BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jumlah ASI (Air Susu Ibu) yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sangat ideal untuk bayi yang
1
2
2013).
Children’s Fund (UNICEF) hanya 39% bayi dibawah usia 6 bulan yang
juga tidak mengalami kenaikan pada tahun 2015, yaitu hanya 40%
secara drastis dari 11,7% pada tahun 2000 menjadi 74% di tahun
2010. Negara lain yaitu Tunisia memberikan kabar buruk dalam kurun
antara lain Somalia, Chad, dan Afrika Selatan. Dan cakupan ASI
2017).
memiliki bayi baru lahir untuk yang memberikan ASI eksklusif sebesar
44,4% (95) Ibu (Data Puskesmas Anreapi, 2016). Namun, pada tahun
55,60% (119) ibu (Data Puskesmas Anreapi, 2016) dan di tahun 2017
sebesar 65,9% (141) ibu (Data Puskesmas Anreapi, 2017). Dari data
sendiri masih rendah khususnya 2 (dua) tahun terakhir ini dan yang
sebesar 34,11%.
salah satu faktor ibu tidak melakukan IMD pada bayinya karena belum
dan tidak memberikan ASI secara eksklusif karena ibu merasa ASI
tambahan susu formula, terutama berat badan (BB) bayi ketika lahir
dan lebih memilih susu formula tersebut, maka sistem imun bayi
6
pada anaknya ketika sudah berumur 1 tahun dan akibat yang biasa
Puskesmas Anreapi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
adalah dalam hal subjek penelitian, tempat, waktu penelitian dan metode
dan tahun penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengkaji faktor-
Mandar tahun 2018, dengan subjek penelitian ibu yang mempunyai bayi.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
Predisposing
-Pekerjaan
-Pengetahuan
- Pendidikan
-Sosial Budaya
Pemberian ASI
Enabling
Eksklusif
Reinforcing
jumlah ASI (Air Susu Ibu) yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna
berusia 6 bulan kecuali syirop yang berisi vitamin dan mineral (WHO,
2009).
13
C. Jenis-jenis ASI
Makanan utama bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) karena
sendok teh ASI berisi 3.000.000 sel pembunuh kuman. Jadi, jika bayi
Air susu ibu (ASI) menurut stadium laktasi dibagi tiga, yaitu :
1. Kolostrum
1) Apabila ibu terinfeksi maka sel darah putih dalam tubuh ibu
antibody.
melindungi bayi.
A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi dari pada
ASI matur.
pertama kelahiran.
laktosa.
15
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru
matur tidak.
2. ASI Transisi/Peralihan
sampai sebelum ASI matang, yaitu sejal hari ke-4 sampai hari
ke-10.
3. ASI Mature
dipanaskan.
e. Air sus yang mengalir pertama kali atau saat lima menit
D. Komposisi ASI
1. Air
2. Protein
anak.
ciri khas “Protein dalam ASI” secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut :
diabsorpsi.
diberikan PASI.
3. Laktosa (Karbohidrat)
Selain itu, laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa
gr/100 ml.
4. Lemak
yaitu : asam linoleat dan asam alda linolenat yang akan diolah oleh
optimal.
beriukut :
meningkat jumlahnya.
2) Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi
dan hal ini terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima
kemudian.
3) Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua dan
8) Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapa dibuat
jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Dimana zat besi yang
penyakit kurang darah atau anemia dan Ferum (Fe) rendah tapi
sebagian besar tidak dapat diserap hal ini akan memperberat kerja
6. Vitamin
penglihatan bayi.
2) Vitamin D
2015).
merupakan langkah yang tepat. Banyak hal yang positif yang dapat
bulan.
memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil
berkurang 20-25%.
untuk menyusui.
(Roesli, 2005).
F. Manajemen Laktasi
1. Pengertian
2. Fisiologi Laktasi
lancar (Amosu dkk, 2011). Pada ibu ada 2 macam refleks yang
(Perinasia, 2009).
depan.
lurus.
kemulut bayi.
(Kristiyanasari, 2009).
30
menampung ASI.
tangan.
bawahnya.
d. Peras ASI dengan menekan payudara sambil ibu jari dan jari
5. Menyimpan ASI
G. Faktor-Faktor Perilaku
yaitu :
lain
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Keyakianan
d. Kepercayaan
e. nilai-nilai
32
f. tradisi dsbg.
keposyandu.
antara lain;
b. Ketersediaan SDM
c. Dukungan suami
d. Dukungan keluarga
1. Predisposing
a. Pekerjaan Ibu
b. Pengetahuan Ibu
juga dapat diartikan sebagai hasil dari tahu dan ini terjadi
1992).
1992).
bayinya.
lagi, ASI ibu kurang sehingga bayi nangis terus karena lapar,
awam.
c. Pendidikan Ibu
d. Sosial Budaya
manusia”.
2006).
2. Enabling
kebidanan.
3. Reinforcing
a. Dukungan Keluarga
2003).
41
umumnya adalah suami dan orang tua. Suami dan orang tua
2009).
2010).
kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Susu Ibu (ASI), namun tidak bisa sama persis dengan ASI
ibu-ibu.
(Soeharyono, 1979).
2002).
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Variabel independen :
47
48
2. Hipotesis
B. Lokasi Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
(Hidayat, 2007).
Kriteria inklusi :
Kriteria eksklusi :
sedang berlangsung.
Notoatmodjo :
N
n=
1+ N ¿ ¿
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
Diketahui :
n = Jumlah Sampel
N = 230 balita
230
n=
1+230 ¿ ¿
230
n=
1+230 ¿ ¿
230
n=
1+2,3
230
n=
3,3
n=69,7=70 sampel
1. Variabel Penelitian
TabelTindakan
3.2. Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran
pemberian 0 = Tidak ASI
1. Pemberian ASI pada bayi hingga Wawancar eksklusif Ordinal
ASI eksklusif berusia 6 bulan tanpa a Kuesioner 1 = ASI eksklusif
tambahan makanan
atau minuman lain
(Prasetyono, 2009).
Kecenderungan
dalam diri responden 0 = Tidak
untuk tertarik berminat jika
3. Minat ibu terhadap total skor
terhadap pemberitahuan susu jawababan ≤ 2
promosi sapi yang dibuat
susu formula komposisinya 1 = berminat jika
setelah mendekati ASI melalui Wawancara Kuesioner total skor Nominal
melahirkan media sosial dan jawaban ≥ 3
tempat perbelanjaan
serta tenaga
kesehatan, berupa
pemahaman ibu
terhadap susu formula
(Soeharyono, 1979
dan Depkes RI, 2001)
Persepsi responden
terhadap ada tidaknya 0 = kurang
4. Dukungan pengaruh positif yang mendukung, jika
Keluarga diberikan oleh suami, Wawancar jawaban < 75%
orang tua dan mertua a Kuesioner total skor Ordinal
berupa anjuran dan
bantuan dalam 1 = mendukung,
memberikan ASI jika jawaban ≥
eksklusif. 75% total
1. Data Primer
2. Data Sekunder
susu formula. Kuesioner ini terdiri dari pertanyaan positif dan negatif.
sebelumnya oleh Ana Mahillatul Jannah pada tahun 2016 dan Siti
I. Pengumpulan Data
55
Puskesmas Anreapi.
yaitu :
kuesioner.
1. Pengelolaan Data
kategori masing-masing.
program SPSS.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
a. Analisis Bivariat
57
dependen.
DAFTAR PUSTAKA
58
A.M. Sugeng Budiono dkk. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan
Kerja. Semarang : Badan Penerbit UNDIP.
Detik Health. 2012. Hanya 33,6 % Bayi di Indonesia yang Mendapat ASI
Eksklusif, (Online),
(http://health.detik.com/read/2012/09/19/132344/2025874/764/hany
a-336-bayi-diindonesiayang-dapatasi-eksklusif, Diakses 23 Februari
2014).
Dina, Manafe. 2017. Ini Risiko yang Dialami Bayi Akibat Kurang ASI,
(Online), (file:///D:/DRAFT%20PROPOSAL/REFERENSI
%20PROPOSALKU/BAB%201/Ini%20Risiko%20yang%20Dialami
%20Bayi%20Akibat%20Kurang%20ASI.html, Diakses Senin, 20
Maret 2017).
Friedman, et.all. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori dan
Praktik. Jakarta : EGC.
Pudjiadi, Solihin. 2001. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi Keempat. Jakarta
: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Roesli, Utami, 2008. Inisiasi menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta :
Pustaka Bunda.
Roesli, Utami. 2009. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta :
Pustaka Bunda.
Rulina, Suradi Suharyono dkk. 1992. ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ramaiah, Savitri. 2006. Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta : PT. Bhuana
Ilmu Popular.
Suharyono, Ruliana Suradi, dkk. 1992. ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
62
Winarno, F.G. 1990. Tempe, Misteri Gizi dari Jawa, Info Pangan.
Teknologi Pangan dan Gizi. IPB Bogor : Fatameta.
Widodo, Yekti, Udji, B., Zulaela. 2003. Pertumbuhan Bayi yang Mendapat
ASI Eksklusif dan ASI Tidak Eksklusif. Laporan Penelitian.
Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan
Universitas Indonesia.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia.
.
64
LAMPIRAN