Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN

PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 6-12 BULAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARUGA KOTA BIMA

SKRIPSI

Disusun oleh:

Baiq oktavia ilhana rengganis

022.01.3876

PROGRAM STUDI S1 KEPRAWATAN SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN


(STIKES)MATARAM

MATARAM 2022/2023
ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN


PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN PADA ANAK USIA 6-12 BULAN DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARUGA KOTA BIMA

Makanan pendamping asi adalah makanan atau minuman yang mengadung gizi diberikan
pada bayi atau anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Tujuan penelitian ini untuk
mngetahui sejauh mana pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping asi dengan
kejadian diare pada anak usia 6-12 bulan.

Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan metode cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah semuaibu yang mempunyai anak usia 6-12 bulan di wilayah kerja
puskesmas paruga kota bima. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 41 orang
responden dan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total
sampling. Data yang terkumpul di analisa dengan menggunakan uji korelasi spearmank rank.

Dari hasil penelitian di dapatkan pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI dengan
kategori baik sebanyak (12,2%), MP-ASI dengan kategori cukup sebanyak (36,6%), dan
MP-ASI kategori kurang sebanyak (51,2%), untuk diare di dapatkan yang kategori diare
sebanyak (53,7%), dan diare dengan kategori tidak diare sebanyak (46,3%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpilkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu
tentang pemberian makanan pendamping asi dengan kejadian diare pada anak usia 6-12 bulan
(p volue 0,045) diharapkan ibu agar dapat selalu memberikan makanan yang bersih dan sehat
serta mengetahui kapan waktu yang tepat untuk pemberian makanan pendamping asi pada
anak

Kata kunci: Pendamping ibu, kejadian diare, anak.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesehatan merupakan fenomena yang kompleks seperti di definisikan oleh organisasi


kesehatan dunia (WHO) bahwa kesehatan adalah” suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan
sosial yang komplit dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit” (wong, 2008). Dalam
kapeningkatan kesehatan anak, peranan ibu sangatlah penting, karena ibu adalah seorang
yang telah mengandung, melahirkan dan merawat anak-anaknya sejaklahir hingga dewasa.
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang rubahan perkembangan yang
dimulai dari bayi hingga remaja (depkes RI, 2011).

Memasuki era globalisasi diperlukan anak indonesia sebagai generasi penerus bangsa
yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi
merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
manusia. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh kecukupan zat gizi yang diperoleh
dari makanan yang di konsumsi sejak bayi. Pada masa bayi pertumbuhan dan perkembangan
berlangsug sangat cepat dan perkembangan otak telah mencapai 70% (roesli, 2005).

Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia.Kekurangan gizi pada ibu
hamil dapat menyebabkan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan dapat pula menyebabkan
penurunan tinggkan kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan
gangguan pertumbuhan dan perkembangan, bila tidak di atasi secara dini dapat berlanjut
hingga dewasa (Depkes RI,2006).

Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yg pesat, sehingga
serig di istilakan sebagai periode emas sekaligus periode kritis.Periode emas dapat di
wujudkan apabila pada masa ini, bayi dan anak memperoleh asupan gizi yg sesuai untuk
tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh
makanan sesuai kebutyhan gizinya,maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis
yang mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa
selanjutnya (Depkes RI, 2006).

Pencapain tumbuh kembang optimal pada bayi, dalam global strategy for infant and you
child feeding,WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus diperhatikan
yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi
lahir,memberian air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir
sampai bayi berusia 6 buan, memberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak
bayi berusia 6-24 bulan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau
lebih.disamping itu juga MP-ASI harus mudah dicerna,harus disesuaian dengan umur dan
kebutuhan bayi dan MP-ASI harus mengandung kalori dan mikronutrin yang cukup (Depkes
RI,2006).
Seiring dengan penelitian yang terus berkembang WHO (organisasi Kesehatan Dunia)
dan IDAI mengeluarkan kode etik yang mengatur agar bayi wajib diberi ASI eksklusif (ASI
saja tanpa tambahan apapun, bahkan air putih) sampai umur minimum 6 bulan. Setelah umur
6 bulan, bayi mulai mendapatkan makanan pendamping ASI (MP-ASI) berupa bubur susu,
nasi tim, buah dan sebagainya. WHO juga menyarankan agar pemberian ASI dilanjutkan
hingga bayi berumur 2 tahun, Dengan dilengkapi makanan tambahan (Depkes RI, 2010).

Pemerintah indonesia juga mengeluarkan keputusan baru Menkes sebagai penerapan


kode etik WHO.keputusan tersebut mencantumkan soal pemberin ASI eksklusif (permenkes
nomor 450/Menkes/SK/IV/2004). Pemerintah mengatur pula makanan pendamping ASI
(MP-ASI) dalam peraturan nomor 237/1997). Perlu ditegaskan bahwa MP-ASI bukanlah
makanan pengganti ASI (prabantini, 2010).

Salah satu faktor rendahanya pemberian ASI eksklusif adalah pemberian makanan
pendamping ASI (MP-ASI ).Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian MP-ASI
adalah pengatuhan ibu (Martini, 2009). Sosial budaya (kirana et.al, 2006), promosi susu
formula (Widiyati et.al, 2009),sikap ibu-ibu yang bekerja di luar rumah, dukungan keluarga,
dan keterpaparan media (Wahyu, 2007).

Masalah gizi lebih banyak terjadi pada kelompok masyarakat pedesaan yang
mengkonsumsi bahan pangan yang kurang, baik jumlah maupun mutunya. Sebagian besar
dari masalah tersebut disebabkan oeh faktor ekonomi. Namun demikian, tidak dipungkiri
bahwa faktor sosial,budaya dan faktor ketidak tahuan juga mempengaruhi secara nyata
gambaran menyeluruh mengenai masalah gizi di daerah masyarakat miskin. Disamping
karena faktor kemiskinan juga sangat dipengaruhi oleh kekerabatan sosial,dan kultur
kebiasaan masyarakat. Kebiasaan pemberian makanan yang telah terjadi karena ketidak
tahuan,tahayul dan adanya kepercayaan yang salah (wiryo, 2005).

Hasil survey cepat tentang knowledge Attitude practice And Coverage (KAPC) pada ibu
yang memiliki bayi usia dibawah 2 tahun du kabupaten lombok timur yang dilakukan oleh
WHFW-AUSAID project dan dinas kesehatan provinsi NTB tahun 2006 bahwa sebagian bayi
dibawah usia 4 bulan sudah diberikan makanan pendamping ASI yaitu sebesar 52%.
Sedangkan untuk cakupan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif di NTB sebesar
60,06% dan khususnya di kabupaten BIMA sebesar 75,2% pada tahun 2007, kemudian pada
tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 40% tapi belum mencapai target 90% (profil
kesehatan NTB, 2009).

Dalam pemberian makanan bayi perlu diperhatian ketepatan waktu


pemberian,frekuensi,jenis,jumlah bahan makanan, dan cara pembuatannya.kebiasaan
pemberian makanan terlalu dini dapat menimbulkan gangguan pada pencernaan seperti
diare,munah,sulit buang air besar,berat badan menurun,dan bisa mengakibatkan kematian
(cott,2003).

Dampak dari pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini bisa menyebabkan
terjadinya diare. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diare adalah faktor
lingkungan yang buruk,tingkat pengetahuan ibu yang kurang, pemberian makanan sebelum
waktunya dan imunisasi yang tidak lengkap (cott,2003).

Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja

encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.Neonates frekuensi buang air besarnya
lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak frekuensinya
lebih dari 3 kali. Maka diperlukan penanganan dan penatalaksanaan yang intensif dan segera.
Dan pemberian makanan (dietik) karena diare dapat menyebabkan kegagalan dalam
pertumbuhan bahkan kehilangan berat badan yang di sebabkan oleh kehilangan cairan
(dehidrasi) (suroto, 2009).

Tingkat kejadian diare dalam setiap tahun sekali meningkat, hal ini dapat dilihat dalam
catatan dinas kesehatan provinsi NTB tahun 2014,angka diare 2,6%/bulan
(111,603/bulan).sedangkan data diare didinas kesehatan kota bima tiap tahun mengalami
peningkatan.
Data menunjukkan pada 3 tahun terakhir dengan umur 0-1 tahun jumah penderita 6305
orang.pada tahun 2012 penderita berjumlah 1583 orang, tahun 2013 berjumlah 2311 orang
dan tahun 2014 berjumlah 2411 orang (Dikes RI, 2011).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahun, dan terjadi setelah seseorang melakukan
pengindraan yaitu indra penglihatan,pendengaran ,penciuman,rasa dan raba,sebagian besar
pengetahuan manusia dipeoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2007).

Pengetahuan itu sendiri banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,antara lain adalah
pendidikan formal.jadi pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,dimana
diharapkan dengan pendidikan yang inggi, maka orang tersebut semakin luas pengetahuan
nya. Akan tetapi perlu ditekankan,bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah,mutlak
berpengetahun rendah pula,hal ini meningkat bahwa peningkatan pengetahun tidak mutlak
didapat dari pendidikan formal saja.pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung
dua aspek yaitu aspek positif dan negative.kedua aspek inilah pada akhirnya akan
menentukan sikap seseorang pada suatu obyek tertentu.semakin banyak aspek positif dan
obyek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.

Berdasarkan pengamatan mais (1983) seperti yang dikutip surya sumantri(1988),


bahwa emosi juga sangat berpengaruh terhadap pendidikan, dimana makin kuat emosi
seseorang, maka makin berkurang kemampuan rasionalnya dalam mengelola suatu informasi.

2. tingkat pengetahuan

Menurut notoat modjo (2008), ada beberapa tingkatan pengetahuan yaitu:

a.tahu (know)

Tahu adalah kemampuan untuk mingingat suatu materi yang teah diajari sebelumnya.
Termasuk dalam tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah diterima.

b.memahami (compresesion)

Memahami yaitu kemampuan untuk menjeaskan secara benar tentag obyek yang
diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c.aplikasi (aplication)

Aplikasi yaitu kemampuan yang menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi dapat artikan kemampuan menggunakan hukum,
rumus,metode dan prinsip.
d.analisis (analysis)

Sintesis yaitu kemampuan menghubngkan bagian-bagian didalam suatu bentuk


keseluruhan, yang benar serta kempuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada

f.evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau menilaian terhadap suatu
materi tau obyek berdasarkan pada kriteria yang ada.

3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. pendidikan

Menurut notoat modjo 2003, pengetahuan sngat erat hubungan dengan pendidikan,
dimana diharapkan dengan pendididkan yang tinggi, maka orang tersebut semakin luas
pengetahuan. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berati seseorang yang berpendidikan
rendah mutlak berpengahuan rendah pula, hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan
tidak mutlak didapat dari pendidikan formal saja

b. pengalaman

Pengalaman dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan


keterampilan yang profesional serta dapat mengembangkan kemampuan untuk mengambil
keputusan yang merupakan motivasi dari keterpaduan menalar seara ilmiah.

c.media

Merupakan suatu alat yang secara khusus didesain untuk mancapai masyarakat yang
sangat luas. Jadi contoh dari media masa ini adalah televesi, radio, koran, dan majlah.

d. keterpaparan informasi

Informasi adalah suatu yang dapat diketahui. Namun ada pula yang menengkankan
informasi sebagai tranper pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang
lain sebgai mana diartikan oleh RUU teknologi

Informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan,


menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, mengalisa, dan menyebarkan
informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencangkup data, teks, image,
suara, kode, program komputer.

e.umur

Gunarso (2011)mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses


perkembangan mentalnya bertambah baik,akan tetapi pada umur-umur tertentu,bertambahnya
proses perkembangan mental ini tidak dapat secepat seperti ketika berusia belasan tahun.

B.KONSEP ANAK
1. konsep Dasar Anak

a. Pengertian

Berdasarkan pernyataan WHO (World Health Organization) anak adalah individu yang berusia 0-21
tahun.anak merupakan individu yang berusia antara 0-18 tahun,dipandang sebagai individu yang unik,yang
mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang.Anak bukanlah miniature orang dewasa,melainkan individu
yang sedang dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik (supartini, 2004).
BAB III

METODE PENELITIAN

Metodelogi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu dengan menggunakan metode ilmiah (sugiyono,20011).ada
beberapa hal penting yang harus dicantumkan, yaitu,subjek penelitian, objek
penelitian,populasi,sampel,teknik samplong, desain penelitian,identifikasi variabel,dan
definisi opeasional serta analisa data.

A. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sesuatu yang didalam dirinya melekat atau terkandung
objek penelitian (sugiyono, 2011). Yang akan menjadi subyek penelitian pada penelitian
adalah ibu yang mempunyai anak sia 6-12 bulan diwilayah kerja puskesmas paruga kota
bima.

B.Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2011). Berdasarkan data yang didapatkan
oleh peneliti, populasi penelitian adalah yaitu semua ibu yang mempunyai anak usia 6-12
bulan di wilayah kerja puskesmas paruga kota bima sebanyak 41 orang.

2.Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah ibu yang yang
mempunyai anak usia 6-12 bulan diwilayah kerja puskesmas paruga kota bima sebanyak 41
orang. Data di dapatkan pada bulan januari sampai maret 2015 ).

Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan total sampling yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,kurang dari 50 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (sugiyono, 2010).

C.Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu rancangan yang bisa dipergunakan oleh peneliti
sebagai petunjul dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian untuk mencapai tujuan
atau menjawab pertanyaan penelitian (Nursalam, 2008). Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskripsi dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu
jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran/observasi dari variabel independen
dan variabel dependen pada suatu waktu (Nursalam, 2011).
D.Pengumpulan data

1. Teknik Pengumpuan Data

A . proses penelitian dilapangan dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian dari pihak
akademik STIKES MATARAM

B .penelitian mempersiapkan surat permohonan izin kepada kepala puskesmas paruga kota
bima.

Penelitian harus mendapat persetujuan dari responden tentang kesediaannya untuk


menjadi responden dan memberitahukan bahwa penelitian ini tidak memberikan dampak
buruk pada responden.

C . peneliti melakukan penelitian dilokasi puskesmas oaruga kota bima

D . setelah memahai tujuan penelitian,reponden diminta mendatangani surat pernyataan


kesediaan menjadi responden penelitian (informed consent).

E . wawancara dilakukan oleh ibu yang bersedia menjadi responden.

F . setelah data terkumpul selanjutnya peneliti melakukan tabulasi data.


BAB IV

HASIL PENELITI DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Pada penelitian ini akan dideskripsikan hasil penelitian yang dilakukan di puskesmas
paruga kota bima yang dilaksanakan pada tanggal 215 september sampai tanggal 2 oktober
2015 dan pembahasan sesuai dengan tujuan peneliti.

Berdasarkan tujuan penelitian, pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian: 1.
Gambaran umum lokasi penelitian, 2 .Karakteristik responden yang meliouti umur ibu, jenis
kelamin ,usia anak 3 . identifikasi pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI, 4.
Identifikasi kejadian diare pada anak, dan selanjutnya akan dilakukan uji statistik
pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI dengan kejadian diare pada anak. Analisa data
dilakukan dengan menggunakan uji statistik dengan menggunakan formulasi spearman rank
dengan tingkat kepercayaan 5%.

B.Pembahasan

1 . pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI

Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja puskesmas paruga kota bima


didapatkan pada pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI,masih
menunjukkan pengetahuan yang kurang.hal ini terlihat dari banyaknya responden yang tidak
bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan benar,yaitu 21 orang (51,2%).
Kemudian hal tersebut dikarenakan sebagian responden berprndidikan SD yaitu sebanyak 15
orang (56,1%).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu,dan terjadi setelah seseorang melakukan


pengindraan yaitu indra penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa dan raba,sbagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Penhetahuan rendah karena faktor eksternal,dimna faktor eksternal adalah pendidikan


yang rendah akan mengakibatkan seseorang memiliki pengetahuan yang rendah. Endidikan
merupakan salah satu institusi yang dimana seorang didik dilatih dan dibekali berbagai ilmu
yang relavan dengan kehidupan manusia itu sendiri Rony Sujarwo (2012).
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan khusus dan uraian pembahasan yang telah dibuat,maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu:

1 . pengetahuan ibu tentan pemberian makanan pendamping ASI diwilayah kerja puskesmas
paruga kota bima,sebagian besar dengan kategori kurang.

2 . kejadian diare pada anak usia 6-12 diwilayah kerja puskemas paruga kota bima,sebagian
besar masih mengalami diare yakni sebanyak 22 responden (53,7).

3 . Adanya hubungan penhetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI dengan
kejadian diare pada anak usia 6-12 bulan diwilayah kerja puskesmas paruga lota bima,
dengan p value 0, 045 <nilai a (alfa) 0,05 dan confisient correlation 0, 382 dengan kategori
kekuatan hubungan adalah lemah.

B. Saran

1 . Bagi responden

Bagi responden diharapkan agar selalu memberikan makanan yang bersih dan sehat
serta mengetahui kapan waktu yang tepat untuk pemberian makanan pendamping ASI ada
anak, agar tidak mudah terkena penyakit seperti diare,muntaber,dan lain-lain.

2 . Bagi STIKES MATARAM

Kepada STIKES MATARAM diharapkan untuk lebih banyak menyediakan refrensi


pengetahuan ibu serta refrensi kejadian diare pada mahasiswa untuk menambah wawasan
pesrta didik tentang pengetahuan ibu serta keterkaitan dengan kejadian diare pada anak.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul.( 2006 ). Metodologi penelitian kesehatan .Jakarta : EGC

Anonym.(2010). Bahan makanan pendamping ASI. Jakarta : EGC

Arikunto.(2011). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : EGC

Cott.(2010). Pemberian MP-ASI yang tepat .Jakarta : EGC

Cox. (2011). Manifestasi dari alergi makanan. Jakarta : EGC

Depkes RI . (2011). Organisasi kesehatan Indonesia . Jakarta : EGC

Depkes RI .( 2010 ). Kesehatan anak. Jakarta :EGC

Depkes RI . (2006). Kesehatan anak . Jakarta : EGC

Dewi . (2011). Definisi diare. Jakarta : EGC

Diah . ( 2011 ). Manfaat MP-ASI . Jakarta : EGC

Dian rakyat . (2012). Pemberian MP-ASI . Jakarta : Airlangga

Erlan . (2011). Pertolongan diare pada anak . Jakarta : EGC

Fatrizal .(2012). Pengetahuan ibu tentang manfaat ASI : EGC

Gunarso .(2011). Proses perkembangan anak . Jakarta : EGC

Genser .( 2006 ). Makanan pendamping ASI . Jakarta : EGC

Hurlock .( 2002. Pertumbuhan pada anak . Jakarta : EGC

Juffrie .(2011). Definisi konsep diare. Jakarta : EGC

Kusmayadi .(2011). Bahan makanan pendamping ASI. Jakarta : EGC

Martini .( 2009). Faktor pemberian MP- ASI . Jakarta : EGC

Maes .(1983). Definisi pengetahuan. Yogyakarta : EGC

Mujibburrahman .( 2009 ). Pengetahuan ibu tentang penyakit diare : EGC

Notoadmodjo . (2003) pengetahuan ibu . Yogyakarta : rineka cipta

Nursalam .( 2011 ). Metodologi pengetahuan kesehatan . Jakarta : EGC

Nursalam . ( 2008 ). Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta : EGC

Notoatmodjo . ( 2007 ). Pengetahuan ibu . Yogyakarta : Rineka cipta

Ngastiyah . (2011). Diare osmotik. Jakarta : EGC


Poppy .(2011). Hambatan perkembangan pada anak . Jakarta : EGC

Rosli . ( 2011 ). Jenis makanan pendamping ASI . Yogyakarta : Graha ilmu

Roni Sujarwo. (2012). Pengetahuan. Yogyakarta :Rineka cipta

Suharjo . (2011). Akibat pemberian MP- ASI Dini . Yogyakarta : Graha ilmu

Suroto .(2011). Penatalaksanaan diare . Jakarta : EGC

Suharyono .( 2011 ). Penyebab diare pada anak . Jakarta : EGC

Sugyono .( 2010 ). Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta EGC

Sugyono .( 2011 ). Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta : EGC

Soerdarto .( 2020 ). Penatalaksanaan diare . Yogyakarta : EGC

Suryani .( 2008 ). Klasifikasi anak. Yogyakarta . EGC

Anda mungkin juga menyukai