KELOMPOK 5
Martha Fajariyanti 25000118120001
Yeyen Edita Kurnianty 25000118140347
PENDAHULLUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) akan dihasilkan oleh setiap ibu paska melahirkan. ASI
merupakan makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi
yang mudah dicerna dan mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan
sempurna untuk tumbuh kembang bayi. ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang
diberikan pada enam bulan pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan
pendamping lain (Roesli, 2008; Wiji 2013; Kemenkes RI, 2017).
Pemberian hanya ASI saja tanpa menambah makanan atau minuman lain
hingga bayi berusia 6 bulan (Asi Eksklusif). Sejak usia 6 bulan dilanjutkan
dengan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat disamping
ASI dan melanjutkan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun (Kemenkes RI,
2017).
Pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi disebabkan karena ASI
Eksklusif merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) sejak dini. WHO merekomendasikan agar melakukan inisiasi
menyusui dalam satu jam pertama kehidupan, bayi hanya menerima ASI tanpa
tambahan makanan atau minuman, termasuk air, menyusui sesuai permintaan atau
sesering yang diinginkan bayi, dan tidak menggunakan botol atau dot (WHO,
2018).
Beberapa faktor diduga menyebabkan bayi tidak mendapatkan ASI dengan
baik.Faktor tersebut adalah faktor karakteristik ibu, faktor bayi, lingkungan,
dukungan keluarga, pendidikan kesehatan, sosial ekonomi dan budaya. Selain itu,
berdasarkan beberapa laporan studi tentang permasalahan pemberian ASI
Eksklusif menemukan faktor-faktor tidak diberikannya ASI eksklusif pada bayi
adalah karena pengetahuan ibu yang kurang, sikap ibu terhadap pemberian asi
ekslusif, ibu sibuk bekerja, pendidikan ibu yang rendah, gencarnya periklanan
tentang penggunaan susu formula, kurangnya sekresi ASI, persepsi tentang bayi
tanpa diberi makanan tambahan akan menjadi lapar dan pengetahuan ibu tentang
ASI kurang (Roesli,2012).
Salah satu upaya meningkatkan pemberian ASI Ekslusif dapat dilakukan
dengan pemberian konseling. Konseling adalah suatu proses komunikasi
interpersonal dua arah antara konselor dan klien untuk membantu klien mengatasi
dan membuat keputusan yang benar dalam mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapi. Konseling adalah suatu hubungan professional antara seorang konselor
terlatih dan seorang klien (Yulifa, 2009; Supariasa, 2011; Saifudin, 2011).
Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak
yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas SDM
secara umum. Keadaan kurang gizi ini dapat diatasi salah satunya dengan
pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan dan dilanjutkan
sampai 2 tahun sesuai anjuran WHO, namun banyak hal yang menjadi
penghambat ibu untuk memberikan ASI seperti pekerjaan, sikap, kurangnya
pengetahuan dan informasi serta dukungan yang berdampak pada tertundanya
pemberian ASI secara dini Dalam rangka meningkatkan promosi ASI eksklusif
tidak terlepas dari peranan petugas kesehatan serta didukung dari ibu, keluarga
dan masyarakat. Pemberian informasi tentang ASI eksklusif yang tepat dan benar
akan meningkatkan pemahaman ibu untuk menyusui eksklusif 6 bulan (Intan,
2011; Wibowo, 2016).
B. Tujuan
Untuk mengetahui tentang gizi kesehatan reproduksi manajemen dan konseling
asi ekslusif pada ibu menyusui.
C. Manfaat
Dapat menjadi sarana dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta
sebagai penerapan ilmu kesehatan masyatakat. Sehubungan dengan gizi kesehatan
reproduksi manajemen dan konseling asi ekslusif pada ibu menyusui.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagian besar kebutuhan gizi ibu menyusui akan lebih tinggi daripada ibu
hamil. Ibu menyusui memerlukan gizi untuk pemulihan pasca melahirkan dan
untuk produksi ASI bagi bayinya. Ibu menyusui perlu penyesuaian psikologik
pasca melahirkan.
Gizi ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu yang akan
diberikan kepada bayi untuk pertumbuhan.Apabila pemberian ASI berhasil
dengan baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus
otot serta kebiasaan makan yang baik juga.
Asupan makanan bagi ibu menyusui tidaklah terlalu ketat, sebenarnya tidak
ada pantangan dalam mengatur makanan, yang terpenting adalah makanan yang
dapat menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan bayi. Dalam penyusunan menu bagi ibu menyusui
ada beberapa syarat yang penting untuk dipenuhi yaitu seimbang, sesuai
kebutuhan dan tidak ada pantangan makanan (kecuali ibu memang alergi bahan
makanan tertentu), mudah dicerna dan tidak terlalu merangsang pencernaan.
Pemberian ASI secara dini dan ekslusif sekurang-kurangnya 4-6 bulan akan
membantu mencegah berbagai penyakit anak, termasuk gangguan lambung dan
saluran nafas, terutama asma pada anak-anak. Hal ini disebabkan adanya antibody
penting yang ada dalam kolostrum ASI (dalam jumlah yang lebih sedikit), akan
melindungi bayi baru lahir dan mencegah timbulnya alergi. Untuk alasan tersebut,
semua bayi baru lahir harus mendapatkan kolostrum. Selain itu inisiasi menyusu
dini dan ASI ekslusif. selama 6 bulan pertama dapat mencegah kematian bayi dan
infant yang lebih besar dengan mereduksi risiko penyakit infeksi, hal ini karena:
1. Adanya kolostrum yang merupakan susu pertama yang mengandung
sejumlah besar faktor protektif yang memberikan proteksi aktif dan pasif
terhadap berbagai jenis pathogen.
2. ASI esklusif dapat mengeliminasi mikroorganisme pathogen yang yang
terkontaminasi melalui air, makanan atau cairan lainnya. Juga dapat
mencegah kerusakan barier imunologi dari kontaminasi atau zat-zat
penyebab alergi pada susu formula atau makanan.
B. Saran
Sebaiknya Ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayi pada usia 0-6 bulan
dengan baik dan teratur. Diharapkan kepada ibu untuk lebih proaktif mencari
informasi guna meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI dan ASI Ekslusif,
informasi tersebut bisa didapatkan melalui tenaga kesehatan, kader, media cetak
dan televisi, agar ibu termotivasi memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT. Gramedia Pustaka Umum :
Jakarta.
Departemen Kesehatan R.I. 2002. Profil kesehatan Indonesia 2001 Menuju
Indonesia sehat 2010, Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Dan Anak. 2011. Keputusan
Menteri Kesehatan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Intan, Z. (2011). Kebijakan ASI Eksklusif dan Kesejahteraan Anak Dalam
Mewujudkan Hak-Hak Anak. (Berdasarkan UndangUndang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979
Tentang Kesejahteraan Anak). SOEPRA Jurnal Hukum Kesehatan. Vol. 2
No. 1 Tahun 2016.
Kasdu, D., 2001. Info Lengkap Kehamilan & Persalinan (edisi 1). 3G
Publisher :Jakarta.
Kemenkes RI. (2017). Pedoman Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia
(PAS)Tahun 2017. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Kementrian Kesehatan RI :
Direktorat Bina Gizi
Marmi. 2014. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nugroho, T. 2009. ASI dan Tumor Payudara. Nuha Medika : Yogyakarta.
Roesli, U. (2012). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka
Bunda.
Roesli. (2008). Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta : Pustaka Pengembangan Swadaya
Nusantara.
Saifuddin, A.B. (2011). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Ke-4
Cetakan Ke-4. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sandra, Fikawati. 2015. Gizi ibu dan Bayi. Jakarta : rajawali pers.
Supariasa, I.D.N. (2011). Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta : EGC.
Wiji, R.N. (2013). ASI dan Pedoman Ibu Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika.
Yulifah, dkk. (2009). Konsep Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.