Anda di halaman 1dari 9

Pemberian ASI

Manfaat Menyusui dan ASI Eksklusif Memperhatikan bayinya (kontak mata bayi,
perawatan payudara, meningkatkan produksi ASI) Debat ASI susu formula (baik dan buruk)
Pengetahuan dan kesadaran ibu tentang manfaat ASI meningkat Tujuan Khusus:
1.Ibu dapat menyebutkan manfaat menyusui dan ASI
2.Ibu dapat menyebutkan cara menyusui yang baik;
3.Ibu dapat menyebutkan sisi baik-buruk ASI dan susu formula;
4.Ibu dapat mempraktekkan cara-cara perawatan payudara dan meningkatkan produksi ASI;
5.Ibu dapat mempraktekan cara-cara memperhatikan bayi.

Bagaimana agar ASI Banyak Setelah Melahirkan?


1.Bayi disusukan oleh ibunya x
2. Merawat bayi bersama ibunya x
3. Jangan memberikan makanan selain ASI x
4. Susukan bayi sesering mungkin x
5.Jangan memberikan kompeng atau dot xMengikuti kegiatan kelompok pendukung ASI x
6.Ibu yakin bahwa ASI yang terbaik Bagi bayi

MP-ASI untuk Bayi Agar pertumbuhan bayi sesuai dengan umur,


WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu :
pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera setelah lahir. Kedua memberikan ASI saja
(ASI eksklusif) sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan. Ketiga memberikan makanan pendamping
ASI (MP-ASI) sejak usia 6 bulan sampai 24 bulan. Keempat meneruskan memberikan ASI
sampai usia 24 bulan atau lebih. Rekomendasi tersebut menekankan, secara sosial budaya MP-
ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah diperoleh di daerah
setempat (indegenous food). Waktu pemberian MP-ASI kepada bayi adalah setelah bayi
berumur 6 bulan, karena sebelum umur 6 bulan pencernaan bayi belum kuat untuk mencerna
makanan selain Air Susu Ibu. Kalau dipaksakan memberikan makanan tambahan akan
menganggu pencernaan. Usia bayi 0-6 bulan pencernaan bayi cocok untuk mengkonsumsi
ASI saja. Untuk itu perlu diberikan asupan gizi seimbang kepada ibu agar air susu
keluar dengan lancar. Makanan pendamping ASI terdiri dari dua jenis, pertama MP-ASI yang
siap saji atau yang diproduksi pabrik, kedua MP-ASI yang dibuat sendiri. MP-ASI yang
dibuat pabrik harganya lebih mahal, karena biaya kemasannya cukup mahal,
sedangkan MP-ASI yang dibuat sendiri harganya akan lebih murah dan diketahui persis
bahan bakunya. Biaya MP-ASI buatan sendiri akan lebih murah bila sebagian bahannya
ditanam sendiri di pekarangan atau di kebun. Makanan yang diberikan sebaiknya atas dasar
kandungan gizi, bukan hanya memenuhi rasa kenyang bagi bayi. Makanan pendamping ASI
yang bisa antara lain : bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan lain sebagainya.
Beri buah-buahan seperti Air Jeruk manis, Air Tomat Saring. Makanan pendamping ASI
untuk bayi 6-9 bulan adalah dalam bentuk lumat, mulai dari bubur susu sampai pada nasi tim
lumat. Bila berumur 9 -12 bulan dapat diberikan bubur sampai nasi tim. Selain
memperhatikan kandungan gizi dan waktu pemberian, juga yang tak kalah penting
diperhatikan adalah cara penyajiannya. Makanan disajikan secara bersih, selain bersih bahan
juga mesti dibersihkan tangan sebelum membuat dan menyajikan makanan untuk bayi.
Tumbuh Kembang Anak
Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima
tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kehidupannya sekaligus
meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental,
emosional, maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.
Otak balita lebih plastis, akan mudah terpengaruh baik secara positif maupun negatif tergantung
pengaruh dan perlakuan yang didapatnya.

Karena masa ini sangat peka terhadap pengaruh lingkungan dan sangat pendek, tidak
dapat diulangai lagi, maka masa balita disebut dengan masa keemasan (golden period), jendela
kesempatan (window of oportunity), masa kritis (critical period). Mengingat jumlah balita di
Indonesia sangat besar yaitu 10%, maka untuk masa depan bangsa sangat perlu mendapat perhatian
serius yaitu mendapatkan asupan gizi yang baik, stimulasi yang memadai, termasuk intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran dan struktur tubuh sebagaian atau keseluruhan
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

Cara mengetahui pertumbuhan anak adalah dengan menimbangnya setiap bulan di


posyandu dan mencatatnya di buku KMS (ada dalam buku KIA). Pertumbuhan yang baik adalah
pertumbuhan yang ideal antara tinggi badan dan berat badan. Perkembangn adalah bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan atau
bersamaan dengan perkembangan.

Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ
yang dipengaruhinya. Ciri dan prinsip Tumbuh Kembang

1.Perkembangan menimbulkan perubahan. Misalnya perkembangan intelegennsia sejalan dengan


pertumbuhan otak dan serabut saraf.

2.Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Balita Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal
menentukan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Ini artinya usahakan tidak ada
gangguan pertumbuhan pada anak.

3.Pertumbuhan dan perkembangan punya kecepatan yang berbeda.

4.Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan, bila pertumbuhan berlangsung cepat


tentu akan diiringi oleh perkembangan.

5.Perkembangan memiliki pola tetap dan tahap yang berurutan


Aspek-Aspek Perkembangan yang Dipantau:

1.Gerak kasar atau motorik adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan
sebagainya.

2.Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot
kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjempit, menulis
dan sebagainya.

3.Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebaginya.

4.Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
(makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dsb. Untuk mencapai tumbuh kembang anak
secara optimal perlu diberikan rangsangan pada bayi, baik secara fisik maupun secara kejiwaan.
Untuk pertumbuhan tubuh dan otak perlu diberikan ASI dan Makanan Pendamping ASI. Pada saat ini
bayi juga mulai diberikan rangsangan untuk perkembangan otaknya. Perlu dikenali apa yang
dilakukan pada bayi dan apa tanda-tanda bayi sehat pada umur tertentu.

Tanda-tanda bayi sehat adalah :

1.Bayi lahir segera menangis

2.Seluruh tubuh bayi kemerahan

3.Bayi bergerak aktif

4.Bayi bisa menghisap puting susu dengan kuat.

5.Berat lahir 2500 gram atau lebih Yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah :

Beri ASI, jangan beri makanan lain. Susui bayi sesegra mungkin setelah lahir untuk
merangsang ASI cepat keluar. ASI pertama jangan dibuang, karena mengandung zat kekebalan. Jaga
bayi tetap hangat. Tunda memandikan bayi sekurang-kurangnya 6 jam setelah bayi lahir. Bungkus bayi
dengan kain kering.
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ( PMT ) UNTUK BALITA

Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak janin. hingga
menjadi bayi, anak, dewasa sampai usia lanjut. Saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi
ganda yaitu gizi kurang dalam bentuk Kurang energy Protein, kurang vitamin A, Anemia dan
gangguan akibat kurang Iodium dan gizi lebih berkaitan dengan timbulnya penyakit
degenerative seperti Diabetes Mellitus, jantung,hipertensi,dll. Masalah gizi kurang merupakan
salah satu faktor penyebab kematian bayi. Keadaan tersebut secara langsung disebabkan oleh
asupan gizi yang kurang mencukupi gizi balita. Oleh sebab itu untuk membantu mencukupi
kebutuhan gizi masyarakat tentang anak balita, pemerintah mengembangkan program
Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada


balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya
dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung nilai gizi yang
sesuai dengan kebutuhan sasaran.

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ada dua macam yaitu Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) pemulihan dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan. Memiliki
tujuan yang sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh balita.

PMT pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sekaligus sebagai
pembelajaran bagi ibu dari balita sasaran. PMT pemulihan diberikan dalam bentuk makanan
atau bahan makanan lokal. Hanya dikonsumsi oleh balita gizi buruk dan sebagai tambahan
makanan sehari-hari bukan sebagai makanan pengganti makanan utama.

Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan makanan lokal. Jika bahan
lokal terbatas dapat digunakan makanan pabrikan yang tersedia di wilayah setempat dengan
memperhatikan kemasan, label dan masa kadaluarsa untuk keamanan pangan. Diuatamakan
berupa sumber protein hewani dan nabati serta sumber vitamin dan mineral terutama berasaal
dari sayur dan buah. PMT pemulihan ini diberikan sekali dalam satu hari selama 90 hari
berturut-turut atau 3 bulan.

Makanan tambahan pemulihan dapat berupa pabrikan dan lokal. PMT pemulihan
pabrikan merupakan yaitu makanan pendamping ASI dalam bentuk biskuit yang mengandung
10 vitamin dan 7 mineral. Biskuit hanya untuk anak usia 12 – 24 bulan melalui pengadaan
Departemen Bina Gizi Masyarakat Depkes RI, dengan nilai gizi : energi total 180 kkal, lemak 6
gram, protein 3 gr. Jumlah persajinya mengandung 29 gr karbohidrat total, 2 gr serat pangan, 8
gr gula dan 120 mg natrium.
Sedangkan PMT pemulihan berbasis bahan makanan lokal ada dua jenis yanitu berupa
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk bayi dan anak usia 6 – 23 bulan ) dan
makanan tambahan untuk pemulihan anak balita 24-59 bulan berupa makanan keluarga.

PMT Penyuluhan adalah makanan tambahan yang diberikan kepada balita yang
disediakan oleh kader posyandu. Tujuan PMT Penyuluhan adalah sebagai sasaran penyuluhan
kepada orang tua blita tentang makanan kudapan ( snack ) yang baik diberikan untuk balita,
sebagai sarana untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi balita, dan sebagai sarana untuk
menggerakkan peran serta masayarakat dalam mendukung kesinambungan penyelenggaraan
posyandu
Daftar Imunisasi Wajib yang Harus Didapat Si Kecil
Imunisasi wajib adalah imunisasi yang wajib diperoleh anak sebelum usia 1 tahun. Di
Indonesia, ada 5 jenis imunisasi yang wajib diberikan pada anak. Masing-masing jenis imunisasi
tersebut perlu diberikan sesuai jadwalnya tersendiri guna memberikan efek perlindungan yang
maksimal terhadap penyakit.

Imunisasi merupakan proses pemberian vaksin pada tubuh seseorang untuk


memberikan kekebalan terhadap penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan cacat atau
bahkan kematian.

Imunisasi wajib sudah terbukti aman dan bermanfaat untuk mencegah penularan
penyakit pada anak sekaligus mencegahnya menularkan penyakit kepada anak yang lain.

Meski terjangkit infeksi, anak yang sudah mendapatkan imunisasi juga biasanya akan
menunjukkan gejala yang lebih ringan dibandingkan anak yang tidak diberikan imunisasi.

5 Jenis Imunisasi Wajib dan Jadwal Pemberiannya

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.42 Tahun 2013 dan
No.12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi, disebutkan bahwa ada 5 jenis imunisasi
wajib yang harus diperoleh Si Kecil.

Lima jenis imunisasi wajib ini diberikan sesuai usia anak dan jadwal yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, serta tentunya berdasarkan pertimbangan dokter. Kelima jenis
imunisasi tersebut adalah:

1. Imunisasi hepatitis B

Imunisasi hepatitis B bertujuan untuk mencegah penyakit hepatitis B, yaitu infeksi hati yang
dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati. Jenis vaksin yang
digunakan adalah vaksin hepatitis B.

Vaksin tersebut diberikan pada bayi sebanyak 4 kali. Pemberian pertama dilakukan segera
setelah bayi lahir atau paling lambat 12 jam setelah kelahiran. Lalu, vaksin kembali diberikan
secara berturut-turut pada usia 2, 3, dan 4 bulan.

Jika bayi terlahir dari ibu yang terjangkit hepatitis B, maka pemberian imunisasi hepatitis B pada
bayi wajib diberikan dalam waktu paling lambat 12 jam setelah lahir. Bayi tersebut juga perlu
mendapatkan suntikan imunoglobulin hepatitis B (HBIG) untuk menghasilkan kekebalan tubuh
terhadap virus hepatitis B dalam waktu cepat.
2. Imunisasi polio

Polio adalah penyakit menular akibat infeksi virus yang menyerang sistem saraf di otak dan
saraf tulang belakang. Pada kasus yang parah, polio dapat menyebabkan sesak napas,
meningitis, kelumpuhan, hingga kematian. Nah, imunisasi polio bertujuan untuk mencegah
anak tertular penyakit tersebut.

Di Indonesia, jenis vaksin polio yang umumnya digunakan adalah vaksin polio tetes (oral),
namun vaksin polio juga ada yang tersedia dalam bentuk suntikan.

Vaksin polio tetes diberikan 4 kali, yaitu saat bayi baru lahir atau paling lambat saat usianya 1
bulan. Selanjutnya, vaksin diberikan secara berturut-turut di usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
Sementara, vaksin polio suntik diberikan 1 kali, yaitu pada usia 4 bulan.

3. Imunisasi BCG

Imunisasi ini bertujuan untuk melindungi tubuh dari kuman penyebab penyakit tuberkulosis
atau TB. TB adalah penyakit menular berbahaya yang dapat menyerang saluran pernapasan,
tulang, otot, kulit, kelenjar getah bening, otak, saluran cerna, dan ginjal.

Imunisasi BCG termasuk dalam daftar imunisasi wajib di Indonesia, karena Indonesia masih
memiliki angka kasus TB yang tinggi. Imunisasi BCG hanya dilakukan 1 kali dan diberikan pada
bayi di usia 2 atau 3 bulan. Imunisasi BCG diberikan melalui suntikan pada kulit bayi.

4. Imunisasi campak

Imunisasi campak diberikan sebagai langkah pencegahan terhadap penyakit campak berat yang
dapat menyebabkan pneumonia, diare, dan radang otak (ensefalitis). Imunisasi campak
diberikan sebanyak 3 kali, yaitu saat anak berusia 9 bulan, 18 bulan, dan 6 tahun.

Jika anak diberikan vaksin MR/MMR di usia 15 bulan, maka pemberian imunisasi campak ulang
di usia 18 bulan tidak diperlukan. Hal ini karena vaksin MR atau MMR tersebut sudah
mengandung vaksin campak.

5. Imunisasi DPT-HB-HiB

Imunisasi DPT-HB-HiB dapat memberikan perlindungan dan pencegahan terhadap 6 penyakit


sekaligus, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis
(radang otak).
Imunisasi wajib ini diberikan sebanyak 4 kali dengan jadwal pemberian berturut-turut pada bayi
di usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan dosis pemberian terakhir ketika usia anak 18 bulan.

Imunisasi Tambahan yang Perlu Diberikan pada Anak

Selain kelima imunisasi wajib diatas, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menganjurkan
para orang tua agar setiap anaknya mendapatkan imunisasi tambahan, yaitu:

- Vaksin MR/MMR, untuk mencegah penyakit campak, rubela, dan gondongan.

- Vaksin pneumokokus (PCV), untuk mencegah infeksi kuman pneumokokus yang


menyebabkan pneumonia, radang telinga, dan meningitis.

- Vaksin rotavirus, untuk melindungi anak dari gastroenteritis penyebab diare.

- Vaksin hepatitis A dan tifoid, untuk menurunkan risiko penyakit hepatitis A dan demam tifoid
pada anak.

- Vaksin varisela, untuk mencegah infeksi virus varicella-zoster penyebab penyakit cacar air.

- Vaksin influenza, untuk memberikan perlindungan terhadap ISPA akibat flu.

- Vaksin HPV (Human Papillomavirus), sebagai pencegahan terhadap kanker serviks.

- Vaksin Japanese encephalitis (JE), untuk mencegah infeksi virus Japanese encephalitis yang
menyebabkan penyakit radang otak.

Untuk mendapatkan imunisasi wajib, Anda bisa membawa Si Kecil ke pusat pelayanan
kesehatan, seperti posyandu, puskesmas, tempat praktek dokter, serta rumah sakit.

Imunisasi wajib bisa diberikan secara cuma-cuma atau dengan harga yang sangat murah
karena sudah dianggarkan oleh pemerintah. Sedangkan imunisasi tambahan bisa diperoleh
dengan mengeluarkan biaya sesuai harga vaksin dan tarif jasa dokter.

Guna mencapai efek perlindungan yang optimal, semua jenis imunisasi, baik imunisasi
wajib maupun imunisasi tambahan, harus diperoleh bayi sesuai jadwal yang telah
direkomendasikan. Namun, apabila anak jatuh sakit pada saat jadwal imunisasi tiba, maka
pemberian imunisasi bisa ditunda sampai anak sembuh.

Anda mungkin juga menyukai