Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DAN SUSU FORMULA PADA DESA SEKIP DAN RAMUNIA


Ruth Elza E Marpaung1, Yuni Stevani Butar Butar2, Tri Angelin Simangunsong3, Seprilia
Anastasya Br.Purba4,, Estelisah Hutauruk5
Politeknik Kesehatan Negeri Medan
Email : ruth.marpaung21@gmail.com1 yunistevanibutarbutar66256@gmail.com2
trianglein553@gmail.com3 pororodisini27@gmail.com4 estelisahutauruk@gmail.com5

ABSTRAK
Isi yaa tri angelin lop yuuu...
LATAR BELAKANG berpenghasilan rendah dan menengah hanya
sebesar 4% bayi yang tidak mendapatkan
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) sangat ASI sedangkan di negara berpenghasilan
penting bagi tumbuh kembang yang optimal tinggi sebesar 21% bayi tidak pernah
baik fisik maupun mental dan kecerdasan menerima ASI.Di Indonesia, prevalensi bayi
bayi. Oleh karena itu, pemberian ASI perlu tidak memperoleh ASI Eksklusif masih
mendapat perhatian para ibu dan tenaga sangat tinggi. Hal ini yang menyebabkan
kesehatan agar proses menyusui dapat anak Indonesia tidak menerima gizi yang
terlaksana dengan benar. ASI merupakan sesuai dengan kebutuhan usianya. Oleh
makanan terbaik untuk bayi dan anak, tetapi karena itu, Indonesia membentuk target
akan menjadi masalah bila anak tidak dapat perbaikan gizi sebagai upaya pembangunan
mengkonsumsi ASI dengan cukup karena kesehatan untuk tahun 2020-2024 dengan
beberapa kondisi. Penggunaan PASI melakukan promosi ASI eksklusif dan
(Pengganti ASI), seperti susu formula, membuat target indikator agar bisa
menjadi alternatif yang dapat digunakan mencapai 60%. Data WHO menunjukkan
(Muh. Jusman Rau, Nikmah Utami Dewi memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
2016). bisa mencegah 823.000 kasus kematian anak
Ada 2 faktor penting yang dan mencegah 20.000 kematian ibu karena
mempengaruhi keputusan orang tua dalam kanker payudara. Dampak negatif yang
pemberian susu formula pada anak yaitu terjadi ketika bayi tidak memperoleh ASI
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksklusif yaitu sebanyak 31,36% bayi
internal antara lain latar belakang sosial terserang penyakit. Persentase cakupan
ekonomi yang mencakup psikologis, tersebut terlihat masih tidak sesuai dengan
kesehatan fisik, pendidikan dan target yang telah ditentukan dari WHO di
pengetahuan, gaya hidup, demografi serta Global Breastfeeding Collective sebesar
pendapatan keluarga. Sedangkan faktor 70% dan standar Surat Kementerian
eksternal yang mempengaruhi keputusan Kesehatan Indonesia Nomor 1457 Tahun
orang tua dalam pemberian susu formula 2003 sebesar 80% (Puspita et al. 2022)
pada anak yaitu lingkungan, pekerjaan ibu, Konsumsi susu formula di atas
harga susu dan pengaruh iklan susu di pedoman yang direkomendasikan dan
media. Ibu muda ada kecenderungan untuk kesalahan dalam memberikan takaran susu
memberikan susu yang tidak baik pada bayi formula bubuk juga dapat menyebabkan
dan pemberian susu formula di kalangan ibu pertambahan berat badan dengan cepat
muda sudah menjadi salah satu trend di (Graulau et al., 2019). Bayi usia 6 bulan
Indonesia. Seseorang berpendidikan tinggi mengalami pertambahan berat badan sebesar
dan berpengetahuan luas akan lebih bisa 150-210 gram/minggu dan panjang badan
menerima alasan untuk memberikan ASI lahir normal adalah 45 – 50 cm, berdasarkan
eksklusif karena pola pikirnya yang lebih kurva pertambahan berat badan yang
realistis dibandingkan yang tingkat diterbitkan oleh National Center for Health
pendidikan rendah (Muh. Jusman Rau, Statistics (NCHS). Berat badan bayi normal
Nikmah Utami Dewi 2016). yakni 2500 gram, apabila kurang dari 2.500
Data dari United National Children gram dikatakan bayi memiliki berat badan
Found (UNICEF) menunjukkan bahwa bayi lahir rendah (BBLR), sedangkan bila lebih
yang terdapat di 123 negara seluruh dunia dari 3.500 gram dikatakan makrosomia.
pernah menerima ASI dengan cakupan Setiap bulan bayi akan mengalami
sebanyak 95%, seperti di negara penambahan panjang badan sekitar 2,5 cm.
Pada masa bayi-balita, berat badan dan menimbul alergi terhadap bayi.(Oktova
panjang badan digunakan sebagai patokan 2017)
untuk mengetahui pertumbuhan fisik dan
status gizi yang erat kaitannya dengan Menyusui sejak dini mempunyai
pertumbuhan bayi (Elsira, 2019; Vargas- dampak yang positif baik bagi ibu maupun
Terrones, Nagpal and Barakat, 2019) bayinya. Bagi bayi, menyusui mempunyai
(Muthoharoh 2021). peran penting untuk menunjang
pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan
Menurut Kemenkes RI (2014), hidup bayi karena ASI kaya dengan zat gizi
secara nasional cakupan pemberian ASI dan antibody, Sedangkan bagi ibu, menyusui
ekslusif pada bayi 0-6 bulan berfluaktif dan dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas
belum mencapai target nasional 80%, yaitu karena proses menyusui akan merangsang
tahun 2012 sebesar 46,2%, tahun 2013 kontraksi uterus sehingga mengurangi
sebesar 54,3% dan tahun 2014 sebesar perdarahan pasca melahirkan (postpartum).
52,3%. Jenis makanan prelakteal yang Menyusui dalam jangka panjang dapat
paling banyak diberikan kepada bayi baru memperpanjang jarak kelahiran.
lahir yaitu susu formula sebesar 79,8%, Kekurangan menyusui pada bayi
madu 14,3%, dan air putih 13,2% yang mengakibatkan Kekurangan zat gizi pada
meliputi susu non formula, madu, air gula, makanan bayi dapat mengganggu
air tajin, pisang halus, kopi, teh manis, air pertumbuhan dan Perkembangan bayi.
putih, nasi halus, bubur halus. Makanan Selain itu, bayi menjadi lebih rentan
prelakteal ini sangat berbahaya jika terhadap penyakit-penyakit infeksi yang
diberikan terlalu dini kepada bayi karena berdampak terhadap menurunnya derajat
tidak mengandung enzim sehingga kesehatan. Gizi untuk bayi yang paling
penyerapan pada makanan akan tergantung sempurna dan paling murah bagi bayi adalah
pada enzim yang terdapat di usus bayi. air susu ibu (ASI). Air Susu Ibu (ASI)
Menurut Kemenkes RI (2015), pemberian adalah makanan terbaik bagi bayi karena
susu formula atau tambahan ASI yang dapat memberikan dampak-dampak yang
terlalu dini dapat menganggu pemberian positif bagi perkembangan anak fisik,
ASI ekslusif serta meningkatkan angka kognitif, dan emosional.ASI dapat
kesakitan (morbiditas). mencegah malnutrisi karena ASI
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan
Menurut M. DHS (2013), oleh tubuh bayi dan melindungi bayi
menunjukkan bahwa kurang 1 dari 3 bayi di terhadap infeksi. Selain itu, banyak bukti
bawah usia 6 bulan diberi ASI eksklusif. ilmiah yang menunjukan bayi yang
Oleh karena itu, sebagian besar bayi di mendapatkan ASI terhindar dari obesitas.
Indonesia tidak mendapatkan manfaat ASI Menurut Depkes (2008) ASI ekslusif adalah
terkait dengan gizi dan perlindungan pemberian ASI saja pada bayi sejak lahir
terhadap penyakit. Pemberian susu formula sampai berusia 6 bulan tanpa tambahan
pada bayi sangat berbahaya karena dapat cairan lain, seperti susu formula, jeruk,
mengantikan kolostrum sebagai makanan madu, air teh, air putih, dan makanan padat
bayi yang paling awal sehingga bayi seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
mungkin saja terkena diare, septisema dan bubur nasi, tim serta obat-obatan dan
meningitis, serta mungkin bayi akan vitamin.(Alamsyah 2017)
menderita intoleransi terhadap protein di
dalam susu formula sehingga sering United Nation Childrens Funds
(UNICEF) dan World Health Organization
(WHO) telah menganjurkan pemberian Penelitian ini bertujuan untuk
hanya air susu ibu saja (ASI eksklusif) mengidentifikasi faktor-faktor yang
kepada anak sekurangkurangnya 6 bulan mempengaruhi keputusan ibu dalam
(Destyana dkk, 2018). Kurangnya memberikan asi eksklusif dan susu formula
pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI pada balita di Desa Sekip dan Desa Sidodadi
eksklusif dipengaruhi oleh promosi produk- Ramunia Kabupaten Deli Serdang.
produk makanan tambahan dan fomula.
(Dinda Oktaria Azzahra 2020) TINJAUAN PUSTAKA

Masalah utama masih rendahnya METODOLOGI PENELITIAN


penggunaan ASI di Indonesia adalah factor Penelitian ini merupakan penelitian
social budaya, kurangnya pengetahuan ibu observasional analitik dengan desain
hamil, keluarga dan masyarakat akan penelitian cross-sectional yang dilakukan di
pentingnya ASI, serta jajaran kesehatan Desa Sekip dan Desa Sidodadi Ramunia
yang belum sepenuhnya mendukung Kabupaten Deli Serdang. Populasi pada
Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI). penelitian ini adalah ibu yang memiliki
Masalah ini diperparah dengan gencarnya balita yang tinggal di Desa Sekip dan Desa
promosi susu formula dan kurangnya Sidodadi Ramunia. Besar sampel pada Desa
dukungan dari masyarakat, termasuk Sekip adalah 240 kepala keluarga,
institusi yang memperkerjakan perempuan sendangkan di Desa Sidodadi Ramunia
yang belum memberikan tempat dan adalah sebesar 36 kepala keluarga. Variabel
kesempatan bagi ibu menyusui di tempat independen dalam penelitian ini adalah
kerja (seperti ruang ASI) (Untari 2017). karakteristik ibu. variabel dependen adalah
Pola pemberian Air Susu Ibu (ASI) pemberian ASI Eksklusif dan susu formula.
dibedakan menjadi dua macam yaitu ASI Alat pengumpulan data yaitu
eksklusif dan non eksklusif (Depkes RI, kuesioner. Analisis univariat untuk melihat
2004). ASI eksklusif bermanfaat bagi bayi distribusi frekuensi dengan menggunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi rumus persentase. Analisis bivariat untuk
serta melindungi dari penyakit infeksi mengetahui ada atau tidak hubungan
(Suradi, 2004; Roesli, 2000). ASI juga karakteristik ibu terhadap pemberian ASI
bermanfaat bagi ibu untuk mengurangi Eksklusif dan susu formula. Uju statistik
perdarahan, mencegah kanker ovarium dan yang digunakan adalah chi-square dan
payudara (Roesli, 2000; Insel et al., 2010). menilai odds ratio (OR).
Meskipun pemberian ASI eksklusif sangat
bermanfaat, pemberian ASI eksklusif di
Indonesia sangat rendah, yaitu 32,3% HASIL
(Direktorat Statistik dan Kependudukan,
2007). 1. DESA SEKIP
JUMLAH KK
ASI sangat bermanfaat karena Tabel 1. Jumlah KK di Desa Sekip
mengandung zat gizi yang lengkap dan
sangat penting untuk menunjang
pertumbuhan serta meningkatkan daya tahan
tubuh karena mengandung zat imunologik
yang melindungi bayi dari infeksi (Rahayu
et al. 2019)
300 146
240
150
200
100 100 70

0 50 24
Desa sekip
Desa sekip 0
Rendah Cukup Tinggi
Di kelas 5C ada sebanyak 48 orang Ibu
mahasiswa dengan 1 siswanya mengukur
sebanyak 5KK. Jadi total ada sebanyak
Pada Tabel 3 menjelaskan bahwa
240 KK yang sudah diukur di Desa
pendidikan ibu ada di kategori cukup
Sekip.
atau Pendidikan SMA yaitu untuk
pendidikan ibu ada sebanyak 59, 8% dan
untuk bapak ada sebanyak 68,0%. Untuk
UMUR IBU kategori peddikan paling rendah yaitu
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Usia Ibu ada di kategori tinggi atau Akademi/PT
yaitu untuk ibu ada sebayak 9,8%.
92
100
80 59
60
34
40 27 23
20 5
0 PEKERJAAN IBU
< 20 21-25 26-30 31-35 36-40 >40
Ibu Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Ibu dan Bapak

Pada Tabel 2 menjelaskan bahwa


203
usia ibu yang paling banyak adalah pada 300
kelompok umur 26-30 tahun yaitu 200 37
sebanyak 37,7% dan yang paling sedikit 100
0
ada pada kelompok umur <20 tahun Ibu RT Ibu non RT
yaitu sebanyak 2, 0%.

PENDIDIKAN IBU Pada Tabel 4 menjelaskan bahwa


pendidikan ibu yang paling tinggi ada
Tabel 3. Pendidikan Ibu pada kategori ibu RT atau ibu rumah
tangga yaitu sebanyak 83,2% dan yang
paling rendah ada di kategori Ibu non
RT atau Ibu yang bekerja ada sebnayak
15,2%.

SUKU IBU
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Suku Ibu Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa ibu
dan Bapak yang memberikan ASI ekslusif sebanyak
194 70%, ibu yang tidak memberikan ASI
180 eksklusif sebanyak 21%, ibu yang
120
16
memberikan ASI eksklusif tetapi setelah
60 6 4 10 3 7
bayi lahir 1-2 minggu sebanyak 3,75%,
0
dan alasan yang tidak jelas sebanyak
4,1%.

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU


DENGAN PEMBERIAN ASI
Ibu
EKSKLUSIF
Varibel Independen : Pendidikan
Pada Tabel 5 menjelaskan bahwa Ibu
suku ibu yang paling tinggi ada pada
kategori jawa yaitu sebanyak 79,5% dan Varibel Antara : Pemberian
yang paling rendah ada di kategori ASI Eksklusif
banten yaitu sebanyak 1,2%.
Keterangan :
Pendidikan Ibu :
 Rendah = SD
 Cukup = SMP
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF  Tinggi = SMA

Tabel 6. Pemberian Asi Ekslusif Lama bersama anak :


 Ya
170
180  Tidak
160  Ya Tetapi sekitar 1-2 minggu
140 setelah lahir
120  Lainnya
100
80 51
60
40 9 10
20
0
Ya Tidak Ya tetapi Lainnya
setelah
1-2
minggu
setelah
lahir

Pemberian
ASI Eklusif
Tabel 7. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif

Pemberian ASI Eksklusif


Ya Tetapi Lainnya
Setelah Sekitar 1 p
Pendidikan Ya Tidak Total
- 2 minggu
Setelah Lahir
n % N % n % n % n %
Rendah 2 2,9 100,
53 75,7 13 18,6 2 2,9 70
0
Cukup 7 4,8 100,
102 69,9 30 20,5 7 4,8 146 0,63
0
5
Tinggi 1 4,2 100,
15 62,5 8 33,3 0 0,0 24
0
Total 10 4,2 100,
170 70,8 51 21,3 9 3,8 240
0

Dari 240 responden untuk HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU


pendidikan ibu Rendah, terdapat 53 orang DENGAN PEMBERIAN SUSU
(75,7%) memiliki kategori Ya untuk FORMULA UNTUK BALITA
pemberian ASI Ekslusif, 13 orang (18,6 %)
memiliki kategori Tidak, 2 orang (2,9%) Varibel Independen : Pendidikan Ibu
memiliki kategori Ya Tetapi Setelah Sekitar Varibel Dependen : Pemberian Susu
1-2 Minggu Setelah Lahir. Untuk Formula
pendidikan ibu Cukup, terdapat 102 orang
(69,9%) memiliki kategori Ya untuk Keterangan :
pemberian ASI Ekslusif, 30 orang (20,5%)
Pendidikan Ibu :
memiliki kategori Tidak, 7 orang (4,8%)
memiliki kategori Ya Tetapi Setelah Sekitar  Rendah = SD
1-2 Minggu Setelah Lahir. Untuk  Cukup = SMP
pendidikan ibu Tinggi, terdapat 15 orang  Tinggi = SMA
(62,5%) memiliki kategori Ya untuk
pemberian ASI Ekslusif, 8 orang (33,3%) Pemberian Susu Formula :
memiliki kategori Tidak. Dari hasil analisis
diperoleh bahwa ternyata lebih banyak  Belum/Tidak Pernah
Pendidikan Cukup yang memiliki kategori  1-3 bulan
untuk pemberian ASI Ekslusif  4-6 bulan
 7-9 bulan
Dari Hasil Uji Chi Square  >9 bulan
didapatkan p = 0,635, dengan demikian p >
0,05 (alpha) artinya Ho diterima, berarti
tidak ada hubungan antara pendidikan Ibu
dengan pemberian Asi Ekslusif.
Tabel 8. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Pemberian Susu Formula Untuk Balita
Pemberian Susu Formula Untuk Balita
Pendidikan Belum/tidak 1-3 4-6 7-9 >9 Total p
Ibu diberikan bulan bulan bulan bulan
n % n % n % n % n % n %
Rendah 9 12,9 70 100,
17 24,3 25 35,7 11 15,7 8 11,4
0
Cukup 2 15,8 146 100,
33 23,6 58 39,7 16 11,0 16 11,0
3 0 0,882
Tinggi 4 16,7 24 100,
5 20,8 12 50,0 1 4,2 2 8,3
0
Total 3 15,0 240 100,
55 22,9 95 39,6 28 11,7 26 10,8
6 0

Dari 240 responden untuk Dari Hasil Uji Chi Square


pendidikan ibu adalah rendah, terdapat 17 didapatkan p= 0,882, dengan demikian p >
orang (24,3%) belum/tidak diberikan susu 0,05 (alpha) artinya Ho diterima, berarti
formula, 25 orang (35,7%) sudah diberikan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu
susu formula usia 1-3 bulan, 11 orang dengan pemberian susu formula untuk
(15,7%) sudah diberikan susu formula usia balita.
4-6 bulan, 8 orang (11,4%) sudah diberikan
susu formula usia 7-9 bulan dan 9 orang
(12,9%) sudah diberikan susu formula usia 2. DESA SIDODADI RAMUNIA
>9 bulan. Untuk pendidikan ibu adalah PENDIDIKAN IBU
cukup, terdapat 33 orang (23,6%)
belum/tidak diberikan susu formula, 58
orang (39,7%) sudah diberikan susu formula
usia 1-3 bulan, 16 orang (11,0%) sudah
diberikan susu formula usia 4-6 bulan, 16
orang (11,0%) sudah diberikan susu formula
usia 7-9 bulan, dan 23 orang (15,8%) sudah
diberikan susu formula usia >9 bulan. Untuk
pendidikan ibu adalah tinggi, terdapat 5
orang (20,8%) belum/tidak diberikan susu
formula, 12 orang (50,0%) sudah diberikan
susu formula usia 1-3 bulan, 1 orang (4,2%)
sudah diberikan susu formula usia 4-6 bulan,
2 orang (8,3%) sudah diberikan susu
formula usia 7-9 bulan, 4 orang (16,7%)
sudah diberikan susu formula usia >9 bulan. Tabel 8. Pendidikan Ibu di Desa Sidodadi
Dari hasil analisis diperoleh bahwa total Ramunia
prevalensi terbesar pemberian susu formula
untuk balita yaitu sebanyak 95 orang Frequency Percent
(39,6%) pada usia 1-3 bulan.
Valid Rendah 9 25.0
Sedang 23 63.9 Ya tetapi
setelah sekitar
Tinggi 4 11.1 3 8.3
1-2 minggu
Total 36 100.0 setelah lahir
Total 36 100.0

Pada Tabel 8 menjelaskan bahwa


pendidikan ibu ada di kategori sedang atau Pada Tabel 9 tersebut dapat dilihat bahwa
Pendidikan SMA yaitu untuk pendidikan ibu ibu yang memberikan ASI ekslusif sebanyak
ada sebanyak 63.9%. Untuk kategori 69.4%, ibu yang tidak memberikan ASI
peddikan paling rendah yaitu ada di kategori eksklusif sebanyak 19,4%, ibu yang
tinggi atau Akademi/PT yaitu untuk ibu ada memberikan ASI eksklusif tetapi setelah
sebayak 11.1%. bayi lahir 1-2 minggu sebanyak 8,3%, dan
ibu yang memberikan susu formula
sebanyak 2,8%.
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Kategori Pendidikan Ibu * Sejak umur


berapa ibu memberikan susu formula
kepada anak ibu

Saat anak berumur 0-6, apakah ibu


memberikan ASI saja kepada bayi?
Tabel 9. Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 10. Hubungan Pendidikan Ibu dengan
Frequency Percent Pemberian Susu Formula Pada Balita

Katego Sejak umur berapa ibu to


Valid Susu formula 1 2.8 tal
ri memberikan susu formula
Tidak 7 19.4 Pendidi kepada anak ibu
kan Ibu >9 1-3 4-6 7-9 Belum
Ya 25 69.4 bln bln bln bln
atau
tidak
dibrikan
Rendah 1 5 1 1 1 9
Tinggi 1 10 4 3 5 2
3 diartikan bahwa, tidak ada hubungan antara
Sedang 0 0 1 2 1 4 pendidikan ibu dengan pemberian ASI
Total 2 15 6 6 7 3 Eksklusif pada balita.
6

Berdasarkan tabel menjelaskan bahwa pada


kategori pendidikan ibu yang rendah
terdapat 1 orang ibu yang memberikan susu
formula pada usia >9 bulan, 5 orang ibu
yang memberikan susu formula pada usia 1-
3 bulan, 1 orang ibu yang memberikan susu
formula pada 4-6 bulan, 1 orang ibu yang
memberikan susu formula pada usia 7-9
bulan dan 1 orang ibu tidak memberikan
susu formula. Pada kategori pendidikan ibu
yang sedang terdapat 1 orang ibu yang
memberikan susu formula pada usia >9
bulan, 10 orang usia 1-3 bulan, 4 orang ibu
yang memberikan susu formula pada usia 4-
6 bulan, 3 orang ibu yang memberikan susu
formula pada usia 7-9 bulan dan 5 orang ibu
tidak memberikan susu formula. Pada
kategori pendidikan ibu yang tinggi terdapat
1 orang ibu yang memberikan susu formula
pada usia 4-6 bulan, 2 orang ibu yang
memberikan susu formula pada usia 7-9
bulan, dan 1 orang ibu tidak memberikan
susu formula.

Tabel 11. Hasil Output Chi-Square Tests

Value df Asymp.
Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 6.686a 8 .571
Likelihood Ratio 7.576 8 .476
N of Valid Cases 36

Berdasarkan Tabel 11 diketahui nilai


Asymp. Sig. (2-sided) pada uji Pearson Chi-
Square adalah sebesar 0,571. Karena nilai
Asymp. Sig. (2-sided) 0,571 > 0,05, Maka
berdasarkan dasar pengambilan keputusan di
atas, dapat disimpulkan bahwa HO diterima
dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat
PEMBAHASAN meningkatkan kesehatannya. Ping[15] dalam
penelitiannya tentang pola menyusui di
Tingkat pendidikan ibu merupakan Shaanxi China menemukan hasil bahwa ibu
variabel independen yang diteliti dalam yang berpendidikan tinggi akan lebih besar
penelitian ini. Menurut Campbell[10] dan kemungkinannya untuk menyapih anak
Kholid[11], Semakin tinggi tingkat dibanding ibu yang berpendidikan rendah.
pendidikan seseorang maka semakin luas Hal ini juga didukung Notoatmodjo[16]
wawasan berfikirnya dan akan lebih banyak yang mengemukakan bahwa pendidikan
menerima informasi, sehingga dengan adalah upaya persuasif atau pembelajaran
mudah menerima pemberian ASI Eksklusif kepada masyarakat agar masyarakat mau
dan menolak pemberian PASI (Pendamping melakukan tindakan-tindakan atau praktik
ASI) pada bayi usia dibawah 6 bulan. Hasil untuk memelihara dan meningkatkan
analisa di Desa Sekip menyatakan nilai ρ kesehatannya. Pendidikan seseorang
sebesar 0,635 atau nilai ρ > 0,05 yang berhubungan dengan kehidupan sosialnya.
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
antara pendidikan ibu dengan pemberian asi ia akan lebih memperhatikan masalah
eksklusif. Hasil penelitian ini sejalan dengan kesehatannya.
penelitian yang dilakukan oleh Erfiana[12],
dan Helena[13] yang menunjukkan tidak ada Pendidikan akan membuat seseorang
hubungan antara tingkat pendidikan ibu terdorong untuk ingin tahu, untuk mencari
dengan pemberian susu formula pada bayi pengalaman dan untuk mengorganisasikan
dengan nilai ρ value masing-masing sebesar pengalaman sehingga informasi yang
0,667 dan 0,204. Hasil analisa di Desa Sekip diterima akan menjadi pengetahuan.
menyatakan nilai ρ sebesar 0,882 atau nilai ρ Pendidikan yang tinggi membuat seorang
> 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada ibu lebih dapat berfi kir rasional tentang
hubungan antara pendidikan ibu dengan manfaat Asi eksklusif dan pendidikan tinggi
pemberian susu formula. lebih mudah untuk terpapar dengan
informasi dibandingkan dengan yang
Hasil analisa di Desa Sidodadi berpendidikan rendah9.
Ramunia menyatakan nilai ρ sebesar 0,571
atau nilai ρ > 0,05 yang menunjukkan Pengetahuan yang dimiliki akan membentuk
bahwa tidak ada hubungan antara suatu keyakinan untuk perilaku tertentu.
pendidikan ibu dengan pemberian asi Pendidikan juga menjadi salah satu factor
eksklusif. yang berkaitan dengan terbukanya akses ibu
untuk bekerja. Seorang ibu yang bekerja
Ibu dengan tingkat pendidikan akan mempunyai tambahan pendapatan bagi
rendah akan sulit menerima dan mengikuti keluarganya yang akhirnya dapat memenuhi
pesan atau informasi yang disampaikan kebutuhan keluarganya. Tidak adanya
orang lain. Tingkat pendidikan sangat hubungan antara pendidikan dan pekerjaan
berpengaruh terhadap perubahan sikap dan dengan pemberian Asi eksklusif pada
perilaku hidup sehat[14]. Tingkat penelitian ini dapat disebabkan karena bagi
pendidikan yang rendah akan mempersulit ibu yang bekerja, upaya pemberian
seorang atau masyarakat menerima dan
mengerti pesan-pesan kesehatan yang Asi eksklusif seringkali mengalami
disampaikan. Berbeda dengan ibu yang hambatan karena singkatnya masa cuti hamil
berpendidikan tinggi, yang lebih mudah dan melahirkan. Sebelum pemberian Asi
menerima dan memahami pesan atau eksklusif berakhir secara sempurna ibu
informasi yang disampaikan orang lain demi harus kembali bekerja10.
Beberapa zat gizi khusus yang masih kurang sehingga belum ada tanggung
terkandung di dalam ASI tersebut, tidak jawab yang dimiliki. Sedangkan ibu yang
terdapat dalam susu formula. Sehingga berumur >35 tahun sudah mempunyai
semua zat gizi yang dibutuhkan bayi untuk tanggung jawab dalam memberikan ASI
pertumbuhan pada bulan pertama Eksklusif pada bayinya. Karena semakin tua
kehidupannya dapat dipenuhi dari ASI. seseorang memiliki kharakteristik tanggung
Pertumbuhan antara berat badan dan tinggi jawab sendiri (Rahayu et al. 2019).
badan ada hubungan yang linear jika
pertumbuhan anak normal. Pemberian ASI Ibu yang bekerja akan lebih
saja juga dapat mempengaruhi peningkatan memungkinkan untuk memberikan susu
berat badan dan tinggi badan agar formula pada bayinya. Hal ini karena para
pertumbuhan seimbang (Zaenab, Alasiry ibu terlalu sibuk dan tidak bisa
and Idris, 2016). Bayi yang mendapatkan meninggalkan pekerjaannya dalam waktu
ASI eksklusif berat badannya bertambah yang lama sehingga susu formula menjadi
500-700 gram lebih sedikit di tahun pertama salah satu alternatif untuk menggantikan
usia mereka dibandingkan dengan bayi yang ASI selama ibu bekerja. Hal ini juga
mendapatkan susu formula. Hal ini didukung oleh Roesli[19] bahwa banyak ibu
tampaknya secara kausal berkaitan dengan bekerja mengalami dilema dalam
rendahnya risiko obesitas di kemudian hari memberikan ASI eksklusif pada bayinya
(Prell and Koletzko, 2016; Lemaire, Le meskipun sebenarnya ibu tahu manfaat dan
Huerou-Luron and Blat, 2018). keunggulan ASI, tetapi sulit untuk
mempraktekkannya. Waktu bekerja yang
Pendidikan tidak berhubungan banyak diluar rumah dan banyak kantor atau
dengan ASI eksklusif karena ibu yang institusi tidak mendukung program
berpendidikan lanjut adalah ibu yang pemberian ASI (Muh. Jusman Rau, Nikmah
bekerja sehingga tidak memiliki waktu Utami Dewi 2016).
untuk memberikan ASI eksklusif. Seseorang
dengan pendidikannya akan terdorong untuk
mengetahui dan mendapatkan pengetahuan KESIMPULAN
yang lebih banyak, ibu yang mempunyai
pendidikan lanjut pasti mengetahui banyak Isi lah yaa seann lop yuu..
hal mengenai ASI dibandingkan dengan ibu Kesimpulan aja yaa nggak usah ikut
yang berpendidikan dasar. Namun ibu yang saran karna terkadang saran tidak
berpendidikan lanjut belum tentu bisa membantu
memberikan ASI eksklusif karena terdapat
lain yaitu faktor sikap dan tingkah laku yang
ikut serta mempengaruhinya(Puspita et al.
2022).
Pengalaman ibu dalam pemberian
ASI Eksklusif masih rendah, terlihat ketika
wawancara banyak ibu beralasan bahwa
mereka lebih memberikan makanan
tambahan seperti bubur, air tajin dan madu
dari pada menyusui bayinya. Mereka lebih
memilih memberikan makanan tambahan
karena pengalaman mereka pada dasarnya
DAFTAR PUSTAKA Rahayu, Seni, Henni Djuhaeni, Gaga Irawan
Nugraha, and Gurid Eko Mulyo. 2019.
Alamsyah, Dedi. 2017. “Hubungan Antara “Hubungan Pengetahuan, Sikap,
Kondisi Kesehatan Ibu, Pelaksanaan Perilaku Dan Karakteristik Ibu Tentang
Imd, Dan Iklan Susu Formula Dengan ASI Eksklusif Terhadap Status Gizi
Pemberian Asi Eksklusif.” Ikesma Bayi.” AcTion: Aceh Nutrition Journal
13(1). 4(1): 28.
Dinda Oktaria Azzahra, Tri Puspa Untari, Jati. 2017. “Hubungan Antara
Kusumaningsih. 2020. “Faktor-Faktor Karakteristik Ibu Dengan Pemberian
Yang Mempengaruhi Ibu Dalam ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja
Pemberian Susu Formula Pada Bayi Puskesmas Minggir Kabupaten
Usia 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Sleman.” Jurnal Formil (Forum
Puskesmascangkrep Kecamatan Ilmiah) KesMas Respati 2(1): 17–23.
Purworejo Kabupaten Purworejotahun http://formilkesmas.respati.ac.id/index.
2020.” Ibisa.Ac.Id: 9. php/formil/article/view/58/31.
https://ejurnal.ibisa.ac.id/index.php/jkk/
article/view/177/175.
Muh. Jusman Rau, Nikmah Utami Dewi,
Mufydah. 2016. “Hubungan
Karakteristik Ibu Dengan Pemberian
Susu Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura
Palu.” Jurnal Kesehatan Masyarakat
7(2): 8–17.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.ph
p/Preventif/article/view/8335.
Muthoharoh, Husnul. 2021. “Pengaruh ASI
Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap
Berat Badan Bayi.” Jurnal Kesehatan
Manarang 7(Khusus): 31.
Oktova, Ravika. 2017. “Analisis Faktor
Yang Berhubungan Dengan Pemberian
Susu Formula Pada Bayi 0-6 Bulan.”
Jurnal Kesehatan 8(3): 315.
Puspita, Mareta, Rini Handayani, Veza
Azteria, and Gisely Vionalita. 2022.
“Hubungan Faktor Karakteristik Ibu
Terhadap Pemberian ASI Eksklusif
Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di
Puskesmas Tanah Tinggi Tangerang.”
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat :
Media Komunikasi Komunitas
Kesehatan Masyarakat 14(1): 24–29.

Anda mungkin juga menyukai