BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
atau UNICEF, Breast Feeding promotion and Suport, 2005 ada empat hal penting
yang harus dilakukan yaitu : pertama mulai menyusui segera setelah lahir dalam
waktu satu jam, kedua jangan berikan makanan atau minuman selain ASI atau
pengganti susu ibu,kecuali diinstruksikan oleh dokter atas alasan medis, sangat
jarang ibu tidak memiliki Air Susu Ibu yang cukup sehingga memerlukan susu
sesuai dorongan alamiahnya baik siang maupun malam (8-10 kali atau
ASI merupakan makanan terbaik yang harus diberikan pada bayi usia 6–
adalah pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini atau terlambat, makanan
pendamping ASI yang diberikan tidak sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi
gangguan pertumbuhan yang dimulai ketika bayi berusia 2–3 bulan, yang
merupakan manifestasi gangguan gizi bayi. Gangguan gizi bayi merupakan faktor
jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung
di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi
kebutuhan pertumbuhan usia sekitar enam bulan. Sebab bayi yang diberikan ASI
lebih besar dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula. Menurut
laporan WHO (2000) pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama
Status gizi bayi merupakan hasil dari keseimbangan antara asupan gizi
dengan kebutuhan gizi. Dilihat dari kebutuhan gizi, kematangan fisiologis, dan
keamanan imunologis, pemberian makanan selain Air Susu Ibu (ASI) sebelum
bayi berusia 4 bulan adalah tidak perlu dan juga dapat membahayakan,
(Almatsier, 2001).
3
dialami seorang anak merupakan rangkaian perubahan secara teratur dari satu
umum, misal : anak berdiri dengan satu kaki, berjingkat (berjinjit), berjalan,
tahun 2003 terdapat sekitar 6,7 juta bayi (27,3%) menderita gizi kurang dan 1,5
juta diantaranya gizi buruk. Anemia defisiensi besi dijumpai pada sekitar 8,1 juta
anak. Apabila dikaitkan dengan pemberian ASI ekslusif, keadaan ini cukup
memprihatinkan.
peresentase bayi dengan gizi buruk didapatkan rata-rata sebesar 1,69% angka ini
sedikit lebih tinggi dibandingkan persentase Tahun 2009 sebesar 0,06% angka ini
lebih rendah, sedangkan persentase bayi dengan gizi buruk didapatkan rata-rata
sebesar 0,06% angka ini lebih rendah dan masih tetap seperti pada tahun 2009.
Namun angka ini sudah jauh berada di bawah target Indikator Strategi 2010
sebesar 15%. Dalam rencana aksi program pembinaan gizi masyarakat tahun
wilayah Puskesmas Puding Besar status gizi terhadap bayi pada tahun 2009,
persentase bayi dengan gizi buruk didapatkan rata-rata sebesar, 1,36% angka ini
sedikit lebih tinggi dibandingkan peresentase Tahun 2010 sebesar 0,16% angka
ini sedikit rendah. Namun angka ini sudah jauh berada di bawah target IS 2010
sebesar 15%. Dalam rencana aksi program pembinaan gizi masyarakat tahun
gizi p bayi pada tahun 2010 presentase bayi yang mengalami status gizi kurang
sebesar 0.16% angka ini sedikit rendah. Namun angka ini jauh berada di bawah
target IS 2010 sebesar 15%. Dalam rencana aksi program pembinaan gizi
Dimana pada tahun 2008 mencapai 10,39% pemberian ASI Eksklusif pada bayi.
Sedangkan pada tahun 2009 mencapai 31,27 %. Sedangkan pada tahun 2010
mencapai 23,93% pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Dari data tersebut dapat
dilihat terjadinya penurunan terhadap cakupan ASI Eksklusif pada bayi setiap
ASI Ekslusif pada bayi di Puskesmas Puding Besar pada tahun 2008 mencapai
1,30% pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Sedangkan pada tahun 2009 mencapai
14,8%. bahkan pada tahun 2010 mencapai 16,4 % dari data tersebut dapat dilihat
terjadinya peningkatan cakupan ASI Eksklusif pada bayi setiap tahunnya (Dinkes
Eksklusif pada bayi setiap bulan belum sesuai target yang diharapkan untuk
mencapai pada tahun 2008 mencapai 1,30% pemberian ASI Eksklusif pada bayi.
Sedangkan pada tahun 2009 mencapai 14,8% pemberian ASI Eksklusif pada bayi
sehingga pada tahun 2010 mencapai 16,4% pemberian ASI Eksklusif pada
Puding Besar selama tahun 2010, yang peneliti nilai daerah ini cukup konsisten dalam
mewujudkan pengaruh pemberian ASI Ekslusif bila mencakup pada penilaian status
gizi pada bayi usia enam bulan yang ada ditengah masyarakat. Hal ni juga tercakup
dalam program kerja puskesmas, Dinas Kesehatan, maupun dari penjabaran misi
pemerintahan daerah. Oleh sebab itu permasalahan ini jadi pembahasan dan diangkat
Besar dalam melihat realitas pengaruhnya dan hasil tentang pengaruh pemberian ASI
Ekslusif dari cakupan status gizi nya, maka peneliti akan membahasnya dalam
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat dilihat bahwa masih rendahnya cakupan
pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Puding Besar, oleh
karena itu peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh pemberian ASI Eksklusif
terhadap status gizi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Puding Besar Kecamatan
C. TUJUAN PENELITI
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
gizi pada bayi di Puskesmas Desa Puding Besar Kecamatan Puding Besar
7
Kabupaten Bangka Barat selama tahun 2010, bila dilihat dari faktor-faktor
korelasinya, yaitu :
Tahun 2010.
Tahun 2010.
D. MANFAAT PENELITIAN
Eksklusif untuk kecukupan status gizi bayi, serta memberikan masukan agar
3. Bagi Peneliti
Sungailiat Bangka.
Eksklusif terhadap status gizi pada bayi di Puskesmas Puding Besar Kecamatan
Puding Besar Tahun 2010. Peneliti mengangkat masalah tersebut untuk melihat
hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan status gizi bayi di Puskesmas
Puding Besar. Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi yang mendapatkan ASI
Eksklusif dan yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif di Puskesmas Puding Besar
Kecamatan Puding Besar Tahun 2010, dan hubungan nya dengan status gizi bayi
dengan populasi. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai
Agustus tahun 2011. Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik dengan
rancangan studi kasus control dan menggunakan alat bantu berupa kuesioner.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tambahan lainnya pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bayi hanya
diberi ASI tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih terkecuali,
Pengertian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI secara Eksklusif ini dianjurkan untuk
jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan.
makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun
ASI Eksklusif adalah makanan bagi bayi yang mempunyai nilai gizi
bulan pemberian ASI diteruskan hingga bayi berumur 2 tahun serta diberikan
sangat cocok untuk dijadikan makanan yang mudah dicerna olehnya dengan
cara diserap melalui putting ibunya. Terkadang sebagian dari mereka tidak
ASI atau ASI yang dihasilkan sedikit. Dari hasil penelitian, diperkirakan 8
dari 10 ibu yang melahirkan mampu menghasilkan ASI dalam jumlah yang
cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan selama
2. Manfaat ASI
kekurangan nutrisi.
dibentuk oleh badan bayi belum cukup maka akan terjadi kesenjangan
zat kekebalan pada bayi. Oleh karena itu, bayi yang diberikan ASI
Eksklusif ternyata akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan bayi
direkayasa.
dengan bayi.
akan merasakan kasih sayang ibunya, bayi akan merasa aman dan
yang telah dikenal sejak dalam kandungan, berbeda dengan bayi yang
Maka dari itu, system pencernaan bayi yang masih rentan akan
ASI.
ketika menyusu dan tidak ada ruang untuk bakteri masuk kedalam
anak yang diberi ASI memiliki risiko berat badan berlebihan atau
3. Produksi ASI.
isapan mulut bayi pada putting payudara ibu. Gerakan tersebut merangsang
kelenjar yang ada di otak ibu untuk memproduksi sejumlah prolaktin, yaitu
ASI tergantung pada let down reflex, yaitu isapan pada putting dapat
oksitosin, yang dapat merangsang dinding saluran susu agar membiarkan susu
1. Kolostrum.
kuningan (lebih kuning dibandingkan susu matur). Cairan ini dari kelenjar
payudara dan keluar pada hari kesatu sampai hari keempat-ketujuh dengan
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan
Table 2.1
Kandungan dan Manfaat Kolostrum
dan alergi
(ikterus)
14. Pada masa ini kadar protein berkurang, sedangkan kadar karbohidrat
seterusnya dengan komposisi yang relatif konstan. Pada ibu yang sehat
satunya yang paling baik bagi bayi sampai umur enam bulan (Utami
Roesli, 2001:25).
diberikan pada bayi, Volume ASI dari waktu ke waktu berubah yaitu :
prolaktin dan ASI. Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila pengisapan
puting susu cukup adekuat maka akan dihasilkan secara bertahap 10–100 ml
ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari 10–14. Bayi sehat akan
mengkonsumsi 700 – 800 ml ASI per hari (kisaran 600 – 1000 ml). setelah 6
bulan pertama produksi ASI akan menurun menjadi 400–700 ml, sehingga
RI, 2008:130).
17
tidak ada hubungannya dengan volume ASI yang diproduksi, meskipun pada
Imunoglobulin adalah suatu zat gizi yang terdapat di dalam ASI yang
Immunoglobulin yang terurama IgA yang dapat melindungi bayi pada tempat-
tempat yang sering menjadi serangan kuman dan infeksi, yakni membrane
1. Faktor bifidus
2. Faktor Lactoferin
3. Faktor Laktospirosidase
6. Faktor Lisozim
7. Faktor Interferon
18
secara tepat sangat lah penting untuk diketahui, apakah bayi telah cukup
Tabel 2.6
Kenaikan berat badan rata-rata menurut Umur
4. Jika ASI cukup, setelah menyusui bayi akan tertidur/tenang selama 3-4
jam.
kebutuhan nutrisi awal kepada bayi sampai alat pencernaan bayi kuat menerima
makanan lunak ataupun keras, semua zat gizi yang di butuhkan untuk
antibodi.
1. Aspek Gizi
a. Manfaat Kolostrum
pertama.
20
1) ASI mudah dicerna karena nilai gizinya tinggi dan juga mengandung
penyakit.
perbandingan antara Whey dan Casein yang sesuai untuk bayi. Whey
adalah protein yang halus, lembut dan mudah dicerna. Casein adalah
21
protein yang bentuknya kasar, bergumpal, dan sukar dicerna oleh usus
bayi.
2000:29).
nutrisi lain, seperti protein, laktosa, dan lemak lainnya yang merupakan
otak bayi lebih mengutamakan zat AA dan DHA dalam bentuk jadi seperti
Taurin adalah sejenis asam amino esensial taurin yang tinggi, yang
1997:23).
22
2. Aspek Imunologik
kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan. Lysosim, enzym yang
melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah
Lysosim dalam ASI Eksklusif 300 kali lebih banyak dari pada susu sapi. Sel
darah putih pada, ASI Eksklusif pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel
3. Aspek Psikologik
dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan
karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi
akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan
mendengar denyut jantung yang dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4. Aspek Kecerdasan
bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 8,3 point lebih tinggi pada usia 8,5
5. Aspek Neurologis
bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6. Aspek Ekonomis
biaya untuk makanan bayi sampai berumur 4 bulan. Dengan demikian akan
peralatannya.
24
Menyusui kapanpun bayi meminta (on-domand), sesering yang bayi mau siang
B. Status Gizi
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita
Umur (BB/U). Kategori yang digunakan adalah gizi lebih, gizi baik, gizi kurang,
kembang tubuh di usia bayi yang didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi
pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Data tahun 2007
Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang
otak anak. Padahal, otak tumbuh selama masa bayi. Fase cepat tumbuh otak
Statistics). Status gizi pada bayi dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur
anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat
badannya kurang, maka status gizinya kurang. Di Posyandu dan Puskesmas (Pos
Pelayanan Terpadu), telah disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang juga bisa
Perhatikan dulu umur anak, kemudian plot berat badannya dalam kurva
KMS. Bila masih dalam batas garis hijau maka status gizi baik, bila di bawah
garis merah, maka status gizi buruk. Bedanya dengan bayi, status gizi orang
dewasa menggunakan acuan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau disebut juga Body
Mass Index (BMI). Nilai IMT diperoleh dengan menghitung berat badan (dalam
IMT normal bila angkanya antara 18,5 dan 25, kurus bila kurang dari 18,5
dan gemuk bila lebih dari 25. Sebagai contoh orang bertinggi 1,6 meter, maka
berat badan ideal adalah 48-64 kg. Parameter yang umum digunakan untuk
menentukan status gizi pada bayi adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar
kepala. Lingkar kepala sering digunakan sebagai ukuran status gizi untuk
balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering
Sementara parameter status gizi balita yang umum digunakan di Indonesia adalah
Penyebab utama kurang gizi pada bayi adalah kemiskinan sehingga akses pangan
anak terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua
karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu
makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tak boleh dikonsumsi anak bayi.
Kurang gizi pada bayi termasuk pada kurangnya cakupan ASI Eksklusif
terganggu.
vaksinasi, tapi harus diperbaiki dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian
harus terhindar dari penyakit infeksi seperti diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Atas).
ibu harus selalu memperhatikan asupan makanan yang diberikan untuk anak-
anak, seperti sayuran dan lauk pauk, selain makanan tersebut sebagai asupannya,
para ibu pun harus tetap mempertahankan pemberian susu dan mengurangi
pemberian makanan cemilan (Junk food) karena membuat anak tidak nafsu
makan. Selain itu,perhatikan juga menu seimbang untuk memenuhi gizi nya.
28
TABEL 2.1
BUKU RUJUKAN PENILAIAN STATUS GIZI ANAK PEREMPUAN
DAN LAKI-LAKI UMUR 0 – 6 BULAN MENURUT BERAT BADAN
DAN UMUR (BB/U)
ANAK PEREMPUAN
ANAK LAKI-LAKI
Rujukan : WHO/NCHS
Gizi buruk = <.3SD : Gizi Kurang : -3SD sampai – 2SD sampai – 2SD : Gizi Baik : -2 SD sampai + 2 SD :
Gizi lebih : > + 2SD
30
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Bila dilihat dari cakupan judul penelitian yaitu Berdasarkan latar belakang,
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
Pengaruh Pemberian ASI EKsklusif Terhadap Status Gizi Bayi
diPuskesmas Puding Besar Tahun 2010
31
B. Definisi Operasional
Operasional
bayi tidak
baik tidak
sesuai standar.
32
C. Hipotesis
1. Ada hubungan antara pemberian ASI terhadap status gizi bayi di Puskesmas
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Eksklusif terhadap status gizi pada bayi di Puskesmas Puding Besar Tahun 2010.
B. Tempat Penelitian
tersebut.
C. Waktu Penelitian
1. Populasi
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Puding Besar tahun 2010 yang berjumlah 386 Orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi dan dianggap mewakili seluruh populasi
yang akan diteliti. Untuk menentukan besar minimal sampel pada kasus kotrol
n = {Z1-α/2√(ZP2(1-P)]+Z1.ß√[P1(1-P1)+P2(1-P2)]}
(P1-p2)²
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
Keterangan :
P = Proporsi
ß = tingkat penolakan
n = Besar sampel
N = Jumlah populasi
P1 : (OR)P2
(OR)P2 + (1-P2)
= 0,66
36
= 59 bayi
E. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
sejumlah data yang berasal dari dalam maupun dari luar objek penelitian.
Adapun teknik pengambilan data termasuk dalam data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
b. Data Sekunder
ASI Eksklusif terhadap status gizi pada bayi tahun 2008 sampai
tentang jumlah bayi usia 1-6 bulan dari Puskesmas Puding Besar
Eksklusif terhadap status gizi pada bayi tahun 2008 sampai dengan
data yang lebih spesifik sesuai dengan data yang sudah diperoleh dari data
mendapatkan data yang lebih spesifik, penelitian ini juga menggunakan alat
hasilnya.
F. Pengolahan Data
Untuk menganalisa data dari sampel dapat dilakukan dengan uji statistic
Chi Square dengan program computer. Adapun tahap pengolahan data adalah
sebagai berikut :
1. Coding
2. Editing
lengkap. Editing ini dapat berupa koreksi terhadap kesalahan jawaban lewat
bentuk atau tanda cross(x), contrengan (v) atau lingkaran (o) maupun
40
3. Entry/Processing
Entry Data adalah memasukkan data dari kuesioner dan juga dari data
4. Cleaning
G. Analisa Data
1. Analisis univariat
analisis persentase.
41
2. Analisis bivariat
pemberian ASI Eksklusif terhadap status gizi pada bayi. Karena variabelnya
2. Setelah data selesai, pilih menu Analyze pilih sub menu Corelatte, lalu
pilih Bivariat.
arah.
out put (kolom sig (2-tailed) pada kendall’s tau_b, pada korelasi variabel
kategori pengaruh ASI Eksklusif dengan status gizi bayinya apabila didapat
angka probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada
hubungan antara pemberian pengaruh ASI Eksklusif dengan status gizi bayi,
42
sebaliknya jika angka probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima
yang berarti ada hubungan antara pemberian pengaruh ASI Eksklusif dengan
(negatif) pada out put menunjukkan adanya arah hubungan yang berlawanan,
yang berarti bayi jarang atau bahkan tidak pernah diberi ASI Eksklusif
(positif) menunjukkan arah hubungan yang sama, yang berarti bayi yang
diberi pengaruh ASI Eksklusif dengan status gizi bayi baik maka bayi itu akan
X2 = ∑ ( 0 – E)2
Keterangan :
∑ : Penjumlahan
E : Frekuensi diharapkan
boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (E) < 1 dan tidak boleh
dari 20% sel yang mempunyai nilai harapan (E) <5. Jika hal ini
dependent, tetapi jika p > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang