SKRIPSI
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan
Sarjana Terapan Kebidanan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada
Semarang
OLEH :
SALSA BILA ALMAYANTI.H
1904273
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi terbaik bagi bayi selama 6 bulan pertama adalah Air
Susu Ibu (ASI). Dalam ASI mengandung nutrisi alamiah untuk kebutuhan energi
dan zat yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Seorang ibu
sering mengalami masalah dalam pemberian ASI Eksklusif, salah satu kendala
utamanya yakni produksi ASI yang tidak lancar. Hal ini akan menjadi faktor
penyebab rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif kepada bayi baru lahir
(Safitri, 2016).
Pemberian ASI sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal baik
fisik maupun mental dan kecerdasan bayi. Pemberian ASI eksklusif perlu
mendapat perhatian para ibu, keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan agar
proses menyusui dapat terlaksana dengan benar. Cara pemberian makanan pada
bayi yang baik dan benar adala menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai
dengan umur 6 bulan, bayi dapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai
merenkomendasikan : inisiasi menyusui dini dalam waktu 1 jam dari lahir; ASI
memadai dan aman komplementer (padat) makanan pada 6 bulan bersama dengan
terus menyusui sampai 2 tahun atau lebih. Namun, Banyak bayi dan anak-anak
tidak menerima makan optimal, dimana hanya sekitar 36% dari bayi usia 0 sampai
3
6 bulan di seluruh dunia yang diberikan ASI eksklusif selama periode tahun 2007
dan WHO merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu (ASI)
selama paling sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi
berumur dua tahun, Agar ibu dapat mempertahankan ASI eksklusif selama 6
jam pertama kehidupan, bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan makanan atau
diinginkan bayi, dan tidak menggunakan botol atau dot (WHO, 2018).
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi danzat gizi lainnya yang terkandung
di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
pertumbuhan sampai usia sekitar enam bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi
sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat
peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini atau
bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan
gizi ibu, ibu yang cemas, perawatan payudara, pengaruh proses persalinan, umur
kehamilan saat persalinan, berat bayi, frekuensi menyusui, teknik menyusui, rawat
4
haryono 2014).
adalah pemberian ASI segera setengah jam setelah bayi lahir, kemudian
pemberian ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan, selanjutnya pemberian ASI
mengandung faktor protektif dan nutrien yang dapat menurunkan kesakitan dan
kematian anak. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI dapat melindungi bayi dari
telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi (Depkes, 2013). Pemberian ASI dapat
mencegah kematian pada bayi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian di Ghana
yang menunjukkan bahwa 22% kematian bayi baru lahir dapat dicegah dengan
memberikan ASI pada satu jam pertama setelah kelahiran dan dianjurkan
Pada penelitian di Swedia pada tahun 2000 terbukti bahwa bayi yang tidak
tingkat infeksi pernafasan dan infeksi saluran cerna yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI. ASI merupakan sumber gizi yang
ideal dengan komposisi yang seimbang baik kuantitas dan kualitasnya serta
badan yang signifikan, bayi merasa puas dan kenyang setelah menyusui,
kemudian bayi bisa tidur nyenyak selama 2-4 jam, dan bayi dapat buang air kecil
5
atau besar dengan frekuensi minimal enam kali dalam sehari (Arief, 2009). Tanda
kecukupan ASI pada bayi yaitu berat badannya naik lebih dari 10% pada minggu
pertama. Berat badan bayi akan mengalami peningkatan 200-2500 gram per
Hasil penelitian dari Klainin dan Arthur (2009) mengungkapkan bahwa sebesar
terhadap hubungan antara ibu dan bayi serta pola menyusui. Identifikasi
sejak awal terhadap risiko gangguan psikologis pada ibu postpartum sangat
penting untuk mengurangi pengaruh negatif kondisi psikologi ini dan berpotensi
(Yuliarti, 2010). Menurut Welford (2011) bayi yang berusia 3 bulan mengalami
frekuensi dan durasi menyusu, namun banyak ibu yang mengira bahwa hal
tersebut terjadi karena pemberian ASI pada bayinya kurang sehingga mereka
(WHO) pada tahun 2017 menyatakan bahwa baru sekitar 35% bayi usia 0-6 bulan
di dunia yang diberikan diberikan ASI eksklusif. eksklusif. Data lain juga
didapatkan didapatkan bahwa persentase persentase ibu di Asia pada tahun 2016
6
yang memberikan ASI eksklusif sebesar 42%. Dari kedua data hasil survey
pemberian ASI eksklusif eksklusif pada tahun 2017 pada bayi yang berusia yang
berusia 0-6 bulan sebesar 80%.7 Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 tahun 2015 cakupan ASI cakupan ASI
eksklusif eksklusif sebesar sebesar 47,86%, tahun 2 47,86%, tahun 2016 sebesar
016 sebesar 25,06%, dan tahun 2017 sebesar 57,67%.8 Cakupan ASI eksklusif di
Puskesmas Tayu pada tahun 2018 sebesar 54,73% dan di Puskesmas Tayu
Puskesmas Tayu tahun 2018, desa Pundenrejo memiliki cakupan ASI eksklusif
yang ada masih banyak ibu menyusui yang produksi ASI nya tidak lancer yaitu
sebesar 60% ibu menyusui yang tidak memberikan ASI pada bayinya dari
wawancara yang didapat ibu mengalami kesulitan untuk menyusui bayinya salah
satunya produksi ASI yang tidak lancar yang dapat menyebabkan kesulitan untuk
menyusi bayinya, karena daya menghisap bayi yang kurang sehingga ibu terpaksa
memberi bayi susu formula. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
sulawesi tenggara.
2. Tujuan Khusus
tenggara.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
8
terletak pada sampel bayi yang berumur 0-6 bulan, dan tempat
penelitian.
baik memiliki peluang 2,438 kali untuk memiliki produksi ASI yang
penelitian
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi
yakni produksi ASI yang tidak lancar. Hal ini akan menjadi faktor
berbeda. Beberapa bayi akan menyusu setiap 2-3 jam selama periode 24
setiap 3-4 jam diantaranya, 24-48 jam pertama setelah lahir, sebagian
besar bayi tidak bangun sering ini untuk menyusu. Orang tua harus
minimal setiap 3 jam pada siang hari dan setiap 4 jam pada malam hari.
11
12
berikutnya. Pola ini bayi harus mendapat minimal 8 kali sesi menyusui
dalam 24 jam.
keluar karena masih terhambat hormon estrogen yang tinggi. Dan pada
hormone prolaktin akan lebih dominan sehingga terjadi sekresi ASI (Rini
Astutik, 2014).
1) Laktogenesis I
kolostrum yang berupa cairan kuning kental. Pada fase ini payudara
produksinya ASI. Pada fase ini kolostrum yang keluar pada saat hamil
atau sebelum bayi lahir tidak menjadikan masalah sedikit atau banyaknya
2) Laktogenesis II
prolaktin tetap tinggi yang menyebabkan produksi ASI yang berlebih dan
darah akan meningkat dan akan bertambah lagi pada periode waktu 15
menit, dan akan kembali ke level semula sebelum rangsangan tiga jam
dalam alveoli untuk memproduksi ASI lebih banyak, yaitu pada pukul 2
pagi sampai 6 pagi, akan tetapi kadar prolaktin akan menurun jika
tiroksin dan kortisol terdapat dalam proses produksi ASI, tetapi peran
mengandung sel darah putih dan antibody yang tinggi dari pada ASI
A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan
mencegah kuman masuk pada bayi. IgA juga mencegah alergi terhadap
berkurang dan tidak ada, dan akan digantikan oleh ASI seutuhnya.
3) Laktogenesis III
beberapa hari setelah melahirkan. Pada saat produksi ASI mulai stabil,
sistem kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini apabila ASI banyak
akan memproduksi ASI lebih banyak lagi jika ASI sering banyak
1) Progresteron
2). Estrogen
Hormon estrogen akan menurun saat melahirkan dan akan tetap rendah
produksinya ASI.
3). Prolaktin
4). Oksitosin
otot halus pada sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu.
sedang menyusui
d) Dukungan suami dan keluarga pada ibu yang sedang dalam masa
beberapa hormon yang berbeda bekerja sama untuk pengeluaran air susu
2014).
17
Pada saat proses laktasi terdapat dua refleks yang berperan, yaitu
a) Reflek Prolaktin
berkurang. Selain itu dengan isapan bayi dapat merangsang puting susu
dapat merangsang sel-sel alveoli yang fungsinya untuk membuat air susu.
jika ibu bayi dalam keadaan stres (pengaruh psikis), anastesi, operasi,
yang berasal dari isapan bayi dan akan dilanjutkan kehipofisis posterior
darah hormon ini akan dibawa keuterus yang akan menimbulkan kontaksi
pada uterus sehingga dapat terjadi involusi dari organ tersebut. Kontraksi
yang terjadi tersebut akan merangsang diperasnya air susu yang telah
duktus dan dialirkan melalui duktus laktiferus dan kemudian masuk pada
mulut bayi.
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan dan nutrisi utama yang
diberikan pada bayi. Produksi ASI dimulai pada saat kehamilan bulan ke-
2 dan ke-3.Manfaat dari ASI dalah nutrisi yang dapat diberikan setiap
bukan hanya untuk bayi, akan tetapi bisa bermanfaat juga untuk ibu bayi,
produksi ASI. Pemberian ASI dalah peran dari ibu, karena bayi diberikan
alami.(Hayati, 2009).
1). Kolostrum
19
Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum ini
disekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke empat
protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi
yang tinggi dari pada ASI matur. Selain itu, kolostrum masih
lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300
zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan
sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama
dua minggu, volume air susu bertabah banyak dan berubah warna serta
tidak menggumpal bila dipanaskan. Air susu yang mengalir pertama kali
atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer.
Protein, meneral dan air. Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk.
Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan
Immunoglubin :
pertma adalah berupa kolostrum dengan volume 10-100 cc, dan pada hari
jam. Produksi ASI setelah 10 hari dan seterusnya melahirkan sampai bayi
berusia 3 bulan atau disebut dengan ASI matur, ASI dapat berproduksi
sekitar 300- 800 ml/hari, dan ASI kan terus meningkat pada hari atau
1). Makanan
apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu
hormon oxytocin.
5). Fisiologi
berkurang.
mulai menghasilkan ASI. Dalam kondisi normal pada hari pertama dan
kedua sejak bayi lahir, air susu yang dihasilkan sekitar 500ml pada
Sejak saat itu, kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI, dan
jumlah ASI yang di produksi tidak tergantung pada besar atau kecilnya
oleh kandungan nutrisi ibu. ASI yang dibutuhkan oleh bayi sesuai tingkat
makanan yang dikonsumsinya. Oleh karena itu, ibu tidak boleh merasa
Muchtadi,2010).
Jumlah air susu pada ibu yang keurangan gizi sekitar 500-700ml
setiap hari selama 6 bulan pertama, 400-600ml pada 6 bulan kedua, serta
dikarenakan cadangan lemak yang tersimpan dalam tubuh ibu pada masa
sebagai salah satu komponen ASI dan sumber energi selama menyusui.
makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil itulah yang menjadi faktor
beberapa kasus, jumlah produksi ASI yang pada ibu yang kekurangan
Sunar,2009).
1) Karbohidrat
2) Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak.Sekitar 50% kalori ASI
Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh
bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI.
3) Protein
25
Protein dalam susu adalah kasein dan Whey. Kadar protein ASI
4) Vitamin
terdapat dalam ASI dalam jumlah cukup dan mudah diserap, vitamin
pula vitamin B, asam folat, dan vitamin C yang larut dalam air.
5) Zat besi
zat besi dalam jumlah banyak cukup untuk setidaknya 4-6 bulan.
6) Mineral
yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu.
Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih
susu sapi. Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium
26
kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tetapi tingkat penyerapannya
h. Masa menyusui
1. Setelah bayi mendapat ASI pada minggu pertama kelahiran, ibu harus
Saat itu bayi hanya diberi ASI tanpa makanan atau minuman lainnya.
menyusui agar bayi tumbuh sehat dan produksi ASI ibu meningkat.
Saat menyusui ibu memerlukan makanan 1 1/2 kali lebih banyak dari
bulan. Sebaiknya, bayi diberi ASI yang kualitas dan kuantitasnya baik.
i. Manfaat ASI
27
1. Bagi bayi
diberi ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setalah lahir,
kemungkinan obesitas.
a. Mengandung antibody
d. Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan
2. Bagi ibu
a. Aspek Kontrasepsi
d. Aspek psikologis
Ibu yang menyusui akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang
3. Bagi keluarga
a. Aspek ekonomi
keperluan lain.
b. Aspek psikologis
c. Aspek kemudahan
oleh jumlah nutrisi yang dikonsumsi ibu, serta yang dipengaruhi juga
keluarnya ASI, Sering disebut sebagai hormon cinta, karena hormon ini
dipengaruhi oleh suasana hati ibu, oleh karena ibu penting sekali bagi ibu
yang menyusui untuk menjaga suasana hati dan jiwa gara tetap dalam
kondisi baik dan bahagia. Keadaan ibu yang lelah dan stres akan
kelancaran ASI :
a. Asupan makanan
b. Kondisi psikis
c. Perawatan payudara
f. Alat kontrasepsi
Bayi yang meminum ASI memiliki pup berwarna kuning cerah dan
lebih encer, sedangkan bayi yang minum susu formula pupnya hijau
kaya sufor banyak mengandung zat bezi. Tanda bayi cukup ASI
adalah pup minimal 1 kali dalam sehari, bila ia tidak pup dalam
Hal ini dilakukan untuk mengetes apaka ASI kita keluar ketika si
lain:
1. Makanan Ibu
kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan
1. Makan teratur dengan menu sehat untuk ibu menyusui. Bila ibu
dokter.
Unsur gizi dalam satu liter ASI setara dengan unsur gizi yang
terdapat dalam dua piring nasi ditambah satu butir telur. Jadi
satu piring nasi untuk membuat satu liter ASI. Agar Ibu
32
piring nasi dan satu butir telur. Apabila ibu yang sedang menyusui
mineral dan vitamin yang cukup dan ibu dianjurkan untuk minum
lebih banyak kira-kira 8-12 gelas sehari karena ibu sering merasa
2. Frekuensi Menyusui
ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks.
dalam satu hari, dikarenakan setiap bayi memiliki refleks mengisap untuk
akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai
akan mengakibatkan kurang baik. Hal ini disebabkan oleh isapan bayi
menyusui ASI tanpa jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah
34
hari akan sangat berguna bagi ibu yang berkerja. Hal ini akan memacu
(Bahiyatun, 2009).
Setiap bayi mempunyai pola menyusu yang unik, tidak sama satu
diantara yang lain, beberapa bayi biasanya mengisap sedikit atau hanya
sebentar akan tetapi dengan frekuensi yang sering. beberapa bayi juga
anak mempunyai peranan penting dalam produksi air susu ibu, karena
dan uterus. Kontraksi otot-otot polos pada buah dada berguna untuk
3. Perawatan Payudara
yang mungkin muncul pada saat menyusui seperti puting nyeri atau lecet,
35
dan bila ada masalah dengan menyusui juga dilakukan dua kali sehari
akan memproduksi ASI yang cukup untuk memenuh kebutuhan bayi dan
dengan perawatan payudara yang baik, maka putting tidak akan lecet
mengetahui secara dini kelainan puting susu serta dapat melakukan usaha
dilakukan 2 kali sehari sejak hari kedua pasca persalinan Faktor lain
(IMD). Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses alami pada bayi untuk
mencari dan mengisap putting ibu dalam satu hingga 2 jam pertama masa
hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI eksklusif dan produksi ASI
lancar.
4. Berat Lahir
ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berta lahir normal (bayi yang
lahir lebih dari 2500 gr atau 2,5 kg). Bayi yang dengan berat lahir rendah
yang lebih rendah, dibanding bayi berat lahir normal yang pada akhirnya
1500-2500 gram; Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat
lahir 1000-1500 gram; Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan
Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama
penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua
bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah
ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500
gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi
dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal
sekitar hari ketiga setelah bayi lahir, dan kemudian terjadi peningkatan
38
aliran susu yang cepat pada minggu pertama. Larangan bagi bayi untuk
ASI, ketika neonatus tidak dapat menyusu dengan benar, maka stimulus
ibu yang berusaha untuk membuat ASI, isapan bayi pun diperlukan untuk
membuat ASI. Ini merupan suatu proses yang timbal balik antara ibu dan
pelepasannya oleh isapan mulut bayi dipayudara ibu. Oleh karena itu,
semakin banyak dan sering bayi menyusu, maka semakin banyak ASI
yang dapay diproduksi oleh tubuh ibu. itu mengapa bayi yang jarang
B. Landasan Teori
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar
payudara ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan
2013).Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna serta sesuai
dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI mudah dicerna, karena selain
mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung
39
vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai enam
bulan kecuali vitamin K, karen bayi baru lahir ususnya masih belum mampu
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal
pemberian ASI Eksklusif tidak berlangsung secra optimal (Dwi Sunar, 2009).
bayi yang kuran lama dan tidak terjadwal. Menyusui yang dijadwal akan
pemompaan ASI lebih dari 5 kali/ hari selama bulan pertama setelah
yang cukup.
40
ASI ( Air Susu Ibu) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi.
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupan,
hal ini tidak hanya karena ASI mengandung cukup zat gizi tetapi karena ASI
ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks.
frekuensi pemberian ASI sebaiknya bayi disusui tanpa di jadwal (on demand),
Hal ini menunjukkan tingginya jumlah berapa kali bayi menyusu dalam
satu hari, dikarenakan setiap bayi memiliki refleks mengisap untuk menelan
ASI dari payudara ibunya (Arief,2009). Pada awalnya, bayi akan menyusu
dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah
kurang baik. Hal ini disebabkan oleh isapan bayi sanggat berpengaruh pada
dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah banyak masalah yang mungkin
timbul. Kegiatan menyusui bayi dimalam hari akan sangat berguna bagi ibu
yang berkerja. Hal ini akan memacu produksi ASI dan mendukung
ASI Eksklusif pada bayi, sesuai dengan teori dan kenyataannya, yaitu
mayoritas frekuensi pemberian ASI Eksklusif Pada pada bayi kategori baik
berat badan bayi, Semakin ibu menyusui dengan frekuensi yang baik semakin
baik pula produksi ASI nya dan pertumbuhan bayi nya serta mempercepat
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka konsep penelitian ini sebagai
berikut :
Ha : ada hubungan antara frekuensi menyusui dengan produksi ASI pada ibu
menyusui.
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan :
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi sampel Ukuran Populasi sampel
e : Tingkat Tingkat kepercayaan kepercayaan atau ketepatan ketepatan yang
diinginkan diinginkan (0,05)
n = +(0,0.0,0)
n = +(0,00)
n = ,
n = 69,4
n = 69 orang
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, sampel didapatkan berjumlah 69
berjumlah 69 responden di Desa Pundenrejo responden di Desa Pundenrejo
Kecamatan Tayu.
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
3. Teknik sampling
Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah Proposional Proposional Stratified Stratified Random
Sampling Random Sampling ,karena sampel yang diambil berdasarkan strata RT
dan populasinya adalah ibu bekerja bekerja di Desa Pundenrejo Pundenrejo
Kecamatan Kecamatan Tayu terdiri terdiri dari beberapa beberapa RT. Dengan
demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk
memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel.27 Agar karakteristik
sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka sebelum pengambilan sampel
perlu ditentuka kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah: ciri-ciri yang
perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.
Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
diambil sampel.27
Dalam pengambilan sampel ada kriteria yang harus di penuhi yaitu :
a. Kriteria Inklusi
Adalah penentuan sampelyang didasarkan atas
karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target
45
b. Kriteria Eksklusi
Adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang
tidak memenuhi kriteria sebagai responden karena berbagai sebab.
Adapun kriteria eksklusi penelitian ini adalah :
1) Ibu menyusui yang tidak hadir tidak hadir saat penelitian saat
penelitian
2) Ibu menyusui yang mengundurkan diri saat dilakukan penelitian
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen
Instrumen penelitian atau alat ukur penelitian, merupakan cara
peneliti peneliti untuk mengumpulkan mengumpulkan data yang akan
dilakukan dilakukan dalam penelitian.28 Instrumen penelitian adalah
alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. pengumpulan data.
Dalam penelitian penelitian ini pengumpulan data pengumpulan data
menggunakan menggunakan 45 kuesioner. Instrumen dalam penelitian ini
adalah penyimpanan ASI dan pemberian ASI eksklusif.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar- benar mengukur apa mengukur apa yangdiukur yangdiukur (24).
Dalam penelitian ini tidak dialkukan uji validitas, karena menggunakan
instrumen atau lembar checklist.
F. Tehnik Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber data dalam penelitian yaitu
a. Data primer
46
G. Cara Pengolahan
1. Editing Hasil jawaban kuesioner harus dilakukan penyuntingan
(editing ) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan
kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan peng pengecekan dan
perbaikan pengisian formulir atau isian formulir atau kuesioner. kuesioner.
2. Scoring Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang
perlu diberi penilaian atau skor.
3. Codding
Setelah semua kuesioner di edit atau di sunting, selanjutnya
dilakukan pengkodean pengkodean atau koding dengan memberikan
memberikan nilai pada setiap jawaban. Pemberian kode dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. frekuensi menyusui
Kode 1 : Menyimpan Menyimpan
Kode 2 : tidak Menyimpan Menyimpan
b. produksi asi
Kode 1 : Memberikan Memberikan
Kode 2 : tidak membeirkan membeirkan
4. Tabulating
Tabulasi adalah penyajian data dalam bentul tabel sehingga
memudahkan para pembaca memahami laporan penelitian tersebut.
Tabulasi merupakan tahap akhir dari proses pengolahan data.
5. Entry data
Memasukkan jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk kode bentuk kode (angka) dimasukkan (angka) dimasukkan dalam
program dalam program computer computer (SPSS) untuk (SPSS) untuk
dianalisis. Entri data dilakukan dengan memasukkan kode pada tingkat
pengetahuan pengetahuan responden responden yang sudah diberikan
diberikan ke dalam bentuk tabel, untuk kemudian di analisis dengan
program untuk kemudian di analisis dengan program komputer.
6. Pembersihan data (Cleaning )
48
b. Tabel yang lebih besar 3 x 2 asal e tidak boleh ada nilai < 5 dan tidak boleh >
20% pada seluruh sel
c. Jika e < 5
d. Jika ada variabel independen pada tabel 2 x 2, e tidak dihitung
e. Jika syarat chi square tidak terpenuhi,maka menggunakan uji fisher
exact dengan tabel dilakukan merger menjadi tabel 2 x 2.
I. Etika Penelitian
1. Informed Concent
Adalah cara persetujuan antara peneliti dengan subjek penelitian, dengan
memberikan lembar persetujuan menjadi reponden. Tujuannya adalah supaya
responden mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya.
2. Perlindungan responden
Adalah etika penelitian yang mengatur dalam melakukan penelitian tidak
merugikan responden. 3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Adalah masalah etika dengan menjamin kerahasiaan hasil penelitian
penelitian tidak memberikan nama memberikan nama responden pada responden
pada alat bantu peneliti bantu penelitian. Cukup dengan kode yang hanya
dimengerti oleh peneliti dan akan melaporkan data tertentu.
BILIOGRAFI
1. Arief, N. (2009). Panduan Ibu cerdas ASI dan Tumbuh Kembang Bayi.
Yogyakarta: Media pressindo.
2. Bahiyatun.(2009). Asuhan kebidanan nifas normal.Jakarta : EGC
3. Depkes RI, (2006).,Petunjuk pelaksanaan ASI Ekslusif. JakartaSujiatini,
Nurjanah, Kurniati A. Asuhan ibu Nifas.Yogyakarta: Cyrillus Publisher;
2010.
4. DWI, S. 2009 ASI Eksklusif.Jogjakarta : Diva Press.
5. Elisabeth, Siwi W dan Endang P. (2015).Asuhan Kebidanan Masa Nifas
dan Menyusui.Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
6. Gultom, L. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang Manjemen
Laktasi dan Dukungan Tempat Kerja Dengan Perilaku Ibu Dalam
Pemberian ASI. Jurnal Ilmiah PANNMED. Vol. 12 No. 1 Mei 2017: 2
7. Handayani. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan prilaku pemberi
ASI Esksklusif pada ibu bayi 6-12 bulan di wilayah kerja puskesmas
50