PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 6-12 BULAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARUGA KOTA BIMA
SKRIPSI
Disusun oleh:
022.01.3876
MATARAM 2022/2023
ABSTRAK
Makanan pendamping asi adalah makanan atau minuman yang mengadung gizi diberikan
pada bayi atau anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Tujuan penelitian ini untuk
mngetahui sejauh mana pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping asi dengan
kejadian diare pada anak usia 6-12 bulan.
Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan metode cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah semuaibu yang mempunyai anak usia 6-12 bulan di wilayah kerja
puskesmas paruga kota bima. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 41 orang
responden dan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total
sampling. Data yang terkumpul di analisa dengan menggunakan uji korelasi spearmank rank.
Dari hasil penelitian di dapatkan pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI dengan
kategori baik sebanyak (12,2%), MP-ASI dengan kategori cukup sebanyak (36,6%), dan
MP-ASI kategori kurang sebanyak (51,2%), untuk diare di dapatkan yang kategori diare
sebanyak (53,7%), dan diare dengan kategori tidak diare sebanyak (46,3%).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpilkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu
tentang pemberian makanan pendamping asi dengan kejadian diare pada anak usia 6-12 bulan
(p volue 0,045) diharapkan ibu agar dapat selalu memberikan makanan yang bersih dan sehat
serta mengetahui kapan waktu yang tepat untuk pemberian makanan pendamping asi pada
anak
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Memasuki era globalisasi diperlukan anak indonesia sebagai generasi penerus bangsa
yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi
merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
manusia. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh kecukupan zat gizi yang diperoleh
dari makanan yang di konsumsi sejak bayi. Pada masa bayi pertumbuhan dan perkembangan
berlangsug sangat cepat dan perkembangan otak telah mencapai 70% (roesli, 2005).
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia.Kekurangan gizi pada ibu
hamil dapat menyebabkan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan dapat pula menyebabkan
penurunan tinggkan kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan
gangguan pertumbuhan dan perkembangan, bila tidak di atasi secara dini dapat berlanjut
hingga dewasa (Depkes RI,2006).
Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yg pesat, sehingga
serig di istilakan sebagai periode emas sekaligus periode kritis.Periode emas dapat di
wujudkan apabila pada masa ini, bayi dan anak memperoleh asupan gizi yg sesuai untuk
tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh
makanan sesuai kebutyhan gizinya,maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis
yang mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa
selanjutnya (Depkes RI, 2006).
Pencapain tumbuh kembang optimal pada bayi, dalam global strategy for infant and you
child feeding,WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus diperhatikan
yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi
lahir,memberian air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir
sampai bayi berusia 6 buan, memberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak
bayi berusia 6-24 bulan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau
lebih.disamping itu juga MP-ASI harus mudah dicerna,harus disesuaian dengan umur dan
kebutuhan bayi dan MP-ASI harus mengandung kalori dan mikronutrin yang cukup (Depkes
RI,2006).
Seiring dengan penelitian yang terus berkembang WHO (organisasi Kesehatan Dunia)
dan IDAI mengeluarkan kode etik yang mengatur agar bayi wajib diberi ASI eksklusif (ASI
saja tanpa tambahan apapun, bahkan air putih) sampai umur minimum 6 bulan. Setelah umur
6 bulan, bayi mulai mendapatkan makanan pendamping ASI (MP-ASI) berupa bubur susu,
nasi tim, buah dan sebagainya. WHO juga menyarankan agar pemberian ASI dilanjutkan
hingga bayi berumur 2 tahun, Dengan dilengkapi makanan tambahan (Depkes RI, 2010).
Salah satu faktor rendahanya pemberian ASI eksklusif adalah pemberian makanan
pendamping ASI (MP-ASI ).Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian MP-ASI
adalah pengatuhan ibu (Martini, 2009). Sosial budaya (kirana et.al, 2006), promosi susu
formula (Widiyati et.al, 2009),sikap ibu-ibu yang bekerja di luar rumah, dukungan keluarga,
dan keterpaparan media (Wahyu, 2007).
Masalah gizi lebih banyak terjadi pada kelompok masyarakat pedesaan yang
mengkonsumsi bahan pangan yang kurang, baik jumlah maupun mutunya. Sebagian besar
dari masalah tersebut disebabkan oeh faktor ekonomi. Namun demikian, tidak dipungkiri
bahwa faktor sosial,budaya dan faktor ketidak tahuan juga mempengaruhi secara nyata
gambaran menyeluruh mengenai masalah gizi di daerah masyarakat miskin. Disamping
karena faktor kemiskinan juga sangat dipengaruhi oleh kekerabatan sosial,dan kultur
kebiasaan masyarakat. Kebiasaan pemberian makanan yang telah terjadi karena ketidak
tahuan,tahayul dan adanya kepercayaan yang salah (wiryo, 2005).
Hasil survey cepat tentang knowledge Attitude practice And Coverage (KAPC) pada ibu
yang memiliki bayi usia dibawah 2 tahun du kabupaten lombok timur yang dilakukan oleh
WHFW-AUSAID project dan dinas kesehatan provinsi NTB tahun 2006 bahwa sebagian bayi
dibawah usia 4 bulan sudah diberikan makanan pendamping ASI yaitu sebesar 52%.
Sedangkan untuk cakupan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif di NTB sebesar
60,06% dan khususnya di kabupaten BIMA sebesar 75,2% pada tahun 2007, kemudian pada
tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 40% tapi belum mencapai target 90% (profil
kesehatan NTB, 2009).
Dampak dari pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini bisa menyebabkan
terjadinya diare. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diare adalah faktor
lingkungan yang buruk,tingkat pengetahuan ibu yang kurang, pemberian makanan sebelum
waktunya dan imunisasi yang tidak lengkap (cott,2003).
Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja
encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.Neonates frekuensi buang air besarnya
lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak frekuensinya
lebih dari 3 kali. Maka diperlukan penanganan dan penatalaksanaan yang intensif dan segera.
Dan pemberian makanan (dietik) karena diare dapat menyebabkan kegagalan dalam
pertumbuhan bahkan kehilangan berat badan yang di sebabkan oleh kehilangan cairan
(dehidrasi) (suroto, 2009).
Tingkat kejadian diare dalam setiap tahun sekali meningkat, hal ini dapat dilihat dalam
catatan dinas kesehatan provinsi NTB tahun 2014,angka diare 2,6%/bulan
(111,603/bulan).sedangkan data diare didinas kesehatan kota bima tiap tahun mengalami
peningkatan.
Data menunjukkan pada 3 tahun terakhir dengan umur 0-1 tahun jumah penderita 6305
orang.pada tahun 2012 penderita berjumlah 1583 orang, tahun 2013 berjumlah 2311 orang
dan tahun 2014 berjumlah 2411 orang (Dikes RI, 2011).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
1. pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahun, dan terjadi setelah seseorang melakukan
pengindraan yaitu indra penglihatan,pendengaran ,penciuman,rasa dan raba,sebagian besar
pengetahuan manusia dipeoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2007).
Pengetahuan itu sendiri banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,antara lain adalah
pendidikan formal.jadi pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,dimana
diharapkan dengan pendidikan yang inggi, maka orang tersebut semakin luas pengetahuan
nya. Akan tetapi perlu ditekankan,bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah,mutlak
berpengetahun rendah pula,hal ini meningkat bahwa peningkatan pengetahun tidak mutlak
didapat dari pendidikan formal saja.pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung
dua aspek yaitu aspek positif dan negative.kedua aspek inilah pada akhirnya akan
menentukan sikap seseorang pada suatu obyek tertentu.semakin banyak aspek positif dan
obyek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.
2. tingkat pengetahuan
a.tahu (know)
Tahu adalah kemampuan untuk mingingat suatu materi yang teah diajari sebelumnya.
Termasuk dalam tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah diterima.
b.memahami (compresesion)
Memahami yaitu kemampuan untuk menjeaskan secara benar tentag obyek yang
diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c.aplikasi (aplication)
Aplikasi yaitu kemampuan yang menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi dapat artikan kemampuan menggunakan hukum,
rumus,metode dan prinsip.
d.analisis (analysis)
f.evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau menilaian terhadap suatu
materi tau obyek berdasarkan pada kriteria yang ada.
a. pendidikan
Menurut notoat modjo 2003, pengetahuan sngat erat hubungan dengan pendidikan,
dimana diharapkan dengan pendididkan yang tinggi, maka orang tersebut semakin luas
pengetahuan. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berati seseorang yang berpendidikan
rendah mutlak berpengahuan rendah pula, hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan
tidak mutlak didapat dari pendidikan formal saja
b. pengalaman
c.media
Merupakan suatu alat yang secara khusus didesain untuk mancapai masyarakat yang
sangat luas. Jadi contoh dari media masa ini adalah televesi, radio, koran, dan majlah.
d. keterpaparan informasi
Informasi adalah suatu yang dapat diketahui. Namun ada pula yang menengkankan
informasi sebagai tranper pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang
lain sebgai mana diartikan oleh RUU teknologi
e.umur
B.KONSEP ANAK
1. konsep Dasar Anak
a. Pengertian
Berdasarkan pernyataan WHO (World Health Organization) anak adalah individu yang berusia 0-21
tahun.anak merupakan individu yang berusia antara 0-18 tahun,dipandang sebagai individu yang unik,yang
mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang.Anak bukanlah miniature orang dewasa,melainkan individu
yang sedang dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik (supartini, 2004).
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodelogi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu dengan menggunakan metode ilmiah (sugiyono,20011).ada
beberapa hal penting yang harus dicantumkan, yaitu,subjek penelitian, objek
penelitian,populasi,sampel,teknik samplong, desain penelitian,identifikasi variabel,dan
definisi opeasional serta analisa data.
A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sesuatu yang didalam dirinya melekat atau terkandung
objek penelitian (sugiyono, 2011). Yang akan menjadi subyek penelitian pada penelitian
adalah ibu yang mempunyai anak sia 6-12 bulan diwilayah kerja puskesmas paruga kota
bima.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2011). Berdasarkan data yang didapatkan
oleh peneliti, populasi penelitian adalah yaitu semua ibu yang mempunyai anak usia 6-12
bulan di wilayah kerja puskesmas paruga kota bima sebanyak 41 orang.
2.Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah ibu yang yang
mempunyai anak usia 6-12 bulan diwilayah kerja puskesmas paruga kota bima sebanyak 41
orang. Data di dapatkan pada bulan januari sampai maret 2015 ).
Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan total sampling yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,kurang dari 50 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (sugiyono, 2010).
C.Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu rancangan yang bisa dipergunakan oleh peneliti
sebagai petunjul dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian untuk mencapai tujuan
atau menjawab pertanyaan penelitian (Nursalam, 2008). Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskripsi dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu
jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran/observasi dari variabel independen
dan variabel dependen pada suatu waktu (Nursalam, 2011).
D.Pengumpulan data
A . proses penelitian dilapangan dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian dari pihak
akademik STIKES MATARAM
B .penelitian mempersiapkan surat permohonan izin kepada kepala puskesmas paruga kota
bima.
A. Hasil penelitian
Pada penelitian ini akan dideskripsikan hasil penelitian yang dilakukan di puskesmas
paruga kota bima yang dilaksanakan pada tanggal 215 september sampai tanggal 2 oktober
2015 dan pembahasan sesuai dengan tujuan peneliti.
Berdasarkan tujuan penelitian, pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian: 1.
Gambaran umum lokasi penelitian, 2 .Karakteristik responden yang meliouti umur ibu, jenis
kelamin ,usia anak 3 . identifikasi pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI, 4.
Identifikasi kejadian diare pada anak, dan selanjutnya akan dilakukan uji statistik
pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI dengan kejadian diare pada anak. Analisa data
dilakukan dengan menggunakan uji statistik dengan menggunakan formulasi spearman rank
dengan tingkat kepercayaan 5%.
B.Pembahasan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan khusus dan uraian pembahasan yang telah dibuat,maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu:
1 . pengetahuan ibu tentan pemberian makanan pendamping ASI diwilayah kerja puskesmas
paruga kota bima,sebagian besar dengan kategori kurang.
2 . kejadian diare pada anak usia 6-12 diwilayah kerja puskemas paruga kota bima,sebagian
besar masih mengalami diare yakni sebanyak 22 responden (53,7).
3 . Adanya hubungan penhetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI dengan
kejadian diare pada anak usia 6-12 bulan diwilayah kerja puskesmas paruga lota bima,
dengan p value 0, 045 <nilai a (alfa) 0,05 dan confisient correlation 0, 382 dengan kategori
kekuatan hubungan adalah lemah.
B. Saran
1 . Bagi responden
Bagi responden diharapkan agar selalu memberikan makanan yang bersih dan sehat
serta mengetahui kapan waktu yang tepat untuk pemberian makanan pendamping ASI ada
anak, agar tidak mudah terkena penyakit seperti diare,muntaber,dan lain-lain.
Suharjo . (2011). Akibat pemberian MP- ASI Dini . Yogyakarta : Graha ilmu