Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada tahun 2002, World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan

pola makan terbaik untuk bayi dan anak sampai usia dua tahun. Hal ini dicantumkan

dalam Global Strategy on Infant and Young Child Feeding yaitu memberikan ASI kepada

bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Selanjutnya, direkomendasikan juga

agar memberikan hanya ASI saja atau pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi

berusia 6 bulan. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan makanan pendamping ASI

(MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan. Lalu meneruskan pemberian ASI

sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.

Pemberian ASI eksklusif yang selama ini telah dianjurkan diberikan selama 6 bulan

nyatanya belum terlaksana dengan baik di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian World

Breastfeeding Trends Initiaitive (WBTI) tahun 2012, hanya 27,5 persen ibu di Indonesia

yang berhasil memberi ASI ekslusif. Angka ini menempatkan Indonesia di posisi 3

terakhir, yaitu peringkat 49 dari 51 negara yang mendukung pemberian ASI eksklusif

(Kinanti, 2013).

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan biologis kompleks yang mengandung semua

nutrient yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan anak. Air susu ibu

disesuaikan dengan keperluan, laju pertumbuhan bayi, dan kebiasaannya menyusu

(Sekartini & Tikoalu, 2008). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 33

tahun 2012, ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. Sedangkan, ASI

eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan sampai selama 6

(enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman

1
lain (Depkes, 2013)

Indonesia telah membuat dasar hukum untuk menggalakan program ASI eksklusif

melalui Departemen Kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.450

/Menkes/SK/IV/2004 yang telah menetapkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif bagi

bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai dengan bayi berumur 6 bulan. Pemerintah

juga mengeluarkan peraturan untuk meningkatkan pencapaian ASI eksklusif yaitu

Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 128 mengamanatkan setiap

bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama enam bulan.

Berdasarkan laporan Profil Kesehatan Indonesia 2010, pencapaian ASI eksklusif

pada bayi 0-5 bulan tahun 2007 turun dari 62,2% menjadi 56,2% pada tahun 2008.

Kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi 61,3% (Kemenkes,2010).

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2009 dari 103.876 bayi

yang ada, 40,08 % sudah diberi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dini.

Alasan yang paling banyak dikeluhkan ibu adalah sindroma ASI kurang, dan menganggap

anak menangis masih lapar dan zat gizi ASI tidak memadai.

Puskesmas sebagai salah satu penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan

tingkat pertama. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat

dengan Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling dan Upaya kesehatan Berbasis

masyarakat (UKBM) yang disebut sebagai puskesmas dan jejaringnya. Puskesmas dan

jejaringnya harus membina UKBM yang termasuk salah satunya pelayanan gizi.

Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi dalam gedung dan di

luar gedung.

2
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi

perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,

perbaikan prilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi serta kesehatan

sesuai dengan ilmu dan teknologi.

Dalam rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang

kesehatan 2015-2019 telah ditetapkan sasaran Pokok Pembangunan Sub Bidang

Kesehatan dan Gizi masyarakat, yang bertujuan meningkatnya status gizi masyarakat,

dengan target indikator pada tahun 2019 salah satunya adalah bayi usia < 6 bulan yang

mendapat ASI eksklusif sebesar 50%.

Untuk mewujudkan tercapainya program perbaikan gizi pada 1000 hari pertama

yang diselenggarakan oleh pemerintah bekerjasama dengan organisasi profesi dan

organisasi masyarkat untuk mengatasi gizi buruk maka diadakan Program Perbaikan Gizi

Masyarakat. Program ini merupakan salah satu  program pokok Puskesmas,  yaitu

program  kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang

Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY),

Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan

Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.

Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan  harian,  bulanan, smesteran (6

bulan sekali) dan tahun (setahun sekali) serta beberapa kegiatan  investigasi dan

intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi  misalnya ditemukan

adanya kasus gizi buruk.  Adapun salah satu kegiatan program gizi yang dilakukan harian

3
adalah peningkatan pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa makanan dan

minuman lain pada bayi berumur nol sampai dengan 6 bulan.

Puskesmas Lubuk Buaya merupakan salah satu puskesmas yang menjalakan

program pelayanan gizi salah satunya adalah peningkatan pemberian ASI eksklusif.

B. Permasalahan
Berkaitan dengan latar belakang yang dikemukakan, bisa dirumuskan suatu

masalah, bagaimanakah gambaran capaian ASI Eksklusif tahun 2017 serta apa yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan pencapaian ASI Eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.

C. Tujuan

1. Mengetahui gambaran capaian ASI Eksklusif secara keseluruhan di Puskesmas

Lubuk Buaya (kecamatan Koto Tangah) tahun 2017

2. Mengetahui gambaran capaian ASI Eksklusif per wilayah (kelurahan)

Puskesmas Lubuk Buaya per tahun dari tahun 2017

D. Manfaat

1. Bagi Pemerintah
Tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang capaian ASI

Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah,

Kota Padang tahun 2017 sehingga dapat dipakai oleh pihak yang

berkepentingan guna kinerja di masa depan.

2. Bagi Pembaca
Menambah wawasan pembaca tentang capaian ASI Eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang tahun 2017.

4
3. Bagi Penulis
Menyelesaikan kewajiban selama menjalani program internsip dokter berupa

mini project di Puskesmas.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan

lain seperti susu formula, air perasan jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan

makanan padat seperti pisang, bubur susu, pepaya, biskuit dan lain-lain dari usia 0-6

bulan. Selain itu, dalam Riskesdas 2010 terdapat dua pola menyusui lainnya, yakni

menyusui predominan dan menyusui parsial. Menyusui predominan adalah menyusui

bayi tetapi pernah memberikan sedikit air atau minuman berbasis air (misalnya teh)

sebagai makanan/minuman prelakteal sebelum ASI keluar. Sedangkan menyusui parsial

adalah menyusui bayi serta memberikan makanan buatan selain ASI, baik susu formula,

bubur atau makanan lainnya sebelum bayi berumur enam bulan, baik diberikan secara

kontinyu maupun diberikan sebagai makanan prelakteal.

2.2 Tujuan dan Manfaat Pemberian Asi Eksklusif

Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dan juga manfaat ASI eksklusif yang bisa

didapatkan baik itu untuk ibu menyusui maupun bagi sang bayi yaitu antara lain adalah

sebagai berikut :

1. Untuk Bayi antara lain mendapatkan faedah manfaat asi antara lain adalah sang

bayi dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik,mengandung antibodi,

asi mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian karies dentis,

memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan

bayi, terhindar dari alergi , asi meningkatkan kecerdasan bayi, membantu

perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan

mengisap mulut bayi pada payudara sang ibu.

6
2. Memberikan ASI secara eksklusif berarti keuntungan untuk semua, bayi akan

lebih sehat cerdas, dan terlindung dari berbagai penyakit infeksi dan alergi,

mengurangi perdarahan pada ibu dan mempercepat penurunan berat badan pasca

melahirkan (Hendarto & Pringgadini, 2013). Selain itu pemberian ASI eksklusif

berkontribusi untuk pengembangan ekonomi, melindungi lingkungan, serta

menghemat sumber dana, kelangkaan pangan, dan devisa negara. (Depkes RI

2010)

3. Untuk sang ibu menyusui akan mendapatkan manfaat dan faedahnya antara lain

adalah bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan aspek kesehatan ibu, membantu

dalam hal penurunan berat badan, aspek psikologi yang akan memberikan dampak

positif kepada para ibu yang menyusui air susu ibu itu sendiri

2.3 Jenis Macam ASI

Ada beberapa jenis-jenis air susu ibu yaitu :

1. Kolostrum

Cairan kental berwarna kekuning-kuningan dimana terdapat sel hidup yang

menyerupai “sel darah putih” yang dapat membunuh kuman penyakit.

Konsistensinya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel

epitel.yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ke-3. Kolustrum bisa

dikatakan sebagai "imunisasi" pertama yang diterima bayi karena banyak

mengandung protein untuk daya tubuh yang berfungsi sebagai pembunuh kuman

dalam jumlah tinggi. Kadarnya 17 kali dibandingkan dengan ASI matur. Volume

kolostrum pada saat itu antara 150 sampai 300 ml/ 24 jam.

Kolostrum mengandung kadar protein yang tinggi, terutama gama globulin dan

zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan ASI yang matang. Kadar

7
karbohidrat dan lemak nya rendah dengan vitamin A yang tinggi, sehingga sesuai

dengan kebutuhan gizi bayi pada awal kelahiran. Jumlah kolostrum yang

diproduksi bervariasi tergantung dari isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

Walaupun sedikit, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.

2. Susu Transisi

Adalah air susu ibu yang di produksi setelah kolostrum antara hari ke-4 sampai

dengan hari ke-10. Selama dua minggu, volume air susu bertambah dan berubah

warna serta komposisinya. Dalam susu transisi ini terdapat Immunoglobulin,

protein dan laktosa dengan konsentrasi yang lebih rendah dari kolostrum tetapi

konsentrasi lemak dan jumlah kalori lebih tinggi, vitamin larut lemak berkurang,

vitamin larut air meningkat. Bentuk atau warna susu lebih putih dari kolostrum.

3. Susu Matur

Yang dimaksud dengan air susu matur adalah susu yang keluar setelah hari ke-10.

Berwarna putih kental. ASI mature merupakan cairan berwarna putih kekuning-

kuningan yang diperoleh dari warna garam Ca- caseinat, riboflavin, dan karoten

yang terkandung didalamnya. Pada ASI matang/ mature terdapat anti microbial

faktor, antara lain: antibodi (terutama IgA) terhadap bakteri dan virus, enzim,

protein (laktoferin, B12 binding protein), dan hormone. Komposisi ASI yang

keluar pada isapan-isapan pertama (foremilk) mengandung lemak dan

karbohidratnya lebih banyak dibandingkan hindmilk (ASI yang keluar pada

isapan-isapan terakhir), maka jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk

menyusu pada payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya

belum habis.

8
Kandungan protein pada ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan

komposisi protein pada susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari

whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang

mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung

protein casein yang sukar dicerna.ASI juga kaya nukrleotida yang memiliki peran

dalam pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang bakteri baik dan daya

tahan tubuh (Hendarto & Pringgadini, 2013).

Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah-ubah kadarnya. Kadar

lemak bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang

tumbuh. Perubahan lemak terjadi secara otomatis dapat menyesuaikan diri dengan

jumlah kalori yang dibutuhkan bayi dari hari ke hari. Pada masa pertumbuhan

cepat atau loncatan pertumbuhan diperlukan kalori yang lebih banyak. Kadar

lemak ASI lebih tinggi disbanding susu formula dan mengandung banyak asam

lemakrantai panjang yang tidak jenuh (long cain polyunsaturated fatty

acid=LCPUFA) diantaranya asam dkosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat

(ARA) (Roesli, 2005).

Laktosa adalah karbohidrat utama di dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu

sumber energi lemak untuk energi otak. Kadar laktosa yang terdapat di dalam ASI

hampir dua kali lipat disbanding pada susu sapi dan susu formula. Kadar

karbohidrat dalam kolostrum tidak begitu tinggi namun akan meningkat pada ASI

transisi dan sesudah itu akan relatif stabil (Hendarto & Pringgadini, 2013).

9
2.4 Peraturan Hukum terkait ASI Eksklusif
1. UU Nomor 36/2009 tentang Kesehatan

Pasal 128(2) dan (3) disebutkan bahwa selama pemberian ASI, pihak keluarga,

pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu secara penuh dengan

penyediaan waktu dan fasilitas khusus. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dilakukan di tempat kerja dan tempat sarana umum.

Pasal 200 disebutkan sanksi pidana dikenakan bagi setiap orang dengan sengaja

menghalangi program pemberian air susu ibu ekslusif sebgaiaman dimaksud dalam

pasal 128(2). Ancaman pidana yang diberikan adalah pidana penjara paling lama 1

(satu) tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tentang pmberian

Air Susu Ibu ekslusif. Pasal 6 berbunyi “Setiap ibu yang melahirkan harus

memberikan ASI ekslusif kepada bayi yang dilahirkanya”.

3. Keputusan menteri kesehatan nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang pemberian

ASI secara ekslusif di Indonesia

- Menetapkan ASI ekslusif di Indonesia selama 6 bulan dan dianjurkan dilanjutkan

sampai dengan anak berusia 2 tahun atau lebih dengan pemberian makanan

tambahan yang sesuai

- Tenaga kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang baru melahirkan

untuk memberikan ASI ekslusif dengan mengacu pada 10 langkah keberhasilan

menyusui.

10
2.5 Cara Memperbanyak Produksi ASI

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para ibu menyusui untuk melakukan cara

tips agar ASI banyak dan berlimpah yaitu dengan :

 Menyusui sesering mungkin.

 Motivasi yang kuat untuk menyusui bayi.

 Pemeriksaan payudara untuk meningkatkan produksi ASI juga dapat direncanakan

dari jauh-jauh hari.

 Penggunaan BH yang terlalu sempit akan mempengaruhi produksi ASI.

 Segera sehabis melahirkan maka sang bayi langsung diperkenalkan dengan

payudara ibu atau lebih dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

 Untuk mengatasi keterbatasan ASI perbanyaklah makan daun katuk, bayam, daun

turi (sayuran hijau lainnya) yang banyak mengandung zat untuk memperbanyak

produksi ASI.

2.6 Cara memerah Asi, Penyimpanan dan Pemberian Asi Perahan

2.6.1 Cara Memerah ASI

Secara dasar, prinsip memerah ASI hampir sama dengan mengeluarkan pasta gigi.

Bila kita hanya menekan ujung pasta gigi, tentu pastanya tak akan keluar, jadi harus

menekan agak ke belakang. Bila ASI tak keluar banyak, kemungkinan teknik ibu salah.

Mungkin cara memerah ASI-nya seperti melakukan massage payudara. Cara ini tak akan

mengeluarkan ASI, karena yang ditekan pada pijat  payudara adalah ‘pabrik’ ASI bukan

‘gudang’nya. Ibu tak bisa langsung mengeluarkan ASI dari ‘pabrik’ tapi harus melalui

‘gudang’ dulu. Jadi, bila tekniknya sudah benar, lama-kelamaan memerah ASI akan

11
menjadi pekerjaan biasa. Waktu yang dibutuhkan pun sekitar 20- 30 menit saja, tapi susu

yang terkumpul bisa mencapai 500 ml.

Namun demikian, ada beberapa aturan yang penting diperhatikan sebelum sebelum

Ibu memberikan ASI perah (ASIP) pada si bayi. Pertama, sebelum bayi berusia 4 bulan,

sebaiknya ASIP TIDAK diberikan menggunakan dot dulu karena bayi akan mengalami

bingung puting. Maksudnya, ia akan susah untuk kembali menyusu dengan benar pada

payudara ibu. Kedua, bila Ibu sedang bersama bayi, bayi harus menyusu langsung pada

Ibu, jangan memberikan ASIP.  Memerah ASI bukanlah hal yang sulit, bahkan tidak

selalu membutuhkan alat khusus atau pompa ASI. Cukup dengan pijitan dua-tiga jari

sendiri, ASI bisa keluar lancar. Hal ini memang membutuhkan waktu, yakni masing-

masing payudara berkisar 15 menit. ASI ini bisa disimpan lalu diberikan untuk bayi

keesokan harinya.

a. Memerah dengan Jari

Cara memerah ASI dengan jari ini amat sederhana dan tidak perlu biaya. Sebagai

langkah awal Ibu perlu memahami bahwa payudara terdiri atas tiga komponen yang

prinsipil, yaitu “pabrik” (di daerah berwarna putih), saluran, dan “gudang” (di daerah

warna cokelat atau areola) ASI. Ketiganya seperti bejana berhubungan. ASI diproduksi di

‘pabrik’nya yang berbentuk seperti kumpulan buah anggur. Setiap ‘pabrik’ ASI dilalui

otot-otot. Bila otot-otot ini mengkerut, ia akan memompa ASI ke salurannya menuju

‘gudang’. Agar pabrik memproduksi ASI lagi, syarat utamanya ASI di ‘gudang’ harus

habis lebih dulu. Bila ‘gudang’ kosong, barulah ‘pabrik’ akan mengisinya kembali, begitu

seterusnya. Berikut adalah cara memerah ASI dengan jari :

12
1. Letakkan tangan kita di salah satu payudara, tepatnya di tepi areola. Tempatkan

ibu jari di atas kalang payudara dan jari telunjuk serta jari tengah di bawah sekitar

2,5 -3,8 cm di belakang puting susu membentuk huruf C. Anggaplah ibu jari

berada pada jam 12, dua jari lain berada di posisi pukul jam 6. Ibu jari dan jari

telunjuk serta jari tengah saling berhadapan. Jari-jari diletakkan sedemikian rupa

sehingga “gudang” ASI berada di bawahnya.

2. Tekan lembut ke arah dada tanpa memindahkan posisi jari-jari tadi. Payudara

yang besar dianjurkan untuk diangkat lebih dulu. Kemudian ditekan ke arah dada.

3. Buatlah gerakan menggulung dengan arah ibu jari dan jari-jari ke depan untuk

memerah ASI keluar dari gudang ASI yang terdapat di bawah kalang payudara di

belakang puting susu.

4. Ulangi gerakan-gerakan tersebut (1,2,3) sampai aliran ASI berkurang. Kemudian

pindahkan lokasi ibu jari ke posisi lain (misal arah jam 9 dan jari-jari ke arah jam

3, lakukan kembali gerakan memerah seperti tadi.

5. Lakukan pada kedua payudara secara bergantian. Begitu tampak ASI memancar

dari puting susu, itu berarti gerakan tersebut sudah benar dan berhasil menekan

gudang ASI. Letakkan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah

payudara yang diperah.

13
Gambar 2.1. Teknik Memerah ASI dengan Jari

Cara memerah ASI yang tidak mengeluarkan ASI dan tidak dianjurkan :

1. Menekan puting susu – memijat puting dengan 2 jari, dapat menyebabkan lecet

2. Mengurut – mendorong dari pangkal payudara, dapat menyebabkan kulit nyeri

3. Menarik puting dan payudara – dapat menyebabkan kerusakan jaringan

Seluruh prosedur persiapan dan pemerahan dengan tangan membutuhkan waktu sekitar

20-30 menit, meliputi:

 Massage, stroke, dan shake. Perah kedua payudara selama 5-7 menit tiap

payudara.

 Massage, stroke, dan shake. Perah kedua payudara selama 3-7 menit tiap

payudara.

 Massage, stroke, dan shake. Perah kedua payudara selama 2-3 menit tiap payudara

b. Menggunakan Pompa ASI

Jika menggunakan pompa, alat pompa ASI elektrik adalah cara bantu pemerahan ASI

ASI yang paling baik dan efektif. Hanya saja, harganya relatif mahal. Cara lain yang lebih

terjangkau bila punya dana lebih, yaitu menggunakan poma dengan mekanisma piston

atau pompa berbentuk suntikan. Prinsip kerja alat ini memang seperti suntikan, hingga

memiliki keunggulan, yaitu setiap jaringan pompa mudah sekali dibersihkan dan

tekanannya bisa diatur. Sayangnya, pompa-pompa ASI yang ada di Indonesia jarang

sekali berbentuk suntikan, lebih banyak berbentuk corong dan bohlam (squeeze and

bulb). Bentuk squeeze dan bulb tak pernah dianjurkan banyak ahli laktasi dan ASI.

14
Bentuk pompa seperti ini sulit dibersihkan bagian belakang yang bentuknya menyerupai

bohlam karena terbuat dari karet hingga tak bisa disterilisasi. Selain itu, tekanannya tak

bisa diatur, hingga tak bisa sama/rata.

Gambar 2.2 Contoh Berbagai Pompa ASI

2.6.2 Cara Menyimpan

Cara terbaik untuk menyimpan ASI adalah menggunakan botol dari stainless steel

(baja antikarat), namun ini tidak banyak dijual. Pilihan terbaik kedua adalah botol yang

terbuat dari gelas (kaca), dan terbaik ketiga botol plastik. Kebanyakan ibu lebih menyukai

botol yang terbuat dari plastik demikian juga halnya dengan rumah sakit/klinik bersalin,

karena plastik tidak mudah pecah. Untuk pilihan lebih ekonomis, saat ini telah tersedia

botol kaca dengan kapasitas 50-200 ml. Apapun jenis botolnya, sebaiknya memiliki tutup

yang kencang/rapat.  Botol berwarna-warni sebaiknya tidak digunakan karena zat

warnanya bisa masuk ke dalam ASI.

15
Pilihan terakhir adalah menyimpan ASI perah di dalam plastik yang lembek atau

kantong susu, sebab akan banyak zat-zat di dalam ASI yang akan tertinggal (menempel)

pada dinding plastik. Menyimpan ASI di dalam kantong susu bisa menimbulkan beberapa

masalah. Susu bisa menempel pada sisi kantong sehingga jumlah yang diberikan kepada

bayi akan berkurang. Kantong susu juga lebih peka terhadap kontaminasi akibat

kebocoran. Beberapa produsen pompa ASI membuat kantong susu yang nyaman untuk

digunakan dan terbuat dari plastik yang lebih tebal tetapi harganya mahal. Jika hendak

menggunakan kantong, sebaiknya digunakan 2 lapis kantong lalu disimpan di dalam

wadah plastik yang tertutup rapat, baru masukkan ke dalam freezer. Hal ini akan

membantu mengurangi terjadinya robekan pada kantong. Pada saat menghangatkan,

sebaiknya batas atas air tidak melebihi kantong sehingga air tidak masuk ke dalam

kantong. Jika air yang digunakan untuk menghangatkan tampak berawan/keruh, berarti

telah terjadi kebocoran dan ASI tersebut harus dibuang.

Berilah label pada setiap kemasan ASI yang mencantumkan tanggal pemerahan ASI

dan gunakan terlebih dahulu stok yang terlama. Jika bayi Ibu dirawat di RS, pastikan

bahwa pada label juga tertera nama anda/bayi Ibu dengan jelas, sehingga ASI tidak

tertukar.

Untuk bayi kurang dari 6 minggu, sebaiknya ASI disimpan dalam botol sebanyak 30

– 60 ml, sehingga waktu yang diperlukan untuk menghangatkan tidak terlalu lama dan

ASI tidak banyak terbuang. Untuk bayi yang lebih besar, jumlah ASI yang disimpan

perbotolnya bisa disesuaikan dengan jumlah susu yang biasanya diminum. Tetapi akan

lebih baik jika tetap menyimpan ASI dalam jumlah yang lebih kecil, kalau sewaktu-waktu

bayi anda menginginkan susu lebih atau untuk selingan.

16
Hingga saat ini belum banyak penelitian mengenai ASI yang telah disimpan,

dihangatkan dan baru sebagian diminum oleh bayi. Akan lebih aman untuk memberikan

ASI yang sebelumnya telah disimpan dalam waktu 1-2 jam setelah dihangatkan. Dan jika

ASI masih tersisa, sebaiknya dibuang dan tidak disimpan lagi.

Setelah diperah, ASI harus di simpan dengan baik agar dapat bertahan lama. Untuk

lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel petunjuk penyimpanan ASI di bawah. Perlu

diperhatikan, umumnya para dokter tidak menyarankan penyimpanan ASI di freezer.

Sebab ASI yang telah disimpan di freezer akan mengalami perubahan dalam hal jumlah

imunoglobulin, yaitu protein molekul yang berfungsi sebagai daya tahan tubuh, karena

ada yang mati akibat kedinginan. Lebih dianjurkan untuk memasukkan ASI ke dalam

termos dan lemari es. ASIP yang dimasukkan ke termos dan lemari es tak mengalami

perubahan komposisi gizi sama sekali. Hanya mungkin warna dan bentuknya saja yang

berubah.

Tabel 2.1 Petunjuk Penyimpanan ASI

Tempat penyimpanan Suhu Lama Penyimpanan

6 – 8 jam di ruangan ber AC atau 4


Dalam ruangan (ASIP segar) 190 – 260 C
jam di ruangan tanpa AC

Dalam ruangan (ASIP beku


190 – 260 C 4 jam
yang telah dicairkan)

Kulkas (ASIP segar) < 40 C 2 – 3 hari

Kulkas (ASIP beku yang telah < 40 C


24 jam
dicairkan)

17
Freezer (lemari es 1 pintu 00 sampai -180 2 minggu

Freezer (lemari es 2 pintu) -180 sampai -200C 3 – 4 bulan

Suhu stabil di -200C


Deep Freezer 6 – 12 bulan
atau kurang

Ringkasan:

 Taruh ASI dalam kantung plastik food grade, botol kaca, atau wadah plastik untuk

makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin, gelas,

cangkir keramik.

 Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.

 Dinginkan dalam kulkas. Simpan sampai batas waktu yang diijinkan.

 Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru

masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan), gunakan

sebelum batas maksimal yang diijinkan.

2.6.3 Cara Pemberian

Selanjutnya, ketika ingin memberikan ASIP pada si kecil, kita harus

menghangatkannya dulu. Namun jangan dipanaskan di atas api atau microwave/oven

karena panas tinggi mengakibatkan beberapa enzim penyerapan mati. Mula-mula

letakkan botol ASI ke dalam air dingin, kemudian secara perlahan-lahan beri air hangat

sampai ASI mencair (suhu airnya sama dengan suhu air yang biasa kita gunakan untuk

mandi atau suhu tubuh). Jika ingin mencairkan ASIP beku, letakkan botol ASIP beku ke

dalam kulkas semalam sebelumnya, esoknya baru dicairkan dan dihangatkan. Jangan

membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke kulkas. Lama penghangatan

18
tergantung suhu ASI, tapi prinsipnya buatlah suhu ASI seperti suhu tubuh karena akan

menyerupai ASI yang dikeluarkan langsung. Setelah dihangatkan bisa langsung diberikan

pada bayi.

Cara pemberiannya JANGAN menggunakan  botol susu dan dot, melainkan disuapi

pakai sendok atau cangkir. Kalau si kecil langsung menyusu dari botol, lama-lama ia

jadi “bingung puting”. Jadi, ia hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu

dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola ibu masuk ke mulut bayi.

Jadi, kalau si kecil sudah “bingung puting”, tak heran bila ia gagal mengeluarkan ASI di

“gudang”nya. Salah satu tanda bayi mengalami bingung puting adalah bayi menolak

menyusu langsung dari Ibu. Selain itu bila menyusu mulutnya mencucu seperti minum

dari dot, dan ketika menyusu bayi sebentar-bentar melepas hisapannya. Hasilnya,

payudara Ibu lecet. Akhirnya, si kecil jadi enggan menyusu langsung dari payudara

lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari

botol, hanya dengan menekan sedikit saja dotnya, susu langsung keluar.

Ibu tidak perlu merasa cemas bayi kekurangan ASI berapapun jumlah ASI perah

yang dikeluarkan. Memang, pada awalnya bayi akan gelisah dengan jumlah yang

mungkin lebih sedikit dari biasanya, tapi bayi akan cepat beradaptasi. Pada hari keempat,

bayi akan terbiasa. Ia akan meminum seberapapun ASI yang tersedia. Kalau ditinggali

500 ml, akan diminum; begitu juga dengan 300 ml, bahkan 200 ml. Namun ketika ibunya

datang, ia akan minum habis-habisan. Jadi, bayi tidak akan akan kekurangan ASI.

Ringkasan:

19
1. Ambil ASI berdasarkan waktu pemerahan (yang pertama diperah yang diberikan

lebih dahulu) atau yang paling segar (baik metode First In First Out/FIFO maupun

Last In First Out/LIFO, perhatikan masa kadaluarsa)

2. Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan,

tuang ASI dalam wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air hangat.

3. Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI. Lalu tes dengan cara meneteskan ASI di

punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun.

4. Jangan gunakan microwave atau oven untuk menghangatkan karena akan

menghancurkan nutrisi dan bahan-bahan kekebalan yang terkandung dalam ASI.

5. Bagaimana dengan ASIP beku yg telah dicairkan ? (lihat tabel)

o bisa bertahan di suhu ruang maksimal 4 jam,

o jika belum dihangatkan, bisa dikembalikan ke lemari es dan bertahan 24

jam,

o jangan dibekukan kembali

6. Bagaimana dengan ASIP yg sudah direndam air hangat tapi belum diminum?

o bisa dikembalikan ke lemari es, tetapi hanya bertahan 4 jam

o jangan dibekukan kembali

7. Bagaimana dengan yang sudah diminum bayi (terkena mulut bayi)? Dibuang saja

Tips Pemberian lewat Cangkir (cup)

 Sediakan cangkir kecil (khususnya kaca), atau khusus cup feeder bayi.

20
 Setelah ASIP dicairkan, tuang ke cangkir dan minumkan ke bayi. Jangan khawatir

tumpah-tumpah, untuk menampung tumpahannya sediakan dengan mangkuk kecil

di bawah lehernya, untuk diminumkan lagi berulang-ulang sampai habis.

 Cara memberikan ASIP adalah dengan memiringkan gelas sampai bibir bayi

menyentuh permukaan ASI. Bayi akan mengecap-ngecap dan menghisap, setelah

itu baru dinaikkan sedikit-sedikit agar bayi bisa terus meminum ASInya. Jangan

menuangkan isi gelas ke dalam mulut bayi, tindakan ini akan membuat bayi

tersedak karena tidak siap.

 Latihan memberikan ASIP ini perlu kesabaran, paling tidak latihan dmulai

seminggu sebelum masuk kerja. Sebaiknya pengasuhnya nanti yang belajar

memberikan, sehingga bayi terbiasa. Bayi bisa mengenali aroma tubuh Ibu

sehingga jika Ibu yang memberikan ia suka menolak (tentu saja dia memilih

menyusu langsung)

 Keluhan yang lazim muncul adalah kemungkinan bayi menolak ASIP yang

diberikan melalui sendok atau cangkir. Hal ini wajar terjadi pada hari-hari pertama

pemberian ASIP. Buah hati Ibu  bisa cemas dan gelisah. Namun, janganlah

khawatir, 3 atau 4 hari setelahnya bayi akan terbiasa. Itu sebabnya, sebelum masa

cuti berakhir bayi perlu dilatih disuapi susu dengan sendok atau cangkir. Jadi,

dengan sedikit belajar dan ketelatenan Ibu tidak perlu khawatir lagi kembali

bekerja.

Perlu juga Ibu ingat, kesuksesan pemberian ASIP selama Ibu bekerja juga ditentukan

oleh kerjasama dengan pengasuh. Hal ini tidaklah mudah apalagi yang ibu percayai

merawatnya adalah orangtua sendiri atau mertua. Untuk mempermudah kerjasama ini,

21
langkah pertama harus ada pemahaman yang sama mengenai pemberian dan manfaat ASI

eksklusif. Hal ini bisa jadi sedikit menyulitkan jika pengalaman mereka dulu mungkin

menyusui sambil dicampur susu atau makanan padat. Ibu bisa pelan-pelan menjelaskan

pada ibu atau ibu mertua tentang pentingnya ASI eksklusif, resiko pemberian sufor dan

suplemen khususnya pada 6 bulan pertama, dan lain-lain. Semakin dini edukasi diberikan

semakin baik (misal sejak Ibu positif hamil). Kerjasama yang baik antara orangtua

dengan pengasuh di rumah (siapapun dia) juga menentukan keberhasilan menyusui secara

eksklusif.

 Gambar 2.3. Cara pemberian ASI dengan cup feeder

BAB III
METODE EVALUASI

Mengumpulkan masalah dengan cara telaah dokumen capaian program dan

diskusi dengan pemegang program di Puskesmas Lubuk Buaya. Laporan bulanan

puskesmas yang telah dikumpulkan oleh petugas SP2TP dilihat rekapannya dan dianalisa.

Setiap program dibandingkan capaian program dengan target yang diberikan oleh Dinas

Kesehatan Kota Padang. Program yang dipilih didiskusikan dengan pemegang


22
programnya mengenai penyebab dari masalah yang ada. Data-data dari program yang

terpilih kemudian diolah berdasarkan teknik yang sudah baku.

Teknik yang dipakai dalam identifikasi masalah yaitu berdasarkan kesenjangan

antara capaian dengan target. Priotas masalah ditentukan dengan cara Metode Kriteria

Matriks. Penentuan penyebab masalah dengan metode Diagram Ishikawa. Masalah yang

ditemukan dicarikan alternative pemecahannya, selanjutnya ditentukan priotas

pemecahan masalah dengan metode MCUA.

BAB IV
PROFIL PUSKESMAS LUBUK BUAYA

4.1 Pengertian Puskesmas


Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya

kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh

masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh

pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
23
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).

4.2 Fungsi Puskesmas


1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat diwilayahnya

2. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan

kemampuan hidup sehat

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat diwilayah kerjanya

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam

rangka menolong dirinya sendiri

2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien

3. Memberi bantuan rujukan medis kepada masyarakat dengan ketentuan yang

berlaku di puskesmas dan RS.

4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat bekerja sama dengan

sektor-sektor terkait dalam melaksanakan program kesehatan.

4.3 Sistem Manajemen Puskesmas

Puskesmas merupakan ujung tombak Departemen Kesehatan RI dalam meningkatkan

derajat kesehatan yang optimal, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya ahli

kelola, upaya kesehatan, maka fungsi Puskesmas mempunyai ruang lingkup promotif,

preventif dan kuratif.

Manajemen Puskesmas merupakan rangkaian yang sistimatik meliputi perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan dalam rangka meningkatkan fungsi Puskesmas. Puskesmas

24
merupakan sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama terdepan harus melaksanakan

fungsi manajemen dengan baik yang mengacu pada fungsi Puskesmas.

Puskesmas merupakan perangkat teknis Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung

jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada Dinas Kesehatan. Dalam urutan

pelayanan kesehatan, maka Puskesmas berkedudukan pada Tingkat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Pertama.

Susunan Organisasi Puskesmas terdiri dari :

a. Unsur Pimpinan (General manager): Kepala Puskesmas

b. Unsur Pembantu Pimpinan (middle manager): Urusan Tata Usaha

c. Unsur Pelaksana (Low Manager): tenaga / pegawai dalam jabatan fungsional,

jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap daerah, unit

terdiri dari unit I - unit IV.

4.4 Data Geografis


Puskesmas lubuk buaya terletak di kelurahan lubuk Buaya dengan wilayah kerja meliputi

4 kelurahan dengan luas 59.31 Km2 , terletak -0,939 LS/LU dan 100.38428 BT, dengan

batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Padang Sarai


Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Utara
Sebelah Barat : Samudera Indonesia
Sebelah Timur : Wilayah Dadok Tunggul Hitam

Empat kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas lubuk buaya adalah sebagai
berikut:
1) Kelurahan Lubuk Buaya
2) Kelurahan Batang Kabung-Ganting
25
3) Kelurahan Pasie Nan Tigo
4) Kelurahan Parupuak Tabing

LUBUK BUAYA
BATANG KABUNG GANTING

PASIR NAN TIGO

PARUPUK TABING

GE OG R AF I
L u a s ± 5 6,31 k m ²

Gambar 4.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya

4.5 Data Demografi


Penduduk di wilayah kerja Puskesmas lubuk buaya tahun 2017 berjumlah 73.067 jiwa.

terdiri dari laki –laki 36.502 jiwa dan perempuan 36.564 jiwa.

4.6 Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya


Tenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.1. Tenaga Kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2017

JENIS
KELAMIN
NO JENIS TENAGA PENDIDIK JLH STATUS KEPEGAWAIAN
AN
LK PR PNS PTT Veltr Hono

1 Dokter Umum S1 4 2 2 3 0 - 1

2 Dokter Gigi S1 3 0 3 3 0 - -

3 Sarjana Keperawatan S1 2 0 2 2 - -

3 SKM S1 1 0 1 1 0 - -

26
4 Perawat D3 15 1 14 10 0 4 1

D1/SPK 2 0 2 2 0 - -

5 Bidan DIV/S2 3 0 3 3 0 - -

D3/D1 17 0 17 12 4 1 -

6 Analis DIV 3 0 3 3 0 - -

7 Asisten Apoteker Apoteker 1 0 1 1 0 - -

D3/SAA 2 0 2 2 0 - -

8 Gizi D3 2 0 2 2 0 - -

9 Sanitasi D4 1 0 1 1 - - -

D3 - 0 - - - - -

10 Perawat Gigi D3 2 0 2 2 0 - -

11 Pekarya Kesehatan S1 Hukum 1 1 0 1 0 - -

SMA 2 - 2 2 0 - -

12 MR D3 1 0 1 1 0 - -

13 ARO D3 1 0 1 1 0 - -

14 Jaga Malam SD 2 2 0 0 - - 2

15 Sopir SMA 1 1 0 0 0 - 1

16 Cs SMA 2 0 2 0 - - 2

JUMLAH 68 4 64 52 4 5 7

4.7 Sarana dan Prasarana Kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya

Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas Lubuk Buaya

memiliki sarana antara lain, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Sarana dan Prasarana Puskesmas Lubuk Buaya

No Sarana Jumlah
1 Puskesmas Induk 1
2 Pustu 6
27
3 Poskeskel 6
4 Poskestren 2
5 Dokter Praktek Swasta 17
6 Posyandu Balita 68
7 Posyandu Lansia 10
8 BPS 47
9 Apotik/Rumah Obat 5
10 Dokter Spesialis 2
11 BATRA 84
12 UKK 10
13 TOGA 430
14 SBH 2
15 Kendaraan roda 2 8
16 Kendaraan roda 4 2
17 TK 30
18 SD 26
19 SLTP/SMP/SEDERAJAT 6
20 PESANTREN 2
21 SMA 2
22 PERGURUAN TINGGI 3

4.8 Program Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2017


A. Program Kesehatan Wajib
Program Kesehatan Wajib Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2017 Terdiri dari:
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Kesehatan Ibu Dan Anak
4. Peningkatan Gizi
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Pengobatan

B. Program Kesehatan Pengembangan


1. Unit Kesehatan Sekolah
2. Kesehatan Olahraga
3. Usaha Kesehatan Masyarakart

28
4. Kesehatan Mata
5. Kesehatan Haji
6. Kesehatan Gigi Dan Mulut
7. Upaya Kesehatan Jiwa
8. Kesehatan Lansia
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (BATRA)
10. Klinik Dan UGD
11. Perawatan Kesehatan Terhadap Masyarakat (PERKESMAS)
12. Laboratorium

29

Anda mungkin juga menyukai