Anda di halaman 1dari 7

pISSN 2460-6855

eISSN 2656-4130 Jurnal Gizi KH, Desember 2021, 1(1):14-20

PENGETAHUAN IBU TENTANG PENTINGNYA NUTRISI TERHADAP


KELANCARAN PRODUKSI ASI DAN PEMULIHAN MASA NIFAS

Mother's Knowledge Of The Importance Of Nutrition To The Production Of Breast


Milk And Recovery Of The Postpartum Period

Dewi Taurisiawati Rahayu*1, Linda Andri Mustofa2, Putri Fortuna3


Prodi Sarjana Kebidanan, STIKES Karya Husada Kediri, Kediri, Jawa Timur, Indonesia
Prodi Sarjana Kebidanan, STIKES Karya Husada Kediri, Kediri, Jawa Timur, Indonesia
Prodi Sarjana Kebidanan, STIKES Karya Husada Kediri Kediri, Jawa Timur, Indonesia
Korespondensi : deetaurisia@gmail.com

ABTRACT

Breastfeeding is the process of giving breast milk to babies. Breast milk is best for babies because breast milk is
easily digested and provides nutrients in sufficient quantities for the baby's needs. Mother's Milk helps protect
babies from various diseases and infections, helps prevent food allergies. Breastfeeding is more convenient and less
expensive than formula. Breast milk is always ready and at a temperature that is stable with body temperature.
The type of research is quantitative descriptive, the sample of this research is postpartum mothers. The time of the
study was carried out on September 14 to 30, 2021. The research location was the Kusuma Samarinda clinic. The
variables of this study used independent variables, namely the description of mother's knowledge about the
importance of nutrition for the smooth production of breast milk and recovery during the postpartum period. The
research instrument used a questionnaire. Data collection techniques using total sampling. The results showed that
the mother's knowledge of nutrition on the smooth production of breast milk (90%) was in the good category.

Keywords : knowledge, postpartum mother, nutrition, breast milk

ABSTRAK

Menyusui merupakan proses pemberian air susu ke bayi. Aisr susu ibu adalah asupan terbaik untuk bayi karena ASI
mudah dicerna dan memberikan nutrisi yang sesuai untuk kebutuhan bayi. Air Susu Ibu melindungi bayi dari
bermacam infeksi dan penyakit, menguarangi alergi terhadap makanan. Memberikan ASI lebih aman dan lebih
murah dibanding susu formula. ASI selalu siap dan pada suhu yang sesuai dengan tubuh bayi. Jenis penelitian ini
adalah deskriktif kuantitatif, sampel penelitian ini adalah ibu nifas sejumlah 40. Waktu penelitian dilakukan pada
tanggal 1 s/d 30 september 2021. Tempat penelitian di Klinik Kusuma Samarinda. Variabel penelitian ini
menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu tentang pentingnya nutrisi terhadap kelancaran produksi ASI
dan pemulihan masa nifas. Instrument penelitian ini adalah kuesioner. Teknik sampling yang digunakan adalah total
sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan ibu tentang nutrisi terhadap kelancaran produksi ASI
(90%) dengan kategori baik.

Kata Kunci : pengetahuan, ibu nifas, nutrisi, ASI

PENDAHULUAN atau nutrisi dalam jumlah yang sesuai dengan


Memberikan air susu ibu merupakan kebutuhan bayi. Air susu ibu membantu
proses menyusui pada bayi. Air susu ibu melindungi bayi dari berbagai infeksi dan
adalah nutrisi terbaik bagi bayi karena ASI penyakit, serta membantu mencegah alergi
mudah untuk dicerna dan memberikan gizi makanan. Menyusui lebih nyaman, aman dan

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2021 14


pISSN 2460-6855
eISSN 2656-4130 Jurnal Gizi KH, Desember 2021, 1(1):14-20

lebih murah dibandingkan dengan susu pemenuhan nutrisi akan meningkat 25%,
formula. ASI selalu siap dikonsumsi pada karena diperlukan untuk memproduksi air
suhu yang sesuai dengan temperatur tubuh susu yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
(Zaenab, 2016). bayi. Oleh sebab itu diperlukan pemenuhan
Nutrisi paling penting yang diperoleh asupan nutrisi yang baik untuk memperlancar
pertama kali saat bayi lahir adalah kolostrum. produksi ASI bila makanan ibu memenuhi
Kolostrum adalah air susu ibu yang diproduksi jumlah kalori, protein, lemak dan vitamin serta
pada trimester 3 kehamilan hingga awal mineral yang cukup dan ditambah dengan
kelahiran bayi. Air susu ibu adalah makanan minum lebih banyak kurang lebih 8-12
paling sesuai dan ideal baik secara fisiologis gelas/hari. Beberapa sumber makanan nabati
maupun biologis yang harus diberikan kepada yang direkomendasikan untuk memperlancar
bayi di awal kehidupan. Hal ini disebabkan produksi ASI (sebagian ibu berhasil
selain mengandung nilai gizi yang cukup memperlancar dan memperbanyak ASI mereka
tinggi, ASI juga mengandung zat kekebalan dengan mengonsumsi bahan makanan ini)
tubuh yang akan melindungi dari berbagai yaitu pepaya, kacang hijau, daun katuk, pare,
jenis penyakit yang dapat menghambat semangka, jambu air dan labu siam (Safitri,
petumbuhan bayi tersebut. Pemberian ASI 2016)
dimulai sejak bayi dilahirkan dan sampai bayi Pemberian ASI secara ekslusif selama 6
berusia 6 bulan, tanpa menambahkan dan atau bulan dipengaruhi oleh banyak faktor,
mengganti dengan makanan atau minuman diantaranya dukungan petugas kesehatan,
lain. Pemberian ASI ini dilanjutkan hingga dukungan orang terdekat ibu (suami/
anak berusia 2 tahun sambil mendapatkan keluarga), sosial budaya, status kesehatan ibu,
makanan pendamping (Widiartin, 2017). status kesehatan bayi, pekerjaan ibu, tingkat
Menyusui sangat bermanfaat bagi bayi, pendidikan ibu, pengetahuan dan sikap ibu.
ibu, dan keluarga. Menyusui bagi ibu Pendidikan pada satu sisi mempunyai dampak
memberikan banyak keuntungan yaitu positif yaitu ibu mengerti akan pentingnya
mempercepat proses involuasi uterus, pemeliharaan kesehatan termasuk pemberian
menurunkan berat badan ibu secara perlahan, ASI ekslusif. Namun pendidikan yang semakin
mengurangi resiko hipertensi bagi ibu dan tinggi juga akan berdampak adanya perubahan
meningkatkan bonding atau hubungan kasih nilai sosial seperti anggapan bahwa menyusui
sayang antara ibu dan bayinya. Terdapat dianggap tidak modern dan dapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi ibu mempengaruhi bentuk payudara ibu ( Pitriani
yang sedang menyusui yaitu mencukupi dan Indriyani, 2016).
kebutuhan nutrisinya dengan baik, mencukupi Masa tumbuh kembang bayi 0-6 bulan
kebutuhan cairan terutama air putih, cukup sampai selanjutnya memerlukan asupan gizi
waktu untuk beristirahat dan selalu merawat yang diperoleh melalui pemberian ASI
kebersihan puting susu (Ulmi, 2016). eksklusi
Kebutuhan ibu menyusui dalam

Berbagai gangguan pada tumbuh ASI eksklusif kepada bayinya. Beberapa


kembang anak dapat disebabkan karena penelitian tentang pemberian ASI eksklusif
kekurangan gizi sejak bayi, pemberian dengan pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang
makanan pendamping ASI yang terlalu dini hasilnya adalah menurut penelitian Rahmawati
atau terlalu lambat dan ibu tidak memberikan (2019) didapatkan bahwa bayi yang tergolong
Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2021 15
pISSN 2460-6855
eISSN 2656-4130 Jurnal Gizi KH, Desember 2021, 1(1):14-20

pertumbuhannya tidak normal paling banyak eksklusif sampai 6 bulan (Safitri dkk, 2016).
pada bayi yang tidak diberi kolostrum yakni Pemberian ASI eksklusif paling banyak
58,8 %. dijumpai pada ibu berpengetahuan baik. Oleh
Menurut penelitian dari (Widiartin, karena itu, pengetahuan ibu berhubungan
2017) didapatkan hasil bahwa dari 122 bayi dengan pemberian ASI eksklusif dan dapat
yang mendapatkan ASI eksklusif sebagian memengaruhi motivasi ibu untuk memberikan
besar (95,10%) memiliki berat badan normal ASI eksklusif. Dukungan keluarga
dan sebagian kecil mengalami pertumbuhan berpengaruh terhadap pemberian ASI
berat badan lebih (2,45%) dan pertumbuhan eksklusif oleh ibu karena dukungan keluarga
berat badan kurang yaitu sebesar 2,45 persen. sangat menguatkan ibu untuk memberikan
Dan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif ASI eksklusif kepada bayinya (Nilakesuma,
sebagian besar (68,57%) mengalami berat 2016) Solusi yang bisa dilakukan oleh tenaga
badan yang kurang dan sebagian kecil (5,71%) Kesehatan adalah dengan melakukan
mengalami pertumbuhan berat badan yang konseling kepada ibu dan keluarga tentang
normal, sedangkan yang mengalami berat mengkonsumsi sayuran hijau, seperti daun
badan sangat kurang yaitu sebanyak 28,12 katuk dan sayuran hijau lainnya, dan
persen. Salah satu penyebab rendahnya memberitahu ibu untuk sesering mungkin
pemeberian ASI di Indonesia adalah untuk menyusui bayi sehingga merangsang
kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga keluarnya air susu ibu.
dan masyarakat akan pentingnya ASI. Masalah Menurut data WHO cakupan ASI
ini diperparah dengan gencarnya promosi susu eksklusif di seluruh dunia hanya sekitar 36%
formula dan kurangnya dukungan dari selama periode 2007-2014. Berdasarkan hasil
masyarakat, termasuk institusi yang peneltian Mayasari dkk (2016) cakupan
mempekerjakan perempuan yang belum pemberian ASI eksklusif di Indonesia sebesar
memberikan tempat dan kesempatan bagi ibu 54,3%, dimana persentase tertinggi terdapat
menyusui di tempat kerja. di Provinsi NTB sebesar 79,7% dan terendah
Faktor-faktor yang mempengaruhi
di Provinsi Maluku sebesar 25,2% .
kegagalan pemberian ASI eksklusif antara lain
Berdasarkan data di Provinsi Kalimantan
: produksi ASI kurang (32%), Ibu harus
Timur pemberian ASI eksklusif masih rendah
bekerja (28%), terpengaruh iklan susu formula
yaitu sebesar 53,4% belum mencapai target
(16%), faktor nilai sosial budaya (24%), faktor
dukungan keluarga (24%) dan kurangnya Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
dukungan petugas kesehatan (24%) yang Persentase angka cakupan ASI eksklusif di
belum terlatih dalam bidang konselor laktasi di Kota Samarinda sebesar 80% dari 24
fasilitas pelayanan kesehatan. Ketersediaan puskesmas, terdapat 11 puskesmas yang
konselor laktasi di fasilitas pelayanan sudah mencapai target ≥ 80%, namun masih
kesehatan diharapkan dapat memberikan terdapat 13 puskesmas dengan angka cakupan
informasi tentang manfaat dan cara menyusui ASI yang rendah atau dibawah 80%.
yang baik dan pemecah masalah menyusui Ibu Penelitian ini bertujuan untuk
yang mendapatkan konseling menyusui secara mengetahui gambaran pengetahuan ibu
lengkap dan intensif atau mendapatkan tentang pentingnya nutrisi terhadap
konseling minimal lima kali kunjungan kelancaran produksi ASI dan pemulihan masa
berpeluang lebih besar dalam memberikan ASI nifas.

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2021 16


pISSN 2460-6855
eISSN 2656-4130 Jurnal Gizi KH, Desember 2021, 1(1):14-20

bahwa dari total 40 responden, sebagian


besar ibu nifas yang berusia >35 sebanyak
40,0% (16 responden).
b. Distribusi Frekuensi Responden
METODE PENELITIAN Berdasarkan Pendidikan terakhir di Klinik
Metode penelitian merupakan Kusuma Samarinda
prosedur atau cara ilmiah untuk mendapatkan Tabel 2 Distribusi Responden
data dengan tujuan tertentu. (Nursalam, Berdasarkan Pendidikan
2013). Metode penelitian pada dasarnya Terakhir di Klinik Kusuma
merupakan ciri-ciri ilmiah untuk Samarinda
mendapatkan data dengan tujuan dan Pendidikan Jumlah Prosenta
kegunaan tertentu. Metode yang digunakan terakhir se (%)
dalam penelitian ini adalah pendekatan SD 1 2,5
kuantitatif (Notoatmodjo, 2015). Untuk SLTP 3 7,5
pendekatan penelitian dalam skripsi ini SLTA 23 57,5
menggunakan pendekatan penelitian Perguruan 13 32,5
kuantitatif, metode penelitian kuantitatif Tinggi
diartikan sebagai metode penelitian yang Total 40 100
berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau Berdasarkan tabel 2 didapatkan
sampel tertentu. Pengumpulan data bahwa dari total 40 responden, sebagian
menggunakan instrumen kuesioner yang besar ibu nifas mempunyai Pendidikan
sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. terakhir SLTA sebanyak 57,5% (23
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 responden).
sampai dengan 30 September 2021 di Klinik
Kusuma Husada Samarinda. c. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kebiasaan Ibu
HASIL DAN PEMBAHASAN Mengkonsumsi Sayur dan Buah di Klinik
Hasil Kusuma Samarinda
Hasil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3 Distribusi Responden
1. Data Umum Berdasarkan Kebiasaan Ibu
a. Distribusi Frekuensi Responden Mengkonsumsi Sayur dan Buah di
Berdasarkan Usia di Klinik Kusuma Klinik Kusuma Samarinda
Samarinda Kebiasaan Jumlah Prosentase
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Mengkons (%)
Usia di Klinik Kusuma Samarinda umsi Sayur
Usia Jumlah Prosentase dan Buah
(%) Ya 35 87,5
<20 tahun 12 30,0 Tidak 55 12,5
21-35 tahun 12 30,0 Total 40 100
>35 tahun 16 40,0 Berdasarkan tabel 3 didapatkan
Total 40 100 bahwa dari total 40 responden, hampir
seluruh ibu nifas mempunyai kebiasaan
Berdasarkan tabel 1 didapatkan mengkonsumsi sayur dan buah sebanyak

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2021 17


pISSN 2460-6855
eISSN 2656-4130 Jurnal Gizi KH, Desember 2021, 1(1):14-20

87,5% (35 responden).

d. Distribusi Frekuensi Responden 2. Data Khusus


Berdasarkan Berat Badan Bayi di Klinik Distribusi Frekuensi Responden
Kusuma Samarinda Berdasarkan Pengetahuan di Klinik
Tabel 4 Distribusi Responden Kusuma Samarinda
Berdasarkan Berat Badan Bayi di Tabel 5 Distribusi Responden
Klinik Kusuma Samarinda Berdasarkan Pengetahuan di
Klinik Kusuma Samarinda
Berat Badan Jumlah Prosentase
Bayi (%) Pengetahuan Jumlah Prosentase
<2500 gram 5 12,5 Ibu (%)
2500-4000 34 85 Kurang - -
gram Cukup 4 10
>4000 gram 1 2,5 Baik 36 90
Total 40 100 Total 40 100
Berdasarkan tabel 4 didapatkan Berdasarkan tabel 5
bahwa dari total 40 responden, hampir didapatkan bahwa dari total 40
seluruh bayi ibu nifas mempunyai berat responden, hampir seluruh ibu
badan diantara 2500-4000 gram nifas mempunyai pengetahuan baik
sebanyak 85% (34 responden). sebanyak 90% (36 responden).
e. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Berat Badan Bayi di Klinik Pembahasan
Kusuma Samarinda Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
Tabel 4 Distribusi Responden bahwa dari total 40 responden, hampir seluruh
Berdasarkan Berat Badan Bayi di ibu nifas mempunyai pengetahuan baik
Klinik Kusuma Samarinda sebanyak 90% (36 responden).
Berat Badan Jumlah Prosentase Pengetahuan merupakan faktor penting
Bayi (%) dalam pengambilan keputusan seseorang,
<2500 gram 5 12,5 tetapi pengetahuan seseorang tidak selalu dapat
2500-4000 34 85 mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
gram terjadi setelah seseorang mencium suatu objek
>4000 gram 1 2,5 tertentu. Pengetahuan ini adalah hal yang
Total 40 100 utama, sangat penting untuk membentuk
tindakan seseorang, dalam pengalaman
Berdasarkan tabel 4 didapatkan bahwa dari beberapa penelitian ternyata tindakan yang
total 40 responden, hampir seluruh bayi ibu nifas tidak didasari oleh pengetahuan yang baik juga
mempunyai berat badan diantara 2500-4000 gram tidak akan membuahkan hasil.
sebanyak 85% (34 responden).
Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2021 18
pISSN 2460-6855
eISSN 2656-4130 Jurnal Gizi KH, Desember 2021, 1(1):14-20

pemulihan pasca melahirkan dapat dikatakan


ibu memiliki pengetahuan yang baik sebanyak
Berdasarkan penelitian yang telah 90% responden yaitu 36 .
dilakukan diperoleh data tentang pendidikan Menurut penelitian Hastuti dan
ibu, sebagian besar ibu memiliki tingkat Wijayanti (2016) pada kondisi setelah
pendidikan SLTA sebesar 57,5% (23 melahirkan, kebutuhan nutrisi ibu menjadi
responden). Kemudian dari responden yang lebih besar karena selain pembentukan Air
memiliki pengetahuan tentang pentingnya Susu Ibu (ASI) selama menyusui, juga berguna
nutrisi untuk kelancaran produksi ASI dan untuk tubuh ibu sendiri.

Jika nutrisi ibu setelah melahirkan objektif seperti soal pilihan ganda, benar dan
tidak terpenuhi, maka proses pemulihan tubuh salah serta soal berpasangan. Cara mengukur
ibu ke kondisi sebelum hamil akan memakan pengetahuan dengan mengajukan pertanyaan,
waktu yang lebih lama, dan produksi ASI akan kemudian memberikan 1 poin untuk jawaban
berkurang. Nutrisi dalam makanan merupakan yang benar dan 0 poin untuk jawaban yang
bahan bakar utama yang akan digunakan oleh salah. Evaluasi dilakukan dengan
organ tubuh dalam menjalankan fungsinya. membandingkan skor yang diharapkan
Menurut penelitian Evitasari (2018), (tertinggi) kemudian dikalikan dengan 100,
pendidikan diperlukan untuk memperoleh persentase hasil kemudian diklasifikasikan
informasi tentang dukungan kesehatan apa menjadi 3 kategori baik (76 100%), rata-rata
yang dapat meningkatkan kualitas hidup. atau cukup (56 - 75%) dan kurang (55%).
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang Berdasarkan penelitian Setyowati
maka semakin mudah informasi diterima dan (2017), meskipun sebagian besar ibu nifas
diterapkannya, sebaliknya pendidikan yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang
kurang akan menghambat perkembangan sikap kebutuhan gizi pada masa nifas, pengetahuan
seseorang terhadap nilai-nilai baru seperti yang saja tidak dapat menjadi standar yang dimiliki
dia anjurkan. Pengetahuan awal ini dapat ibu untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-
berkaitan dengan tingkat pendidikan, usia, dan hari dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi
status pekerjaan. pada masa nifas, karena masih terdapat
Faktor yang mempengaruhi keterbatasan ibu nifas. makanan yang
pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan dikonsumsi pada masa nifas yang mungkin
gizi ibu setelah melahirkan antara lain adalah didorong oleh orang tua dan keluarga, yang
umur, tingkat pendidikan, paritas, pekerjaan, dianggap lebih berpengalaman tergantung pada
dan ekonomi (Hanifah dkk, 2017). Menurut latar belakang dan budayanya. Pada penelitian
Hanulan dan Artha (2017), pengukuran ini pengetahuan ibu nifas tentang kebutuhan
pengetahuan dapat dilakukan dengan gizi pada masa nifas sudah cukup, sebagian
wawancara atau kuesioner yang ingin diketahui besar ibu nifas memahami bahwa seseorang
atau pengukuran dapat disesuaikan dengan pada masa nifas perlu makan lebih banyak dari
tingkat pengetahuan responden, yang meliputi biasanya, namun tetap saja nifas. ibu yang
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, belum memahami dengan baik sebaiknya tidak
sintesis, dan evaluasi. Soal-soal yang memperhatikan suplemen gizi pada masa nifas.
digunakan untuk mengukur pengetahuan secara Ibu nifas yang memiliki pengetahuan baik
umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, dapat mengubah sikap peduli gizi dan
yaitu soal subjektif seperti soal essay, dan soal menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2021 19
pISSN 2460-6855
eISSN 2656-4130 Jurnal Gizi KH, Desember 2021, 1(1):14-20

sehingga tidak terjadi risiko komplikasi pada


masa nifas.

DAFTAR PUSTAKA
Evitasari. 2018. Hubungan ketersediaan konselor 1st ed. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA;.
laktasi dengan cakupan ASI eksklusif di 179 p.
puskesmas kota samarinda tahun 2018.;(4). Rahmawati, dkk. 2019. The Increased Knowledge
Available from: About Nutrition of Postpartum Using
https://www.jstage.jst.go.jp/article/amr/1/5/ “Sinnia” Application Media in Aura Syifa
1_010501/_article/-char/ja/ Hospital ’Kediri. J Kebidanan
Hanifah SA, Astuti S, Susanti AI. 2017. Kestra.;2(1):18–27.
Gambaran Karakteristik Ibu Menyusui Safitri I. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Desa Kelancaran Produksi ASI pada Ibu
Cikeruh Kecamatan Jatinangor Kabupaten Menyusui di Desa Bendan, Kecamatan
Sumedang Tahun 2015. J Sist Banyudono, Kabupaten Boyolali. Skripsi
Kesehat.;3(1):38–43. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Hanulan S, Artha BK. 2017. Faktor-faktor yang Universitas Muhammadiyah
berhubungan dengan pemberian ASI Surakarta.;10.
eksklusif oleh ibu menyusui yang bekerja Safitri, dkk. 2016. Hubungan Tingkat
sebagai tenaga kesehatan. J Pengetahuan Dan Motivasi Terhadap
aisyah.;2(2):159–74. Kemandirian Ibu Nifas Dalam Perawatan
Hastuti P, Wijayanti IT. 2017. Pengaruh Diri Selama Early Postpartum.
Pemenuhan Nutrisi dan Tingkat Setyowati EB. 2017. Tingkat pengetahuan ibu
Kecemasan terhadap Pengeluaran ASI tentang gizi seimbang dalam pemberian
Desa Sumber Rembang. J Matern asi.;7–11.
[Internet].;II(2):133–44. Available from: Ulmi. 2016. Hubungan Pengetahuan Tentang
https://ejurnal.stikesmhk.ac.id/index.php/ju Nutrisi Pada Ibu Nifas Dengan Proses
rnal_ilmiah_maternal/article/view/560 Penyembuhan Luka Perineum. Poltekes
Mayasari, R., Andriayani, D., & Sitorus, H. (2016). Kemenkes Kendari.;
Faktor risiko yang berhubungan dengan Widiartin, IAP. 2017. Inisiasi menyusui dini dan
kejadian malaria di Indonesia (analisis lanjut asi eksklusif. 1st ed. hidayah nur, editor.
riskesdas 2013). Depok,sleman, Yogyakarta 55282: darul
Nilakesuma A, dkk. 2015. Hubungan Status Gizi hikmah;. 86 p.
Bayi dengan Pemberian ASI Ekslusif, Zaenab S, Alasiry E, Idris I. 2016. Pengaruh
Tingkat Pendidikan Ibu dan Status Ekonomi Pemberian ASI Eksklusif Terhadap
Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Pertumbuhan Bayi di Wilayah Kerja
Padang Pasir. J Kesehat Andalas.;4(1):37– Puskesmas Poasia Kota Kendari. J Ilmu
44. Kesehat.;6(1):97–102.
Notoatmodjo. 2014. Metodologi Penelitian
Kesehatan.Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Edisi Ke 2. Jakarta : Salemba Medika.
Pitriani R. Dan Andriyani R. 2014. Asuhan
Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb III).

Jurnal Gizi KH, Volume 1, Nomor 1, Desember 2021 20

Anda mungkin juga menyukai