Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MARGO MULYO
Desa Margo Mulyo jlr.16 Kec. Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin
Kode Pos 30975 Email : Puskesmas16@gmail.com

KERANGKA ACUAN
UPAYA BERHENTI
MEROKOK

A. LATAR BELAKANG

Prevalensi perokok dewasa usia 15 tahun ke atas di dunia sebesar 24%,


diantaranya laki- laki sebesar 40 % dan 9 % adalah perempuan. Sekitar 65 % perekok
di dunia berada di 10 negara dengan kontribusi terbesar adalah Cina, India, Indonesia,
Rusia, dan USA, sisanya dari 5 negara lain seperti Jepang, Brasil, Banglades, Jerman,
dan Turki ( WHO, 2019).
Data WHO 2019 menunjukan bahwa indonesia menduduki pringkat ketiga
untuk jumlah perokok terbesar dari jumlah perokok dunia dan no satu di ASEAN
(4,8%) setelah Cina (30 %) dan India (11,2%). Data Global Adult Tobacco Survey
(GATS) 2011, menunjukan bahwa prevalensi merokok di Indonesia adalah sebesar
36,1% ( 67,4% laki-laki dan 4,5% perempuan), dan rata-rata jumlah batang roko yang
dikonsumsi pada tahun 2020 adalah 10 batang per hari (10 batang pada laki-laki dan 6
batang pada perempuan). Menurut WHO 2020, data hasil Global Report on NCD (Non
Comunnicable Disiase) menunjukan bahwa peresentase kematian akibat penyakit tidak
menular (PTM) menempati proporsi yang cukup besar yaitu 63% Indonesia dengan
jumlah lebih kurang 251 juta jiwa merupakan pasar potensial bagi pengusaha rokok,
dikarenakan adanya kebebasan bagi pengusaha rokok untuk mengiklankan,
mempromosikan, dan mensponsori berbagai kegiatan dimasyarakat. Tidak hanya itu,
hal lain yang juga sangat memprihatinkan adalah rokok dapat dijual bebas secara
eceran terhadap anak- anak. Meroko dapat menimbulkan beban kesehatan, sosial,
ekonomi, dan lingkungan tidak saja bagi perokok tetapi bagi orang lain.
Data riskesdas tahun 2010, menunjukan bahwa penduduk dewasa usia 15 tahun
ke atas yang tidak merokok adalah sebesar 59.9 %, meroko setiap hari ( 28,2%),
meroko tidak setiap hari ( 6,5%), dan mantan perokok (5,4). Prevelensi perokok setiap
hari pada usia 15 tahun ke atas adalah sebesar 28,2% dimana perokok menghisap
1sampai 10 batang per hari ( 52,35) dan perokok yang menghisap 11 sampai 20 20 batang
per hari (20%) prevelensi perokok aktif usia 15 tahun ke atas pada laki-laki dan
perempuan adalah sebesar 34,7%, dimana laki-laki sebesar 65,9% dan perempuan
sebesar 4,2%. Perokok pasif terbanyak terdapat pada usia balita dan anak (0-14 tahun) baik
laki-laki maupun perempuan dan usia 50 tahun ke atas. Terjadi peningkatan perokok pasif
sekitar satu juta orang dalm kurun waktu 3 tahun (tahun 2007-2010).

Berdasarkan GYTS 2014 pada saat survey dilaksanakan 81,8% diantara


pelajar yang merokok mengaku perna berusaha untuk berhenti merokok dalam dua
belas bulan terakhir; 88,2% ingin berhenti merokok namun hanya 24 %
diantaranya yang pernah mendapatkan pertolongan/ nasihan dari seorang tenaga
profesional untuk berhenti merokok. Masalah lainnya adalah 69% [pelajar juaga
menyatakan bahwa mereka pernah melihat seseorang merokok didalam gedung
sekolah, ataupun diluar gedung tetapi masih dihalam sekolah, dan 72,5% pelajar
menyatakan bahwa asap rokok orang lain berbahaya bagi mereka. Sebanyak 35,5
% pelajar berpendapat bahwa seseorang yang sudah mulai merokok akan sulit
untuk berhenti merokok.
Dalam upaya berhenti merokok, ada beberapa metode diantaranya
metoide farmakologi dan non farmakologi, untuk pelayanan kesehatan primer
yang biasa digunakan adalah metode farmakologi seperti self helf, terapi non
farmakologi, terapi perilaku, konseling hipnoterapi dan akupuntur. Melihat kondisi
tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan pengendalian terhadap konsumsi
rokok, termasuk menyediakan layanan upaya berhenti meroko khususnya pada
fasilitas pelayanan kesehata primer sebagai ujung tombak sarana pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Tersedianya acuan untuk petugas program. Dalam melindungi
kesehatan anak usia sekolah dari dampak buruk akibat merokok
2. Tujuan Khusus
1. Terwujudnya kawasan tanpa rokok di sekolah
2. Terwujudnya peningkatan pengetahuan, ketrampilan petugas atau
pembinaan program UKS tentang konseling maslah merokok
pada anak usia sekolah.

3. Terlaksananya upaya promotif dan prefentif dalam upaya


penegendalian masalah merokok di lingkungan sekolah wilayah
kerja.

4. Terlaksananya layanan konseling upaya berhenti merokok di


sekolah dengan bekerja sama guru BK.
5. Tersediannya data warga yang merokok di lingkungan sekolah /
madrasah

C. SASARAN

Sasaran adalah Siswa Usia 15 Keatas

D. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal Januari 2023 diaulah SMA,


MTS dilakukan setiap tiga bulan sekali di sekolah yang berbeda.

E. PELAKSANAAN DAN PEMBIAYAAN

Pembiayaan kegiatan ini bersumber pada Bantuan Jaminan Kesehatan


Nasional 2023.
F. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN
PELAPORAN

Pelaksanaan kegiatan ini meliputi, sosialisasi upaya berhenti merokok


di lingkungan pelajar dengan tujuan agar memberi pengetahuan
tentang dampak dan bahaya merokok, serta menekan angka perokok
aktif dikalangan pelajar. Dari sosialisasi yang dilakukan terlihat bahwa
antusias pelajar mengenai pengetahuan dampak dan bahaya merokok
sangatlah tinggi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang
dilontarkan kepada pemateri.

G. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Hasil kegiatan Sosialisasi Dampak Dan Bahaya Merokok dilingkungan


sekolah dilakukan secara manual oleh petugas pelaksana kegiatan.
Hasil pencatatan ini dianalisis untuk digunakan dalam pembinaan
sekaligus sebagai laporan ke Instansi terkait secara berjenjang. Hasil
dari sosialisasi ini merupakan sumber data yang penting untuk
pemantauan dan penilaian terhadap perokok dikalangan guru dan
pelajar.

Anda mungkin juga menyukai