OLEH:
NAMA : EMA YULIANA
NIM : 19251034P
PENDAHULUAN
Air susu ibu merupakan sumber nutrisi terbaik yang dapat meningkatkan
kesehatan ibu dan anak. Pemberian ASI pada bayi sangat penting terutama
dalam periode awal kehidupan, oleh karena itu bayi cukup diberi ASI secara
dengan makanan atau minuman lain. Proses menyusui segera setelah melahirkan
melihat keberhasilan tingkat kesehatan ibu dan bayi. Data WHO (Wordl Helath
lalu adalah 21,12/1000KH. Angka ini menurun dari catatan pada 2018 ketika
angka kematian bayi di Indonesia masih mencapai 21,86/1000KH atau pada 2017
rata angka pemberian ASI eksklusif di dunia pada tahun 2017 hanya sebesar 38%,
WHO menargetkan pada tahun 2025 angka pemberian ASI eksklusif pada usia 6
bulan pertama kelahiran meningkat setidaknya 50%. . WHO pada tahun 2017 juga
kehidupan yang mengandung banyak gizi serta tidak terkontaminasi oleh zat
apapun. Pengenalan makanan secara dini yang disiapkan tidak higienis dan
memiliki kandungan gizi serta energi yang rendah dapat menyebabkan anak
mengalami kekurangan gizi dan terinfeksi oleh hal-hal yang lain, sehingga anak
yang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Target capaian cakupan ASI
eksklusif Indonesia dalam renstra tahun 2015 adalah sebesar 39%. Pada tahun
presentasi cakupan ASI eksklusif pada bayi usia 0 sampai dengan 6 bulan
pada bayi dan anak usia 0 sampai 5 bulan sebesar 37,3%.5 Upaya pemerintah
maka PP Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif,6 peraturan ini
melaksanakan ketentuan pasal 129 ayat (2) UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang
mengenai ASI eksklusif tahun 2017–2018 yaitu 44%, di Indonesia terdapat lima
provinsi yang belum mencapai target Renstra. Secara nasional, cakupan bayi
Pada data Dinas Kesehatan Kota Palembang didapat jumlah bayi dengan
usia 0 - 6 bulan yang mendapat ASI ekslusif pada bulan September tahun 2019
berjumlah 214 (73,79%) dengan sasaran bayi 0-6 bulan yang berjumlah 290.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2019
terdapat 41/100KH, salah satu dari 10 penyebab nya adalah diare (Dinas
OKI tahun 2019 didapatkan, dari 116 orang ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan
hanya 56,9% (66 orang) yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Sedangkan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sebesar 43,1%
(50 orang). Namun, berdasarkan studi awal peneliti yang dilakukan di desa
Puskesmas Cahyamaju Lempuing OKI tahun 2020, diperoleh data dari 240
orang ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan hanya 17,5% (42 orang) yang
memberikan ASI eksklusif pada bayi sebesar 82,5% (198 orang). Hal tersebut
masih sangat jauh dari target nasional pemberian ASI eksklusif di Indonesia
yaitu 80%.
kegagalan menyusui karena ibu kurang percaya diri sewaktu menyusui bayi nya.
Hal ini dapat mengakibatkan produksi ASI menjadi sedikit. Lambatnya sistem
kerja hormon oksitosin dapat dipengaruhi oleh ibu yang kurang percaya diri dan
selalu merasa ragu (Amalia, 2010). Banyak faktor yang menyebabkan cakupan
ASI rendah dan belum sesuai target nasional di Indonesia. Ibu yang bekerja,
dukungan suami, pengetahuan dan perilaku ibu serta peran tenaga kesehatan
Eksklusif dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 15 tahun 2013 tentang Tata Cara
Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM Pasal 49 ayat (2) berbunyi perempuan
atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau
yang berhubungan dengan fungsi reproduksi lainnya yaitu hak cuti haid, hak cuti
melahirkan atau keguguran, hak untuk menyusui atau ruang untuk mengambil
bahwa setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan
selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis. Selama pemberian air susu
mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas
khusus. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United
kepada bayinya. Berdasarkan Riskesdas (2013), sesudah umur 6 bulan, bayi baru
dapat diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ibu tetap memberikan
reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku juga dapat
diartikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan
dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor Intern
dan sebagainya.
Faktor internal (karakteristik) ibu adalah segala sesuatu yang berasal dari
ibu, yang terdiri dari usia, persepsi, pengetahuan, dan perkerjaan ibu. Usia akan
mempengaruhi kemampuan dan kesiapan diri ibu dalam melewati masa
menyusui. Sehingga ibu dengan usia 18 tahun berbeda dalam melewati masa
ASI eksklusif. Misalnya adalah produksi ASI yang tidak mencukupi. Alasan ini
merupakan alasan utama para ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif. Dalam
hal ini ibu merasa bahwa ASI-nya kurang, dengan berbagai keluhan seperti
payudara mengecil, ASI menjadi lebih encer, bayi lebih sering menangis dan
lebih sering minta disusui (Walyani, 2015). Pengetahuan ibu yang kurang
mengetahui dan memahami tata laksana laktasi yang benar juga akan
perlekatan yang baik sehingga ASI dapat keluar dengan optimal (Astutik, 2016).
Faktor ekskternal ibu adalah segala sesuatu yang berasal di luar diri ibu,
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada bayi. Sehingga jika salah satu
faktor tersebut tidak teraplikasikan dengan baik dan benar pada ibu menyusui,
maka hal tersebut akan mempengaruhi rendahnya pemberian ASI eksklusif pada
pemberian ASI eksklusif. Dukungan suami akan membuat ibu merasa tenang
sehingga memperlancar produksi ASI. Ayah membantu ibu agar bisa menyusui
ASI eksklusif. Bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik
memberikan makanan atau minuman lain kepada bayi baru lahir selain ASI,
kecuali ada indikasi medis yang jelas. Sehingga jika dukungan suami dan bidan
Sebagian besar wanita bekerja mencari nafkah di luar rumah serta sering
mengganggu proses menyusui bagi mereka yang baru bersalin. Sebagai tuntutan
jumlah istri yang aktif bekerja di luar rumah untuk membantu upaya
menjadi salah satu kendala dalam mensukseskan program ASI Eksklusif, hal ini
Setelah itu, ibu harus kembali bekerja dan sering ibu terpaksa berhenti meyusui.
(Nugroho, 2011)
Dan berdasarkan penelitian Ardhita (2012), dari 64 ibu didapati ibu yang
bekerja dan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 37 ibu (57,8%) dan ibu
yang bekerja dan memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 27 ibu (42,2%).
pemberian ASI eksklusif yaitu Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012. Pada
kesempatan berdasarkan dari latar belakang diatas peneliti jadi tertarik untuk
masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan
masalah ini maka hubungan karakteristik ibu dan dukungan sosial terhadap
usia > dari 6 bulan di Wilayah kerja Puskesmas Cahyamaju Lempuing OKI
maka penelitian dalam penulisan skripsi ini yang dapat dibahas adalah :
Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi
2. Bagi Rektor
3. Bagi Peneliti
skripsi ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mammae ibu, dan
Organization (WHO), ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan
cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, atau makanan tambahan lain
sebelum mencapai usia enam bulan (Astutik, 2016). ASI eksklusif atau lebih tepat
pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja,
sejak usia 30 menit post natal (setelah lahir) sampai usia 6 bulan, tanpa tambahan
cairan lain seperti: susu formula, sari buah, air putih, madu, air teh, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti buah-buahan, biskuit, bubur susu, bubur nasi dan
a. Kolostrum
kuning dibandingkan susu yang matur. Kolostrum juga dikenal dengan cairan
emas yang encer berwarna kuning (dapat pula jernih) dan lebih menyerupai sel
darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit. Sedangkan menurut Pollard
sangat pekat, tetapi terdapat dalam volume yang kecil pada hari-hari awal.
dan siap untuk menyongsong kelahiran. Oleh karena itu, kolostrum harus
diberikan pada bayi. Kolostrum dapat melapisi usus bayi dan melindunginya
dari bakteri.
ketiga atau keempat. Pada awal menyusui, kolostrum yang keluar mungkin
hanya sesendok teh saja. Pada hari pertama pada kondisi normal, produksi
kolostrum sekitar 10-100 cc dan terus meningkat setiap hari sampai sekitar 150-
dibandingkan ASI matur. Komposisi dari kolostrum dari hari ke hari selalu
3,5%, curpusculum colostrums, garam mineral (K, Na dan Cl) 0,4%, air 85,1%,
leukosit sisa-sisa epitel mati dan vitamin yang larut dalam lemak.
b. Air Susu Masa Transisi (Peralihan)
ASI peralihan adalah air susu yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum menjadi ASI yang matang/matur. Ciri dari air susu pada masa peralihan
1. Disekresi ASI dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Teori lain
mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke-3 sampai
minggu ke-5.
2. Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin
tinggi.
3. Volume ASI juga akan makin meningkat dari hari ke hari sehingga pada
waktu bayi berumur tiga bulan dapat diproduksi kurang lebih 800 ml/hr.
1. ASI yang disekresikan pada hari ke-10 dan seterusnya. Komposisinya relatif
konstan. Ada pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan
2. Pada ibu yang sehat, produksi ASI untuk bayi akan tercukupi. Hal ini
(Astutik, 2016).
4. Tidak menggumpal jika dipanaskan.
5. Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut
foremilk :
maupun hindmilk.
akhir).
Menurut Pollard (2016), ASI berisi banyak unsur atau zat yang
tidak dapat digantikan secara akurat oleh susu buatan; ASI sering kali disebut
a. Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak, yaitu sekitar 50%
kalori ASI berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5-4,5%.
Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah dicerna oleh bayi
kadar lemak ASI rendah (1-2 g/dl) dan lebih tinggi pada hindmilk, yaitu
ASI yang dihasilkan pada akhir menyusu (15-20 menit). Kadar lemak
b. Karbohidrat
diurai menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim lactase yang
sudah ada dalam saluran pencernaan sejak lahir. Laktosa mempunyai
c. Protein
sebesar 0,99% dan sebesar 60% di antaranya whey yang lebih mudah
dicerna, dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat
dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk
tetapi cukup untuk bayi sampai usia enam bulan. Total mineral selama
tergantung pada diet dan stadium laktasi. Besi dan kalsium paling stabil
kalsium, kalium, serta natrium dari asam klorida dan fosfat. Dan juga
(Akrodermatittis enteropatika).
oleh bayi baru lahir karena ginjal belum dapat mengonsentrasikan air
kemih yang baik. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu formula yang
hipokalsemia. Hal ini dikarenakan kadar kalsium dalam susu sapi lebih
ASI dan susu sapi mengandung zat besi dalam kadar yang tidak
terlalu tinggi, tetapi zat besi dalam ASI lebih mudah diserap dan lebih
e. Vitamin
dan terdapat dalam ASI dalam jumlah yang cukup, serta mudah diserap.
ASI juga mengandung vitamin D, tetapi bayi prematur atau bayi yang
kurang mendapat sinar matahari dianjurkan pemberian suplementasi
terutama bagi bayi dan ibu. Manfaat ASI eksklusif bagi bayi dan ibu adalah
sebagai berikut :
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Bayi baru lahir secara
tetapi kadar zat kekebalan dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar
zat tersebut akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir,
infeksi, seperti : diare, infeksi telinga, batuk pilek dan penyakit alergi
yang diberi ASI Eksklusif lebih kecil dibandingkan bayi yang tidak
Periode ini tidak akan terulang lagi selama masa tumbuh kembang
ibunya. Semakin sering bayi berada dalam dekapan ibunya, maka bayi
pemberian ASI bagi bayi yaitu ASI mudah dicerna karena mengandung
ASI tidak memberatkan fungsi ginjal yang belum sempurna. ASI juga
(kegemukan) pada bayi, dan mencegah anemia akibat kekurangan zat besi.
Selain itu ASI mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker pada
2. Menjarangkan kehamilan.
alamiah yang aman tanpa alat kontrasepsi apapun sampai ibu belum
hamil terutama di bagian paha dan lengan atas, sehingga berat badan
ASI adalah jenis makanan yang bermutu tinggi yang murah dan
ASI dapat diberikan kapan saja, di mana aja, dan tidak perlu takut
perlu takut basi karena ASI di dalam payudara ibu tidak akan pernah
basi.
a. Mudah Pemberiannya
b. Menghemat biaya
Artinya ASI tidak perlu dibeli, karena bisa diproduksi oleh ibu sendiri
bayi. Dan juga bayi dengan ASI akan menjadi lebih sehat dan jarang
sakit, sehingga menghemat pengeluaran keluarga dikarenakan tidak
yang bisa melindungi bayi dari penyakit sehingga resiko kematian dan
a. Aspek Biologis
Manusia termasuk jenis mamalia dan secara ilmiah seorang ibu yang
melalui isapan bayi, serta sangat bergantung pada keadaan emosi ibu.
Menyusui merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi yang saling
melahirkan. Oleh karena itu, sangat dianjurkan agar bayi disusui sedini
yang berjalan dengan baik akan memberikan kepuasan dan rasa aman
c. Aspek Sosio-budaya
berada di kota.
d. Aspek Ekonomi
susu botol sangat merugikan dari segi ekonomi kerena susu botol juga
harus dibeli.
2.1.6. Manajemen Laktasi
a) Perawatan Payudara
ibu melahirkan dan menyusui agar ASI keluar dengan lancar. Perawatan
payudara sangat penting dilakukan selama hamil dan menyusui. Hal ini
sedini mungkin yaitu 1-2 hari setelah bayi lahir. Perawatan payudara
1. Menjaga payudara agar tetap bersih dan kering terutama puting susu.
3. Apabila terjadi puting susu yang lecet, oleskan kolostrum ASI yang
keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui
lecet. Namun jika puting susu termasuk kategori berat, maka ASI
Teknik menyusui adalah salah satu cara pemberian ASI yang dilakukan
oleh seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi
tersebut. Posisi yang tepat bagi ibu untuk menyusui adalah duduk dengan
posisi yang enak atau santai, memakai kursi atau sandaran punggung dan
terlalu jauh dari payudara ibu. Beberapa faktor kunci dalam menyusui
a. Waktu Menyusui
yang benar. Pada bayi baru lahir akan menyusu lebih sering, rata-rata
tinggi dan bayi tetap kenyang. Hal penting yang perlu diperhatikan
cukup lama dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi menerima asupan
didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit., sedangkan ASI dalam
lambung bayi akan kosong dalam waktu dua jam. Pada awalnya, bayi
tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusu dan akan mempunyai
b. Perlekatan
bayi menahan puting susu dalam mulutnya. Ada dua cara untuk
apakah mulut bayi melekat pada puting susu ibu dengan benar atau
1. Jika mulut bayi melekat dengan benar, bibir bawah akan terlipat
secara efisien.
2. Seluruh puting dan aerola berada dalam mulut bayi. Posisi ini
mulut bayi, maka jumlah ASI yang dikeluarkan akan lebih sedikit
dan bayi harus menghisap lebih keras dan lebih lama untuk
sebagai berikut :
1. Cuci tangan sebelum atau sesudah menyusui dengan sabun dan air
lemas/lunak.
5. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang
kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi
ditekan ke bawah.
dengan sendirinya.
umur 0-6 bulan terakhir yang mendapatkan ASI saja dalam 24 jam terakhir
nilai. Umur, status ekonomi, jenis kelamin dan besarnya keluarga yang
pendidikan kesehatan.
atau negatif tergantung pada perilaku setiap orang, beberapa orang bisa
pilihan ibu dalam pemberian ASI eksklusif adalah pengetahuan ibu, kondisi
kesehatan Ibu dan bayi, dukungan selama kehamilan, persalinan dan setelah
atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku juga
dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan
dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor Intern
adalah karakteristik ibu yang terdiri dari usia, persepsi, pengetahuan, dan
pekerjaan ibu. Sedangkan faktor ekskternal ibu adalah segala sesuatu yang
berasal di luar diri ibu, seperti dukungan suami dan tenaga kesehatan
(Maritalia, 2017).
b) Karakteristik Ibu
1. Usia
lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Semakin
cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
dan nifas serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. Ibu berumur
kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum siap dalam hal
membina bayi yang dilahirkan. Ibu yang berusia 18 tahun akan berbeda
2. Persepsi
bahwa salah satu alasan ibu yang paling umum ditemukan untuk berhenti
bayi sering menangis atau rewel, tinja bayi keras dan payudara tidak
terasa membesar. Alasan ini merupakan alasan utama para ibu untuk
merembes
b. Faktor psikologi, seperti ibu merasa kurang percaya diri atau ibu
sedang stress.
c. Faktor fisik, seperti penggunaan kontrasepsi, ibu sedang hamil,
konginetal
3. Pengetahuan
proses melihat dan mendengar. Selain itu proses pengalaman dan proses
kembali objek yang telah dipelajari melalui panca indera pada suatu
bidang tertentu secara baik. Secara garis besar, pengetahuan dibagi dalam
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehension)
tersebut.
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
a. Cara coba salah (Trial and Error), cara ini dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan
ingin kita ketahui atau kita ukur. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
dewasa ini cenderung rendah. Ibu kurang mengetahui dan memahami tata
baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif dan ASI dapat keluar
secara optimal. Termasuk cara memberikan ASI bila ibu harus terpisah
4. Pekerjaan
sehari-hari yang dilakukan ibu di luar pekerjaan rutin rumah tangga yang
sedangkan pria 10-12 jam. Wanita masih perlu dibebani dengan berbagai
membagi waktu antara bekerja dan waktu untuk keluarga. Ibu bekerja
memberikan ASI secara eksklusif karena ASI dapat diperah dan tetap
berikut :
6. Selama di kantor (di tempat kerja) perah ASI setiap 3-4 jam dan
disempan di lemari es, beri label tanggal dan jam ASI diperah. ASI
perah ini akan diberikan besok harinya selama ibu tidak di rumah.
lemari es. Oleh karena itu, hangatkan ASI sejumlah yang habis
8. Tetap menjaga pola makan yang bergizi agar kualitas ASI tetap
9. Olah raga teratur agar tubuh tetap sehat karena ibu harus membagi
Teknik memerah ASI bagi ibu yang bekerja. Ada dua cara memerah
bersih.
membuat rileks
f. Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya (telunjuk dan jari
atas aerola pada posisi jam 12 dan jari lainnya di posisi jam 6
jari dan jari lainnya secara bersamaan. Gerakkan ibu jari dan
beberapa saat. Jika ASI disimpan pada udara terbuka, ASI dapat
bertahan 6-8 jam. Jika ASI disimpan dalam lemari es (40°C), maka
c) Dukungan Sosial
seseorang dari orang lain atau kelompok lain yang membawa efek perilaku
verbal maupun non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh
sosial lebih sering didapat dari relasi yang terdekat yaitu keluarga atau
1. Dukungan Suami
mengasuh anak merupakan hasil kerja sama antara ibu, bayi dan
ayah. Ada banyak hal praktis yang dapat dilakukan seorang ayah
bermain.
berikut :
klinik
klinik
c. Tidak menyediakan botol susu atau dot
2. Ajarkan cara merawat payudara yang baik dan benar pada ibu
menyusui.
2012).
teori yang menunjukkan hubungan karakteristik ibu dan dukungan sosial terhadap
Faktor Predisposisi
Pengetahuan
Persepsi
Usia
Pendidikan
Demografi
Kesehatan Ibu dan Anak
Faktor Pendukung
Ketersediaan Pelayanan
Kesehatan
Promosi Susu Formula Pemberian ASI eksklusif
Keterampilan Kesehatan
(Manajemen Laktasi)
Faktor Penguat
Dukungan Suami
Dukungan Keluarga Ibu
Dukungan Mertua
Dukungan Tenaga Kesehatan
Kebijakan Nasional
Kebijakan Internasional
Bagan 2.1 Skema Kerangka Teori
Zakiyah (2012)
BAB III
atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau
Karakteristik Ibu
1. Usia
2. Pengetahuan
3. Persepsi
4. Pekerjaan
3.2 Hipotesis
dalam data, penelitian hipotesis ini akan menggunakan uji statistik, sehingga dapat
atau dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor. (Suharsimi, 2009)
METODE PENELITIAN
metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional (potong lintang) yaitu
Lempuing OKI.
peristiwa, hal, atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi
pusat perhatian peneliti, karenanya dipandang sebagai semesta penelitian
4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
dari ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas
yakni :
N
n=
1+ N ¿ ¿
Keterangan :
N = populasi
n = sampel
240
n=
1+ 240¿ ¿
240
n=
1+ 2,40
240
n=
3,40
n = 70
Jadi sampel pada penelitian ini berjumlah 70 orang ibu yang memiliki
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diambil
menyusui yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Kuesioner digunakan untuk
Lempuing OKI. Meliputi data ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-6
bulan dan juga dari sumber lainnya seperti jurnal yang berkaitan dengan
judul penelitian.
4.5 Pengolahan Data
sebagai berikut :
2. Coding (Pengkodean)
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Tujuannya untuk
(Notoadmodjo, 2012)
nilai p value dengan nilai menghasilkan nilai α Dengan kriteria hasil uji
sebaai berikut :
1. Jika nilai p value≤ dari nilai α (0,05), maka ada hubungan yang
2. Jika nilai p value> dari nilai α (0,05), maka tidak ada hubungan
Tabel 4.1
Definisi Operasional