PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bayi (usia 0-11 bulan) merupakan periode emas sekaligus periode kritis
karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang
mencapai puncaknya pada usia 24 bulan.
Rekomendasi WHO dalam rangka pencapaian tumbuh kembang optimal yaitu
memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi
lahir, memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara
eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan
pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan,
dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. Bayi
membutuhkan diet yang cukup berbeda dengan anak-anak dan dewasa. Kecilnya
tubuh dan pertumbuhan yang cepat merupakan faktor utama yang mempengaruhi
kebutuhan energi dan nutrien bagi bayi. Imaturitas dari fisiologi dan
perkembangan menyebabkan bayi membutuhkan bentuk makanan yang berbeda.
Pada usia enam bulan, bayi masih perlu dipangku untuk duduk dan harus
dipegang saat makan. Tetapi sejak usia delapan bulan, kekuatan dan
keseimbangan untuk duduk sendiri telah berkembang, dan bayi mulai dapat
menggunakan kursi tinggi. Pada usia enam bulan, bayi telah mampu mengambil
dan meraih sendok, meski gerakannya belum begitu baik. Pada usia tujuh bulan
atau delapan bulan, bayi telah mampu meraih dan menentukkan arah dengan baik.
Dengan memanfaatkan jari-jarinya, bayi dapat memegang makanan kecil atau
sendok, dan menggunakannya secara lebih terarah. Gerakan bayi semakin
berkembang saat usianya satu tahun. Tangan dan mata sudah baik sehingga
sebutir kacang atau kismis dapat diambilnya dengan baik. Bayi pun kini sudah
dapat minum dari cangkir atau gelas.
Bayi berada didalam masa pertumbuhan dan perkembangan paling pesat dalam
siklus kehidupan manusia. Bayi yang dilahirkan dengan sehat, pada umur 6
1
bulan akan mencapai pertumbuhan atau berat badan 2 kali lipat dari berat badan
pada waktu dilahirkan. Supaya bayi tumbuh dengan baik, zat-zat gizi yang
sangat dibutuhkan adalah protein, kalsium, vitamin D, vitamin A dan K, Fe (zat
besi). Secara alamiah sebenarnya zat-zat gizi tersebut sudah terkandung dalam
ASI (Air Susu Ibu). Oleh sebab itu, apabila gizi makan ibu cukup baik, dan anak
diberi ASI pada umur 0-6 bulan, zat-zat gizi tersebut sudah dapat mencukupi
(Notoatmodjo, 2011).
Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan
berat. Sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara,
dan bahasa serta sosialisasi dan kemadirian (Depkes RI, 2005). Untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada bayi perlu di
berikan asupan nutrisi sesuai dengan usianya. Bayi yang usianya >6 bulan perlu
tambahan makanan pendamping ASI, karena semakin bertambahnya usia,
perkembangan bayi juga bertambah. Oleh karena itu nutrisi perlu
ditambahkan dengan pemberian MP-ASI. Selain itu pemberian MP-ASI juga
disesuaikan dengan usianya, mengingat penyerapan makanan oleh pencernaan
bayi belum sempurna, makanan tersebut akan mempengaruhi status gizi nya.
Secara umum, masalah gizi di Indonesia banyak disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara kebutuhan asupan energi dan protein yang dikonsumsi
dalam jangka waktu yang lama. Peran orang tua juga sangat penting dalam
perbaikan gizi bayi dengan memerhatikan jenis pemberian makanaan, frekuensi,
dan waktu pemberian makanannya supaya status gizi bayi dan tumbuh
kembangnya baik.
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang
anak karena faktor eksternal maupun intaernal. Faktor eksternal menyangkut
keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk
membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat di dalam
diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.
2
Intake gizi yang baik berperan penting didalam mencapai pertumbuhan badan
yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula
pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya
pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa
pertumbuhan. Ibu biasanya memberikan makan yang enak kepada anaknya tanpa
tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan
tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana cara memenuhi kebutuhan gizi pada bayi?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
1. Peranan Dan Pentingnya Pemberian Asi
Air susu ibu (ASI) adalah makanan ideal yang tiada bandingnya untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi karena mengandung nutrient yang
dibutuhkan untuk membangun dan penyediaan energi, pengaruh biologis dan
emosional antara ibu dan bayi, serta meningkatkan sistem kekebalan pada bayi
(Hanson, 2003).
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi sangat bermanfaat dalam memenuhi
kecukupan gizi anak balita. ASI merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi
karena kandungan gizinya lengkap dan seimbang, selain itu komposisinya sangat
ideal bagi proses tumbu kembang anak. Penelitian telah membuktikan bahwa
peningkatan pemberian ASI dapat menurunkan insiden penyakit pada anak dalam
kelompok tersebut, menurunkan risiko penyakit diare dan infeksi pernafasan
akut.
5
pengaruh terhadap kemampuan motorik dan bahasa anak, serta kemungkinan
memiliki pengaruh terhadap inteligensia. ASI dapat menurunkan infeksi pada
bayi karena:
Pemberian ASI tidak hanya memberikan menfaat bagi bayi dan anak saja.
Manfaat lainnya juga bagi kesehatan ibu. Sebuah penelitian yang melibatkan
14.000 responden menyatakan bahwa bila wanita memiliki anak menyusui selama
4-12 bulan, maka risiko kanker payudara pada wanita pre-menopausal tersebut
dapat dikurangi. Keuntungan lainnya seperti penyusutan rahim, pengurangan berat
badan, dan mengurangi kemungkinan hamil pada 6 bulan setelah melahirkan.
Selain keuntungan bagi kesehatan fisik ibu, menyusui merupakan proses yang
meningkatkan kepercayaan diri ibu serta memfasilitasi ikatan antara ibu dan
anaknya.
6
Kebutuhan energi pada usia 6 – 12 bulan adalah 650 kkal per hari. Fungsi
energi ialah untuk menunjang keseluruhan proses pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2. Lemak
Lemak berperan penting dalam prose tumbuh kembang sel-sel saraf otak untu
kecerdasan anak. Lemak yang diperlukan adalah asam lemak esensial (asam
linoleat/omega 6, asam linolenat/omega 3) serta asam lemak non-esensial
(asam oleat/omega 9, EPA, DHA, AA).
3. Protein
Komponen dasar dari protein, yakni asam amino, terutama berfungsi sebagai
pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin,
triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berfungsi sebagai
penghantar atau penyampaipesan (neurotransmitter).
4. Vitamin A
5. Vitamin B Kompleks
6. Vitamin C
7
Berfungsi untuk pembentukan kolagen (tulang rawan), meningkatkan daya
tahan tubuh, dan menyerap kalsium yang diperlukan untuk pembentukan
tulang dan gigi yang kuat.
7. Kalsium
8. Asam Folat
Penting pada masa pertumbuhan anak, memproduksi sel darah merah, dan sel
darah putih dalam sumsum tulang, berperan dalam pematangan sel darah
merah dan mencegah anemia.
9. Kholin
8
ASI merupakan gizi bayi terbaik, sumber makanan utama dan paling
sempurna bagi bayi usia 0-6 bulan. ASI eksklusif menurut WHO (World Health
Organization) adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu
formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan tambahan lain. Sebelum mencapai
usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi dengan sempurna,
sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain ASI. Setelah masa tersebut,
bayi harus diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI. Contohnya bubur
susu, bubur saring, dan nasi tim.
Pada usia 6 – 12 bulan kapasitas pencernaan, enzim pencernaan, dan kemampuan
metabolisme bayi sudah siap untuk menerima makanan lain selain ASI.
Kebutuhan gizi bayi tidak tercukupi dari ASI saja. Sekitar 70% kebutuhan gizi
bayi tercukupi dari ASI dan 30% dari makanan pendamping ASI.
Agar bayi memiliki memori yang memudahkan dia mengonsumsi aneka bahan
makanan bergizi, maka perlu dikenalkan tekstur dan rasa sejak dini. Pendisiplinan
pemberian makan secara teratur juga membentuk kebiasaan yang baik Disiplin ini
penting untuk pertumbuhan fisik dan pembentukan pola hidupnya kelak.
Standar kebutuhan gizi bayi setiap hari adalah sebagai berikut :
1. Kalori: 100-120 per kilogram berat badan
Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya:
8 x 100 /120 = 800/960 kkal
2. Protein: 1,5-2 gram per kilogram berat badan
Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya:
8 x 1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram
3. Karbohidrat: 50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka:
50%-nya = 400 : 4 = 100 gram
4. Lemak: 20 persen dari total kalori
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka:
20%-nya = 160 : 40 = 40 gram
9
1. Cara Memberikan ASI
1. Susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8 kali sehari
2. Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui
3. Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindahkan ke payudara sisi
yang lain
4. Bila bayi sudah kenyang, tapi payudara masih terasa penuh/kencang, perlu
dikosongkan dengan diperah untuk disimpan. Hal ini agar payudara tetap
memproduksi ASI yang cukup
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman
yang mengandung gizi diberikan pada bayi atau anak yang berumur 6 – 24 bulan
untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Saat bayi berusia 6 bulan atau lebih, sistem pencernaannya sudah relatif
sempurna dan siap menerima MP-ASI. Beberapa enzim pemecah protein seperti
10
asam lambung, pepsin, lipase, amilase baru akan diproduksi sempurna. Saat bayi
berusia kurang dari 6 bulan, sel-sel disekitar usus belum siap menerima
kandungan makanan, sehingga makanan yang masuk dapat menyebabkan reaksi
imun dan terjadilah alergi. Menunda pemberian ASI hingga 6 bulan melindungi
bayi dari obesitas dikemudian hari. Bahkan pada kasus ekstrim pemberian MP-
ASI dini dapat menyebabkan penyumbatan saluran cerna dan harus dilakukan
pembedahan .
2. Jenis-Jenis MP-ASI
Jenis makanan pendamping ASI (MP-ASI) baik tekstur, frekuensi, dan porsi
makan harus disesuaikan dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan bayi.
Kebutuhan energi dari makanan adalah sekitar 200 kkal per hari untuk bayi usia 6-
8 bulan dan 300 kkal per hari untuk bayi usia 9-11 bulan (Depkes dan Kessos,
2000). MP-ASI pertama sebaiknya adalah golongan beras dan serealia, karena
berdaya alergi rendah. Secara berangsur-angsur, diperkenalkan sayuran yang
dikukus dan dihaluskan, buah yang dihaluskan, kecuali pisang dan alpukat matang
dan yang harus diingat adalah jangan berikan buah atau sayuran mentah. Setelah
bayi dapat menerima beras atau sereal, sayur dan buah dengan baik, berikan
sumber protein (tahu, tempe, daging ayam, hati ayam, dan daging sapi) yang
dikukus dan dihaluskan. Setelah bayi mampu mengkoordinasikan lidahnya
dengan lebih baik, secara bertahap bubur dibuat lebih kental (kurangi campuran
air), kemudian menjadi lebih kasar (disaring kemudian cincang halus), lalu
menjadi kasar (cincang kasar), dan akhirnya bayi siap menerima makanan yang
dikonsumsi keluarga. Menyapih anak harus bertahap, dilakukan tidak secara tiba-
tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.
Menurut Depkes, 2009 dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak, pemberian
makanan pada bayi yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
11
A. Umur 0 – 6 bulan
B. Umur 6 – 9 bulan
a. 6 bulan
b. 7 bulan
c. 8 bulan
12
C. Umur 9 – 12 bulan
a. 9 bulan
b. 10 bulan
c. 11 bulan
13
10-20 keinginan
menit/kali bayi (on
demand)
Buah Pisang, Pisang, pepaya Pisang, pepaya
pepaya dan dan apel dan apel dikerok/
apel dikerok/ dikerok/ dijus, dijus, 60-120
dijus, 60-120 60-120 ml/hari ml/hari tanpa
ml/hari tanpa tanpa diberi diberi gula.
diberi gula. gula. Untuk jus gunakan
Untuk jus Untuk jus cangkir/ gelas.
gunakan gunakan Hindarkan jeruk
cangkir/ cangkir/ gelas. dan tomat.
gelas. Hindarkan
Hindarkan jeruk dan
jeruk dan tomat.
tomat.
Serealia Lebih Lebih Lebih bervariasi,
bervariasi, 60- bervariasi, 120 120 ml/kali atau
120 ml/kali, ml/kali atau lebih sesuai
1-2 kali/hari lebih sesuai kemampuan bayi,
kemampuan 3 kali/hari
bayi, 2-3
kali/hari
14
jagung) bayi
15
bayi, antara lain keterampilan motorik, keterampilan mengecap, dan
mengunyah serta penerimaan terhadap rasa dan bau. Untuk itu pemberian
makanan pada pertama perlu dilakukan secara bertahap. Misalnya, untuk
melatih indera pengecap, berikan bubur susu satu rasa dahulu, baru kemudian
dicoba dengan multirasa (Depkes, 2000).
Masalah dalam pemberian MP-ASI pada bayi/ anak umur 0 – 24 bulan adalah
sebagai berikut:
16
1. Buah Dan Sayuran Pemenuhan Gizi Bayi 6 – 12 Bulan
1. Wortel
Mengandung betakaroten dan antioksidan yang tinggi. Didalam tubuh,
betakarotin dikonversi mnjadi vitamin A.
2. Ubi Jalar
Merupakan salah satu makanan yang bisa mencegah beberapa kanker dan
melindungi dari radikal bebas karena mengandung potasium, vitamin C,
serat, dan sumber betakaroten yang sangat baik dan antioksidan.
3. Pisang
Kaya akan karbohidrat yang menyediakan energi dan mengandung serat
yang bermanfaat untuk kesehatan pncernaan bayi.
4. Alpukat
Mengandung lebih banyak nutrisi dibandingkan dengan buah lainnya.
Selain itu memiliki kandungan protein tinggi dan kaya akan lemak tak
jenuh yang bisa mencegah penyakit jantung.
5. Telur
Putih telur kaya akan protein dan kuning telur mengandung zinc,
vitamin A, D, E, dan B12. Kuning telurnya juga mengandung kolin yang
bermanfaat bagi kesehatan dan perkembangan otak bayi.
6. Yoghurt
Mengandung probiotik yaitu bakteri baik untuk kekuatan, kesehatan,
tulang, dan gigi.
17
Konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang
memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih, dan aman,
misalnya bayi tidak memperoleh ASI eksklusif. Faktor penyebab langsung kedua
adalah penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular
terutama diare dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor ini banyak terkait mutu
pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas lingkungan hidup dan
perilaku hidup sehat. Kualitas lingkungan hidup terutama adalah ketersediaan air
bersih, sarana sanitasi dan perilaku hidup sehat seperti kebiasaan cuci tangan dengan
sabun, buang air besar di jamban, tidak merokok , sirkulasi udara dalam rumah dan
sebagainya.
Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu ketersediaan pangan di keluarga,
khususnya pangan untuk bayi 0-6 bulan (ASI eksklusif) dan 6-23 bulan (MP-ASI),
dan pangan yang bergizi seimbang khususnya bagi ibu hamil. Semuanya itu terkait
pada kualitas pola asuh anak. Pola asuh, sanitasi lingkungan, akses pangan keluarga,
dan pelayanan kesehatan, dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pendapatan, dan akses
informasi terutama tentang gizi dan kesehatan.
Selain itu, Indonesia merupakan negara yang cukup rawan terjadi bencana,
dimana bayi dan ibu hamil termasuk korban bencana yang rentan terhadap
masalah gizi. Masalah gizi yang biasa timbul adalah kurang gizi pada bayi dan
anak berumur di bawah dua tahun (baduta), bayi tidak mendapatkan air susu ibu
karena terpisah dari ibunya, dan semakin memburuknya status gizi kelompok
masyarakat yang sebelum bencana memang dalam kondisi bermasalah. Kondisi
ini diperburuk dengan bantuan makanan yang sering terlambat, tidak
berkesinambungan, serta terbatasnya ketersediaan pangan lokal. Masalah tersebut
diperburuk lagi dengan kurangnya pengetahuan dalam penyiapan makanan buatan
lokal khususnya untuk bayi dan baduta.
Anak usia 0-12 bulan merupakan kelompok yang rawan ketika harus
mengalami situasi darurat, mengingat kelompok anak ini sangat rentan dengan
perubahan konsumsi makanan dan kondisi lingkungan yang terjadi tiba-tiba.
Intervensi gizi terhadap bayi yang menjadi korban bencana dapat dilakukan
dengan cara bayi tetap diberi ASI. Apabila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya
atau ibu tidak dapat memberikan ASI, upayakan bayi mendapat bantuan ibu
18
susu/donor. Apabila tidak memungkinkan bayi mendapat ibu susu/donor, bayi
diberikan susu formula dengan pengawasan atau didampingi oleh petugas
kesehatan.
19
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Peranan gizi dalam siklus hidup manusia sudah tidak diragukan lagi. Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan dapat terjadi jika gizi dimasa bayi dan anak tidak
terpenuhi dan tidak diatasi secara dini. Gangguan ini dapat berlanjut hingga
dewasa. Bahkan kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR).
Kehidupan awal anak berawal dari bertemunya sel mani dan sel telur dalam rahim
ibu. Otak tumbuh sejak awal gestasi dan terus tumbuh dan berkembang pesat
ketika usia mencapai 2 tahun. Bayi (usia 0-11 bulan) merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang mencapai puncaknya pada usia
24 bulan, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode
kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi memperoleh
asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi
pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode
emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh
kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. Untuk itu
perlunya memberikan asupan gizi yang baik dan seimbang di perlukan dalam
perkembangan bayi dengan pemberian makanan ASI, MP ASI dll sehingga
mendukung terjadinya tumbuh kembang pada bayi.
20