D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
1. LATAR BELAKANG
Di Indonesia sejak jaman dahulu telah dipakai obat dan jamu yang dimaksudkan untuk
mencegah kehamilan di kota palu telah lma dikenal ramuan dari daun daunan yang khasiatnya
mencegah kehamilan
Di Indonesia keluarga berencana modern dikenal pada tahun 1953, pada waktu itu sekolompok
ahli kesehatan, ahli kebidanan dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat. Pada
tanggal 23 desember 1957 mereka mendirikan wadah dengan nama perkumpulan keluarga
nerencana Indonesia (PKBI) , bergerak secara silent operation membantu masyarakat yang
memerlukan bantuan secara sukarela. Jadi di Indonesia PkbI adalah pelopor pergerakan
keluarga berencana nasional. Untuk menunjang dalam rangka mencapai tujuan berdasarkan
hasil penandatanganan deklarasi kependudukan PBB 1967 oleh beberapa kepala negara
Indonesia. Maka dibentuklah suatu lembaga program keluarga berencana dan dimasukkan
dalam program pemerintah sejak pelita I (1969) berdasarkan intruksi presiden nomor 26 tahun
1968 yang dinamai lembaga keluarga berencana nasional (LKBN) sebgai lembaga semi
pemerintahan
A. Pengertian KB
Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang
sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan
jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat
kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan
sebagainya. Gerakan keluarga berencana diartikan sebagai upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui upaya pendewasaan usia perkawinan,
pengendalian kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan
keluarga dalam rangka melembagakan dan membudidayakan norma keluarga kecil
bahagia dan sejahteraa
Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai
dicanangkan pada tahun akhir 1970-an.
Diciptakan sebuah lagu mengenai keluarga berencana yang sering dinyanyikan pada
zaman Orde Baru. Lagu ini dikenal dengan judul Lagu KB.
B. Jumlah kasus kesehatan reproduksi tahun 2017-2019 puskesmas singgani
Cakupan kunjungan KI dan K4
No Kelurahan Ibu hamil
Jumlah KI K4
1 2 3 4 5
1. Besusu barat 255 265 255
2. Besusu tengah 144 153 144
3 Besusu timur 157 165 157
4 Lasoani 200 208 200
5 Poboya
Cakupan jumlah persalinan diwalayah puskesmas singgani sebanyak 766 persalinan ditahun
2017. Jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga bidan adalah sebanyak 765 persalinan (99,9%)
sedangkan persalinan yang lainnya dilakukan dirumah sakit atau ditempat praktek lainnya.
Jumlah PUS peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi di uptd urusan puskesmas singgani
tahun 2017.
Jumlah PUS peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi di uptd urusan puskesmas singgani
tahun 2018
Cakupan K1 dan K4
Cakupan pelayanan antanetal care dapat dipantau melalui indikator K1 yaitu
kunjungan baru ibu hamil sesuai standar 14T paing sedikit 4 kali selama
kehamilannya. Pada tahun 2017-2019 jumlah ibu hamil di wilayah puskesmas
singgani sebanyak 2.445 orang, kunjungan K1 ibu hamil (176,1%) orang dari
target ibu hamil dan cakupan K4 sebanyak 2.568 orang (100,5%).
JENIS IMUNISASI
JUMLAH
No. KELURAHAN BAYI HB BCG DPT – HB – Polio 4 CAMPAK/
O Hbi3 MR
1. Besusu Barat 256 29 256 263 263 273
5. Poboya 38 9 38 38 38 35
Program KIA adalah upaya bidang kesehatan meliputi pelayanan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru
lair dengan komplikasi, bayi dan balita serta anak prasekolah.
Tujuan utama dibuatnya program ini adalah untuk menurunkan angka kematian ibu
dan angka kematian bayi melalui pemantauan cakupan dan pelayanan KIA di
Puskesmas.
Indikator untuk mengetahui keberhasilan program ini adalah dengan melihat
cakupan kunjungan K1 (kunjungan pelayanan antental yang pertama), cakupan
kunjungan K4 (kunjungan pelayanan antental ke empat), cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan, cakupan ibu nifas, cakupan penjaringan ibu hamil dengan faktor
resiko dan komplikasi oleh masyarakat, cakupan penanganan ibu hamil dengan
komplikasi, cakupan penanganan nifas dengan komplikasi, cakupan kunjungan
neonatus pertama, cakupan kunjungan neonatus lengkap, cakupan pelayanan bayi,
cakupan pelayanan anak balita, cakupan peserta KB aktif dan cakupan pelayanan
anak balita sakit yang dilayani dengan MTBS.