Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Dukungan Petugas Kesehatan terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Di Desa Sri Kuncoro


Junita,1Bintang Agustina Pratiwi,2 Emi Kosvianti, Oktarianita3, Henni
Febriawati4
1,2,3,4
Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Bengkulu
Email:bintangagustinap@umb.ac.id

ABSTRACT
Background: The percentage of babies who do not receive exclusive breastfeeding
in the working area of the Sri Kuncoro Health Center is still quite high, namely
35.3%. health service support that is very much needed in an effort to increase
coverage. This study aims to determine the effect of health worker support with
exclusive breastfeeding.
Methods: This type of research is descriptive analytic research with a quantitative
approach. The study was conducted in November 2021. The study population was
all mothers who had babies aged 6-12 months in the working area of the
Srikuncoro Health Center, Central Bengkulu Regency. The number of research
samples was 97 mothers who had babies aged 6-12 months. Data analysis with
independent t test.
Research Results: The results of the analysis showed that the average score of the
support staff for infants who received exclusive breastfeeding was 39.0 and 29.57
for those who were not exclusively breastfed. There is support from officers for
exclusive breastfeeding (p = 0.000).
Conclusion: There is an effect of support on exclusive breastfeeding.
Keywords: Exclusive Breastfeeding, Support Officer

ABSTRAK

LatarBelakang: Persentase bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif di


wilayah kerja Puskesmas Sri Kuncoro masih cukup tinggi yaitu sebesar 35,3%.
Dukungan petugas kesehatan sangat diperlukan dalam upaya peningkatan
cakupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan
petugas Kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan pada bulan November 2021.
Populasi penelitian adalah semua Ibu yang memiliki bayi usia 6 – 12 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro Kabupaten Bengkulu Tengah. Jumlah
sampel penelitian sebanyak 97 ibu yang memiliki bayi usia 6 – 12 bulan.
Analisis data dengan uji t independen.
HasilPenelitian: Hasil analisis menunjukkan rata-rata skor dukungan petugas
pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif 39,0 dan 29,57 untuk yang tidak
mendapatkan ASI eksklusif. Ada pengaruh dukungan petugas terhadap
pemberian ASI eksklusif (p = 0,000)
Kesimpulan: Ada pengaruh dukungan petugas terhadap pemberian ASI
eksklusif.
Kata Kunci: ASI Eksklusif, Dukungan Petugas

PENDAHULUAN
Pada perayaan pekan menyusui dunia yang jatuh pada tanggal 1-7 Agustus,
UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan Pemerintah dan
semua pemangku kepentingan untuk mempertahankan dan mempromosikan
akses kepada layanan yang memungkinkan ibu untuk tetap memberikan Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusif meskipun dalam masa Pandemi COVID-19 dengan
tetap mengikuti protokol kesehatan (WHO and UNICEF, 2019).
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi sejak dilahirkan sampai
dengan usia bayi 6 bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan
makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral) (Presiden, 2012).
Hal serupa juga dikemukakan oleh Artanty, yang menyatakan ASI Eksklusif adalah
pemberian ASI saja pada bayi sampai 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun
makanan lain. Makanan dan minuman lain yang dimaksud misalnya air putih, susu
formula, jeruk, madu, air teh, atapun makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan
dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang
manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun negara (Wisman, 2011).
ASI Eksklusif merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi,
yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Suryana & Fitri, 2019). Khasiat ASI
begitu besar bagi bayi, ASI Eksklusif adalah makanan dengan kandungan gizi
yang paling sesuai untuk kebutuhan bayi, melindungi dari berbagai infeksi dan
memberikan hubungan kasih sayang yang mendukung semua aspek
perkembangan bayi termasuk kesehatan dan kecerdasan bayi. Bagi ibu,
memberikan ASI secara eksklusif dapat mengurangi pendarahan pada saat
persalinan, menunda kesuburan dan meringankan beban ekonomi (Utami, 2012)
Secara Nasional, di Negara Indonesia cakupan bayi mendapat ASI
Eksklusif tahun 2020 yaitu sebesar 66,1% atau dari 3.194.661 bayi usia < 6 bulan,
2.110.471 bayi mendapat ASI Eksklusif. Angka tersebut sudah melampaui target
Renstra tahun 2020 yaitu 40%. Persentase tertinggi cakupan pemberian ASI
Eksklusif terdapat pada Provinsi Nusa Tenggara Barat (87,3%), sedangkan
persentase terendah terdapat di Provinsi Papua Barat (34%). Terdapat dua
provinsi yang belum mencapai target Renstra tahun 2020, yaitu Provinsi Maluku
dan Papua Barat. Meskipun target Renstra sebesar 40% sudah tercapai, namun
angka cakupan ASI Eksklusif sebesar 66,1% masih jauh dari target cakupan ASI
Eksklusif yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan yaitu sebesar 80%
(Kemenkes RI, 2021)
Provinsi Bengkulu merupakan salah satu Provinsi dengan cakupan ASI
Eksklusif yang sudah melampaui target Renstra tahun 2020, dimana ditargetkan
cakupan ASI Eksklusif sebesar 40%. Cakupan ASI Eksklusif Provinsi Bengkulu
pada tahun 2020 adalah sebesar 73,2% atau dari 21.820 bayi usia < 6 bulan,
sebanyak 15.977 bayi mendapat ASI Eksklusif. Meskipun demikian, persentase
cakupan ASI Eksklusif tersebut menunjukan bahwa persentase bayi yang tidak
mendapatkan ASI Eksklusif di Provinsi Bengkulu masih cukup tinggi yaitu sebesar
26,8%. Dari 10 Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Bengkulu, cakupan ASI
Eksklusif tertinggi ada di Kabupaten Kaur dan Bengkulu selatan dimana
cakupannya adalah 80,5% dan 80,1%. Sedangkan untuk cakupan ASI Eksklusif
terendah ada di Kabupaten Seluma yaitu sebesar 55,3% (Dinkes Provinsi
Bengkulu, 2021).
Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan salah satu dari 9 Kabupaten dan
Kota yang ada di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2020 cakupan ASI Eksklusif pada
bayi uasia < 6 Bulan adalah sebesar 67,4% atau dari 1.150 bayi usia < 6 bulan,
sebanyak 775 bayi mendapatkan ASI Eksklusif. Cakupan ASI Ekslusif tertinggi di
Kabupaten Bengkulu tengah berada di wilayah kerja Puskesmas Karang Tinggi
dan Puskesmas Argaindah yaitu sebesar 100%. Sedangkan pencapaian ASI
Eksklusif terendah terdapat di Puskesmas Tanjung dalam yaitu sebesar 51%.
Puskesmas Srikuncoro menduduki urutan ke 6 dalam pencapaian pemberian ASI
Eksklusif yaitu sebesar 64,7% (Dinkes Kabupaten Bengkulu Tengah, 2020)
Menurut Prasetyono, ada beberapa faktor yang membuat sebagian ibu tidak
menyusui anaknya secara Eksklusif. Pertama, gencarnya kampanye produsen
susu dan makanan pengganti ASI. Kedua, kurangnya kesadaran ataupun
pengetahuan para ibu terhadap pemberian makanan kepada anak. Ketiga,
ketiadaan perhatian yang sungguh-sunguh dari para ahli kesehatan untuk
menggalakkan kebiasaan menyusui anak. Keempat, kurangnya program
kesejahteraan sosial yang terarah, yang dijalankan oleh beberapa instansi
pemerintah di negara-negara berkembang (Prasetyono, 2012).
Dukungan petugas kesehatan sangat diperlukan dalam keberhasilan
pemberian ASI eksklusif. Dukungan dari petugas kesehatan kepada ibu berupa
konseling saat ANC, dilakukan IMD, bayi dan ibu dirawat gabung bersamaan, bayi
hanya diberikan ASI saja, mendapatkan penyuluhan. Ibu yang medapatkan
dukungan petugas berpeluang 1,6 kali untuk memberikan ASI eksklusif (Syamiyah
& Helda, 2018).
Berdasarkan hasil survei awal (tanggal 4 dan 5 Oktober 2021) yang dilakukan
peneliti melalui wawancara dengan 5 orang ibu yang memiliki bayi usia 0 – 6 bulan
di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro didapatkan informasi bahwa 3 orang ibu
tidak memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya. Tiga orang ibu mengatakan tidak
mendapatkan dukungan baik dari petugas kesehatan terkait dengan pemberian
ASI Ekslusif. Hasil survei awal juga menunjukan bahwa 4 orang ibu dengan
kategori pendidikan rendah dan 3 ibu tidak melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin melihat perngaruh dukungan
petugas kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan metode kuantitatif.
Rancangan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional,
yaitu suatu rancangan penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
faktor resiko dan efek, dengan cara observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada satu waktu (point time approach). Peneilitian ini dilakukan selama kurang
lebih satu bulan, yaitu pada bulan Nopember sampai dengan bulan Desember
2021 di desa sri kuncoro. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
memiliki bayi usia 6 – 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro Kabupaten
Bengkulu Tengah sebanyak 109 orang. Terdapat 97 orang ibu yang memenuhi
kriteria sampel. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang sudah valid dan
reliabel. Selanjutnya dianalisis univariat dan bivariat (uji t independent).

HASIL PENELITIAN
Hasil analisis distribusi frekuensi dukungan petugas keseatan den pemberian
ASI eksklusif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas dan Pemberian ASI Eksklusif

Variabel Frekuensi Persentase (%)


Pemberian ASI
Eksklusif 35 36,08
Tidak Eksklusif 62 63,92
Dukungan Petugas
Tidak Mendukung 54 55,7
Mendukung 43 44,3

Sumber : Hasil analisis Data

Table 1 di atas menunjukkan 63,92% tidak diberikan ASI eksklusif dan 55,7%
tidak mendapat dukungan dari petugas Kesehatan. Untuk hasil analisis bivariat
dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2 Pengaruh Dukungan Petugas dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI n Dukungan Petugas Selisih Rata-rata P value


Eksklusif 35 29,57
10,48 0,000
Tidak Eksklusif 62 39,09

Tabel di atas menunjukkan skor rata-rata dukungan petugas Kesehatan


29,57 pada ibu yang memberikan ASI eksklusif dan skor rata-rata 39,09 tidak
memberikan ASI eksklusif. Nilai p value memperlihatkan 0,000 sehingga dapat
disimpulkan ada pengaruh dukungan petugas dengan pemberian ASI eksklusif.

PEMBAHASAN
Ada pengaruh dukungan petugas kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif
pada bayi usia 6 – 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro Kabupaten
Bengkulu Tengah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Pratiwi, dimana hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara
dukungan petugas kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu. Dari hasil pengujian didapatkan nilai OR
sebesar 7,750, yang berarti bahwa ibu yang tidak mendapatkan dukungan petugas
kesehatan memiliki kemungkinan 7,750 kali lebih besar untuk tidak memberikan
ASI Eksklusif kepada bayi jika dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan
dukungan petugas kesehatan (Pratiwi et al., 2019).
Pelaksanaan program ASI eksklusif di puskesmas melibatkan berbagai
tenaga kesehatan yaitu petugas gizi, bidan, petugas promkes. Petugas melakukan
sosialisasi ASI eksklusif dan membentuk grup pendukung ASI. Selain sosialisasi
kegiatan lain yang dilakukan yaitu konseling. Penerapan ASI eksklusif dimonitoring
oleh petugas melalui kegiatan posyandu yang rutin dilakukan setiap bulannya
(Pratiwi et al., 2020).
Penelitian lainnya juga menemukan bahwa kolaborasi peran suami dan
petugas kesehatan (kader kesehatan, bidan, petugas promosi kesehatan dan
petugas gizi) terhadap perilaku menyusui ibu (Abdullah, Marwang, & Sudirman,
2020). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Septikasari, yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang berperan penting
dalam program pemberian ASI Eksklusif adalah dukungan petugas kesehatan.
Kurangnya peran serta tenaga kesehatan didalam memberikan informasi
kesehatan, menyebabkan masyarakat kurang mendapatkan informasi dan motivasi
dalam pemberian ASI Eksklusif. Seorang petugas kesehatan harus mampu
berperan aktif dalam memberikan informasi terkait dengan ASI Eksklusif kepada
ibu dimulai saat ibu memeriksakan kehamilan pertamanya sampai dengan pasca
ibu melahirkan (Septikasari, 2018).
Pemberian informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan berdampak
pada peningkatan pengetahuan ibu (Pratiwi et al., 2018). Selain ibu pemahaman
ASI eksklusif juga sangat bagus diberikan kepada ayah. Terjadi peningkatan
pemhaman ayah sebelum dan setelah diberikan edukasi tentang ASI (Pratiwi et
al., 2022). Sebuah studi menemuka banyak hal yang bisa suami lakukan dalam
memberikan dukungan ASI eksklusif yaitu membantu pekerja istri dirumah,
memperhatikan nutrisi ibu menyusui, ikut memberikan asuhan kepada anak
(Anggraini & Rohani, 2021).

KESIMPULAN DAN SARAN


Terdapat hubungan yang signifikan antara inisiasi menyusui dini (IMD)
dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 6 – 12 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Srikuncoro Kabupaten Bengkulu Tengah. Puskesmas Srikuncoro
untuk lebih intensif melakukan penyuluhan dan promosi kesehatan mengenai ASI
Eksklusif kepada Ibu hamil dan Ibu menyusui, baik mengenai manfaat dari ASI
Ekslusif maupun kerugian yang timbul jika tidak memberikan ASI secara Eksklusif
kepada bayi.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T., Marwang, S., & Sudirman, J. (2020). THE COLLABORATIVE MODEL
OF HUSBANDS AND HEALTH OFFICERS ROLES IN IMPROVING MOTHER
’ S BEHAVIOUR TOWARDS PROVIDING EXCLUSIVE BREASTFEEDING : A
QUALITATIVE STUDY. Systematic Reviews in Pharmacy, 11(11), 350–354.
Retrieved from https://www.bibliomed.org/mnsfulltext/196/196-
1603461377.pdf?1654438261
Anggraini, D. C., & Rohani. (2021). PERAN SUAMI DALAM MERAWAT ANAK
PADA WAKTU ISTRI MENYUSUI EKSLUSIF PALEMBANG TAHUN 2019.
Jurnal Kesehatan Dan Pembangunan, 11(22), 20–25.
https://doi.org/10.52047/jkp.v11i22.109
Dinkes Kabupaten Bengkulu Tengah. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten
Bengkulu Tengah Tahun 2020. Kabupaten Bengkulu Tengah.
Dinkes Provinsi Bengkulu. (2021). Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun
2020. Bengkulu.
Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2020. In Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Kementrian Kesehatan Indonesia. Retrieved from
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf
Prasetyono, D. S. (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: DIVA Press.
Pratiwi, B. A., Angraini, W., Oktavidiati, E., & Angraini, N. (2018). Pengaruh
Konseling Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Asi Eksklusif Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah, 14(1),
25–32. https://doi.org/10.36085/AVICENNA.V14I01.161
Pratiwi, B. A., Oktarianita, O., & Sartika, A. (2022). Peningkatan Pemahaman Ayah
tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif sebagai Upaya Peningkatan Kepedulian
Ayah terhadap ASI Eksklusif di Brimobda Bengkulu. Poltekita: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 3(1), 85–92. https://doi.org/10.33860/pjpm.v3i1.641
Pratiwi, B. A., Riska, Y., Wati, N., Angraini, W., & Okavianti, L. (2019). Faktor
Pendorong Keberhasilan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar
Barat Kota Bengkulu. Avicenna: Jurnal Ilmiah, 14(02), 25–30.
https://doi.org/10.36085/avicenna.v14i02.392
Pratiwi, B. P., Yanuarti, R., Febriawati, H., Angraini, W., & Tobing, M. A. (2020).
Analysis of Exclusive Breastfeeding Program in Nusa Indah Public Health
Center and Lingkar Barat Public Health Center Bengkulu Year 2019. Amerta
Nutrition, 4(4), 280. https://doi.org/10.20473/amnt.v4i4.2020.280-290
Presiden, R. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Asi
Eksklusif. , (2012).
Septikasari, M. (2018). Peran Bidan dalam ASI Eksklusif di Kabupaten Cilacap.
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2), 109–114.
https://doi.org/10.30604/jika.v3i2.93
Suryana, S., & Fitri, Y. (2019). Pengaruh Riwayat Pemberian Asi Dan Mp-ASI
Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak (Usia 12-24 Bulan) Di Kota
Banda Aceh. Sel Jurnal Penelitian Kesehatan, 6(1), 25–34.
https://doi.org/10.22435/sel.v6i1.1723
Syamiyah, N., & Helda, H. (2018). Dukungan Tenaga Kesehatan dalam
Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif Ibu di Posyandu Wilayah Puskesmas
Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 2(1), 29–37.
https://doi.org/10.22435/jpppk.v2i1.54
Utami, R. (2012). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka
Bunda.
WHO and UNICEF. (2019). Menyusui pada masa wabah virus corona (COVID-19).
Retrieved from WHO and UNICEF website:
https://www.unicef.org/indonesia/id/stories/menyusui-pada-masa-wabah-virus-
corona-covid-19
Wisman, W. A. (2011). Panduan Pintar Ibu Menyusui. Yogyakarta: Andi Best Book.

Anda mungkin juga menyukai