Anda di halaman 1dari 34

1

PROPOSAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM DENGAN


PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI
PUSKESMAS SAWA KABUPATEN KONAWE UTARA

OLEH :

INDHARKHAERATI RAMING
NIM BK2111073

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRAHA EDUKASI


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
MAKASSAR
2022
2

LEMBARAN PERSETUJUAN

Proposan Ini Di Ajukan Oleh

Nama : IndharKhaerati Raming

Nim : BK2111073

Program Studi : Diploma IV Kebidanan

Judul : Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum Dengan

Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di

Puskesmas Sawa Kabupaten Konawe Utara

Telah Di Setujui Oleh Pembimbing Untuk Di Pertahankan Pada Sidang

Proposal Di Hadapan Dewan Penguji

Ditempatkan Di : Makassar

Tanggal : Oktober 2022

Pembimbng :

Sarlina Ali,S.ST.,M.Keb
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) mendefiniskan pemberian ASI

adalah menyusui bayi sedini mungkin dalam satu jam pertama setelah

kelahiran, pemberian kolostrum dan pemberian ASI Eksklusif hingga 6

bulan pertama dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun atau lebih (Septiani

and Ummami 2020). ASI tidak hanya bergizi, tetapi juga membantu

melindungi bayi dari hampir semua jenis infeksi, dengan meningkatkan

daya tahan tubuhnya. Menurut stadium laktasi, ASI terbagi menjadi

kolostrum, ASI transisi dan ASI matur. Kolostrum merupakan ASI kental

berwarna kuning yang dihasilkan sejak hari pertama setelah ibu

melahirkan (Mustafa and Suhartatik 2018).

UNICEF dan WHO merekomendasikan para ibu-ibu untuk menyusui

secara eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. ASI merupakan sumber

gizi yang sangat ideal dan seimbang yang diperlukan oleh bayi terutama

pada bulan pertama kehidupan (Turyati and Siti Nurbaeti 2018). Salah

satu program baik baik untuk perbaikan gizi bayi atau balita adalah

dengan memberikan ASI eksklusif 6 bulan, sasraan program ini

diharapakan sebanyak 80% ibu menyusui memberikan ASI eksklusif

(Khosidah 2018).
4

Komposisi gizi didalam ASI paling baik yang keluar pada tiga hari

pertama setelah bayi lahir disebut kolostrum. Kolostrum merupakan ASI

yang dihasilkan oleh kelenjar payudara bewarna sedikit kekuningan

daripada ASI biasa, permukaanya agak kasar karena mengandung

butiran lemak. Kandungan dalam kolostrum lebih banyak dibandingkan

ASI biasa.

Pada analisis data dari United National Childrens Found (UNICEF)

ada 123 negara yang menunjukkan jika di seluruh dunia sebagian besar

bayi pernah disusui dalam kehidupan mereka, dengan cakupan 95% bayi

pernah menerima ASI, tetapi angka ini cukup bermacam-macam antara

negara yang berpenghasilan rendah, menengah dan negara

berpenghasilan tinggi. Di negara berpenghasilan rendah dan menengah

hanya sebesar 4% bayi yang tidak mendapatkan ASI, lalu di negara

berpenghasilan tinggi sebesar 21% bayi tidak pernah menerima ASI.

Beberapa negara seperti Oman, Swedia dan Uruguay hampir semua bayi

disusui tetapi tidak di negara lain karena angkanya jauh lebih rendah.

Contoh lain seperti terjadi di Amerika Serikat sebesar 74% bayi pernah

menerima ASI dan di Irlandia hanya sebesar 55% bayi yang disusui.

Seperti yang direkomendasikan oleh UNICEF dan WHO, kesenjangan

terlebar berada di daerah Afrika Barat dan Tengah, di mana sebesar 63%

bayi di keluarga termiskin masih menerima ASI, dibandingkan dengan

hanya 26% di keluarga terkaya. Kemudian kesenjangan antara kelompok


5

kaya dan miskin paling kecil di Eropa Timur dan Asia Tengah, di mana

keluarga terkaya dan termiskin memiliki tingkat menyusui yang rendah

yaitu sebesar 23% dan 31% masing-masingnya (UNICEF, 2018).

Menurut American Pregnancy Assosiation (APA) 2018, kolostrum

mampu membentuk lapisan pada perut dan usus bayi untuk mencegah

seragan kuman/patogen. Membantu mencegah sakit kuning pada bayi

dengan mengeluarkan zat-zat sisa yang berbahaya bagi tubuh bayi,

memberikan zat gizi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhan

otak, mata, dan jantung bayi.

Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020 menunjukan bahwa

Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif tahun 2020 yaitu

sebesar 66,06%. Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun

2020 yaitu 40%. Persentase tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif

terdapat pada Provinsi Nusa Tenggara Barat (87,33%), sedangkan

persentase terendah terdapat di Provinsi Papua Barat (33,96%)

(Kemenkes RI, 2020).

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia (RISKESDAS) pada

tahun 2018, tidak ada data khusus mengenai pemberian kolostrum.

Namun patokan keberhasilan pemberian kolostrum dapat kita lihat dari

data proporsi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi 0-23 bulan dari

seluruh provinsi yang ada di Indonesia yaitu sebesar 58,2%. Sedangkan


6

di Provinsi Aceh, keberhasilan pemberian kolostrum dapat kita lihat dari

data proporsi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi 0-23 bulan sebesar

40% dari total bayi yang lahir seluruh provinsi Aceh (RISKESDAS, 2018).

Data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara,

tahun 2019 menunjukan prevalensi ibu yang memberikan kolostrum

sebanyak 67% dan semakin menurun pada tahun 2020 menjadi 59,6%

ibu yang memberikan kolostrum (Profil Dinkes Provinsi Sulawesi

Tenggara, 2020).

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten konawe utara

diperoleh bahwa cakupan pemberian Kolostrum di Kabupaten konawe

utara tahun 2019 mencapai 51,7%,dan semakin menurun pada tahun

2020 sebesar 46,2% dan pada tahun 2021 sebesar 30,92% yang

memberikan kolostrum (Profil Dinkes , 2021). Puskesmas sawa

merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Konawe Utara yang

merupakan salah satu Puskesmas yang cakupan pemberian

kolostrumnya rendah dibanding Puskesmas lainnya yakni pada tahun

2021 sebesar 14,4% sedangkan Puskesmas Lainnya seperti Puskesmas

Hialu sebesar 13,2%, dan Puskesmas lasolo kepulauan 12,%.

Berdasarkan penelusuran lebih lanjut, dapat diketahui bahwa Puskesmas

Sawa terdiri atas 10 Posyandu dimana pada tahun 2020 menunjukkan

dari 68 ibu nifas hanya 15 orang (22,1%) yang memberikan kolostrum,

pada tahun 2021 dari 71 ibu nifas, terdapat 12 orang (16,9%)


7

memberikan kolostrum kemudian pada tahun 2022 dari bulan januari

sampai oktober dari 57 ibu nifas terdapat 10 orang (17,5%) yang

memberikan kolostrum (Puskesmas sawa, 2022) Secara Nasional

diharapkan pemberian Kolostrum pada bayi baru lahir mencapai 80%,

namun pada kenyataannya pemberian kolostrum di Puskesmas Sawa

pada tahun 2022 masih rendah atau belum mencukupi standar yang

diharapkan. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa rendahnya

pemberian kolostrum merupakan masalah kesehatan di Indonesia

khususnya di Puskesmas Sawa.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti rendahnya pemberian

kolostrum disebabkan oleh faktor perilaku yakni pengetahuan, sikap dan

tindakan yang kurang. Rendahnya pengetahuan, sikap dan tindakan ibu

disebabkan karena ibu tidak memahami manfaat kolostrum, dampak

tidak diberikannya kolostrum dan juga menganggap kolostrum adalah air

susu ibu yang kotor/basi yang tidak boleh diberikan kepada anaknya.

Keadaan inilah yang menjadi dasar tidak diberikannya kolostrum pada

bayi baru lahir.

Hasil survey awal yang dilakukan peneliti kepada 8 orang pasien post

partum di ruang PNC RSUD Salewangang Maros, dimana 3 orang ibu

memberikan kolostrumnya pada hari pertama setelah melahirkan dan 5

orang lainnya tidak memberikan ASI kolostrum disebabkan kurangnya

informasi dari petugas kesehatan dan adanya pemahaman ditengah-


8

tengah masyarakat bahwa ASI kolostrum merupakan ASI yang basi dan

tidak perlu untuk diberikan pada bayi baru lahir (Hamzah,S.2020).

Penelitian juga dilakukan oleh Siti Saidah (2021) Adanya hubungan

pengetahuan ibu postpartum dengan pemberian kolostrum pada bayi

baru lahir. Oleh karena itu ibu postartum sebaiknya memberikan

kolostrum langsung setelah bayi lahir.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Triyani Oktaviana

dan Indriani (2019) di Puskesmas Kecamatan Koja Jakarta Utara yaitu

didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan Ibu

postpartum tentang kolostrum terhadap pemberian kolostrum pada bayi

baru lahir. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui

bagaimana hubungan pengetahuan ibu postpartum dengan pemberian

kolostrum pada bayi baru lahir di Puskesmas Sawa kabupaten konawe

utara.

B. Rumusan Masalah

Periode postpartum merupakan masa dimulai saat bayi dan plasenta

dilahirkan atau selama enam minggu setelah persalinan, pada periode ini

kolosrtrum keluar. Kolostrum menjadi cairan yang pertama kali disekresi

oleh kedua kelenjar payudara yang banyak mengandung zat kekebalan

tubuh yaitu immunoglobulin (A,D,E,G dan M), maka dari itu kolostrum

sangat penting diberikan pada bayi baru lahir, tapi kenyataannya

beberapa dari ibu postpartum banyak yang tidak memberikan kolostrum


9

pada bayi baru lahir disebabkan karena memiliki pengetahuan yang

kurang. Pengetahuan merupakan tolak ukur dari tahu tentang suatu objek

tertentu, dimana pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan

tentang kolostrum.

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang bagaimana hubungan pengetahuan ibu

postpartum dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan pengetahuan ibu

postpartum dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

2.Tujuan Khusus

a. Mengindetifikasi pengetahuan ibu postpartum tentang kolostrum.

b. Mengidentifikasi tentang diberikan atau tidak diberikan kolostrum

dan waktu pemberian pada bayi baru lahir.

c. Menganalisis kekuatan hubungan pengetahuan ibu postpartum

tentang kolostrum dengan pemberian kolosrum pada bayi baru

lahir.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis informasi hasil penelitian berguna untuk

mengembangkan dan menambah wawasan sebagai upaya yang


10

dapat di lakukan untuk meningkatkan keberhasilan pemberian

kolostrum pada ibu postpartum

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberian

kolostrum dari ibu kepada bayi.

b. Manfaat Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

puskesmas agar memberikan informasi kepada ibu nifas

mengenai pentingnya memberikan kolostrum pada bayi baru lahir

khususnya pada hari kedua postpartum.

c. Manfaat Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian bahan bacaan

pengembangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan

mengenai kolostrum, serta dapat menjadi bahan referensi untuk

pustaka bagi peneliti selanjutnya.

d. Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti

dalam meningkatkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku

kuliah dan tentang gambaran keberhasilan pemberian kolostrum

pada hari kedua postpartum.


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Susu Ibu (ASI)

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI

adalah makanan bayi yang sempurna, baik kualitas maupun

kuantitasnya. Melalui bakteri baik yang terkandung pada ASI dapat

memaksimalkan kolonisasi saluran pencernaan bayi baru lahir (Cortez, et

al, 2021).

Menyusui merupakan bagian dari pengembangan sistem kekebalan

tubuh dan kolonisasi saluran pencernaan bayi baru lahir, oleh karena itu

pentingnya pemberian ASI untuk kesehatan bayi baru lahir dan dengan

teknik menyusui yang benar (Cortez, 0 20 40 60 80 100 Sebelum Setelah

Pengetahuan 31 et al, 2021)

Dengan memberikan ASI akan mencukupi kebutuhan nutrisi untuk

bayi dan juga dapat melindungi bayi dari infeksi saluran pernapasan dan

diare (Ogbo FA, et al, 2018).

B. Pengertian Kolostrum

Kolostrum adalah makanan pertama untuk bayi baru lahir yang keluar

dari payudara ibu, sebelum air susu ibu (ASI). Kolostrum ini memiliki

banyak peran penting bagi kesehatan bayi, salah satunya untuk

membantu memperkuat daya tahan tubuh bayi Anda. Kolostrum sudah


12

mulai diproduksi sejak masa kehamilan atau sekitar bulan ke 7

kehamilan, hingga 2-4 hari setelah melahirkan. Warna dan tekstur

kolostrum sedikit berbeda dari ASI. Kolostrum berwarna kuning

keemasan dan teksturnya lebih kental. (Boquien, C. 2018).

Kolostrum berwarna kuning keemasan yang disebabkan oleh

tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum penuh dengan

zat antibody (zat pertahanan tubuh untuk melawan zat asing yang masuk

ke dalam tubuh) dan immunoglobulin (zat kekebalan tubuh untuk

melawan infeksi penyakit). Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17

kali lebih banyak dari susu matang (mature). Zat kekebalan yang terdapat

pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit diare. Kandungan kolostrum

inilah yang banyak tidak diketahui ibu sehingga banyak ibu dimasa

setelah persalinan tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir

karena kurangnya pengetahuan tentang kandungan kolostrum (Ayenew

Mose, 2021).

C. Komposisi kolostrum

Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI

matur tetapi kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah. Mengandung zat

anti infeksi 10 sampai 17 kali lebih banyak dibandingkan dengan ASI

matur. Pada awal menyusui kolostrum keluar hanya sedikit, mungkin

hanya 1 sendok teh saja. Namun akan terus meningkat setiap hari

sampai 150-300 ml/hari. Kolostrum memiliki komposisi atau kandungan


13

yang paling banyak ditemukan yaitu imunoglobulin (A, D, E, G dan M),

berfungsi sebagai faktor kekebalan tubuh, seperti IgA yang dapat

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, IgM yang dapat

memusnahkan bakteri, sementara IgD dan IgE sangat antiviral.

Presentase protein, lemak, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan dan

hormon dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan ASI (Air Susu Ibu)

(Astutik., 2018).

D. Manfaat Kolostrum

Adapun manfaat kolostrum (Boquien, C.2018) yaitu :

1. Membentuk Kekebalan Tubuh

Salah satu kandungan kolostrum adalah zat antibodi. Inilah yang

kemudian membentuk sistem kekebalan tubuh pada bayi sejak ia lahir.

Zat ini memberikan perlindungan pada bayi terhadap berbagai kuman

yang ada lingkungan sekitar serta mengatasi peradangan di dalam

tubuh. Fungsi ini akan memberikan efek jangka panjang untuk bayi

sehingga ia dapat tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat.

2. Mendukung Kesehatan Pencernaan

Kesehatan pencernaan sangat penting untuk mendukung kesehatan

bayi Anda secara umum. Kolostrum merupakan nutrisi yang paling

mudah dicerna oleh bayi yang baru lahir dibanding jenis makanan

apapun seperti susu formula. Di samping itu, kandungan bioaktif dalam


14

kolostrum juga mendukung pertumbuhan bakteri baik yang berperan

dalam pencernaan.

3. Membantu Mengeluarkan Mekonium

Mekonium merupakan kotoran pertama yang dikeluarkan oleh bayi

yang baru lahir. Ia berupa kotoran yang lengket, kental, dan berwarna

hijau tua. Mekonium adalah sisa-sisa metabolisme selama bayi dalam

kandungan yang perlu dikeluarkan oleh bayi setelah dilahirkan.

Kolostrum memberikan efek laksatif sehingga dapat membantu bayi

mengeluarkan kotoran tersebut.

4. Mencegah bayi kuning

Bayi kuning merupakan kondisi yang dapat terjadi pada 2-3 hari hari

pertama kelahiran bayi. Kondisi ini ditandai dengan menguningnya

kulit dan bagian putih mata. Penyebab penyakit kuning pada bayi yakni

peningkatan kadar bilirubin dalam darah akibat fungsi organ hati

(lever) bayi belum optimal dalam menyaring racun. Minum kolostrum

dapat membantu bayi terhindar penyakit kuning dengan cara

menyingkirkan zat-zat racun dari tubuh.

5. Mendukung adaptasi bayi dengan dunia luar

Menghadapi dunia yang baru tentunya membutuhkan banyak

penyesuaian bagi tubuh bayi yang baru lahir.

Manfaat kolostrum dapat membantu si kecil dalam menyesuaikan diri

dengan kehidupan di luar kandungan. Caranya dengan mengatur suhu


15

tubuh, gula darah, metabolisme, serta fungsi paru-paru dan pembuluh

darah. Dengan begitu, tubuh bayi siap menjalani kehidupan di dunia

yang baru.

6. Mendukung perawatan bayi premature

Bayi yang lahir prematur (tidak cukup bulan) membutuhkan perawatan

ekstra daripada bayi yang lahir cukup bulan. Apalagi, bayi prematur

biasanya memiliki berat badan lahir yang lebih rendah daripada

seharusnya. Di samping metode kanguru, pemberian kolostrum ASI

juga dapat mendorong pertumbuhan yang sehat pada bayi prematur.

7. Mendukung pertumbuhan organ-organ penting bayi

Kandungan nutrisi yang banyak pada zat ini sangat penting dalam

menyempurnakan fungsi organ-organ vital bayi, contohnya kandungan

protein tinggi di dalam kolostrum yang membantu penyusunan sel-sel

sehingga organ-organ seperti jantung dan mata bisa berkembang

dengan baik. Selain itu, cairan tersebut juga mengandung asam amino

yang mendukung perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Dengan

begitu, ia bisa melalui tahap-tahap tumbuh kembang yang ideal.

E. Pengetahuan

Beberapa pendapat mengatakan bahwa yang menghambat ibu

menyusui dalam memberikan kolostrum dengan segera, diantaranya

takut bayi kedinginan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya,

kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai, dan juga
16

beberapa pendapat dan penelitian mengatakan bahwa pemberian

kolostrum dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu (Farida, L.

Marni, dalam Jumriani, 2017).

1. Pengertian pengetahuan

Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017:2), pengetahuan adalah

hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal yang

diperoleh oleh seseorang melalui panca indera. Segala hal yang

diketahui dari proses pembelajaran merupakan pengetahuan,

semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula pengetahuan

yang dimiliki.

Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya).

2. Tingkatan pengetahuan

Pengetahuan memiliki enam Tingkatan (T), menurut (Notoatmodjo

2012) yaitu :

a. T-1 Tahu

Kata “tahu” dapat diartikan sebagai mengingat sesuatu yang telah

diketahui atau mengingat memori yang telah ada sebelumnya.


17

b. T-2 Memahami

Kata “memahami” atau “paham” dapat diartikan bahwa seseorang

memiliki penguasaan dalam menjelaskan dengan benar tentang

objek yang sudah dipahami.

c. T-3 Aplikasi

Aplikasi dapat diartikan apabila seseorang telah memahami

tentang suatu objek dan dapat menerapkannya.

d. T-4 Analisa

Analisis ialah suatu kemampuan untuk menjabarkan atau

menguraikan suatu objek yang telah diketahui.

e. T-5 Sintesis

Sintesis dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk

menghubungkan atau mengombinasikan kedalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

f. T-6 Evaluasi

Evaluasi ialah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian atau

pandangan terhadap suatu objek.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang,

namun ada banyak yang mempengaruhi pengetahuan itu sendiri.

Notoatmodjo (2012) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu :
18

1. Pendidikan

Pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam pengaruhnya

terhadap pengetahuan, dimana diharapkan seseorang dengan

penidikan yang tinggi mempunyai pengetahuan yang luas, namun

perlu ditekankan bahwasannya seseorang yang berpendidikan rendah

tidak berarti mempunyai pengetahuan yang rendah pula. Pengetahuan

tidak harus diperoleh dari pendidikan formal, namun bisa juga

diperoleh dari pendidikan nonformal.Pekerjaan

2. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan segala bentuk kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan secara rutin setiap hari. Kebanyakan orang yang

menghabiskan waktunya diluar rumah cendrung bisa mendapatkan

akses informasi lebih baik dibandingkan dengan orang yang

menghabiskan waktunya dirumah sehingga berdampak bagi

pengtahuan yang didapat.

3. Informasi

Informasi yang didapat oleh seseorang akan mempengaruhi

pengetahuannya, seseorang dengan pengetahuan yang kurang kalau

memperoleh informasi yang bagus akan meningkatkan pengetahuan

yang dimiliki.

4. Pengalaman
19

Pengalaman yang didapat seseorang mampu menjadi sumber

pengetahuan untuk memperoleh kebenaran terkait informasi yang

didapat, karena seseorang akan belajar dari pengalaman tersebut.

G. Penelitian Terkait

Nama Judul Hasil Penelitian Perbedaan


No.
Peneliti
1. Minda Faktor-Faktor hasil penghitungan Perbedaan hasil
Septiani Yang menunjukkan nilai penelitian ini
dan Liza Memengaruhi p (0,008) < p value dengan penelitian
yang saya lakukan
Ummami Pemberian (0,05) berarti ha
adalah desain
Kolostrum Pada diterima dan ho penelitian saya
Bayi Di Bpm ditolak, artinya ada menggunakan
Nurhayati,S.Sit pengaruh antara jenis penelitian
Kecamatan dukungan keluarga kuantitatif dengan
Peusangan dengan pemberian desain deskriptif
Kabupaten kolostrum. Hasil korelasi
sedangkan desain
Bireuen penghitungan
penelitiannya
menunjukkan nilai adalah analitik.
p (0,001) < p value Adapun lokasi
(0,05) berarti ha penelitian saya
diterima dan ho adalah di
ditolak, artinya ada Puskesmas Sawa
pengaruh antara kabupaten konawe
utara sedangkan
pengetahuan ibu
lokasi penelitian
dengan pemberian peneliti di BPM
kolostrum. Hasil Nurhayati, S.SiT
penghitungan
menunjukkan nilai
p (0,009) < p value
(0,05) berarti ha
diterima dan ho
ditolak, artinya ada
pengaruh antara
paritas ibu dengan
20

pemberian
kolostrum.
2. Nur Aliyah Faktor – Faktor Hasil penelitian Perbedaan hasil
Rangkuti Yang menunjukkan penelitian ini
dkk Berhubungan bahwa ada dengan penelitian
yang saya lakukan
Dengan hubungan paritas
adalah Teknik
Pemberian (p=0,004), pengambilan
Kolostrum Pada pengetahuan sampling dalam
Bayi Baru lahir Di (p=0,005) dan penelitian ini
Desa Siamporik dukungan keluarga adalah
Kecamatan (p=0,000)dengan menggunakan
Angkola Selatan pemberian teknik total
sampling yaitu
Kabupaten kolostrum pada
seluruh populasi
Tapanuli Selatan bayi baru lahir ini dijadikan sampel
Tahun 2022 berarti Ho ditolak sedangkan
dan Ha diterima. penelitian saya
Dengan demikian menggunakan
Ada hubungan teknik purposive
paritas, sampling.Adapun
lokasi penelitian
pengetahuan dan
saya adalah di
dukungan keluarga Puskesmas Sawa
dengan pemberian sedangkan lokasi
kolostrum pada penelitan peneliti
bayi baru lahir ini adalah di Di
Desa Siamporik
Kecamatan
Angkola Selatan
Kabupaten
Tapanuli Selatan
3. Fitriyani Hubungan Hasil penelitian Perbedaan hasil
Djunaid dkk pengetahuan berdasarkan uji penelitian ini
pasca persalinan statistik Chi- dengan penelitian
yang saya lakukan
dan pemberian Square dengan
adalah teknik
kolostrum pada taraf signifikansi : pengambilan
bayi baru lahir a=0,05 dan df=1, sampel saya
di ketahui bahwa menggunakan
X2 hitung > X2 teknik purposive
tabel (5,534 > sampling
21

3,842) maka Ho di sedangkan peneliti


tolak artinya ada ini menggunakan
hubungan antara teknik Accidental
Sampling. Adapun
pengetahuan ibu
lokasi penelitian
nifas dengan saya adalah di
pemberian Puskesmas Sawa
kolostrum pada sedangkan lokasi
bayi baru lahir penelitan peneliti
ini adalah di
Rumah Sakit
Bunda Kota
Gorontalo 2020
4. Fatmawati Hubungan Sikap dari hasil uji Perbedaan hasil
Amir Ibu Tentang statistik penelitian ini
Pemberian ASI menggunakan uji dengan penelitian
yang saya lakukan
Ekslusif Pada chi-square
adalah teknik
Bayi Pada Masa (Fisher's Exact pengambilan
Covid-19 Di Test) diperoleh sampel saya
Puskesamas nilai p = 0,00, nilai menggunakan
Cendrawasih p < nilai = 0,05 teknik purposive
Makassar menunjukkan sampling
bahwa ada sedangkan peneliti
ini menggunakan
hubungan antara
teknik total
pengetahuan ibu Sampling yaitu
tentang ASI mengambil seluruh
eksklusif di populasi untuk
Puskesmas dijadikan sampel.
Cendrawasih Adapun lokasi
Makassar tahun penelitian saya
adalah di
2021
Puskesmas Sawa
sedangkan lokasi
penelitan peneliti
ini adalah di
puskesmas
Cendrawasih
Makassar 2021
5. Neni Pemberian Hasil penelitian Perbedaan hasil
Ekowati Kolostrum menunjukkan penelitian ini
22

Januariana, Pada Bayi Baru bahwa ada dengan penelitian


Marnaini Lahir di Desa hubungan yang saya lakukan
Malaila Dasan Raja pendidikan nilai p adalah purposive
Johan Kecamatan sampling
(0,021),
Penanggalan sedangkan
Kota pengetahuan nilai penelitian peneliti
Subulussalam p (0,001), sumber adalah survei
informasi nilai p analitik dengan
(0,017) dan pendekatan Cross
dukungan keluarga Sectional. Dengan
nilai p (0,003) menggunakan
tehnik total
dengan pemberian
sampling.
kolostrum pada Adapun lokasi
bayi baru lahir di penelitian saya
Desa Dasan Raja adalah di
Kecamatan Puskesmas
Penanggalan Kota Sawa
Subulussalam, sedangkan
lokasi penelitan
maka dapat di
peneliti ini
simpulkan ada adalah Desa
hubungan Dasan Raja
pendidikan, Kecamatan
pengetahuan, Penanggalan
sumber informasi Kota
dan dukungan Subulussalam
keluarga dengan 2021
pemberian
kolostrum pada
bayi baru lahir.
23

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN,

DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. KERANGKA KONSEP

Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep adalah suatu uraian

dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap

konsep lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain

dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,2017). Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kolostrum

dengan perilaku pemberian kolostrum pada ibu primipara.

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberi nilai beda

terhadap sesuatu (benda,manusia, dan lain-lain) :

1. Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang memengaruhi atau

nilainya menentukan variabel lain (Nursalam,2017). Variabel ini terdiri

dari Tingkat Pengetahuan ibu pospartum tentang kolostrum.

2. Variabel Dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi nilainya

ditentukan oleh variabel lain (Nursalam,2017). Variable ini terdiri dari

perilaku pemberian kolostrum pada Ibu bayi


24

Berikut dapat dilihat pada skema 3.1 kerangka konsep penelitian :

Pengetahuan ibu Pemberian


kolostrum

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian (Nursalam,2017). Sesuai dengan judul penelitian

yang diambil yaitu : “Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum Dengan

Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Sawa

Kabupaten Konawe Utara “, maka hipotesis penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Nol (H0) : Tidak ada hubungan pengetahuan tentang

kolostrum dengan pemberian kolostrum pada ibu postpartum di

Puskesmas Sawa

2. Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan pengetahuan tentang

kolostrum dengan perilaku pemberian kolostrum pada ibu postpartum

di Puskesmas Sawa.
25

C. Definisi Operasional

Defenisi Skala
Variabel Alat ukur Hasil ukur
Operasional ukur
Independent
Segala sesuatu 1. Baik >50%
yang diketahui 2. Kurang <50%
Pengetahuan Kuesioner Ordinal
oleh ibu nifas
tentang Colostrum
Dependent 1. Diberikan
Apakah ibu
2. Tidak diberikan
memberikan
Pemberian Kuesioner nominal
kolostrum atau
Kolostrum
tidak pada bayi
Tabel 1.1 : Tabel Defenisi Operasional Hubungan Pengetahuan Ibu post
partum dengan pemberian kolostrum pada Bayi baru Lahir
26

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain

deskriptif korelasi, karena peneliti ingin melihat hubungan antara

independen dengan varibel dependen dengan pendekatan cross

sectional. Untuk mengetahui korelasi antara satu variabel dengan

variabel lain tersebut diusahakan dengan mengidentifikasi pula variabel

lain yang ada pada objek yang sama yang bertujuan untuk mengetahui

“Hubungan antara pengetahuan ibu post partum dengan pemberian

kolostrum pada bayi baru lahir di Puskesmas Sawa Kabupaten Konawe

Utara Tahun 2021”

B. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum yang

terdaftar di Puskesmas Sawa. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh ibu postpartum yang ada di Puskesmas Sawa yaitu sebanyak 57

orang. Data ini diambil dari buku catatan di Puskesmas Sawa yang

merupakan data per tahun yaitu tahun 2022 (januari 2022- oktober 2021).

C. Sampel

1. Sampel

Menurut Notoatmodjo (2017), menyatakan bahwa sampel ialah bagian

dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap dapat mewakili


27

populasi. Jika populasi kurang dari 10.000 subyek maka rumus yang

digunakan dalam menentukan sampel pada penelitian ini ialah rumus

slovin.

N
n=
1+( N×d 2 )

57
¿
1+ ¿ ¿

57
¿
2,2825

¿25

n=25

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = besarnya populasi yang akan diteliti (57 orang)

d = tingkat kepercayaan /ketepatan 15%

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus diatas sampel yang di

dapat sebanyak 25 responden.

2. Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik purposive sampling

yang artinya teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel dan dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang

ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2017).


28

3. Kriteria Sampel

Dalam penelitian kebidanan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan

kriteri ekslusi, yaitu kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya

sampel yang tersebut digunakan.

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu post partum yang bersedia menjadi responden

2) Ibu post partum hari pertama sampai ke dua

3) Ibu post partum yang melahirkan di Puskesmas Sawa

b. Kriteria Eksklusi

1) Ibu post partum yang tidak bersedia menjadi responden

2) Ibu post partum > 2 hari

3) Ibu postpartum yang tidak melahirkan di Puskesmas Sawa

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian rencana di lakukan di Puskesmas Sawa kabupaten

Konawe Utara

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan di lakukan pada Bulan Oktober – Desember Tahun

2022

E. Pertimbangan Etik Penelitian

1. Lembar persetujuan responden (Informed Consent)


29

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan responden penelitian melalui lembar persetujuan. Sebelum

memberikan Informed Consent, peneliti menjelaskan terlebih dahulu

maksud dan tujuan penelitian serta dampaknya bagi responden. Bagi

responden yang bersedia diminta untuk menandatangani lembar

persetujuan.Bagi responden yang tidak bersedia, peneliti tidak

memaksa dan harus menghormati hak-hak responden

2. Anonimity (Tanpa nama)

Peneliti memberikan jaminan terhadap identitas atau nama

responden dengan tidak mencantumkan nama responden pada

lembar pengumpulan data. Akan tetapi peneliti hanya menuliskan

kode atau inisial pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah diperoleh dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, dimana hanya kelompok data tertentu saja yang

dilaporkan dalam hasil penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh

responden. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang hal- hal yang diketahui dan sudah disediakan


30

jawabannya. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

(Arikunto, 2018).

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

kuesioner dengan jawaban tertutup sehingga responden hanya memilih

jawaban yang ada kuesioner dibagikan terdiri dari tiga bagian yaitu

variabel pengetahuan dan variabel sikap. Untuk variabel pengetahuan

ada sebanyak 10 pertanyaan jika jawaban benar maka diberi nilai satu

(skor = 1 ) dan jika yang salah maka diberi nilai nol (skor = 0 ), untuk

variabel sikap ada 10 pertanyaan, penilaian kuesioner ini menggunakan

skala likert dengan alternatif jawaban yaitu, SS: sangat setuju, S:

setuju, TS: tidak setuju, STS: sangat tidak setuju. Bobot nilai yang

diberikan untuk setiap pertanyaan untuk jawaban dengan pertanyaan

positif diberi nilai SS: 4, S: 3, TS: 2, STS: 1, untuk jawaban dengan

pertanyaan neatif diberi nilai SS: 1, S: 2, TS: 3, STS: 4 dan untuk

variabel tindakan ada 10 pertanyaan, jika benar diberi skor 1, jika tidak

benar diberi skor 0.

Kuesioner variabel Pengetahuan menggunakan kuesioner dari

penelitian Pebrianthy tahun 2019 dengan judul ”Perilaku Ibu Nifas 0-2

Hari dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di PMB

Hermayanti Tahun 2019”


31

G. Validitas dan Reabilitas

1. Validitas

Uji Validitas yaitu uji yang mampu mengukur beberapa butir

pertanyaan dengan prinsip mengukur apa yang diukkur dalam

penelitian dan berkaitan dengan keabsahan suatu kuisioner. Uji

validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan oleh

salah satu staf pengajar (dosen) Keperawatan Maternitas Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Ibu Farida Hanum

Nasution, S.Kp, Ns, M.Kep dan diperoleh nilai Content Validity Index

(CVI) 0,8. Instrument dinyatakan valid jika nilai Content Validity Index

(CVI) > 0,70.

2. Reabilitas

Uji reabilitas memiliki tujuan untuk mengetahui besar derajat alat

ukur untuk mengukur secara konsisten objek yang akan diukur. Alat

ukur yang dikategorikan sebagai alat ukur yang baik adalah alat ukur

yang memberikan hasil yang relatif sama apabila digunakan beberapa

kali pada sampel yang berbeda. Peneliti memodifikasi kuesioner

dengan pedoman pada tinjauan pustaka. Uji reabilitas dilakukan di

Rumah Bersalin Sehati sebanyak 30 orang dengan nilai cronbach

alpha 0,938. Uji reabilitas untuk instrument menggunakan Cronbach’s

Alpha dengan taraf signifikan 5% kuisioner dinyatakan riabel bila nilai

Cronbach’s Alpha > 0,70.


32

Realibilitas suatu instrumen dapat dilihat dari besarnya nilai Alpha

Cronbach’s. Adapun nilai standart pada Alpha Cronbach adalah jika α

< 0,90 – 1,00 maka dikatakan realibilitas sempurna, jika α < 0,70 –

0,90 maka realibilitas tinggi, jika α 0,50 - 0,70 maka realibilitas

moderat dan jika α < 0,50 maka dikatakan realibilitas rendah dan

berarti salah satu atau beberapa butir pertanyaan dalam kueioner

tersebut tidak realibel.

H. Rencana Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Sawa. Pengumpulan

data akan dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Kebidanan dan

Bidan Puskesmas Sawa. Setelah penelitian mendapat izin maka peneliti

akan melakukan pendekatan kepada calon responden dan memberikan

informed consent untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden

penelitian. Dalam hal ini peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian dan cara pengisian kuisioner. Pengumpulan data yang

dilakukan peneliti dengan cara membagikan kuisioner dan memberikan

waktu 15 menit untuk responden menjawab semua item pertanyaan

dalam kuesioner. Setelah responden menjawab semua item pertanyaan

yang ada dalam kuisioner maka peneliti memeriksa kelengkapannya.

Selanjutnya data yang terkumpul akan dilakukan analisa data.

I. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah data dari kuisioner dikumpulkan


33

melalui beberapa tahap yang dimulai dengan editing untuk memeriksa

data yang telah dikumpulkan, sebelum melakukan penelitian lebih lanjut,

peneliti mengecek terlebih dahulu kelengkapannya seperti nama dan

identitas responden, dan mengecek kembali data atau instrumen

pengumpulan data, termasuk kelengkapan lembar instrumen. Kedua

coding yaitu kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri dari beberapa kategori. Ketiga Entry yaitu kegiatan

memasukkan data yang telah dikumpulkan dari kuisioner dan lembar

cheklist ke perangkat komputer. Keempat cleanning yaitu kegiatan

pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan

atau tidak. Analisa data pada penelitian ini adalah :

1. Analisa Univariant

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa ini

digunakan untuk memperoleh gambaran variabel independen

(pengetahuan ibu) dan variabel dependen (sikap ibu)

2. Analisa Bivariant

Analisis bivariant dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat yaitu ada tidaknya hubungan

pengetahuan ibu postpartum dengan pemberian kolostrum di

Puskesmas Sawa Tahun 2022 dengan menggunakan Uji Chi-Square

dengan tingkat kepercayaan 95% kemudian hasilnya dinarasikan.


34

J. ALUR PENELITIAN

ALUR PENELITIAN

Pengumpulan data awal: di Puskesmas Sawa Kabupaten


konawe Utara

Populasi : semua ibu postpartum yang terdaftar di


Puskesmas Sawa

Sampel : mengunakan total sampling yakni


dengan menentukan sampel berdasarkan kriteria

Pengumpulan data: Lembar Kusioner

Variabel Independen Variabel Dependen


1.Pengetahuan ibu Pemberian kolostrum
2. Sikap

Analisis data: Dengan Chi Square

Penyajian hasil
penelitian

Simpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai