Anda di halaman 1dari 64

INVESTIGASI WABAH

Sumber:

Resna A. Soerawidjaja dan Azrul Anwar. Penanggulangan


Wabah oleh Puskesmas. Edisi Pertama.
Jakarta: PT Binarupa Aksara, 1989
1. BATASAN

1. Wabah
1. 1 Menurut arti kata
1.2 Menurut epidemiologi
1.3 Menurut undang-undang
2. Penanggulangan
1. Pengertian wabah (Epidemi)
1.1 Menurut arti kata
Epi = pada, Demos = penduduk (rakyat)
Hal2 yg terjadi pd pendd (peny)
1.2 Menurut epidemiologi
Peningkatan kejadian kesakitan atau
kematian suatu penyakit di suatu tempat
tertentu, yang melebihi keadaan biasanya
1.3 Menurut UU No.4 tahun 1984
ialah kejadian berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata
melebihi daripada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka
UU No.4 Tahun 1984
a. Penyakit menular
ialah penyakit yang disebabkan oleh suatu
mikroorganisme atau produk toksinnya, yang
ditularkan dari penderita atau reservoirnya kepada
manusia lain yang rentan.
b. Keadaan yang lazim
berkisar pada angka sekitar nilai rata-rata (mean)
c. Peningkatan jumlah penderita
Melebihi angka rata-ratanya
Pedoman yang dipakai > 2 sd (standar deviasi) dari
harga rata-ratanya (mean)
d. Dapat menimbulkan malapetaka
penyakit memiliki potensi besar menular secara cepat
2. Pengertian Penanggulangan
ialah suatu proses yang meliputi upaya:
- menetapkan munculnya keadaan wabah

- penanganan keadaan wabah


- menetapkan berakhirnya keadaan wabah

penyakit menular
Wabah
penyakit tidak menular
KEGIATAN PENANGGULANGAN WABAH

1. Menetapkan terjangkitnya keadaan wabah


Pengumpulan dan analisis data serta penarikan
kesimpulan (Pedoman pengambilan kesimpulan:
Nilai Batas Keadaan Wabah)
2. Melaksanakan penanganan keadaan wabah
Kegiatan yang ditujukan terhadap:
- penderita
- masyarakat
- lingkungan
3. Menetapkan berakhirnya keadaan wabah
Sama dengan butir 1.
4. Pelaporan wabah
Laporan : - terjangkitnya keadaan wabah
- penanganan wabah
- berakhirnya keadaan wabah
INSTANSI INSTANSI MASYARAKAT
PEMERINTAH SWASTA UMUM
LAIN
MENETAPKAN MENANGANI MENETAPKAN
PUSKES TERJANGKITNYA KEADAAN BERAKHIRNYA
MAS WABAH WABAH WABAH
1. Pengumpulan data Terhadap: 1. Pengumpulan data
2. Analisis data • kasus 2. Analisis data
3. Penarikan kesimpulan • masyarakat 3. Penarikan kesim-
• lingkungan pulan

LAPORAN

DINAS KESEHATAN KOTA/KABUPATEN


BATASAN
Penyakit menular ialah penyakit yang disebabkan oleh
suatu mikroorganisme atau produk toksinnya, yang ditular-
kan dari penderita atau reservoirnya kepada manusia lain
yang rentan
Penyakit menular termasuk kelompok penyakit infeksi
(infectious diseases)
Menular/tidaknya penyakit infeksi tergantung pada 3 faktor:

Umur
Jenis kelamin PENJAMU BIBIT PENYAKIT
Ras (HOST) (AGENT)
Agama
Pekerjaan LINGKUNGAN
Kebiasaan hidup
(ENBIRONMENT) Fisik/biologis/sosekbud
Pertahanan tubuh
MACAM PENYAKIT MENULAR

Ditinjau dari kemungkinan timbulnya wabah:


1. Penyakit karantina atau penyakit wabah
Termasuk UU No.1 dan No.2 tahun 1962.
Yang terpenting: kolera, pes, polio dan difteri
2. Penyakit menular dengan potensi wabah tinggi
Penyakit yang menular dengan cepat serta mortalitas tinggi
Contoh: DHF, diare, campak, pertusis dan rabies
3. Penyakit menular dengan potensi wabah rendah
Sama dengan kelompok ke-2, hanya karena kemajuan
iptekdok/kesmas maka angka penularan dan mortalitasnya telah
dapat ditekan.
Contoh: Malaria, meningitis, framboesia, keracunan, influenza,
tetanus neonatorum dan tifus perut.
4. Penyakit menular yang tidak berpotensial wabah
Walaupun morbiditasnya masih tinggi, perlu diprogramkan
pemberantasannya. Contoh: Tb, cacing, lepra, sifilis,Go, Filariasis
Uraian singkat beberapa penyakit
menular
 Baca Buku Penanggulangan Wabah oleh Pusesmas halaman
15-28, mengenai penyakit-penyakit:
- Kolera/diare - Influenza
- Pes - Anthrax
- Polio - Hepatitis
- Difteri - Tifus abdominalis
- DHF - Meningitis
- Campak - Keracunan
- Pertusis - Encephalitis
- Rabies - Tetanus neonatorum
- Malaria
- Frambusia

Kriteria klinis, Etiologi, Masa inkubasi, Reservoir, Sumber


infeksi, Terapi, Cara penularan, Pencegahan
PERISTIWA WABAH
 Perbedaan pengertian wabah
- Epidemiologi
- UU
 Faktor yang mempengaruhi timbulnya wabah
-Penjamu  Herd immunity rendah  Imunisasi rendah
Penurunan kekebalan masy dipengaruhi oleh:
1.Bila sebagian besar angg masy sdh tdk kebal lagi
2.Bila angg masy yg tdk memiliki kekebalan berkelp pd suatu
daerah ttt, sdgkan yg punya kekebalan jg berkelp di daerah ttt.
3.Tingginya kesempatan org yg tdk kebal utk berkontak
– Lingkungan Lingkungan yang buruk
(contoh: bencana alam)
– Bibit Penyakit Patogenisitas tinggi

 Macam wabah
- POINT (COMMON) SOURCE EPIDEMIC
- CONTAGIOUS DISEASE EPIDEMIC (PROPAGATED

EPIDEMIC)
- MIX SOURCE EPIDEMIC
Tanda Point source Propagated
epidemic epidemic
1.Timbulnya gejala Cepat Pelan
penyakit (onset)
2. Masa inkubasi Pendek Panjang

3. Episode penyakit Peristiwa tunggal Bersifat


mejemuk
4. Waktu munculnya Jelas Tidak jelas
penyakit
5. Waktu lenyapnya Cepat Lama
penyakit
Menetapkan terjangkitnya
wabah
- Merupakan tanggungjawab masyarakat secara keseluruhan
- Temukan wabah sedini mungkin
- Keikutsertaan masyarakat dalam :
-penetapan keadaan wabah
-penanganan wabah
- Keterlibatan petugas kesehatan tetap diperlukan sesuai
dengan peranan, wewenang, dan tanggung jawabnya
- pengambilan inisiatif (terutama yang berada di lini terdepan seperti
Puskesmas)
BATASAN
Penetapan terjangkitnya keadaan wabah:
ialah suatu proses pengumpulan dan analisis
data dari suatu penyakit di suatu daerah tertentu
serta menarik kesimpulan, sehingga dapat segera
diketahui ada atau tidaknya keadaan wabah di daerah
tersebut.
PENETAPAN TERJANGKITNYA KEADAAN WABAH

1. Melakukan pengumpulan data


- Data tentang penyakit menular saja (UU No.4/tahun 1984)
- Pengumpulan data secara pasif (karena keterbatasan
SDM,dana dan sarana), yaitu:
a. Data kegiatan rutin
Laporan pelayanan berobat jalan BP di setiap
Puskesmas (data tidak lengkap)
b. Data laporan masyarakat
1. Melakukan analisis data
Mengolah dan menyajikan data yang terkumpul
Perhitungan antara lain: jumlah dan penyebaran orang-orang
yang terserang penyakit
2. Menarik kesimpulan
Perlu tolok ukur : NILAI BATAS KEADAAN WABAH
NILAI BATAS KEADAAN WABAH

Ialah suatu nilai yang dipakai untuk


menentukan ada atau tidaknya suatu
wabah

NBKW tidaklah sama tergantung pada:


- jenis penyakit
- ciri-ciri penduduk yang terserang penyakit
- situasi dan kondisi daerah yang terjangkit
Hitung NBKW untuk daerah itu sendiri, tidak tepat
dipakai nilai nasional
KESIMPULAN TERJANGKIT TIDAKNYA WABAH

1. Teknik grafik penyakit


2. Teknik tabel penyakit
1. TEKNIK GRAFIK PENYAKIT
40

30 Daerah A

20
Horison wabah
Daerah B (perlu pengamatan intensif)
10
Kasus rata-rata
Daerah C (keadaan penyakit normal/lazim

1 3 5 7 9 11 13 16 minggu
Menghitung NBKW untuk satu periode waktu tertentu
perlu 2 angka:
1. Jumlah rata-rata penderita penyakit (Mean)
2. Standar deviasi
Periode waktu: disesuaikan dengan situasi dan kondisi
PUSKESMAS adalah 1 minggu.

Apabila data tersedia gunakan data tahun yang lalu.


Bila tidak tersedia gunakan data untuk 12 minggu
CONTOH
Jumlah
x = jumlah kasus
Minggu kasus baru (x- X) (x- X)2 per minggu
ke- X = nilai rata-rata (mean)
kasus per minggu
1 8 -3 9
N = jumlah minggu
2 10 -1 1
3 13 2 4 Jml seluruh kasus
X=
4 9 -2 4 Jumlah minggu
5 9 -2 4 134
6 15 4 16 =
12
7 10 -1 1
8 8 -3 9 = 11
9 11 0 0
Jml (x-X)
10 13 2 4
SD =
11 14 3 9 N-1
12 14 3 9
TOTAL 134 71
NBKW :
X + 2 SD

11 + 2 (2,54) = 16 kasus baru

Penetapan NBKW harus hati-hati, karena data tidak lengkap,


ada data yang tidak tercatat, misalnya:
- penderita yang tidak datang berobat
- berobat sendiri
- berobat ke tempat lain
- meninggal
2. TEKNIK TABEL PENYAKIT

Bila penyakit yang diamati terdiri dari beberapa penyakit dengan


NBKW yang berbeda-beda

No. Peny NBKW Mg ke


1 2 3 4 5 6 7 8
1 A 16 6 9 9 12 14 19 24 15
2 B 28 13 21 19 24 23 18 15 17
3 C 48 32 38 48 56 72 52 37 35
4 D 37 21 28 27 33 28 21 31 28
5 E 52 48 37 42 35 31 28 42 39
2. TEKNIK TABEL PENYAKIT

Mg ke
No. Peny NBKW 1 2 3 4 5 6 7 8
1 A 16 -10 -7 -7 -4 -2 +3 +8 -1
2 B 28 -15 -7 -9 -4 -5 -10 -13 -11
3 C 48 -16 -10 0 +8 +24 +4 -11 -13
4 D 37 -16 -9 -10 -4 -9 -16 -6 -9
5 E 52 -4 -5 -10 -17 -21 -24 -10 -13

Negatif : tidak ada wabah


Positif : ada wabah
0 : pada batas wabah
LAPORAN KASUS DARI MASYARAKAT

Peran serta masyarakat dalam pengamatan wabah sangat


penting ! (UU RI No.4/Tahun 1984 Pasal 6 ayat 1 dan 2
Cara-cara mengajak masyarakat berperan serta dalam
pengamatan penyakit:
1. Persiapan Puskesmas
2. Persiapan masyarakat
-”Peranserta berlebih”
-”Peranserta kurang”
3. Manfaatkan fasilitas kesehatan swasta &
pengobatan tradisional
Penanganan Wabah

 ialahupaya mengobati penderita dan


mencegah makin bertambahnya jumlah
penderita

medis
non-medis
Tindakan

1. Terhadap kasus
2. Terhadap masyarakat
3. Terhadap lingkungan
1. TINDAKAN TERHADAP KASUS

a. Anamnesis
- Terhadap kasus & keluarga
- identitas : nama, alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
agama
- Keluhan utama, keluhan tambahan
- Riwayat penyakit : +
- keterangan sekitar dan selama masa inkubasi
untuk menentukan:
1.sumber penularan
(manusia/hewan/benda mati)
2.pencarian kasus baru
(amati orang-orang yang kontak)
-
1. TINDAKAN TERHADAP KASUS

b. Pemeriksaan fisik
seperti pemeriksaan fisik penderita yang biasa sesuai dengan
jenis penyakit menular yang diderita

c. Pengambilan sediaan untuk pemeriksaan Lab


Untuk konfirmasi diagnosis
Sediaan (specimen) berupa:
1) darah :
Dilakukan 2 kali yaitu pengambilan selama masa akut
dan masa penyembuhan
- 10 cc
- beri antikoagulansia
2) tinja : -beberapa gram
-rectal swab
-simpan dalam botol steril dalam cairan yang berisi
garam fisiologis
1. TINDAKAN TERHADAP KASUS

c. Pengambilan sediaan untuk pemeriksaan Lab

Sediaan (specimen) lengkapi dengan pemasangan label:


berisi keterangan tentang: tempat pengambilan, waktu
pengambilan, nama penderita, pemeriksaan yang diminta::
1) darah
2) tinja
3) contoh makanan (100-500 gram) dibungkus rapat dan kuat
1. TINDAKAN TERHADAP KASUS

d. Diagnosis
Tegakkan diagnosis klinis
dilengkapi hasil laboratorium (bila tidak mungkin atau
hasilnya terlalu lama dapat diabaikan)
e. Terapi
Pengobatan sesuai dengan penyakit yang diderita.
terapi bisa bersifat:
-etiologis
-simptomatis
f. Isolasi
ialah memisahkan penderita dari orang lain untuk beberapa
waktu, pada tempat dan kondisi khusus untuk mencegah
baik langsung atau tidak langsung adanya pemindahan
penyakit dari penderita. Lama isolasi tergantung pada masa
inkubasi penyakit.
Bila perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehtan yang lebih
tinggi (rujukan medis)
2. TINDAKAN TERHADAP MASYARAKAT

a. Promosi kesehatan:
a. DHF : PSN dengan 3M
b. Specific protection
- memberikan imunisasi
- obat untuk pencegahan (chloroquin untuk malaria)
- mematikan vektor penyebab penyakit
-DHF : abatisasi, fogging

c. Pencarian kasus baru


1) Cara telusur ke belakang (Backward tracing)
2) Cara telusur ke depan (Forward tracing)
2. TINDAKAN TERHADAP MASYARAKAT

c. Pencarian kasus baru :


1) Cara telusur ke belakang (Backward tracing)
- menentukan masa inkubasi penyakit
- menetukan tanggal mulainya masa inkubasi
- menentukan sumber penularan penyakit (orang, makanan,
minuman, binatang dan lain-lain.
- menentukan orang-orang yang kontak dengan penderita
pada saat mulainya masa inkubasi
- menentukan tempat atau lokasi terjadinya kontak tersebut.
2. TINDAKAN TERHADAP MASYARAKAT

c. Pencarian kasus baru :


2) Cara telusur ke depan(Forward tracing)
Untuk mencari kasus baru yang ditulari oleh penderita.
Cara :
- Tentukan masa inkubasi penyakit tersebut
- Catat kemana saja kasus tersebut pergi selama masa
inkubasi dan selama masa sakit.
- Catat orang-orang yang mungkin tertular penyakit
- Catat sumber makanan/minuman atau barang lain yang
tercemari
- Lakukan konfirmasi hasil diagnosis dengan hasil Lab.
- Awasi tersangka kontak
2. TINDAKAN TERHADAP LINGKUNGAN
a. Lingkungan fisik

1) Terhadap lingkungan fisik yang masih baik


Contoh:
perlindungan sumber air minum
perlindungan makanan & minuman
2) Terhadap lingkungan fisik yang teklah tercemar
Contoh :
Kloridasi sumber air
Pemberian antiseptik
Pemusnahan barang-barang yang telah tercemar.

3) Terhadap lingkungan fisik yang dipakai sebagai


sarang vektor
Contoh: ‘pengobatan’ atau pemusnahan
abatisasi dan penimbunan rawa
2. TINDAKAN TERHADAP LINGKUNGAN
b. Lingkungan biologik

Ada 3 macam

1) Tindakan terhadap binatang yang sehat


Tujuan : agar tidak menjadi reservoir bibit penyakit
Contoh : imunisasi rabies pada anjing yang sehat
2) Tindakan terhadap binatang yang sakit
Tujuan: agar tidak sampai menjadi penyebab
timbulnya penyakit
Contoh: membunuh anjing yang terserang rabies
3) Tindakan terhadap vektor
Tujuan : Memusnahkan vektor
Contoh: fogging pada DBD (DHF)
MENETAPKAN
BERAKHIRNYA WABAH
- Beda dari ‘mencabut penetapan daerah wabah’ yang
merupakan wewenang Menteri Kesehatan (UU No.4
tahun 1984 pasal 4 ayat 2)

-BATASAN :
pengambilan kesimpulan tentang berakhirnya
keadaan wabah yang berjangkit di suatu daerah
2 hal yang perlu diketahui:
1) Keadaan lazim (normal) dari suatu penyakit
Hitung NBKW
2) Keadaan penyakit saat ini
Lakukan pengumpulan data:
- kegiatan rutin
- laporan masyarakat
- yang dicari sendiri secara aktif di lapangan

Bandingkan data kedua keadaan ini, agar kita dapat


menarik kesimpulan apakah keadaan wabah telah
berakhir atau belum.
Cara mengambil kesimpulan berakhirnya keadaan
wabah dapat mempergunakan teknik grafik dan teknik
tabel penyakit.
Menetapkan kesimpulan berakhirnya keadaan wabah

Menggunakan 2 teknik (= pada waktu menetapkan munculnya keadaan


wabah):

1) Teknik Grafik Penyakit


Jika grafik yang diamati berada di bawah garis horison wabah,
selama paling sedikit 2 x masa inkubasi, maka dapat ditarik
kesimpulan keadaan wabah telah berakhir

2) Teknik Tabel Penyakit


Bila berhadapan dengan beberapa penyakit
Jika perbedaan antara data penyakit dengan data NBKW telah
negatif selama paling sedikit 2 x masa inkubasi
PELAPORAN WABAH
JENIS LAPORAN
1) Laporan terjangkitnya keadaan wabah
Laporan harus dikirimkan dalam waktu 24 jam setelah
keadaan wabah itu diketahui(Laporan W1) ke Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten, yang selanjutnya dikirimkan pula
laporan oleh Dinkes ke propinsi dan Depkes ( Ditjen P2M-
PLP)

2) Laporan penyelidikan epidemiologi sementara


Tentang:
jenis penyakit yang mewabah
jumlah penderita yang terserang
lokasi tempat terjadinya wabah
waktu terjadinya wabah
sumber penularan yang dicurigai
PELAPORAN WABAH
JENIS LAPORAN
3. Laporan keadaan wabah
Laporan mingguan (W2) (rutin, baik ada maupun tidak ada
wabah)
Puskesmas Kabupaten/Kota Propinsi
Ditjen P2MPLP
Yang dilaporkan : data morbiditas dan mortalitas beberapa
penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah.

4. Laporan berakhirnya wabah


TAHAP INVESTIGASI WABAH

1
Feb 6, 202
1. Persiapan kerja 6. Kembangkan hipotesis
lapangan 7. Evaluate hipotesis
2. Pastikan kejadian 8. Temukan kembali
wabah hipothesis dan lakukan
3. Verifkasi diagnosis studi tambahan
4. Defenisikan & 9. Implementasikan upaya
identifikasi kasus cegah & kendali
5. Deskripsikan 10. Komunikasikan Temuan
berdasar orang,
tempat & waktu
1.PERSIAPAN
1. KERJA LAPANGAN

1
Feb 6, 202
Sebelum pergi ke lapangan:
1. Teliti penyakit yg dilaporkan
2. Himpun supplai & peralatan
3. Buat perjanjian admin & personal yg
perlu
4. Konsul dg semua partai unk
menentukan peranan anda pd
investigasi tsb
5. Identifkasi Kontak lokal segera setelah
tiba pd tempat yg direncanakan.
2. PASTIKAN WABAH

1
Feb 6, 202
Suatu wabah mungkin terjadi jika jumlah kasus yg
diamati melebihi jumlah yg diharapkan.
Pengecualian:
 Perubahan Laporan
 Perubahan defenisi kasus
 Peningkatan kewaspadaan masyarakat
 Perbaikan uji diagnostik
2. PASTIKAN WABAH

1
Feb 6, 202
Faktor-faktor yg pengaruhi investigasi wabah:
 Keparahan penyakit
 Potensi penyebaran
 Pertimbangan politik
 Relasi public
 Ketersediaan simber daya
3. VERIFKASI DIAGNOSIS

1
Feb 6, 202
Goal:
1) Yakinkan bahwa masalah tersebut didiagnosis
secara benar & tepat.
2) Utk penyakit infeksi & pajanan toxic, abaikan
kesalahan laboratorium
3.VERIFKASI DIAGNOSIS

1
Feb 6, 202
1. Rangkum temuan klinik (gejala,
gambaran penyakit)
2. Rangkum temuan laboratorium
3. Rangkum temnik & prosedur
laboratorium
4. Sapatkan Sediaan, isolat, material
untuk uji laboratorium khusus
3. VERIFIKASI DIAGNOSIS

1
Feb 6, 202
5) Wawancarai kasus
• Amati tanda-tanda, gejala-gejala, perilaku
secara langsung
• Tanyakan tentang pajanan
• Tanyakan persepsi pasien tentang kausa.
• Tanyakan tentang kasus-kasus yg lain
• Tanyakan pertanyaan berdasar informasi
dari responden yg lain —cari commonalitas
6) Formulasikan gagasan tentang kausa,
sumber, penyebaran
4.DEFINISIKAN & IDENTIFIKASI KASUS

1) Kembangkan definisi kasus

1
Feb 6, 202
 Informasi klinik ttg penyakit
 Karakteristik populasi yg dipengaruhi
 Karakteristik Lokasi atau tempat
 Karakteristik waktu

2) Definisi kasus perlu cukup luas utk


menangkap sebagian besar atau
semua kasus penyakit
4. DEFENISIKAN & IDENTIFIKASI KASUS

1
Feb 6, 202
3. Bedakan tingkat kepastian
 Confirmasi: Verifikasi laboratorium
 Probable: Gambaran klinik tipical tanpa
konfirmasi laboratorium
 Possible: Gambaran klinik typikal yg lebih kecil
4) Mulai dg defenisi kasus yg longgar
5) Defenisi kasus yg lemah sebagai prosedur
investigasi (pertimbangkan utk
mengeluarkan kasus-kasus “possible”)
4. DEFENISIKAN & IDENTIFIKASI KASUS

1
Feb 6, 202
6. Identifikasi dan hitung kasus
 Gunakan sebanyak mungkin
sumber.
 Tentukan apakan memberitahu
masyarakat umum
 Pertimbangkan utk mensurvei
seluruh populasi pada setting
terbatas (kapal pesiar, sekolah)
4. DEFENISIKAN & IDENTIFIKASI KASUS

1
Feb 6, 202
7. Dapatkan informasi dari kasus-kasus
 Informasi identifikasi & contact
(nama, alamat, telepon)
 Informasi demografik (umur, ras,
sex, etnik, pekerjaan)
 Informasi klinik (tanda, gejala,
tanggak onset, pencarian &
penerimaan layanan medis)
 Informasi faktor risiko
5. JELASKAN ORIENTASI DATA

1
Feb 6, 202
EpidemiologI deskriptif
1) Identifikasi bahwa data informatif &
reliable
2) Orientasi data dengan
 Orang (Siapa—population yg
dipengaruhi)
 Tempat (Dimana – luas geographic)
 Waktu (Kapan—trend)
5. JELASKAN ORIENTASI DATA

3. Ditandai oleh waktu

1
Feb 6, 202
 Construk kurve epidemik
 Perkirakan kemungkinan waktu
pajanan
 Interpretasikan kurve epidemic
 Shape (defining time course)
 Slope
 Periode pajanan
 Mininum, maximum, median imasa
nkubasi
5.JELASKAN ORIENTASI DATA

1
Feb 6, 202
4. Karakteristik tempat (luas geografik)
 Bangun “spot map”
5. Karakteristik orang
 Karakteristik personal (umur, race,
sex)
 Pajanan (pekerjaan, faktor-faktor
risiko)
6. KEMBANGKAN HIPOTESIS

1
Feb 6, 202
Kembangkan hiotesis yg dapat
diuji sehubungan dg:
1) Sumber agent
2) Mode transmisi
3) Pajanan yg sebabkan penyakit
6. KEMBANGKAN HIPOTESIS

1
Feb 6, 202
Kembangkan hipotesis berdasarkan
pengetahuan ttg penyakit:
1) Reservoir
2) Mode(s) transmisi
3) Kendaraan & vector
4) Faktor risiko yg diketahui
7. EVALUASI WABAH

1
Feb 6, 202
Dua pendekatan:
1) Bandingkan hipothesi dg fakta-fakta yg
ada
2) Uji hipothesis secara analitik
 Studi Cohort
 Studi Case-control
7. EVALUASI WABAH

1
Feb 6, 202
Studi Kohort:
1) Tanyakan ttg pajanan
2) Hitung attack rates
3) Pola: laju serangan tinggi pd pajanan
dikombinasikan dengan laju serangan
rendah pd kelompok tak terpajan
4) Hitung risiko relatif
5) Uji kemaknaan statistik
7. EVALUASI WABAH

1
Feb 6, 202
Studi Kasus Kontrol:
1) Tanya kasus dan kontrol tentang
pajanan masal lalu
2) Estimasi odds utk casus dan kontrol
3) Hitung Rasio odds
4) Uji kemaknaan statistik
8. RUMUSKAN KEMBALI HIPOTESIS

1
Feb 6, 202
Alasan:
1) Studi analitik awal gagal utk
mengkonfirmasi hipotesis
2) Perlu utk sempurnakan hypotesis
meskipun jika data initial mendukung
3) Supplement temuan epidemiologi dg
bukti laboratorium dan bukti lingkungan
9.IMPLEMENTASIKAN UPAYA CEGAH
KENDALI

1
Feb 6, 202
1. Implementasikan upaya kendali
segera setelah sumber penularan
diketahui
2. Putuskan rantau penularan
3. Agen sasaran, sumber atau
reservoir
4. Putuskan transmisi atau pajanan
5. Kurangi kerentanan
10.KOMUNIKASIKAN TEMUAN

1
Feb 6, 202
Jenis komunikasi:
1) Brifing oral utk otoritas kesehatan
2) Tulis laporan
 Introduksi
 Latar belakang
 Metode
 Hasil
 Diskusi
 Rekomendasi
MATUR
SUWUN

Anda mungkin juga menyukai