi pemberian makan pada awal MP-ASI diberikan 1-2 kali, usia 6-9
bulan diberikan 2-3 kali makan sehari ditambah 1-2 kali cemilan, usia 9-12 bulan
3kali makan dan 2 kali cemilan
3. Jumlah : banyaknya pemberian makanan diawal MP-ASi berikan sebanyak 2-3 sdm
dewasa perporsi makan usia 6-9 bulan bertahap mulai dari 3 sdm dewasa hingga 125
mil perporsimakan usia 9-12 bulan bertahap dari 125mil hingga 250 mil perporsi
makan
4. Teksture : tekstur makanan berdasarkan panduan WHO terbaru bayi langsung diberi
pure atau bubur halur (lembut), tetapi semi kental patokan kekentalan makanan yang
tepat dilihat dari makanan tidak langsung tumpah mengucur, tetapi jatuh perlahan.
Kekentalan berbanding lurus dengan banyaknya asupan kalori dan nutrisi setelah
mulai makan beberapa minggu sampai usia 9 bulan, tekstur lebih kental berupa bubur
saring yang lebih bertekstur dibandingkan bubur halus atau lembut (makanan lumat).
Mulai usia 9 bulan, anak sudah bisa makan yang dicincang halus, tidak kasar, tidak
keras dan mudah dijumput oleh anak (makanan lembek). Diharapkan mulai usia 1
tahun, anak sudah bisa makan makanan kelurga
5. Variasi : variasi keberagaman makanan yang dianjurkan iberikan sejak awal
pemberian MP-ASI adalah bahan makanan yang kaya zat besi, terdiri dari sumber
karbohidrat, protein nabati (kacang-kacangan), protein hewani, sayuran dan buah,
serta sumber lemak tambahan seperti minyak, mrgarin, mentega, santan dan kaldu.
Keberagaman makanan diperlukan untuk keseimbangan antara masukan dan
kebutuhan gizi karena tidak ada satu jenis makanan yang memiliki semua unsur gizi
yang dibutuhkan. Dengan mengonsumsi makanan yang beranekaragam, kekuragan zat
gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi jenis makanan
lainnya sehingga diperoleh masukkan zat gizi seimbang
Untuk perkenalan awal MP-ASI, paling lama 2 minggu pertama disarankan,
dikenalkan bubur kental atau pure tunggal dengan frekuensi makan 1-2 kali sehari.
Tunggal artinya hanya terdiri dari satu jenis tanpa campur. Masa perkenalan ini
digunakan untuk pengenalan variasi sumber karbohidrat, protein, sayuran, dan buah
paling lambat minggu ke 3 sudah harus dikenalkan bubur halus atau saring dengan
menu lengkap mengandung karbo+sayur+protein hewani+protein nabati
kacangkacangan atau olahanya)+sumber lemak tambahan (santan, mentega, minyak,
margarin). Prinsip variasi keberagaman ini menjadi dasar atau panduan menyususn
menu harian.
6. Aktif/responsive : saat memberi makan, respon anak dengan senyum, jaga kontak
mata, dan beri kata-kata positif yang menyemangati. Berimakanan lunak yang bisa
dipegang untuk merangsang anak aktif makan sendiri.
7. Hygiene : menyiapkan dan memasak makanan secara hygienis pastikan makanan
bebas pathogen, tidak mengandung racun atau bahan kimia berbahaya, cuci bersih,
masak, dan simpan dengan baik, cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan.
3. Proses Pemberian Makan pada Bayi

Pemberian makan merupakan bagian penting dari kehidupan bayi dan anak di
bawah tiga tahun (batita). Aktivitas pemberian makanan bayi juga merupakan kegiatan
bonding yang kuat karena interaksi orangtua dan anak terjadi pada saat pemberian
makan. Pemberian makan pada bayi dan batita dianggap sebagai proses yang natural,
namun demikian, 50-60% orangtua melaporkan terjadinya masalah "anak sulit makan".
Setelah dievaluasi lebih lanjut, didapatkan bahwa anak yang memang memiliki masalah
makan adalah 20-30% dan hanya 1-2% mengalami masalah makan yang serius dan
berkepanjangan.

Ketidakmampuan orang tua untuk memberi makan secara benar dapat


mengakibatkan masalah makan. Ketidakmampuan ini dapat disebabkan karena
kurangnya pengetahuan mengenai empat aspek cara pemberian makan yang benar, yaitu :

 Tepat waktu
 Kuantitas dan kualitas makanan
 Penyiapan dan penyajian yang higienis
 Pemberian makan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak dengan
menerapkan feeding rules.

4. Feeding Rules

Feeding Rules merupakan aturan dasar pemberian makan yang benar pada anak.

Feeding Rules (Aturan Pemberian Makan) menurut IDAI adalah sebagai berikut:

a) Jadwal

Pemberian makan pada bayi tidak bisa dilakukan sembarang waktu,


namun sebaiknya terjadwal secara disiplin.

 Ada jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur,
yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya
 Susu dapat diberikan dua – tiga kali sehari.
 Waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
 Hanya boleh mengonsumsi air putih di antara waktu makan.

b) Lingkungan

Salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap proses pemberian


makan bayi adalah lingkungan.

 Lingkungan yang menyenangkan (tidak boleh ada paksaan untuk makan)


 Tidak ada distraksi (mainan, televisi, gadget, perangkat permainan
elektronik dll) saat makan.
 Jangan memberikan makanan sebagai hadiah.
c) Prosedur

Hal yang tak kalah penting adalah prosedur pemberian makan secara
benar.

 Dorong anak untuk makan sendiri


 Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut,
memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan secara
netral, yaitu tanpa membujuk ataupun memaksa. Bila setelah 10-15 menit
anak tetap tidak mak makan, akhiri proses makan.
5. Makanan Pendamping ASI Sampai Usia 24 Bulan

MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung nutrient
yang diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan peralihan
(complementary feeding yaitu pada saat makanan/minuman lain diberikan bersama
pemberian ASI. MP-ASI harus memenuhi syarat berikut ini :

1) Tepat waktu (Timely) : MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan energy dan
nutrient melebihi yang didapat dari ASI.
2) Adekuat (Adequate) : MP-ASI harus mengandung cukup energy, protein dan
mikronutrien.
3) Aman (safe) : penyimpanan, penyiapan dan sewaktu diberikan, MP-ASI harus
higienis.
4) Tepat cara pemberian (Property) : MP-ASI diberikan sejalan dengan tanda lapar
dan nafsu makan yang ditunjukkan bayi serta frekuensi dan cara pemberiannya
sesuai dengan usia bayi,

Pada saat bayi berusia 6 bulan, umumnya kebutuhan nutrisi tidak lagi terpenuhi
oleh ASI semata khususnya energi, protein dan beberapa mikronutrien terutama zat besi
(Fe), seng (Zn) dan vitamin A. Kesenjangan ini haruslah dipenuhi melalui pemberian
MP-ASI yang sesuai, adekuat, aman serta cara pemberian yang tepat,

Kapan saat yang tepat pemberian MP-ASI?


1) Kebutuhan nutrisi selain dari ASI: tidak diperlukan sebelum usia 6 bulan karena
ASI masih dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, kecuali bayi sudah
menunjukkan adanya gagal tumbuh dan dibuktikan bahwa memang ASI tidak
mencukupi.
2) Kebutuhan akan variasi dan perubahan tekstur: sejalan dengan perkembangan
oromotornya, dalam 1 tahun pertama bayi perlu dikenalkan dengan berbagai
variasi rasa, aroma, tekstur dan konsistensi. Selain untuk pembinaan selera, juga
untuk melatih keterampilan makan (mengunyah) yang mulai timbul pada usia 6
bulan. Usia 6-9 bulan merupakan periode kritis dalam perkembangan
keterampilan makan. Bila pada periode ini bayi tidak dilatih untuk makan yang
semakin padat dan kasar, maka di usia selanjutnya bayi hanya dapat makan yang
cair atau lembut saja dan tidak mampu menerima makanan keluarga sehingga
timbul masalah makan.

Makanan apa yang sebaiknya diberikan kepada bayi sebagai MPASI? Mengingat
nutrien yang paling tidak terpenuhi kebutuhannya setelah usia 6 bulan adalah zat besi
(Fe), maka pilihan utama adalah memberikan makanan yang kaya akan zat besi (Tabel
4). Selain itu, makanan padat pertama yang terbaik adalah yang terbuat dariberas karena
beras merupakan bahan makanan yang paling hipoalergenik, sehingga kemungkinan
terjadinya reaksi simpang paling kurang. Gandum dan campuran serealia lainnya
sebaiknya ditunda hingga usia 8 bulan untuk menghindari timbulnya reaksi alergi dan
masalah pencernaan. Bahan makanan sumber zat besi :

1) Besi heme : hati sapi/ayam, daging sapi/daging merah lainnya, daging unggas
bagian yang berwarna gelap, tuna, ikan cod, udang, tiram, kuning telur.
2) Besi non heme : sayuran hijau (brokoli, bayam, sawi hijau, asparagus), kacang-
kacangan (kacang koro, kedelai, kacang ijo), biji-bijian (almond), buah yang
dikeringkan (apel, aprinot, prune).

Pengenalan jenis, tekstur dan konsistensi makanan harus secara bertahap,


demikian pula dengan frekuensi dan jumlah makanan yang diberikan.Tepung beras yang
diperkaya zat besi merupakan makanan yang dianjurkan sebagai makanan pertama yang
diberikan kepada bayi.

Pada usia 1 tahun, setiap bayi seyogyanya sudah mulai mendapat makanan
keluarga walaupun masih dalam bentuk lunak dengan bumbu yang tidak pedas dan tidak
merangsang. Pada umumnya, kemampuan untuk menerima makanan keluarga ini
tercapai pada usia 2-3 tahun. Karena kapasitas lambungnya masih terbatas (kira-kira 30
gram makanan/kg berat badan) atau sekitar 200 ml, maka makanan sebaiknya diberikan
dalam porsi yang sesuai, dengan frekuensi lebih sering yang terbagi atas makan utama
(pagi, siang dan malam) serta makan selingan di antaranya, disertai ASI atau susu 2-3
kali sehari. Pedoman pemberian makanan pada bayi/anak usia 6-23 bulan :
Umur Tekstur Frekuensi Jumlah
ratarata/kali
makan*
6 – 8 bulan Mulai dengan bubur 2-3x/hari, ASI Mulai dengan
halus, lembut, cukup tetap sering sdm/kali
kental, dilanjutkan diberikan. ditingkatkan
bertahap menjadi lebih Tergantung nafsu bertahap sampai
kasar. makannya dapat ½ mangkok
diberikan 1-2x (=125ml).lama
selingan. makan maksimal
30 menit.

9 – 11 bulan Makanan yang 3-4x/hari, ASI ½ - ¾ mangkok


dicincang halus atau tetap diberikan. (=125-175 ml).
disaring kasar, Tergantung nafsu lama makan
ditingkatkan semakin makannya dapat maksimal 30
kasar sampai makanan diberikan 1-2x menit.
bias di pegang/diambil selingan.
dengan tangan.

12 – 23 Makanan keluarga, 3-4x/hari, ASI ¾ sampai 1


bulan bila perlu masih tetap diberikan. mangkok (175250
dicincang atau Tergantung nafsu ml). lama makan
disaring kasar. makannya dapat maksimal
diberikan 1-2x 30 menit.
selingan.

*makan paling lama 30 menit, walaupun belum habis hentikan pemberian makan,

Anda mungkin juga menyukai