BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI merupakan nutrisi ideal untuk bayi yang mengandung zat gizi paling
sangat penting, karena nutrisi yang optimal selama periode ini menurunkan
pemberian ASI yang optimal yaitu saat anak berusia 0-23 bulan sangat
Kematian Bayi (AKB). Target pada tahun 2030 yaitu mengakhiri kematian
bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
bayi dan anak menyatakan bahwa pencegahan kematian bayi adalah dengan
pemberian makanan yang tepat yaitu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
dan bergizi pada usia 6 bulan bersamaan dengan pemberian ASI lanjutan
1
2
96% perempuan telah menyusui anak dalam kehidupan mereka, namun hanya
42% yang mendapatkan ASI eksklusif (PAS, 2018). Pada tahun 2020, WHO
global, walaupun telah ada peningkatan, namun angka ini tidak meningkat
cukup signifikan, yaitu sekitar 44% bayi usia 0-6 bulan di seluruh dunia yang
eksklusif akan berdampak pada kualitas dan daya hidup generasi penerus.
Secara global pada tahun 2019, 144 juta balita diperkirakan stunting, 47 juta
diperkirakan kurus dan 38,3 juta mengalami kelebihan berat badan atau
dan program pemberian makan bayi dan anak (Infant-Young Child Feeding).
berupa umur, pekerjaan, pendidikan sosial ekonomi dan tempat tinggal, faktor
ekslusif karena merasa ASI nya tidak mencukupi kebutuhan bayi. Sekitar
35% ibu menghentikan pemberian ASI secara ekslusif pada beberapa minggu
3
postpartum karena merasa ASI kurang dan bayi merasa tidak puas
(Susanto.A, 2018).
eksklusif salah satunya yaitu produksi ASI yang tidak lancar. Ibu menyusui
harus mendapatkan tambahan protein 20 gram setiap hari, karena dalam 100
cc ASI terdiri dari 1,2 gram protein. Selain membentuk protein dalam ASI,
(Prolaktin) dan hormon sekresi ASI (Oksitosin). Sumber protein ini dapat
diperoleh dari ikan, daging ayam, daging sapi, telur, telur, susu, dan juga
dari makanan maka protein diambil dari protein ibu yang berada di otot. Hal
ini mengakibatkan ibu menjadi kurus dan setelah menyusui akan merasa lapar
(Sulistyoningsih H, 2017).
komposisi gizi, diantaranya protein, zat besi dan vitamin B1. Protein berguna
asam amino sehingga mampu merangsang sakresi ASI. Kacang hijau juga
sekresi susu akan maksimal sehingga kuantitas ASI akan meningkat dan
kandungan gizi yang terdapat dalam sari kacang hijau akan meningkatkan
konsumsi sari kacang hijau terhadap kelancaran produksi ASI pada Ibu nifas
Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Ritonga, dkk (2019)
Air Susu Ibu (ASI) Pada Ibu Menyusui di Klinik Pratama Tutun Sehati Desa
ada pengaruh pemberian sari kacang hijau terhadap produksi ASI pada Ibu
menyusui di Klinik Pratama Tutun Sehati Desa Limau Manis Deli Serdang
Menurut data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2018, cakupan bayi
menurut provinsi yaitu 68,11% (Profil kesehatan Indonesia tahun 2018). Data
dari laporan Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2021
5
didapatkan jumlah ibu nifas sebanyak 7.700 orang, dengan jumlah bayi
sebanyak 10.263 orang. Dan di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis jumlah
ibu nifas sebanyak 667 orang. Cakupan ASI ekslusif di Kabupaten Pasaman
target Renstra tahun 2020 yaitu sebesar 48,3 %. Namun demikian masih ada
yang tidak terpenuhi pemberian ASI pada bayi dengan berbagai alasan salah
satunya karena ASI tidak lancar sehingga bayi tidak terpenuhi mendapat ASI.
petugas pemegang program Ibu dan Anak mengenai cakupan pemberian ASI
pada bayi, petugas tersebut menjawab bahwa untuk cakupan pemberian ASI
Renstra, namun meskipun demikian masih ada juga ibu menyusui yang tidak
ASI ekslusif karena alasan bekerja, ASI sedikit, ASI tidak lancar, bayi tidak
mau menyusui, tidak ada dukungan dan motivasi dari suami, dan sebagainya.
menyusui tentang kelancaran ASI dan makanan yang sering dikonsumsi ibu
bayinya, apalagi bayi yang laki-laki sangat kuat menyusu tapi produksi ASI
ibu kurang, dan ibu juga mengatakan bahwa ibu hanya makan-makanan
seperti biasa, makan nasi putih, lauk, sayur, sesekali dengan buah-buahan.
bubur kacang hijau 2 kali sehari, sehingga ASI ibu banyak dan sering
dipompa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Puskesmas
penyuluhan atau konseling pada ibu menyusui dan sebagai pelengkap data
Bubuk Kacang Hijau Terhadap Peningkatan Volume ASI Pada Ibu Menyusui
2022.
Jenis penelitian ini yaitu Quasi Experiment dengan desain pre and post
test design. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret s/d April
Populasi penelitian ini adalah seluruh Ibu menyusui yang punya bayi usia 0-3
bulan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Air Bangis yang berjumlah 166
bivariat, sedangkan uji statistik dilakukan adalah uji statistik Pair Test.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
A. Tinjauan Teoritis
a. Pengertian ASI
dan garam organik yang di sekresi oleh kedua belah kelenjar payudara
ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama
payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak
9
alergi, serta anti inflamasi (Indriyani, 2016).
10
b. Fisiologis Laktasi
doktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembuatan air susu ibu. Proses
disebut refleks let down atau pelepasan ASI ini tidak dipengaruhi oleh
sel khusus ini mendorong ASI keluar dari alveolus melalui duktus
saat bayi menghisap, ASI di dalam sinus tetekan keluar, kemulut bayi.
Pada saat bayi menghisap puting, ASI di dalam sinus tertekan keluar,
ke mulut bayi. Gerakan ASI dari sinus dinamakan let down atau
waktu pemberian ASI, refleks ini akan berhenti berfungsi, dan laktasi
akan berhenti.
12
intrinstik yang dibutuhkan agar menyusu dengan baik dan ASI bisa
Refleks ini timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan
puting susu.
oleh puting. Puting susu yang sudah masuk kedalam mulut dengan
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia
akan menelannya. Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan
1) Kolostrum
sel darah putih dan antibodi yang tinggi dari pada ASI matur.
kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume antara 150-
membersihkan zat yang tidak dipakai dari usus bayi yang baru
3) ASI matur
rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air.
akan lemak dan nutrisi. Hinmilk akan membuat bayi lebih cepat
90% tersusun dari air. Selain itu volume dan komposisi nutrien ASI
Bahkan ASI yang telah matur juga memiliki variasi komposisi dan
2013).
1) Karbohidrat
otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat
laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini
2) Protein
dalam ASI lebih banyak terdiri dari Protein whey yang lebih
bayi. Jumlah protein casein yang terdapat dalam ASI hanya 30%
menyebabkan alergi.
(Sutanto, 2021).
17
3) Lemak
sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan
ditemukan dala ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak
kedua komponen ini, oleh karena itu hampir terdapat semua susu
yang tinggi. ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh
asam lemah jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik
4) Karnitin
5) Vitamin
(anmenia hemolitik).
6) Mineral
susu formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari
7) Air
Kira-kira 88% dari ASI terdiri dari air. Air ini berguna
8) Kalori
mikroorganisme).
d) Komplemen C3 dan C4
streptokokus
f) Antibodi
Tabel 2.1
Komposisi ASI
ASI Matur
Kandungan Kolustrum Transisi
Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0
Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0
Lemak (gr/100 ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2
Immuniglobulin:
Ig A (mg/100 ml) 335,9 - 119,6
Ig G (mg/100 ml) 5,9 - 2,9
Ig M (mg/100 ml) 17,1 - 2,9
Lisosin (mg/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5
Laktoferin 420-520 - 250-270
Sumber : Walyani, dkk. (2021)
Tabel 2.2
Perbedaan Komposisi ASI dan Susu Sapi
f. Volume ASI
jmlah air susu ibu yang dipperlukan adalah bayi normal memerlukan
berasal dari ibu yang mempunyai status gizi buruk dapat menurunkan
bayi, ASI juga sangat bermanfaat bagi ibu, keluarga dan negara.
1) Bagi bayi
b) Mengandung antibodi
(GALT).
merusak gigi.
e) Memberi rasa nyaan dan aman pada bayi dan adanya ikatan
2) Bagi Ibu
a) Aspek kontrasepsi
d) Aspek psokologis
bayi, tetapi juga ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan,
3) Bagi keluarga
a) Aspek ekonomi
28
b) Aspek psikologi
c) Aspek kemudahan
saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air
4) Bagi negara
formula.
terjamin.
h. Kelancaran ASI
yang ditandai dengan ASI akan menetes dan memancar deras saat
diisap bayi (Purwanti, 2004). Ada dua cara mengukur produksi ASI
2013). Kelancaran ASI dapat diukur dilihat melalui indikator ibu dan
berikut :
Tabel 2.3
Kenaikan Berat Badan BerdasarkanUsia
Produksi ASI cukup dan ASI lancar keluarnya jika bayi cukup
ASI.
31
yaitu bayi merasa puas, tidur pulas setelah mendapat ASI dan ibu
Pada bayi minggu 1 karena ASI mengandung air, maka salah satu
(kebutuhan ASI bayi mulai 60 ml/kg BB/Hari) dan BAK 6-8 kali
sehari.
32
4) Bayi menyusu sering tiap 2-3 jam atau 8-12 kali dalam sehari.
1) Pekerjaan
waktu keluarga.
2) Budaya sekitar
menyusui bayinya.
4) Pengetahuan
baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif dan ASI dapat
sebagai berikut :
1) Faktor langsung
a) Perilaku menyusui
2016).
c) Faktor psikologi
Faktor fisik ibu seperti ibu sakit, lelah ibu yang menggunakan
e) Makanan
b) Faktor bayi
(sundawati, 2017).
c) Faktor lain
(Marni, 2015).
k. Kontraindikasi menyusui
jumlah berlebihan
yaitu:
a. Pengertian
kacang hijau segar yang terdiri atas 73% lemak tak jenuh dan 27%
yang terdapat pada ASI sehingga aman dikonsumsi, dan membuat ASI
Protein pada kacang hijau mentah memiliki daya cerna sekitar 77%.
Daya cerna yang tidak terlalu tinggi tersebut disebabkan oleh adanya
zat antigizi, seperti antitrypsin dan tanin (polifenol) pada kacang hijau.
pada bagian utama berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan
cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu (Tim Agro Mandiri,
2016).
41
daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua. Bunga kacang
Sewaktu muda polong bewarna hijau dan setelah tua bewarna hitam
atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji (Tim Agro Mandiri, 2016).
Biji kacang hijau terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (10%),
kotiledon (88%) dan lembaga (2%). Pada bagian kulit biji kacang
hijau mengandung mineral antara lain fosfor (P), kalsium (Ca), dan
indonesia hanya dikenal dua macam mutu, yaitu kacang hijau biji
besar dan biji kecil. Kacang hijau biji besar digunakan untuk bubur
(Pornomo 2012).
asam lemak yang tak jenus. Kandungan kalsium dan fosfor pada
mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin
terbuat dari kacang hijau tidak mudah bebau. Lemak kacang hijau
tersusun atas 72% asam lemak tak jenus dan 27% asam lemak jenuh.
2017).
Tabel 2.4
Kandungan Gizi Kacang Hijau dan Gandum per 100 gr bahan
Gandum
Kandungan Gizi Kacang Hijau
Kalori (kal) 323 327
Protein (g) 22 12,61
Lemak (g) 1,5 1,54
Karbohidrat (g) 56,8 71,18
Kalsium (mg) 223 29
Zat Besi (mg) 7,5 3,19
Fosfor (mg) 319 228
Vitamin A (SI) 157 0
Vitamin B1 (mg) 0,46 0,38
Vitamin C (mg) 10 0
Air (g) 15,5 13,1
Sumber: Wahkida, 2017
43
1) Bahan
mendidih.
kemerahan
1) Kaya Vitamin
dan vitamin B1 sebesar 0,2 mg/100 gr. Tidak hanya itu, kacang
organ tubuh.
2) Sumber Mineral
hijau terdapat potassium (266 mg) fosfor (99 mg) mangan (48
mg), kalsium (27 mg), magnesium (0,3 mg) zat besi (1,4 mg),
3) Kaya Protein
4) Protein
5) Kaya Serat
kolestrol.
6) Kaya Omega-3
3) Mencegah anemia
metabolisme tubuh.
4) Mambantu pertumbuhan
B. Kerangka Teori
Faktor Farmakologi:
Gambar 2.1
Kerangka Teoritis Pengaruh Pemberian Bubuk Kacang Hijau
Terhadap Peningkatan Volume ASI Pada Ibu Menyusui
Sumber: Walyani (2021), Sutanto (2021)
48
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022. Kerangka konsep dalam
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
48
49
B. Defenisi Operasional
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
Hasil Skala
Variabel Defenisi Operasinal Alat Ukur Cara Ukur
Ukur Ukur
Pemberian Suatu tindakan dengan Observasi Pemberian Perlakuan Nominal
kacang hijau memberikan ibu kacang dan kacang pemberian
hijau sebanyak 300 perlakuan hijau kacang
gram setiap hari untuk hijau
dikonsumsi 3 kali
sehari, dilakukan
selama 7 hari dalam
waktu seminggu.
Volume ASI Indikator yang dipakai: Lembar Wawancara Indikator Ordinal
pada ibu 1. Indikator Bayi observasi, dan Bayi:
menyusui a. BAK bayi popok Observasi Lancar, bila
dengan bayi minimal 6-8 bayi dan nilai ≥ 4
usia 0-3 kali sehari timbangan
bulan b. Berat badan bayi Tidak
naik sesuai Lancar ,
dengan umur bila nilai <
c. Bayi tenang, 4
tidur nyenyak
2-3 jam
d. BAB 2-5 kali
sehari
e. BAB berwarna
keemasan atau
hitam kehijauan
f. Frekuensi
menyusu > 8
kali sehari Indikator
50
cangkir dan
sendok
C. Hipotesis Penelitian
Volume ASI Pada Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Air Bangis
BAB IV
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan desain pre and post
diuji hubungan kausalnya telah terjadi dalam kondisi yang wajar (Arikunto,
2009).
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret s/d April Tahun 2022.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti atau yang akan
seluruh Ibu Menyusui yang punya bayi usia 0-3 bulan yang berada di
2. Sampel
52
53
Kriteria Inklusi:
b. Ibu menyusui
Kriteria Eklusi:
c. Bayi lahir dengan cacat fisik atau reflek hisap tidak baik
1. Sumber Data
a. Data primer
b. Data sekunder
dengan responden
10. Peneliti memberikan kacang hijau kepada 30 orang ibu menyusui selama
7 hari berturut-turut
18. Lakukan pengolahan data pada data yang telah terkumpul untuk dijadikan
laporan penelitian.
1. Bahan
mendidih.
kemerahan
2. Pengkodean (Coding)
selanjutnya.
Memasukkan data yang telah diberi kode kedalam tabel dan diolah
secara komputerisasi.
4. Pemeriksaan (Cleaning)
Data yang telah dientry dicek kembali untuk memastikan bahwa data
dianalisis.
57
H. Analisis Data
1. Analisa Univariat
2012).
2. Analisis Bivariat
I. Etika Penelitian
1. Informed Consent
dampaknya.
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
3. Confidentality (kerahasian)
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.