Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN INDIVIDU

PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DAN IBU


HAMIL
DI PULAU SAPULI DESA MATTIRO BAJI KABUPATEN PANGAJENE
DAN KEPULAUAN

Dosen Penanggung Jawab

Nuurhidayat Jafar, S.KEP, Ns, M. Kep

Yery Mustari, S.Ft., Physio.,MClinRehab

Dr. Yuliana Syam, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Indra Gaffar, S. Kep.,Ns.M.Kep

Noce H. Ayomi

KULIAH KERJA NYATA PROFESI KESEHATAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN 2023
PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DAN IBU HAMIL DI PULAU
SAPULI DESA MATTITO BAJI KABUPATEN PANGKEP

1
Nurhidayat Jafar, 2Yery Mustari, 3Yuliana Syam, 4Indra Gaffar,5 Noce Ayomi

1
Program Studi Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
2
Program Studi Fisioterapi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin,
Makassar
3
Program Studi Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
4
Program Studi Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Kopesertasi: Noce H Ayomi

nannopesekayomi@gmail.com.

Abstrak.

Latar Belakang: Pemperian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk menurunkan
angkan prevelensi angka kematian bayi di Indonesia. Semakin banyak jumlah bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif dapat meningkatkan kualitas kesehatan bayi, ASI berperang dalam
membentuk system kekebalan tubuh bayi, dan memberikan ASI eksklusif pada bayi dapat
membantu mengurangi lemak pada ibu sewaktu hamil. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja
sejak bayi dilahirkan sampai bayi berusia 6 bulan, selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan
tambahan cairan seperti: susu formula, air putih , aiar teh, kopi hitam, dan madu. Pada
pemberian ASI eksklusif bayi juga tidak diberi makanan tambahan seperti: pisang, biscuit,bubur
sun, bubur nasi. ASI ekslusif diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan, tanpa makanan
pendamping. Diatas usia 6 bulan bayi memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI
eksklusif dapat dilanjutkan sampai ia berumur 2 tahun. Di dalam ASI terdapat kandungan
nutrient ( zat gizi) yang sesuai untuk bayi adapun kandungan nutrient antara lain, Lemak,
kabohidrat, protein, garam dan mineral, vitamin.

Tujuan : Setelah penyuluhan ASI eksklusif/pemberian ASI eksklusif pada bayi di desa pulau
sapuli di lakukan maka diharapkan ibu-ibu menyusui di desa pulau sapulin dapat mengetahui
ASI eksklusif sangat penting bagi bayi dan anak-anak

Yang baru lahir sampainya dua tahun.

Metode : Pelaksanaan penyuluhan ASI eksklusif secara door to door serta sambil menjelaskan
satu persatu mengenai apa itu ASI eksklusif. Peserta tersebut kemudian dapat mengetahui
bagaimana pentingnya ASI eksklusif bagi bayi di desa pulau sapuli.

Kata Kunci: ASI,Ekskluisf ,Nutrien,Gizi Dan Ibu.

Pendahuluan

Angka kematian di Indonesia masih sangat tinggi yang sekaligus menjadi masalah kesehatan
anak yang terus berupaya untuk mengurangi prevelensi kejadian tersebut. Kematian bayi
disebabkan oleh beberapa hal yakni antara lain seperti kelahiran bayi permatur, infeksi saat
kelahiran, kelainanan bawaan (gen), tidak melakukan IMD (inisiasi menyusui dini) memicu
pemberian Air Susu ibu (ASI) eksklusif yang rendah atau bahkan tidak eksklusif yang rendah
atau bahkan tidak eksklusif selama enam bulan . ASI merupakan salah satu kebutuhan bayi yang
harus dipenuhi oleh ibu selama bayi baru lahir hingga setidaknya bayi berusia enam bulan
( Nasution et al., 2016). ASI memiliki banyak manfaat tidak hanya bagi bayi tapi juga
bermanfaat bagi ibu membantu mengurangi lemak pada ibu sewaktu hamil. Cangkupan
pemberian ASI ekskluisf pada bayi usia 0 hingga 6 bulan secara global hanya sebesar 38 % bayi
yang mendapat ASI eksklusif dari target capaian yang ditetapkan WHO sebesar 50% (WHO,
2014).

Cangkupan ASI eksklusif yang rendah di masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
yang terdapat dalam Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2016 antara lain disebabkan
oleh faktor psikologis ibu, faktor pemberian pelayanan persalinan, faktor ibu bekerja, faktor
budaya, hingga faktor promosi susu formula (Dinkes Jatim, 2016).

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan peningkatan


risiko mobiditas, kematian, dan hambatan pertumbuhan motorik, dan mental (Rahmadita, 2020).
Angka kejadian stunting mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data secara global
menunjukkan bahwa angka kejadian stunting tahun 2018 di perkirakan 21,9% atau 149 juta anak
dibawah 5 tahun sedangkan di asia tenggara terdapat 14,4 juta anak dibawah 5 tahun mengalami
stunting ( UNICEF/WHO/Word Bank Group, 2019). Keadaan balita dengan postur tubuh yang
pendek dapat disebabkan oleh masalah kelenjar endokrin dan anemia (Agustin, R., Mandala, Z.,
& Sahara, 2020), yang dialami akibat kondisi ibu saat hamil mengalami anemia yang
menyebabkan bayi kekurangan nutrisi sehingga lahir dengan berat badan rendah atau premature
(Rahmawati, 2019). Salah satu penyebeb stunting pada anak adalah pemberian ASI Eksklusif
tidak diberikan selama enam bulan karena ASI dibutuhkan selama masa tumbuh kembang bayi
agar kebutuhan nutrisinya terpenuhi (SJMJ, S. A., Toban, R., & Madi, 2020).

Seperti halnya nutrisi pada umumnya, ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrient.
Makronutrien adalah karbohidrat, protein, dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan
mineral. Setiap komponen ASI memiliki manfaatnya tersendiri untuk pertumbuhan bayi. Sekitar
80% dari ASI adalah air (Giting, 2020). Air ini berguna untuk melarutkan zat yang ada di
dalamnya. ASI merupakan summber air yang secara metabolic adalah aman, air yang relatif
tinggi dalam ASI ini akan merendahkan rangsangan rangsangan dari bayi haus dari bayi. ASI
Eksklusif untuk bayi yang diberikan ternyata berperang penting, yakni meningkatkan ketahanan
tubuh bayi. Karenanya bisa mencegah bayi terserang berbagai penyakit yang bisa mengancam
kesehatan bayi. Selain itu manfaat ASI untuk otak dan fisik bayi. Hal ini dikarenakan, di usia 0
bulan sampainya 6 bulan seorang bayi tentunya sama sekali belum diizinkan untuk mengonsumsi
nutrisi apapun itu selain ASI. Sedangkan manfaat bagi ibu adalah untuk menghilangkan trauma
selepas melahirkan. Dan selain itu membuat kondisi kesehatan dan mentalnya ibu menjadi stabil,
ASI eksklusif juga bisa meminimalkan timbulnya resiko kanker payudara. Sebab salah satu
pemicu kanker payudara pada ibu adalah kurangnya pemberian ASI Eksklusif untuk bayi mereka
sendiri (Hidayah, 2021).
Pemberian ASI yang tidak eksklusif kerap dikaitan dengan masalah kesehatan yang dapat terjadi
pada anak. Salah satunya dampak daripemberian ASI yang tidak eksklusif juga turut
meningkatkan risiko anak mengalami stunting atau kondisi tinggi badan seorang anak yang jauh
lebih pendek dibandingkan tinggi badan lain seusianya. Pemberian ASI eksklusif pun telah
diwajibkan oleh pemerintah selama enam bulan yang tertera dalam pasal 128 undang-undang
nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Di dalamnya menyebutkan bahwa setiap bayi berhak
mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali indikasi
medis.

Menurut data WHO, hanya sekitar 44% bayi yang usia 0-6 bulan yang deberi asi eksklusif. Di
beberapa Negara Negara di dunia, angka tersebut tidak jauh berbeda capaian ASI eksklusif di
Negara pendapatan menegah ke bawah dan pendapatan menengah ke atas adalah kurang dari
50%, sedangkan capaian ASI eksklusif di Negara pendapatan rendah sekitar 50% (WHO, 2021).

Metode Pelaksanaan

Tempat dan Waktu. Kegiatan penyuluhan kepada ibu-ibu menyusui dan ibu hamil di tiap-tiap
RT dan RW di pulau sapuli desa mattiro baji pada hari, tanggal kamis 27, dan jumat 28 juli 2023
dari pukul 10.00-03.00 WITA di pulau sapuli bertempat di rumah warga, jumat 28 juli 2023 dari
pukul 01:00-04.00 WITA di rumah warga pulau sapuli.
Sasaran. Sasaran dalam kegiatan penyuluhan ini adalah ibu-ibu menyusui dan ibu hamil yang
berdomisili di pulau sapuli.
Metode . Dalam kegiatan penyuluhan ini metode yang digunakan adalah metode door-to-door
yaitu mendatangi satu persatu rumah warga yang akan dilakuukan penyuluhan ASI eksklusif
pada hari kamis dan jumat 27-28 juli.
Indikator Keberhasilan. kegiatan penyuluhan ini dapat dilihat dari jumlah peserta atau warga
yang mengikuti, Kegiatan ini dinilai 50% tercapai apa bila 70% yang mengikuti kegiatan
penyukuhan ASI eksklusif mengalami peningkatan pengetahuan berdasarkan hasil pri-test dan
post-test. Dan kemudian 30% tercapai apabila kegiatan penyuluhan ASI eksklusif ini dihadiri
oleh minimal 20 orang atau peserta dan 20% tercapai apabila terlaksananya kegiatan penyuluhan
ASI eksklusif dipulau sapuli Desa Mattiro Baj, Kec. Liukang Tupabbring Utara,Kab. Pangkep.
Metode Evaluasi. Data hasil kegiatan tersebut akan diolah pada aplikasi Softtwer Statical
Product dab Service Solutions (SPSS) dengan uji normalitas unutuk melihat apakah data
berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono,2014). Selanjutnya jika data terdistribusi normal, maka
akan digunakan uji Paird t-test menguji perbedaan rata-rata antara dua kelompok data yang
berpasangan (Paired). Sementara itu, jika data tidak terdistribusi normal, data diolah
menggunakan uji Wilcoxon untuk melihat perbedaan dari dua data dan kemudian disajikan
dalam bentuk table (S ugiyono 2017).

Pengambilan keputusan:

Hipotesis

a) H0: tidak ada peningkatan yang terjadi antara pre-test dan post-test pengetahuan ibu
mengenai ASI eksklusif bagi bayi dan anak.
b) Ha: adanya peningkatan yang terjadi antara nilai pre-test dan post-test pengetahuan ibu
mengenai ASI eksklusif bagi bayi atau anak.

Kreteria pengambilan keputusan:

a) Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima


b) Jika nilai Sig ≤ 0,05 maka H0 ditolak

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil
Kegiatan Penyuluhan ASI Eksklusif pada ibu menyusui dan ibu hamil ini merupakan
kegiatan yang bersasaran pada ibu-ibu di pulau sapuli yang mempunyai bayi yang berusia
0-6 bulan atau bisa lebih hingga anak dua (2) tahun. Karakteristik responden terdiri dari 17
ibu menyusui dan 3 ibu hamil , yaitu berdasarkan umur, jenis kelamin, dan asal dusun. RT
dan RW , Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

1. Uji normalitas
Shapiro-Wilk
Variabel
Statistic df Sig.
Pre test 0,877 20 0,016
Post test 0,000 20 0,000
Sumber : Data Primer KKN-PK 63, 2023

a. setelah dilakukan uji normalitas data diperoleh nilai


signivikan pre-test 0,016
dan post-test 0,00 (P≤0,005). Sehingga dapat dinyatakan
bahwa data tidak terdistribusi normal.

2. Uji Wilcoxon.
n Min Max Mean ±
Skor pengetahuan P-Value
SD
Pre-test 20 0 100 38,75 ,000
Post-test 20 100 100 100,00
Sumber : Data Primer KKN-PK 63, 2023
Untuk melihat peningkatan pengetahuan peserta dilakukan uji wilcoxon. Berdasarkan
hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p value sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 (p value
<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan skor hasil sebelum dan sesudah
dilakukan penyuluhan terkait Asi Eksklusif pada ibu menyusui.

B. Pembahasan
Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk mencapai tumbuh kembang
optimal dan terlindungi dari penyakit seperti diare dan stunting atau penyakit lainnya.
Beberapa penelitian dan studi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif. Suatu studi disemarang menunjukkan bahwa proprosi pemberian ASI eksklusif lebih
tinggi dan ibu dengan sikap baik.Status pekerjaan ibu juga berpengaruhi terhadap ASI eksklusif.
Pada hasil studi di china menunjukan riwayat persalinan juga berpengaruh terhadap ASI
eksklusif hal tersebut juga berkaitan dengan pelaksaan IMD. Faktor berikutnya adalah jumlah
anak, ibu yang melahirkan anak ketiga atau lebih memiliki kemungkinan memberikan ASI
eksklusif yang lebih tinggi selain itu dukungan suami, dukungan keluarga, dukungan tenaga
kesehatan juga berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif ( Aksamala, Widjanarko 2018, &
Ruan et al., 2019).
Penyuluhan ASI eksklusif dini dilakukan dengan metode door to door yang berlangsung dengan
lancer, peserta menyambut dengan baik dan antusias saat pelaksanaan kegiatan berlangsung.
Kegiatan ini didamping oleh satu ibu kader puskesmas yang ikut berkeliling dan menunjukan
rumah-rumah dari peserta. Sebelum diberikan materi penyuluhan, peserta diminta untuk
menjawab beberapa soal pre-test yang berisi 4 soal pertanyaan. Setelah itu diberikan intervensi
berupa penyuluhan terkait ASI eksklusif bagi bayi. Dan kemudian setelah materi di berikan
peserta diminta untuk menjawab soal post-test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
pengetahuan peserta sebelum dan sesudah diberikan materi tentang ASI eksklusif.

Gambar 1.
Penyuluhan ASI eksklusif secara Door to Door sedang
Mengisi biodata dan mengisi soal pre-test.
Gambar 2.
Foto setelah melakukan penyuluhan ASI eksklusif pada ibu

Gambar ke 3
Kesimpulan

Peserta Kegiatan penyuluhan ASI eksklusif pada ibu menyusui dan ibu hamil dipulau sapuli
dengan usia ibu rata-rata 18-20 tahun dan tingkat pendidikan yang masih kurang hal ini yang
menyebabkan kurangnya pengetahuan mengenaiASI Eksklusif dan juga ada beberapa ibu yang
harus bekerja membantu suaminya . kemudian dari hasil tabel diatas dapat membuktikan bahwa
peserta mengalami peningkatan pengetahuan mengenai ASI Eksklusif melalui pre-test dan post-
test. Dan penyuluhan ini dilakukan dengan cara door to door selama 2 hari selama kegiatan ini
berlangsung ibu-ibu turut berpartisipasi dengan baik.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih disampaikan kepada supervisor kelompok KKN yang telah membimbing
dan mengarahkan kami selama pelaksaan program kerja. Dan ucapan terima disampaikan kepada
teman-teman posko pulau sapuli yang sudah bekerja sama selama program kerja ini
dilaksanakan. Terimakasi pula disampaikan kepada pihak aparat pulau sapuli dan kepala dusun
yang sudah memberikan kami tumpangan selama program kerja dilaksakan. Semoga kita semua
diberikan kesehatan dari Tuhan yang Maha Esa.
Referensi

1. Ardyan, Ratna Nevyda. TT. Hubungan Frekuensi Dan Durasi Pemberian Asi Dengan
Kejadian Bendungan Asi Pada Ibu Nifas.” PENTINGNYA AIR SUSU IBU (ASI)
EKSLUSIF DAN MENU MPASI YANG MEMENUHI KRITERIA GIZI SEIMBANG “
2. Aryotochter, A. A. M., Prameswari, G. N., Azinar, M., Fauzi, L., & Nugroho, E.
(2018).Association between Exclusive Breastfeeding with Health Belief Model in Working
Mothers. Indian Journal of Public Health Research & Development, 9(12)

3. Boateng, M. F. Knowledge , Attitude and Practice of Exclusive Breastfeeding Among


Mothers in Techiman. Ghana: University of Eastern Finland. 2018.h.73.

4. Hidayah, A., Siswanto, Y., & Pertiwi, K. D. (2021). Riwayat Pemberian MP-ASI dan Sosial
Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Balita . Jurnal Penelitia Kesehatan Masyarakat
Indonesia, 2(1), 76-83.

5. Kusumayanti dan Nindya. 2017. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif
di Daerah Perdesaan. Media Gizi Indonesia Vol. 12 No. 2 JuliDesember 2017: hlm. 98-106.

6. Timporok, Anggania G.A. (2018). Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kawangkoan. Jurnal Keperawatan Universitas Sam Ratulangi.
Manado. diakses di https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/19474/19025

7. World Health Organization. 2001.The World Health Organization's infant feeding recommendation
diakses melalui https://www.who.int/nutrition/topics/infantfeeding_recommendation/en/ pada
tanggal 10 Februari 2020.

8. Handayani, D.Y., & Aprilina, H.A. 2017. Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Program
ASI eksklusif di Desa Pamijen, Sokaraja, Banyumas. MEDISAINS, 13(1)

9. Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. 2018. Kabupaten Kediri Berupaya Tingkatkan Capaian
Asi Eksklusif Melalui Peningkatan Peran KP ASI, 28 Agustus 2018.

10. Wiwin, F., Dina, A. R., & Desi, K. (2019). Pemberian ASI Ekslusif dengan Tumbuh Kembang
Bayi Usia 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Wates Pringsewu Lampung. 1(February),
109–114

11. Mega Purnamasar, & Teti Rahmawati. Literature Review


Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Kejadian Stunting
Pada Balita Umur 24-59 Bulan , (2021), 1(10).

12. Latifah, A. M., Purwanti, L. E., & Sukamto, F. I. (2020). Hubungan


Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita 1-5 Tahun.
Health Sciences Journal, 4(1), 142. https://doi.org/10.24269/hsj.v4i1.409

13. Children 6-24 Months-Old). 36(1). https://doi.org/10.22435/pgm.v39i1.5965.9-14


Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 225–229.

14. Risadi, C. A., Mashabi, N. A., & Prastiti Laras Nugraheni. (2019). Pengaruh Pengetahuan
Ibu Mengenai Menejemen Laktasi Terhadap Perilaku Pemberian ASI Eksklusif.
https://doi.org/doi.org/10.21009/JKKP.061.04

15. SJMJ, S. A., Toban, R., & Madi, M. (2020). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan
Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 448–455.
https://akper-sandikarsa.e-journal.id/JIKSH/article/ view/314.

Penulis:

Nurhidayat Jafar, Program Studi Keperawatan, Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan,
Universitas Hasanuddin, Makassar. Email: yayat_vieri@yahoo.com

Yery Mustari, Program Studi Fisioterapi, Jurusan Fisioterapi, Fakultas Keperawatan, Univeristas
Hasanuddin, Makassar. Email: yerymustari@unhas.ac.id

Dr. Yuliana Syam, Program Studi Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Keperawatan,

Universitas Hasanuddin, Makassar. Email: Yulianasyam@unhas.ac.id

Indra Gaffar, Program Studi Keperawatan,Jurusan Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas


Hasanuddin Makassar. Email:

Anda mungkin juga menyukai