PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
aspek utama yaitu aspek fisik dan non fisik, aspek fisik menyangkut
bayi yang tidak terlepas dari perilaku ibunya sendiri, dimana untuk
Eksklusif.
pemberian ASI Eksklusif dari tahun ke tahun masih belum mencapai target
SPM yaitu 84,1%, dimana pada tahun 2017 cakupan pemberian ASI
1
Eksklusif baru mencapai 55,5% dari 633 bayi dan pada tahun 2018
mengalami penurunan yang drastis hingga mencapai 29,4% dari 664 bayi,
mencapai 43,0% dari 405 bayi hingga naik lagi di tahun 2020 mencapai
Eksklusif belum juga mencapai target SPM karena dari tahun 2019 hanya
mencapai 53,2% dan sampai pada tahun 2020 hanya mencapai 65,2%
Tengah dari tahun 2019 baru mencapai 54,69% dan pada tahun
Eksklusif yang belum mencapai target SPM yaitu pada tahun 2019
2
mencapai 67,74% dan sampai di tahun 2020 baru mencapai 69,62%.
(BPS, 2020).
pada tahun 2016 hanya sebesar 38% (UNICEF & WHO, 2017).
ASI Eksklusif di tahun 2025 yaitu sebesar 50% agar dapat meningkatkan
lagi cakupan pemberian ASI Eksklusif di dunia (WHO, 2014). The Global
lembaga akademik yang dipimpin oleh UNICEF dan WHO dibentuk untuk
melanjutkan menyusui hingga bayi berusia dua tahun (UNICEF & WHO,
2015). Hal ini bertujuan untuk melihat WHA melewati target hingga tahun
2030, sejalan dengan batas waktu SDG’s dan untuk menambah target
eksplisit untuk aspek penting lain dari ASI Eksklusif (Usman, 2018).
diberikan pada bayi sejak awal kelahiran yaitu saat berumur 0 bulan
yaitu makanan seperti nasi tim, sayuran dan daging atau ikan serta
minuman tambahan seperti susu formula, sari buah-buahan, air teh, madu,
3
air beras dan air tawar, kecuali vitamin dan obat-obatan tetapi setelah bayi
masalah kesehatan yaitu berupa gizi kurang maupun gizi buruk. Dengan
seperti protein yang terdapat dalam kolostrum ASI yaitu dimana kolostrum
kaya akan anti bodi yang dapat menjaga dan meningkatkan daya tahan
tidak akan menganggu enzim lain di usus sedangkan susu formula tidak
pada enzim yang terdapat di usus bayi (Peng. Gizi PKM Simpong, 2020).
masyarakat harus mendukung ibu secara penuh agar ibu dapat memberikan
4
Lawrence Green terdapat tiga faktor yang dapat membentuk perilaku
berasal dari dalam diri ibu seperti pengetahuan dan pekerjaan, karena ibu
bayinya. Faktor kedua ialah faktor yang memungkinkan yaitu faktor yang
memberikan edukasi dan dukungan kepada ibu hamil dan ibu menyusui
penguat misalnya dukungan sosial yang merupakan hal yang tak kalah
dari lingkungan keluarga ibu ataupun tenaga kesehatan sangat penting bagi
faktor yang sangat berperan penting karena seorang ibu yang baru saja
kepada keluarga termasuk dalam hal makanan bayi, dimana ibu yang baru
5
mendapat intervensi dari keluarga agar memberikan makanan lain seperti
susu formula, hal ini mengakibatkan ibu gagal memberikan ASI Eksklusif
(Fadjiriah, 2020).
juga telah dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh B. Ichsan dkk
yang kurang mendukung akibat dari pengaruh tradisi yang kurang sesuai
dengan program ASI Eksklusif 6 bulan serta ibu yang sedang bekerja
Pada penelitian yang dilakukan oleh Etika Ratna Noer dkk (2012)
Eksklusif yaitu pengetahuan ibu masih kurang tentang manfaat dan teknik
6
B. Fokus Penelitian
C. Pertanyaan Penelitian
Puskesmas Simpong?
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat penelitian
7
3. Manfaat bagi Institusi/Pemerintah
masih kurang baik menjadi lebih baik terutama pada pemberian ASI
Eksklusif.
F. Orisinalitas Penelitian
Tabel 1.1
Orisinalitas Penelitian
8
Prahesti, tahui sikap penelitian ini Independent: Square sebe-
Tahun 2017. ibu menyusui adalah Sikap ibu sar 0,005,
(Prahesti, dalam pem- analitik menyusui dengan nilai
2018) berian ASI korelasi probabilitas
terhadap dengan Variabel sebesar 0,005
keberhasilan desain Dependent: < 0,05 maka
pemberian penelitian Keberhasilan disimpulkan
ASI ekslusif cross pemberian bahwa H0
di Puskesmas sectional ASI Ekskluif ditolak dan Ha
Kotagede I diterima,
Yogyakarta. artinya Sikap
ibu menyusui
dalam pembe-
rian ASI Eks-
klusif sebagi-
an besar dalam
kategori
positif
4. Rahmaliza Untuk Metode Variabel ibu sudah me-
Harseni, mengetahui penelitian ini Independent: miliki penge-
Tahun 2017. hubungan adalah Motivasi tahuan yang
(Harseni, faktor survey Intrinsik dan cukup, namun
2019) motivasi ibu analitik Motivasi kesibukan ibu
terhadap Entrinsik ibu dan produksi
pemberian ASI ibu yang
ASI Eksklusif Variabel kurang hal ini
di Puskesmas Dependent: menjadi faktor
Lapai Kota Pemberian penyebab ke-
Padang ASI Eksklusif gagalan pem-
berian ASI
Eksklusif,
serta ibu yang
kurang telaten
dalam menam-
pung ASI se-
hingga pada
saat berkerja
anak hanya
diberikan Susu
formula.
1. Waktu penelitian
September-Oktober 2021.
9
2. Lokasi/tempat penelitian
3. Metode penelitian
Metode penelitian yang saya gunakan pada penelitian saya ini yaitu
4. Variabel penelitian
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. ASI Eksklusif
susu yang merupakan hasil sekresi dari payudara pada saat setelah
macam penyakit. ASI juga dapat menjamin status gizi bayi serta
protektif dan nutrient sesuai dalam ASI (Putri & Utami, 2017).
formula, air putih, air teh, jeruk maupun madu serta tanpa
bubur nasi, pisang dan bubur tim. ASI Eksklusif diberikan untuk
11
mengganti atau menambahkan makanan atau minuman lain kecuali
a) Karbohidrat
2017).
b) Lemak
c) Protein
yang sangat tinggi dan baik sehingga mudah dicerna. ASI juga
12
asam amino taurin sangat penting untuk pertumbuhan retina
d) Mineral
e) Vitamin
13
nutrisi dalam ASI ini penting untuk pertumbuhan bayi
(Puspitawati, 2018).
c. Jenis-jenis ASI
a) Kolostrum
bayi karena bayi dapat terhindar dari penyakit dan memiliki zat
(Khosidah, 2018).
14
semakin rendah akan tetapi kadar lemak dan juga karbohidrat
lama.
c) ASI Matur
2018).
makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang
dan bayi, karena jika bayi diberi ASI secara Eksklusif bayi
15
akan sering berada dalam dekapan sang ibu dengan begitu
pula bayi akan merasakan kasih sayang dari ibunya serta bayi
2017).
16
meningkatkan penutupan pembuluh darah sehingga
17
dapat mencegah berbagai penyakit yang menyerang sehingga
juga seperti:
(Tarigan, 2021).
6 bulan pertama
18
2) Bayi belum memiliki protein dan enzim yang lengkap hingga
konstipasi.
diserap oleh tubuh bayi dibandingkan zat besi dari susu sapi
Obesitas
sedikit.
19
7) Memberikan ASI Eksklusif dapat membantu memenuhi
Eksklusif.
2. Perilaku
a. Definisi Perilaku
20
Hal ini dapat diartikan bahwa perilaku baru terjadi apabila ada
2018).
(Bidullah, 2020).
b. Perilaku Kesehatan
21
perilaku hidup bersih dan sehat diantaranya adalah seorang ibu
sendiri.
22
sakit. Menurut Becker, hak dan kewajiban orang yang sedang
kesehatan.
23
c. Determinan terbentuknya perilaku kesehatan
besar perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek
fisik, psiskis dan sosial. Akan tetapi dari tiga aspek tersebut sulit
manusia.
a) Pengetahuan
24
waktu penginderaan telah sampai menghasilkan pengetahuan
(Notoatmodjo, 2014).
25
Menurut Notoatmodjo (2014), pengetahuan yang
a. Tahu (know)
telah diterima.
b. Memahami (comprehension)
d. Aplikasi (application)
e. Analisis (analysis)
26
f. Sintesis (shynthesis)
g. Evaluasi (evaluation)
b) Pekerjaan
27
c) Pendidikan
d) Sikap
28
Eksklusif, maka ibu akan mempunyai sikap positif terhadap
e) Budaya
2018).
29
bayi berusia 6 (enam) bulan diperlukan untuk kelangsungan
Wahyuni, 2021).
a) Dukungan Keluarga
(Marifah, 2019).
30
seorang pembimbing yang sangat tepat dalam membimbing
2014).
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
asupan makanan atau minuman pada bayi selama 6 bulan pertama, dengan
31
1) Faktor predisposisi, yang mempermudah atau mempredisposisi
a) Pengetahuan
b) Pendidikan
c) Pekerjaan
d) Sikap
pada ibu menyusui sudah kurang dan bayinya menangis maka respon
32
e) Budaya
Eksklsusif.
atau tindakan dari seorang ibu adalah yaitu ketersedian askses informasi
maka pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif belum cukup sehingga ibu
bayinya.
33
menurutinya, maka ibu gagal memberikan ASI Eksklusif pada
bayinya.
: Varibel Independent
: Varibel Dependent
D. Definisi Konsep
Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yakni
aspek fisik, psikis dan sosial. Akan tetapi dari tiga aspek tersebut sulit
34
merupakan resultan dari berbagai faktor. Lawrence Green menganalisis,
bahwa faktor perilaku sendiri di tentukan oleh tiga faktor utama, yaitu:
1) Faktor Predisposisi
a) Pengetahuan
objek.
dau aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini
b) Pendidikan
35
dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran
c) Pekerjaan
ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan sebagai wanita pekerja
(Marifah, 2019)
d) Sikap
(Notoatmodjo, 2014).
36
Dukungan emosional dan dukungan penghargaan dari
e) Budaya
2) Faktor pemungkin
37
3) Faktor pendorong
hal ini semakin besar dukungan yang diberikan pada ibu untuk
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
C. Subyek Penelitian
hal ini subyek penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai balita
Simpong.
39
D. Informan Penelitian
informasi penting yang dibutuhkan oleh peneliti sesuai dengan situasi dan
(Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini terdiri dari informan biasa dan
Eksklusif
Simpong
E. Instrumen Penelitian
40
penelitian seperti alat perekam wawancara (Audio dan Audio Visual),
1. Data Primer
2. Data Sekunder
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara. Aktivitas data dalam
1. Reduksi Data
41
perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga mencapai
2. Penyajian Data
merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penyajian data
3. Kesimpulan/verifikasi
yang bertujuan untuk membentuk pola dan alur sebab akibat dalam
diperoleh dalam hal ini data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi
42
I. Jadwal Penelitian
No. Nama Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Sep Okt Nov
Kegiatan
1. Seminar
Judul
2. Penyusun
-an
Proposal
3. Seminar
Proposal
4. Perbaik-
an
Proposal
5. Peneliti-
an
6. Seminar
Hasil
7. Perbaik-
an Hasil
8. Skripsi
43
BAB IV
1. Keadaan Geografis
Timur dengan Luas Wilayah 65,80 km² yang terdiri dari 9 (sembilan)
ketinggian > 700 mdpl di atas permukaan laut (mdpl). Adapun batas-
Banggai Kepulauan)
44
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Koyoan (Wilayah Kerja
2. Iklim
a. Musim
bulan Juni hingga September arus angin bertiup dari Australia dan
Maret arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus dari
permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. pada tahun 2019, suhu
45
udara rata – rata berkisar 25,3˚C sampai 27,7˚C. Suhu udara
tinggi dimana pada tahun 2019 rata – rata berkisar antara 58–92%.
karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan. Rata – rata
3. Keadaan Penduduk
jiwa, tahun 2013 sebesar 21,791 jiwa, tahun 2014 sebesar 22,171 jiwa,
tahun 2015 sebesar 22.552 jiwa, tahun 2016 sebesar 22,917 jiwa.
46
dari 1,85 % per tahun periode 2011-2012 menjadi 1,55 % per tahun
selama periode 2012-2013 dan dari 2,31 % per tahun periode 2013-
B. Hasil penelitian
1. Informan Penelitian
informan biasa dan informan kunci. Informan biasa pada penelitian ini
Tabel 4.1
Distribusi Informan Berdasarkan Umur
Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpong Pada Tahun 2021
NO. UMUR INFORMAN JUMLAH
1 43 1
2 41 1
3 40 1
4 38 2
5 35 2
6 34 5
7 32 1
8 31 2
9 30 2
10 29 1
11 28 3
12 25 2
13 24 1
14 23 1
15 22 2
47
Data Primer,2021
Tabel 4.2
Distribusi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpong Tahun 2021
NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
1 SD 5
2 SMP 2
3 SMA 13
4 D III 2
5 SI 4
6 S II 1
Data Primer, 2021
Tabel 4.3
Distribusi Informan Berdasarkan Pekerjaan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpong Tahun 2021
NO. PEKERJAAN JUMLAH
1 IRT 21
2 PNS/DOSEN 4
3 HONORER 1
4 WIRAUSAHA 1
Data Primer, 2021
Tabel 4.4
Distribusi Informan Berdasarkan Nama/Inisial dan Alamat
Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpong Tahun 2021
NO. INISIAL ALAMAT KET.
INFORMAN
1 WR TOMBANG INFORMAN
PERMAI BIASA
2 VP MAAHAS INFORMAN
BIASA
3 YS TOMBANG INFORMAN
PERMAI BIASA
4 YB MAAHAS INFORMAN
BIASA
5 SR MAAHAS INFORMAN
BIASA
6 HP MAAHAS INFORMAN
BIASA
7 AS TANJUNG TUWIS INFORMAN
BIASA
8 WJ MAAHAS INFORMAN
BIASA
9 NS MAAHAS INFORMAN
BIASA
48
10 ED TANJUNG TUWIS INFORMAN
BIASA
11 MM MAAHAS INFORMAN
BIASA
12 YL BUBUNG INFORMAN
BIASA
13 FB BUBUNG INFORMAN
BIASA
14 RA BUBUNG INFORMAN
BIASA
15 NJ BUBUNG INFORMAN
BIASA
16 MU BUBUNG INFORMAN
BIASA
17 RY HANGA-HANGA INFORMAN
BIASA
18 MT HANGA-HANGA INFORMAN
BIASA
19 NR SIMPONG INFORMAN
BIASA
20 RD SIMPONG INFORMAN
BIASA
21 SD SIMPONG INFORMAN
BIASA
22 NP SIMPONG INFORMAN
BIASA
23 NU HANGA-HANGA INFORMAN
PERMAI BIASA
24 MY HANGA-HANGA INFORMAN
PERMAI BIASA
25 IP BUKIT INFORMAN
MAMBUAL BIASA
26 SY SIMPONG INFORMAN
KUNCI
27 SD SIMPONG INFORMAN
KUNCI
Data Primer, 2021
49
2. Hasil Penelitian
1) Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan
50
makanan tambahan selain ASI. Berikut pernyataan
diwawancarai:
diwawancarai:
51
Selain pernyataan diatas, terdapat 3 (tiga) informan
diwawancarai:
52
Selain pernyataan diatas, adapula informan biasa
diwawancarai:
53
adalah air susu yang murni dari ibu. Berikut pernyataan
dapat membantu anak lebih kuat dan lebih bagus dari susu
diwawancarai:
54
Selain pernyataan diatas, adapula 4 (empat)
diwawancarai:
55
tahan tubuh dan kekebalan tubuh juga” :(IP, MM,
MY, NJ, RD, NP,YS,NR,ED,AS,MT, WH, SR, YL,
HP)
56
“Penting skali karna kalo pengalamannya sa sendiri
kan kalo anak 2 yang pertama memang beda sih
kekebalan tubuh kesehatan itu bagusnya yang asi
memang lebih sehat sa liat lebe cepat depe otak dari
ini yang kacil daripada depe kaka-kaka ini” (SD)
diwawancarai:
57
c) Tanggapan ibu terhadap pemberian hanya ASI saja
58
dikase makanan sebelum enam bulan tambah asi toh
selama asi toh karena akan merusak si usus bayi” :
(NJ, MU)
b. Sikap
59
Menurut tenaga kesehatan yakni informan kunci bahwa ibu
diwawancarai:
60
“Tidak kaluar ASI dari melahirkan jadi cuman dikase
susu formula” : (VP, WR, RA, NP, YB, ED, FL, NJ,
YS, AS, SR, MU, NU, IP, RY, MY, NS, HP)
yang diwawancarai:
61
sering menangis artinya ASI yang diberikan tidak cukup dan
diwawancarai:
c. Budaya
Eksklusif
62
pantangan informan biasa dalam memberikan ASI
diwawancarai:
63
“Te bisa makan telur karna mo gatal-gatal bagitu
alergi” (RA)
diwawancarai:
64
Selain pernyataan diatas, adapula informan biasa
diwawancarai:
“Te ada” (VP, MY, YB, SR, HP, ED, MM, FB, NR,
RY, MT, AS, NU, SD)
yang diwawancarai:
65
“Cuman palingan apa madu pas lahir dikase madu,
ini e ba pancing supa dia mau dikasih menete”:
(AS, FB)
diwawancarai:
66
pada posisi kangguru dan kepala bayi harus lurus. Berikut
yang diwawancarai:
“Te ada” : (WR, VP, YS, YB, SR, HP, WJ, MM,
YL, RA, RY, NU)
2. Faktor Pemungkin
lainnya.
67
biasa yang memberikan pernyataan yang sama tentang darimana
“Dari ses dari kader posyandu”: (HP, AS, SR, YB, YL,
FB, NP, NU, YS, RY, NS, SD, MY)
“Dari sama ses den ada juga yang langsung dari Jakarta
karna kan torang dari hamil kan didata-data kan jadi
torang ditelpon-telpon” (MT)
68
Selain pernyataan diatas, adapula salah satu informan biasa
3. Faktor Pendorong
a. Dukungan Keluarga
Eksklusif
69
“Depe dukungan keluarga baik, orang tua ba suruh
harus kase susu asi eksklusif” : (YS, VP, YB, HP, MM,
YL, FB, RA, NJ, MT, NR, RD, NU, MY,ED)
diwawancarai:
70
Berikut pernyataan beberapa informan biasa yang
diwawancarai:
Eksklusif
71
serta kita juga memberikan sosialisasi tentang
perawatan payudara untuk mempersiapkan ASI
Eksklusif supaya bisa IMD, jadi ketika ada kendala-
kendala yang tidak bagus kita anjurkan perawatan
payudara sesering mungkin biasa juga ada bermasalah
pada putingnya tidak bisa mengeluarkan ASI kita
ajarkan memompa ASI itu akan keluar ASInya” (NS,
SY)
Pukesmas Simpong :
72
banyak aktivitas yang menjadi penyebab utama informan kunci
informan kunci:
73
informan kunci hal yang perlu ditingkatkan agar ibu menyusui sukses
ASI yang mengawasi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif setiap hari
saya piker ibu-ibu ini pas di sosialisasi iya-iya saja tapi pas
74
Selain pernyataan di atas, adapula pernyataan salah satu
informan kunci yaitu hal yang perlu ditingkatakan agar ibu menyusui
B. Pembahasan
memberi tambahan makanan yang dicairkan lain seperti susu formula, air
putih, air teh, jeruk maupun madu serta tanpa tambahan makanan yang
padat seperti pepaya, bubuk susu, biskut, bubur nasi, pisang dan bubur tim.
ASI Eksklusif diberikan untuk bayi sejak dilahirkan selama bayi berumur
kecuali obat dan vitamin (Fatimah, 2017). Hal yang dapat menyebabkan
75
Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek,
yakni aspek fisik, psikis dan sosial. Akan tetapi dari tiga aspek tersebut
utama, yaitu
1) Faktor Predisposisi
predisposisi :
a) Pengetahuan
76
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil
beranggapan bahwa bayi yang berumur 0-6 bulan tidak cukup jika
77
bahwa pemberian ASI saja tanpa memberikan makanan tambahan
yang baik.
b) Pekerjaan
ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan sebagai wanita pekerja
(Marifah, 2019).
banyak memiliki pekerjaan jenis IRT dan dari 25 (dua puluh lima)
78
informan yang diwawancarai terdapat 4 (empat) informan yang
keluarga ibu akan mengalami kondisi fisik dan mental yang lelah
dengan ibu yang bekerja diluar rumah kadang ketika ibu terlalu
produksi ASI.
sebagian besar ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga
c) Sikap
79
Menurut Newcomb, sikap merupakan suatu reaksi atau
untuk bertindak.
pada bayinya.
tidak keluar.
80
Berdasarkan pengakuan dari informan kunci yaitu tenaga
d) Budaya
81
pantangan-pantangan tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang
putting payudara ibu, hal ini yang menyebabkan ibu gagal dalam
82
Desa Leuwibatu di Kabupaten Bogor yaitu masih adanya budaya
Selain itu, ibu juga tidak boleh mengonsumsi cabai terlalu banyak
karena ASI akan terasa pedas dan menyebabkan mata bayi kotor
serta merah.
83
air susu dalam jumlah maksimal, maka diperkirakan kandungan zat
2. Faktor Pemungkin
lainnya.
Eksklusif yaitu informasi bisa didapat dari ketika ibu akan menikah
84
3. Faktor Penguat atau Faktor Pendorong
bayinya.
85
menjadi salah satu tanggung jawab besar oleh tenaga kesehatan
pada bayinya.
yang meliputi dukungan dari suami atau istri, atau dukungan dari
saudara kandung dan keluarga besar. Dari semua dukungan bagi ibu
reflex) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu.
86
BAB V
A. Kesimpulan
1. Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan
dengan memberikan ASI saja pada bayi tidak cukup tetapi seluruh
b. Pendidikan
87
c. Pekerjaan
produksi ASI.
d. Sikap
e. Budaya
88
es yang dipercaya akan berdampak pada bayi sehingga
2. Faktor Pemungkin
salah satu faktor pemungkin, pada penelitian ini terdapat 25 (dua puluh
Dalam penelitian ini, pada faktor penguat terdapat 2 (dua) ibu yang
B. Saran
posyandu dan ibu PKK menjadi tentara yang mengontrol ibu menyusui
2. Bagi calon ibu dan ibu menyusui diharapkan untuk lebih banyak
89
pemberian ASI Eksklusif dan tingkatkan kesadaran dalam pemberian
ASI Eksklusif.
memberikan dukungan dan perhatian pada calon ibu dan ibu menyusui
ASI Eksklusif.
2021.
90
DAFTAR PUSTAKA
91
Wilayah Puskesmas Purwosari Surakarta Gagal Dalam Tindakan ASI
Eksklusif. Gaster. Universitas Muhammadiyah Surakarta, XII(1).
Khosidah, A. (2018). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Kolostrum
Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun
2016. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 9(1), 75.
Lanyumba, F. S., Dianomo, E., Ebu, Z. Y., Yalisi, R., & Sattu, M. (2019).
Pengaruh Penyuluhan Asi Eksklusif Terhadap Pengetahuan, Sikap dan
Tindakan Ibu Balita di Kecamatan Balantak Selatan Kabupaten Banggai.
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal, 10(2), 57–61.
Marifah, T. K. (2019). Faktor yang Mempengaruhi Kegagalan Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pegandan
Tahun 2019. Jurnal Ilmu Kesehatan Masayarakat Fakultas Ilmu
Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang, Kesehatan Masyarakat.
Notoatmodjo. (2014). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Edisi Revisi.
Jakarta : Rineka Cipta.
Oktarina, O. O., & Wardhani, Y. F. (2020). Perilaku Pemenuhan Gizi pada Ibu
Menyusui di Beberapa Etnik di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, 22(4), 236–244.
Peng. Gizi PKM Simpong. (2020). Laporan ASI Eksklusif Puskesmas Simpong
Tahun 2020. Banggai-Sulawesi Tengah, 1–4.
Prahesti, R. (2018). Sikap Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi Terhadap
Keberhasilan Asi Ekslusif Di Puskesmas Kota Gede I Yogyakarta Tahun
2017. Jurnal Kesehatan Madani Medika, 9(1), 71–75.
Prof. Notoatmodjo. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
Puspitawati, S. (2018). Pertumbuhan Balita Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif
dan Konsumsi Gizi Seimbang Pada Balita Umur 12-59 Bulan di desa Beluk
Wilayah Puskesmas Belik Kabupaten Pemalang. Journal of Chemical
Information and Modeling, 110(9), 1689–1699.
Putri, I. M., & Utami, F. S. (2017). ASI dan Menyusui. In Buku (Vol. 13, Issue
26).
Saragih, T. U. H. (2018). Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Kota Rantauprapat. Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
Setiawan, A. (2020). Hubungan Pekerjaan, Pendidikan, Pengetahuan Ibu Dan
Dukungan Suami Terhadap Rendahnya Cakupan Pemberian Asi Eksklusif
Pada Balita Stunting.
Sulistyowati, I., Cahyaningsih, O., & Alfiani, N. (2020). Dukungan Keluarga
92
dalam Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal SMART Kebidanan, 7(1), 47.
Suryani, D., Simbolon, D., Elly, N., Pratiwi, B. A., & Yandrizal, Y. (2017).
Determinants Failure of Exclusive Breast Feeding on Health in the City
Bengkulu. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 12(2), 304–312.
Tarigan, B. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe. Fakultas
Kedokteran Universitas HKBP Nommensen. Medan-Sumatera Utara, 6(1),
1–8.
Untari, J. (2017). Hubungan antara Karakteristik Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Minggir Kabupaten Sleman. Jurnal
Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, 2(April), 17–23.
Usman. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Teknik Menyusui
Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif. 2, 1–10.
UU RI. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan.
Widyasari. (2019). Perilaku Pemberian ASI Eksklusif. Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents, 8–33.
93