Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sehat menurut WHO sebagai a state of completely physical, mental
and social well being and not merly the absent of disease or infinity (suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan social tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan).
Paradigma sehat adalah cara pandang , pola pikir atau model
pembangunan sehat yang memandang masalah kesehatan saling terkaitdan
mempengaruhi banyak factor yang bersifat sectoral dengan upaya yang
lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan serta perlindungan
kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyaki atau pemulihan
kesehatan.
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2020 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesahatan masyarakat yang optimal
melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku
yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia.
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup
layak dan produktif, untuk itu diperlukan penyeleggaraan pelayanan
kesehatan yang terkendali baik dari segi biaya dan mutu. Undang-undang
Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan. Karena itu, setiap individu, keluarga dan masyarakat
berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara
bertanggungjawab mengatur agar terpenuhinya hak hidup sehat bagi
penduduknya.

1
Upaya yang dilakukan untuk merealisasikan hal ini ditempuh
melalui pembinaan profesional dalam bidang promotif dan preventif yang
mengarah pada pemahaman permasalahan-permasalahan kesehatan
masyarakat, untuk selanjutnya dapat dilakukan pengembangan
program/intervensi menuju perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat
yang diinginkan. Salah satu bentuk kongkrit upaya tersebut dengan
melakukan Praktek Belajar Lapangan (PBL).
Kegiatan PBL ini dilaksanakan oleh Program Studi Gizi politeknik
kesehatan kemenkes gorontalo. Inti dari pelaksanaan PBL ini adalah
pemberdayaan masyarakat, guna menggugah partisipasi serta kemandirian
masyarakat untuk bersama menentukan alternatif-alternatif pemecahan
masalah dan program intervensi dengan mempertimbangkan sumber daya
berupa waktu, tenaga, dan pikiran yang dimiliki. Mahasiswa berperan
sebagai motivator serta penggerak masyarakat guna menuju perubahan ke
arah yang lebih baik, dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
Puskesmas kota timur adalah salah satu puskesmas di Kecamatan
kota timur kota Gorontalo yang menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan
PBL mahasiswa gizi politeknik kesehatan kemenkes Gorontalo angkatan
tahu 2017.

2
B. TUJUAN PBL
1. Tujuan umum
Mengurangi tingkat Angka Kematian Bayi yang di sebabkan
pemberian MP-ASI yang terlalu dini..
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian MP-ASI
b. Mengetahui tujuan pemberian MP-ASI
c. Mengetahui jenis-jenis MP-ASI
d. Mengetahui tahapan pemberian MP-ASI dan dampak pemberian
MP-ASI terlalu dini
e. Mengetahui syarat-syarat MP-ASI
f. Mengetahui cara pemberian MP-ASI
g. Mengetahui contoh menu dan cara pembuatan MP-ASI

C. MANFAAT PBL
Kegiatan penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan sebagai upaya pencegahan
pemberian MPASI terlalu dini.
D. LOKASI PBL
Lokasi pelaksanaan PBL bertempat di Posyandu Jl.Gelatik,
Kel.Heledulaa Utara, Kec.Kota Timur Kota Gorontalo.

3
BAB II
DASAR TEORI
A. Definisi MP-ASI
Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung zat gizi, diberikan pada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna
memenuhi kebutuhan gizi selain dari air susu ibu (DepKes RI, 2006).
Menurut Chomaria (2014) MP-ASI merupakan peralihan asupan yang
semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat.
B. Tujuan MP-ASI
Menurut Soenardi (2006) tujuan dari MP-ASI adalah sebagai berikut:
1. Melengkapi zat-zat gizi yang kurang dalam ASI atau PASI
2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam
makanan dan berbagai rasa dan tekstur
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
4. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi
yang tinggi
Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk
menambah energi dan zat-zat yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat
memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus. Pertumbuhan dan
perkembangan anak yang normal dapat diketahui dengan cara melihat
kondisi pertambahan berat badan anak.
B. Alasan MP-ASI diberikan umur 6 Bulan
Menurut Chomaria (2014) MP-ASI harus diberikan pada saat bayi
umur 6 bulan karena:
1. Bayi mengalami growth spurt (percepatan pertumbuhan) pada usia 3-4
bulan, bayi mengalami peningkatan nafsu makan, tetapi bukan berarti pada
saat umur tersebut bayi siap untuk menerima makanan padat
2. 0-6 bulan, kebutuhan bayi bisa dipenuhi hanya dengan mengkonsumsi ASI
3. Umumnya bayi telah siap dengan makanan padat pada usia 6 bulan karena
pada usia ini, ASI hanya memenuhi 60-70% kebutuhan gizi ibu

4
4. Tidak dianjurkan untuk memperkenalkan makanan semi padat atau padat
pada bayi berumur 4-6 bulan karena sistem pencernaan mereka belum siap
menerima makanan ini
5. Pemberian makanan sebelum usia 6 bulan, meningkatkan risiko alergi,
obesitas, mengurangi minat terhadap ASI
6. Masih aktifnya reflex extrusion yaitu bayi akan mengeluarkan makanan
yang ibu sodorkan kemulutnya , ini meningkatkan risiko tersedak jika
diberikan makanan padat terlalu dini
C. Jenis MP-ASI
Menurut DepKes, RI (2006) jenis MP-ASI adalah sebagai berikut:
1. Makanan tambahan pendamping ASI lokal (MP-ASI Lokal) Makanan
tambahan lokal adalah makanan tambahan yang diolah dirumah tangga
atau di Posyandu, terbuat dari bahan makanan yang tersedia di
tempat,mudah diperoleh dengan harga terjangkau oleh masyarakat, dan
memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi oleh bayi.
2. Makanan tambahan pendamping ASI pabrikan (MP-ASI pabrikan)
Makanan tambahan hasil olahan pabrik adalah makanan yang disediakan
dengan olahan dan bersifat instan dan beredar dipasaran untuk menambah
energy dan zat-zat gizi esensial pada bayi.

5
BAB III
PELAKSANAAN PBL
A. HASIL KEGIATAN
1. Materi
Makanan pendamping air susu ibu (MPASI) merupakan makanan
yang dikenalkan dan diberikan kepada bayi usia 6 bulan setelah menjalani
ASI ekslusif. Program terbaik bagi seorang bayi idealnya adalah dengan
mengkonsumsi hanya ASI saja selama 6 bulan awal kehidupannya. Setelah
lewat usia 6 bulan, seorang bayi mulai dikenalkan dengan makanan halus.
Makanan MPASI dapat dimulai dari usia 6 bulan dengan
menggunakan makanan yang bersifat semi cair, atau bubur yang tidak
terlalu kental. Usia 7 bulan bayi dapat dikenalkan dengan makanan yang
mulai memiliki tekstur, seperti bubur dengan serat buah (wortel, sayuran,
san sejenisnya). Usia bayi 9 bulan sudah dapat dikenalkan dengan makanan
yang lebih komplek seperti sup, daging, telur, tahu, dan tempe tetapi dalam
keadaan lembut. Pada usia bayi 1 tahun atau lebih sudah dapat
menyesuaikan makanan seperti makanan keluarga lainnya.
Fungsi dari MPASI adalahn untuk mengenalkan jenis makanan baru
pada bayi, mencukupi kebutuhan nutrisi tubuhnya yang tidak lagi dapat
disokong oleh ASI, membentuk daya pertahanan tubuh dan perkembangan
sistem imunologis terhadap makanan maupun minuman. Selain fungsi
tersebut, MPASI dapat melatih perkembangan bayi, baik secara motorik
maupun secara emosional. Bayi usia 6 bulan sudah menunjukkan tanda-
tanda siap makan yang telah didukung oleh perkembangan fisik bayi seperti
kekuatan leher untuk menopang kepala, bayi sudah berusaha untuk duduk
dan kemudian dapat duduk dengan tegak dengan sandaran atau tanpa
sandaran, bayi sudah mulai mengigit benda yang berada digenggamannya,
dan respon motorik halus serta kasar dapat mulai terlihat dari anak
memegang makanan, maupun sendok makan.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan
serta mengenalkan MPASI, diantaranya adalah:

6
1. Pemberian MPASI harus dimulai dari porsi kecil, pemberian porsi kecil
diharapkan anak tidak kaget, dan bila terjadi reaksi
seperti diare pemberian MPASI dapat terawasi, serta menghindari bayi
untuk tersedak.
2. Saat bayi diberi MPASI diusahakan diselangi sebelum pemberian ASI,
sehingga bayi tidak merasa kenyang sebelum makan;
3. Pilihlah makanan yang lembut seperti bubur saring, buah-buahan
dengan tekstur halus dan masih berserat, makanan bersifat keras dan
kering dapat disesuaikan nantinya sesuai dengan usia bayi;
4. Pemberian sayuran dan buah harus dimulai secara seimbang agar
menghindarkan bayi dan anak dari sifat memilih-milih makanan.
2. Sasaran
Sasaran Penyuluhan MP-ASI adalah Masyarakat Umum, Ibu Menyusui
dan Balita
3. Jumlah Peserta

Adapun peserta dalam penyuluhan ini sebanyak 12 orang peserta

4. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksana terdapat pada Posyandu yang berada di Jl.Gelatik,


Kel.Heledulaa Utara, Kec.Kota Timur Kota Gorontalo.

B. PEMBAHASAN
Pada Praktek Belajar Lapangan (PBL) yang berlokasi di Posyandu
Jl.Gelatik, Kel.Heledulaa Utara, Kec.Kota Timur, Kota Gorontalo pada
tanggal 12 – 13 April 2019, dengan mata kuliah Penyuluhan dan Konseling
Gizi. Dalam pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan materi saya adalah
Penyuluhan tentangt MP-ASI.
Kami melakukan PBL (praktek belajar lapangan) di Puskesmas Kota
Timur selama 2 hari dan pada waktu 2 hari tersebut kami harus melakukan
penyuluhan dan ffq secara bergiliran. Pada hari kedua kami memberikan
penyuluhan tentang pentingnya MP-ASI yang bertempat di Posyandu

7
Jl.Gelatik, Kel.Heledulaa Utara yang dihadiri oleh 12 orantg ibu yang
mempunyai anak balita.
Pada saat penyuluhan saya menjelaskan tentang pentingnya
Makanan Pendamping Asi (MP-ASI) pada balita, tujuan diberikan MP-ASI ini
untuk melengkapi zat gizi, mengembangkan kemampuan bayi untuk
menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk,
mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan,dan juga
mencoba adaptasi terhadap makanan dan beberapa factor yang mem;engaruhi
pola pemberian MPASI ini terdiri dari factor ekonomi yang meliputi
pendapatan keluarga kemudian factor social budaya yang meliputi pantangan
dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu kemudian pendidikan biasanya
dikaitkan dengan pengetahuan. Jenis – jenis MP-ASI pada usia 6-9 bulan,
jenis makanan yang tepat pada usia ini adalah sumber karbohidrat contohnya
seperti nasi dan roti. Sumber protein contohnya seperti daging,ikan,telur,tahu
dan tempe. Sumber lemak misalnya minyak sayur,santan. Sumber vitamin dan
mineral misalnya sayuran dan buah, kemudian Jenis MP-ASI 9-12 bulan,
berikan makanan selingan 1x sehari, usahakan agar makanan selingan dibuat
sendiri agar kebersihan terjamin.

8
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Peserta penyuluhan diberikan penyuluhan sehingga dapat mengetahui
dan dapat memahami pentingnya makanan pendamping asi (MP-ASI) pada
balita dan dapat memberikan MP-ASI tersebut kepada balitanya.

B. Saran
- Sebaiknya mahasiswa PBL lebih menguasai prosedur dalam melakukan
kegiatan penyuluhan gizi agar dapat memperoleh hasil akhir yang akurat.
- Sebaiknya mahasiswa lebih menguasai materi sehingga masyarakat bisa
lebih paham dan mengerti
- Puskesmas dapat menambah frekuensi pengadaan penyuluhan

9
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (MP ASI). Jakarta: Depkes RI
  Krisnatuti Diah, 2008. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta: Puspa
Swara
Mutmainah, F. (2010). Faktor – faktor yang berhubungan dengan pengetahuan
ibu dalam memberikan makanan pendamping air susu ibu di Puskesmas
Pamulang 2010. Diakses pada tanggal 13 April 2019 Pukul 14.20
Muryanani, 2010. Hubungan pengetahuan ibu Tentang makanan pendampng
ASI Dengan Status Gizi Pada Anak Di wilayah Kerja Puskesmas
Juwiring Klaten. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses pada
tanggal 13 April 2019 Pukul 14.43

10
LAMPIRAN
1. SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pemberian MP-ASI Pada Bayi


Sub Pokok Bahasan : Memberikan Pemahaman tentang MP-
ASI pada ibu bayi
Sasaran Target : Ibu Bayi
Hari/Tanggal : Sabtu, 13 April 2019
Waktu : 10 menit
Tempat : Posyandu Jl.gelatik,Kel.Heledulaa
Utara
Penyuluh : Febriyanti R.Monoarfa

A. LATAR BELAKANG
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau
minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi/anak untuk
memenuhi kebutuhan gizi.MP-ASI merupakan makanan transisi dari yang
berbentuk cair menjadi makanan semi padat. Makanan Pendamping ASI adalah
makanan yang mengandung gizi yang diberikan pada anak usia 6-24 bulan
guna memenuhi kebutuhan gizi. Pemberian makanan pendamping ASI secara
tepat sangat dipengaruhi perilaku ibu yang memiliki bayi. Namun masih
banyak ibu yang memberikan makanan pendamping ASI kurang dari 6 bulan
yang dapat menyebabkan dampak negatifterhadap kesehatan bayi seperti diare
dan dapat menyebabkan kematian pada bayi (Utami, 2012). Pemberian MP-
ASI terlalu dini yakni pada usia kurang dari 6 bulan adalah indikator bahwa ibu
telah gagal memberikan ASI secara eksklusif,sehingga juga berdampak pada
angka cakupan pemberian ASI eksklusif yang masih rendah. Pemberian MP-
ASI dini erat kaitannya dengan keputusan yang dibuat oleh ibu.Pemberian MP-
ASI terlalu dini banyak menimbulkan dampak bagi kesehatan bayi antara lain
penyakit diare.Hal ini disebabkan karena sistem pencernaan bayi belum siap

11
menerima makanan selain ASI sehingga menimbulkan reaksi pada sistem
pencernaan.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )


 Mengurangi tingkat kematian bayi yang di sebabkan pemberian MP-ASI yang
terlalu dini.
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )
a.    Mengetahui pengertian MP-ASI
b.    Mengetahui tujuan pemberian MP-ASI
c.    Mengetahui jenis-jenis MP-ASI
d.    Mengetahui tahapan pemberian MP-ASI dan dampak pemberian MP-ASI
terlalu dini
e.    Mengetahui syarat-syarat MP-ASI
f.     Mengetahui cara pemberian MP-ASI
g.    Mengetahui contoh menu dan cara pembuatan MP-ASI

D. GARIS BESAR MATERI KONSELING


1.      Pengertian MP-ASI
2.      Tujuan pemberian MP-ASI
3.      Jenis-jenis MP-ASI
4.      Tahapan pemberian MP-ASI dan dampak pemberian MP-ASI terlalu dini
5.      Syarat-syarat MP-ASI
6.      Cara pemberian MP-ASI
7.      Contoh menu dan cara pembuatan MP-ASI

12
2. Media

13
3. Dokumentasi

Kegiatan penyuluhan di posyandu Heledula’a Utara yang merupakan wilayah


kerja Puskesmas Kota Timur

4. Daftar Hadir

14

Anda mungkin juga menyukai